KAJIAN AKTIVITAS ANTIDIABETES DARI TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis
paniculata Ness)
a. Pendahuluan Latar belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik sebagai akibat dari kurangnya
insulin, baik karena adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. gangguan kesehatan ini ditandai dengan hiperglikemik atau kadar glukosa darah yang tinggi. Diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan oleh berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus. Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah (WHO, 2016). Data dari berbagai studi global menyebutkan bahwa penyakit DM adalah masalah kesehatan yang besar. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah penderita diabetes dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 menyebutkan sekitar 415 juta orang dewasa memiliki diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an. Apabila tidak ada tindakan pencegahan maka jumlah ini akan terus meningkat tanpa ada penurunan. Diperkirakan pada tahun 2040 meningkat menjadi 642 juta penderita (IDF, 2015). Dari data Perkeni pada tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah pasien diabetes mellitus di Indonesia 2000-2030 terus meningkat dari 8,4 juta menjadi sekitar 21,3 juta. (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia,2011) Deksametason digunakan sebagai bahan yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Deksametason termasuk di dalam golongan kortikosteroid yaitu glukokortikoid sintetik long-acting yang digunakan terutama sebagai antiinflamasi atau immunosuppressant. Efek samping dari obat ini diantaranya mual, kembung, kelemahan otot atau perubahan dalam bentuk atau lokasi lemak tubuh ( terutama di lengan, kaki, wajah, leher, dada, dan pinggnag ) (Abbas, 2004 dan Reyes, et al., 2006). Penggunaan obat tradisional menjadi alternatif mengingat obat-obat sintetik memiliki efek samping yang tinggi, seperti kerusakan ginjal, hati, menyebabkan tumor, hipertensi, merusak usus, mengakibatkan kebutaan, menyebabkan kelumpuhan, kejang-kejang, diare, dan sebagainya (Sholhah FA et al., 2013). Penggunaan obat alternatif yang harganya relatif murah dan khasiatnya tidak berbeda jauh dari obat sintetik. Salah satu obat tradisional yang telah diteliti memiliki efek antidiabetik adalah herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees, Acanthaceae). Daun sambiloto memiliki kandungan orthosiphon glukosa, minyak atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, garam kalium dan myonositol (Majorit et al., 2016) Adapun kandungan andrografolid, zat utama yang bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologi dan berkhasiat sebagai antidiabetes. Menurut Koul dan Kapril (1994) kandungan senyawa diterpen yaitu andrographolide, andrographiside dan neoandrographolide yang dapat menurunkan peroksidasi lipid. Oleh karena itu, tujuan review jurnal ini untuk mengetahui penurunan gula darah dari tanaman Sambiloto.