Anda di halaman 1dari 8

Tips Haji : Antisipasi Cuaca Di Arab Saudi

Views:
658

Tips Haji : Antisipasi Cuaca Di Arab Saudi - Suhu udara di Arab Saudi untuk musim haji
sampai tahun 2014 diperkirakan jatuh pada musim dingin. Pada saat dingin suhu udara sekitar
6 derajat Celcius, bandingkan dengan di tanah air yang berkisaran antara 30 - 37 derajat
Celcius. Iklim di Arab saudi dibagi dua :
Musim dingin ( pada bulan oktober sampai maret)
Musimpanas (April sampai september)

Arab, United States Local Weather

Antisipasi Cuaca panas dan kering


Bawalah tempat minum yang praktis untuk mencegah dehidrasi
Hindarilah berada diterik matahari langsung antara pukul 10.00 s/d 16.00

Makanlah buah-buahan segar seperti jeruk, apel.

Bila keluar kemah bawalah payung dan minuman.

Minumlah jangan samapi menunggu habis

Cukupkan istirahat dan tidur.

Pakailah pakaian yang longgar dan berwarna putih.

Pakailah pelembab baik untuk kulit maupun bibir, sehingga terhindar dari perih dan
pecah-pecah.
Bawalah kipas dan semprotan air (hand sprayer) untuk menjaga kelembaban tubuh.

Persiapkan kaca mata hitam untuk melindungi mata.

Tips mengatasi dingin.


Akibat dari cuaca dingin : bibir menjad pecah-pecah.
Cara mengatasi cuaca dingin :
Periksakan kesehatan anda secara benar sebelum berangkat haji
Selalu mengikuti penyuluhan kesehatan dan pengobatan penyakit anda (bagi yang
mengidap penyakit tertentu)
Jangan lupa membawa obat yang diperlukan

Bawa cream sebanyak-banyaknya untuk mengolesi kaki/bibir sebelum keluar rungan

Bawa madu asli, karena madu lebih mujarab khasiatnya untuk menjaga bibir peca-
pecah.

Tips menghindari influenza :


Memelihara kebersihan diri dan lingkungan pondokan
Istirahat yang cukup

Banyak mengkonsumsi buah-buahan segar dan sayuran hijau

Minum Air yang cukup

Upayakan membawa air minum serta tempat masing-masing

Biasakan membersihkan ingus dengan kertas tisu yang dapat menyerap cairan hidung

Selalu memakai masker hidung dan mulut yang bersih

mengurangi keluar dari pondokan bila tidak perlu.

Hindari kontak dekat dengan penderita

Sedapat mungkin hindari kerumunan manusi/tempat yang tidak ada kaitannya dengan
kegiatan haji.

Nah itulah beberapa tips untuk mengantisipasi cuaca di arab saudi, yang harus di perhatikan
apabila anda/sobat naik haji. Mudah-mudahan bisa bermanfaat.
[Sumber, dari berbagai sumber]

Read more: Tips Haji : Antisipasi Cuaca Di Arab Saudi |ZigZoor blog
http://zigzorr.blogspot.co.id/2013/06/tips-haji-antisipasi-cuaca-di-arab-
saudi.html#ixzz44XfjqL1U
Under Creative Commons License: Attribution Share Alike
Follow us: @zigzoor on Twitter

Penyakit MERS-CoV atau Flu Arab, Kenali Gejala dan


Pencegahannya

DokterSehat.Com Virus Corona Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah


merupakan salah satu jenis virus yang menyerang organ pernafasan orang yang mengidapnya
yang merupakan jenis penyakit saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian.
MERS Cov adalah merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona
Virus. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus).

Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi, virus SARS
tahun 2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia
berat akan tetapi berbeda dari virus MERS Cov. Informasi yang diperoleh dari website
Kementrian Kesehatan RI www.depkes.go.id memberitakan bahwasannya virus ini berbeda
dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya.

Sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus
memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov, virus ini
tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS),
namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.

Manifestasi klinis

Beberapa gejala yang diakibatkan oleh koronavirus MERS adalah demam,


batuk, napas yang pendek-pendek, serta munculnya pneumonia dalam
beberapa kasus. MERS merupakan salah satu bentuk koronavirus yang
masih misterius. Hingga saat ini peneliti masih mencari tahu bagaimana
koronavirus baru ini bisa menginfeksi manusia.

Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi


penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk,
dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal.
Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran
pernapasan tingkat sedang.

Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam,


myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan
gejala non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami
seluruh pasien adalah demam di atas 38 C (100.4 F). Sesak napas bisa
terjadi kemudian.Gejala tersebut biasanya muncul 210 hari setelah
terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada
kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 23 hari. Sekitar 10
20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.

Awalnya tanda fisik tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada.
Beberapa pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada
auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.

Penyebaran Virus Corona

Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola


penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari
manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita.
Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang
merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di
Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga
diinvestigas
Data terbaru dari CDC menunjukkan bahwa MERS terbukti bisa ditularkan
antar manusia. Meski begitu, tampaknya penyakit ini tak bisa menyebar
sangat cepat seperti SARS pada tahun 2003. Virus MERS terus
mendapatkan pengawasan ketat dari para ahli untuk berjaga-jaga jika
virus ini berkembang menjadi ancaman yang semakin berbahaya.

Karena penyebarannya yang semakin meluas sejak April 2012 hingga awal
tahun 2013, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan
peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebarannya.

Peneliti belum mengetahui secara pasti cara virus MERS ditularkan ke


manusia, namun virus ini sudah ditemukan pada kelelawar dan unta. Para
pakar mengatakan unta kemungkinan besar menjadi binatang pembawa,
yang kemudian menularkannya pada manusia.

Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun,
beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah
satu jenis Kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah.

Unta hampir dipastikan menjadi sumber virus korona MERS di Timur


Tengah. Hasil penelitian di negara tersebut menunjukkan kebanyakan
unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara genetik hampir
identik dengan virus yang menginfeksi manusia. Penelitian ini dilakukan
oleh tim dari Universitas Columbia, Universitas King Saud, dan EcoHealth
Alliance.

Penyakit itu awalnya diyakini telah berpindah dari unta ke manusia,


pertama kali tampaknya menular lewat kontak yang dekat dengan hewan-
hewan itu. Akan tetapi akhir-akhir ini, para petugas kesehatan yang
merawat penderita MERS juga jatuh sakit akibat virus itu.

Kesimpulan dicapai setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan


genetik 100 persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut
dengan manusia pertama yang terinfeksi.

Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan


bahwa selain Kelelawar, Unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal
mula dan penyebaran virus Corona, dimana ditemukan antibodi terhadap
virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu.

Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti


sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang
terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran
kering Kelelawar yang terinfeksi.

Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang
menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya
penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih
mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan
dibandingkan SARS.

Penanganan
Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi
MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang
secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh
MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan
gejala.

Pengobatan para penderita SARS biasanya dilakukan dengan perawatan


intensif di rumah sakit, terutama jika terjadi sesak napas. Penderita akan
ditempatkan di ruang isolasi agar tidak menyebarkan virus ke mana-mana.

Penderita yang dicurigai harus diisolasi, lebih baiknya di ruangan tekanan


negatif, dengan kostum pengaman lengkap untuk segala kontak apapun
dengan pasien.

Antibiotik masih belum efektif. Pengobatan hingga kini masih bergantung


pada anti-pyretic, supplemen oksigen dan bantuan ventilasi.

Penggunaan steroid dan antiviral drug ribavirin, namun tidak ada bukti
yang mendukung terapi ini. Sekarang banyak juru klinik yang mencurigai
ribavirin tidak baik bagi kesehatan.

Ilmuwan kini sedang mencoba segala obat antiviral untuk penyakit lain
seperti AIDS, hepatitis, influenza dan lainnya pada coronavirus.

Ada keuntungan dari penggunaan steroid dan immune systemmodulating


agent lainnya pada pengobatan pasien yang parah karena beberapa bukti
menunjukkan sebagian dari kerusakan serius yang disebabkan oleh reaksi
yang berlebihan oleh sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Penelitian
masih berlanjut pada area ini.

Pencegahan

Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-


negara Arabia Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization
(WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika
Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan
kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov. Namun, hal yang
perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan berpergian ke negara-
negara tersebut, yaitu jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran
pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam
kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter.

Belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini.

Pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh.

Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan
segera buang tisu tersebut ke tempat sampah.

Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum
dicuci.
Menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker,
menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun
dan menerapkan etika batuk ketika sakit.

Gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan. Bila diperlukan
bagi penderita penyakit kronik, di kerumunan orang, badan tidak fit dan
lain lain gunakan masker.

Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah


penyebaran penyakit MERS-CoV.

Hindari bepergian atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka
jangan menutup jendela atau pintu.

Hindarilah tempat-tempat umum dan ramai khususnya di daerah dekat


rumah sakit, internet cafe, tempat-tempat nongkrong, bioskop, dan
perpustakaan, jika kamu melakukannya maka pakailah masker dan cucilah
tangan anda secara bersih dan teratur.

Hindarilah mengunjungi pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit


khususnya yang ada pasien MERS. Hindari kontak secara dekat dengan
orang yang sedang menderita sakit, misalnya ciuman atau penggunaan
alat makan atau minum bersama.

Cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan
mata dengan tangan telanjang.

Jagalah keseimbangan gizi diet dan hendalah berolahraga secara teratur


untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.

Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya melemah harus memakai


masker sepanjang waktu untuk menhindari menyebarnya cairan tubuh
seperti ludah/air liur.

Periksalah suhu badan Anda secara teratur dan tetaplah hati-hati dengan
kondisi kesehatan Anda.

Menjaga sirkulasi udara di kamar.

Rajin rajin Cuci Tangan Pakai Sabun. Bila tangan tidak tampak kelihatan
kotor gunakan antiseptik.

Bersihkan menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang


yang sering disentuh. Gunakan pemutih ( bleach ) yang tersedia di pasar
(dengan kandungan kimia 8-12%). Ini adalah cara paling murah dan
efektif mematikan kuman. Persiapan: Pakailah sarung tangan anti air,
Campurlah pemutih dengan air dengan ukuran 1:100
(pemutih/bleach:air/water). Bersihkanlah tempat-tempat yang sering
dilewati orang secara teratur dan selama masa penyebaran virus, lebih
baik bersihkanlah/basmilah kuman rumah Anda setiap hari.
Sejauh kita menjaga diri, memakai masker dan mencuci tangan secara
teratur, dilanjutkan dengan instruksi karantina maka kita semua dapat
menghindari infeksi. Tidak perlu terlalu panik atau mendiskriminasi
tersangka atau penderita. Tidak semua orang adalah pembawa virus,
dengan lebih mengaja diri berarti kamu sudah memberikan dukungan
yang luar biasa kepada para pasien untuk sembuh lebih cepat dan
menambah sistem kekebalan tubuh.

Mematuhi praktek praktek pengamanan makanan seperti menghindari


daging yang tidak dimasak atau penyediaan makanan dengan kondisi
sanitasi yang baik, Mencuci buah dan sayuran dengan benar.

Menghindari kontak yang tidak perlu dengan hewan hewan yang


diternakkan, hewan peliharaan dan hewan liar.

Jemaah yang kembali harus diberi saran bahwa jika mereka mengalami
sakit saluran pernapasan akut disertai demam dan batuk (cukup
mengganggu kegiatan sehari-hari) pada periode 2 minggu (14 hari)
setelah kembali untuk segera mencari pengobatan dan memberitahu
otoritas Kesehatan setempat.

Orang orang yang kontak erat dengan jemaah atau pelancong yang
mengidap gejala tanda sakit saluran pernapasan akut yang disertai
demam dan batuk (sehingga cukup mengganggu kegiatan sehari hari),
disarankan untuk melapor ke otoritas Kesehatan setempat guna mendapat
pemantauan MersCoV dengan membawa kartu health alert yang
dibagikan ketika berada diatas alat angkut atau ketika tiba di bandara
kedatangan.

Jika ada keluhan atau gejala seperti tersebut diatas segera hubungi
petugas kesehatan, baik selama di Arab Saudi maupun sampai 2 minggu
sesudah sampai Indonesia.

Meski vaksn belum ditemukan teapi ada harapan baru ketika Dalam
sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Science Translational
Medicine menemukan dua antibodi, yaitu MERS-4 dan MERS-27, yang
mampu memblokir sel-sel dalam piring laboratorium yang terinfeksi virus
MERS. Hal ini adalah awalnya. Hasil mengisyaratkan bahwa antibodi ini,
terutama yang dikombinasikan, dapat menjadi kandidat menjanjikan untuk
intervensi terhadap MERS. Peneliti telah menemukan telah menemukan
beberapa antibodi penetral yang mampu mencegah bagian kunci dari
virus untuk menempel pada pembawa dan menginfeksi sel-sel tubuh
manusia. Antibodi merupakan protein yang dibuat oleh sistem kekebalan
tubuh yang mengenali virus dan bakteri asing. Antibodi penetral
merupakan salah satu yang tidak hanya mengenali virus tertentu namun
juga mencegahnya menginfeksi sel inang, yang berarti tidak ada infeksi
dari orang atau binatang itu.

Read more: http://doktersehat.com/penyakit-mers-cov-atau-flu-arab-kenali-


gejala-dan-pencegahannya/#ixzz44XghYcOY
Read more: http://doktersehat.com/penyakit-mers-cov-atau-flu-arab-kenali-
gejala-dan-pencegahannya/#ixzz44XghYvYu

Anda mungkin juga menyukai