Opponen
R. Herdiana Eta (FK YARSI )
Dwi Erwhina ( FK UPN )
Moderator
dr. Adi Kusumadi Sp A
Tutor
dr. Rachmanto HSA Sp A
Nama
: An. J
Umur
: 4 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin
TTL
: Laki Laki
: Bali 12 desember 2004
Alamat
Kec.Bogor Timur
Tanggal Masuk
: 18 juni 2009
Tanggal Keluar
No CM
: 33 15 04
Ayah
Gerard Muller
35 tahun
S-1
Letda Kostrad
Ibu
Astri
35 tahun
SMU
Ibu RT
II.ANAMNESA
Alloanamnesa dari ayah pasien 22 juni 2009
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
mengeluhkan
frekuensi
buang
air
Sejak
kecil
10
yang
hari
smrs
pasien
meningkat.Dalam
satu
malam,mulai dari jam 8 malam hingga pagi,pasien bisa ngompol 2-3 kali dan
terbangun untuk ke kamar kecil 3-4 kali.Dalam satu hari,dari pagi hingga
malam,pasien bisa buang air kecil > 5 kali.Pasien tidak mengeluh nyeri pada
saat buang air kecil.Warna buang air kecil kuning,tidak keruh.Nafsu makan
pasien meningkat,pasien sering merasa lapar dan makan cemilan,dan juga
sering merasa haus. Panas (-),Pusing(-),Mual (-), Muntah(-),nyeri menelan (-),
batuk(-),sesak(-),nyeri perut(-).
menyangkal
sering
kesemutan.Pasien
blm
dapat
membaca,namun visus penglihatan baik.Pasien menyangkal adanya batukbatuk lama yang tidak sembuh,dan menyangkal keringat malam hari.Pasien
menyangkal tidak ada keluarga pasien yang menderita kanker.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang sakit seperti ini
Kakek pasien riwayat hipertensi
Tidak ada riwayat DM,alergi,penyakit jantung,asma.
Riwayat Kehamilan :
Ibu pasien tidak pernah sakit,tidak pernah merokok selama
kehamilan
Ibu pasien kontrol ante natal care teratur di rumah sakit
Riwayat Kelahiran :
Pasien lahir tunggal spontan,dirumah sakit,ditolong oleh dokter
dan bidan
Kehamilan cukup bulan.Saat dilahirkan pasien menangis kuat
Berat lahir : 3400 gram
Panjang badan : 51 cm
Tidak ada trauma dan kelainan bawaan. Anus (+)
Pasien anak ke dua dari tiga bersaudara
Riwayat Perkembangan :
Tengkurap : 4 bulan
Tumbuh gigi I
: 6 bulan
Duduk
: 8 bulan
Berjalan
: 11 bulan
Bicara
: 18 bulan
Membaca
: belum bisa
Kesan
Riwayat Imunisasi
A.dasar
Macam
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis B
II
III
IV
II
III
B.Lanjutan
Macam
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis B
Riwayat Makan
Umur
0-2 bulan
2-4 bulan
4-6 bulan
6-8 bulan
8-10 bulan
10-12 bulan
Asi
Buah
Bubur Susu
Nasi Tim
III.PEMERIKSAAN FISIK
a.Status Generalis
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Berat Badan
: 14,5 kg
Tinggi badan
: 104 cm
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah
: 115 x / menit,reguler,isi
Nafas
Suhu
: 37 C per aksila
cukup,ekual.
cukup
b.Status Gizi
Berat badan 2 bulan yg lalu. 18 / 19 (berat badan ideal NCHS) = 94,7
%
Kesan = Normal
Berat badan saat ini. 14,5 / 19 ( berat badan ideal NCHS) = 76 %
Kesan = Malnutrisi sedang
Height age : 4 tahun 6 bulan
c.Status lokalis
Kepala
merata,
Wajah
Mata
(-),
reflek cahaya langsung dan tak langsung +/+
Telinga
: bentuk normal,liang telinga lapang ,serumen
(-),membran timpani intak
Hidung
Tenggorokan
Leher
Toraks
Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Palpasi
: Iktus kordis teraba pada ICS V linea
midklavikula kiri,
tidak kuat angkat
Perkusi
:
Inspeksi
: Datar,parut (-),luka(-),venektasi(-),benjolan(-)
Palpasi
Perkusi
: (+) normal
Refleks triseps
: (+) normal
Refleks patella
: (+) normal
Refleks Achilles
: (+) normal
b.Refleks Patologis
Refleks Babinski
: (-)
Refleks Chaddock
: (-)
Refleks Oppenheim
: (-)
Refleks Gordon
: (-)
: (-)
c.Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
: (-)
Brudzinski I,II,III,IV
: (-)
Kernig
: (-)
IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 17 juni 2009 11.18 WIB : Glukosa sewaktu : 544 mg / dl Nilai
rujukan : 140-200
Tanggal 18 juni 2009 pukul 13.12 WIB di RSPAD
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Hemoglobin
12,6
13-18 g/dl
Hematokrit
35
40-52 %
Eritrosit
4.6
4,3-6 juta /L
Leukosit
5.700
5000-14500 / uL
Trombosit
433.000
150000-400000
Natrium
131
130-150 mEq/L
Kalium
3.7
3,5-5 mEq/L
Klorida
96
97-107 mmol/L
Glukosa sewaktu
566
Protein
--
--
Glukosa
--
--
Bilirubin
--
--
Eritrosit
2-3-1
<2 LPB
Leukosit
4-5-6
<5 LPB
Torak
--
--
Kristal
--
--
Epitel
Keton urin
--
Darah Rutin
Kimia
Urinalisa,Urin lengkap
V.RESUME
Pasien laki 4 tahun 9 bulan,berat badan 14,5 kg,sering buang air
kecil.Dalam satu malam bisa 4-5 kali.Dalam satu hari,pasien bisa buang air
kecil > 5 kali.Nafsu makan pasien meningkat,pasien sering merasa lapar,dan
sering merasa haus.Ada penurunan berat badan sebanyak 3,5 dalam 2
bulan.
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah
: 110/70 mmhg
Nadi
: 115 x / menit,reguler,isi
Nafas
Suhu
: 37 C per aksila
cukup,ekual.
cukup
Status gizi
BB/TB : 76 %
VI.DIAGNOSIS KERJA
Diabetes Mellitus Tipe 1
VII.DIAGNOSIS BANDING
Ketoasidosis Diabetik
VIII.PENATALAKSAAN
Actrapid (insulin) 3 x 1,5 I.U
Diet 1400 kalori terbagi : (Contoh Menu Terlampir)
Pagi 20 % = 280 kalori
Snack pagi 10 % = 140 kalori
Makan siang 30 % = 420 kalori
Snack siang 10 % = 140 kalori
Makan malam 20 % = 280 kalori
Snack malam 10 % = 140 kalori
XI.RENCANA PEMERIKSAAN
Monitor GDS tiap 1 jam sblm makan
Pemeriksaan Gula darah 2 jam post prandial
Monitor keton urin
Pemeriksaan HbA1c
Pemeriksaan LFT,gamma GT
Pemeriksaan Ureum Kreatinin
Pemeriksaan Amilase dan Lipase
X.PROGNOSIS
Quo vitam Dubia ad bonam
Quo functionam Dubia ad bonam
Quo sanationam Dubia ad bonam
XI.FOLLOW UP
Terlampir
Contoh Diet DM
Makan pagi 280 kalori
Nasi
: 100 gr
Lauk Hewani
Sayur
: 50 gr
: 100 gr
: 100 gr
Creakers
: 2 buah
: 100 gr
Lauk Hewani
: 50 gr ( Telur/ayam/ikan)
: 250 gr
Buah
: 100 gr
: 100 gr
Crakers
: 2 buah
: 50 gr
Lauk hewani
: 50 gr (daging/ayam/telur)
: 100 gr
Buah
: 50 gr
: 2 lembar
Follow Up
19 Juni 2009
07.00 WIB
S
: Keluhan (-)
Suhu : 36,5 C
Kepala : Normocephal
: DM Juvenil
17.00 WIB
S
A
P
: DM juvenile
: insulin 1 U
19.15
S
: DM juvenile
: insulin 1 U
21 juni 2009
07.30
S
: DM juvenile
22 juni 2009
07.30
Suhu : 36,5 C
GDS sblm makan pagi 326 mg/dL
Leher : KGB teraba
Status generalis dalam batas normal
A
: DM Juvenil
23 juni 2009
07.30
S
Suhu : 36,2 C
GDS sblm makan pagi 298 mg/dL
Leher : KGB teraba
Status generalis dalam batas normal
A
: DM Juvenil
Suhu : 36,3 C
GDS sblm makan pagi 258 mg/dL
Leher : KGB teraba
Status generalis dalam batas normal
A
: DM Juvenil
: GDS 1 jam sblm makan 442 mg/dL , GDS 1 jam stlh makan 509 mg/dL
: DM juvenile
: Terapi lanjut
30 juni 2009
S
: GDS 1 jam sblm makan 442 mg/dL , GDS 1 jam stlh makan 509 mg/dL
: DM juvenil
TANGGAL
PUKUL
18 Juni 2009
06.00
KURVA
HARIAN GULA
DARAH
( mg/dl)
PENGOBATAN/
KETERANGAN
BERAT
BADAN
(kg)
14,5
12.00
19 Juni 2009
18.00
544
Insulin 1 U
22.00
400
06.00
411
Insulin 1 U
09.00
299
Insulin 1 U
Glukosa Urin
Keton urin
(+)
14,5
Keton urin
(+)
12.00
160
14.15
218
17.00
233
19.15
141
05.45
418
08.15
265
11.00
232
13.45
195
18.00
98
06.00
259
15.00
430
17.00
560
19.00
510
06.00
326
Insulin 1 U
14,5
08.00
265
Keton Urin
(+)
12.00
330
1 jam post
prandial
Insulin 1 U
13.50
448
17.00
479
19.00
297
05.30
298
09.00
309
12.00
116
13.50
369
17.00
420
18.00
544
TANGGAL
PUKUL
24 Juni 2009
20 Juni 2009
21 Juni 2009
22 Juni 2009
23 Juni 2009
Insulin 1 U
Insulin 1 U
Insulin 1 U
14,5
Insulin 1 U
Insulin 1 U
14,5
Insulin 1 U
1 jam post
prandial
Insulin 1 U
1 jam post
prandial
Insulin 1 U
1 jam post
prandial
Insulin 1 U
14,5
GP 268
G2PP 292
1 jam post
prandial
Insulin 1 U
Glukosa urin
++
PENGOBATAN/
KETERANGAN
BERAT
BADAN (kg)
05.00
KURVA
HARIAN
GULA DARAH
(mg/dl)
258
Insulin 1 U
14,5
08.00
256
12.00
83
1 jam post
prandial
Insulin U
13.20
289
1 jam post
prandial
17.05
442
Insulin 1 U
19.22
509
06.00
262
1 jam post
prandial
Insulin 1 U
14,5
08.00
417
11.30
436
1 jam post
prandial
Insulin 1 U
Keton urin
(+)
BAK > 6 kali
17.00
512
Insulin 2 U
19.00
512
06.00
237
1 jam post
prandial
Insulin 2 U
08.00
268
11.30
248
13.05
188
17.00
325
19.00
266
12.00
480
14.00
397
1 jam pre
prandial
Insulin 2 U
17.00
375
Insulin 2 U
19.00
459
28 Juni 2009
12.00
568
1 jam post
prandial
Insulin 2 U
14,5
29 Juni 2009
06.45
446
Insulin 2 U
14,5
08.30
314
12.00
521
1 jam post
prandial
Insulin 2 U
13.30
200
25 Juni 2009
26 Juni 2009
27 Juni 2009
17.00
TANGGAL
471
19.00
162
PUKUL
KURVA
HARIAN GULA
DARAH
1 jam post
prandial
Insulin 2 U
14,5
BAK > 6 kali
1 jam post
prandial
1 jam pre
prandial
14,5
BAK > 6 kali
1 jam post
prandial
Insulin 2 U
PENGOBATAN/
KETERANGAN
BERAT
BADAN (kg)
30 juni 2009
1 Juli 2009
06.00
(mg/dl)
442
Insulin 2 U
14,5
8.00
314
Glukosa Urin
++
12.00
538
Insulin 2 U
Keton Urin
(-)
13.00
585
17.00
HIGH
Insulin 2 U
19.00
450
07.00
296
Insulin 2 1/2 U
08.00
434
14,5
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin
13,2
13-18 g/dl
Hematokrit
38
40-52 %
Eritrosit
4.8
4,3-6 juta /L
Leukosit
6.800
5000-14500 / uL
Trombosit
382.000
150000-400000
Basofil
0-1 %
Eosinofil
1- 3 %
Batang
2-6 %
Segmen
37
50-70 %
Limfosit
66
20-40 %
Monosit
2-8 %
Protein Total
6,3
6-8,5 g/dL
Albumin
3,9
Globulin
2,4
2.5-3,5 g/dL
Bilirubin total
0,5
Hitung Jenis
Kimia
Bilirubin direk
Bilirubin indirek
SGPT
17
< 40 U/L
SGOT
26
<35 U/L
Gamma GT
22
< 55 U/L
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Amilase
98
60-180 U/L
Lipase
23
Ureum
20
20-50 mg/dL
Kreatinin
0,6
0,5-1,5 mg/dL
Glukosa puasa
268
70-100 mg/dL
G2PP
292
Protein
--
--
Glukosa
++
--
Bilirubin
--
--
Eritrosit
0-0-1
<2 LPB
Leukosit
1-2-1
<5 LPB
Torak
--
--
Kristal
--
--
Epitel
Lain lain
--
--
Hasil
Nilai Rujukan
pH
6,5
4,5-8,0
Glukosa
++
--
Keton
Urinalisa,Urin lengkap
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
yang
serius
termasuk
dalam
pemakaian
insulin
eksogen,dan
kecil
dan
besar
retinopati,nefropati,neuropati,penyakit
yang
akan
mengakibatkan
jantung
iskemik,obstruksi
arteri
dengan gangren pada ekstrimitas. Manifestasi klinik akut dari penyakit ini
termasuk ketoasidosis hiperglikemik hipoinsulinemia. Mekanisme autoimun
berperan pada DM tipe 1. Komplikasi jangka panjang berhubungan dengan
ketidakseimbangan metabolism(hiperglikemia)
insulin-dependent
sebelum
dan
sesudah
ditegakkan
diagnosis
kimia,virus,defek
gen
mitokondria,
pankreoktomi,radiasi
EPIDEMIOLOGI
Survei di amerika serikat menunjukkan bahwa prevalensi diabetes
pada anak umur sekolah sekitar 1,9 dalam 1000 orang.Namun frekuensinya
insulin
dalam
responnya
terhadap
berbagai
yang
meningkat
terhadap
sejumlah
penyakit
telah
dikaitkan dengan satu atau lebih antigen HLA yang telah dikenali.Pewarisan
antigen HLA-3 atau D4 tampaknya menyebabkan meningkatnya resiko dua
atau tiga kali terhadap perkembangan diabetes tipe 1.
Pengamatan
ini
memberikan
kerangka
rasional
pada
hubungan
diabetes 1 dengan faktor-faktor genetic yang telah lama diketahui atas dasar
peningkatan
insiden
pada
beberapa
keluarga,atas
dasar
kecepatan
penyesuaian kembar monozigot dan atas dasar perbedaan etnik dan ras
pada prevalensi.
Faktor-faktor selain pewarisan murni harus juga dilibatkan pada
perkembangan diabetes klinis.Misalnya ,HLA D3 atau D4 ditemukan sekitar
50 % populasi umum dan pada sekitar 20 % orang kulit putih non diabetic di
Amerika serikat,namun resiko untuk IDDM pada subjek ini adalah hanya
sepersepuluh risiko untuk IDDM pada saudara kandung identik HLA kasus
indeks dengan IDDM yang memiliki penanda ini.
Faktor-faktor
pemicu
dapat
termasuk
infeksi
virus.Pada
yang
diuji.Pada
manusia,epidemi
parotitis,infeksi
rubella,dan
ini
menurun
selama
penyakit
terbentuk.Sebaliknya,setelah
Patofisiologi
Kerusakan
insulin,hormon
terhadap
progresif
anabolik
makanan
sel-sel
beta
utama.Sekresi
dimodulasi
dengan
menyebabkan
normalnya
sangat
baik
defisiensi
dalam
responnya
oleh
mekanisma
antara
puasa,katabolic
keadaan anabolic
insulin
rendah
insulin
yang
tinggi
sesudah,dan keadaan
mempengaruhi
tiga
jaringan
defisiensi
insulin
sekunder
merupakan
yang
defek
melibatkan
primer,beberapa
hormone
stress
gangguan
lanjut),dengan
karena
gangguan
melawan
pertumbuhan)
kerjanya
sekresi
(
insulin
(epinefrin
epinefrin,kortisol,dan
dan
dengan
glikogenolisis,glukoneogenesis,lipolisis,dan
lebih
hormone
meningkatkan
ketogenesis(glucagon,epinefrin,
dan
clearance
glukosa
(glucagon,epinefrin,
hormone
berlebihan
dan
gangguan
penggunaannya
menyebabkan
hiperglikemia dengan glukosuria bila nilai ambang ginjal sekitar 180 mg/dl
dilampaui. Akibat diuresis osmotiknya menghasilkan poliuria,kehilangan
elektrolit urin,dehidrasi,dan polidipsia kompensatoir. Maninfestasi yang
berkembang
ini,terutama
dehidrasi,merupakan
stress
juga
dapat
mempercepat
dekompensasi
metabolic
menjadi
biasanya
progresif,turut
dijumpai
membantu
sebagai
akibat
dari
simtomatologinya,karena
yang
terganggu,dengan
akibat,peningkatan
kadar
lipid
regulator
adalah
sekunder,keparahan
dan
lama
gejala
Histologic Appearance of Pancreatic Specimens from Patients with IDDM of Recent Onset.
Panel A shows a section of pancreas stained for glucagon, somatostatin, and pancreatic
polypeptide with a method involving alkaline phosphatase (x1150). All endocrine cells are
stained, confirming the lack of insulin-containing beta cells.
Panel B shows an islet infiltrated with inflammatory cells, a condition often referred to as
insulitis (hematoxylin and eosin, x700). Reprinted from Pickup and Williams25 with the
permission of the publisher.
Diunduh dari http://content.nejm.org/cgi/content/extract/331/21/1428
Manifestasi Klinis
Tanda
klasik
gejala
diabetes
pada
anak
adalah
riwayat
mulainya
enuresis
pada
anak
yang
dilatih
buang
air
dpat
menjadi
masing-masing
sebanyak
dan
250
g.Ini
meningkat,kalorinya
tidak
dapat
digunakan,kehilangan
kalori
dehidrasi.Pada
kasus-kasus
yang
lebih
lama
dan
meliputi
glukosuria,ketonuria,hiperglikemia,ketonomia,
dan
gawat
darurat
cairan,elektrolit,insulin
pembedahan
yang
sesuai
telah
sebelum
dicoba
masa
untuk
terapi
mengkoreksi
dehidrasi dan asidosis; manifestasi perut sering hilang setelah beberapa jam
pengobatan tersebut.
Diagnosis
Pada semua keadaan diagnosis DM tergantung pada peragaan
hiperglikemia
ketonuria.
yang
Bila
berkaitan
gejala
klasik
dengan
glukosuria
poliuria
dan
dengan
polidipsia
atau
disertai
tanpa
dengan
klinis
pada
pasien
DM
tipe
adalah
toleransi
glukosa
yang
terganggu
pada
lebih
dari
kali
hemoglobin
terglikasi
(HbA1C),
disebut
juga
darah selama periode waktu enam sampai dua belas minggu dan hasil ini
dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri
sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian terhadap pengobatan diabetes
yang dijalani.
Hemoglobin adalah salah satu substansi sel darah merah yang
berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika gula darah
tidak terkontrol (yang berarti kadar gula darah tinggi) maka gula darah akan
berikatan dengan hemoglobin (terglikasi). Oleh karena itu, rata-rata kadar
gula darah dapat ditentukan dengan cara mengukur kadar HbA1C. Bila kadar
gula darah tinggi dalam beberapa minggu, maka kadar HbA1C akan tinggi
pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga
2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah merah). Kadar HbA1C akan
mencerminkan rata-rata kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan
sebelum pemeriksaan.
DIAGNOSA BANDING
1.DM tipe 2
DM tipe 2 dicirikan oleh resistensi insulin perifer dengan defek sekresi
insulin yang beratnya bervariasi.Untuk DM tipe 2 yang berjalan,kedua defek
harus ada,yaitu semua individu yang mengalami penurunan berat badan
memiliki resistensi insulin,tetapi hanya mereka dengan ketidakmampuan
meningkatkan fungsi sel beta memproduksi sel insulin.Seiring perjalanan
penyakit
dari
toleransi
terganggu,glukosa
akhirnya,terjadilah
post
glukosa
prandial
hiperglikemi
glukoneogenesis di hepar.
2.Ketoasidosis Diabetik
normal
saat
paling
puasa
menuju
pertama
toleransi
glukosa
meningkat.Pada
dikarenakan
inhibisi
dari
dan
dehidrasi
tanpa
adanya
(8-12
liter)
dengan
peningkatan
rasio
serum
urea
nitrogen(BUN) terhadap
kreatinin
d.Ketonuria sedikit dan kadang tidak ada,ketonemia rendah
e.Kadar bikarbonat > 15 mEq/L
f.Penurunan kesadaran
4.Hipoglikemia
Adalah keadaan dimana kadar glukosa serum < 50 mg/dK,Meskipun
begitu,secara spesifik, itu dapat diartikan dengan menurunnya kadar glukosa
TATA LAKSANA
Perawatan DM tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup,
perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan
dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus
sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa
dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka
yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah. seperti "frequent
hypoglycemic events". Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti
dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga
menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya
membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis.
Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hipoglikemi, dapat
menyebabkan kejang atau seringnya kehilangan kesadaran.
Penatalaksanaan Nutrisi
Karena kata diet dapat berarti pembatasan dan penolakan serta
merupakan sumber kecemasan dan/atau perlawanan pada sisi orang tua
atau penderita,penggunaannya harus dihindari. Pembahasan instruksi dapat
diberi istilah seperti kebutuhan nutrisi dan rencana makan.Sebenarnya tidak
ada persyaratan nutrisi khusus untuk anak diabetes selain dari nutrisi untuk
pertumbuhan dan perkembangan optimal.Namun,karena kapasitas untuk
mensekresi insulin dalam merespons terhadap masukan makanan pada anak
diabetes tidak berarti, dan karena dosis insulin didasarkan atas masukan
kalori,keteraturan pola makan untuk penentuan regimen insulin menjadi
sangat penting.
Diet DM
Jumlah kalori yang dibutuhkan :
a.usia sampai 12 tahun ; 1000 + (100 x tahun (umur) ) kalori
b.usia > 12 tahun ; 2000 kalori/m2
Pembagian kalori :
a.makan besar : pagi 25 %,siang 25 %,malam 30 %
b.snack : 20 %
Komposisi diet :
a.karbohidrat 50 %
b.lemak 25-30 %
c.protein 20-25 %
Terapi insulin
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan
insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah
melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1,
bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin.
Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma
bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada
penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi
pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang
memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat
dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis
(bolus)
dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga
untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".
Secara definisi,pasien DM tipe 1 membutuhkan pengobatan jangka
panjang dengan menggunakan insulin untuk meningkatkan penggunaan
glukosa.Sediaan Rapid,shirt,intermediate dan long acting insulin, tersedia
dipasaran. Meskipun insulin babi yang banyak digunakan, namun kini telah
tersedia recombinant human insulin namun amatlah mahal.
Insulin sensitif terhadap panas dan paparan terhadap oksigen. Sekali
botol insulin dibuka, harus digunakan tidak lebih dari 28 hari dan harus
dibuang,meskipun masih ada sisa.Penggunaan insulin kadaluarsa bisa
menurunkan efektivitas terapi.
Pemberian Insulin
Umur (tahun)
Dosis Insulin
Pemberian Insulin
tiap kenaikan 50 mg/dl
<5
<5U
0,25 U
6-9
5-10 U
0,5 U
10-12
10-20 U
1U
>12
> 20 U
1,5-2 U
Tabel 1
Penggunaan insulin dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan
beberapa efek samping seperti alergi lokal, lipodistropi di tempat suntikan,
resistensi terhadap insulin.
HbA1C
GD sebelum
makan
GD sesudah
makan
Bayi
<7,5 8,5
100-180
<200
Usia Sekolah
<8
70/80-150
<200
Remaja
< 7,5
70-140/150
<180
Komplikasi
Komplikasi
dari
DM
hiperglikemi,meningkatnya
termasuk
hipoglikemi
risiko
mikrovaskular(retinopati,nefropati),neuropati.penyakit
dan
infeksi,komplikasi
makrovaskular.DM
Prognosa
DM tipe 1 merupakan suatu life long disease yang keberhasilan untuk
mencapai normoglikemia sangat bergantung dari cara dan gaya hidup
pasien / keluarga dan memerlukan pengobatan seumur hidup
Edukasi meliputi pengetahuan dasar mengenai DM tipe 1,pengaturan
makan,insulin(jenis,cara
pemberian,penyimpanan,efek
samping,dll)
dan
Daftar Pustaka
Anamnesis
Pasien laki 4 tahun 9 bulan BB 14,5 kg sering buang air kecil.Dalam satu
malam bisa 4-5 kali.Dalam satu hari,pasien bisa buang air kecil > 5 kali.Nafsu
makan pasien meningkat,pasien sering merasa lapar,dan sering merasa
haus.Ada penurunan berat badan sebanyak 3,5 dalam 2 bulan.
1.Didapatkan pasien sering buang air kecil,ini merupakan tanda-tanda DM tipe 1
yang disebut poliuria,
Dengan defisiensi insulin progresif,produksi glukosa berlebihan dan
gangguan penggunaannya menyebabkan hiperglikemia dengan glukosuria bila
nilai ambang ginjal sekitar 180 mg/dl dilampaui. Akibat diuresis osmotiknya
menghasilkan
poliuria,kehilangan
elektrolit
urin,dehidrasi,dan
polidipsia
kompensatoir
2. Didapatkan pasien sering merasa lapar,ini merupakan tanda-tanda DM tipe 1
yang disebut polifagia,
Karenanya,walaupun
meningkat,kalorinya
tidak
masukan
dapat
dan
air
kompensatoir
digunakan,kehilangan
kalori
anak
berlebihan
tidak
masukan
dapat
dan
air
kompensatoir
digunakan,kehilangan
kalori
anak
berlebihan
tidak
masukan
dapat
dan
air
kompensatoir
digunakan,kehilangan
kalori
anak
berlebihan
dengan
kegagalan
sekresi
insulin
progresif,manifestasi
DIAGNOSIS KERJA
Dengan adanya tanda-tanda klinis seperti poliuria,polifagia,polidipsia penurunan
berat badan,juga GDS diatas 200,keton urin (+),dan umur pasien 4 tahun 9
bulan,menunjang untuk DM tipe 1
DIAGNOSIS BANDING
1.Ketoasidosis Diabetik
Pada pasien ini didapatkan keton urin yang (+),GDS 566,namun tidak
didapatkan
pernapasan
Kussmaul.Juga
tidak
didapatkan
tanda-tanda
infeksi.Namun pasien belum diperiksa kimia darah. Jadi diagnosa Ketoasidosis
dapat disingkirkan.
keadaan dimana defisiensi absolute atau relative dari insulin yang parah
diikuti
hiperglikemi,dehidrasi,asidosis
menghasilkan
gangguan
pada
metabolisme.Penyebab yang tersering adalah infeksi sekunder,insulin yang lupa
dipakai,dan onset baru dari diabetes.Ketoasidosis ditandai hiperglikemia > 300
mg/dl,rendahnya level bikarbonat ( < 15 mEq/L) dan asidosis (pH < 7.30 )
dengan ketonemia dan ketonuria
2.Diabetes Mellitus Tipe 2
Pada pasien ini,umurnya 4 tahun 9 bulan.Status gizi malnutrisi
sedang.Karena onset klinis penyakit terlihat sangat cepat.GDS 566,yang
menunjukkan hiperglikemia berat.Kesemua ini menunjang untuk diagnose DM
tipe 1
PENATALAKSAAN
1.Actrapid (Insulin) 3 x 1,5 I.U
Umur (tahun)
Dosis Insulin
Pemberian Insulin
tiap kenaikan 50 mg/dl
<5
<5U
0,25 U
6-9
5-10 U
0,5 U
10-12
10-20 U
1U
>12
> 20 U
1,5-2 U
Pembagian kalori :
RENCANA PEMERIKSAAN
1.Monitor GDS tiap 1 jam sblm makan
2.Pemeriksaan Gula darah 2 jam post prandial
Kriteria Laboratorium dengan mengukur kadar glukosa darah :
a. puasa > 126 mg/dl
b. 2 jam post prandial > 200 mg/dl
Pada pasien yang asimtomatis ditemukan kadar glukosa darah sewaktu >
200 mg/dl atau kadar glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal dengan
tes toleransi glukosa yang terganggu pada lebih dari 2 kali pemeriksaan
3.Monitor keton urin
peningkatan kadar lipid total,kolesterol,trigliserida,dan asam lemak bebas
ke dalam pembentukan benda keton;kecepatan pembentukan benda-benda
keton ini,terutama beta hidroksibutirat dan asetoasetat,melebihi kapasitas
penggunaan perifernya dan eksresi ginjal.
4.Pemeriksaan HbA1c
Hasil pemeriksaan HbA1C memberikan gambaran rata-rata gula darah
selama periode waktu enam sampai dua belas minggu dan hasil ini
dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri
sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian terhadap pengobatan diabetes
yang dijalani.
5.Pemeriksaan LFT,gamma GT
untuk melihat beratnya penyakit DM dan kadarnya ternyata normal
PROGNOSIS
Quo vitam Dubia ad bonam
Quo functionam Dubia ad bonam
Quo sanationam Dubia ad bonam
Pada pasien prognosisnya baik jika mengikuti terapi dan diet sesuai
dengan anjuran,namun dibutuhkan kepatuhan karena penyakit ini berlangsung
lama dan bahkan bisa seumur hidup
DM tipe 1 merupakan suatu life long disease yang keberhasilan untuk
mencapai normoglikemia sangat bergantung dari cara dan gaya hidup
pasien / keluarga dan memerlukan pengobatan seumur hidup
Edukasi meliputi pengetahuan dasar mengenai DM tipe 1,pengaturan
makan,insulin(jenis,cara
pertolongan
pertama
pemberian,penyimpanan,efek
pada
kedaruratan
samping,dll)
medik
dan
seperti