2015-2019
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI
BIORESOURCES UNTUK EKONOMI HIJAU
SALINAN KEPUTUSAN
DEPUTI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI
NOMOR
Tentang
RENCANA KOORDINATIF
KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
TAHUN 2015 2019
DEPUTI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI
Menimbang:
6.
7.
Memperhatikan:
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
KEPUTUSAN DEPUTI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
UNTUK BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI TENTANG RENCANA
KOORDINATIF
KEDEPUTIAN
BIDANG
ILMU
PENGETAHUAN
HAYATI
KEDEPUTIAN
BIDANG
IPHLIPI
Tahun
20152019
20152019,
dituangkan
dalam
Rencana
Kerja
Tahunan
Utama
(IKU)
IPHLIPI,
merupakan
capaian
outcome
dan
kemudian
disahkan
oleh
Rapat
Pimpinan
Lembaga
Ilmu
dan
perkembangan
kemungkinan-kemungkinan
keadaan
yang
memerlukan
perubahan
dan
kebijakan-kebijakan
Pasal 5
Indonesia
Hayati
Cap ttd
NIP ...................
NIP ..
KATA PENGANTAR
Rencana Koordinatif Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) tahun
2015-1019 merupakan pernyataan komitmen bersama antar seluruh satuan kerja
mengenai upaya terencana dan sistematis untuk menjalankan visi dan misinya.
Komitmen bersama ini merupakan langkah strategis yang harus diimbangi
dengan proses monitoring dan evaluasi terpadu secara sungguh-sungguh,
berjenjang dan terus menerus sehingga tercapai sinergi, efektivitas, efisiensi,
produktivitas yang secara konsisten meningkatkan kinerja Kedeputian IPHLIPI
secara korporat.
Rencana Koordinatif Kedeputian IPHLIPI hendaknya dijadikan arah dan
pedoman untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dan penetapan sasaran
dan tolok ukur kinerja sesuai dengan arah kebijakan sebagaimana dirumuskan
dalam Rencana Strategis LIPI (Renstra) Tahun 2015-2019 beserta Penjelasannya,
dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025,
serta
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
(RPJMN)
Tahun
jenis-jenis baru yang masih tersisa dan memetakannya untuk kepentingan bangsa
Indonesia dan kepentingan umat manusia pada umumnya. Di tengah desakan
yang keras dari perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, Kedeputian
IPHLIPI akan terus mengupayakan kesadaran pemerintah dan masyarakat tentang
perlunya melakukan kegiatan konservasi keanekaragaman hayati.
Pendirian
berbagai
kesepakatan
global
lain
terkait
dengan
lingkungan
dan
dimiliki bangsa ini belum cukup untuk menyadarkan masyarakat dan pengambil
kebijakan bahwa kekayaan SDH dan keanekaragaman ekosistemnya adalah aset
bangsa dan dijamin akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia masa sekarang dan yang
akan datang. Fondasi ilmu pengetahuan untuk menterjemahkan kekayaan alam
hayati dan keutuhan lingkungan hidup sebagai pengarusutamaan (mainstreaming)
pada pembangunan nasional secara berkelanjutan untuk menjadikan bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang lebih bermartabat dan lebih disegani oleh bangsa
bangsa lain masih harus terus diperjuangkan, dibangun dan dipercepat aksinya
sebelum SDH dan lingkungan hidup yang kita miliki punah dan hancur.
Untuk itu, seluruh satuan kerja di lingkungan Kedeputian IPHLIPI, dalam
lima tahun mendatang (20152019) akan melaksanakan kegiatan secara sinergis
dan lebih proaktif mengambil prakarsa yang dapat menstimulasi perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Kedeputian
IPHLIPI
berupaya
untuk
lebih dihormati dan lebih disegani oleh bangsa lain seraya mewujudkan
Jakarta,
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. KONDISI UMUM
1.1.1. Perkembangan Organisasi
Sejarah panjang berdirinya kedeputian Ilmu-Ilmu Hayati Lembaga ILmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah berawal sejak terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesian (NKRI). LIPI berkomitmen dan berkewajiban mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Indonesia agar tetap berwibawa dan
memiliki integritas tinggi dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bangsa.
Keberadaan LIPI, khususnya Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati yang
Unit-Unit Kerjanya meliputi Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Herbarium
Bogoriense, Museum Zoologicum Bogoriense dan Laboratorium TREUB tidak dapat
dilepaskan dari sejarah panjang kegiatan ilmu pengetahuan di Indonesia. Tradisi
keilmuan, khususnya ilmu pengetahuan alam hayati, setidaknya tercatat sejak
masa penjajahan Belanda jauh sebelum pemerintah Hindia Belanda mendirikan
Dewan Ilmu Pengetahuan Alam Hindia Belanda (Natuurwetensschappelijke Raad
Voor Nederlands-Indi) pada tahun 1928. Kebun Raya Bogor sendiri berdiri pada
tahun 1817 disusul oleh pendirian Herbarium Bogoriense pada tahun 1844,
Museum Zoologicum Bogoriense pada tahun 1894 dan Kebun Raya Cibodas pada
tahun 1860 Pada tahun 1956, didirikanlah Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia
(MIPI) dengan Undang Undang Nomor 6 Tahun 1956 tepatnya pada tanggal 8
Maret 1956. Dalam perjalanannya, majelis ini berubah dari badan otonom menjadi
lembaga pemerintah di lingkungan Departemen Urusan Nasional (DURENAS)
untuk melaksanakan tugas teknik operasional penelitian dan pengembangan
melalui berbagai lembaga penelitian yang ada di lingkungannya termasuk
Lembaga Biologi Nasional (LBN).
Pada tahun 1966, dilakukan penyederhanaan aparatur Negara dan sebagai
konsekuensinya,
DURENAS
diubah
menjadi
Lembaga
Research
Nasional
(LEMRENAS). Ketaatan pada asas Negara dan pada prinsip penyederhanaan telah
dirintis
jauh
sebelum
Indonesia
merdeka,
berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 128 Tahun 1967 ini, berada di bawah naungan
Lembaga Biologi Nasional Kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada tahun
1986, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1986 terjadi reorganisasi
LIPI dengan Tugas Pokok membantu Presiden dalam menyelenggarakan penelitian
dan pengembangan, membina perkembangan, memberikan jasa dan memberikan
saran kepada pemerintah tentang kebijakan nasional di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK). Keputusan Presiden ini otomatis menghapuskan lembagalembaga penelitian di lingkungan LIPI termasuk Lembaga Biologi Nasional dan
dengan Keputusan Presiden ini pula terjadi pemekaran. Lembaga Biologi Nasional
menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Pusat Penelitian dan
Pengembagan Bioteknologi dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi.
Seluruh unit kerja di atas bersama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geoteknologi dan Pusat Penelitian Oseanologi berada dalam Kedeputian Ilmu
Pengetahuan Alam. Reorganisasi LIPI kemudian terjadi lagi pada tahun 2001
tentang
Susunan
Organisasi
dan
Tugas
Lembaga
Pemerintah
Non
di
dalamnya
Herbarium
Bogoriense
dan
Museum
Zoologicum
dan
lingkungan
menjadikan
Kedeputian
IPH
dapat
berperan
aktif
Pengetahuan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang aman, adil, sejahtera dan
bermartabat tetap berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
mencapai taraf dan kualitas dunia serta bermanfaat bagi kemanusiaan. Hal ini
dicapai dengan memusatkan perhatian pada penguatan ilmu-ilmu dasar sebagai
fondasi kokoh untuk menjawab berbagai permasalahan dan kepentingan
masyarakat
pada
zamannya.
Pendirian
Kebun
Raya
didedikasikan
untuk
terapan
dan
melupakan
fondasi
keilmuannya
yang
akibatnya
mengoptimalkan
perannya
didasarkan
kepada
sikap
keilmuan
dan
kompetensi yang bebas bias, baik sektoral, disiplin, kedaerahan, maupun budaya.
Konsep ini juga melandasi kerja Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati dan
seluruh Satuan Kerja di bawah koordinasinya. Pasca reorganisasi, satuan kerja di
lingkungan Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati sekalipun tidak terlalu
mendapatkan perhatian dari pemerintah terus menekuni bidang keilmuan
diresmikannya
penggunaan
Gedung
Widya
Satwaloka
(Meuseum
kini dapat dipelajari dengan lebih seksama dan penemuan species baru bahkan
marga baru berlanjut. Hasil penelitian yang mengungkapkan potensi-potensi SDH
ini membuktikan bahwa Negeri kita mempunyai nilai tawar yang tinggi dan posisi
strategis bagi peneliti di seluruh dunia serta memiliki peluang untuk turut ambil
bagian dalam menentukan masa depan kehidupan umat manusia di dunia.
Melalui Pusat Penelitian Bioteknologi dengan sumberdaya manusia dan
peralatan pendukungnya yang memadai, LIPI telah memasuki babak baru di
bidang ilmu pengetahuan yaitu dengan ikut sertanya menangani penelitian pada
tingkat genetika molekular, dengan kata lain bangsa Indonesia telah memasuki
era pasca genomic menyusul kiprah yang dilakukan di negara-negara maju. Pusat
ini sekarang memiliki kemampuan untuk menelaah mahluk hidup sampai ke
tingkat
molekular,
mampu
mengisolasi
gen
tertentu,
merakitnya
dan
memindahkan satu mahluk hidup ke mahluk hidup yang lain untuk berbagai
tujuan kemanusiaan termasuk menggenjot sektor pangan/pertanian (perbaikan
sifat-sifat benih padi, ternak) dan industri obat-obatan (Biosimilar obat,
molecular farming).
Diusulkannya UPT-Biomaterial menjadi organisasi setingkat eselon 2 pada
tahun 2014/2015 diharapkan dapat memperkuat dan berdampak positif pada
kinerja IPH. Kesadaran tentang pentingnya inovasi pemanfaatan material flora
yang lebih arif dengan teknologi bio-nano
diarahkan
perubahan
iklim
untuk
global
mengantisipasi
dan
dan
pencapaian
melakukan
MDGs
bagi
adaptasi
terhadap
sebesar-besarnya
kemakmuran bangsa dan rakyat Indonesia. Untuk itu diperlukan reposisi dengan
perombakan
organisasi,
penataan
riset
unggulan
yang
cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki keterkaitan dan dinamis
serta berpotensi memberikan dukungan mendasar bagi kesejahteraan rakyat,
kemajuan
bangsa,
keamanan
dan
ketahanan
bagi
perlindungan
negara,
pelestarian fungsi lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta
peningkatan kehidupan kemanusiaan. Dialog intensif juga diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat secara luas tentang arti penting SDH dalam
mengantisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global dan mempercepat
pencapaian MDGs. Hal ini telah diatur dengan baik melalui Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Ada tiga (3) kecenderungan utama yang perlu dicermati yaitu a). makin
tidak
terhindarkannya
pemecahan
suatu
kecenderungan
permasalahan,
pendekatan
b).
sejalan
multidisipliner
dengan
dalam
kecenderungan
dan
pengetahuan
ilmuwan
dari
dunia
berbagai
mengakui
cabang
pentingnya
ilmu
penggunaan
pengetahuan
secara
Ilmu
pengetahuan
harus
melayani
kemanusiaan
secara
keseluruhan,
dan
Peneliti Utama
4%
Peneliti Madya
6%
Peneliti Muda
5%
Peneliti Pertama
5%
Pranata Komputer
Pustakawan
0%
1%
Pranata Humas
2%
Arsiparis
Perencana
1%
0%
Teknisi Litkayasa
5%
Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Pranata Komputer
Pustakawan
Pranata Humas
Arsiparis
Perencana
Teknisi Litkayasa
Administrasi dan non peneliti
Kedeputian IPH LIPI mempunyai aset yang luar biasa besar dan dapat
Adapun fasilitas fisik yang saat tersedia di kedeputian IPH LIPI adalah
BAB II
VISI DAN MISI
lingkungan IPH LIPI adalah UUD 45 yang mempunyai visi yaitu Negara Indonesia
Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur dan misi yaitu Melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan
kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan Ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
dengan
menekankan
pembangunan
keunggulan
kompetitif
perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta
kemampuan iptek (Perpres Nomor xx Tahun 2015). Dalam rangka mensukseskan
Visi Nasional, maka LIPI dengan karakternya menetapkan visi Menjadi lembaga
ilmu pengetahuan berkelas dunia yang mendorong terwujudnya kehidupan
bangsa yang adil, makmur, cerdas, kreatif, integratif, dan dinamis yang didukung
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanistik. Sedangkan visi LIPI Tahun
2015-2019 adalah Menjadi lembaga ilmu pengetahuan yang berada dalam
peringkat kelompok terbaik dunia dalam menghasilkan IPTEK guna meningkatkan
kualitas SDM dan memperkuat daya saing perekonomian nasional. Adapun Misi
LIPI adalah sebagai berikut:
Memberikan landasan ilmiah untuk pengambilan kebijakan.
Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan pengelolaan sumber
daya
Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara menjadi
menjadi center of excellent dalam bidang konservasi dan pengungkapan potensi
dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam hayati;
Misi LIPI tersebut ditetapkan dalam Tujuan dan Sasaran kinerja LIPI sebagai
berikut:
Adapun sasaran LIPI tersebut diterjemahkan dalam kinerja LIPI yang indikator
indikator kinerjanya ditetapkan sebagai berikut:
Uraian Sasaran
Indikator
1. Peningkatan pendidikan
2. Peningkatan Jabatan
Fungsional
1. Peningkatan jumlah
publikasi
2. Peningkatan HKI
(Prototipe, Paten, peta,
database baru, PVT, Produk
molekuler)
3. Varietas benih unggul
a. Varietas unggul padi (PN5)
b. Benih unggul umbi (PN5)
3. Terungkapnya potensi kekayaan alam dan
budaya Indonesia yang
diukur dari jumlah catatan (record) dan spesies
baru.
1. Kerjasama meningkat
dibidang pemanfaatan dan
Konservasi Hayati
(Pembangunan Kebun Raya
Daerah), Peternakan Modern
dan Pupuk Organik
1. Peningkatan saran
kebijakan ke Pemerintah/
Masyarakat
1. Melaksanakan pertemuan
ilmiah nasional (seminar,
workshop, dan lainnya)
2. Melaksanakan pertemuan
ilmiah internasional
(seminar, workshop, dan
lainnya)
3. Keikutsertaan dalam
pertemuan ilmiah (seminar,
workshop, dan lainnya)
1. Keikutsertaan dalam
organisasi ilmiah regional
dan internasional
1. Terselesaikannya dokumen
perencanaan dan penganggaran,
serta dokumen pelaporan
termasuk laporan triwulan dan
LAKIP,
BAB III
LINGKUNGAN STRATEGIS DAN FAKTOR KEBERHASILAN
mendukung
pola
penggunaan
sumber
daya
alam
secara
tidak
berkelanjutan. Hal ini diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat
dan kecenderungan perilaku untuk meniru pola pembangunan keliru yang
teterapkan oleh berbagai negara maju. Akibatnya, dunia terancam serius oleh
perubahan alamiah dan antropogenik berskala mondial. Terdapat skenario yang
dikembangkan pada akhir dekade 1990-an yang mengemukakan bahwa krisis
global tidak terhindarkan lagi akan terjadi pada tahun 2020 apabila lima (5) faktor
yang diuraikan berikut ini berjalan dengan kecepatan seperti tengah berlangsung
saat ini. Adapun kelima faktor tersebut adalah:
Pemanasan global dan kenaikan paras muka air laut. Kota-kota seperti Jakarta
dan kota-kota lain di dunia serta sejumlah negara pantai akan
terancam langsung oleh perubahan global ini;
Menipisnya sumber daya alam yang terprovokasi oleh budaya Barat yang berbasis
pada materialisme yang kini telah mendominasi dunia telah
mengakibatkan terkurasnya cadangan sumber daya alam, lahan,
dan energi yang telah membebani bumi;
Kepunahan jenis pemanasan global pada kesempatan pertama akan merupakan
pemicu punahnya sejumlah jenis flora dan fauna; sementara
sebagian
besar
kepunahan
tersebut
berhubungan
dengan
daya
baik
terbarukan
dan
tak
terbarukan
secara
sumber
utama
konflik
antar
negara
dan
wilayah,
memadai.
berbagai
persoalan
kerusakan
lingkungan
di
daerah
dengan
pemekaran
khususnya
dalam
kaitannya
dengan
pemanfaatan
dan
institusi
pemerintah
daerah
langkah-langkah
perbaikan
ke
depan
dalam
pemanfaatan dan pengelolaan SDH daerah, harus juga ditekankan pada upaya
membangun kapasitas pemerintahan daerah, utamanya kapasitas institusional
dan teknis. Untuk perbaikan kebijakan diperlukan suatu pendekatan yang bersifat
holistik dan didukung oleh data yang akurat berdasarkan hasil penelitian. Perlu
dilakukan penelitian dan kajian yang berkesinambungan yang meliputi cakupan
daerah yang bervariasi. Dengan konsep dan rumusan kebijakan yang holistik dan
tepat, diharapkan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pelayanan
publik akan tercapai.
Sekarang?
-Food security
-Energy security
-Health; penyakit infeksi dan degeneratif
-Human right; ketidakseimbangan pengolaal SDH untuk kepentingan masyarakat
Indonesia
BAB IV
TUJUAN DAN, SASARAN
terbaik
pengelolaan
dan
dunia
dalam
pendayagunaan
menghasilkan
SDH
guna
IPTEK
terkait
memperkuat
dengan
daya
saing
perekonomian nasional.
Untuk menterjemahkan visi tersebut, maka Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan HayatiLIPI menetapkan misi sebagai berikut:
Memberikan landasan ilmiah untuk pengambilan kebijakan sehingga tersusun dan
dapat ditegakkannya supremasi hukum yang terkait dengan pengelolaan
sumber
daya
menghormati
alam
hayati
kearifan
dan
lingkungan
masyarakat
adat
hdiup
dan
dengan
tradisional
tetap
untuk
pembangunan
berkelanjutan
secara
adil
dan
berwajah
kemanusiaan;
Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui tersedianya
lembaga yang terpercaya, peneliti yang profesional, analis dan teknisi
serta staf pendukung lainnya yang cakap dan handal, serta sarana
prasarana penelitian terakreditasi, dan menjadi center of excellent dalam
bidang konservasi dan pengungkapan potensi dan peningkatan nilai
tambah sumber daya alam hayati;
Memperkuat kerjasama dan membentuk jejaring antara pemangku kepentingan
baik dalam maupun luar negeri yang bergerak dalam penelitian,
menggali
potensi,
meningkatkan
nilai
tambah
dan
saing
dan
bertanggungjawab
berkelanjutan
dengan
tujuan
melalui
pengelolaan
meningkatkan
yang
kesejahteraan
masyarakat.
4.1. Tujuan
Tujuan
strategis
mengimplementasikan
2010-2014.
Tujuan
Kedeputian
IPH
disusun
untuk
menjabarkan
dan
diformulasikan
sesuai
dengan
sumber
daya
dan
kemampuan yang dimiliki (input) untuk mencapai output dan outcome yang
terukur. Setiap tujuan strategis yang ditetapkan dirancang agar indikator kinerja
(performance indicator) dapat dengan mudah diukur. Tujuan strategis Kedeputian
IPH dapat diuraikan sebagai berikut:
Mewujudkan
kompetensi
pengembangan
ilmu
inti
yang
handal
pengetahuan
di
hayati
bidang
penelitian
dan
berskala
Nasional
dan
Internasional;
Meningkatkan jumlah model pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam
hayati yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas secara berkelanjutan;
Meningkatkan jumlah rekomendasi/timbangan ilmiah, sebagai dasar pengambilan
keputusan dan kebijakan Nasional dan Internasional dalam pengelolaan dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati;
Meningkatkan jumlah dan pemanfaatan koleksi ilmiah rujukan SDH secara luas
baik Nasional maupun Internasional untuk tujuan pengembangan penelitian
dan pemanfaatan;
Memperkuat sarana dan prasarana penelitian dan
standar ilmiah;
pembangunan
Iptek
SDH
merupakan
bagian
dari
Sasaran
isu-isu
global
tentang
kerusakan
lingkungan
dan
kehilangan
Tabel 2. Tujuan dan Sasaran strategis IPH LIPI 2015-2019 adalah sebagai berikut
TUJUAN STRATEGIS
SASARAN STRATEGIS
Meningkatkan kualitas
pengetahuan para peneliti di
bidang SDH
TUJUAN STRATEGIS
SASARAN STRATEGIS
SASARAN STRATEGIS
HayatiLIPI
akan
terus
menyesuaikan
diri
dengan
dinamika
perkembangan dan isu strategis bangsa Indonesia termasuk UUD Tahun 1945
hasil amandemen ke IV, UU Nomor 18
BAB V
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
Berdasarkan arahan kebijakan dan strategi LIPI dan sesuai dengan tugas
dan fungsi Kedeputian IPH serta potensi yang dimilikinya, maka untuk
mendukung pencapaian Renstra LIPI, Kedeputian IPH memfokuskan pada ketiga
unsur arah kebijakan penelitian yang mengacu pada Sistem Informasi Nasional
masing masing adalah:
Penataan Kelembagaan iptek, dengan hasil yang diharapkan adalah terbangunnya
tata kelola litbang yang efisien, efektif dan mampu mendorong kreatifitas
dan profesionalisme masyarakat iptek, serta terbangunnya kesadaran iptek
dan partisipasi masyarakat yang semakin kuat;
Penguatan Sumberdaya Iptek, dengan hasil yang diharapkan adalah terbangunnya
pusat-pusat keunggulan pengetahuan regional dan tematis yang kompeten
dan mampu mendukung pemenuhan kebutuhan strategis nasional;
Penataan Jaringan Iptek, dengan hasil yang diharapkan adalah terbangunnya pola
hubungan kerjasama antar lembaga litbang, antar lembaga litbang dengan
perguruan tinggi, dan antara lembaga litbang dengan industri/masyarakat
pengguna, berikut faktor-faktor pendukungnya, khususnya infrastruktur
komunikasi dan transportasi yang modern, institusi finansial, serta otoritas
publik yang memfasilitasi struktur jaringan yang mendorong interaksi
kreatif dan lingkungan yang atraktif bagi para pekerja pengetahuan
(knowledge workers).
pengetahuan
mendasar
melalui
eksplorasi,
inventarisasi,
MDGs;
(b)
pengelolaan
Keanekaragaman
Hayati
untuk
BIO-Energi
Kesehatan
Pangan
Material maju
dan
pengetahuan;
dengan
memberikan
insentif
dan
Dengan strategi yang telah ditetapkan ini, Kedeputian IPH diharapkan dapat
mencapai kemandiriannya baik dalam otoritas keilmuan, pendanaan maupun
dalam proses penerimaan pegawai.
5.1. Kebijakan
1. Kebijakan penelitian dan pengembangan
2. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kelembagaan
3. Kebijakan peningkatan pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi
pembinaan
perkembangan
kelembagaan
diarahkan
pada
(struktur, distribusi,
kompetensi SDM dengan program post doctoral, pendidikan S3, S2, S1 serta
komposisi jabatan fungsional peneliti dan non peneliti di setiap unit kerja;
Melakukan pola rekruitmen dan pola pengembangan SDM secara terpadu dan
sesuai dengan kompetensi unit kerja yang bersangkutan secara transparan
dan terbuka;
Melaksanakan keseimbangan antara kemampuan SDM dan infrastruktur sesuai
dengan beban tugasnya.
Dengan mengkaji gambaran sumber daya manusia yang ada di LIPI dan
tujuan tersebut di atas, maka perlu adanya kebijakan yang menyeluruh mengenai
pengembangan sumber daya manusia, yang memberikan solusi terhadap
komposisi sumber daya yang masih timpang antara peneliti dan penunjang, dan
peningkatan
kemampuan
para
peneliti
dalam
melaksanakan
penelitiannya
perbandingan
tenaga
peneliti
dengan
tenaga
penunjang/
fungsi,
dan
kewajiban
kepegawaian
meliputi:
perencanaan,
anggaran
LIPI
menganut
prinsip
perencanaan
sumber
penguatan dan pembaharuan sarana dan prasarana yang diarahkan untuk lebih
mendayagunakan
pemanfaatannya
bagi
kegiatan
yang
produktif
dan
Kebijakan Kerjasama
Kedeputian IPH akan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak di
dalam dan luar negeri yang dapat memberikan peningkatan citra LIPI di dunia
ilmu pengetahuan dan teknologi. Upaya untuk peningkatan kerjasama dengan
berbagai pihak di luar negeri akan mendapatkan perhatian khusus mengingat
berbagai
hal,
antara
lain
untuk
memperlihatkan
peran
Indonesia
dalam
5.2. Program
Program Kedeputian IPH disusun dengan memperhatikan arahan strategi
LIPI
dan
pengalaman
panjang
yang
dilaluinya
dalam
penelitian
dan
Riset Nasional (ARN) 2015-2009 pada 6 prioritas bidang penelitian yaitu: (1)
ketahanan pangan, (2) energi baru dan terbarukan, (3) teknologi dan manajemen
transportasi, (4) teknologi informasi dan komunikasi, (5) teknologi pertahanan
dan keamanan, dan (6) teknologi kesehatan dan obat-obatan.
Namun disadari bahwa 6 (enam) prioritas bidang tersebut di atas masih
menyisakan isu-isu penting yang harus dijawab antara lain masalah sumberdaya
alam dan lingkungan, kebencanaan, dinamika sosial, material maju dan scientific
measurements. Oleh sebab itu pada Raker LIPI 2014 selain 6 (enam) fokus bidang
di atas, LIPI memutuskan untuk menambahkan 4 (empat) bidang fokus yaitu (1)
sumberdaya alam, lingkungan dan kebencanaan, (2) dinamika sosial, (3) material
maju dan (4) scientific measurements. Papipptek telah melakukan kajian cepat
untuk melihat prioritas pada ke-sepuluh fokus tersebut.
Pada Renstra 2015-2019, IPH memiliki 5 (lima) program utama yakni: (1)
Penelitian Tematik, (2) Peningkatan Kompetensi Individu, (3) Kompetitif, (4)
Penugasan Khusus dan (5) Program Pengembangan Kelembagaan. Sejumlah hasil
penting, seperti telah dikemukakan pada Bab-I, telah dihasilkan dalam kurun
waktu tersebut. Sebagian hasil telah dipublikasikan dalam jurnal nasional dan
internasional. Dalam pada itu sejalan dengan reformasi birokrasi, sejumlah
penataan
dilakukan.
Departemen
Keuangan
dan
BAPPENAS
melakukan
Kegiatan Penelitian yang sudah mengkristal dan telah sampai pada taraf ke hilir
yang telah memenuhi kriteria BSN akan diutamakan dalam kegiatan Unggulan
Lima Tahun mendatang, yang dituangkan dalam rincian perencanaan sebagai
berikut;
1. Lingkungan dan Kebencanaan [Konservasi, Inventory]
Prioritas program Lingkungan dan Kebencanaan (Konservasi, inventory) adalah;
1.1. ADAPTASI DAN MITIGASI KEHATI UNTUK PERUBAHAN IKLIM
(Kebencanaan)
1.2. INVENTORY DAN KONSERVASI KEHATI
1.3. PEMETAAN BIORESOURCES [Pangan] DAN BIODIVERSITY LOSS
1.4. DOMESTIKASI KEHATI
Outcome program Lingkungan dan Kebencanaan (Konservasi, inventory) adalah;
1. Aplikasi Paket Teknologi Untuk Remediasi Lingkungan
2. Rekomendasi/Kebijakan Restorasi Lingkungan.
3. Rekomendasi/Kebijakan penetapan kuota flora dan fauna langka untuk CITES.
Informasi KEHATI untuk kepentingan data terkait COP CBD, MAB dan kawasan
Konservasi
2. Bioenergi
NARASI
Krisis energi (daya dukung lingkungan menurun)
efek kepada kualitas SDH
Renewable energy
Menurunnya produktifitas lahan (karena
pencemaran)
NON PANGAN
LIQUID, GAS, PADAT
Prioritas program Bioenergi adalah:
2.1. Eksplorasi Kehati untuk energi
2.2. Pemanfaatan SDH untuk pengembangan bioenergi
2.3. Peta kehati untuk energi
3. Kesehatan
NARASI
95 persen bahan baku pembuatan obat di Indonesia masih
mengandalkan impor
Mahal
Ketersediaan teknologi dan pabrik bahan baku scr massal
untuk pengolahan obat kurang
Biofarmaka (Zoofarmaka, fitofarmaka, mikrofarmaka)
Mengembangkn bahan baku obat dari sumber bahan alam
(Obat Bahan Alam, Antibacteria (tbc)
LIPI; Tahapan pra-klinis
Policy paper; rekomendasi
humas mempromosikan hasil riset
Infrastruktur; fasilitas skrining test dan Fasilitas uji praklinis
Aturan uji klinis harus dilakukan oleh pihak swasta berstandar
Saintifikasi jamu
Prioritas program Kesehatan adalah:
3.1. Pengembangan Bahan obat (drug discovery) dan biofarmaka dari sumber
bahan alam untuk penyakit infeksi dan degeneratif. (ekplorasi dan bioprospektif
lingkage)
3.2. Pengembangan bahan Obat dan diagnostik berbasis rekayasa DNA dan
protein.
Outcome kesehatan adalah;
Outcome
1. Pemanfaatan informasi kehati untuk obat
2. Sediaan biofarmaka, sistem diagnostik dan biosimilar
3. Senyawa Acuan sebagai bahan baku obat
Matrik kesehatan
PE ER PAK WIEN
4. PANGAN
Narasi
Krisis pangan ( semua impor?)
Program 10 juta ton beras 2014 (kekurangan lahan), produktivitas rendah,
efisiensi lahan tidur dan pengembangan teknologi dan sdm-nya,
pemanfaatan lahan marginal bekas tambang (integrated farming),
pendampingan teknologi (kerjasama dg departemen pertanian). Sentra; Luar
Jawa; Kalimantan-->cikal bakal lab
Pertumbuhan luas lahan pertanian pangan dan
menurunnya produktivitas pertanian pangan
Menurunnya produktivitas lahan (pupuk kimia)
Non beras, swasembada daging, kecukupan protein hewani, kegiatan
pangan lestari
Studi hama, serangga penyerbuk, bioindikator, biosafety
Ketersediaan Pakan; sapi
Otonomi tetapi kenyataannya masih dikontrol oleh pusat.
Policy paper
Padi unggul; mengatasi cekaman (biotik dan abiotik)/leading di rekayasa
genetika dan molekuler
SDM dari agronomi dan breeder padi
Satu siklus sampai mendapatkan varietas dari satu rakitan padi genetik.
Lahan percobaan di CSC--> perlu diselesaikan (deputi, Pusinov, biotek n
biologi).
Genomic dan gen discovery organisme kunci (database gene organisme kunci
yang berpotensi konservasi dan ekonomi) termasuk implementasi dan
manfaatnya.
Penelitian status kehati dengan berdasarkan levelling of, perlu dibuat plot
permanen yang luas
Barcoding
Koleksi tumbuhan dan mikroba kearah kesehatan
6.1. Prioritas program database adalah Ketersediaan Database Kehati terintegrasi
pada flora, fauna dan mikroba
Outcome
1. Pemanfaatan informasi database kehati
MATRIK
PEER: SIAPA? PAK MEMED?
sistem
pengelolaan
keuangan,
perencanaan
dan
pengembangan
SDM,
dan
penerimaan
PNS
sesuai
kualifikasi kebutuhan.
Sistem Seleksi Proposal
Diterapkannya sistem seleksi proposal merupakan langkah awal untuk
memilih kegiatan penelitian yang sesuai dengan rencana satker.
Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Negara
Terlaksananya
sistem
pengendalian
internal
yang
efektif,
yang
kualitas
IPH,
fasilitas
termasuk
penelitian
pembangunan
satker
fasilitas
di
lingkungan
Laboratorium
Litbang
Biologi
Molekuler
dan
Bioteknologi
dengan
hasil
yang
meningkatnya
kemampuan
nasional
dalam
penelitian,
isu
Nasional
untuk
rujukan
kebijakan
Nasional
serta
paket
teknologi
dan
model
pengelolaan
lingkungan
untuk
infrastruktur
ex-situ
dan
In-situ
untuk
pengamanan
dan
pemanfaatan
pembangunan
kebun
(bioprospeksi),
raya
di
pengelolaan
daerah
sebagai
koleksi
tempat
dan
untuk
Bioresource
Center,
Microbial
Culture
Collection.
khususnya
plasma-nutfah
tumbuhan
sebagai
sumber
Sehingga koleksi
kepentingan
konvensi
Internasional,
maka
LIPI
meningkatkan
dan
usaha
komersial
berbasis
teknologi
yang
sudah
dikembangkan.
internasional.
telah
diresmikan
keberadaannya
pada
tanggal
29
Kedeputian IPH,
Biogeodynamics and Sustainable Environment, Food, health and biomedical studies dan Green
Advanced Materials. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan hasil-hasil penelitian
satker di IPH dalam kajian lanjut bersifat interdisiplin guna menghasilkan solusi bagi
permasalahan aktual bangsa.
Respon Biodiversity loss (Pemetaan status kelangkaan SDH dan status konservasi)
Kerusakan Lingkungan Hidup (REDD, Global Climate change)
Memanfaatan SDH untuk pengapaian MDGs, Global Climate change
Eksplorasi dan pemanfaatan terukur sumber daya hayati Indonesia
Molekular farming dan bahan baku obat
BAB VI
RENCANA AKSI, STRATEGI, PENETAPAN DAN PENGUKURAN
KINERJA SERTA MONITORING KEDEPUTIAN BIDANG ILMU
PENGETAHUAN HAYATI - LIPI
6.1. Rencana aksi kegiatan yang ditetapkan oleh IPH LIPI mengikuti hal-hal
sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah peneliti berkualitas
LIPI maka strategi mencapai sasaran di lingkungan IPH LIPI ditetapkan sebagai
berikut:
1. Penguatan kompetensi inti (competence building).
2. Penyusunan topik penelitian melalui pendekatan inter dan multidisipliner, dan
memusatkan perhatian pada isu-isu sentral, baik yang berskala nasional
maupun internasional.
3. Pemanfaatan berbagai sumberdaya dari dalam dan luar negeri serta
mensinergikan berbagai kemampuan yang ada, sehingga kegiatan penelitian
mampu memberikan hasil BSN (Besar, Signifikan, Nyata).
4. Pemanfaatan berbagai sumber daya keuangan yang mungkin diperoleh dalam
rangka meningkatkan anggaran penelitian dan pengembangan;
5. Penyempurnaan mekanisme dan sistem yang ada untuk memperkuat sistem
administrasi
komitmen yang menegaskan upaya untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu tiap tahunan dengan tekanan pada tahun tertentu dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Target yang akan dicapai
dalam penetapan kinerja adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas, transparansi,
dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah
dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja
sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau
penghargaan dan sanksi. Kedeputian IPH telah membuat Penetapan Kinerja
tahun 2015-2019 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi
yang ada. Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas
kinerja pada akhir tahun 2019. Penetapan Kinerja Kedeputian IPH tahun 2015
disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2015-2019 (Tabel.xx.)
yang telah ditetapkan sehingga secara substansial Penetapan Kinerja Tahun
2015-2019 merupakan kristalisasi Rencana Kinerja Tahun 2010-2014. Untuk
KEGIATAN
Indi
kator
Kinerja
1
2
3
Penelitian,
Jumlah
SDM yang
Penguasaan
melanjutka
dan
Penelitian
n
Pemanfaata
Biologi
pendidikan
n IPTEK
Bidang
(P3IPTEK)
Biologi
Urai
an
Satuan
4
Orang
Prosentas
Tar
Realisasi e Capaian
get
Target
7
5
6
Jumlah
SDM yang
melanjutka
Penelitian
n
Biotekno
pendidikan
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
SDM yang
Penelitian melanjutka
Konserva
n
si
Tumbuh pendidikan
Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
SDM yang
Penelitian melanjutka
Biomater n
ial
pendidikan
Bidang
Biomaterial
Jumlah
SDM yang
naik
Penelitian
Jabatan
Biotekno
Fungsional
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
SDM yang
Penelitian naik
Konserva
Jabatan
si
Tumbuh Fungsional
Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
SDM yang
Penelitian naik
Biomater Jabatan
ial
Fungsional
Bidang
Biomaterial
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Jumlah
Penelitian Publikasi
Biotekno Nasional
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Publikasi
Konserva
Nasional
si
Tumbuh Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian Publikasi
Biomater Nasional
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
Penelitian Publikasi
Biotekno Internasion
logi
al Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Publikasi
Konserva
Internasion
si
Tumbuh al Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian Publikasi
Biomater Internasion
ial
al Bidang
Biomaterial
Penelitian Jumlah HKI
Biotekno Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Penelitian Jumlah HKI
Konserva Bidang
si
Konservasi
Tumbuh
Tumbuhan
an
Penelitian Jumlah HKI
Biomater Bidang
ial
Biomaterial
Makalah
Makalah
Makalah
Makalah
Makalah
Makalah
Buah
Buah
Buah
Jumlah
Contoh
Penelitian
Produk
Biotekno
Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Contoh
Konserva
Produk
si
Tumbuh Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian Contoh
Biomater Produk
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah HKI
yang
Penelitian
digunakan
Biotekno
Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Jumlah HKI
Penelitian yang
Konserva
digunakan
si
Tumbuh Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah HKI
Penelitian yang
Biomater digunakan
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
Kerjasama
Penelitian
Biotekno Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Penelitian Jumlah
Konserva Kerjasama
si
Bidang
Tumbuh Konservasi
an
Tumbuhan
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Jumlah
Penelitian
Kerjasama
Biomater
Bidang
ial
Biomaterial
Jumlah
Kebijakan
Penelitian
Biotekno Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Penelitian Jumlah
Konserva Kebijakan
si
Bidang
Tumbuh Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian
Kebijakan
Biomater
Bidang
ial
Biomaterial
Jumlah
Keikutserta
Penelitian an
Biologi pameran
Bidang
Biologi
Jumlah
Keikutserta
Penelitian an
Biotekno pameran
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Keikutserta
Konserva an
si
pameran
Tumbuh Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
Keikutserta
Penelitian
an
Biomater
pameran
ial
Bidang
Biomaterial
Buah
Buah
Buah
Buah
Kali
Kali
Kali
Kali
Jumlah
Keikutserta
Penelitian an dalam
Biotekno seminar
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian Keikutserta
Konserva an dalam
si
seminar
Tumbuh Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
Keikutserta
Penelitian
an dalam
Biomater
seminar
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
keikutserta
Penelitian an dalam
Biotekno organisasi
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian keikutserta
Konserva an dalam
si
organisasi
Tumbuh Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
keikutserta
Penelitian
an dalam
Biomater
organisasi
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
sarana dan
Penelitian prasarana
Biotekno penelitian
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Lab.
Jumlah
sarana
dan
Penelitian
Konserva prasarana
si
penelitian
Tumbuh Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
sarana dan
Penelitian
prasarana
Biomater
penelitian
ial
Bidang
Biomaterial
Lab.
Jumlah
Perencanaa
n
Penelitian Pembangu
Biotekno nan
logi
Prasarana
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Perencanaa
Penelitian n
Konserva Pembangu
si
nan
Tumbuh Prasarana
an
Bidang
Konservasi
Tumbuhan
Jumlah
Perencanaa
n
Penelitian
Pembangu
Biomater
nan
ial
Prasarana
Bidang
Biomaterial
Dok.
Jumlah
Laporan
Penelitian
Administra
Biotekno
si Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Dok.
Lab.
Dok.
Dok.
Jumlah
Penelitian Laporan
Konserva
Administra
si
Tumbuh si Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Laporan
Penelitian
Biomater Administra
ial
si Bidang
Biomaterial
Jumlah
penerimaa
Penelitian
n CPNS
Biotekno
Bidang
logi
Bioteknolo
gi
Jumlah
Penelitian penerimaa
Konserva
n CPNS
si
Tumbuh Bidang
Konservasi
an
Tumbuhan
Jumlah
Penelitian penerimaa
Biomater n CPNS
ial
Bidang
Biomaterial
Jumlah
Keikutserta
an
Penelitian
Training /
Biotekno
Kursus
logi
Bidang
Bioteknolo
gi
Jumlah
Keikutserta
Penelitian an
Konserva
Training /
si
Tumbuh Kursus
Bidang
an
Konservasi
Tumbuhan
Dok.
Dok.
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Jumlah
Keikutserta
Penelitian an
Biomater Training /
ial
Kursus
Bidang
Biomaterial
Orang
BAB VII
PENUTUP
Tantangan yang sedang dan akan terus dihadapi dalam dasawarsa ke depan
bangsa ini adalah kerusakan lingkungan hidup, pemanasan global dan kepunahan
sumber daya alam hayati. Hal ini tidak terlepas dari perubahan politik, ekonomi
dan sosio-kultural secara mendasar, baik domestik maupun internasional.
Masalah ini muncul karena lemahnya fondasi ilmu pengetahuan SDH yang tidak
atau belum mampu menjelaskan tentang pentingnya keutuhan lingkungan hidup
dan terjaganya sumber daya alam hayati dari kepunahan. Minimnya ilmu
pengetahuan
dan
inovasi
SDH
yang
dimiliki
bangsa
ini
belum
mampu
pengarusutamaan
(mainstreaming)
pembangunan
bangsa
untuk
menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang lebih bermartabat dan lebih
disegani oleh bangsa bangsa lain masih harus terus diperjuangkan, dibangun dan
dipercepat aksinya sebelum SDH yang kita miliki hancur dan bahkan sebagian
sudah punah. Selain itu di samping semakin menurunnya kualitas sumberdaya
alam Indonesia, dunia dihadapkan pada pemanasan global dan perubahan iklim
yang dapat memperburuk keadaan. Keadaan tersebut sebagai sebuah realitas
tantangan yang harus dihadapi dan dipersiapkan oleh Indonesia ke depan.
Untuk itu,
Kedeputian IPH
telah menetapkan
menuangkannya dalam program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
2010-2014, yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam mengatasi keadaan di
atas. Secara garis besar Kedeputian IPH dalam penyusunan program penelitiannya
mengedepankan pendekatan inter dan multi-disipliner, dengan memusatkan
perhatian pada isu-isu sentral, baik yang berskala nasional maupun internasional.
Penataan LIPI disusun dalam perspektif jangka pendek, menengah dan panjang
dalam rangka membentuk pusat-pusat keunggulan dan inovasi nasional, regional
maupun internasional.
Melalui interaksi intensif dan sistematis antara seluruh eselon jajaran LIPI,
para senior fungsional, baik dari dalam maupun luar LIPI, telah disepakati hal-hal
sebagai berikut :
Tugas Pokok IPH sesuai putusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 11 Tahun 2004.
Visi dan Misi IPH
Merujuk pada dinamika lingkungan strategis di dalam maupun di luar
LIPI, visi Kedeputian IPH yang akan datang yaitu:
Terwujudnya kehidupan
bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif, dan dinamis yang didukung
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis sumber daya alam hayati
yang humanistik.
Untuk mencapai visi tersebut, misi IPH yang akan datang adalah bermanfaat
bagi bangsa dan negara, maka Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI
menetapkan misi sebagai berikut:
Memberikan landasan ilmiah untuk pengambilan kebijakan sehingga tersusun dan
dapat ditegakkannya supremasi hukum yang terkait dengan pengelolaan
sumber
daya
menghormati
alam
hayati
kearifan
dan
lingkungan
masyarakat
adat
hdiup
dan
dengan
tradisional
tetap
untuk
pembangunan
kemanusiaan;
berkelanjutan
secara
adil
dan
berwajah
daerah
dalam
upaya
konservasi,
menggali
potensi,
pengeloaan
yang
bertanggungjawab
dengan
tujuan
pengetahuan
dan
dasar
kebijakan
nasional
di
bidang
ilmu