Anda di halaman 1dari 76

RENSTRA (RENCANA KOORDINATIF)

2015-2019
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI
BIORESOURCES UNTUK EKONOMI HIJAU

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)


2015

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

SALINAN KEPUTUSAN
DEPUTI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI
NOMOR
Tentang
RENCANA KOORDINATIF
KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
TAHUN 2015 2019
DEPUTI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI
Menimbang:

bahwa untuk memberikan landasan dan pedoman bagi unit-unit kerja di


lingkungan Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada
5 (lima) tahun ke depan dan menjamin tingginya sinergi dan kinerja
seluruh unit kerja sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia beserta Penjelasannya, maka perlu
menetapkan Rencana Koordinatif Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan
HayatiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 20152019

Mengingat: 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010


tentang RPJMN Tahun 20102014;
2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2004;
3. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi
dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor
11 Tahun 2004;

4. Keputusan Presiden Nomor 154/M Tahun 2002;


5. Keputusan Ketua LIPI Nomor 661/E/1998 tentang Pedoman Penerbitan
Keputusan Pimpinan LIPI;

6.

Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/E/2001 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

7.

Protokol nagoya 11 2013

Memperhatikan:

1. Hasil Rapat Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada

tanggal 29 Januari sampai dengan 1 Februari 2013, yang diikuti oleh


para Pejabat Eselon I, II dan III serta staf peneliti senior di lingkungan
LIPI;
2. Renstra Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tahun 2015-2019;
3. Hasil Rapat Kerja Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tanggal 23 sampai dengan
24 Februari 2013. yang diikuti oleh Pejabat Eselon I, Para pejabat Eselon
II, III dan IV serta staf peneliti senior di lingkungan Kedeputian Bidang
Ilmu Pengetahuan HayatiLIPI.

MEMUTUSKAN
Menetapkan: KEPUTUSAN DEPUTI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
UNTUK BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI TENTANG RENCANA
KOORDINATIF

KEDEPUTIAN

BIDANG

ILMU

PENGETAHUAN

HAYATI

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 20102014


Pasal 1

Rencana Koordinatif Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLembaga


Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 20152019, selanjutnya disebut
RENKOORDIF

KEDEPUTIAN

BIDANG

IPHLIPI

Tahun

20152019

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini, merupakan


landasan dan pedoman bagi unit-unit kerja di lingkungan Kedeputian
Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
dalam melaksanakan kebijakan program untuk 5 (lima) tahun ke depan;
Pasal 2

Kebijakan program seluruh satuan kerja di lingkungan Kedeputian Bidang Ilmu


Pengetahuan HayatiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia periode
Tahun

20152019,

dituangkan

dalam

Rencana

Kerja

Tahunan

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLembaga Ilmu Pengetahuan


Indonesia (RKT IPHLIPI), Penetapan Kinerja (PK) IPHLIPI dan Indikator
Kinerja

Utama

(IKU)

IPHLIPI,

merupakan

capaian

outcome

dan

merupakan tanggung jawab Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati


yang

kemudian

disahkan

oleh

Rapat

Pimpinan

Lembaga

Ilmu

Pengetahuan Indonesia dengan memperhatikan Indikator Kinerja Utama


(IKU) yang telah ditetapkan dan kemungkinan-kemungkinan perubahan
dan perkembangan keadaan yang memerlukan kebijakan-kebijakan
penyesuaian terhadap RENKOORDIF KEDEPUTIAN BIDANG IPHLIPI Tahun
20152019;
Pasal 3

Rencana Kerja Tahunan Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLembaga


Ilmu Pengetahuan Indonesia (RKT IPHLIPI) dalam Pasal 2 harus
dilaksanakan oleh satuan kerja di lingkungan Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan HayatiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan
capaian output satker yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahunan
(PKT) satker dan merupakan tanggung jawab masing-masing satker
yang bersangkutan; kemudian disahkan oleh Rapat Pimpinan Kedeputian
Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
dengan memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah
ditetapkan

dan

perkembangan

kemungkinan-kemungkinan

keadaan

yang

memerlukan

perubahan

dan

kebijakan-kebijakan

penyesuaian terhadap RENKOORDIF KEDEPUTIAN BIDANG IPHLIPI Tahun


20152019;
Pasal 4

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seluruh satuan kerja di lingkungan


Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia periode Tahun 20152019, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, dimonitor dan dievaluasi oleh Tim Monitoring dan Evaluasi
(MONEV) Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia;

Pasal 5

Keputusan ini mulai berlaku efektif untuk pelaksanaannya terhitung mulai


tanggal 1 Januari 2015.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal ............................................
Deputi Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia

Untuk Bidang Ilmu Pengetahuan

Hayati
Cap ttd
NIP ...................

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:


Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
Menteri Keuangan
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Para Pejabat Eselon I dan II di lingkungan LIPI

Disalin sesuai dengan aslinya


Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek
Kepala,

NIP ..

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

KATA PENGANTAR
Rencana Koordinatif Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) tahun
2015-1019 merupakan pernyataan komitmen bersama antar seluruh satuan kerja
mengenai upaya terencana dan sistematis untuk menjalankan visi dan misinya.
Komitmen bersama ini merupakan langkah strategis yang harus diimbangi
dengan proses monitoring dan evaluasi terpadu secara sungguh-sungguh,
berjenjang dan terus menerus sehingga tercapai sinergi, efektivitas, efisiensi,
produktivitas yang secara konsisten meningkatkan kinerja Kedeputian IPHLIPI
secara korporat.
Rencana Koordinatif Kedeputian IPHLIPI hendaknya dijadikan arah dan
pedoman untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dan penetapan sasaran
dan tolok ukur kinerja sesuai dengan arah kebijakan sebagaimana dirumuskan
dalam Rencana Strategis LIPI (Renstra) Tahun 2015-2019 beserta Penjelasannya,
dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025,
serta

Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

Nasional

(RPJMN)

Tahun

2015-2019. Kedeputian IPH memegang amanah untuk menyiapkan perumusan


kebijakan dan koordinasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
Ilmu Pengetahuan Hayati agar Sumber Daya alam Hayati (SDH) Indonesia dapat
dikelola dengan baik dan menjadi tulang punggung pembangunan Nasional.
Perkembangan ilmu pengetahuan hayati terus mengalami percepatan yang
luar biasa yang berujung pada semakin tingginya pemahaman umat manusia akan
arti penting SDH bagi kelangsungan hidup manusia di permukaan planet bumi ini.
Keberadaan seluruh satuan kerja di lingkungan Kedeputian IPHLIPI menjadi
sangat strategis bagi kepentingan bangsa dengan mengedepankan SDH yang
dimiliki bangsa ini sebagai modal dasar untuk mensejahterakan rakyat Indonesia
saat ini dan di masa yang akan datang.

Kedeputian IPHLIPI sesuai dengan

kompetensinya akan terus merawat, meneliti dan mengungkapkan potensi yang


melekat pada spesimen rujukan flora, fauna dan sumber daya genetika mikroba
sambil terus melanjutkan kegiatan eksplorasi dan inventarisasi untuk menemukan

jenis-jenis baru yang masih tersisa dan memetakannya untuk kepentingan bangsa
Indonesia dan kepentingan umat manusia pada umumnya. Di tengah desakan
yang keras dari perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, Kedeputian
IPHLIPI akan terus mengupayakan kesadaran pemerintah dan masyarakat tentang
perlunya melakukan kegiatan konservasi keanekaragaman hayati.

Pendirian

pusat-pusat konservasi dalam bentuk Kebun Raya di Daerah dan upaya


mengharmoniskan program konservasi dengan pembangunan ekonomi yang
didukung oleh penelitian dan monitoring terhadap SDH, termasuk namun tidak
terbatas pada konsep Cagar Biosfer yang digagas UNESCO, masih akan menjadi
prioritas Kedeputian IPHLIPI.

Pengungkapan potensi keanekaragaman hayati

sampai ke tingkat genetika molekuler akan dipacu dengan terus meningkatkan


kompetensi sumber daya manusia, peningkatan sarana dan prasarana serta
kelembagaan di lingkungan Kedeputian IPHLIPI. Keikutsertaan Kedeputian IPH
LIPI atas dasar kepercayaan masyarakat dan pemerintah termasuk kepercayaan
masyarakat dunia dalam pengelolaan SDH akan terus dilakukan dengan
menggunakan berbagai kesepakatan global termasuk Convention on Biological
Diversity (CBD), Convention on International Trade of Endangered Species (CITES),
serta

berbagai

kesepakatan

global

lain

terkait

dengan

lingkungan

dan

keanekaragaman hayati yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia.


Tantangan yang sedang dan akan terus dihadapi bangsa ini adalah
kerusakan lingkungan hidup dan tata kelola sumber daya alam hayati yang tidak
sustain, persaingan pada pasar global dunia, mutu produk yang tidak standar
serta rendah dan SDM yang tidak terarah. Kedeputian IPHLIPI menyadari, bahwa
salah satu masalah besar yang dihadapi oleh SDH di negeri kita ini adalah
rendahnya kesadaran pemerintah dan masyarakat akan arti penting SDH bagi
peningkatan daya saing dan kemakmuran bangsa Indonesia. Masalah ini terkait
dengan lemahnya fondasi ilmu pengetahuan SDH yang tidak atau belum
sepenuhnya mampu menjelaskan pentingnya menjaga keutuhan lingkungan hidup
dan SDH dari kepunahan.

Minimnya ilmu pengetahuan dan inovasi SDH yang

dimiliki bangsa ini belum cukup untuk menyadarkan masyarakat dan pengambil
kebijakan bahwa kekayaan SDH dan keanekaragaman ekosistemnya adalah aset
bangsa dan dijamin akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia masa sekarang dan yang
akan datang. Fondasi ilmu pengetahuan untuk menterjemahkan kekayaan alam
hayati dan keutuhan lingkungan hidup sebagai pengarusutamaan (mainstreaming)
pada pembangunan nasional secara berkelanjutan untuk menjadikan bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang lebih bermartabat dan lebih disegani oleh bangsa
bangsa lain masih harus terus diperjuangkan, dibangun dan dipercepat aksinya
sebelum SDH dan lingkungan hidup yang kita miliki punah dan hancur.
Untuk itu, seluruh satuan kerja di lingkungan Kedeputian IPHLIPI, dalam
lima tahun mendatang (20152019) akan melaksanakan kegiatan secara sinergis
dan lebih proaktif mengambil prakarsa yang dapat menstimulasi perkembangan
ilmu

pengetahuan

dan

teknologi.

Kedeputian

IPHLIPI

berupaya

untuk

meningkatkan kesadaran publik dan mempengaruhi kebijakan nasional terkait


dengan peningkatan efektifitas pengelolaan dan pendayagunaan SDH dan
perbaikan kualitas lingkungan hidup untuk kepentingan pembangunan bangsa.
Renkoordif ini adalah bagian integral dari Renstra LIPI Tahun 20152019
seperti tertuang dalam Peraturan Kepala LIPI No 01/E/2015 tertanggal 28 Januari
2015 dan dimaksudkan untuk diacu dan dijadikan pedoman oleh seluruh Pusat,
Pusat Penelitian, Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan seluruh staf/karyawan di
lingkungan Kedeputian IPH LIPI dalam melaksanakan seluruh tugas pokok dan
fungsi yang diembannya sehingga cita-cita sebagaimana tertuang dalam visi dan
misi Kedeputian IPHLIPI dapat diwujudkan.
Buku ini juga dimaksudkan agar para pihak yang berkepentingan dapat
mengetahui, ikut memahami, dan membantu untuk ikut ambil bagian khususnya
dalam upaya mengelola sumber kekayaan alam hayati dan lingkungan hidup
untuk pembangunan berkelanjutan, menyongsong masa depan bangsa yang lebih
baik,

lebih dihormati dan lebih disegani oleh bangsa lain seraya mewujudkan

kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.


Jakarta,

2015

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLIPI

Dr. Siti Nuramaliati Prijono


NIP.

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. KONDISI UMUM
1.1.1. Perkembangan Organisasi
Sejarah panjang berdirinya kedeputian Ilmu-Ilmu Hayati Lembaga ILmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah berawal sejak terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesian (NKRI). LIPI berkomitmen dan berkewajiban mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Indonesia agar tetap berwibawa dan
memiliki integritas tinggi dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bangsa.
Keberadaan LIPI, khususnya Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati yang
Unit-Unit Kerjanya meliputi Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Herbarium
Bogoriense, Museum Zoologicum Bogoriense dan Laboratorium TREUB tidak dapat
dilepaskan dari sejarah panjang kegiatan ilmu pengetahuan di Indonesia. Tradisi
keilmuan, khususnya ilmu pengetahuan alam hayati, setidaknya tercatat sejak
masa penjajahan Belanda jauh sebelum pemerintah Hindia Belanda mendirikan
Dewan Ilmu Pengetahuan Alam Hindia Belanda (Natuurwetensschappelijke Raad
Voor Nederlands-Indi) pada tahun 1928. Kebun Raya Bogor sendiri berdiri pada
tahun 1817 disusul oleh pendirian Herbarium Bogoriense pada tahun 1844,
Museum Zoologicum Bogoriense pada tahun 1894 dan Kebun Raya Cibodas pada
tahun 1860 Pada tahun 1956, didirikanlah Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia
(MIPI) dengan Undang Undang Nomor 6 Tahun 1956 tepatnya pada tanggal 8
Maret 1956. Dalam perjalanannya, majelis ini berubah dari badan otonom menjadi
lembaga pemerintah di lingkungan Departemen Urusan Nasional (DURENAS)
untuk melaksanakan tugas teknik operasional penelitian dan pengembangan
melalui berbagai lembaga penelitian yang ada di lingkungannya termasuk
Lembaga Biologi Nasional (LBN).
Pada tahun 1966, dilakukan penyederhanaan aparatur Negara dan sebagai
konsekuensinya,

DURENAS

diubah

menjadi

Lembaga

Research

Nasional

(LEMRENAS). Ketaatan pada asas Negara dan pada prinsip penyederhanaan telah

melandasi Keputusan Pimpinan MPRS Nomor 18/B/1967, pada tanggal 16


Februari 1967 untuk melebur LEMRENAS dan MIPI menjadi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI). Selanjutnya LIPI dikukuhkan keberadaannya
melalui Keputusan Presiden Nomor 128 Tahun 1967 pada tanggal 23 Agustus
1967 dengan tugas pokok sebagai berikut:
Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berakar di
Indonesia agar dapat dimanfaatkan begi kesejahteraan manusia pada
umumnya, rakyat Indonesia khususnya;
Mencari kebenaran ilmiah, di mana kebebasan ilmiah, diakui dan dijamin,
sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945;
Mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (Academy of
Science).
Berbagai sarana penelitian (Kebun Raya Bogor, Herbarium Bogoriense,
Museum Zoologicum Bogoriense, Kebun Raya Cibodas, Laboratorium TREUB) yang
pembentukkannya

dirintis

jauh

sebelum

Indonesia

merdeka,

berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 128 Tahun 1967 ini, berada di bawah naungan
Lembaga Biologi Nasional Kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada tahun
1986, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1986 terjadi reorganisasi
LIPI dengan Tugas Pokok membantu Presiden dalam menyelenggarakan penelitian
dan pengembangan, membina perkembangan, memberikan jasa dan memberikan
saran kepada pemerintah tentang kebijakan nasional di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK). Keputusan Presiden ini otomatis menghapuskan lembagalembaga penelitian di lingkungan LIPI termasuk Lembaga Biologi Nasional dan
dengan Keputusan Presiden ini pula terjadi pemekaran. Lembaga Biologi Nasional
menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Pusat Penelitian dan
Pengembagan Bioteknologi dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi.
Seluruh unit kerja di atas bersama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geoteknologi dan Pusat Penelitian Oseanologi berada dalam Kedeputian Ilmu
Pengetahuan Alam. Reorganisasi LIPI kemudian terjadi lagi pada tahun 2001

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 178 Tahun 2000 tanggal 15 Desember


2000

tentang

Susunan

Organisasi

dan

Tugas

Lembaga

Pemerintah

Non

Departemen dan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tanggal 13


September 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. Dengan
demikian, Kedeputian IPA menjadi dua Kedeputian yaitu Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati dan Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian.
Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati kini meliputi Pusat Penelitian Biologi
(termasuk

di

dalamnya

Herbarium

Bogoriense

dan

Museum

Zoologicum

Bogoriense), Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (termasuk di


dalamnya UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya
Purwodadi dan Kebun Raya Eka Karya), dan Pusat Penelitian Bioteknologi. Dalam
reorganisasi ini juga dibentuk satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) baru, UPT Balai
Litbang Biomaterial yang tadinya merupakan kelompok penelitian di Pusat
Penelitian Bioteknologi Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik.
Pada thun 2014/2015 juga akan dilakukan kembali penataan organisasi di
IPH yang merupakan pengejawantahan dari pelaksanaan reformasi birokrasi.
Penataan tata organisasi ini sedang dilaksanakan pada saat ini dan IPH fokus
kepada penataan dan pembenahan organisasi bersifat ke dalam guna efisiensi
kerja. Pada kesempatan ini diajukan UPT Biomaterial meningkat menjadi eselon 2
dan stasiun riset Wamena dijadikan UPT-implementasi atau aplikasi riset dari
kegiatan riset pengembangan SDH di lingkungan IPH LIPI.

1.1.2. Perkembangan Lingkungan Strategis


Arah kebijakan strategis terkait dengan pengelolaan dan pendayagunaan
SDH

dan

lingkungan

menjadikan

Kedeputian

IPH

dapat

berperan

aktif

memberikan saran dan rumusan kebijakan kepada pemerintah dalam upaya


menjadikan SDH sebagai soko-guru pembangunan berkelanjutan. Meskipun
gelombang pasang surut terjadi dalam dinamika sejarah perjuangan bangsa dan
diwarnai pergolakan sosial yang kuat, berkat komitmen dan kinerja Kedeputian
IPH LIPI yang netral, profesional dan beretika, pelaksanaan pembangunan Ilmu

Pengetahuan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang aman, adil, sejahtera dan
bermartabat tetap berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

1.1.3. Isu Global


- Persaingan Pasar Bebas
- Perubahan Iklim dan kerusakan lingkungan
- Komitmen-komitmen internasional baru yang harus dijalankan (protokol
nagoya, unesco/cagar biosfer, Material transfer, etc).
- Kebijakan-kebijakan internasional yang harus diratifikasi; Kuota energi, Karbon
trade
1.1.4. Isu Nasional
- Biodiversity loss
- Kerusakan lingkungan
- Kebijakan yang tidak tepat dalam mengelola SDH
1.2. SUMBANGSIH DAN KINERJA KEDEPUTIAN IPHLIPI Sampai 2014

Kinerja ilmu pengetahuan di bumi nusantara pada masa kolonial telah

mencapai taraf dan kualitas dunia serta bermanfaat bagi kemanusiaan. Hal ini
dicapai dengan memusatkan perhatian pada penguatan ilmu-ilmu dasar sebagai
fondasi kokoh untuk menjawab berbagai permasalahan dan kepentingan
masyarakat

pada

zamannya.

Pendirian

Kebun

Raya

didedikasikan

untuk

melakukan penelitian mendasar mendukung program budidaya tanaman bernilai


ekonomi tinggi di Indonesia. Penelitian di Kebun Raya telah mampu mendorong
tumbuh dan berkembangnya pusat pusat perkebunan besar di nusantara.
Pendirian Herbarium Bogoriense dan Museum Zoologicum Bogoriense juga
didedikasikan untuk mencari solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi
oleh perkebunan-perkebunan besar yang didirikan penjajah kolonial pada waktu
itu. Fasilitas keilmuan tua ini juga dijadikan ajang untuk melakukan penelitian
mendasar dan terbukti telah memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan. Penemuan tentang penanggulangan penyakit
beri-beri, penemuan hormon pertumbuhan untuk tanaman, dan penemuan
mikoriza adalah beberapa bukti capaian ilmu pengetahuan hayati pada masa itu.
Kinerja LIPI selama Orde Lama, lebih banyak dilakukan dengan proses

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

pengiriman tenaga ke luar negeri, dibandingkan dengan pelaksanaan penelitian


secara riil di dalam negeri. Sementara itu semasa Orde Baru, penelitian mendasar
mengalami kemunduran. Penelitian pada masa ini mengalami dikotomi antara
penelitian dasar dan terapan padahal kedua istilah ini seharusnya ada dalam satu
(1) kontinum atau dengan kata lain penelitian sangat mendasar tetapi juga sangat
aplikatif, artinya strategis. Pemerintah Orde Baru hanya menaruh perhatian pada
penelitian

terapan

dan

melupakan

fondasi

keilmuannya

yang

akibatnya

perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia kalaupun ada hanya sebuah


fatamorgana saja. Birokrasi penelitian juga didominasi oleh sistem pendanaan
tahunan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal ini
menyebabkan ketidakmandirian lembaga penelitian yang mengakibatkan kinerja
kurang menggembirakan. Penyusunan program penelitian pada akhirnya memiliki
corak kurang tajam, terfragmentasi dan mengalami duplikasi; sinergi antar
disiplin keilmuan dan antar lembaga rendah; dan pelaksanaan program penelitian
berorientasi pada proyek jangka pendek dan tidak beorientasi pada hasil yang
seringkali bersifat longterm dan multidisiplin.
Hasil-hasil kegiatan penelitian pada masa Orde Baru memperlihatkan,
bahwa tidak sedikit penelitian yang dilakukan bersifat kosmetik, sekedar untuk
mendukung kepentingan praktis semata. Hal ini telah membawa konsekuensi
pada rendahnya peringkat penelitian Indonesia dalam tataran internasional
bahkan tidak masuk dalam peringkat Asia, namun terpuruk ke dalam peringkat
Afrika dalam hal publikasi ilmiah di jurnal internasional. Hal ini dialami oleh LIPI.
Ditengah kondisi seperti ini, pasca reorganisasi, LIPI menegaskan tiga
tanggung jawab yang diembannya di masa depan (terhadap dunia akademik,
terhadap masyarakat luas, dan terhadap pengguna/pihak yang berkepentingan).
LIPI

mengoptimalkan

perannya

didasarkan

kepada

sikap

keilmuan

dan

kompetensi yang bebas bias, baik sektoral, disiplin, kedaerahan, maupun budaya.
Konsep ini juga melandasi kerja Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati dan
seluruh Satuan Kerja di bawah koordinasinya. Pasca reorganisasi, satuan kerja di
lingkungan Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati sekalipun tidak terlalu
mendapatkan perhatian dari pemerintah terus menekuni bidang keilmuan

mendasar untuk menyadarkan masyarakat tentang arti penting keanekaragaman


hayati berikut landskap ekosistemnya bagi kelangsungan pembangunan di negeri
ini.
Status Kebun Raya telah ditingkatkan dari Eselon III menjadi Eselon II, Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, pada Tahun 2003. Hal ini telah
berdampak positif terhadap kinerja LIPI keseluruhan. Kesadaran masyarakat
tentang pentingnya penyelamatan flora Indonesia meningkat dengan tajam.
Berbagai daerah seolah berlomba untuk mendirikan Kebun Raya Baru sebagai
pusat konservasi flora di daerahnya masing-masing, sebagai tempat melakukan
penelitian pengungkapan potensi flora di daerah sebagai fondasi pembangunan
ekonomi berkelanjutan berbasis pemanfaatan flora bernilai ekonomi tinggi baik
untuk kebutuhan pangan, papan, kesehatan dan kebutuhan manusia lainnya.
Kebun Raya Daerah juga didedikasikan sebagai sarana pendidikan lingkungan
bagi masyarakatnya. Kegiatan ini sangat penting dalam mengantisipasi perubahan
iklim global dan menjawab berbagai isu dalam kerangka pencapaian target yang
tercantum dalam dokumen Millenium Development Goals (MDGs). Selanjutnya,
status Kebun Raya telah diperkuat juga dengan PP............... yang menyatakan
bahwa...............
Sementara itu Pusat Penelitian Biologi dengan kesungguhannya memelihara
specimen botani (dalam bentuk herbarium dan awetan lainnya) serta spesimen
fauna (dalam material awetan) telah menggugah perhatian global khususnya
pemerintah dan masyarakat Jepang untuk memberikan bantuan berupa hibah bagi
pendirian gedung dan pelengkapan sarana penelitian. Kinerja LIPI juga meningkat
dengan

diresmikannya

penggunaan

Gedung

Widya

Satwaloka

(Meuseum

Zoologicum Bogoriense) dan Gedung Herbarium Bogoriense di kawasan Cibinong


Science Center. Selanjutnya pada termin berikutnya, Pemerintah Jepang juga
membantu Indonesia dalam prakarsa pendirian koleksi kultur mikroba yang
berstandar internasional yang diberi nama Indonesia Culture Collection (INACC)
yang akan diresmikan pada tahun 2015/2016. Kini LIPI memiliki sarana pusat
penyimpanan material botani, fauna, dan mikroba Indonesia (Bio-Resource
Center) yang menjadi rujukan bagi masyarakat di seluruh dunia. Hasil ekspedisi

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

kini dapat dipelajari dengan lebih seksama dan penemuan species baru bahkan
marga baru berlanjut. Hasil penelitian yang mengungkapkan potensi-potensi SDH
ini membuktikan bahwa Negeri kita mempunyai nilai tawar yang tinggi dan posisi
strategis bagi peneliti di seluruh dunia serta memiliki peluang untuk turut ambil
bagian dalam menentukan masa depan kehidupan umat manusia di dunia.
Melalui Pusat Penelitian Bioteknologi dengan sumberdaya manusia dan
peralatan pendukungnya yang memadai, LIPI telah memasuki babak baru di
bidang ilmu pengetahuan yaitu dengan ikut sertanya menangani penelitian pada
tingkat genetika molekular, dengan kata lain bangsa Indonesia telah memasuki
era pasca genomic menyusul kiprah yang dilakukan di negara-negara maju. Pusat
ini sekarang memiliki kemampuan untuk menelaah mahluk hidup sampai ke
tingkat

molekular,

mampu

mengisolasi

gen

tertentu,

merakitnya

dan

memindahkan satu mahluk hidup ke mahluk hidup yang lain untuk berbagai
tujuan kemanusiaan termasuk menggenjot sektor pangan/pertanian (perbaikan
sifat-sifat benih padi, ternak) dan industri obat-obatan (Biosimilar obat,
molecular farming).
Diusulkannya UPT-Biomaterial menjadi organisasi setingkat eselon 2 pada
tahun 2014/2015 diharapkan dapat memperkuat dan berdampak positif pada
kinerja IPH. Kesadaran tentang pentingnya inovasi pemanfaatan material flora
yang lebih arif dengan teknologi bio-nano

yang dapat meningkatkan kualitas

biomasa dan nilai komersialnya meningkat dengan tajam. Penelitian dan


pengembangan teknologi pengolahan bahan baku alternatif dari SDH potensial
dan limbah biomassa untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan
merupakan kegiatan utama yang akan dilaksanakan dalam 5 tahun mendatang.
Kegiatan ini sangat penting dalam mengantisipasi perubahan iklim global dan
menjawab berbagai isu dalam kerangka pencapaian target yang tercantum dalam
dokumen Millenium Development Goals (MDGs).
Kinerja LIPI, khususnya Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati harus
terus

diarahkan

perubahan

iklim

untuk
global

mengantisipasi
dan

dan

pencapaian

melakukan
MDGs

bagi

adaptasi

terhadap

sebesar-besarnya

kemakmuran bangsa dan rakyat Indonesia. Untuk itu diperlukan reposisi dengan

kembali memperkuat penelitian mendasar dan berorientasi pada pembangunan


berkelanjutan berwajah kemanusiaan.
1.3. REFORMASI BIROKRASI DAN REORIENTASI PERAN KEDEPUTIAN IPH
Pelaksanaan Refomasi Birokrasi di LIPI menuntut seluruh jajaran organisasi
LIPI untuk lebih maju, lebih giat dan lebih tertata serta efisien kinerjanya.
Kedeputian IPH tidak terkecuali, melaksanakan pembenahan organisasi melalui
usulan-usulan

perombakan

organisasi,

penataan

riset

unggulan

yang

dicanangkan lebih dekat ke stake-holder yang telah disepakati dinilai Besar,


siknifikan dan Nyata, penataan riset dasar atau tematik dan penggalangan
kerjasama-kerjasama yang semua pelaksanaannya dimonitoring dan dievaluasi
secara transparan dan terbuka.
Kinerja Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLIPI ditentukan oleh
reorientasi, kebijakan dan pelaksanaan program ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam pembangunan nasional dan pembangunan bangsa. Reorientasi tersebut
tidak hanya menyentuh aspek-aspek rasionalitas, namun juga jalinan nilai-nilai
budaya dan wawasan kebangsaan Indonesia. Kecenderungan masyarakat modern
Indonesia yang tidak lagi mengenal adanya pemisahan antara ilmuwan dengan
lingkungannya adalah suatu pertanda positif. Dialog antar sesama ilmuwan dan
dialog ilmuwan dengan masyarakat luas merupakan momentum untuk melahirkan
usaha-usaha konkrit membangun negeri ini. Dialaog intensif tentunya akan
menghasilkan program penelitian

strategis yang mengintegrasikan berbagai

cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki keterkaitan dan dinamis
serta berpotensi memberikan dukungan mendasar bagi kesejahteraan rakyat,
kemajuan

bangsa,

keamanan

dan

ketahanan

bagi

perlindungan

negara,

pelestarian fungsi lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta
peningkatan kehidupan kemanusiaan. Dialog intensif juga diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat secara luas tentang arti penting SDH dalam
mengantisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global dan mempercepat
pencapaian MDGs. Hal ini telah diatur dengan baik melalui Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Ada tiga (3) kecenderungan utama yang perlu dicermati yaitu a). makin
tidak

terhindarkannya

pemecahan

suatu

kecenderungan

permasalahan,

pendekatan

b).

sejalan

multidisipliner
dengan

dalam

kecenderungan

superspesialisasi lintas batas maka hadirnya cabang-cabang ilmu pengetahuan


baru adalah hibridisasi dari berbagai ilmu pengetahuan pendukung, c). makin
singkatnya jarak waktu yang dibutuhkan antara tahap pemahaman dan tahap
penerapan.

1.3.1. Premis dasar


Ilmu pengetahuan bersifat netral dan mengandung nilai nilai yang universal;
Teknologi sebagai penerapan dari ilmu pengetahuan, berciri keberpihakan yang
bergantung pada kepentingan yang dibebankan padanya;
Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai ciri untuk selalu memperbaharui diri
sehingga menghendaki adanya kondisi yang memungkinkan tumbuh
kembangnya iptek secara nasional dan penempatan peranannya sebagai
unsur pembaharu yang mempu melahirkan karya-karya baru yang dapat
memperkuat posisi daya saing bangsa;
Kebebasan ilmiah, kebebasan penelitian dan kebebasan mimbar dalan rangka
penguasaan, penetapan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dijamin melalui keberadaan lembaga iptek yang independen;
Ilmuwan mempunyai posisi ganda, sebagai pelaku yang mencari kebenaran dan
mengemban tanggung jawab sosial dalam pembangunan nasional.
1.3.2. Landasan etis
Deklarasi para ilmuwan dunia yang dinyatakan dalam World Conference on
Science di Budapest pada bulan Juli 1999 mengamanatkan bahwa:
Bangsa-bangsa

dan

pengetahuan

ilmuwan
dari

dunia

berbagai

mengakui
cabang

pentingnya

ilmu

penggunaan

pengetahuan

secara

bertanggungjawab untuk pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia

Ilmu

pengetahuan

harus

melayani

kemanusiaan

secara

keseluruhan,

dan

memberikan sumbangsih bagi a). upaya pemahaman yang lebih


mendalam oleh setiap orang tentang alam dan masyarakat, b). kualitas
hidup yang lebih baik, dan c). lingkungan hidup yang sehat dan
berkelanjutan bagi generasi kini dan mendatang.
Namun landasan etis/bioetika dan kejujuran paling hakiki guna menjamin
kemajuan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan hasil yang baik dan
terandalkan. LIPI telah menyusun kode etik peneliti yang intinya mengamanatkan
bahwa kode etika penelitian merupakan acuan moral bagi peneliti.

1.4. SUMBER DAYA IPH


1.4.1 Sumber Daya Manusia
Peta SDM di lingkungan IPH LIPI per 31 desember 2012 tergambar seperti
grafik 1 yang menggambarkan bahwa staff administrasi, jabatan non fungsional
dan kandidat peneliti berjumlah sangat besar yaitu 71% dari total jumlah pegawai
di IPH LIPI. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus untuk pertimbangan
mengembangkan hasil riset dan luaran lainnya IPH LIPI.

Peneliti Utama
4%
Peneliti Madya
6%
Peneliti Muda
5%
Peneliti Pertama
5%
Pranata Komputer
Pustakawan
0%
1%
Pranata Humas
2%
Arsiparis
Perencana
1%
0%
Teknisi Litkayasa
5%

Administrasi dan non peneliti


71%

Gambar 1. Peta SDM IPH LIPI

Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Pranata Komputer
Pustakawan
Pranata Humas
Arsiparis
Perencana
Teknisi Litkayasa
Administrasi dan non peneliti

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

1.4.2. Sumber Anggaran


Dana kedeputian IPH LIPI terdiri dari DIPA Rutin/tematik, dana pendamping
pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) , PNBP dan dana kerjasama dengan pihak lain
baik lokal (Pemda, Perusahaan Daerah), nasional (University, Perusahaan Nasional)
maupun internasional (Donatur internasional, Lembaga Riset Internasional dan
Perusahaan Internasional).

1.4.3. Sarana dan Prasarana


Kedeputian IPH LIPI mempunyai aset yang luar biasa besar dan dapat

dikategorikan aset nasional bahkan internasional. Sebagian besar aset


internasional berupa depositori specimen flora dan fauna tropis yang terpelihara
berstandar internasional dan merupakan pusat rujukan nasional dan
internasional. Sejak tahun 2010 juga dilakukan pembenahan koleksi mikroba
tropis Indonesia dan akan menjadi pusat koleksi mikroba tropis yang diberi nama
Indonesia Culture Collection (INACC). Selain itu IPH LIPI juga mengoleksi plasma
nutfah tanaman indigenous atau tipikal secara ex-situ melalui pengembangan
Cagar Biosfer dan Kebun Raya Baik yang dikelola oleh LIPI maupun Daerah. Dan
dalam perkembangaannya Kebun Raya telah menjadi wahana konservasi dan sara
rekreasi serta pusat kegiatan masyarakat.

Adapun fasilitas fisik yang saat tersedia di kedeputian IPH LIPI adalah

sebagai berikut fasilitas gedung perkantoran dan laboratorium, peralatan


penelitian dari analitik sederhana hingga peralatan molekuler modern,
percontohan model industri pupuk organik, percontohan model peternakan
modern, percontohan pembuatan biomaterial bernilai ekonomi dan percontohan
model pengembangan kebun raya.

BAB II
VISI DAN MISI

Sebagai landasan utama penyusunan program kegiatan penelitian di

lingkungan IPH LIPI adalah UUD 45 yang mempunyai visi yaitu Negara Indonesia
Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur dan misi yaitu Melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan
kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan Ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun

2005-2025 ditegaskan bahwa Visi Nasional adalah Menuju Indonesia yang


mandiri, maju, adil dan makmur (UU RI Nomor 17 Tahun 2007) yang kemudian
dalam tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional III (RPJMN)
Tahun 2015-2019 Visi Nasionalnya adalah Memantapkan pembangunan secara
menyeluruh

dengan

menekankan

pembangunan

keunggulan

kompetitif

perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta
kemampuan iptek (Perpres Nomor xx Tahun 2015). Dalam rangka mensukseskan
Visi Nasional, maka LIPI dengan karakternya menetapkan visi Menjadi lembaga
ilmu pengetahuan berkelas dunia yang mendorong terwujudnya kehidupan
bangsa yang adil, makmur, cerdas, kreatif, integratif, dan dinamis yang didukung
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanistik. Sedangkan visi LIPI Tahun
2015-2019 adalah Menjadi lembaga ilmu pengetahuan yang berada dalam
peringkat kelompok terbaik dunia dalam menghasilkan IPTEK guna meningkatkan
kualitas SDM dan memperkuat daya saing perekonomian nasional. Adapun Misi
LIPI adalah sebagai berikut:
Memberikan landasan ilmiah untuk pengambilan kebijakan.
Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan pengelolaan sumber
daya

alam hayati dalam upaya

melestarikan dan memberdayakan aset

keanekaragaman hayati Indonesia sebagai penggerak dan pendorong utama


pembangunan berkelanjutan.

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara menjadi
menjadi center of excellent dalam bidang konservasi dan pengungkapan potensi
dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam hayati;
Misi LIPI tersebut ditetapkan dalam Tujuan dan Sasaran kinerja LIPI sebagai
berikut:

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Adapun sasaran LIPI tersebut diterjemahkan dalam kinerja LIPI yang indikator
indikator kinerjanya ditetapkan sebagai berikut:

Uraian Sasaran

Indikator

1. Meningkatnya kualitas pengetahuan para


peneliti yang diukur dari peningkatan
pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional

1. Peningkatan pendidikan

2. Peningkatan Jabatan
Fungsional

2. Meningkatnya hasil dan penelitian yang


diukur dari peningkatan jumlah publikasi ,
penambahan spesimen dan spesies kehati dan HKI

1. Peningkatan jumlah
publikasi

2. Peningkatan HKI
(Prototipe, Paten, peta,
database baru, PVT, Produk
molekuler)
3. Varietas benih unggul
a. Varietas unggul padi (PN5)
b. Benih unggul umbi (PN5)
3. Terungkapnya potensi kekayaan alam dan
budaya Indonesia yang
diukur dari jumlah catatan (record) dan spesies
baru.

1. Jumlah Penemuan Baru


(Species baru biota,
Variteas , Bahasa hampir
punah)
2. Catatan baru

3. Jumlah spesimen rujukan


flora, Fauna dan Mikroba

4. Terbangunnya Kebun Raya


daerah (PN9)
4. Meningkatnya kreativitas dalam menciptakan
iptek yang bernilai
ekonomis yang diukur dari jumlah hasil yang
dipakai.

1. Jumlah Produk Yang


Digunakan Masyarakat

2. Jumlah HKI Yang Digunakan


Masyarakat

3. Jumlah Jasa Iptek kepada


Masyarakat

Rekordif IPH LIPI 2014-2019


4. Jumlah teknologi pupuk bio
organik yang aplikasikan ke
daerah (PN5)
5. Memperkuat jaringan antara Kedeputian
Bidang IPH LIPI dengan industry/stake holders
lainnya dalam meningkatkan adopsi inovasi yang
diukur dari jumlah kerja sama.

1. Kerjasama meningkat
dibidang pemanfaatan dan
Konservasi Hayati
(Pembangunan Kebun Raya
Daerah), Peternakan Modern
dan Pupuk Organik

6. Tersedianya timbangan ilmiah dan


rekomendasi untuk menjawab isu nasional

1. Peningkatan saran
kebijakan ke Pemerintah/
Masyarakat

7. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI


1. Jumlah hasil kajian
dipakai sebagai rujukan, yang diukur dari jumlah kebijakan yang dipakai
hasil kajian kebijakan yang dipakai. .

8. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan


yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah
keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional,
regional dan internasional.

1. Melaksanakan pertemuan
ilmiah nasional (seminar,
workshop, dan lainnya)

2. Melaksanakan pertemuan
ilmiah internasional
(seminar, workshop, dan
lainnya)
3. Keikutsertaan dalam
pertemuan ilmiah (seminar,
workshop, dan lainnya)

9. Meningkatnya perilaku rasional dalam


1. Jumlah kegiatan
masyarakat, yang diukur dari jumlah kegiatan dan sosialisasi/ pemasyarakatan
peserta berbagai aktivitas pemasyarakatan iptek iptek yang terselenggara
LIPI.
2. Jumlah peserta berbagai
aktivitas pemasyarakatan
iptek LIPI

10. Meningkatnya peran LIPI dalam pergaulan


dunia internasional, yang diukur dari jumlah
keikutsertaan dalam organisasi dan berbagai
pertemuan ilmiah regional dan internasional.

1. Keikutsertaan dalam
organisasi ilmiah regional
dan internasional

11.Tersedianya sarana dan prasarana penelitian


yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dari jumlah
sarana dan prasarana penelitian yang baik yang
dipakai untuk kegiatan.

1. Jumlah sarana dan


prasarana penelitian yang
baik yang dipakai untuk
kegiatan di bidang
Bioteknologi Peternakan,
Kultur koleksi mikroba,
Konservasi dan Biomaterial

12. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi yang


Baik (Good Corporate Governance) yang dapat
diukur dengan terlaksananya perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang
berkualitas dan akuntabel serta peningkatan
status pengelolaan administrasi keuangan dan
inventaris LIPI yang tertib dan taat azas
sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa
Pengecualian

1. Terselesaikannya dokumen
perencanaan dan penganggaran,
serta dokumen pelaporan
termasuk laporan triwulan dan
LAKIP,

13. Terbinanya SDM yang diukur dari


1.Penambahan jumlah PNS baru
terpenuhinya kebutuhan guna melaksananakan tugas minimal sejumlah pegawai
sesuai kompetensi satuan kerja
Kedeputian Bidang IPH LIPI
yang akan pensiun pada tahun
berikutnya
2.Peningkatkan pembinaan,
dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi SDM untuk
meningkatkan kompetensi

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

BAB III
LINGKUNGAN STRATEGIS DAN FAKTOR KEBERHASILAN

Krisis global pada dasarnya berakar dari ketidakmampuan planet bumi


dalam

mendukung

pola

penggunaan

sumber

daya

alam

secara

tidak

berkelanjutan. Hal ini diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat
dan kecenderungan perilaku untuk meniru pola pembangunan keliru yang
teterapkan oleh berbagai negara maju. Akibatnya, dunia terancam serius oleh
perubahan alamiah dan antropogenik berskala mondial. Terdapat skenario yang
dikembangkan pada akhir dekade 1990-an yang mengemukakan bahwa krisis
global tidak terhindarkan lagi akan terjadi pada tahun 2020 apabila lima (5) faktor
yang diuraikan berikut ini berjalan dengan kecepatan seperti tengah berlangsung
saat ini. Adapun kelima faktor tersebut adalah:
Pemanasan global dan kenaikan paras muka air laut. Kota-kota seperti Jakarta
dan kota-kota lain di dunia serta sejumlah negara pantai akan
terancam langsung oleh perubahan global ini;
Menipisnya sumber daya alam yang terprovokasi oleh budaya Barat yang berbasis
pada materialisme yang kini telah mendominasi dunia telah
mengakibatkan terkurasnya cadangan sumber daya alam, lahan,
dan energi yang telah membebani bumi;
Kepunahan jenis pemanasan global pada kesempatan pertama akan merupakan
pemicu punahnya sejumlah jenis flora dan fauna; sementara
sebagian

besar

kepunahan

tersebut

berhubungan

dengan

transformasi permukaan bumi yang disebabkan oleh ekploitasi


sumber

daya

baik

terbarukan

dan

tak

terbarukan

secara

berlebihan. Indonesia menempati posisi teratas dalam daftar CITES


tentang spesies yang punah maupun yang terancam punah;
Ledakan penduduk dan kaitannya dengan kelangkaan air dan pangan. Dapat

diramalkan bahwa dengan jumlah penduduk di dunia sebesar 8


milyar pada tahun 2020, dunia akan menghadapi persoalan
dahsyat dalam pasokan air dan pangan, Air dan pangan akan
menjadi

sumber

utama

konflik

antar

negara

dan

wilayah,

sebagaimana yang tengan kita saksikan secara sporadis di


berbagai bagian dunia dewasa ini;
Berkembangnya kaum urban. Sehubungan dengan gerakan urbanisasi penduduk
ke kota-kota besar dunia akan membawa pola atau gaya hidup
yang berkembang. Semua masyarakat menginginkan kenyamanan
dan kualitas kebutuhan yang semakin baik namun tidak ditunjang
adanya pengetahuan pengelolaan SDH untuk kepentingan manusia
yang sustain dan aman.
Ketersediaan Pangan yang tidak memadai, telah terjadi berbagai kelangkaan
kebutuhan pangan di Indonesia dari kebutuhan protein hewani,
kebutuhan makanan pokok dan suplemen pendukung pangan.
Ketersediaan Energi yang tidak memadai, sebagian besar fungsi energi adalah
untuk sumber daya listrik guna keperluan berbagai kebutuhan
manusia baik berskala industri ataupun rumah tangga. Pada saat
ini daerah yang telah mendapatkan fasilitas listrik sebesar 0-70%
tergantung dari daerahnya. Sistim Grid yang memadukan seluruh
komponen sumber listrik termasuk biomasa akan membantu
suplai daya listrik.
Problema fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Banyak penyakit infeksi dan
degeneratif berkembang sangat cepat di areal tropis menyebabkan
krisis kesehatan. Kekurangan obat dan suplemen pencegahannya
menyebabkan penyakit-penyakit ini berkembang menjadi endemik
atau bahkan pandemik. Penyediaan obat dan suplemen ini menjadi
masalah yang harus diatasi. SDH sebagai sumber obat dan
suplemen

sangat penting untuk dikembangkan guna mengatasi

penyakit-penyakit infeksi dan degerneratif di lingkungan tropis.

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Regionalisasi dan globalisasi akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan


sosial, budaya dan ekonomi masyarakat. Pengaruh ini sarat dengan perubahan
cepat ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang teknologi informasi
(komputer, digitasi, internet dan satelit). Perubahan ini tentu akan berdampak
positif dan negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat yang pada akhirnya
akan merubah secara cepat lingkungan ekologisnya. Pengaruh positif dari
informasi Iptek akan membawa nilai tambah tersendiri bagi taraf hidup
masyarakat apabila muatan Iptek pemberdayaan SDH dapat diimplementasikan
dengan mudah. Sebaliknya kecepatan teknologi informasi yang tidak dibarengi
landasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, serta etika dan ahlak yang
handal akan merusak cara pandang masyarakat. Dari karakteristik globalisasi,
perkembangan cepat ini tentunya harus diimbangi dengan penyiapan informasi
dan Sumber Daya Manusia yang handal dan mampu menjawab perkembangan
yang terjadi. Dengan demikian, pengaruh negatatif globalisasi akan bisa
diminimalisir dengan mudah. Dampak positif dari perubahan ilmu pengetahuan
yang cepat akan terus ditingkatkan dengan pola keterbukaan, efisiensi dan
kepastian hukum.
Berbagai persoalan di atas harus bisa diantisipasi oleh Kedeputian IPHLIPI
mengingat lembaga ini merupakan salah satu institusi pemerintah yang
bertanggung jawab atas perkembangan ilmu pengetahuan dan prospeknya di
masa depan. Cara terbaik adalah dengan menyiapkan SDM berkualitas di
lingkungan IPHLIPI

yang disertai dengan berbagai fasilitas pendukung yang

memadai.

Diterapkannya desentralisasi dan otonomi daerah (otoda) yang berjalan

dalam 10 tahun terakhir ini ditengarai memberikan kontribusi terhadap


perubahan alamiah dan antropogenik berskala mondial yang mengarah pada
krisis global. Realitas ini akibat adanya perubahan mendasar tentang tata kelola
lahan di daerah dalam pembangunan infrastuktur dan pemekaran kota di daerah.
Sungguhpun tujuan otoda adalah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan
peningkatan pelayanan publik, namun dalam pelaksanaannya muncul sejumlah
persoalan antara lain: pembukaan hutan yang tidak terkendali untuk memenuhi
euphoria pemekaran daerah dan pemenuhan pendapatan asli daerah, konflik

kepentingan dalam pemanfaatan lahan dan sebagainya. Kenyataan tersebut pada


akhirnya akan menimbulkan banyak kerugian dalam jangka panjang, utamanya
kerusakan lingkungan dan ancaman SDH. Dampak yang nyata dari kesalahan tata
guna lahan tersebut adalah bencana banjir, tanah longsor dan pemiskinan lahan
untuk pertanian yang marak terjadi di mana-mana dan akhirnya menimbulkan
keruwetan pada berbagai aspek kehidupan di daerah. Perubahan yang cepat
tersebut ternyata tidak diikuti oleh munculnya konsep-konsep perencanaan tata
kelola lahan yang berlandasakan kajian akademik, bahkan konsep semacam ini
sering dikesampingkan. Studi tentang otonomi daerah umumnya ditekankan pada
aspek sosial, ekonomi dan budaya yang mengarah pada keinginan kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah itu sendiri. Di sisi lain, konsep-konsep
pemekaran daerah yang belum matang cenderung dipaksakan dan sering
berimplikasi kontra-produktif di lapangan. Akibatnya, tidak mengherankan jika
kemudian banyak konsep yang telah diterapkan cenderung bias, utamanya dalam
pemanfaatan lahan untuk pemekaran wilayah yang akhirnya berujung pada
munculnya

berbagai

persoalan

kerusakan

lingkungan

di

daerah

dengan

implementasi kebijakan desentralisasi.


Sejalan dengan munculnya persoalan sosial, ekonomi dan budaya, pesoalan

lingkungan dan keberlanjutan pemanfaatan dan pengelolaan SDH di daerah


menjadi lingkungan strategis Kedeputian IPH. Evaluasi kinerja daerah terhadap
hasil

pemekaran

khususnya

dalam

kaitannya

dengan

pemanfaatan

dan

pengelolaan SDH apakah sudah sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78


Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan
Daerah, sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000. Dalam
konteks ini harmonisasi konservasi dan kegiatan pembangunan ekonomi yang
dilandasi riset dalam mengantisipasi pengaruh pemanasan global dan kerusakan
lingkungan menjadi prioritas kegiatan di Kedeputian IPH. Kegiatan ini harus
menghasilkan bahan perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan Sumber
Daya Hayati (SDH) di daerah.

Sesuai dengan program pemerintah dalam memperbaiki dan memperkokoh

institusi

pemerintah

daerah

langkah-langkah

perbaikan

ke

depan

dalam

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

pemanfaatan dan pengelolaan SDH daerah, harus juga ditekankan pada upaya
membangun kapasitas pemerintahan daerah, utamanya kapasitas institusional
dan teknis. Untuk perbaikan kebijakan diperlukan suatu pendekatan yang bersifat
holistik dan didukung oleh data yang akurat berdasarkan hasil penelitian. Perlu
dilakukan penelitian dan kajian yang berkesinambungan yang meliputi cakupan
daerah yang bervariasi. Dengan konsep dan rumusan kebijakan yang holistik dan
tepat, diharapkan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pelayanan
publik akan tercapai.

Sekarang?
-Food security
-Energy security
-Health; penyakit infeksi dan degeneratif
-Human right; ketidakseimbangan pengolaal SDH untuk kepentingan masyarakat
Indonesia

BAB IV
TUJUAN DAN, SASARAN

Visi Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan HayatiLIPI tahun 2015-2019

ditetapkan sebagai berikut:


Menjadi lembaga ilmu pengetahuan yang berada dalam peringkat
kelompok

terbaik

pengelolaan

dan

dunia

dalam

pendayagunaan

menghasilkan
SDH

guna

IPTEK

terkait

memperkuat

dengan

daya

saing

perekonomian nasional.
Untuk menterjemahkan visi tersebut, maka Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan HayatiLIPI menetapkan misi sebagai berikut:
Memberikan landasan ilmiah untuk pengambilan kebijakan sehingga tersusun dan
dapat ditegakkannya supremasi hukum yang terkait dengan pengelolaan
sumber

daya

menghormati

alam

hayati

kearifan

dan

lingkungan

masyarakat

adat

hdiup

dan

dengan

tradisional

tetap
untuk

memperkokoh persatuan bangsa sekaligus memperkuat daya saing;


Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan pengelolaan sumber
daya alam hayati dalam upaya melestarikan dan memberdayakan aset
keanekaragaman hayati Indonesia sebagai penggerak dan pendorong
utama

pembangunan

berkelanjutan

secara

adil

dan

berwajah

kemanusiaan;
Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui tersedianya
lembaga yang terpercaya, peneliti yang profesional, analis dan teknisi
serta staf pendukung lainnya yang cakap dan handal, serta sarana
prasarana penelitian terakreditasi, dan menjadi center of excellent dalam
bidang konservasi dan pengungkapan potensi dan peningkatan nilai
tambah sumber daya alam hayati;
Memperkuat kerjasama dan membentuk jejaring antara pemangku kepentingan
baik dalam maupun luar negeri yang bergerak dalam penelitian,

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati mulai dari tingkat


ekosistem, populasi, jenis dan gen bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat Indonesia dan bagi kepentingan kemanusiaan;
Membangun kemitraan strategis melalui peningkatan peran serta masyarakat dan
sektor swasta serta mendorong peran pemerintah daerah dalam upaya
konservasi,

menggali

potensi,

meningkatkan

nilai

tambah

dan

memanfaatkan potensi sumber daya alam hayati secara optimal, adil,


berdaya

saing

dan

bertanggungjawab

berkelanjutan

dengan

tujuan

melalui

pengelolaan

meningkatkan

yang

kesejahteraan

masyarakat.
4.1. Tujuan
Tujuan

strategis

mengimplementasikan
2010-2014.

Tujuan

Kedeputian

IPH

disusun

untuk

menjabarkan

dan

visi dan misinya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, yaitu


ini

diformulasikan

sesuai

dengan

sumber

daya

dan

kemampuan yang dimiliki (input) untuk mencapai output dan outcome yang
terukur. Setiap tujuan strategis yang ditetapkan dirancang agar indikator kinerja
(performance indicator) dapat dengan mudah diukur. Tujuan strategis Kedeputian
IPH dapat diuraikan sebagai berikut:
Mewujudkan

kompetensi

pengembangan

ilmu

inti

yang

handal

pengetahuan

di

hayati

bidang

penelitian

dan

berskala

Nasional

dan

Internasional;
Meningkatkan jumlah model pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam
hayati yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas secara berkelanjutan;
Meningkatkan jumlah rekomendasi/timbangan ilmiah, sebagai dasar pengambilan
keputusan dan kebijakan Nasional dan Internasional dalam pengelolaan dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati;
Meningkatkan jumlah dan pemanfaatan koleksi ilmiah rujukan SDH secara luas
baik Nasional maupun Internasional untuk tujuan pengembangan penelitian
dan pemanfaatan;
Memperkuat sarana dan prasarana penelitian dan
standar ilmiah;

infrastruktur sesuai dengan

Memperkuat menajemen kelembagaan;


Meningkatkan Jejaring dan Kerjasama dalam bidang SDH.
4. 2. Sasaran
Sasaran

pembangunan

Iptek

SDH

merupakan

bagian

dari

Sasaran

pembangunan nasional yang telah diatur dalam peraturan perundangan yang


berlaku, termasuk yang tertuang dalam RPJMN II 2010-2014 dan Renstra LIPI
2010-2014. Fokus kemampuan Iptek di bidang Hayati diharapkan mampu
menjawab

isu-isu

global

tentang

kerusakan

lingkungan

dan

kehilangan

keanekaragaman hayati serta pengelolaan dan pendayagunaan SDH. Sehubungan


dengan itu semua maka Kedeputian IPH menetapkan sasaran sebagai berikut:
Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti di bidang SDH yang diukur dari
peningkatan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional;
Meningkatnya hasil dan kapasitas penelitian di bidang SDH yang diukur dari
peningkatan jumlah publikasi, permodelan, konsep dan HKI;
Terungkapnya potensi kekayaan alam Hayati Indonesia yang diukur dengan
jumlah catatan dan spesies baru biota, koleksi rujukan baru, manfaat baru;
Meningkatnya peran Kedeputian IPH dalam kancah nasional dan pergaulan dunia
internasional, yang diukur dari jumlah timbangan ilmiah rujukan, peran
aktif dan keikutsertaan dalam organisasi dan berbagai pertemuan ilmiah
regional dan internasional;
Meningkatnya kreativitas dan inovasi di bidang iptek berbasis SDH yang bernilai
ekonomis yang diukur dari jumlah produk, prototipe dan paten yang
dimanfaatkan;
Tersedianya sarana dan prasarana penelitian yang memunuhi kebutuhan, yang
diukur dari jumlah sarana dan prasarana lembaga yang dimanfaatkan untuk
kegiatan riset, pengembangan, pendidikan dan pelatihan;
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik, yang diukur dari terlaksananya
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan
akuntabel;
Menguatnya jejaring antara LIPI dengan pemangku kepentingan baik di dalam
maupun luar negeri serta pihak terkait lainnya dalam meningkatkan kinerja
lembaga.

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Tabel 2. Tujuan dan Sasaran strategis IPH LIPI 2015-2019 adalah sebagai berikut

TUJUAN STRATEGIS

Mewujudkan kompetensi inti yang handal di


bidang penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan hayati berskala Nasional dan
Internasional;

Mendorong terwujudnya rekomendasi/


timbangan ilmiah yang bermutu sebagai dasar
pengambilan keputusan dan kebijakan
Nasional dan Internasional dalam pengelolaan
dan pemanfaatan keanekaragaman hayati;

Mendorong terwujudnya peningkatan


kelengkapan data keanekaragaman hayati dan
peningkatan kualitas koleksi ilmiah sebagai
bahan rujukan di tingkat nasional dan
internasional.

SASARAN STRATEGIS

Meningkatkan jumlah peneliti


dan bidang penelitian

Meningkatkan kualitas
pengetahuan para peneliti di
bidang SDH

Meningkatkan hasil dan


kapasitas penelitian di bidang
SDH.

Meningkatkan peran LIPI


sebagai Otoritas Keilmuan
dalam konservasi
keanekaragaman hayati.

Meningkatkan peran aktif


dalam memberikan timbangan
ilmiah di berbagai pertemuan
ilmiah dan konvensi
internasional

Meningkatkan jumlah data


kekayaan keanekaragaman
hayati Indonesia.

Meningkatkan jumlah dan


kualitas koleksi ilmiah fauna,
flora dan mikroba

Meningkatkan jumlah specimen


koleksi ilmiah yang
dikarakterisasi, diidentifikasi
dan divalidasi

Meningkatkan jumlah specimen


koleksi ilmiah yang diianalisis
dengan DNA Barcoding.

Meningkatkan jumlah specimen


yang digitalisasi

TUJUAN STRATEGIS

Mendorong terwujudnya program Green


Economy untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan di Indonesia melalui kegiatan
penelitian bioprospeksi sumber daya hayati
(bioresources) Indonesia

Mendorong terwujudnya model pengelolaan


dan pendayagunaan sumber daya alam hayati
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas
secara berkelanjutan.

SASARAN STRATEGIS

Meningkatkan kegiatan seleksi, uji


lapangan dan perbanyakan bibit
tumbuhan untuk pangan, papan, dan
program penghijauan.

Meningkatkan kegiatan seleksi, uji


lapangan dan produksi bibit padi unggul

Meningkatkan kegiatan seleksi ternak,


produksi straw, susu dan pakan ternak.

Meningkatkan kegiatan uji coba dan


produksi bioenergi berbasis bioresources
Indonesia

Meningkatkan kegiatan seleksi potensi


SDH sebagai material maju

Meningkatkan produksi pangan


fungsional berbasis bioresources
Indonesia

Meningkatkan kegiatan seleksi potensi


SDH untuk obat/kesehatan Meningkatkan
model konservasi ex-situ dalam bentuk
kebun raya

Meningkatkan jumlah tumbuhan langka


yang diselamatkan dari ancaman
kepunahan

Meningkatkan jumlah fauna langka yang


telah dikembangbiakkan di penangkaran

Meningkatkan jumlah dan kualitas


kawasan yang dikelola menggunakan
model Biosphere Reserve .

Meningkatkan jumlah dan kualitas data


karbon stock & sequestration di berbagai
tipe ekosistem

Meningkatnya kegiatan uji lapang model


Agroforestry .

Rekordif IPH LIPI 2014-2019


TUJUAN STRATEGIS
Mendorong terwujudnya diseminasi iptek
bidang sumber daya hayati agar masyarakat
dan para pengambil kebijakan lebih paham
tentang pentingnya keanekaragaman hayati
bagi kesejahteraan bangsa Indonesia dan
meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat
dunia.

Mewujudkan sarana dan prasarana penelitian


dan diseminasi iptek untuk lebih meningkatkan
kualitas penelitian dan pemahaman
masyarakat tentang iptek bidang SDH.

Mewujudkan jejaring kerjasama di tingkat


nasional dan internasional

SASARAN STRATEGIS

Meningkatkan kualitas database


keanekeragaman hayati Indonesia
menjadi informasi yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat/para
pengambil kebijakan

Meningkatkan informasi tentang


keanekaragaman hayati dalam bentuk
buku, leaflet/brosur, neon box, poster,
peta dsb.

Meningkatkan kualitas Pameran Museum


Zoologicum Bogoriense dan Museum
Etnobotani

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan


open house dan ekspose kegiatan
penelitian SDH.

Tersedianya policy brief/paper tentang


Keanekaragaman Hayati bagi para
pengambil kebijakan

Meningkatkan kualitas gedung ex


herbarium beserta sarana dan
prasarananya untuk dapat digunakan
sebagai Pusat SCIENCE DISCOVERY

Meningkatkan kualitas sarana dan


prasarana untuk koleksi ilmiah rujukan,
penelitian dan diseminasi sumber daya
hayati bertaraf internasional.

Meningkatkan jejaring kerjasama dengan


pemangku kepentingan

Meningkatkan jejaring kerjasama


internasional untuk kegiatan penelitian
dan capacity building.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kedeputian Bidang Ilmu


Pengetahuan

HayatiLIPI

akan

terus

menyesuaikan

diri

dengan

dinamika

perkembangan dan isu strategis bangsa Indonesia termasuk UUD Tahun 1945
hasil amandemen ke IV, UU Nomor 18

Tahun 2001, Visi IPTEK 2025 dan isu

global termasuk, Persaingan Bebas sebagai akibat terbukanya Pasar Global,


Perubahan Iklim (Global Climate Change) dan pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs).

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

BAB V
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
Berdasarkan arahan kebijakan dan strategi LIPI dan sesuai dengan tugas
dan fungsi Kedeputian IPH serta potensi yang dimilikinya, maka untuk
mendukung pencapaian Renstra LIPI, Kedeputian IPH memfokuskan pada ketiga
unsur arah kebijakan penelitian yang mengacu pada Sistem Informasi Nasional
masing masing adalah:
Penataan Kelembagaan iptek, dengan hasil yang diharapkan adalah terbangunnya
tata kelola litbang yang efisien, efektif dan mampu mendorong kreatifitas
dan profesionalisme masyarakat iptek, serta terbangunnya kesadaran iptek
dan partisipasi masyarakat yang semakin kuat;
Penguatan Sumberdaya Iptek, dengan hasil yang diharapkan adalah terbangunnya
pusat-pusat keunggulan pengetahuan regional dan tematis yang kompeten
dan mampu mendukung pemenuhan kebutuhan strategis nasional;
Penataan Jaringan Iptek, dengan hasil yang diharapkan adalah terbangunnya pola
hubungan kerjasama antar lembaga litbang, antar lembaga litbang dengan
perguruan tinggi, dan antara lembaga litbang dengan industri/masyarakat
pengguna, berikut faktor-faktor pendukungnya, khususnya infrastruktur
komunikasi dan transportasi yang modern, institusi finansial, serta otoritas
publik yang memfasilitasi struktur jaringan yang mendorong interaksi
kreatif dan lingkungan yang atraktif bagi para pekerja pengetahuan
(knowledge workers).

Sedangkan pada Pengembangan, Penguatan dan Pemanfaatan Iptek memfokuskan


pada;
Litbang Biologi Molekuler dan Bioteknologi, dengan hasil yang diharapkan adalah
sumbangan ilmiah dalam mengungkap genetik berbagai penyakit tropis
yang strategik; penguasaan ilmu dasar kedokteran molekul, diganostik

molekul, serta teknologi identifikasi DNA;


Litbang Keanekaragaman Hayati Indonesia, dengan hasil yang diharapkan adalah
penguasaan

pengetahuan

mendasar

melalui

eksplorasi,

inventarisasi,

karakterisasi dan valuasi Keanekaragaman Hayati dan ekosistem dalam


rangka: (a) mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global dan
pencapaian

MDGs;

(b)

pengelolaan

Keanekaragaman

Hayati

untuk

mengharmoniskan kegiatan konservasi dan pembangunan ekonomi; (c)


pemanfaatan Keanekaragaman Hayati (bioprospeksi) untuk menjawab
tantangan di bidang pangan, kesehatan dan lingkungan; (d) pembangunan
Pusat Konservasi ex situ Tumbuhan Indonesia; (e) reklamasi, rehabilitasi
dan remediasi lingkungan; (f) peningkatan kesadaran publik tentang
Keanekaragaman Hayati Indonesia;
Litbang Material maju untuk Industri dan kesehatan, dengan hasil yang
diharapkan adalah penguasaan teknik pengolahan dan pengolahan produk
pertanian primer menjadi material industri seperti material komposit dan
bionano;
Litbang Energi, energi baru dan terbarukan, dengan hasil yang diharapkan adalah
adanya energi baru dan terbarukan dari hasil penapisan SDH yang ada di
LIPI (bioetanol, biometan, dan bio hidrogen) dan pemanfaatan limbah untuk
bahan Biologi dan polimer.
Pada tahun 2015-2019 kedeputian IPH LIPI akan memfokuskan kepada bidangbidang sebagai berikut:

Lingkungan [konservasi dan Inventory]

BIO-Energi

Kesehatan

Pangan

Material maju

Data base Kehati


Untuk itu dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan,

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

maka Kedeputian IPH menetapkan strategi melalui:


Penguatan kompetensi inti yang diharapkan mampu menjawab dengan cepat
tantangan yang berubah dengan cepat dan kompleks;
Penyusunan program penelitian yang mengedepankan pendekatan inter dan
multidisipliner, dengan memusatkan perhatian pada isu-isu sentral, baik
yang berskala nasional maupun internasional;
Pemanfaatan berbagai sumberdaya dari dalam dan luar negeri untuk mencari
terobosan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM LIPI dengan jalan
meningkatkan kemampuan SDM dengan cara terus menerus memberikan/
membuka kesempatan dan memberikan dorongan untuk meningkatkan
kemampuan

dan

pengetahuan;

dengan

memberikan

insentif

dan

penghargaan terhadap pegawai yang memperlihatkan prestasi signifikan,


serta mendukung sumberdaya LIPI dalam berintegrasi dengan masyarakat
ilmiah internasional;
Pemanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya yang ada, melalui pelaksanaan
aktivitas secara multi disiplin dan dengan pendekatan lintas unit serta
pengarahan dan koordinasi yang kuat;
Pengembangan jaringan cerdas dengan berbagai pihak di dalam dan di luar
negeri.

Dengan strategi yang telah ditetapkan ini, Kedeputian IPH diharapkan dapat
mencapai kemandiriannya baik dalam otoritas keilmuan, pendanaan maupun
dalam proses penerimaan pegawai.
5.1. Kebijakan
1. Kebijakan penelitian dan pengembangan
2. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kelembagaan
3. Kebijakan peningkatan pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi

5.1.1. Kebijakan Umum


Kebijakan umum ditetapkan dengan memperhatikan sumber daya dan

prasarana di lingkungan IPH, serta kepentingan negara dan masyarakat yang


secara garis besar sudah dicanangkan dalam Renstra LIPI 2010-2014 dalam tiga
pilar kebijakan yang kemudian difokuskan dalam ilmu pengetahuan SDH, sebagai
berikut:
Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan
ilmu dan dasar kebijakan nasional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
SDH;
Kebijakan pembinaan dan pengembangan kelembagaan yang merupakan respon
terhadap peningkatan kompetensi inti Ilmu Pengetahuan Hayati;
Kebijakan peningkatan pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
respon terhadap pihak yang berkepentingan.
Kebijakan penelitian dan pengembangan diarahkan pada penyelenggaraan
penelitian yang bersifat luas dari yang bersifat dasar sampai dengan terapan dan
pengembangan serta penelitian inter dan multi disiplin yang terfokus.
Kebijakan

pembinaan

perkembangan

kelembagaan

diarahkan

pada

penguatan dan pembangunan kompetensi inti baik kompetensi sumber daya


manusia, keunikan-keunikan koleksi ilmiah biota yang ada maupun sarana dan
prasarana yang mendukungnya.
Sebagai tanggapan terhadap pihak yang berkepentingan, Kedeputian IPH
menentukan kebijakan peningkatan pelayanan jasa. Kebijakan ini diarahkan baik
pada peningkatan jasa konsultasi, pendidikan dan latihan, kerjasama penelitian,
pemanfaatan secara bersama laboratorium ataupun fasilitas ilmu pengetahuan
dan teknologi lainnya.
5.1.2. Kebijakan Khusus
A. Kebijakan SDM IPH
Memperhatikan kondisi Sumber Daya Manusia

(struktur, distribusi,

komposisi) di IPH, dan memperhatikan perubahan lingkungan strategis dari


berbagai aspek, dalam kaitannya dengan pencapaian visi, misi dan program IPH
sampai tahun 2014; maka diperlukan upaya sebagai berikut:
Melengkapi data dasar Sumber Daya Manusia (SDM) yang memfokuskan pada

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

kompetensi SDM dengan program post doctoral, pendidikan S3, S2, S1 serta
komposisi jabatan fungsional peneliti dan non peneliti di setiap unit kerja;
Melakukan pola rekruitmen dan pola pengembangan SDM secara terpadu dan
sesuai dengan kompetensi unit kerja yang bersangkutan secara transparan
dan terbuka;
Melaksanakan keseimbangan antara kemampuan SDM dan infrastruktur sesuai
dengan beban tugasnya.
Dengan mengkaji gambaran sumber daya manusia yang ada di LIPI dan
tujuan tersebut di atas, maka perlu adanya kebijakan yang menyeluruh mengenai
pengembangan sumber daya manusia, yang memberikan solusi terhadap
komposisi sumber daya yang masih timpang antara peneliti dan penunjang, dan
peningkatan

kemampuan

para

peneliti

dalam

melaksanakan

penelitiannya

sehingga dapat meningkatkan kinerja LIPI secara keseluruhan. Kebijakan tersebut


adalah sebagai berikut:
Memantapkan pengembangan SDM peneliti dengan komposisi perbandingan S3 :
S2 : S1 yang ideal yaitu 1 : 2 : 4 untuk komposisi kompetensi yang sama,
sedangkan

perbandingan

tenaga

peneliti

dengan

tenaga

penunjang/

administrasi idealnya adalah minimal 2 : 1 di setiap unit kerja. Komposisi


ideal ini akan cepat tercapai dengan melakukan penerimaan pegawai dan
pemanfaatan tenaga luar, sesuai dengan program kerja di masing-masing
unit di LIPI dan pengurangan jumlah pegawai penunjang melalui pensiun dini
bagi pegawai di bawah jenjang S1;
Kerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan bimbingan atau pendidikan di
tingkat S2, S3 dan program post doctoral didukung oleh sumber daya (SDM,
dana, infrastruktur) di masing-masing pihak secara timbal balik;
Pelatihan bagi S1, S2 yang sesuai dengan program kerja masing-masing unit di
LIPI;
Mencermati pola manajemen PNS litbang yaitu keseluruhan upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan profesionalisme penyelenggaraan
tugas,

fungsi,

dan

kewajiban

kepegawaian

meliputi:

perencanaan,

pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian,


kesejahteraan dan pemberhentian.

Kebijakan Anggaran IPH


Kebijakan anggaran pengalokasian akan diselaraskan dengan program:
Program Advance Research: 20%
Program Divisional Cutting Edge: 20%
Program Interdisiplinary Science: 10%
Program Tematik (Competency Building): 40%
Program Pengembangan Kelembagaan: 10%
Kebijakan

anggaran

LIPI

menganut

prinsip

perencanaan

sumber

pembiayaan yang berasal dari pemerintah dan kerjasama, dengan mengupayakan


sumber pembiayaan dari kerjasama yang semakin meningkat.
LIPI menetapkan sumber anggaran DIPA sebagai investasi dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang hasilnya dapat diukur melalui indikatorindikator kinerja. Anggaran DIPA terdiri dari komponen mengikat dan tidak
mengikat.

Diupayakan anggaran tidak mengikat dapat ditingkatkan. Selain itu

peningkatan PNBP akan terus diupayakan dengan meningkatkan kerjasama


dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

5.1.3. Kebijakan Investasi


Kedeputian IPH akan melakukan investasi terutama dalam rangka

penguatan dan pembaharuan sarana dan prasarana yang diarahkan untuk lebih
mendayagunakan

pemanfaatannya

bagi

kegiatan

yang

produktif

dan

meningkatkan kualitas kinerja IPH.

Kebijakan Kerjasama
Kedeputian IPH akan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak di
dalam dan luar negeri yang dapat memberikan peningkatan citra LIPI di dunia
ilmu pengetahuan dan teknologi. Upaya untuk peningkatan kerjasama dengan
berbagai pihak di luar negeri akan mendapatkan perhatian khusus mengingat
berbagai

hal,

antara

lain

untuk

memperlihatkan

peran

Indonesia

dalam

perkembangan iptek dunia, membangun networking dengan berbagai lembaga

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

litbang dalam upaya peningkatan kemampuan dan bertukar informasi, serta


pencarian berbagai sumber dana untuk kegiatan kerjasama riset.
Berbagai kerjasama yang telah dilakukan dengan negara lain seperti Jepang,
Amerika, Jerman, Cina, Korea, Uni Eropa, Australia, dan lembaga-lembaga
internasional seperti ASEAN, WAITRO, APCTT, TWAS, lembaga-lembaga di bawah
UN akan terus dikembangkan dalam rangka memperbesar peran Indonesia dalam
berbagai lembaga tersebut guna dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan
bangsa dan iptek. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan insentif pada
proporsi anggaran, sehingga semakin mendekati pada angka 20 % dari anggaran
IPH berasal dari pihak asing baik hibah maupun pinjaman lunak.

Kebijakan Penentuan Prioritas


Dalam pemantapan perencanaan program dan kegiatan penelitian di
lingkungan Kedeputian IPH, penentuan Prioritas Program Penelitian dan kegiatan
IPH adalah bagian dari proses perencanaan strategis LIPI 2010-2014. Oleh sebab
itu Kedeputian IPH menugaskan Tim Perencana, Evaluasi dan Monitoring (PME) IPH
untuk melakukan kajian; dalam menentukan prioritas program penelitian
2010-2014 tersebut Renstra LIPI dan RPJMN II diposisikan sebagai acuan. Selain
itu penentuan prioritas program penelitian juga bertitik tolak dari konsensus
pimpinan Satker, untuk menjamin keberhasilan implementasinya.

5.2. Program
Program Kedeputian IPH disusun dengan memperhatikan arahan strategi
LIPI

dan

pengalaman

panjang

yang

dilaluinya

dalam

penelitian

dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, didukung oleh kompetensi dan


kapasitas yang dimilikinya. Selain itu, program Kedeputian IPH tahun 2015-20149
juga merupakan kesinambungan dari program yang sudah dilaksanakan pada
tahun 2010-2014. Seperti diketahui pada periode 2010-2014, selain mengacu
pada RPJP 2005-2025, RPJMN 2010-2014, Kedeputian IPH mengacu pada Renstra
LIPI 2015-2019 yang juga mengacu pada Buku Putih Penelitian, Pengembangan
dan Penerapan Iptek 2005-2025

yang dijabarkan oleh DRN ke dalam Agenda

Riset Nasional (ARN) 2015-2009 pada 6 prioritas bidang penelitian yaitu: (1)

ketahanan pangan, (2) energi baru dan terbarukan, (3) teknologi dan manajemen
transportasi, (4) teknologi informasi dan komunikasi, (5) teknologi pertahanan
dan keamanan, dan (6) teknologi kesehatan dan obat-obatan.
Namun disadari bahwa 6 (enam) prioritas bidang tersebut di atas masih
menyisakan isu-isu penting yang harus dijawab antara lain masalah sumberdaya
alam dan lingkungan, kebencanaan, dinamika sosial, material maju dan scientific
measurements. Oleh sebab itu pada Raker LIPI 2014 selain 6 (enam) fokus bidang
di atas, LIPI memutuskan untuk menambahkan 4 (empat) bidang fokus yaitu (1)
sumberdaya alam, lingkungan dan kebencanaan, (2) dinamika sosial, (3) material
maju dan (4) scientific measurements. Papipptek telah melakukan kajian cepat
untuk melihat prioritas pada ke-sepuluh fokus tersebut.
Pada Renstra 2015-2019, IPH memiliki 5 (lima) program utama yakni: (1)
Penelitian Tematik, (2) Peningkatan Kompetensi Individu, (3) Kompetitif, (4)
Penugasan Khusus dan (5) Program Pengembangan Kelembagaan. Sejumlah hasil
penting, seperti telah dikemukakan pada Bab-I, telah dihasilkan dalam kurun
waktu tersebut. Sebagian hasil telah dipublikasikan dalam jurnal nasional dan
internasional. Dalam pada itu sejalan dengan reformasi birokrasi, sejumlah
penataan

dilakukan.

Departemen

Keuangan

dan

BAPPENAS

melakukan

restrukturisasi dalam program dan penganggaran. Penataan yang dilakukan


tersebut dituangkan dalam RPJMN 2015-2019 dan panduan Renstra LIPI
2015-2019.

Dengan memperhatikan pada arahan, Renstra LIPI dan pengalaman panjang


yang dilaluinya dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi hayati, yang didukung oleh kompetensi dan kapasitas yang dimiliki,
dalam rangka mendukung pembangunan nasional di bidang iptek, maka program
IPH diarahkan untuk menjawab permasalahan strategis nasional terutama di
bidang ketahanan pangan, energi baru dan terbarukan, teknologi kesehatan dan
obat-obatan, sumberdaya alam, lingkungan dan kebencanaan, dan material maju.
Diharapkan hasil litbang dapat meningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan SDH
secara berkesinambungan serta menciptakan lapangan kerja melalui penciptaan

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

usaha baru maupun pemanfaatan teknologi untuk mendukung penguatan UMKM,


dan peningkatan daya saing industri dalam menghadapai persaingan di dalam
dan luar negeri, di pasar yang semakin terbuka, dan dengan memperhatikan
permasalahan lingkungan dan perkembangan/dinamika masyarakat. Dengan
mengacu pada hal-hal yang disebutkan di atas, maka cakupan program utama
Kedeputian IPH adalah sebagai berikut:

HASIL FGD IPH


A. Program prioritas Nasional; Pangan (benih unggul, peternakan dan
penyediaan pupuk organik hayati) dan Lingkungan (Pengembangan Kebun
Raya).
B. Program prioritas kelembagaan; Kegiatan Riset Kompetitif LIPI
(Ekplorasi SDH dan fungsinya, Obat berbasis SDH), Kegiatan IPTEKDA LIPI,
Kegiatan Tematik.

Kegiatan Penelitian yang sudah mengkristal dan telah sampai pada taraf ke hilir
yang telah memenuhi kriteria BSN akan diutamakan dalam kegiatan Unggulan
Lima Tahun mendatang, yang dituangkan dalam rincian perencanaan sebagai
berikut;
1. Lingkungan dan Kebencanaan [Konservasi, Inventory]
Prioritas program Lingkungan dan Kebencanaan (Konservasi, inventory) adalah;
1.1. ADAPTASI DAN MITIGASI KEHATI UNTUK PERUBAHAN IKLIM
(Kebencanaan)
1.2. INVENTORY DAN KONSERVASI KEHATI
1.3. PEMETAAN BIORESOURCES [Pangan] DAN BIODIVERSITY LOSS
1.4. DOMESTIKASI KEHATI
Outcome program Lingkungan dan Kebencanaan (Konservasi, inventory) adalah;
1. Aplikasi Paket Teknologi Untuk Remediasi Lingkungan
2. Rekomendasi/Kebijakan Restorasi Lingkungan.
3. Rekomendasi/Kebijakan penetapan kuota flora dan fauna langka untuk CITES.
Informasi KEHATI untuk kepentingan data terkait COP CBD, MAB dan kawasan
Konservasi

4. Peta Bioresources Indonesia (Tematik)

2. Bioenergi
NARASI
Krisis energi (daya dukung lingkungan menurun)
efek kepada kualitas SDH
Renewable energy
Menurunnya produktifitas lahan (karena
pencemaran)
NON PANGAN
LIQUID, GAS, PADAT
Prioritas program Bioenergi adalah:
2.1. Eksplorasi Kehati untuk energi
2.2. Pemanfaatan SDH untuk pengembangan bioenergi
2.3. Peta kehati untuk energi

Outcome Bioenergi adalah;

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

1. Pemanfaatan informasi kehati untuk energi


2. Rekomendasi Pengembangan Bioenergi berbasis kehati lokal
3. Aplikasi Paket teknologi Bioenergi
MATRIK BIOENERGI
PE ERRR.. PAK YOPI

3. Kesehatan
NARASI
95 persen bahan baku pembuatan obat di Indonesia masih
mengandalkan impor
Mahal
Ketersediaan teknologi dan pabrik bahan baku scr massal
untuk pengolahan obat kurang
Biofarmaka (Zoofarmaka, fitofarmaka, mikrofarmaka)
Mengembangkn bahan baku obat dari sumber bahan alam
(Obat Bahan Alam, Antibacteria (tbc)
LIPI; Tahapan pra-klinis
Policy paper; rekomendasi
humas mempromosikan hasil riset
Infrastruktur; fasilitas skrining test dan Fasilitas uji praklinis
Aturan uji klinis harus dilakukan oleh pihak swasta berstandar
Saintifikasi jamu
Prioritas program Kesehatan adalah:
3.1. Pengembangan Bahan obat (drug discovery) dan biofarmaka dari sumber
bahan alam untuk penyakit infeksi dan degeneratif. (ekplorasi dan bioprospektif
lingkage)
3.2. Pengembangan bahan Obat dan diagnostik berbasis rekayasa DNA dan
protein.
Outcome kesehatan adalah;

Outcome
1. Pemanfaatan informasi kehati untuk obat
2. Sediaan biofarmaka, sistem diagnostik dan biosimilar
3. Senyawa Acuan sebagai bahan baku obat
Matrik kesehatan
PE ER PAK WIEN
4. PANGAN
Narasi
Krisis pangan ( semua impor?)
Program 10 juta ton beras 2014 (kekurangan lahan), produktivitas rendah,
efisiensi lahan tidur dan pengembangan teknologi dan sdm-nya,
pemanfaatan lahan marginal bekas tambang (integrated farming),
pendampingan teknologi (kerjasama dg departemen pertanian). Sentra; Luar
Jawa; Kalimantan-->cikal bakal lab
Pertumbuhan luas lahan pertanian pangan dan
menurunnya produktivitas pertanian pangan
Menurunnya produktivitas lahan (pupuk kimia)
Non beras, swasembada daging, kecukupan protein hewani, kegiatan
pangan lestari
Studi hama, serangga penyerbuk, bioindikator, biosafety
Ketersediaan Pakan; sapi
Otonomi tetapi kenyataannya masih dikontrol oleh pusat.
Policy paper
Padi unggul; mengatasi cekaman (biotik dan abiotik)/leading di rekayasa
genetika dan molekuler
SDM dari agronomi dan breeder padi
Satu siklus sampai mendapatkan varietas dari satu rakitan padi genetik.
Lahan percobaan di CSC--> perlu diselesaikan (deputi, Pusinov, biotek n
biologi).

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

MIT Enterprise Forum memprediksi bahwa kelangkaan pangan yang akan


terjadi pada 2050 disebabkan setidaknya oleh dua hal: (1) peningkatan
jumlah penduduk dunia yang diprediksi akan menembus angka 10 miliar
jiwa, dan (2) peningkatan kualitas hidup manusia dunia yang melahirkan
tuntutan kualitas pangan yang tersedia.
Prioritas program Pangan adalah:
4.1. Diversifikasi Pangan
4.2. Pengembangan bibit unggul pangan
4.3. Studi dan Pengembangan Teknologi Hayati Untuk Peningkatan Produksi
Pangan
Outcome kegiatan program pangan adalah:
1. Pemanfaatan informasi sumber pangan alternatif
2. Aplikasi teknologi hayati untuk peningkatan produksi pangan
3. Peningkatan pemanfaatan bibit unggul
4. Aplikasi bibit unggul berbasis rekayasa genetika dan molekuler
5. Terbentuknya Biovillage (melalui integrated farming)
MATRIK PANGAN
PEER....PAK SATYA, PAK SYAHRUDIN, PAK ANTON
5. Biomaterial
Prioritas program dari biomaterial adalah:
5.1. Eksplorasi kehati untuk biomaterial
5.2. Peta kehati untuk biomaterial
5.3. Pengembangan Bio-Based Product mendukung kegiatan IPH
Outcome biomaterial adalah;
1. Pemanfaatan informasi kehati lokal untuk bahan material maju
2. Aplikasi paket teknologi Bio-based product
MATRIK
PEERR... PAK LISMAN ..
6. DATABASE TERINTEGRASI KEHATI
NARASI

Genomic dan gen discovery organisme kunci (database gene organisme kunci
yang berpotensi konservasi dan ekonomi) termasuk implementasi dan
manfaatnya.

Genebank untuk wild dan fauna yang sdh didomestikasi


Genome database
Pemanfaatan Tumbuhan dan Database pemanfaatan tumbuhan

Penelitian status kehati dengan berdasarkan levelling of, perlu dibuat plot
permanen yang luas
Barcoding
Koleksi tumbuhan dan mikroba kearah kesehatan
6.1. Prioritas program database adalah Ketersediaan Database Kehati terintegrasi
pada flora, fauna dan mikroba
Outcome
1. Pemanfaatan informasi database kehati
MATRIK
PEER: SIAPA? PAK MEMED?

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Penguatan Sistem Inovasi Nasional


Penataan Kelembagaan Iptek
Terbangunnya tata kelola litbang yang efisien dan efektif, yang mampu
mendorong profesionalisme komunitas iptek, serta meningkatnya kesadaran iptek
di masyarakat.

Perencanaan, Penganggaran dan Verifikasi


Terlaksananya

sistem

pengelolaan

keuangan,

perencanaan

dan

penganggaran yang efektif dan akuntabel yang dievaluasi dalam Laporan


Kinerja satker (LAKIP) dan Laporan Keuangan.
Penataan, Pengembangan Organisasi dan SDM, Termasuk Ikut Mensukseskan
Reformasi Birokrasi
Penataan ini diharapkan dapat menciptakan tata kerja yang baik.
Keluaran yang diharapkan adalah terciptanya sistem kerja dan prosedur
pelayanan penelitian yang standard dan teruji, penguatan peran satuan
kerja yang semakin handal, peningkatan sistem informasi manajemen
kepegawaian, pembinaan dan pengembangan karir SDM, implementasi
perencanaan

pengembangan

SDM,

dan

penerimaan

PNS

sesuai

kualifikasi kebutuhan.
Sistem Seleksi Proposal
Diterapkannya sistem seleksi proposal merupakan langkah awal untuk
memilih kegiatan penelitian yang sesuai dengan rencana satker.
Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Negara
Terlaksananya

sistem

pengendalian

internal

yang

efektif,

yang

ditunjukkan dengan tersusunnya laporan hasil pemeriksaan dan hasil


evaluasi LAKIP.

Penguatan Sumber Daya Iptek


Terbangunnya pusat-pusat keunggulan, pengetahuan regional dan tematis
yang kompeten mendukung kebutuhan strategis nasional. Kegiatan di lingkungan
Kedeputian IPH yang terkait adalah:
Penataan dan Pengembangan SDM
Peningkatan Kompetensi SDM Iptek, dengan peningkatan jumlah peneliti
yang mengikuti pendidikan S2 dan S3.
Penatausahaan, pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana
Meningkatnya
Kedeputian

kualitas
IPH,

fasilitas

termasuk

penelitian

pembangunan

satker
fasilitas

di

lingkungan
Laboratorium

Peternakan modern dan fasilitas Bio Resource Center.

Penguatan Jaringan Iptek


Terbangunnya pola kerjasama antar lembaga litbang, lembaga penelitian
dengan perguruan tinggi, dan antara lembaga penelitian dengan industri/
masyarakat pengguna.
Pengembangan Jaringan Kerjasama riset dan pemasyrakatan iptek.
Meningkatnya kerjasama Iptek dengan berbagai pihak dan meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya Iptek.
Pelaksanaan Litbang dan Aplikasi Teknologi Hasil Litbang, serta Penerapan
Aplikasi Iptek daerah

Program Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Iptek


Litbang Biologi Molekuler dan Bioteknologi

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Litbang

Biologi

Molekuler

dan

Bioteknologi

dengan

hasil

yang

diharapkan adalah sumbangan ilmiah dalam meningkatkan nilai tambah


sumber daya hayati untuk bahan pangan, obat-obatan, kesehatan
masyarakat dan lingkungan berbasis bioteknologi. Pengembangan
bioteknologi modern diarahkan pada peningkatan kapasitas produksi
dan mutu genetik ternak, peningkatan mutu genetik tanaman pangan,
perbaikan mutu genetik tanaman industri dan pengembangan obatobatan dan vaksin rekombinan serta molekul obat dari bahan alam.
Pengembangan bioteknologi lingkungan dan energi diarahkan kepada
bioremediasi laut dan wilayah pesisir serta energi baru yang terbarukan.
Keluaran yang diharapkan adalah

publikasi, paten, prototipe, produk,

inkubator teknologi dan aplikasi bioteknologi untuk dapat dimanfaatkan


oleh masyarakat dan industri.

Litbang Keanekaragaman Hayati Indonesia


Litbang Keanekaragaman Hayati, akan melaksanakan amanah RPJM dan
renstra LIPI yang tertuang dalam sasaran Nasional pembangunan Iptek
Ilmu Pengetahuan Alam. Sasaran dari litbang Kenekaragaman Hayati ini
adalah,

meningkatnya

kemampuan

nasional

dalam

penelitian,

pengembangan dan penerapan iptek berbasis sumber daya hayati


Indonesia dalam bentuk : publikasi, paten, prototipe, layanan teknologi
dan menunjang pengembangan teknologi tepat guna untuk masyarakat.
Selain itu, dalam lima tahun mendatang Kedeputian IPH akan mengarah
ke sasaran meningkatnya kesesuaian program kegiatan riset dengan
persoalan dan kebutuhan nyata serta terkini yang disertai dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan iptek. Prioritas dari kegiatan
ini adalah mengungkapkan potensi kekayaan hayati Indonesia, inovasi
riset hayati, penyediaaan timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk
menjawab

isu

Nasional

untuk

rujukan

kebijakan

Nasional

serta

meningkatkan akses masyarakat terhadap Ilmu pengetahuan hayati


Indonesia.

Secara spesifik sasaran dari Litbang Hayati adalah sebagai berikut:


Meningkatkan pengelolaan dan informasi koleksi spesimen flora dan fauna hidup
maupun awetan serta kulture mikroba untuk acuan pengembangan
teknologi hayati.
Tersedianya

paket

teknologi

dan

model

pengelolaan

lingkungan

untuk

pemanfaatan SDH secara berkelanjutan, yang menjawab isue isue


lingkungan.
Terbangunnya

infrastruktur

ex-situ

dan

In-situ

untuk

pengamanan

dan

pengembangan plasma nutfah.


Terlaksananya fungsi kebun raya sebagai tempat konservasi ex-situ dalam bentuk
kebun Raya daerah. Meningkatnya riset mendasar keanekaragaman
hayati,

pemanfaatan

pembangunan

kebun

(bioprospeksi),
raya

di

pengelolaan

daerah

sebagai

koleksi
tempat

dan
untuk

penyelamatan flora daerah dan pengembangan riset berbasis flora


lokal. Dalam litbang ini akan ditargetkan 12 kebun raya baru daerah
terbangun.
Pengembangan

Bioresource

Center,

Microbial

Culture

Collection.

Termanfaatkannya koleksi, data dan informasi potensi sumber daya


hayati

khususnya

plasma-nutfah

tumbuhan

sebagai

sumber

karbohidrat baru, vitamin, suplemen, sumber-sumber energi baru


dan terbarukan.
Pengelolaan koleksi specimen flora dan fauna yang sudah ada dan tersimpan di
Herbarium Bogoriense dan Museum Zoological Bogoriense akan
dilanjutkan untuk penambahan koleksi specimen flora dan fauna
termasuk didalamnya adalah pencarian jenis baru, catatan baru flora
dan fauna dari kawasan Malesia dan sekitarnya.

Sehingga koleksi

semakin lengkap dan menjadi acuan Internasional dan Nasional untuk


bidang Ilmu hayati.
Sebagai pengemban tugas dalam mengawal pemanfaatan flora dan fauna untuk

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

kepentingan

konvensi

Internasional,

maka

LIPI

meningkatkan

kapasitasnya sebagai otoritas ilmiah dalam pengelolaan populasi


spesies biota (CITES), pelaksanaan konsep pengelolaan alam Man and
Biosphere (MAB), dan melaksananakan kesepakatan Convention on
Biological Diversity (CBD), dan Global Strategy for Plant Conservation
(GSPC).

Litbang Material Industri


Tersedianya pembaruan dan penyempurnaan teknologi pengolahan
bahan baku alternatif dari SDAH dan limbah biomassa, antara lain dalam
hal fungsi dan fitur, harga/biaya, desain, metode, standar dan prototype.
Kegiatan ini akan dicapai dengan melaksanakan kegitan penelitian dan
pengembangan teknologi pengolahan bahan baku alternatif dari SDAH
potensial dan limbah biomassa menggunakan proses dan untuk
menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Berkembangnya teknologi
pengolahan bahan baku alternatif dari sumberdaya alam hayati (SDAH)
potensial dan limbah biomassa untuk menghasilkan produk yang ramah
lingkungan dalam rangka mendukung pelestarian SDH merupakan target
yang akan disasar secara nasional.
Tersedianya rekomendasi kebijakan sehubungan dengan pemanfaatan
SDAH dan limbah biomassa dan sekaligus tersedianya pilot plant,
produk

dan

usaha

komersial

berbasis

teknologi

yang

sudah

dikembangkan.

5.3. Struktur Program


Sejalan dengan prioritas di atas maka untuk mempercepat pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan, dalam melaksanakan programnya LIPI melakukan
strukturisasi yang didasarkan pada penguatan kapasitas dan kompetensi satkersatker, pendekatan terpadu multi-displin, serta menjawab isu-isu nasional dan

internasional.

Struktur Program LIPI mencakup 4 (empat) kategori:


Advance Researches/Studies (ICIAR).
ICIAR-LIPI

telah

diresmikan

keberadaannya

pada

tanggal

29

November 2009, dan perencanaan akan dimulai tahun anggaran 2011.


Program ini ditujukan khusus untuk kegiatan yang akan membawa LIPI pada
aras IPTEK global. Program ini diisi oleh beberapa kegiatan terpilih yang
sifatnya benar-benar frontier researches. Kegiatan ini hanya dapat diisi oleh
peneliti yang mampu membangun jaringan/network internasional dan
melakukan kegiatan riset yang menjadi perhatian/pertarungan di tingkat
global dengan outcome berkelas dunia seperti publikasi pada jurnal
international, world class discovery, world class invention, dan sitasi
internasional. Kegiatan ICIAR telah dikelompokkan menjadi 6 sub-kegiatan
masing-masing adalah:
Biogeodynamics and Sustainable Environment,\
Climate Change and Disaster Risk Reduction
Coastal Community Resilience
Food, Health and biomedical studies
Green Advanced Materials, and
Management of Conflict and Crisis, and Intercultural Studies

Kedeputian IPH,

diberi tugas untuk membangun riset dalam bidang

Biogeodynamics and Sustainable Environment, Food, health and biomedical studies dan Green
Advanced Materials. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan hasil-hasil penelitian

satker di IPH dalam kajian lanjut bersifat interdisiplin guna menghasilkan solusi bagi
permasalahan aktual bangsa.

Program Divisional Cutting Edges.


Program ini ditujukan untuk menjawab tantangan/permasalahan/isu
nasional yang memerlukan berbagai keahlian di LIPI dan dapat melibatkan
pihak eksternal, misalnya:

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Respon Biodiversity loss (Pemetaan status kelangkaan SDH dan status konservasi)
Kerusakan Lingkungan Hidup (REDD, Global Climate change)
Memanfaatan SDH untuk pengapaian MDGs, Global Climate change
Eksplorasi dan pemanfaatan terukur sumber daya hayati Indonesia
Molekular farming dan bahan baku obat

Program Interdiciplinary Sciences.


Program ini ditujukan untuk membangun kegiatan litbang yang multi
disiplin, baik antar satker dalam 1 kedeputian maupun antara satker lintas
kedeputian sehingga muncul sinergi antara satu keahlian dengan keahlian
lainnya dalam 1 kegiatan penelitian.
Lokasi (tema MDGs, Green Economy, WEHAB, REDD)
Cagar biosphere dan atau Kebun Raya/Kebun Raya Daerah.
Unggulan Cibodas (Gede-Pahala)
Kegiatan ketahanan dan kemandirian pangan (budidaya sumberdaya Hayati)
Kegiatan sumber energi baru dan terbarukan (pembuatan arang)
Kegiatan kesehatan dan obat (peningkatan produk dan kualitas jamu tradisiona)

Program Dasar (Thematic) Competency Building.


Program dasar ini adalah program litbang LIPI yang ditujukan untuk
membangun kompetensi lembaga di bidang yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya melalui peningkatan kualitas peneliti, terutama
peneliti yunior agar memiliki keahlian di bidang ilmu yang diinginkan.

Pengembangan kompetensi inti (top-down IPH) melaksanakan beberapa


kegiatan yang diarahkan dengan Program Prioritas Nasional (PN). Kegiatan ini
mencakup beberapa kegiatan di yang sudah dilaksanakan pada kegiatan thematic
sebelumnya dengan penajaman hasil dan implementasinya, terdiri dari:
Litbang pupuk bio-organik berbasis mikroba hayati Indonesia
Libang benih unggul berbasis biologi molekuler
Litbang keanekaragaman pangan
Pengembangan penelitian bioteknologi Peternakan Modern

Pengembangan Konservasi eksitu Tumbuhan Indonesia (Kebun Raya Baru daerah)

Harus ada Matrik dari:


1. Penelitian Unggulan BSN 2015-2019
2. Penelitian Tematik/dasar 2015-2019
3. Penelitian Kerjasama 2015-2019

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

BAB VI
RENCANA AKSI, STRATEGI, PENETAPAN DAN PENGUKURAN
KINERJA SERTA MONITORING KEDEPUTIAN BIDANG ILMU
PENGETAHUAN HAYATI - LIPI
6.1. Rencana aksi kegiatan yang ditetapkan oleh IPH LIPI mengikuti hal-hal
sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah peneliti berkualitas

melalui seleksi penerimaan

pegawai baru, diklat/training dan pendidikan S2/S3.


2. Meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi di jurnal nasional/internasional
yang terakreditasi permodelan, konsep, penemuan species baru dan HKI.
3. Meningkatkan kinerja dan kualitas sebagai Otoritas Keilmuan bidang
keanekaragaman hayati.
4. Berperan aktif dalam dalam organisasi dan berbagai pertemuan ilmiah serta
konvensi internasional yang terkait SDH di tingkat regional dan internasional.
5. Melakukan kegiatan ekspedisi ke berbagai tipe ekosistem di Indonesia untuk
mengungkap kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia beserta
potensinya.
6. Pengelolaan koleksi ilmiah (specimen hidup dan mati) melalui kegiatan
penataan koleksi, digitalisasi koleksi, identifikasi, karakterisasi dsb.
7. Melakukan kegiatan/ penelitian perbanyakan SDH untuk mendukung upaya
konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan.
8. Melakukan kegiatan penelitian bioprospeksi SDH (bioresources Indonesia)
untuk mendukung program Green Growth/ Green Economy dan Sustainable
Development Goals.
9. Penataan database keanekaragaman hayati Indonesia.
10.Meningkatkan diseminasi hasil penelitian SDH.
11.Meningkatkan sarana dan prasarana penelitian.
12.Meningkatkan jejaring kerjasama di dalam dan luar negeri

6.2. Strategi Pencapaian Sasaran

Dalam pencapian kegiatan penelitian dan pendukungnya di Lingkungan IPH

LIPI maka strategi mencapai sasaran di lingkungan IPH LIPI ditetapkan sebagai
berikut:
1. Penguatan kompetensi inti (competence building).
2. Penyusunan topik penelitian melalui pendekatan inter dan multidisipliner, dan
memusatkan perhatian pada isu-isu sentral, baik yang berskala nasional
maupun internasional.
3. Pemanfaatan berbagai sumberdaya dari dalam dan luar negeri serta
mensinergikan berbagai kemampuan yang ada, sehingga kegiatan penelitian
mampu memberikan hasil BSN (Besar, Signifikan, Nyata).
4. Pemanfaatan berbagai sumber daya keuangan yang mungkin diperoleh dalam
rangka meningkatkan anggaran penelitian dan pengembangan;
5. Penyempurnaan mekanisme dan sistem yang ada untuk memperkuat sistem
administrasi

6.3. Penetapan dan Pengukuran Kinerja


Penetapan dan Pengukuran Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan

komitmen yang menegaskan upaya untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu tiap tahunan dengan tekanan pada tahun tertentu dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Target yang akan dicapai
dalam penetapan kinerja adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas, transparansi,
dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah
dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja
sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau
penghargaan dan sanksi. Kedeputian IPH telah membuat Penetapan Kinerja
tahun 2015-2019 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi
yang ada. Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas
kinerja pada akhir tahun 2019. Penetapan Kinerja Kedeputian IPH tahun 2015
disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2015-2019 (Tabel.xx.)
yang telah ditetapkan sehingga secara substansial Penetapan Kinerja Tahun
2015-2019 merupakan kristalisasi Rencana Kinerja Tahun 2010-2014. Untuk

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

mengukur kinerja telah ditetapkan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dalam


tahun 2015 (Tabel. xx) dan akan di terapkan untuk tahun 2015-2019.

Tabel 1: TABEL RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015-2019


INSTANSI

: KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI LIPI

Table 2.: PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK) TAHUN 2015


INSTANSI
: KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI LIPI
Prog
ram

KEGIATAN

Indi
kator
Kinerja
1
2
3
Penelitian,
Jumlah
SDM yang
Penguasaan
melanjutka
dan
Penelitian
n
Pemanfaata
Biologi
pendidikan
n IPTEK
Bidang
(P3IPTEK)
Biologi
Urai
an

Satuan
4

Orang

Prosentas
Tar
Realisasi e Capaian
get
Target
7
5
6

Jumlah
SDM yang
melanjutka
Penelitian
n
Biotekno
pendidikan
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
SDM yang
Penelitian melanjutka
Konserva
n
si
Tumbuh pendidikan
Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
SDM yang
Penelitian melanjutka
Biomater n
ial
pendidikan
Bidang
Biomaterial

Jumlah
SDM yang
naik
Penelitian
Jabatan
Biotekno
Fungsional
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
SDM yang
Penelitian naik
Konserva
Jabatan
si
Tumbuh Fungsional
Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
SDM yang
Penelitian naik
Biomater Jabatan
ial
Fungsional
Bidang
Biomaterial

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Jumlah
Penelitian Publikasi
Biotekno Nasional
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Publikasi
Konserva
Nasional
si
Tumbuh Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian Publikasi
Biomater Nasional
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
Penelitian Publikasi
Biotekno Internasion
logi
al Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Publikasi
Konserva
Internasion
si
Tumbuh al Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian Publikasi
Biomater Internasion
ial
al Bidang
Biomaterial
Penelitian Jumlah HKI
Biotekno Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Penelitian Jumlah HKI
Konserva Bidang
si
Konservasi
Tumbuh
Tumbuhan
an
Penelitian Jumlah HKI
Biomater Bidang
ial
Biomaterial

Makalah

Makalah

Makalah

Makalah

Makalah

Makalah

Buah

Buah

Buah

Jumlah
Contoh
Penelitian
Produk
Biotekno
Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Contoh
Konserva
Produk
si
Tumbuh Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian Contoh
Biomater Produk
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah HKI
yang
Penelitian
digunakan
Biotekno
Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Jumlah HKI
Penelitian yang
Konserva
digunakan
si
Tumbuh Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah HKI
Penelitian yang
Biomater digunakan
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
Kerjasama
Penelitian
Biotekno Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Penelitian Jumlah
Konserva Kerjasama
si
Bidang
Tumbuh Konservasi
an
Tumbuhan

Buah

Buah

Buah

Buah

Buah

Buah

Buah

Buah

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Jumlah
Penelitian
Kerjasama
Biomater
Bidang
ial
Biomaterial
Jumlah
Kebijakan
Penelitian
Biotekno Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Penelitian Jumlah
Konserva Kebijakan
si
Bidang
Tumbuh Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian
Kebijakan
Biomater
Bidang
ial
Biomaterial
Jumlah
Keikutserta
Penelitian an
Biologi pameran
Bidang
Biologi
Jumlah
Keikutserta
Penelitian an
Biotekno pameran
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Keikutserta
Konserva an
si
pameran
Tumbuh Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
Keikutserta
Penelitian
an
Biomater
pameran
ial
Bidang
Biomaterial

Buah

Buah

Buah

Buah

Kali

Kali

Kali

Kali

Jumlah
Keikutserta
Penelitian an dalam
Biotekno seminar
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Keikutserta
Konserva an dalam
si
seminar
Tumbuh Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
Keikutserta
Penelitian
an dalam
Biomater
seminar
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
keikutserta
Penelitian an dalam
Biotekno organisasi
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian keikutserta
Konserva an dalam
si
organisasi
Tumbuh Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
keikutserta
Penelitian
an dalam
Biomater
organisasi
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
sarana dan
Penelitian prasarana
Biotekno penelitian
logi
Bidang
Bioteknolo
gi

Kali

Kali

Kali

Kali

Kali

Kali

Lab.

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Jumlah
sarana
dan
Penelitian
Konserva prasarana
si
penelitian
Tumbuh Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
sarana dan
Penelitian
prasarana
Biomater
penelitian
ial
Bidang
Biomaterial

Lab.

Jumlah
Perencanaa
n
Penelitian Pembangu
Biotekno nan
logi
Prasarana
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Perencanaa
Penelitian n
Konserva Pembangu
si
nan
Tumbuh Prasarana
an
Bidang
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
Perencanaa
n
Penelitian
Pembangu
Biomater
nan
ial
Prasarana
Bidang
Biomaterial

Dok.

Jumlah
Laporan
Penelitian
Administra
Biotekno
si Bidang
logi
Bioteknolo
gi

Dok.

Lab.

Dok.

Dok.

Jumlah
Penelitian Laporan
Konserva
Administra
si
Tumbuh si Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Laporan
Penelitian
Biomater Administra
ial
si Bidang
Biomaterial
Jumlah
penerimaa
Penelitian
n CPNS
Biotekno
Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian penerimaa
Konserva
n CPNS
si
Tumbuh Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian penerimaa
Biomater n CPNS
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
Keikutserta
an
Penelitian
Training /
Biotekno
Kursus
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Keikutserta
Penelitian an
Konserva
Training /
si
Tumbuh Kursus
Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan

Dok.

Dok.

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Jumlah
Keikutserta
Penelitian an
Biomater Training /
ial
Kursus
Bidang
Biomaterial

Orang

6.4. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi merupakan kontrol dan pengawasan serta bersifat
konsultatif atas kegiatan penelitian dan pendukungnya yang dilakukan di
lingkungan IPH LIPI. Semua kegiatan akan dimonitoring dan dievaluasi dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Pelaporan baik anggaran dan substantif dilakukan tiap triwulan dengan
kelengkapan software yang telah ditentukan.
2. Monitoring dan evaluasi lapangan dilakukan tiap semster atau 2 (dua) kali
setahun dengan perangkat dan sistim yang telah ditentukan.
3. Rencana kinerja tahunan (RKT) dan anggarannya, Penetapan Kinerja (PK) dan
Perjanjian Kinerja (PK) diserahkan pada bulan Januari tahun berjalan kegiatan,
dengan format dan sistim yang telah ditentukan.
4. Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) diserahkan setiap 3 bulan sekali sesuai
periode monitoring dan evaluasi.
5. Pada akhir tahun anggaran atau bulan Desember awal diserahkan PPS dan
laporan akhir baik berupa pemanfaatan anggaran dan substantif kegiatan.

BAB VII
PENUTUP

Tantangan yang sedang dan akan terus dihadapi dalam dasawarsa ke depan
bangsa ini adalah kerusakan lingkungan hidup, pemanasan global dan kepunahan
sumber daya alam hayati. Hal ini tidak terlepas dari perubahan politik, ekonomi
dan sosio-kultural secara mendasar, baik domestik maupun internasional.
Masalah ini muncul karena lemahnya fondasi ilmu pengetahuan SDH yang tidak
atau belum mampu menjelaskan tentang pentingnya keutuhan lingkungan hidup
dan terjaganya sumber daya alam hayati dari kepunahan. Minimnya ilmu
pengetahuan

dan

inovasi

SDH

yang

dimiliki

bangsa

ini

belum

mampu

menyadarkan masyarakat dan pengambil kebijakan bahwa kekayaan SDH dan


kenekaragaman ekosistemnya adalah aset bangsa dan dijamin akan memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh
rakyat Indonesia masa sekarang dan yang akan datang. Fondasi ilmu pengetahuan
untuk menterjemahkan kekayaan alam hayati dan keutuhan lingkungan hidup
sebagai

pengarusutamaan

(mainstreaming)

pembangunan

bangsa

untuk

menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang lebih bermartabat dan lebih
disegani oleh bangsa bangsa lain masih harus terus diperjuangkan, dibangun dan
dipercepat aksinya sebelum SDH yang kita miliki hancur dan bahkan sebagian
sudah punah. Selain itu di samping semakin menurunnya kualitas sumberdaya
alam Indonesia, dunia dihadapkan pada pemanasan global dan perubahan iklim
yang dapat memperburuk keadaan. Keadaan tersebut sebagai sebuah realitas
tantangan yang harus dihadapi dan dipersiapkan oleh Indonesia ke depan.
Untuk itu,

Kedeputian IPH

telah menetapkan

visi dan misinya serta

menuangkannya dalam program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
2010-2014, yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam mengatasi keadaan di
atas. Secara garis besar Kedeputian IPH dalam penyusunan program penelitiannya
mengedepankan pendekatan inter dan multi-disipliner, dengan memusatkan
perhatian pada isu-isu sentral, baik yang berskala nasional maupun internasional.

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

Penataan LIPI disusun dalam perspektif jangka pendek, menengah dan panjang
dalam rangka membentuk pusat-pusat keunggulan dan inovasi nasional, regional
maupun internasional.
Melalui interaksi intensif dan sistematis antara seluruh eselon jajaran LIPI,
para senior fungsional, baik dari dalam maupun luar LIPI, telah disepakati hal-hal
sebagai berikut :
Tugas Pokok IPH sesuai putusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 11 Tahun 2004.
Visi dan Misi IPH
Merujuk pada dinamika lingkungan strategis di dalam maupun di luar
LIPI, visi Kedeputian IPH yang akan datang yaitu:

Terwujudnya kehidupan

bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif, dan dinamis yang didukung
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis sumber daya alam hayati
yang humanistik.

Untuk mencapai visi tersebut, misi IPH yang akan datang adalah bermanfaat
bagi bangsa dan negara, maka Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI
menetapkan misi sebagai berikut:
Memberikan landasan ilmiah untuk pengambilan kebijakan sehingga tersusun dan
dapat ditegakkannya supremasi hukum yang terkait dengan pengelolaan
sumber

daya

menghormati

alam

hayati

kearifan

dan

lingkungan

masyarakat

adat

hdiup

dan

dengan

tradisional

tetap
untuk

memperkokok persatuan bangsa sekaligus memperkuat daya saing;


Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan pengelolaan sumber
daya alam hayati dalam upaya melestarikan dan memberdayakan aset
keanekaragaman hayati Indonesia sebagai penggerak dan pendorong
utama

pembangunan

kemanusiaan;

berkelanjutan

secara

adil

dan

berwajah

Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui tersedianya


lembaga yang terpercaya, peneliti yang profesional, analis dan teknisi
serta staf pendukung lainnya yang cakap dan handal serta sarana
prasarana penelitian terakreditasi dan menjadi center of excellent dalam
bidang konservasi dan pengungkapan potensi dan peningkatan nilai
tambah sumber daya alam hayati;
Memperkuat kerjasama dan membentuk jejaring antara pemangku kepentingan
baik dalam maupun luar negeri yang bergerak dalam penelitian,
konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati mulai dari tingkat
ekosistem, populasi, jenis dan gen bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat Indonesia dan bagi kepentingan kemanusiaan;
Meningkatkaan peran serta masyarakat dan sektor swasta serta mendorong
otonomi

daerah

dalam

upaya

konservasi,

menggali

potensi,

meningkatkan nilai tambah dan memanfaatkan potensi sumber daya


alam hayati secara optimal, adil, berdaya saing dan berkelanjutan
melalui

pengeloaan

yang

bertanggungjawab

dengan

tujuan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Kebijakan IPHLIPI ditetapkan dengan memperhatikan unsur-unsur karakter
sumber daya serta kepentingan negara dan masyarakat Indonesia, yang
secara garis besarnya dicanangkan dalam tiga pilar kebijakan, yakni :
Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan
ilmu

pengetahuan

dan

dasar

kebijakan

nasional

di

bidang

ilmu

pengetahuan dan teknologi;


Kebijakan peningkatan pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
respon terhadap pihak yang berkepentingan; dan
Kebijakan pembinaan perkembangan kelembagaan yang merupakan respon
terhadap peningkatan kompetensi inti.
Kebijakan-kebijakan khusus tentang perencanaan SDM, kebijakan
anggaran dan keuangan, sarana dan prasarana, serta investasi strategis tidak
mengalami perubahan yang berarti dibandingkan dengan dokumen rencana

Rekordif IPH LIPI 2014-2019

strategis LIPI 2005-2009.

Anda mungkin juga menyukai