Anda di halaman 1dari 36

Kode 4

PENGARUH NIRA LONTAR (BORASSUS FLABELLIFER)


TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH
PREDIABETES

RISET INTERVENSI KESEHATAN


BERBASIS BUDAYA LOKAL 2016

BIDANG: KESEHATAN IBU DAN ANAK, GIZI,


PENYAKIT MENULAR, PENYAKIT TIDAK MENULAR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
JL. Indrapura 17 Surabaya 60176 Telp. 031-3528748 / Faks. 031-3528749

2016

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Taufik dan
Hidayah-nya dengan demikian penyusunan proposal riset intervensi kesehatan
berbasis budaya lokal 2016 dapat terselesaikan dengan tepat waktu walaupun
disadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan didalamnya.
Adapun proposal yang kami ajukan dengan judul pengaruh nira lontar
(Borassus flabellifer) terhadap penurunan glukosa darah prediabetes dalam
rangka mengikuti seleksi Riset Intervensi Kesehatan (RIK) tahun 2016 yang
diselenggarakan

oleh

Badan

Penelitian

dan

pengembangan

Kesehatan,

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Kami berharap melalui penelitian ini nantinya dapat menbantu pemerintah
dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan khususnya penyakit tidak
menular serta memberdayakan dan melestarikan kearifan lokal.

Barru, Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
B. TUJUAN .................................................................................................. 4
C. MANFAAT ............................................................................................... 5
D. METODE ................................................................................................. 5
a. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 5
b. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 6
c. Populasi dan Sampel........................................................................ 6
d. Pengumpulan Data ........................................................................... 8
e. Instrumen .......................................................................................... 9
f. Batasan Operasional ........................................................................ 10
g. Kontrol Kualitas ................................................................................ 12
h. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA...

13

LAMPIRAN

ii

RINGKASAN

Prediabetes menjadi pandemi yang prevalensinya lebih tinggi dari diabetes


mellitus tipe 2, nira lontar diharapkan menjadi salah satu obat alternatif yang aman,
ekonomis, dan praktis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh nira
lontar (Borassus flabellifer) terhadap penurunan glukosa darah pada prediabetes.
Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidenreng
Rappang. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Maret - September 2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan
rancangan randomized pre-test post-test control group desain. Total sampel
adalah 50 orang, dibagi menjadi dua kelompok: kelompok intervensi nira lontar
(Borassus flabellifer) sebanyak 25 orang dan kelompok kontrol dengan edukasi 25
orang. Data akan dianalisis menggunakan uji t berpasangan dan tidak
berpasangan.
Hasil penelitian ini akan memberikan informasi mengenai perubahan atau
penurunan kadar glukosa darah penderita prediabetes pada kelompok intervensi
yang telah diberikan nira lontar. Selain itu, hasil penelitian akan menunjukkan
perbedaan penurunan kadar glukosa darah, tekanan darah baik sistolik maupun
diastolik, antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Nira lontar
(Borassus flabellifer) diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai salah satu
obat herbal atau terapi farmakologi pada penderita prediabetes.

iii

A. LATAR BELAKANG
Nira lontar merupakan cairan dari pemotongan bunga lontar (Borassus
flabellifer). Tanaman ini banyak dijumpai di lahan kering seperti di Afrika,
Myanmar, Tropika, Malaysia, India, Thailand dan Indonesia (Wayan, 2012). Di
Indonesia, pohon lontar banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, Nusa
Tenggara Barat, Pulau Sumba, Jawa Timur, Madura, Bali dan Sulawesi
Selatan. Minuman ini memiliki rasa manis dan kandungan gizi (kimia) cukup
tinggi dengan vitamin A, kalsium, protein, besi dan magnesium (Barh, 2008).
Selain itu juga terdapat vitamin C dalam jumlah tinggi, thiamin (vitamin B1),
riboflavin (vitamin B2), niacin dan zat besi (FAO, 2011).
Lebih dari 400 tanaman untuk diabetes yang telah dilaporkan, tetapi
hanyak sedikit dievaluasi secara ilmiah. Metformin yang sekarang menjadi
obat pilihan utama penderita diabetes, ternyata juga berasal dari tanaman.
Pengobatan diabetes dengan herbal antara lain; zat ekstraktif kayu raru (ficus
carica) (Trisandi, 2013), ekstrak air daun pandan wangi (Prameswari, 2014),
dan ekstrak daun paliasa (Kleinhovia hospita L) dapat menurunkan kadar
glukosa darah (Yuliana, 2013).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari bunga jantan
Borassus flabellifer ditemukan enam spirostane yang baru, jenis saponin
steroid yaitu borassosides A-F (1-6) diisolasi bersama dengan 23 konstituen
dikenal. Ekstrak metanol bunga jantan Borassus flabellifer menghambat
peningkatan kadar serum glukosa tikus diabetes dengan dosis 250 mg/kg, po.
Saponin steroid utama yakni dioscin menghambat kenaikan kadar serum
glukosa tikus dosis 50 mg/kg (Yoshikawa et al., 2007).
Penelitian di India, menemukan bahwa ekstrak dari bunga lontar
(Borassus flabellifer) mengandung senyawa tanin, karbohidrat, terpen,
saponin, flavonoid, dan alkaloid. Penurunan glukosa darah yang signifikan
dari hari ke-7, 14, 21, dan ke-28 pada tikus diabetes diinduksi streptozotosin
dibandingkan dengan tikus kontrol diabetes. Penurunan yang signifikan dalam
total kolesterol, kolesterol LDL, VLDL kolesterol dan peningkatan kolesterol
HDL pada tikus diabetes. Hasil ini menunjukkan bahwa bunga lontar

(Borassus flabellifer) memiliki efek hipoglikemik dan antihiperlipidemik (Goyal


et al., 2013).
Selain sebagai antidiabetes, ekstrak bunga jantan Borassus flabellifer
juga berkhasiat sebagai antiimplamasi, antipiretik, analgesik, antioksidan dan
antiartritis. Hasil penelitian menemukan bahwa ekstrak etanol bunga jantan
Borassus flabellifer memiliki hasil yang signifikan terhadap aktivitas antiinflamasi akut (karagen-edema didinduksi di belakang kaki (p<0,0001) dan
peradangan kronis (p<0,0001) (Paschapur et al., 2009a). Hasil tes
farmakologis yang dilakukan menunjukkan bahwa BFEE (Ekstrak Etanol
Borassus flabellifer) memiliki aktivitas analgesik dan efek antipiretik yang kuat
(Paschapur et al., 2009b). Hasil penelitian mengkonfirmasikan bahwa
penggunaan ekstrak bunga lontar (Borassus flabellifer) sebagai pengobatan
tradisional pada sakit peradangan dan sakit rematik (Paschapur et al., 2009c).
Menurut American Diabetes Association (ADA) dan US Department of
Helath and Human Services, "prediabetes adalah suatu kondisi di mana kadar
glukosa darah di atas normal, tetapi belum bisa dikategorikan sebagai
diabetes mellitus". Dua kondisi yang termasuk dalam prediabetes yakni GTG
(Gangguan Toleransi Glukosa) dan GDPT (Glukosa Darah Puasa). Standar
nilai prediabetes adalah kadar glukosa darah 100 -125 mg/Dl untuk glukosa
darah puasa (GDPT) atau140-199 mg/dL untuk gangguan toleransi glukosa,
atau keduanya (ADA, 2002).
Penyakit tidak menular khususnya prediabetes dapat dicegah hingga
80% dengan menghilangkan faktor risiko, terutama merokok, pola makan,
aktivitas fisik dan konsumsi alkohol (WHO, 2008).

Di Indonesia, telah

dikembangkan program pos pembinaan terpadu (posbindu) penyakit tidak


menular (PTM). Program tersebut adalah kegiatan masyarakat dalam
mengenali dan memelihara masalah kesehatan sendiri khususnya faktor risiko
PTM seperti obesitas, aktivitas fisik, merokok dan pola makan (Soewondo,
2014).
Lembaga kesehatan internasional CDC (Center for Diasease Con troll
and Prevention) pada tahun 2012 merilis bahwa diperkirakan 79 juta orang
dewasa yang berusia >20 tahun telah menderita prediabetes. Alan J. Garber
2

mengemukakan bahwa Amerika Serikat memiliki prevalensi diabetes sebesar


24,1 juta sementara prediabetes mencapai 57 juta orang (Zulkifli, 2013).
Menurut Survei Kesehatan Nasional, prevalensi diabetes di Singapura
sebesar 9% dan gangguan toleransi glukosa sebesar 15% (Twigg, 2007).
Prediabetes merupakan suatu keadaan yang mendahului timbulnya
diabetes meliitus (DM). Prevalensi prediabetes terus mengalami peningkatan.
Sebanyak 4-9% orang dengan prediabetes akan menderita DM setiap
tahunnya (Rahadiyanti, 2011). Diabetes mellitus merupakan penyebab
kematian terbesar keempat di dunia, baik di negara maju maupun di negara
berkembang. Angka kematian akibat DM di Amerika Serikat mencapai
200.000 orang per tahun (Tandra, 2010). Pada tahun 2020, diperkirakan akan
meningkat menjadi 73% kematian dan 60% kesakitan di seluruh dunia (WHO,
2008).
Menurut data World Health Organization (WHO), dunia kini didiami 171
juta penduduk menderita DM pada tahun 2000 dan akan meningkat 2 kali
menjadi 336 juta pada tahun 2030 (Bustan, 2007). Pada tahun 2006, terdapat
lebih dari 50 juta orang DM di Asia Tenggara. International Diabetes
Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak
menyadari mereka mengidap DM. Sebesar 80% DM tinggal di negara
berpenghasilan rendah dan menengah (Trisnawati, 2013).
Menurut American Diabetes Association (ADA), Indonesia menempati
urutan ke-4 dengan jumlah penderita DM pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta
jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030
(ADA, 2010). Prevalensi prediabetes di Indonesia terus meningkat yakni
mencapai 10,2% dan DM menduduki ranking ke-2 penyebab kematian yaitu
14,7% (Riskesdas, 2013). Proporsi penduduk Indonesia yang berusia 15
tahun dengan prediabet adalah 6,9% (Kemenkes, 2013).
Daerah yang tertinggi gangguan toleransi glukosa yakni Sulawesi
Selatan menempati urutan ke-3 tertinggi setelah Sulawesi Tengah 3,4%,
Sulawesi Utara 3,6% (Riskesdas, 2013). Insiden gangguan toleransi glukosa
di Sidenreng Rappang mengalami peningkatan yakni pada tahun 2012

sebanyak 436 kasus kemudian meningkat di tahun 2013 menjadi 626 kasus
(Dinkes Kota Makassar, 2014).
Penelitian efek nira lontar (Borassus flabellifer) pada manusia masih
sangat terbatas, tetapi kecenderungan masyarakat di daerah atau desa
menggunakan obat herbal sangat tinggi dibandingkan obat medis. Masyarakat
meyakini dan mempercayai bahwa nira lontar dapat menurunkan glukosa
darah sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh
tersebut. Flora identitas di Sulawesi Selatan berupa pohon lontar, salah
satunya terdapat di Kabupaten Sidenreng Rappang. Kecamatan Panca
Lautang menjadi tempat penelitian karena merupakan penghasil nira lontar
serta sebagian masyarakat berprofesi sebagai penjual nira lontar dan
mempunyai kebiasaan mengonsumsi nira lontar sehingga sangat potensial
untuk dilakukan penelitian.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh nira lontar (Borassus flabellifer) terhadap
penurunan glukosa darah pada prediabetes.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui perbedaan penurunan glukosa darah prediabetes sebelum
dan sesudah meminum nira lontar (Borassus flabellifer) pada kelompok
intervensi.
2. Mengetahui perubahan glukosa darah prediabetes pada kelompok
kontrol.
3. Mengetahui perbedaan penurunan glukosa darah prediabetes antara
kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.
4. Mengetahui rata-rata penurunan glukosa darah prediabetes setelah
meminum nira lontar (Borassus flabellifer) dalam setiap minggunya.
5. Mengetahui perubahan faktor agent dan host (aktivitas fisik, tekanan
darah, pola makan, merokok, dan konsumsi alkohol) pada prediabetes.

C. MANFAAT
a. Institusi
Memberikan informasi pada Dinas Kesehatan, Rumah Sakit maupun
puskesmas mengenai manfaat dari nira lontar sebagai salah satu alternatif
pengobatan antidiabetes.
b. Ilmiah
Hasil penelitian dapat dijadikan data atau informasi dan memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan terutama dibidang kesehatan serta dapat
menjadi acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh nira lontar
pada prediabetes.
c. Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat umum, khususnya
masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang tentang manfaat nira lontar
dalam pengelolaan prediabetes, sehingga nira lontar (Borassus flabellifer)
menjadi minuman yang sehat, praktis, ekonomis, serta dapat melestarikan
dan memanfaatkan kearifan lokal.

D. METODE
a. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan quasi experiment (eksperimen
semu) dengan rancangan randomized pre-test post-test control group
desain. Dengan model rancangan sebagai berikut:
O
1

O
2

O
3

O
4

Keterangan:
R

: Pengelompokkan responden ke dalam kelompok intervensi dan


kelompok kontrol dengan cara random.

O1

: Hasil pengukuran glukosa darah sebelum pemberian nira lontar


pada kelompok intervensi.
5

O2

: Hasil pengukuran glukosa darah sesudah pemberian nira lontar


pada kelompok intervensi.

O3

: Hasil pengukuran glukosa darah awal pada kelompok kontrol.

O4

: Hasil pengukuran glukosa darah akhir pada kelompok kontrol.

: Pemberian nira lontar dan edukasi pada kelompok intervensi.

X'

: Pemberian edukasi pada kelompok kontrol.


Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan sebagai berikut:

1. Memilih responden dengan cara mengukur kadar glukosa darah 100


mg/dL.
2. Responden

yang

terpilih

selanjutnya

dilakukan

random

untuk

menentukan ke dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol.


3. Responden pada kelompok intervensi diberikan nira lontar.
4. Pemeriksaan kadar glukosa darah setelah diberikan nira lontar setiap
minggunya pada kelompok intervensi.
5. Pemeriksaan kadar glukosa darah setiap minggunya pada kelompok
kontrol.
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Panca Lautang
Kabupaten Sidenreng Rappang, dengan alasan:
1) Tempat penghasil nira lontar,
2) Masyarakat luas telah mengenal nira lontar sejak dulu,
3) Kasus diabetes mellitus mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Maret - September
2016.
c. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah masyarakat Kecamatan Panca
Lautang Kabupaten Sidenreng Rappang yang prediabetes dan bersedia
untuk menjadi sampel penelitian.

2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini akan diperoleh dengan screening,
untuk mendapatkan kasus baru penderita prediabetes. Screening yang
akan dilakukan yakni; dimulai dengan pemeriksaan kadar glukosa darah
sewaktu yakni 140 mg/dL. Selanjutnya, pengukuran kadar glukosa
darah puasa 100 mg/dL dengan cara responden berpuasa 8 - 12 jam.
Adapun kriteria inklusi dan ekslusi, antara lain:
Kriteria inklusi: prediabetes, bersedia menandatangani inform
consent, berdomisili di Kecamatan Panca Lautang Kabupaten
Sidenreng Rappang, umur 30-50 tahun dan tidak mendapatkan
pengobatan medis maupun alternatif lain.
Kriteria ekslusi: pasien dengan komplikasi ginjal, jantung, hati,
mengalami tekanan darah sistolik >200 mmHg atau diastol >150
mmHg dan memiliki riwayat penyakit asma.
a) Unit observasi adalah prediabetes yang dibagi ke dalam dua
kelompok:
Kelompok Intervensi

: intervensi nira lontar dan edukasi

Kelompok Kontrol

: edukasi

b) Unit analisis adalah semua variabel yang tercantum dalam unit


observasi yaitu kadar glukosa darah puasa, aktivitas fisik, tekanan
darah, merokok, pola makan dan konsumsi alkohol.
c) Penentuan besar sampel adalah dengan menggunakan rumus besar
sampel untuk uji hipotesis terhadap 2 populasi independen yang
diperkenalkan oleh Sastroasmoro dan Ismael (2014) sebagai berikut:
! = !2 = 2

%& + %( )
*1 *2

1,64 + 1,28 10,51


! = !2 = 2
320 311

= 23,12 = 23
Keterangan:
Z

: Deviat Baku Alfa

: Deviat Baku Beta

: Simpangan baku dari selisih nilai antar kelompok

X1-X2

: Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah,


sehingga Z = 1,64, kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, maka
Z = 1,28, selisih minimal rerata yang dianggap bermakna adalah 9
mg/dL dan SD=10,51 (Goyal et al., 2013). Berdasarkan perhitungan
pada rumus tersebut, jumlah sampel yang diperoleh adalah n = 23.
Sebagai antisipasi drop out sampel dari penelitian, maka
peneliti menggunakan perkiraan 10% dengan rumus:
!
!5 =
16
!5 =

23
= 25
(1 6)

Sehingga diperoleh sampel pada masing-masimg kelompok


adalah 25 responden dengan total sampel sebanyak 50 responden.
d) Cara penarikan sampel akan dilakukan dengan teknik simple random
sampel dengan mengacu kepada daftar sampel dari penderita yang
telah dibuat sebelumnya.
d. Pengumpulan Data
Data primer akan diperoleh melalui questioner yang berisi
keterangan tentang hasil pengukuran glukosa darah, aktivitas fisik, tekanan
darah, merokok, pola makan dan konsumsi alkohol. Konsistensi jawaban
subjek

diukur

secara

kualitatif

dengan

wawancara

mendalam

menggunakan format food recall dan food frequency. Disiapkan lembar


kepatuhan meminum nira lontar selama penelitian berlangsung.
Pemeriksaan glukosa darah, tekanan darah dan pengisian lembar
questioner dilakukan setiap minggu. Data mengenai glukosa darah puasa
diperoleh dengan alat pemeriksaan glucometer menggunakan Autocheck.
Pemeriksaan glukosa darah diukur setelah berpuasa 8-12 jam di pagi hari.
Pemeriksaan tekanan darah dengan sphygmomanometermerek onemed.

e. Instrumen
1) Bahan
Bahan yang akan dipakai dalam penelitian untuk kelompok
intervensi adalah nira lontar (Borassus flabellifer) dengan melalui uji
fitokimia di laboraturium. Dalam penelitian ini, dosis yang digunakan
adalah 200 ml atau setara satu gelas dengan aturan minum 2 kali sehari
yakni satu gelas di pagi hari dan satu gelas di sore hari. Waktu konsumsi
nira lontar adalah setelah makan. Nira yang diberikan masih segar dan
belum mengalami fermentasi.
2) Instrumen Penelitian
a) Pemeriksaan Glukosa Darah
Pemeriksaan glukosa darah puasa akan diperoleh dengan
menggunakan glukometer dengan merek Autocheck. Pemeriksaan
tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer merek
onemed.
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan glukosa
darah, antara lain:
1. Sebelum dilakukan pemeriksaan glukosa darah responden
berpuasa 8-12 jam dimalam hari.
2. Peneliti menyediakan kapas, alkohol, dan alat glucometer lengkap
dengan strip pemeriksaan glukosa darah dan lancip.
3. Pemeriksaan

tekanan

darah

seluruh

responden

sebelum

pengambilan sampel darah. Sampel darah yang diambil diujung


jari dimasukkan pada alat test, 5 detik kemudian hasil
pemeriksaan akan langsung terbaca.
b) Karakteristik Penderita
Karakterisitk umum sampel diperoleh melalui kuesioner.
Disiapkan 3 lembar formulir isian yaitu: formulir data dasar, formulir
follow up dan lembar kepatuhan mengonsumsi nira lontar pada saat
penelitian berlangsung. Lembar kepatuhan dan formulir follow up
ditinjau setiap minggunya.

f. Batasan Operasional
1. Nira Lontar (Borassus flabellifer)
Nira lontar adalah cairan bening yang disadap dari tandan bunga
jantan pohon lontar. Disadap dengan cara memotong tandan bunga
jantan sedikit demi sedikit dan cairan hasil sadapannya di simpan dalam
wadah bambu. Penilaian dilakukan dengan cara melakukan pengukuran
dengan menggunakan gelas ukur dengan satuan milliliter. Diberi skor 1
bila responden diberikan nira lontar satu gelas setara dengan 200 ml.
Diberi skor 0 bila responden tidak diberikan nira lontar satu gelas setara
dengan 200 ml.
Kriteria Objektif
Diberikan nira lontar : skor 1
Tidak diberikan

: skor 0

2. Kadar Glukosa Darah


Kadar glukosa darah adalah glukosa darah yang diukur setelah
berpuasa 8-12 jam di pagi hari berdasarkan hasil pemeriksaan darah
kapiler dengan menggunakan glucometer merek Autocheck. Penilaian
dilakukan dengan cara diberikan skor 1 bila kadar glukosa darah <100
mg/dL. Diberi skor 0 bila kadar glukosa darah responden 100 mg/dL.
Kriteria Objektif
<100mg/dL

: skor 1

100 mg/dL

: skor 0

3. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dilakukan responden
oleh otot rangka dan memerlukan energi selama 150 menit setiap
minggu atau 25 menit tiap hari, baik melalui olahraga maupun kegiatan
fisik sehari-hari. Penilaian dilakukan dengan cara diberikan skor 1 bila
beraktivitas fisik 30 menit sehari atau berolahraga selama 150 menit
setiap minggu. Diberi skor 0 bila beraktivitas fisik <30 menit sehari dan
atau berolahraga selama 150 menit setiap minggu.
Kriteria Objektif
Beraktivitas fisik 30 menit sehari dan atau berolahraga selama 150 menit
setiap minggu

: Skor 1

10

Beraktivitas fisik <30 menit sehari dan atau tidak berolahraga selama
150 menit setiap minggu : Skor 0
4. Tekanan Darah
Hasil

pemeriksaan

tekanan

darah

yang

diukur

dengan

sphygmomanometer merek onemed. Penilaian dilakukan dengan cara


diberi skor 1 bila sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg. Diberi
skor 0 bila sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg.
Kriteria Objektif
Sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg : Skor 1
Sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg : Skor 0
5. Merokok
Merokok adalah kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan oleh
responden minimal 1 batang setiap harinya sampai saat penelitian
dilakukan. Penilaian dilakukan dengan cara diberi skor 1 bila responden
tidak merokok dan diberi skor 0 bila responden merokok.
Kriteria Objektif
Tidak merokok

: Skor 1

Merokok

: Skor 0

6. Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol adalah kebiasaan responden mengonsumsi
alkohol setiap hari minimal satu gelas sampai saat penelitian dilakukan.
Penilaian dilakukan dengan cara diberi skor 1 bila tidak minum alkohol
dan diberi skor 0 bila minum alkohol.
Kriteria Objektif
Tidak minum alcohol : Skala 1
Meminum alkohol

: Skala 0

7. Pola Makan
Pola

makan

adalah

kecenderungan

konsumsi

makanan

responden meliputi konsumsi makanan rendah kalori, rendah lemak,


tinggi serat dan vitamin, seperti konsumsi sayuran dan buah-buahan
setiap hari sampai saat penelitian dilakukan. Penilaian dilakukan
dengan cara diberi skor 1 bila responden mengonsumsi sayur dan buah
tiap hari dan diberi skor 0 bila responden tidak mengonsumsi sayur dan
buah tiap hari.

11

Kriteria Objektif
Konsumsi sayur dan buah tiap hari

: Skala 1

Tidak mengonsumsi sayur dan buah tiap hari : Skala 0


g. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas dimaksudkan untuk melakukan monitoring terhadap
semua tahapan proses penelitian yang memungkinkan mendekati yang
sebenarnya dan memperoleh teori yang baik sebagai dasar kajian ilmiah.
Sebelum diberikan intervensi nira lontar kepada kelompok intervensi,
terlebih dahulu sampel diukur glukosa darahnya. Selain itu, peneliti juga
menggunakan lembar kepatuhan yang diisi oleh keluarga atau pengawas
pendamping untuk memastikan pemberian intervensi diminum atau tidak.
1. Untuk mencegah terjadinya bias, sampel yang akan digunakan adalah
kasus baru prediabetes dengan screening.
2. Standarisasi alat ukur dengan menggunakan alat ukur glukosa darah
yang lazim digunakan yaitu glucometer dengan merek Autocheck.
3. Nira lontar yang digunakan terjamin kualitasnya dan langsung diambil
dari pohonnya, serta menggunakan pohon yang sama untuk semua
sampel pada kelompok intervensi.
4. Tiap minggunya sampel di follow up dengan mengecek glukosa darah
puasa, tekanan darah dan pengisian lembar kuesioner.
h. Pengolahan dan Analisis Data
Data akan diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer
menggunakan program excel 2010 dan SPSS versi 20. Untuk uji univariat
dilakukan pada masing-masing variabel untuk melihat gambaran umum
distribusi dan frekuensinya. Sedangkan uji bivariat menggunakan uji t
sampel independen dan uji t sampel berpasangan.Untuk menguji
perbedaan mean antara kelompok intervensi dan control digunakan uji t
sampel independen untuk distribusi normal dan uji man Whitney untuk yang
tidak berdistribusi normal. Sedangkan untuk menguji perbedaan mean
antara sebelum dan sesudah intervensi digunakan uji t sampel
berpasangan untuk distribusi normal dan uji Wilcoxon untuk yang tidak
berdistibusi normal.

12

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2002. HHS, ADA Warn Americans of


Prediabetes. Washington, DC.
American Diabetes Association. 2010. Diagnosis and Classification of Diabetes
Melitus.
Diabetes
Care;
Volume
33,
Supplement
1.
www.care.diabetesjournal.org
Barh, D. and Mazumdar, B.C. 2008. Comparative Nutritive Values of Palm Saps
Before and after Their Partial Fermentation and Effective Use of Wild Date
(Phoenix sylvestris Roxb.)Sap in Treatment of Anemia. Research Journal of
Medicine and Medical Sciences, 3(2): 173-176.
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Dinas Kesehatan Kota Makassar, 2014. Laporan Bulanan DInas Kesehatan Kota
Makassar Tahun 2013. Makassar.
FAO. 2011. Composition and Characteristics of Selected Palm Products.
http://www.fao.org/docrep/x0451e/x0451e11.htm. Diakses tanggal 27
Sepetember 2014.
Goyal, P., Meel, R. K., Singh, G. K., Nagori, B. P. 2013. Antidiabetic And
Antihyperlipidemic Activity of Inflorescence of Borassus Flabellifer Extracts
on Streptozotocin Induced Diabetic Rats, International Journal of Advances
In Pharmaceutical Sciences, 4, 691-699.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riskesdas (Riset Kesehatan Daerah). Jakarta.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Paschapur, M. S., Patil, B., Kumar, R. and Patil, S. R. 2009a. Evaluation of antiinflammatory activity of ethanolic extract of Borassus flabellifer L. male
flowers (inflorescences) in experimental animals. Journal of Medicinal Plants
Research, 3, 049-054.
Paschapur, M. S., Patil, S., Patil, S. R., Kumar, R., Patil, M. B. 2009b. Evaluation
of the Analgesic and Antipyretic Activities of Ethanolic Extract of Male
Flowers (Inflorescences) of Borassus Flabellifer L. (Arecaceae). International
Journal ofPharmacy and Pharmaceutical Sciences, 1, 98-106.
Paschapur, M. S., Patil, B., Kumar, R. and Patil, S. R. 2009c. Influence of ethanolic
extract of Borassus flabellifer L. male flowers (inflorescences) on chemically
induced acute-inflammation and poly arthritis in rats. International Journal of
Pharm Tech Research, 1, 551-556.
Prameswari, O. M., dan Widjanarko, S. B. 2014. Uji Ekstrak Air Daun Pandan
Wangi Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah dan Histopatologi Tikus
Diabetes Mellitus. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2, 16-27.

13

Rahadiyanti Ayu. 2011. Pengaruh Tempe Kedelai Terhadap Kadar Glukosa Darah
Pada Prediabetes. Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.
Riskesdas. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Jakarta.
Soewondo, P. 2014. Harapan Baru Penyandang Diabetes Mellitus Pada Era
Jaminan Kesehatan Nasional 2014. Vol. 2, No. 1. Hal: 245-250.
Tandra, dan Hans. 2010. Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes
dengan Cepat dan Mudah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Trisandi, G. 2013. Zat Ekstrak Kayu Raru Dan Pengaruhnya Terhadap Penurun
Kadar
Gula
Darah
Secara
in
Vitro.
http://tsumasaga.wordpress.com/2013/02/22/khasiat-dan-manfaat-pohonsiwalan-pohon-lontar/ `Diakses tanggal 27 September 2014.
Trisnawati. 2013. Faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 pasien rawat jalan di
Puskesmas
Wilayah
Kecamatan
Denpasar
Selatan.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/phpma/article/download/6636/5069diakses
tanggal 15 Oktober 2014.
Twigg SM, Kamp MC, Davis TM, Neylon EK, Flack 5. JR. 2007. Prediabetes: a
position statement from the Australian Diabetes Society and Australian
Diabetes Educators Association. Med J Aust.186 (9):461-5.
Wayan, M. 2012. Inovasi Baru Produksi Minuman Probiotik (Yoghurt) Dari Nira
Lontar Dengan Lactobacillus Isolat okal Singaraja Untuk Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Kubu, Karangasem, Bali, Fakultas PMIPA,
Undhiksha,https://plus.google.com/100070004133669822233/posts/BXYLK
tnfeLg Diakses 27 September 2014.
WHO. 2008. 2008-2013 Action Planfor the Global Strategy for the Prevention and
Control of Noncommunicable Diseases. Geneva, Switzerland: WHO Press.
Yoshikawa, M., Nakamura, S., XU, F., Asao, Y., Morikawa, T., Kumahara, A.,
Pongpiriyadacha, Y. & Matsuda, H. 2007. Medicine Flower.XII. New
Spirostane-Type Steroid Saponins with diabetogenic Activity from Borassus
flabellefer. Chem. Pharm. Bull., 55, 2:308-316.
Yuliana, Tangking, W., Gede, W. 2013. Pemberian Ekstrak Methanol Daun Paliasa
Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Hiperglikemik. Jurnal Veteriner. 14,
495-500.
Zulkifli A, Usman A. N., Raya I. 2013. Solusi Prediabetes dengan Propolis.
Makassar: Masagena Press.

14

DATA TIM PENELITI


1. Ketua Pelaksana

Identitas
Nama

Afsahyana

Gelar

SKM, M.Kes

Tempat / Tanggal Lahir

Wanio / 16 Desember 1984

Alamat Korespondensi

Jl. Bunga Eja Beru Lr. 13 No. 127, Kec. Tallo,


Makassar

ALamat Email

afsyahlif@gmail.com

Telepon

081241735747

Institusi Utama

Dinas Kesehatan Kabupaten Barru

Bagian / Divisi

Bidang PP-PL

Telpon dan Fax Kantor

027-21039

Institusi Lainnya

1.2.Kualifikasi Akademik

Tahun: 2007

Institusi: Universitas Muslim Indonesia (UMI)


Gelar: SKM

Tahun: 2015

Institusi: Universitas Hasanuddin (UNHAS)


Gelar: M.Kes

2. Peneliti Pertama
Foto
Warna
Uk 4x6

Identitas
Nama

Muhammad Arsyam AR

Gelar

SKM, MPH

Tempat / Tanggal Lahir

Barru / 11 April 1977

Alamat Korespondensi

Lapasu, Desa Balusu, Kec. Balusu, Kab. Barru

ALamat Email

ewil.2002@yahoo.com

Telepon

082-18890-4253

Institusi Utama

Dinas KEsehatan Kabupaten Barru

Bagian/Divisi

Bidang Yankes

Telpon dan Fax Kantor

027-21039

Institusi Lainnya

1. 2. Kualifikasi Akademik

Tahun: 2003

Institusi: Universitas Hasanuddin (UNHAS)


Gelar: SKM

Tahun: 2014

Institusi: Universitas Gajah Mada (UGM)


Gelar: MPH

3. Peneliti Kedua

Foto
Berwarna
Uk 4x6

Identitas
Nama

Irwan

Gelar

SKM

Tempat / Tanggal Lahir

Barru, 25 Juni 1978

Alamat Korespondensi

Borong Raya, Delta Mas 1 B. 18, Makassar

ALamat Email

iwan.4546@gmail.com

Telepon

085242888064

Institusi Utama

Dinas Kesehatan Masyarakat

Bagian/Divisi

Bidang PP-PL

Telpon dan Fax Kantor

0427-21039

Institusi Lainnya

1. 2. Kualifikasi Akademik

Tahun: 2004

Institusi: STIK Tamalatea, Makassar


Gelar: SKM

Tahun:

Institusi:
Gelar:

JADUAL KEGIATAN
Bulan ke-

Kegiatan
1
1.

Penyusunan proposal

2.

Perbaikan proposal

3.

Finalisasi protokol

4.

Pengajuan persetujuan etik

5.

Pengajuan persetujuan ijin

6.

Pelaksanaan riset

7.

Penyusunan laporan

8.

Diseminasi hasil laporan

9.

Pengumpulan laporan

10


RENCANA ANGGARAN BIAYA
RISET INTERVENSI KESEHATAN (RIK) TAHUN 2016
PENGARUH NIRA LONTAR (BORASSUS FLABELLIFER) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH PREDIABETES

No
1.

2.

Komponen Pembiayaan

Satuan

Jumlah (Rp)

Belanja Honor

Total
(Rp)
6.000.000

Ketua Pelaksana

OB

1 or x 6 bulan x 400.000

2.400.000

Peneliti 1

OB

1 or x 6 bulan x 300.000

1.800.000

Peneliti 2

OB

1 or x 6 bulan x 300.000

1.800.000

Belanja Bahan

14.840.000

ATK / Foto Copy

PT

1 PT x 1.000.000

1.000.000

Bahan Komputer

PT

1 PT x 1.640.000

1.640.000

Konsumsi Rapat

OK

4 or x 10 kl x 30.000

1.200.000

Cetak Kuesioner

PT

1 PT x 3.500.000

3.500.000

25 or x 30 hr x 10.000

7.500.000

Nira Lontar
3.

Biaya

Belanja Perjalanan
3a. Persiapan Penelitian

7.570.000

Uang harian peneliti

OH

0 or x 2 kl x 430.000

2.580.000

Transfort survey pendahuluan

OK

3 or x 2 kl x 250.000

1.500.000


Uang harian peneliti litbang

OH

1 or x 3 hr x 430.000

1.290.000

Transport peneliti litbang

OK

1 or x 1 kl x 1.500.000

1.500.000

Penginapan penelti litbang

OH

1 or x 2hr x 350.000

700.000

3b. Pengumpulan Data


- Pengumpulan data (pre-test)

20.460.000

Transport responden

OT

50 or x 1hr x 20.000

1.000.000

Uang harian (ketua peneliti)

OH

1 or x 7hr x 430.000

3.010.000

Uang harian (anggota peneliti)

OH

2 or x 6 hr x 430.000

5.160.000

Uang harian (peneliti litbang)

OH

1 or x 7hr x 430.000

3.010.000

Konsumsi responden

OK

50 or x 1hr x 30.000

1.500.000

Transport

OT

3 or x 6 hr x 200.000

3.600.000

Transport peneliti litbang

OT

2 or x 1hr x 540.000

1.080.000

Penginapan peneliti litbang

OH

1 or x 6hr x 350.000

2.100.000
11.160.000

- Pengumpulan data (post-test


1)
Transport responden

OH

50 or x 1hr x 20.000

1.000.000

Uang harian peneliti

OH

3 or x 4hr x 430.000

5.160.000

Transport

OH

5 or x 4hr x 250.000

5.000.000
11.160.000

- Pengumpulan data (post-test


2)
Transport responden

OH

50 or x 1hr x 20.000

1.000.000


Uang harian peneliti

OH

3 or x 4hr x 430.000

5.160.000

Transport

OH

5 or x 4hr x 250.000

5.000.000
20.460.000

- Pengumpulan data (post-test


3)

4.

Transport responden

OT

50 or x 1hr x 20.000

1.000.000

Uang harian (ketua peneliti)

OH

1 or x 7hr x 430.000

3.010.000

Uang harian (anggota peneliti)

OH

2 or x 6 hr x 430.000

5.160.000

Uang harian (peneliti litbang)

OH

1 or x 7hr x 430.000

3.010.000

Konsumsi responden

OK

50 or x 1hr x 30.000

1.500.000

Transport

OT

3 or x 6 hr x 200.000

3.600.000

Transport peneliti litbang

OT

2 or x 1hr x 540.000

1.080.000

Penginapan peneliti litbang

OH

1 or x 6hr x 350.000

2.100.000

Belanja NonOperasional Lainnya

8.750.000

Persiapan
Etical clearence

PT

1 pt x 500.000

Pengolahan data

PT

1 pt x 1.000.000

Penggandaan CD

PT

1 pt x 40 buah x 15.000

Penggandaan laporan

PT

1 pt x 45 eks x 50.000

2.250.000

Dokumentasi / Film Vidio

PT

1 pt x 4.000.000

4.000.000

TOTAL

500.000
1.000.000
600.000

100.000.000

INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: _______________________________________

Tanggal lahir/umur

: _______________________________________

Alamat

: _______________________________________
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden dan mengikuti

penelitian dengan judul Pengaruh Nira Lontar (Borassus flabellifer) terhadap


penurunan glukosa darah prediabetes yang dilaksanakan oleh tim peneliti Riset
Intervensi Kesehatan (RIK) tahun 2016 berbasis budaya dan kearifan lokal.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Barru, .2016

___________________________

Ketua Pelaksana Penelitian:


Nama

: Afsahyana, SKM, M.Kes

Alamat

: Jl. Bunga Eja Beru, Makassar

Tlp/HP

: 081241735747

KUESIONER

No. Responden
Kode Responden
Hari/Tanggal

:
:
:
A. Data Umum Responden

01

Nama

_____________________

02

Alamat

_____________________

03

Tempat Tanggal Lahir/Umur

04

No. Handphone

05

Jenis Kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

06

Suku

1. Bugis

4. Makassar

2. Mandar

5. Jawa

3. Bali

6. Lain-lain

07

Pekerjaan

1. PNS

6. Swasta

2. TNI/POLRI

7. Petani

3. Pedagang/Wiraswasta
4. Pensiunan

8. IRT

5. Tidak Bekerja
08

Pendidikan

1. Tidak tamat SD 4.
2. SD

SLTA

5. D3/S1/S2

3. SLTP

B. Nira Lontar
09

Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar tentang nira lontar?

10

Apakah Bapak/Ibu pernah konsumsi nira lontar?

11
12

Sejak kapan bapak/ibu mengenal nira lontar?

13

Manfaat apa yang bapak/ibu dapatkan bagi kesehatan


setelah meminum nira lontar?

Berapa gelas Bapak/Ibu konsumsi perhari?

0. 1. Ya
1. 2.Tidak
0. 1. Ya
1. 2. Tidak

.gelas

C. Riwayat Keluarga
14

Apakah ada keluarga yang menderita diabetes

15

Jika Ya, Siapa?

1. 1. Ya
0. 2. Tidak

16

Apakah kedua orang tua Bapak/ Ibu menderita diabetes


mellitus?
Jika Ya, kapan itu terjadi?

1. 1. Ya
0. 2. Tidak
.

17

D.Pola Makan
18
19

Apakah Bapak/Ibu makan lebih dari sepiring


tiap kali makan?

1.
0.

1. Ya
2.Tidak

Apakah Bapak/Ibu makan lebih dari 3 kali sehari?

1.
0.

1. Ya
2. Tidak

1.
0.
0.
1.
0.
1.
0.
1.
1.
0.

1. Ya
2.Tidak
1. Ya
2.Tidak
1. Ya
2.Tidak
1. 2 sendok makan
2. >2 sendok makan
1. Ya
2.Tidak

20

Apakah makan makanan yang digoreng setiap hari

21

Apakah Bapak/Ibu makan sayur tiap hari?

22

Apakah Bapak/Ibu makan buah tiap hari?

23

Berapa sendok gula yang Bapak/Ibu konsumsi tiap hari

24

Apakah Bapak/ibu mengkonsumsi makanan asin?

E. Aktivitas Fisik
25

Apakah Bapak/Ibu melakukan aktivitas fisik atau olahraga


secara rutin dalam seminggu selama 150 menit?

0.
1.

1. Ya
2.Tidak

26

Apakah Bapak/Ibu melakukan aktivitas fisik atau olahraga


minimal 30 menit setiap hari?

0.
1.

1. Ya
2.Tidak

F. Merokok
27

Apakah bapakmerokok?

28

Sejak kapan bapak merokok?

1. 1. Ya
0. 2.Tidak

29

Apakah bapak pernah berhenti merokok?

30

Berapa batang bapak rokok tiap hari?

.batang

G. Konsumsi Alkohol
31

Apakah Bapak/ibu pernah mengkonsumsi alkohol?

32

Sejak kapan bapak/ibu mengonsumsi alkohol?

1. 1. Ya
0. 2.Tidak
.tahun

FORMULIR FOOD RECORD 24 JAM


No Responden
Nama
Umur
Jenis kelamin
Waktu
Makan

Nama Makanan
Jenis

:
:
:
:
Bahan
Banyaknya
URT
Gram

Zat Gizi
Energi
Protein
(kalori)
(Gram)

Pagi

Siang

Malam

Keterangan :
URT : Ukuran Rumah Tangga, misalnya: piring, mangkok, potong, sendok, gelas, dan lainlain.
Apakah anda menghabiskan makanan yang anda konsumsi?

FORMULIR FOOD FREQUENCY


MENURUT JENIS BAHAN-BAHAN MAKANAN
No Responden
:
Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin
:
Jenis bahan Makanan
3 x sehari

>3 x sehari

Frekuensi
3x seminggu

>3x seminggu

Bahan makanan
Pokok
Nasi
Mie
Roti
Lauk-Pauk
Ikan Basah
Ikan Kering
Telur
Ayam
Daging
Tahu
Tempe
Sayur-sayuran
Daun singkong
Bayam
Kangkung
Wortel
Kol
Kol kembang
Sawi
Kacang panjang
Buah-buahan
Pisang
Jeruk
Semangka
Pepaya
Nenas
Minuman
The manis
Kopi
Susu


LEMBAR PENGAWASAN MENGKONSUMSI NIRA LONTAR
Minggu ke
No

:
Nama

Hari 1
Pagi
Sore

Hari 2
Pagi Sore

Hari 3
Pagi Sore

Hari 4
Pagi Sore

Hari 5
Pagi
Sore

Hari 6
Pagi
Sore

Hari 7
Pagi
Sore

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Pengawas konsumsi nira lontar

Anda mungkin juga menyukai