Anda di halaman 1dari 63

REVIEW BUKU, JURNAL DAN HASIL PENELITIAN (TESIS/DISERTASI)

NAMA : DANANG YUGO PRATOMO


NIM : 130551818136
PROGRAM STUDI : S2 PENDIDIKAN KEJURUAN
TAHUN : 2013
TESIS : KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI, JIWA KEWIRAUSAHAN DAN EMPLOYABILITY SKILLS
TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI TRENGGALEK

Jenis Rujukan Jumlah


Buku 13
Jurnal 12
Hasil Penelitian (Tesis/Disertasi) 16
Total Rujukan 41
1. BUKU

No. Judul Temuan/Informasi Penting Kontribusi pada Tesis Rujukan


1. Community College Models: a. Models to help local and national a. Akademi Komunitas di Indonesia merujuk Raby, Rosalind Latiner.,
Globalization and Higher Education economies develop strong workforce pada model-model community college Valeau, Edward J., 2009.
Reform training and preparation, yang ada diberbagai belahan dunia untuk Community College
humanitarian models to bring about memberikan kontribusi ekomomi dilevel Models:Globalization and
social mobility, peace transformative local hingga nasional. Higher Education
b. Pengembangan Akademi Komunitas
models to help institutions expand Reform.Washington DC:
Negeri untuk menghadapi tantangan
and keep up with societal needs, and Springer.
ekonomi global.
newly created models that respond to
the educational and training needs of
a constantly changing world.
b. Globalization and Community
College Model Development
c. Economic Conditions Globally
Shaping the Community College
Models
d. Dissecting an International
Partnership
e. The Challenge of Change:
International Adoption of
Community College Models
2. Data Use in the Community College a. Using Labor Market Information in a. Strategi-strategi yang dapat dilakukan Mullin, Christopher M.,
Program Development and Akademi Komunitas dalam penggunaan Bers, Trudy., Hagedorn,
Evaluation data di institusinya. Linda Serra., (eds). 2012.
b. Data Drives Success: Defining a b. Mendeskripsikan bermacam-macam data Data Use in the
Metric for Developmental Studies pasar kerja, menggunakan informasi pasar Community College. San
c. Surveys and benchmarks
kerja dalam mengembangkan evaluation Francisco: Wiley
d. Improving Consumer Information for
of career and technical education (CTE) Periodicals, Inc
Higher Education Planning
e. Understanding the Workforce degrees dan program-program sertifikasi.
c. Mengukur kesuksesan mahasiswa dalam
Outcomes of Education
program pengembangan pendidikan.
d. Menguji standar yang digunakan untuk
mengukur dan survey yang digunakan
akademi komunitas untuk melacak
kesuksesan mahasiswa, kesesuaian dan
kepuasan saat belajar sebagai bahan
pengawasan insitusi yang efektif dan
untuk mengindentifikasi areanya untuk
ditingkatkan efektifitasnya.
e. Marketing adalah komponen penting
dalam sebuah effective enrolment
management plan. Misi akademi
komunitas yang komprehensif
memerlukan kampanye komunikasi yang
ditargetkan, dan lain sebagainya.
Penelitian di institusi dapat memberikan
kontribusi untuk menyukseskan
pemasaran pada seluruh fase pembuatan
keputusan.
f. Pengembangan dan implentasi dari one-
stop career and college planning tool
yang mempengaruhi data eksisting dengan
data yang dibuat untuk memfasilitasi
keputusan yang baik bagi consumers
pendidikan tinggi dalam pemilihan karir,
jurusan dan kampus, dan juga pilihan
keuangan.
g. Menampilkan sumber data angkatan kerja
yang tersedia, menjelaskan metric
angkatan kerja saat ini dalam penggunaan
dan pengukuran kefektifan program serta
justifikasi biaya program.
3. Manusia, Teknologi, dan Pendidikan: a. Akademi Komunitas: Perguruan a. Karakter akademi komunitas: (1) Sonhadji, A. 2013.
Menuju Peradaban Baru Tinggi Berorientasi Keunggulan pendidikan pada jenjang pendidikan Manusia, Teknologi, dan
Lokal tinggi, (2) jangka waktu studi maksimal 2 Pendidikan: Menuju
b. Model Akademi Komunitas
tahun, (3) melayani mahasiswa dengan Peradanam Baru.
c. Perlunya adopsi model Akademi
berbagai kemampuan akademik, minat, Universitas Negeri
Komunitas di Indonesia
d. Implikasi diterapkannya model dan kelompok umur, (4) menggunakan Malang: UM Press.
Akademi Komunitas di Indonesia kebijakan pintu terbuka, (5) memiliki
program transfer, vokasional, dan
community services, (6) diservikasi bidang
sesuai kebutuhan nyata masyarakat, dan
(7) memiliki link yang kuat dengan
pemerintah, masyarakat, dan industry.
b. Akademi Komunitas merupakan
perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi setingkat diploma satu
dan/atau diploma dua dalam satu atau
beberapa cabang ilmu pengetahuan dan
teknologi tertentu yang berbasis pada
keunggulan local atau untuk memenuhi
kebutuhan khusus.
c. Banyak daerah yang diotonomikan
memiliki wilayah yang luas dan potensi
ekonomi dan teknologi yang besar namun
belum digali dan dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat
setemoat. Lembaga pendidikan sangat
diperlukan untuk daerah tersebut dan
diarahkan untuk memenuhi dan
mengangkat keunggulan local dengan
penguasaan teknologi yang lebih tinggi
daripada SMK.
d. Menyediakan calon tenaga kerja yang
kompeten untuk mendukung
perkembangan teknologi dan industry
melalui pendidikan di Akademi
Komunitas.

4. Evaluasi Program Pembelajaran a. Konteks orientasi pembelajaran a. Dimensi-dimensi dalam mengungkap Mukhadis, A. 2013.
Bidang Teknologi bidang teknologi unjuk kerja dalam bidang tertentu melalui Evaluasi Program
b. Terminology evaluasi, penelitian,
tes kinerja terdiri atas beberapa tahapan. Pembelajaran Bidang
pengukuran, pengembangan dan b. Tahapan yang dimaksud secara umum
asesmen dapat dipilah menjadi tahapan persiapan Teknologi. Malang:
c. Konteks substansi evaluasi program
untuk unjuk kerja, tahapan awal Bayumedia Publishing
d. Metode utilitas atribut multi dalam
melakukan unjuk kerja, tahapan utama
evaluasi program
e. Peranan dan jenis instrument dari melakonkan unjuk kerja, dan tahapan
evaluasi program akhir dari melakonkan unjuk kerja.
f. Karakteristik keefektifan instrument
evaluasi
g. Prosedur pengembangan instrument
evaluasi
h. Model pengembangan instrument
evaluasi
5. Student Entrepreneurship in the Social a. Managing the Entrepreneurial a. In fact, the profitable collaboration Giudice, Manlio D.,
Knowledge Economy: Successful Process: The Relationship Between between universities and entrepreneurship Peruta, Maria R D D.,
Cases and Management Practices Universities and Early puts the community in a condition to Carayannis, Elias G. 2014.
Entrepreneurship enjoy the benefits of technology that has Student Entrepreneurship
b. Open Source Environments in
seen experimentation inside the academic in the Social Knowledge
Education: Beyond Virtual Learning
institutions and allows the proliferation of Economy: Successful
Environments
new enterprises that can evolve into large Cases and Management
c. Designing an Entrepreneurial Profile
businesses and generate opportunities of Practices. Washington
in Higher Educational Systems
d. Creating an Entrepreneurial employment and development of the DC: Springer.
Environment national economy (Greene and Saridakis
e. Making Sense of the Student
2007; Handscombe et al. 2007).
Entrepreneurship Dynamics b. Entrepreneurship adalah kunci utama
f. Entrepreneurial Universities and
untuk ditumbuhkan dan dikembangkan di
Effective Policies for Student
universitas
Entrepreneurship Promotion c. Pendidikan dan pendidikan tinggi
g. Understanding for the Managing
utamanya dapat memberikan aspirasinya
Student Entrepreneurship untuk dunia kewirausahaan
d. Aturan-aturan dan program-program
kewirausahaan dapat di desain untuk
meningkatkan tujuan-tujuan/cita-cita
terhadap gerakan pengusaha dan
memberikan pengaruh yang kuat pada
tujuan-tujuan tersebut menjadi gerakan
yang sukses
e. Pada kenyataannya, kewirausahaan
tumbuh karena pengaruh relasi social,
oleh karenanya pemerintah
mensinergikan antara pengusaha dengan
pemerintah (kampus) agar dapat
memudahkan calon pengusaha muda
yang berada dilingkup pendidikan untuk
mengembangkan potensi berwirausaha.
f. The reason these social technologies
work is because teachers can foster
collaborative work not only among their
own students, but with colleagues,
students, and community members from
around the world
g. The use of Web 2.0 technologies has
significant potential to support and
enhance in-class teaching and learning in
higher education However, an
effective learning environment fosters
collaboration among students and faculty;
allows the student to create and share new
knowledge; as well as support the
connection of different pieces of
information
h. Kewirausahaan dapat difasilitasi
guru/dosen dengan belajar berbasis open
source pada internet untuk membangun
motivasi dan inovasi berwirausaha dalam
diri pebelajar.
i. Creating an Entrepreneurial Environment,
merupakan upaya universitas dalam
memfasilitasi kegiatan wirausaha
dikampus yang dipelopori jajaran pejabat
kampus, akademisi, dan administrasi
kampus yang mengakomodir para
mahasiswa untuk belajar wirausaha di
lingkungan kampus.
j. Individual attitudes can be positively
influenced by exogenous factors, such as
training, with educational and training
programs, where the start of a business
activity is also a social activity that is the
result of a cognitive mediation by the
student entrepreneur with the
environment in which he was brought up.
6. Entrepreneurship for Everyone (A a. Developing People and a. Inventors and innovators can experience Bifulco, Antonia., Chick,
Student Textbook) Competencies difficulty in bringing new products to Anne., Coulton, Gary.,
b. The Economics of
market because they often lack the Fisher, Alan Mellor,
Entrepreneurship and Innovation
business skills needed to introduce new Robert., Mellor Noha.
c. Promoting Creativity
d. Gaining Strategic Advantage products to the market. Conversely, 2009. Entrepreneurship
e. The Marketing Plan
management specialists can only rarely for Everyone (A Student
f. The Business Plan
g. Intellectual Capital invent breakthrough devices. Forming Textbook). London: SAGE
h. Knowledge Management
partnerships between business-minded Publications Ltd.
i. Presentation Technique
j. Technical Innovation people and technical-minded people can
k. Growing the Venture
rectify this. This is the reason why group
work is favoured.
b. A good marker for possessing a high
degree of business expertise is being able
to produce a good business plan. Most
business plans fail to attract funding and
the major reason is because they reflect
the lack of managerial and business
ability of the authors.
c. Business plans are needed not only by
entrepreneurs including entrepreneurs
in the social sector but also increasingly
often by employees, especially in more
innovative companies.
d. The two classically known sources of
innovation are the applications of either
invention, or of creativity.
e. However, a third source exists: a kind of
mutual inspiration derived from the
applica-tion of diversity.
f. This diversity innovation (largely) and
creativity innovation (to some extent)
are major contributors to incremental
innovation, most often progressing
horizontally, but sometimes vertically.
Thus, this third kind of innovation is the
most important when companies are
small.
g. The object of the exercise (in a business
sense) is to increase competitiveness by
creating innovative new products.
However, a flash of insight can even
better create new and hitherto
uninhabited markets.
h. To establish a business, other strategic
considerations like positioning in the
market have to be taken into
consideration. A Porters analysis enables
the potential market entrant to assess if
the market is attractive or not.
i. The aim of the marketing plan is to link
the resources of the company to the
requirements of the customer, how to
fulfil the needs and desires of the
customer and how to bring the product to
the customer.
j. To do this, a written statement of the
marketing strategy, tactics, timetables,
objectives and goals has to be prepared.
This can be about the acquisition of new
customers, or the increased retention of
existing customers.
k. The marketing plan also details the
implementation of the key activities,
including the roll out of the actual
marketing, advertising and sales
activities.
l. The business plan, normally, is a quite
cut-and-dried document, which often
adheres to a standard 16-element format.
In a logical sequence, it informs the
investor as to why the project is a good
idea and to the dimensions of investment
and return. It goes on to describe the new
product or service, as well as the market
to be inhabited, plus how countermoves
from competitors will be parried.
m. The point of presentations is to get others
to understand a logical and orderly
sequence of thoughts, fact, figures and
other information. To do this, a dual
strategy is normally adopted, involving
both audible and visual elements.
n. A further important factor involves
believability: this rests on intangibles,
the most important of which are voice
tone and inflection, body language and
general appearance.
7. SELF DRIVING: Menjadi Driver atau a. Driver fun, passenger enjoy. a. Manusia menjadi driver karena senang, Kasali, Rhenald. 2014.
b. The art of starting (seni memulai)
Passenger? dan yang menjadi penumpang bisa lebih Self Driving: Menjadi
c. Start early, start now
d. Start small enjoyable, demikian pulalah dalam dunia Driver atau Passenger.
e. Start with your energy
kerja, hanya driver yang diberi Bandung: Mizan
f. Orang-orang yang berdisplin
g. Memelihara ketertarikan kepercayaan di kursi yang paling depan.
h. Berlatih tetapkan sasaran b. Sukses dapat diraih dari mana saja, dari
atas maupun dari bawah, tidak selalu saja
datang dari sekolah.
c. Sistem pendidikan di Indonesia dibentuk
oleh system pendidikan yang sangat
kognitif, system yang demikian
mengakibatkan peserta didik Indonesia
memasuki dunia kerja dengan beban
pengetahuan yang over cognitive
sehingga seni berpikirnya perlu ditata
ulang.
d. Penata ulangan pola pikir yang over
cognitive harus dimulai dari framework
from passenger to be driver. Pelatihan
harus dilakukan pada entry level dan
diperkuat pada mid level meliputi: self
discipline and assertiveness, inisiatif dan
daya tahan, kemampuan beradaptasi,
kemampuan melihat dan mendengar,
menentukan sasaran dan mengambil
keputusan dan seni berpikir.
e. Dalam seni memulai, orang-orang yang
memulai lebih awal/ lebih dahulu akan
mendapatkan waktu persiapan yang lebih
panjang sehingga ketika orang lain
mengikuti langkah anda, anda akan
berada pada tahapan mahir dan lebih
dikenal dan dipercaya.
f. Start early, start now, langsung bertindak,
bukan menunda. Bila melakukan sesuatu
sekarang, maka dapat dipanen suatu saat
di hari esok.
g. Strat small, memulai dari hal-hal yang
kecil sedini mungkin,hilangkan rasa takut
untuk memulai dari yang kecil. Sukses
disuatu usaha berarti sebuah kepercayaan
diraih dan bisa melanjutkan ke usaha-
usaha lainnya.
h. Start with your energy, orang-orang yang
memiliki seni memulai memiliki energy
besar dengan mimpi-mimpi besar yang
diurai dalam langkah-langkah kecil yang
terkendali. Memulai dengan energy
sendiri yang besar akan membuat diri
menjadi disiplin, terbiasa merespon, mata
terbiasa membaca sesuatu yang tak dilihat
orang, cepat membaca peluang, risiko,
dan segala masalah.
i. Orang-orang yang berdisiplin cenderung
memiliki karakter, yaitu: gembira dalam
menjalankan kegiatan, focus dan
konsentrasi, mencoba lagi dan lagi, tidak
putus asa, mengabaikan teknanan dari
orang-orang lain yang menghambat, lebih
memilih aktivitas-aktivitas yang produktif
daripada destruktif, mampu
menendalikan amarah.
j. Manusia akan berdisplin tinggi karena
memelihara ketertarikan, memelihara
ketertarikan senantiasa perform dan ingin
terus berkarya.
8. Work Readiness Inventory a. Aspects of readiness a. The work readiness inventory adalah Brady, Robert. 2010. Work
b. Responsbillity
laporan singkat yang didesain untuk men- Readiness Inventory.
c. Flexibility
d. Skills survey enam aspek kesiapan, yaitu Indianapolis: JIST Works.
e. Communication (interpersonal
Responsibility, Flexibility, Skills,
relating) Communication, Self-View, and Health &
f. Self view (intrapersonal relating)
Safety.
g. Health and safety
b. Responsibility: para pekerja
bertanggungjawab datang ditempat kerja
tepat waktu. Mereka menghargai
perkakas dan perlengkapan, memenuhi
standar kualitas kerja, pengawasan
terhadap pemborosan dan kerugian, dan
menjaga privasi serta kerahasiaan aturan-
aturan organisasi.
c. Flexibility: pekerja yang fleksibel
sanggup beradaptasi pada perubahan dan
tuntutan di tempat kerjanya. Mereka sadar
bahwa mereka diperlukan untuk lebih
mobile, dan disiapkan untuk beradaptasi
pada perubahan-perubahan di
penjadwalan kerja, jenis pekerjaan, tugas-
tugas, tempat kerja, dan lemburan.
d. Skills: orang-orang yang siap bekerja tahu
kapasitas/kemampuan mereka sendiri dan
menetapkan skill mereka yang mereka
bawa pada sebuah situasi keja yang baru.
Mereka sanggup untuk mengidentifikasi
kekuatan mereka dan merasa terpilih
untuk melakukan pekerjaan. Mereka
bersedia untuk belajar skill baru sebagai
tuntutan pekerjaan dan berpartisipasi
dalam program pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan.

e. Communication (Interpersonal Relating):


orang-orang yang siap bekerja memiliki
kemampuan komunikasi yang
memungkinkan mereka untuk
menghubungkan dengan hubungan antar
individu di tempat kerja. Mereka sanggup
untuk mematuhi perintah,
bertanya/meminta bantuan, dan menerima
saran dan feedback. Mereka juga
menghormati dan mau bersama dengan
para bawahan.
f. Self-view (intrapersonal relating): self-
view dihubungkan pada proses-proses
interpersonal pribadi, kepercayaan
mereka tentang diri mereka dan
pekerjaan. Pekerja yang siap adalah yang
menyadari terhadap perkataam-perkataan
mereka tentang kecukupan, penerimaan,
dan kepercayaan dalam diri meeka dan
kemampuan mereka, serta self efficacy
(kemanjuran)
g. Health and safety, pekerja yang siap
bekerja memelihara higinitas tubuh dan
merawatnya. Mereka menjaga kebugaran
fisik dan mental. Mereka menggunakan
alat dan perlengkapan dalam
mengoperasikan mesin sesuai prosedur
keamanan. Mereka menjahui narkoba dan
rokok sebagai aturan di tempat kerja.
9. Encyclopedia of careers and vocational a. Preparing for Your Career a. Dalam mendukung kesiapan kerja para L, Likoff. 2008.
b. Automobile Service Technicians
guidance mahasiswa, idealnya institusi Encyclopedia of Careers
memberikan informasi-informasi yang and Vocational Guidance .
berkaitan dengan kesiapan kerja dan karir. New York: Ferguson
Dimensinya meliputi memilih karir yang Publishing Company.
diinginkan, gambaran memulai karir dan
membuat karir transisi, pengujian
penilaian, soft skills, sistem kerja
klasifikasi, informasi wawancara,
pelatihan untuk masuk kerja dan
pengembangan karir, masa depan dunia
kerja.
b. Di pasar kerja yang kompetitif saat ini,
calon teknisi mobil membutuhkan ijazah
sekolah tinggi untuk mendapatkan
pekerjaan yang menawarkan
kemungkinan pertumbuhan, gaji yang
baik, dan tantangan. Ada permintaan
besar di industri jasa otomotif untuk
mengisi posisi tingkat pemula dengan
terlatih, orang yang sangat terampil.
c. Persyaratan menjadi teknisi pada jasa
automobile pada abad ini: sekolah tinggi
khususnya sekolah menengah kejuruan,
untuk memperdalam skill bisa
melanjutkan pada level post secondary
school, dalam hal ini adalah melanjutkan
pada level pendidikan tinggi setingkat
diploma dengan masa studi minimal 2
tahun (termasuk pendidikan pada
akademi komunitas), mengikuti program
sertifikasi atau lisensi sebagai pembuktian
bahwa skill seorang teknisi benar-benar
teruji dan terukur, selain itu diperlukan
etos kerja tinggi, kesabaran, kritis
terhadap permasalahan teknis.
10. Career Planner: Choosing An a. Five Steps to a New Career Path a. Definisi karir, job, dan okupasi. Employment, Immigration
b. Lima langkah untuk sebuah jalur
Occupation and Industry, Government
berkarir:
of Alberta. 2007. Career
c. Pertama, apa yang sedang dilakukan
Planner: Choosing An
sekarang?
d. Kedua, apa yang perlu untuk dicari Occupation. Government
tahu? (skill, ketertarikan, nilai-nilai, of Alberta, Canada.
dan sifat, jenis-jenis okupasi yang
perlu diketahui)
e. Ketiga, langkah apa yang harus
dilakukan?
f. Keempat, pilihan apakah yang
terbaik untuk dipilih?
g. Kelima, apa yang perlu dilakukan?
11. Pengembangan Kecakapan a. Hakikat kemampukerjaan a. Kemampukerjaan adalah Sudjimat, D.A. 2013.
b. Kecakapan kemampukerjaan dalam
Kemampukerjaan (employability kemampuan teknikal dan Pengembangan
konteks pendidikan kejuruan
skill): untuk Meningkatkan Kualitas pengetahuan factual yang diperlukan Kecakapan
c. Persepsi terhadap kecakapan
SDM Unggul Abad XXI untuk melakukan pekerjaan, dimana Kemampukerjaan:: untuk
kemampukerjaan
d. Pentingnya kecakapan softskill mengantarkan/ menggiring Meningkatkan Kualitas
kemampukerjaan lulusan pendidikan seseorang untuk dapat melakukannya SDM Unggul Abad XXI.
kejuruan lebih efektif. Artinya, seseorang yang Malang: UM Press
memiliki bekal hardskill yang
ditunjang dengan kecakapan
kemampukerjaan yang memadai
maka tingkat kesuksesannya dalam
dunia kerja akan semakin besar.
b. Kecakapan kemampukerjaan dalam
konteks pendidikan kejuruan
meliputi aspek (1) kecakapan dasar,
(2) kecakapan pengelolaan diri, (3)
kecakapan bekerja tim yang
dikembangkan oleh pengajar agar
output pendidikan kejuruan
menghasilkan SDM yang memiliki
hardskill dan softskill yang tangguh
dan berdaya saing.
c. Factor yang mempengaruhi persepsi
kecakapan kemampukerjaan meliputi
sikap, motif, harapan, minat,
pengalaman, dan ekspektasi.
d. Pentingnya kecakapan
kemampukerjaan lulusan pendidikan
kejuruan sangat diharapkan oleh
DU/DI karena mereka mengharapkan
SDM yang memiliki intregritas untuk
bekerja, yang memiliki
keseimbangan softskill dan hardskill
yang terangkup dalam kecakapan
kemampukerjaan. Menurut DU/DI,
aspek sikap lebih diutamakan
daripada aspek kognitif.
12. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life a. Hakikat pendidikan lifeskill a. Lifeskill adalah kecakapan untuk Anwar. 2006. Pendidikan
b. Community College untuk mengatasi
Skills Education) Konsep dan Aplikasi hidup yang memiliki dimensi Kecakapan Hidup (Life
potensi pengangguran
kemampuan untuk komunikasi Skills Education) Konsep
c.
secara efektif, kemampuan kerja dan Aplikasi. Bandung:
sama, kemampuan Alfabeta
bertanggungjawab, memiliki
kesiapan dan kecakapan untuk
bekerja, kemampuan berkarakter dan
beretika untuk terjun di dunia kerja.
b. Community College/ akademi
komunitas dulunya merupakan
lembaga-lembaga yang dulunya
tergabung dalam Pusat Pendidikan
Pelatihan Kejuruan Terpadu
(PPPKT) yaitu SMK, BLK, Balai
Diklat yang disinergikan dalam satu
system, kini telah di merger menjadi
satu oleh Dikti menjadi perguruan
tinggi negeri yang berada di daerah
supaya bisa mendongkrak potensi
daerah dan mengantisipasi terjadinya
pertumbuhan pengangguran.
Kehadiran Akademi Komunitas
Negeri diharapkan dapat menyiapkan
SDM yang memiliki keunggulan
softskill dan hardskill di atas level
pendidikan menengah serta di bawah
level sarjana yang diselenggarakan di
daerah-daerah.
13. Rahasia Masterpreneurship untuk a. Melirik hidup menjadi wirausahawan a. Dengan berwirausaha sejak mahasiswa, Afifi, John. 2014. Rahasia
b. Pengertian seputar kewirausahaan
Mahasiswa akan memberikan kontribusi positif Masterpreneurship untuk
c. Strategi wirausaha
kemajuan ekonomi nasional. Negara maju Mahasiswa. Yogyakarta:
seperti Amerika memiliki banyak Saufa
mahasiswa yang berwirausaha dengan
presentase 2,5% dari total penduduknya.
b. Dengan status mahasiswa wirausaha, ide-
ide mahasiswa dapat diakomodir dimana
kompetensi yang ia dapatkan selama studi
dapat diterapkan untuk berwirausaha,
misalkan saja mahasiswa teknik otomotif,
dengan kurikulum otomotif dipadu
dengan sikap kewirausahaan dapat
menjadikan mahasiswa menjadi
wirausaha jasa servis, modifikasi, jual
beli aksesoris otomotif, dan sebagainya
serta dapat merekrut beberapa orang
untuk menjadi mitra kerja sehingga
jumlah pengangguran akan ditekan
dengan adanya sikap kewirausahaan
seperti itu.
2. JURNAL

No. Judul Temuan/Informasi Penting Kontribusi pada Tesis Rujukan


1. A Study Investigating the Influence of a. Tujuan utama dari penelitian ini a. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Shen, Chao-Ying., Ven,
Demographic Variables on Adversity adalah untuk mengetahui faktor- Perbedaan jenis kelamin tidak memiliki Zhi-Hsien. 2014. A Study
Quotient faktor yang mempengaruhi adversity pengaruh yang signifikan terhadap AQ, Investigating the Influence
quotient, memahami kecerdasan Perbedaan usia memiliki pengaruh yang of Demographic Variables
(The Journal of Human Resource and
adversity pekerja perusahaan di signifikan pada AQ, Perbedaan senioritas on Adversity Quotient. The
Adult Learning, Vol. 10, Num. 1, June
taiwan, dan mengusulkan saran untuk memiliki efek signifikan pada AQ, Journal of Human
2014 issue)
mereka. Perbedaan latar belakang pendidikan Resource and Adult
b. Populasi penelitian ini adalah seluruh
tidak memiliki pengaruh yang signifikan Learning, Vol. 10, Num. 1,
pegawai di kota Taiwan, sampelnya
terhadap AQ. June 2014 Issue
sebanyak 500 subyek, kuesioner b. Rata-rata dari AQ dari sampel penelitian
dikembalikan sebanyak 307 sampel. adalah 132. Menurut buku "Adversity
c. Penelitian ini menggunakan
Quotient" oleh Stoltz (1997), AQ dari
pendekatan survey.
subjek penelitian adalah rata-rata,
d. Data dikumpulkan dengan kuesioner.
e. Data dianalisis dengan statistic menunjukkan bahwa sebagian besar
ANOVA. pekerja di Taiwan mampu menghadapi
keadaan sulit dalam pekerjaan, seperti
serta memenuhi potensi mereka sendiri.
c. Saran-saran: Paul Stoltz (1997)
mengemukakan bahwa, semakin tinggi
AQ, individu lebih cenderung fleksibel
akan menghadapi kesulitan, agresif
menerima tantangan sulit, memenuhi
kreativitas untuk menentukan solusi, dan
mereka akan pantang menyerah dan
berani dalam menghadapi frustrasi.
Sebaliknya, orang dengan AQ rendah
akan merasa frustrasi dan kehilangan,
mengeluh tentang segala sesuatu,
kekurangan kreativitas, memiliki self-
terhormat rendah, menyerah di tengah
jalan dalam segala hal, dan akhirnya
mencapai apa-apa. Berdasarkan di atas,
penelitian ini mengusulkan saran berikut:
Training of AQ, and Relationship
between Gender and AQ,

2. Adversity Quotient and Defense a. Penelitian ini bertujuan untuk a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Vibhawari, B Nikam.,
Mechanism of Secondary School mengeksplorasi hubungan antara tidak ada korelasi antara Adversity Megha, M Uplane. 2013.
Student Adversity Quotient (AQ) dan Quotient dan Mekanisme Pertahanan Adversity Quotient and
Mekanisme Pertahanan Defense siswa sekolah menengah. Analisis data Defense Mechanism of
Universal Journal of Educational
Mechanism (DM) dari siswa sekolah juga mengungkapkan bahwa tidak ada Secondary School Student.
Research 1(4): 303-308, 2013
menengah. ujuan lain dari penelitian perbedaan yang signifikan dalam tingkat Universal Journal of
ini adalah untuk mengetahui apakah AQ dan Pertahanan mekanisme anak laki- Educational Research 1(4):
terdapat perbedaan antara tingkat AQ laki dan perempuan.. 303-308, 2013.
b. Mereka bisa menjadi berbagai kesulitan
dan DM dari anak laki-laki dan
di sekolah atau masyarakat, tekanan
perempuan.
b. Sampel termasuk 156 anak teman sebaya di sekolah, lingkungan
perempuan dan 152 anak laki-laki sekolah yang tidak menguntungkan
(berusia 13 tahun sampai 15 tahun) dengan hubungan siswa guru yang
yang dipilih secara acak dari daerah tegang, hubungan sosial yang buruk di
Uran dari Raigad District, rumah, perkelahian orang tua di antara
Maharashtra State, India. mereka sendiri, juga setiap saudara,
c. Penelitian ini menggunakan
diskriminasi gender dll Mahasiswa setiap
pendekatan korelasi dan komparasi.
kelompok umur menghadapi kemalangan
d. Data dikumpulkan dengan kuesioner.
e. Data dianalisis dengan analisis yang berbeda.
c. Menurut Paul Stoltz, AQ adalah ilmu
regresi dan t test.
ketahanan manusia. Orang, yang berhasil
menerapkan AQ, tampil maksimal dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan yang
kita hadapi setiap hari. Bahkan, mereka
tidak belajar dari tantangan ini tetapi
mereka juga menanggapi mereka lebih
baik dan lebih cepat.
3. Causal Factors Influencing Adversity a. Tujuan penelitian ini adalah untuk a. (1) variabel yang mempengaruhi Pangma, R., Tayraukham
Quotient of Twelfth Grade and Third- mempelajari faktor-faktor penyebab kecerdasan adversity kelas 12 dan tahun S., Nuangchalerm, P.
Year Vocational Students yang mempengaruhi kesulitan siswa ketiga siswa SMK yang dominasi, rasa 2007. Causal Factors
antara kelas dua belas dan ketiga kebebasan pribadi, harga diri, antusiasme, Influencing Adversity
ISSN 1549-3652, Journal of Social
tahun siswa SMK di provinsi Sisaket, kepercayaan diri, ambisi dan motivasi Quotient of Twelfth Grade
Sciences 5 (4): 466-470, 2009
Thailand. berprestasi. (2) Variabel secara langsung and Third-Year Vocational
b. Total sampel penelitian sejumlah 672
mempengaruhi kecerdasan adversity Students. ISSN 1549-3652,
siswa.
siswa kelas dua belas adalah kepercayaan Journal of Social Sciences
c. Penelitian ini menggunakan
diri sedangkan variabel baik secara 5 (4): 466-470, 2009
pendekatan korelasi.
d. Data dikumpulkan dengan kuesioner. langsung maupun tidak langsung
e. Data dianalisis dengan analisis
mempengaruhi kecerdasan adversity dari
regresi. siswa dominasi, rasa kebebasan pribadi,
harga diri, dan antusiasme. (3) Variabel
secara langsung mempengaruhi adversity
quotient dari tahun ketiga siswa SMK
adalah motivasi berprestasi, variabel yang
secara tidak langsung mempengaruhi
kecerdasan adversity siswa ini adalah
dominasi sedangkan variabel baik secara
langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kecerdasan adversity
siswa ini adalah rasa pribadi kebebasan,
harga diri, antusiasme, kepercayaan diri,
dan ambisi.
b. Kesimpulannya, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai informasi bermanfaat
bagi orang tua, guru dan orang-orang
yang terlibat dalam pendidikan untuk
mengembangkan siswa untuk memiliki
adversity quotient serta untuk digunakan
sebagai pedoman untuk menyediakan
pendidikan di masa depan
4. Relationship between Adversity a. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk a. Ada korelasi substansial negatif yang Parvathy, Usha., M.,
Quotient and Academic Problems mengetahui tingkat masalah signifikan antara masalah akademik dan Praseeda. 2014.
among Student Teachers akademik dan adversity quotient adversity quotient antara guru siswa di Relationship between
antara guru siswa. Penelitian ini juga Kerala. (R = -0,52, signifikan pada Adversity Quotient and
IOSR Journal Of Humanities And
analisis hubungan antara adversity tingkat 0,01) Academic Problems
Social Science (IOSR-JHSS) Volume quotient dan masalah akademik di b. Ada korelasi substansial negatif yang among Student Teachers.
19, Issue 11, Ver. VII (Nov. 2014), PP kalangan guru siswa. Seorang guru signifikan antara masalah akademik dan IOSR Journal Of
23-26 dapat mentransfer kemampuannya adversity quotient dengan efek harga diri Humanities And Social
untuk generasi berikutnya dan partialled di antara guru siswa di Kerala. Science (IOSR-JHSS)
menanamkan sifat seperti di siswa (r = -0,511, signifikan pada tingkat 0,01) Volume 19, Issue 11, Ver.
b. Total sampel penelitian sejumlah 300 c. Seorang guru siswa harus memiliki
VII (Nov. 2014), PP 23-26
guru siswa. kemampuan untuk mengatasi tantangan
c. Penelitian ini menggunakan
itu dalam hidupnya. Dengan
pendekatan survei.
mengembangkan kebiasaan ini kita dapat
d. Data dikumpulkan dengan kuesioner.
e. Data dianalisis dengan analisis memahami bagaimana kita dan orang lain
regresi. bereaksi terhadap tantangan dan
tantangan dari kehidupan kita.
d. Seseorang dengan kecerdasan adversity
yang baik juga akan memiliki kualitas
seperti harga diri, motivasi, semangat
juang, kreativitas, ketulusan, sikap
positif, optimis, emosional kesehatan
yang baik.

5. Psychological Contract Breach and a. Tujuan penelitian ini dilakukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada CHIN, PAO-LING.,
Turnover Intention: the Moderating untuk mengetahui hubungan antara hubungan yang signifikan positif pada PCB, HUNG, MIN-LI. 2013.
Roles of Adversity Quotient and psikologis pelanggaran kontrak dan dan AQ. Sebaliknya, efek moderasi gender Psychological Contract
Gender pekerja industri asuransi, selain itu tidak ditemukan signifikan. Untuk Breach and Turnover
juga menjelajahi efek moderasi dari mempertahankan karyawan, temuan Intention: the Moderating
Social Behavior and Personality
kecerdasan adversity (AQ) dan jenis penelitian ini harus diperhitungkan ketika Roles of Adversity
International Journal, 2013, 41(5),
kelamin pada hubungan itu. mengembangkan program pelatihan. Namun, Quotient and Gender.
843-860 b. Total sampel penelitian sejumlah 553
insurance agents di Taiwan. para peneliti masa depan harus berkonsentrasi Social Behavior and
c. Penelitian ini menggunakan
pada aspek yang berbeda dari AQ yang juga Personality International
pendekatan survei.
mungkin relevan dengan pergantian staf. Journal, 2013, 41(5), 843-
d. Data dikumpulkan dengan kuesioner.
e. Data dianalisis dengan analisis 860
regresi.

6. The Relationship Between Adversity a. Tujuan penelitian ini dilakukan


Quotient (AQ) and Emotional Quotient untuk mengetahui hubungan antara
(EQ) and Teaching Performance of Adversity Quotient (AQ) and
College PE Faculty Members of CIT Emotional Quotient (EQ) dan
University evaluasi di fakultas berdasarkan
penilaian mahasiswa.
International Journal of Sciences: b. Penelitian ini menggunakan
Basic and Applied Research (IJSBAR) pendekatan survei.
(2014) Volume 18, No 2, pp 354-367 c. Data dikumpulkan dengan kuesioner.
d. Data dianalisis dengan analisis
Adversity Quotient (AQ), as a regresi.
predictor of success, is highly useful in
allowing an individual to determine
how

he / she would manage in the face of


an adversity. However, overall AQ
does not pinpoint weak areas that

would need improvement; therefore,


understanding the four (4) CO2RE
dimensions of AQ must be strongly

considered in the evaluation of ones


AQ. Likewise, Emotional Quotient
(EQ), just like AQ, must also consider

its individual domains because career


success, in this case, success in
teaching, comes from an accurate

understanding of how an individual


should observe and control both his /
her emotions as well as that of others.

Lastly, that there is a small relationship


that exists between AQ and teaching
performance of the respondents

and that there is a negligible


relationship that exists between EQ
scores and teaching performance of the

respondents.

4. Career and Technical Education (CTE) a. Artikel ini mengupas beberapa model a. Pendidikan karir yang berlangsung pada Bremer, Christine D.,
Student Success in Community teori ketekunan mahasiswa dan community college merupakan program Castellano, Marisa.,
Colleges: A Conceptual Model menawarkan sebuah model untuk mendongkrak motivasi mahasiswa Hirschy, Amy S. 2011.
konseptual kesusksesan mahasiswa untuk sukses akademis dan sukses setelah Career and Technical
berfokus pada karir dan pendidikan menjalani studi akademis. Education (CTE) Student
Community College Review 39(3) 296 b. Pendidikan karir yang diselenggarakan
teknik (Career and technical Success in Community
318 The Author(s) 2011. kampus untuk menggerakkan mahasiswa
education (CTE)). Colleges: A Conceptual
b. Program pendidikan karir pada level dalam mempersiapkan diri untuk bekerja
Model. Community
pendidikan tinggi akademi komunitas setelah lulus (kesiapan kerja) pada jenis
College Review 39(3) 296
menyiapkan mahasiswa dengan bekal pekerjaan yang sesuai keahlian dan
318 The Author(s)
pengetahuan dan kemampuan untuk pengetahuan yang dimiliki mahasiswa.
2011: Sage Publications.
c. Kesuksesan menempuh pendidikan di
mendapatkan pekerjaan yang spesifik
akademi komunitas dapat didukung
(sesuai)
c. Studying Postsecondary Student dengan pengorganisasian yang rapi dalam
Success institusi akademi komunitas, menjalin
d. Theoretical Models of Postsecondary
hubungan yang baik dengan pemerintah
Student Success
dan indusindusti serta menempatan SDM
pengajar yang bekerja professional dalam
mengelola kelas.

5. A Pilot Study of Working Memory and a. Tujuan penelitian ini untuk a. Terdapat hubungan signifikan antara Gropper. R.J., Tannock,
Academic Achievement in College menyelidiki memori kerja (WM), working memory dengan prestasi belajar. Rosemary. 2009. A Pilot
Students With ADHD prestasi akademik, dan hubungan Menurut hasil tes AHDP, yang memiliki Study of Working Memory
mereka pada mahasiswa dengan kinerja memori bagus akan memiliki and Academic
attention-deficit / hyperactivity kecenderungan pada prestasi akademik Achievement in College
disorder (ADHD). yang bagus. Dengan demikian, perlu Students With ADHD.
b. Metode: penelitian ini menggunakan
adanya biro konsultasi di universitas yang Journal of Attention
metode korelasional dengan
memfasilitasi peran orang tua dan Disorders Volume 12
melibatkan tiga variable yaitu memori
kerja (WM), prestasi akademik dan mahasiswa untuk berkonsultasi dengan Number 6. SAGE
ADHD. dokter universitas menanggapi Publications.
c. Hasil penelitian: tes ADHD
permasalahan pada working memory
menampilkan kelemahan signifikan
mahasiswa yang tingkatnya rendah.
pada tugas-tugas yang diberikan
dengan karakter auditory-verbal.
Dalam seluruh sampel, ada hubungan
yang signifikan antara IPK dan
pendengaran-verbal WM.
6. Upaya Peningkatan Kesiapan Kerja a. Penelitian ini bertujuan untuk a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Fitriyani, Menik., Hamidi,
Peserta Didik Lulusan Sekolah mengidentifikasi 1) Upaya Upaya yang dilakukan sekolah dalam Nurhasan., Sukirman.
Menengah Kejuruan di Kabupaten peningkatan kesiapan kerja peserta peningkatan kesiapan kerja peserta didik 2014. Upaya Peningkatan
Karanganyar didik lulusan SMK Negeri 1 lulusan SMK Negeri 1 Karanganyar yaitu Kesiapan Kerja Peserta
Karanganyar; 2) Kendala yang melalui kegiatan belajar mengajar, Didik Lulusan Sekolah
menghambat upaya peningkatan praktek kerja industri, piket di sekolah, Menengah Kejuruan di
kesiapan kerja peserta didik lulusan kunjungan industri serta pemberian Kabupaten Karanganyar.
SMK Negeri 1 Karanganyar; 3) Upaya motivasi dan bimbingan karir. 2) Kendala Jurnal Pendidikan UNS
untuk mengatasi kendala dalam yang dihadapi sekolah dalam upaya Vol 2, No 2, Hal 97 s/d
peningkatan kesiapan kerja peserta peningkatan kesiapan kerja peserta didik 108.
didik lulusan SMK Negeri 1 lulusan SMK Negeri 1 Karanganyar yaitu
Karanganyar kendala dari sekolah yang terdiri atas
b. Penelitian ini merupakan penelitian
kendala pembiayaan, pengaturan waktu,
deskriptif kualitatif pendekatan studi
kurikulum dan sistem evaluasi, rendahnya
kasus. Sumber data berasal dari
motivasi peserta didik serta kendala dari
informan, tempat penelitian dan
mitra dunia usaha/industri. 3) Upaya yang
dokumen yang berkaitan. Sumber data
dilakukan sekolah dalam mengatasi
berasal dari informan, dan dokumen kendala tersebut yaitu memanfaatkan unit
terkait. Metode pengumpulan data produksi di sekolah, menggunakan waktu
dengan wawancara, dokumentasi, secara efektif dan efisien, memanfaatkan
observasi dan angket. diskusi antar guru dan forum MGMP,
pemberian motivasi melalui berbagai
kegiatan serta mencari mitra dunia
usaha/industri yang sesuai dengan tujuan
program.
7. Kontribusi Minat Kewirausahaan, a. Penelitian ini bertujuan untuk a. Berdasarkan hasil penelitian tersebut Dantes, N., Ekawati, N. L.
Motivasi Berprestasi, dan Persepsi mengetahui besarnya kontribusi minat dapat disimpulkan bahwa : pertama, Y., Yudana, I. M. 2013.
Karier terhadap Prestasi Belajar kewirausahaan terhadap prestasi terdapat kontribusi antara minat Kontribusi Minat
Praktek Kerja Industri Ditinjau dari belajar praktek kerja industri, motivasi kewirausahaan terhadap prestasi belajar Kewirausahaan, Motivasi
Jenis Kelamin Pada Siswa Kelas XI berprestasi terhadap prestasi belajar praktek kerja industri, kedua, terdapat Berprestasi, dan Persepsi
SMKN 3 Denpasar Tahun Pelajaran praktek kerja industri, persepsi karier kontribusi motivasi berprestasi terhadap Karier terhadap Prestasi
2011/2012 terhadap prestasi belajar praktek kerja prestasi belajar praktek kerja industri, Belajar Praktek Kerja
industri, secara bersama-sama minat ketiga, terdapat kontribusi persepsi karier Industri Ditinjau dari
kewirausahaan, motivasi berprestasi, terhadap prestasi belajar praktek kerja Jenis Kelamin Pada Siswa
dan persepsi karier terhadap prestasi industri, keempat terdapat kontribusi Kelas XI SMKN 3
belajar praktek kerja industri, dan secara bersama-sama minat Denpasar Tahun
perbedaan minat kewirausahaan, kewirausahaan, motivasi berprestasi, dan Pelajaran 2011/2012. e-
motivasi berprestasi, persepsi karier, persepsi karier terhadap prestasi belajar Journal PPs UNDIKSHA
dan prestasi belajar praktek kerja praktek kerja industri, dan kelima Volume 4 Tahun 2013.
industri ditinjau dari jenis kelamin. terdapat perbedaan secara bersama-sama
b. Populasi penelitian ini adalah seluruh
minat kewirausahaan, motivasi
siswa kelas XI SMKN 3 Denpasar
berprestasi, persepsi karier, dan prestasi
tahun ajaran 2011/2012 yang
berjumlah 414 orang. Pengambilan belajar praktek kerja industri antara
sampel dilakukan dengan teknik siswa laki-laki dan perempuan pada siswa
proportional random sampling kelas XI SMKN 3 Denpasar.
sebanyak 240 orang.
c. Penelitian ini menggunakan rancangan
ex-post facto.
d. Data dikumpulkan dengan kuesioner
dan dokumentasi. Data dianalisis
dengan analisis regresi dan Manova
satu jalur.
8. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan a. Penelitian ini mencoba untuk a. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan Lestari, Retno B., Wijaya,
Terhadap Minat Berwirausaha mengetahui apakah pendidikan bahwa pendidikan kewirausahaan Trisnadi. 2012. Pengaruh
Mahasiswa di STIE MDP, STMIK kewirausahaan yang sudah berpengaruh signifikan terhadap minat Pendidikan
MDP, dan STIE MUSI. dilaksanakan di STIE MDP, STMIK berwirausaha. Kewirausahaan Terhadap
b. Mahasiswa yang telah menempuh mata
MDP dan STIE Musi secara signifikan Minat Berwirausaha
kuliah kewirausahaan akan memiliki
dapat menimbulkan minat Mahasiswa di STIE MDP,
nilai-nilai hakiki dan karakteristik
berwirausaha bagi para mahasiswa. STMIK MDP, dan STIE
b. Jenis penelitian ini merupakan kewirausahaan sehingga akan
MUSI. Jurnal Ilmiah
penelitian kuantitatif. meningkatkan minat serta kecintaan
Forum Bisnis Dan
c. Populasi berjumlah 500 mahasiswa
mereka terhadap dunia kewirausahaan.
Kewirausahaan Vol. 1 No.
dengan sampel 205 mahasiswa. c. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
d. Data dikumpulkan dengan kuesioner. 2 Maret 2012.
bahwa pendidikan kewirausahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap
minat berwirausaha terlihat dari nilai F
hitung = 33,168 > nilai F tabel = 2,650
dan nilai Sig. sebesar 0,000 yang masih
di bawah = 0,05. Minat berwirausaha
mahasiswa juga diperkuat oleh faktor
demografis seperti gender, pengalaman
kerja, dan pekerjaan orang tua.
9. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan a. Penelitian ini bertujuan untuk a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bharanti, B. E., Idrus.,
dan Stereotip Gender terhadap Intensi menguji dan menganalisis pengaruh pendidikan kewirausahaan dapat Solimun., Zain. 2012.
Kewirausahaan Mahasiswa yang pendidikan kewirausahaan terhadap meningkatkan intensi kewirausahaan Pengaruh Pendidikan
Dimediasi oleh Kebutuhan Berprestasi intensi kewirausahaan mahasiswa mahasiswa secara tidak langsung dengan Kewirausahaan dan
dan Efikasi Diri (Studi pada secara langsung maupun tidak meningkatnya efikasi diri. Sedangkan Stereotip Gender terhadap
Mahasiswa Asli Papua di Kota langsung melalui kebutuhan stereotip gender dapat meningkatkan Intensi Kewirausahaan
Jayapura) berprestasi dan efikasi diri serta intensi kewirausahaan mahasiswa secara Mahasiswa yang
stereotip gender terhadap intensi langsung maupun tidak langsung dengan Dimediasi oleh Kebutuhan
kewirausahaan mahasiswa. meningkatnya kebutuhan berprestasi dan Berprestasi dan Efikasi
b. Populasi yang digunakan adalah
efikasi diri. Stereotip gender memberikan Diri (Studi pada
mahasiswa asli Papua yang
kontribusi paling utama pada Mahasiswa Asli Papua di
menempuh studi di Jayapura, sampel
meningkatnya intensi kewirausahaan Kota Jayapura). Jurnal
197 mahasiswa.
mahasiswa. Aplikasi Manajemen
c. Teknik sampel menggunakan
Volume 10 No. 3
probably sampling dengan
September 2012.
proportionate stratified random
sampling.
d. Analisis data menggunakan SEM
(Stuctural Equation Model) dan
Sobel Test.

10. Pengaruh Pengalaman Pendidikan a. Penelitian ini bertujuan untuk a. Pengalaman pendidikan kewirausahaan di Dewi, A. V. 2013.
Kewirausahaan dan Keterampilan mengkaji pengaruh pengalaman sekolah, keluarga, masyarakat dan Pengaruh Pengalaman
Kejuruan terhadap Motivasi pendidikan kewirausahaan di sekolah, keterampilan kejuruan secara bersama- Pendidikan
Berwirausaha Siswa keluarga dan masyarakat serta sama memiliki hubungan terhadap Kewirausahaan dan
keterampilan kejuruan terhadap motivasi berwirausaha. Nilai hubungan Keterampilan Kejuruan
motivasi berwirausaha siswa. tersebut adalah 0,460 (kategori sedang). terhadap Motivasi
b. Penelitian ini merupakan penelitian
Sedangkan kontribusi secara bersama- Berwirausaha Siswa.
ex-post facto.
sama adalah 21,2%. Dari keempat factor Jurnal Pendidikan Vokasi,
c. Populasi penelitian adalah 110 siswa
tersebut, pengaruh keterampilan kejuruan Vol 3, Nomor 2, Juni 2013.
SMK kelas 3 yang terdiri dari 19
lebih besar kontribusinya terhadap
siswa SMK N 1 Gantiwarno, 71 siswa
motivasi berwirausaha siswa.
SMK N 3 Klaten, enam siswa SMK
Tunas Cawas dan 14 siswa SMK Bina
Patria Bangsa.
11. Kesiapan Kerja untuk Berwirausaha a. Penelitian ini bertujuan untuk a. Hasil penelitian menunjukkan (1) Marsiti, CIR. 2014.
Siswa SMKN Jurusan Boga di mengukur kesiapan kerja siswa pengetahuan kewirausahaan siswa SMKN Kesiapan Kerja untuk
Provinsi Bali. SMKN jurusan boga di Provinsi Bali. jurusan boga di Propinsi Bali telah Berwirausaha Siswa
Variabel yang diungkap adalah sebagai mencapai 83,8%; (2) Pengalaman kerja SMKN Jurusan Boga di
berikut: (1) pengetahuan lapangan siswa SMKN jurusan boga di Provinsi Bali. Jurnal
kewirausahaan; (2) pengalaman kerja Propinsi Bali 82,6%; (3) Persepsi kerja di Pendidikan dan Pengajaran
lapangan; (3) persepsi kerja di bidang bidang boga 73,3%; (4) Sarana ISSN 0215-8250, No. 2
boga; (4) sarana pembelajaran pembelajaran praktik 68,9% ;(5) TH. XXXVII April 2014
praktik; dan (5) pengantar teori pengantar teori praktik telah mencapai
praktik. 63,6%. Hasil analisis regresi ganda dari
b. Populasi penelitian ini adalah siswa
lima ubahan bebas menunjukkan bahwa
SMKN jurusan boga yang ada di
pengaruh X1, X2, X3, X4, dan X5
Propinsi Bali sejumlah 306 orang.
terhadap Y ditunjukkan oleh persamaan
c. Sampel penelitian diambil dengan
regresi = -13,382 + 0,302 (X1) + 0,425
tehnik proportional random sampling,
(X2) + 0,602 (X3) + 0,180 (X4) + 0,140
jumlah sampel 154 orang.
d. Tehnik pengumpulan data dengan (X5), signifikan pada nilai p< 0,05.
menggunakan kuesioner. Kekuatan pengaruh antara kelima ubahan
e. Tehnik analisis data dengan statistik
bebas terhadap Y ditunjukkan oleh
deskriptif, korelasi dan regresi
koefisien korelasi Ry12345 = 0,709.
sederhana, korelasi dan regresi ganda
Koefisien determinasinya R2 = (0,709)2
dan Analisis varian (ANOVA).
= 0,502. Sebesar 50,2% kesiapan kerja
untuk berwirausaha dibentuk oleh
pengetahuan kewirausahaan, pengalaman
kerja lapangan, persepsi kerja di bidang
boga, dan sarana pembelajaran praktik
serta pengantar teori praktik. Kekuatan
pengaruh antara X1 terhadap Y
ditunjukkan oleh koefisien regresi baku
1 = 0,374 (p < 0,05), X2 terhadap Y
ditunjukkan oleh koefisien regresi baku
2 = 0,292 (p < 0,05), X3 terhadap Y
ditunjukkan oleh koefisien regresi baku
3 = 0,314, X4 terhadap Y ditunjukkan
oleh koefisien regresi baku 4 = 0,289 (p
< 0,05) dan X5 terhadap Y ditunjukkan
oleh koefisien regresi baku 5 = 0,306.
Hasil analisis varian (Anova) menemukan
bahwa terdapat perbedaan kesiapan kerja
untuk berwirausaha siswa SMKN jurusan
boga di Propinsi Bali. Berdasarkan hasil
rata-rata per sekolah, ternyata SMKN 3
Denpasar memperoleh rerata tertinggi
66,3114, berarti SMKN 3 Denpasar yang
paling siap untuk berwirausaha.
12. Kesiapan Kerja Siswa Kelas III a. Penelitian Kesiapan Kerja Hasil penelitian menunjukkan bahwa T, M., Rahmat. 2014.
Kompetensi Keahlian Teknik Siswa SMK bertujuan untuk terdapat pengaruh minat belajar Kesiapan Kerja Siswa
Kendaraan Ringan SMK 45 Wonosari mengetahui pengaruh minat terhadap kesiapan kerja, motivasi Kelas III Kompetensi
Keahlian Teknik
Jurnal Vokasi Volume VIII, Nomor 2 belajar siswa, motivasi belajar belajar terhadap kesiapan kerja dan
Kendaraan Ringan SMK
(Desember 2014) siswa, dan lingkungan lingkungan keluarga terhadap
45 Wonosari. Jurnal Vokasi
keluarga terhadap kesiapan kesiapan kerja. Penelitian ini
Volume VIII, Nomor 2
kerja siswa kelas 3 menyimpulkan bahwa faktor minat
(Desember 2014)
kompetensi teknik kendaraan belajar, motivasi belajar, dan
ringan di SMK 45 lingkungan keluarga yang lebih tinggi
WONOSARI. akan memiliki tingkat kesiapan kerja
b. Penelitian ini menggunakan
yang tinggi. Faktor-faktor tersebut
jenis penelitian causal
juga mempengaruhi tingkat kesiapan
comparative dengan
kerja siswa dalam proses belajar
pendekatan kuantitatif.
mengajar. Hal ini di buktikan dengan
c. Jumlah sampel yang diteliti
hasil pengujian Kruskall-Wallis Test
adalah sebanyak 40
yaitu minat belajar terhadap kesiapan
siswa/responden
d. Teknik analisis data kerja dengan nilai signifikansi 0,002 <
menggunakn uji normalitas 0,05, motivasi belajar terhadap
dan uji homogenitas sebagai kesiapan kerja dengan nilai
prasyarat analisis. Apabila signifikansi 0,001 < 0,05, dan
data homogen mata pengujian lingkungan keluarga terhadap
hipotesis menggunakan kesiapan kerja dengan nilai
Anova, namun karena data signifikansi 0,013 < 0,05
tidak homogen maka
pengujian hipotesis dilakukan
dengan Kruskall-Wallis Test.

3. TESIS/ DISERTASI

No. Judul Temuan/Informasi Penting Kontribusi pada Tesis Rujukan


1. Pengaruh Strategi Pembelajaran a. Tujuan penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Gudat, Sebastianus. 2012.
Kewirausahaan, Social Ekoonomi untuk menjelaskan pengaruh 1) Strategi pembelajaran kewirausahaan Pengaruh Strategi
Orang Tua, Sikap Kewirausahaan, strategi pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap sikap Pembelajaran
Minat Kewirausahaan terhadap kewirausahaan, latar belakang kewirausahaan mahasiswa. Koefisien Kewirausahaan, Social
Kesiapan Kerja Mandiri Mahasiswa sosial ekonomi orang tua, sikap jalur pengaruh langsung kedua variabel Ekoonomi Orang Tua,
PPs di Kota Malang. kewirausahaan mahasiswa, minat adalah 0,463. Maknanya adalah strategi Sikap Kewirausahaan,
Disertasi: Program Studi Pendidikan kewirausahaan mahasiswa pembelajaran kewirausahaan yang Minat Kewirausahaan
Ekonomi 2012 PPs UM. dengan kesiapan kerja mandiri semakin baik akan dapat meningkatkan terhadap Kesiapan Kerja
mahasiswa PTS di Kota sikap kewirausahaan mahasiswa. Mandiri Mahasiswa PPs
Malang.Populasi penelitian ini di Kota Malang. Disertasi
2) Strategi pembelajaran kewirausahaan
adalah seluruh Guru SMP Negeri tidak diterbitkan.
tidak berpengaruh signifikan terhadap
3 Bangli dengan jumlah 58 orang Pascasarjana Universitas
minat kewirausahaan mahasiswa.
guru. Negeri Malang.
b. Penelitian ini menggunakan Meskipun tidak berpengaruh secara

pendekatan kuantitatif dengan signifikan antara kedua variabel tersebut,

rancangan deskriptif apabila indikator strategi pembelajaran

korelasional. Data dikumpulkan kewirausahaan tersebut diperbaiki dan

dengan kuesioner. ditingkatkan, maka akan meningkat pula


c. Penelitian ini mengambil sampel minat kewirausahaan mahasiswa
sebanyak 8 PTS di Malang
3) Latar belakang sosial ekonomi orang tua
dengan total 105 responden.
d. Pengumpulan data dilakukan tidak berpengaruh signifikan terhadap

dengan menggunakan kuisioner, sikap kewirausahaan mahasiswa.


observasi, wawancara dan Meskipun tidak berpengaruh secara

dokumentasi. signifikan antara kedua variabel tersebut,


e. Teknik analisis data yang apabila indikator latar belakang sosial
digunakan adalah Structural ekonomi orang tua tersebut semakin baik,
Equation Modelling (SEM). maka akan semakin baik pula terhadap
sikap kewirausahaan mahasiswa.

4) Latar belakang sosial ekonomi orang


berpengaruh signifikan terhadap minat
kewirausahaan mahasiswa. Koefisien
jalur pengaruh langsung kedua variabel
adalah 0,546. Maknanya adalah latar
belakang sosial ekonomi orang yang
semakin baik akan akan dapat membantu
terhadap minat kewirausahaan mahasiswa

5) Sikap kewirausahaan mahasiswa


berpengaruh signifikan terhadap kesiapan
kerja mandiri mahasiswa. Koefisien jalur
pengaruh langsung kedua variabel adalah
2,655. Maknanya adalah sikap
kewirausahaan mahasiswa yang semakin
baik akan memberikan peningkatan
dukungan moril pada kesiapan kerja
mandiri mahasiswa, dan

6) Minat kewirausahaan mahasiswa


berpengaruh signifikan terhadap kesiapan
kerja mandiri mahasiswa. Koefisien jalur
pengaruh langsung kedua variabel adalah
0,493. Maknanya adalah minat
kewirausahaan mahasiswa yang semakin
meningkat dan baik akan memberikan
peningkatan pada kesiapan kerja mandiri
mahasiswa

Berdasarkan penelitian tersebut, maka


disarankan;

1) Melakukan perbaikan dan penataan


urutan penyajian isi mata kuliah
kewirausahaan,

2) Peningkatan dan perbaikan media


pembelajaran kewirausahaan,

3) Penataan penjadwalan penggunaan


strategi pembelajaran kewirausahaan,

4) Peningkatan kemajuan belajar


mahasiswa,

5) Peran serta aktif orang tua (tanpa


membedakan latar belakang sosial
ekonomi yang dimiliki) dalam memberi
dukungan dan memotivasi anak didiknya
dalam rangka menumbuhkembangkan
sikap kewirausahaan mahasiswa dan
minat kewirausahaan mahasiswa,

6) Menciptakan keberanian mencoba


berwirausaha dan perencanaan yang baik
untuk berwirausaha, dan

7) Peningkatan pengetahuan kewirausahaan


mahasiswa, melalui; a) pengetahuan
kewirausahaan selama di bangku kuliah,
b) fasilitas sarana dan prasarana yang
cukup memadai selama mengikuti
perkuliahan di kampus, c) memiliki
pengetahuan dan pengalaman untuk
mengatasi kegagalan dalam berwirausaha,
d) memiliki pengetahuan manajemen
sumber daya manusia yang memadai
untuk berwirausaha, e) memiliki
pengetahuan manajemen keuangan yang
memadai untuk berwirausaha, dan f)
mengetahui cara terbaik untuk memulai
usaha mandiri.
2. Pengaruh pembelajaran inovatif, a. Penelitian ini bertujuan untuk Temuan hasil penelitian secara lebih detail Yunus, M. 2012.
kemitraan sekolah dengan dunia usaha, menjelaskan: (1) pengaruh adalah sebagai berikut: Pengaruh pembelajaran
status sosial ekonomi dan motivasi pembelajaran inovatif terhadap inovatif, kemitraan
1) Secara parsial maupun simultan,
belajar terhadap kesiapan kerja siswa motivasi belajar siswa; (2) pengaruh sekolah dengan dunia
pembelajaran inovatif, kemitraan sekolah
(studi pada SMK bisnis dan kemitraan sekolah dengan dunia usaha usaha, status sosial
dengan dunia usaha, dan status sosial
manajemen di Sulawesi Selatan). terhadap motivasi belajar siswa; (3) ekonomi dan motivasi
ekonomi, berpengaruh signifikan
pengaruh status sosial ekonomi belajar terhadap kesiapan
Disertasi: Program Studi Pendidikan terhadap motivasi belajar siswa;
terhadap motivasi belajar siswa; (4) kerja siswa (studi pada
Ekonomi 2012 PPs UM.
pengaruh pembelajaran inovatif 2) Secara parsial dan simultan, pembelajaran SMK bisnis dan
terhadap kesiapan kerja siswa; (5) inovatif, kemitraan sekolah dengan dunia manajemen di Sulawesi
pengaruh kemitraan sekolah dengan usaha, status sosial ekonomi, dan Selatan). Disertasi tidak
dunia usaha terhadap kesiapan kerja motivasi belajar berpengaruh secara diterbitkan. Pascasarjana
siswa; (6) pengaruh status sosial positif dan signifikan terhadap kesiapan Universitas Negeri
ekonomi terhadap kesiapan kerja kerja siswa; Malang.
siswa; (7) pengaruh motivasi belajar
3) Pembelajaran inovatif berpengaruh tidak
terhadap kesiapan kerja siswa; (8)
langsung secara signifikan terhadap
pengaruh pembelajaran inovatif,
kesiapan kerja siswa melalui motivasi
kemitraan sekolah dengan dunia
belajar. Efek tidak langsung yang
usaha, dan status sosial ekonomi
signifikan memberikan indikasi bahwa
terhadap motivasi belajar siswa; dan
pembelajaran inovatif yang semakin baik
(9) pengaruh pembelajaran inovatif,
dalam jangka panjang dapat mendorong
kemitraan sekolah dengan dunia
proses pembelajaran yang mampu
usaha, dan status sosial ekonomi
membangkitkan motivasi belajar siswa,
terhadap kesiapan kerja siswa.
b. Menggunakan pendekatan kuantitatif dan dari motivasi inilah kemudian

dengan rancangan penelitian tumbuh harapan-harapan yang terkait

eksplanatori non eksprimental. Metode dengan pengetahuan dan keterampilan

penelitian yang dipilih adalah crosss yang dipelajari untuk memiliki dan

sectional survey. meningkatkan kompetensinya sebagai


c. Populasi penelitian ini adalah semua bekal kesiapan kerja;
siswa SMK Kelas III Program Studi
4) Kemitraan sekolah dengan dunia usaha
Administrasi Perkantoran (AP),
berpengaruh tidak langsung secara
Akuntansi (AKT), dan Tata Niaga
signifikan terhadap kesiapan kerja siswa
(Penjualan) yang telah mengikuti
melalui motivasi belajar. Efek tidak
PSG/PKL pada dunia usaha, dan
langsung yang signifikan memberikan
terdaftar tahun 2010/2011 pada SMK
indikasi bahwa kemitraan sekolah dengan
Negeri Bisnis dan Manajemen di
dunia usaha yang semakin baik dalam
Sulawesi Selatan, populasi sebanyak
1797 siswa. jangka panjang dapat mendorong
d. Sampel penelitian ini sebanyak 317
motivasi belajar siswa dalam upaya
siswa dengan teknik pengambilan
optimalisasi pemanfaatan sumber belajar
sampel adalah multiple stage random
untuk meningkatkan kesiapan kerja.
sampling.
e. Pengumpulan data dilakukan dengan 5) Status sosial ekonomi berpengaruh tidak
menggunakan kuesioner, wawancara, langsung secara signifikan terhadap
dan dokumentasi. kesiapan kerja siswa melalui motivasi
f. Analisis Statistik yang digunakan
belajar. Efek tidak langsung yang
untuk menguji hipotesis adalah Model
signifikan memberikan indikasi bahwa
Persamaan Struktural (Structural
status sosial ekonomi orang tua siswa
Equation Modeling , SEM) dengan
yang semakin baik, cenderung akan
program AMOS 4.0
terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga
dan kebutuhan anaknya untuk belajar,
fasilitas belajar yang cukup akan
memberi ketenangan belajar sehingga
dapat memberi rangsangan motivasi
belajar untuk mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan sebagai bekal kesiapan
kerja.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut


disarankan kepada:

1) Pemerintah Daerah perlu ada kebijakan


dalam bentuk peraturan daerah ((Perda)
yang mengatur secara tegas dan konsisten
penyelenggaan praktik siswa SMK di
dunia usaha/industri.,

2) Kepala sekolah dan guru, hendaknya


menjaga komitmen untuk terus menerus
meningkatkan pembelajaran inovatif
kepada siswa melalui pelatihan kepada
para guru berbagai model pembelajaran
inovatif, pendampingan dan monitoring
sistem evaluasi,

3) Mitra kerja SMK tempat siswa


melaksanakan praktik, hendaknya dengan
sungguh-sungguh membina dan
membelajarkan siswa sesuai program
PSG/PKL,
3. Hubungan Kinerja Praktek Kerja a. Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Sarifah. 2015. Hubungan
1) terdapat hubungan yang positif dan
Industri, Persepsi Dunia Kerja pendekatan kuantitatif dengan Kinerja Praktek Kerja
signifikan antara kinerja praktek kerja
Konstruksi, dan Uji Kompetensi rancangan deskriptif korelasional, Industri, Persepsi Dunia
industri dengan kesiapan kerja dengan
Kejuruan dengan Kesiapan Kerja. yang bertujuan untuk mengetahui Kerja Konstruksi, dan Uji
koefisien korelasi sebesar 0,604 dengan
hubungan dan kontribusi variabel Kompetensi Kejuruan
Tesis, Pendidikan Kejuruan, kategori hubungan kuat;
bebas terhadap variabel terikat. dengan Kesiapan Kerja.
Pascasarjana Universitas Negeri 2) terdapat hubungan yang positif dan
b. Penelitian ini melibatkan tiga variabel
Tesis, Pendidikan
Malang signifikan antara persepsi dunia kerja
bebas yaitu kinerja praktek kerja
Kejuruan, Pascasarjana
konstruksi dengan kesiapan kerja dengan
industri, persepsi dunia kerja
Universitas Negeri Malang
koefisien korelasi sebesar 0,204 dengan
konstruksi, dan uji kompetensi
kategori hubungan rendah;
kejuruan sedangkan variabel 3) terdapat hubungan yang positif dan
terikatnya adalah kesiapan kerja signifikan antara uji kompetensi kejuruan
peserta didik di bidang konstruksi. dengan kesiapan kerja dengan koefisien
c. Sampel dalam penelitian adalah
korelasi sebesar 0,424 dengan kategori
seluruh peserta didik Program Studi
hubungan cukup kuat; dan
Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan 4) terdapat hubungan yang positif dan
yang telah melaksanakan praktek kerja signifikan antara ketiga variabel yang ada
industri sebanyak 112 orang. dengan kesiapan kerja dengan koefisien
d. Teknik pengumpulan data
korelasi sebesar 0,805 dengan kategori
menggunakan angket dan
hubungan sangat kuat.
dokumentasi. 5) Penelitian menunjukan bahwa tingkat
e. Teknik analisis data yang digunakan
hubungan kinerja praktek kerja industri
adalah teknik analisis regresi linier
dengan kesiapan kerja memberikan
sederhana dan analisis regresi ganda.
hubungan yang paling besar, sehingga
praktek kerja industri perlu dipertahankan
oleh SMK.
6) Hasil penelitian juga menunjukan bahwa
sumbangan relatif dari ketiga variabel
masing-masing adalah (X1) sebesar
61,66%, (X2) sebesar 16,33%, dan
sebesar (X3) sebesar 22,01%. Sumbangan
efektif dari ketiga variabel tersebut
sebesar 63,80% sedangkan 36,20%
merupakan variabel di luar penelitian,
sehingga diharapkan bagi peneliti lain
yang akan melakukan penelitian sejenis
ini, diharapkan dapat meneliti atau
menambahkan variabel-variabel lain yang
juga mempengaruhi kesiapan kerja.
4. Kontribusi Motivasi untuk Bekerja dan a. Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan ada Sulistianingsih, AS. 2014.
Prestasi Belajar AutoCAD terhadap pendekatan kuantitatif dengan kontribusi positif antara motivasi untuk Kontribusi Motivasi untuk
Kesiapan Kerja Siswa di Bidang Jasa rancangan deskriptif korelasional, bekerja dan prestasi belajar AutoCAD Bekerja dan Prestasi
Konstruksi. yang bertujuan untuk mengetahui terhadap kesiapan kerja siswa di bidang Belajar AutoCAD
hubungan dan kontribusi variabel jasa konstruksi. Hal tersebut ditunjukkan terhadap Kesiapan Kerja
Tesis, Pendidikan Kejuruan,
bebas terhadap variabel terikat. dengan nilai kontribusi yang diperoleh Siswa di Bidang Jasa
Pascasarjana Universitas Negeri b. Penelitian ini melibatkan dua variabel
yaitu sebesar 49% dan 51% dipengaruhi Konstruksi. Tesis,
Malang. bebas yaitu motivasi untuk bekerja
oleh variabel lain yang tidak diteliti. Pendidikan Kejuruan,
dan prestasi belajar AutoCAD,
Motivasi untuk bekerja memberikan Pascasarjana Universitas
sedangkan variabel terikatnya adalah
kontribusi sebesar 19,7% dan prestasi Negeri Malang.
kesiapan kerja siswa di bidang jasa
belajar AutoCAD memberikan kontribusi
konstruksi.
sebesar 41,5%. Sumbangan efektif yang
c. Sampel dalam penelitian ini adalah
diberikan oleh kedua variabel (motivasi
seluruh siswa Paket Keahlian Teknik
untuk bekerja dan prestasi belajar
Gambar Bangunan yang telah
AutoCAD) sebesar 49%. Kesimpulan
melaksanakan Prakerin sebanyak 100
yang diperoleh dari penelitian ini adalah
orang siswa.
d. Teknik pengumpulan data motivasi untuk bekerja memberikan
menggunakan angket dan kontribusi yang lebih kecil dibandingkan
dokumentasi. prestasi belajar AutoCAD
e. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis regresi linier
sederhana dan analisis regresi ganda.
5. Kesiapan Kerja Ditinjau Dari Motivasi a. Penelitian ini bertujuan untuk Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: Damasanti, Reviena Ida
Kerja, Sikap Kewirausahaan, Dan mengukur kesiapan kerja pada siswa (1) analisis deskriptif menunjukan Ayu. 2013. Kesiapan
Kompetensi Keahlian Busana Wanita SMKN di Provinsi Bali. kesiapan kerja mempunyai rata-rata Kerja Ditinjau Dari
b. Variabel yang diungkap adalah sebagi
Pada Siswa SMKN Program Keahlian (mean) 90,43, dengan kategori baik. Motivasi Kerja, Sikap
berikut: (1) kesiapan kerja; (2)
Tata Busana Di Provinsi Bali. Motivasi kerja mempunyai rata-rata Kewirausahaan, Dan
motivasi kerja; (3) sikap
(mean) 94,12, dengan kategori baik. Kompetensi Keahlian
Tesis Program Studi Pendidikan kewirausahaan; dan (4) kompetensi
Sikap kewirausahaan mempunyai rata- Busana Wanita Pada
Kejuruan, Pascasarjana, Universitas keahlian busana wanita.
rata (mean) 156,77, dengan kategori Siswa SMKN Program
Negeri Malang c. Objek penelitian adalah siswa SMKN
cukup baik. Kompetensi keahlian busana Keahlian Tata Busana Di
program keahlian tata busana yang ada
wanita mempunyai rata-rata (mean) Provinsi Bali. Tesis
di Provinsi Bali tahun pelajaran 2012-
23,53, dengan kategori baik. (2) Program Studi Pendidikan
2013 sejumlah 91 orang.
d. Sampel penelitian diambil dengan kontribusi gabungan pengaruh ketiga Kejuruan, Pascasarjana,
teknik sampling jenuh. varibel bebas terhadap kesiapan kerja Universitas Negeri Malang
e. Rancangan penelitian menggunakan
adalah 50,8 persen. Hal ini menunjukan
pendekatan penelitian korelasional.
bahwa motivasi kerja, sikap
f. Data dianalis menggunakan analisis
kewirausahaan, dan kompetensi keahlian
deskripsi, korelasi sederhana, regresi
busana wanita mampu menjelaskan
ganda, dan korelasi parsial.
g. Uji prasyarat yang dilakukan adalah kesiapan kerja, sedangkan sisanya 49,2
uji normalitas, uji linieritas, persen dijelaskan dengan variabel lain
multikolinier, dan autokorelasi. yang tidak masuk dalam model
persamaan regresi. (3) analisis korelasi
menunjukan hubungan yang positif dan
signifikan dengan hasil sebagai berikut:
motivasi kerja dengan kesiapan kerja
memiliki nilai korelasi sebasar (r=0,536)
antara sikap kewirausahaan dengan
kesiapan kerja memiliki nilai korelasi
sebesar (r=0,447) dan kompetensi
keahlian busana wanita dengan kesiapan
kerja memiliki nilai korelasi sebesar
(r=0,460). (4) analisis parsial menunjukan
bahwa, pertama ada hubungan antara
motivasi kerja dengan kesiapan kerja
dengan nilai signifikansi 0,000. Kedua,
ada hubungan antara sikap kewirausahaan
dengan kesiapan kerja dengan nilai
signifikansi 0,002. Ketiga, ada hubungan
antara kompetensi keahlian busana
wanita dengan kesiapan kerja dengan
nilai signifikansi 0,000. Keempat ada
hubungan secara simultan antara motivsi
kerja, sikap kewirausahaan, kompetensi
keahlian busana wanita dengan kesiapan
kerja dengan nilai signifikansi sebesar
0,000.
6. Hubungan Hasil Belajar, Jiwa a. Tujuan penelitian ini adalah untuk Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: Indriani, Nova. 2014.
Kewirausahan dan Hasil Praktik Kerja mengetahui (1) hubungan hasil belajar (1) terdapat hubungan antara hasil belajar Hubungan Hasil Belajar,
Industri dengan Kesiapan Kerja Siswa dengan kesiapan kerja siswa SMK dengan kesiapan kerja siswa SMK Jiwa Kewirausahan dan
SMK Kompetensi Keahlian Animasi se kompetensi keahlian animasi se kompetensi keahlian animasi se Malang Hasil Praktik Kerja
Malang Raya. Malang Raya, (2) hubungan jiwa Raya dengan signifikansi sebesar 0,513 Industri dengan Kesiapan
kewirausahaan dengan kesiapan kerja atau 51,3%, (2) terdapat hubungan antara Kerja Siswa SMK
Tesis Program Studi Pendidikan
Kejuruan, Pascasarjana, Universitas siswa SMK kompetensi keahlian jiwa kewirausahaan dengan kesiapan Kompetensi Keahlian
Negeri Malang, animasi se Malang Raya, (3) kerja siswa SMK kompetensi keahlian Animasi se Malang Raya.
hubungan hasil praktik kerja industri ani-masi se Malang Raya dengan Tesis Program Studi
dengan kesiapan kerja siswa SMK signifikansi sebesar 0,277 atau 27,7%, (3) Pendidikan Kejuruan,
kompetensi keahlian animasi se terdapat hubungan antara hasil praktik Pascasarjana, Universitas
Malang Raya, dan (4) hubungan hasil kerja industri dengan kesiapan kerja Negeri Malang,
belajar, jiwa kewirausahan dan hasil siswa SMK kompetensi keahlian animasi
praktik kerja industri dengan kesiapan se Malang Raya dengan signifikansi
kerja siswa SMK kompetensi keahlian sebesar 0,48 atau 48% dan (4) terdapat
animasi se Malang Raya. hubungan antara hasil belajar, jiwa
b. Obyek penelitian adalah siswa SMK
kewirausahaan, hasil praktik kerja
kompetensi keahlian animasi se
industri dengan kesiapan kerja siswa
Malang Raya tahun pelajaran 2013-
SMK kompetensi keahlian animasi se
2014 sejumlah 129 orang
Malang Raya dengan signifikansi sebesar
c. Sampel penelitian diambil dengan
0,786 atau 78,6%.
teknik proposive random sampling
yaitu memilih responden secara acak
yang memenuhi syarat dari lima
sekolah.
d. Rancangan penelitian menggunakan
pendekatan penelitian korelasional dan
data dianalisis menggunakan analisis
deskriptif, korelasi sederhana, regresi
ganda dan korelasi parsial.
e. Uji prasyarat yang dilakukan adalah
uji normalitas, uji linieritas,
multikolinieritas, heterokedastisitas
dan autokorelasi
7. Hubungan motivasi dan minat kerja a. Tujuan penelitian ini untuk Hasil penelitian mengungkap bahwa: (1) Hariyanto. 2011.
dengan kesiapan kerja siswa Program mengetahui: (1) Motivasi memasuki analisis diskriptif menunjukan motivasi Hubungan motivasi dan
Keahlian Otomotif di SMK Kota dunia kerja, minat kerja dan tingkat kerja mempunyai rata-rata (mean) 3,82, minat kerja dengan
Malang. kesiapan kerja siswa SMK program dengan kategori tinggi. Minat kerja kesiapan kerja siswa
keahlian otomotif di kota Malang, (2). mempunyai rata-rata (mean) 3,85, dengan Program Keahlian
Tesis Program Studi Pendidikan
Hubungan antara motivasi memasuki kategori tinggi, sedangkan Kesiapan kerja Otomotif di SMK Kota
Kejuruan, Pascasarjana, Universitas
dunia kerja dan minat kerja dengan mempunyai rata-rata (mean) 3,81, dengan Malang. Tesis Program
Negeri Malang,
tingkat kesiapan kerja siswa SMK kategori tinggi (2) analisis korelasi Studi Pendidikan
program keahlian otomotif di kota menunjukan hubungan yang positif dan Kejuruan, Pascasarjana,
Malang, (3). Kontribusi secara signifikan dengan hasil sebagai berikut: Universitas Negeri Malang
simultan antara motivasi memasuki motivasi kerja dengan kesiapan kerja
dunia kerja dan minat kerja dengan memiliki nilai korelasi sebesar (r = 0,646)
tingkat kesiapan kerja siswa SMK antara Minat kerja dengan kesiapan kerja
program keahlian otomotif di kota memiliki nilai korelasi sebesar (r =
Malang dan (4). Kontribusi secara 0,468). (3) motivasi memasuki dunia
parsial antara motivasi memasuki kerja dan minat kerja secara simultan
dunia kerja dan minat kerja dengan mempunyai kontribusi terhadap kesiapan
tingkat kesiapan kerja siswa SMK kerja sebesar 46,3%, sedang sisanya
program keahlian otomotif di kota sebesar 53,7% dipengaruhi oleh variable
Malang. lain diluar model dan (4) Motivasi
b. Objek penelitian adalah Siswa pada
memasuki dunia kerja dan Minat kerja
SMK Program keahlian otomotif di
secara parsial mempunyai kontribusi
Kota Malang, baik negeri maupun
signifikan terhadap kesiapan kerja, t
swasta tahun pelajaran 2009/2010.
c. Rancangan penelitian menggunakan hitung untuk motivasi memasuki dunia
pendekatan penelitian korelasional. kerja sebesar 10,931, sedang t hitung
d. Data dianalisis menggunakan analisis
untuk minat kerja sebesar 4,700. Artinya,
deskriptif, korelasi Pearson Product
kesiapan kerja siswa untuk memasuki
Moment, dan regresi linear ganda.
dunia pekerjaan dipengaruhi oleh faktor
motivasi serta minat siswa tersebut
terhadap pekerjaan yang akan digeluti
nantinya.

8. Kontribusi Prestasi Belajar Bidang a. Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Saputra, Saddang. 2014.
Produktif, Sikap Kerja, Kondisi Sosial pendekatan kuantitatif dengan desain terdapat pengaruh positif antara prestasi Kontribusi Prestasi
Ekonomi Orang Tua, Minat Kerja non eksperimen. belajar bidang produktif terhadap Belajar Bidang Produktif,
b. Sampel dalam penelitian adalah siswa
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK kesiapan kerja siswa ditunjukkan dengan Sikap Kerja, Kondisi
SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Negeri di Kabupaten Bulukumba koefisiensi regresi sebesar 0,407 dengan Sosial Ekonomi Orang
Komputer dan Jaringan di Kabupaten
Jurusan Teknik Komputer dan tingkat signifikan sebesar 0,011; (2) Tua, Minat Kerja
Bulukumba sebanyak 100 siswa dari
Jaringan. terdapat pengaruh positif antara prestasi Terhadap Kesiapan Kerja
126 populasi yang ada.
belajar bidang produktif terhadap minat Siswa SMK Negeri di
Tesis. Program Studi Pendidikan c. Teknik pengumpulan data yang
kerja siswa ditunjukkan dengan Kabupaten Bulukumba
Kejuruan, Pascasarjana Universitas digunakan adalah angket dan
koefisiensi regresi sebesar 0,237 dengan Jurusan Teknik Komputer
Negeri Malang dokumentasi.
d. Analisis data penelitian menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,001; (3) dan Jaringan. Tesis.
Structural Equation Models (SEM). terdapat pengaruh positif antara sikap Program Studi Pendidikan
kerja siswa terhadap kesiapan kerja siswa Kejuruan, Pascasarjana
ditunjukkan dengan koefisiensi regresi Universitas Negeri Malang
sebesar 0,158 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,021; (4) terdapat pengaruh
positif antara sikap kerja siswa terhadap
minat kerja siswa ditunjukkan dengan
koefisiensi regresi sebesar 0,050 dengan
tingkat signifikan sebesar 0,018; (5)
terdapat pengaruh positif antara minat
kerja siswa terhadap kesiapan kerja siswa
ditunjukkan dengan koefisiensi regresi
sebesar 0,454 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,015; (6) terdapat pengaruh
positif antara kondisi sosial ekonomi
orang tua siswa terhadap prestasi belajar
bidang produktif siswa ditunjukkan
dengan koefisiensi regresi sebesar 0,240
dengan tingkat signifikan sebesar 0,028;
(7) terdapat pengaruh positif antara
kondisi sosial ekonomi orang tua siswa
terhadap sikap kerja siswa ditunjukkan
dengan koefisiensi regresi sebesar 0,155
dengan tingkat signifikan sebesar 0,035;
dan (8) terdapat pengaruh positif antara
kondisi sosial ekonomi orang tua siswa
terhadap minat kerja siswa ditunjukkan
dengan koefisiensi regresi sebesar 0,060
dengan tingkat signifikan sebesar 0,010

9. Dampak Soft Skill Terhadap Kesiapan a. Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan ada Aprianti, Dwi Wahyuni.
Kerja Siswa pada Paket Keahlian pendekatan kuantitatif dengan dampak yang positif antara kreativitas, 2014. Dampak Soft Skill
Teknik Gambar Bangunan di Sekolah rancangan penelitian menggunakan kemampuan berkomunikasi, dan Terhadap Kesiapan Kerja
Menengah Kejuruan Se-Kota desain korelasional, yang bertujuan kemampuan bekerjasama terhadap Siswa pada Paket
Makassar. untuk mengetahui dampak dan kesiapan kerja siswa. Hal tersebut Keahlian Teknik Gambar
kontribusi variabel bebas terhadap ditunjukkan dengan nilai kontribusi Bangunan di Sekolah
Tesis. Program Studi Pendidikan
variabel terikat. variabel kreativitas sebesar 21,8%, Menengah Kejuruan Se-
Kejuruan, Pascasarjana Universitas b. Penelitian ini melibatkan tiga variabel
kemampuan berkomunikasi sebesar Kota Makassar. Tesis.
Negeri Malang bebas yaitu kreativitas, kemampuan
12,5%, dan kemampuan bekerjasama Program Studi Pendidikan
berkomunikasi, dan kemampuan
sebesar 10,3%. Sumbangan efektif yang Kejuruan, Pascasarjana
bekerjasama. Sedangkan variabel
diberikan oleh ketiga varibel (kreativitas, Universitas Negeri Malang
terikatnya adalah kesiapan kerja siswa.
kemampuan berkomunikasi, dan
c. Subjek dalam penelitian ini adalah
kemampuan bekerjasama) sebesar 29,3%.
seluruh siswa kelas XI Teknik Gambar
Kesimpulan yang diperoleh dari
Bangunan (TGB) yang telah
penelitian ini adalah kreativitas
melaksanakan Prakerin.
d. Teknik pengumpulan data memberikan kontribusi paling besar dari
menggunakan Kuesioner dan tes. ketiga varibel soft skill yang diteliti.
e. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis regresi linear
sederhana dan analisis regresi ganda.
10. Pengaruh Pembelajaran a. Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ainy, Zuhria Nurul. 2013.
Kewirausahaan, Praktik Pengalaman pendekatan kuantitatif dengan secara keseluruhan: (1) pembelajaran Pengaruh Pembelajaran
Belajar Berwirausaha di Koperasi rancangan penelitian menggunakan kewirausahaan berpengaruh terhadap Kewirausahaan, Praktik
Siswa Terhadap Kesiapan Kerja desain korelasional, yang bertujuan kesiapan kerja; (2) pembelajaran Pengalaman Belajar
Melalui Minat Berwirausaha Siswa untuk mengetahui dampak dan kewiraushaan berpengaruh terhadap Berwirausaha di Koperasi
Pada Kelas XI Tahun 2012/2013. kontribusi variabel bebas terhadap minat berwirausaha; (3) minat Siswa Terhadap Kesiapan
variabel terikat. berwirausaha berpengaruh terhadap Kerja Melalui Minat
Tesis. Jurusan Pendidikan Ekonomi. b. Populasi dalam penelitian ini adalah
kesiapan kerja;(4)Praktik pengalaman Berwirausaha Siswa Pada
Pasca Sarjana Universitas Negeri seluruh siswa kelas XI SMKN 01 belajar berwirausaha di koperasi siswa Kelas XI Tahun
Malang. Turen yaitu sebanyak 447 siswa berpengaruh terhadap kesiapan kerja, (5) 2012/2013. Tesis. Jurusan
c. Sampel sebanyak 211 responden
Praktik pengalaman belajar berwirausaha Pendidikan Ekonomi.
ditetapkan berdasarkan teknik
di koperasi siswa berpengaruh terhadap Pasca Sarjana Universitas
proposional random sampling..
minat berwirausaha. Negeri Malang.
d. Teknik pengumpulan data
Dari penelitian ini dapat diajukan saran
menggunakan Kuesioner dan tes.
sebagai berikut: bagi guru dapat menarik
e. Teknik analisis data yang digunakan
minat siswa untuk berwirausaha dengan
adalah teknik analisis path.
cara lebih mengutamakan praktik di
koperasi siswa untuk bekal kesiapan kerja
setelah lulus, mengunjungi pengusaha
sukses terutama alumni SMKN 01 Turen;
bagi sekolah lebih memanfaatkan
koperasi siswa dengan menjadikan
koperasi siswa sebagai laboratorium mata
pelajaran kewirausahaan, keberadaan
koperasi siswa sebagai aktualisasi potensi
sekolah dalam memfasilitasi keberadaan
koperasi sebagai miniatur kehidupan
berkoperasi bagi para siswa; bagi peneliti
lanjut sebagai dasar untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut bagi peneliti yang
relevan dengan menggali faktor lain yang
belum dilakukan dalam penelitian ini,
misalnya variabel peran praktik industri,
dukungan keluarga, sikap berwirausaha
dan lingkungan keluarga.
11. Sikap kewirausahaan siswa SMK a. Tujuan penelitian untuk: (1) Penelitian berhasil mengungkap: (1) sikap Achjadi. 2007. Sikap
bidang ketenagalistrikan di mendapatkan informasi sikap kewirausahaan siswa SMK Bidang kewirausahaan siswa
Karesidenan Banyumas kewirausahaan siswa SMK Bidang Ketenagalistrikan sebagian besar pada SMK bidang
Ketenagalistrikan, (2) mengetahui kategori sedang, (2) kemampuan ketenagalistrikan di
Tesis. Program Studi Pendidikan
kemampuan mengajar guru mengajar guru kewirausahaan SMK Karesidenan Banyumas.
Kejuruan, Pascasarjana Universitas
kewirausahaan di SMK, (3) sebagian besar pada kategori sedang, dan Tesis. Program Studi
Negeri Malang
mengetahui prestasi Prakerin siswa (3) prestasi Prakerin siswa SMK Bidang Pendidikan Kejuruan,
SMK Bidang Ketenagalistrikan , (4) Ketenagalistrikan sebagian besar pada Pascasarjana Universitas
mengungkap ada tidaknya hubungan kategori sedang, (4) kemampuan Negeri Malang
kemampuan mengajar guru mengajar guru mempengaruhi
kewirausahaan dengan sikap pengetahuan kewirausahaan yang
kewirausahaan siswa SMK Bidang diperoleh siswa sehingga sikap terhadap
Ketenagalistrikan, (5) mengungkap kewirausahaanpun terpengaruh, (5)
ada tidaknya hubungan prestasi pengetahuan dan pengalaman secara
Prakerin dengan sikap kewirausahaan nyata (riil) yang diperoleh di Prakerin
siswa SMK Bidang Ketenagalistrikan, dengan melibatkan emosi, lebih membuat
dan (6) mengungkap ada tidaknya terkesan sehingga lebih banyak
hubungan kemampuan mengajar guru mempengaruhi sikap siswa, (6)
kewirausahaan dan prestasi Prakerin kemampuan mengajar guru dan Prakerin
secara bersama dengan sikap mempengaruhi pengetahuan dan
kewirausahaan siswa SMK Bidang pengalaman yang diperoleh siswa yang
Ketenagalistrikan akhirnya mempengaruhi sikap siswa
b. Objek penelitian adalah Siswa pada
terhadap kewirausahaan. Saran: untuk
SMK Bidang Ketenagalistrikan
c. Rancangan penelitian menggunakan menumbuhkan sikap positif siswa
pendekatan penelitian korelasional. terhadap kewirausahaan dengan cara
d. Data dianalisis menggunakan analisis
meningkatkan kemampuan mengajar guru
deskriptif, korelasi Pearson Product
kewirausahaan dalam menggunakan
Moment, dan regresi linear ganda
berbagai variasi penggunaan metode dan
media sehingga siswa lebih tertarik untuk
belajar, dan untuk meningkatkan prestasi
Prakerin siswa dengan pembekalan
pengetahuan dan keterampilan dasar
sebelum melaksanakan Prakerin, agar
dapat beradaptasi dengan tempat
Prakerin.
12. Hubungan antara Hasil Belajar a. Penelitian ini bertujuan untuk Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Jerri, Noval. 2013.
Kewirausahaan dan Hasil Praktik mengetahui: (1) Apakah ada Terdapat hubungan antara hasil belajar Hubungan antara Hasil
Kerja Industri dengan Minat hubungan antara hasil belajar kewirausahaan dengan minat Belajar Kewirausahaan
Berwirausaha Siswa Kelas XII SMK kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK dan Hasil Praktik Kerja
Negeri 2 Padang Panjang berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 2 Padang Panjang, (2). Terdapat Industri dengan Minat
Negeri 2 Padang Panjang, (2) hubungan antara hasil praktik kerja Berwirausaha Siswa
Tesis. Program Studi Pendidikan
Apakah ada hubungan antara hasil industri dengan minat berwirausaha siswa Kelas XII SMK Negeri 2
Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana
praktik kerja industri dengan minat kelas XII SMK Negeri 2 Padang Panjang, Padang Panjang. Tesis.
Universitas Negeri Padang
berwirausaha siswa kelas XII SMK (3). Terdapat hubungan secara bersama- Program Studi Pendidikan
Negeri 2 Padang Panjang, (3) Apakah sama antara hasil belajar kewirausahaan Teknologi dan Kejuruan,
ada hubungan antara hasil belajar dan hasil praktik kerja industri dengan Pascasarjana Universitas
kewirausahaan dan hasil praktik minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri Padang
kerja industry secara bersama-sama Negeri 2 Padang Panjang.
dengan minat berwirausaha siswa
kelas XII SMK Negeri 2 Padang
Panjang.
b. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan korelasional.
c. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XII SMK Negeri
2 Padang Panjang yang berjumlah
228 orang, dengan jumlah sampel
sebanyak 125 orang.
d. Data diambil menggunakan metode
dokumentasi dan angket.
13. Hubungan Bimbingan Karir dan a. Tujuan penelitian ini untuk Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dewi, Ika P. 2013.
Pengalaman Praktik Kerja Industri mengungkap hubungan bimbingan terdapat korelasi yang positif dan Hubungan Bimbingan
(Prakerin) dengan Kesiapan Kerja di karir (X1) dan Pengalaman Praktek signifikan antara: (a) Bimbingan Karir Karir dan Pengalaman
Bidang Komputer dan Jaringan Siswa Kerja Industri (Prakerin) (X2) dengan dengan kesiapan kerja; (b) pengalaman Praktik Kerja Industri
Prakerin dengan kesiapan kerja; (c)
SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Kesiapan Kerja Siswa SMK Kelas XII (Prakerin) dengan
Bimbingan Karir dan pengalaman
Teknik Komputer dan Jaringan di Kota Kompetensi Keahlian Teknik Kesiapan Kerja di Bidang
Prakerin dengan kesiapan kerja.
Solok Komputer dan Jaringan di Kota Solok. Komputer dan Jaringan
b. Penelitian ini dilaksanakan Kesimpulan penelitian ini adalah
Siswa SMK Kelas XII
Tesis. Program Studi Pendidikan menggunakan metode kuantitatif kesiapan kerja dapat ditigkatkan melalui
Kompetensi Keahlian
Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana dengan jenis penelitian korelasional. Bimbingan Karir dan pengalaman
Teknik Komputer dan
Universitas Negeri Padang Penilitian ini bekerja dengan Prakerin. Berdasarkan temuan penelitian
Jaringan di Kota Solok.
menggunakan tiga hipotesis. ini disimpulkan bahwa kedua variabel
Tesis. Program Studi
c. Sampel penelitian ini berjumlah 50
bebas yaitu bimbingan karir dan
Pendidikan Teknologi dan
orang siswa kelas XII semester
pengalaman Prakerin memegang peranan
Januari-Juni 2013. yang sangat penting dalam menyiapkan Kejuruan, Pascasarjana
siswa SMK Kota Solok untuk siap Universitas Negeri Padang
bekerja, disamping ada variabel-variabel
lain yang tidak dikaji dalam penelitian
ini.
14. Hubungan Hasil Belajar Produktif dan a. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hastuti, SR. 2012.
Prakerin dengan Kesiapan Kerja Siswa apakah terdapat hubungan antara: (a) terdapat korelasi yang positif dan Hubungan Hasil Belajar
SMK di Kabupaten Agam hasil belajar produktif dengan signifikan antara: (a) hasil belajar Produktif dan Prakerin
kesiapan kerja; (b) pengalaman produktif dengan kesiapan kerja; (b) dengan Kesiapan Kerja
Tesis. Program Studi Pendidikan
Prakerin dengan kesiapan kerja; (c) pengalaman Prakerin dengan kesiapan Siswa SMK di Kabupaten
Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana
hasil belajar produktif dan pengalaman kerja; (c) hasil belajar produktif dan Agam. Tesis. Program
Universitas Negeri Padang
Prakerin dengan kesiapan kerja; (d) pengalaman Prakerin dengan kesiapan Studi Pendidikan
hasil belajar produktif dengan kerja; (d) hasil belajar produktif dengan Teknologi dan Kejuruan,
kesiapan kerja apabila variabel kesiapan kerja apabila variabel Pascasarjana Universitas
pengalaman Prakerin dalam keadaan pengalaman Prakerin dalam keadaan Negeri Padang
konstan; dan (e) pengalaman Prakerin konstan; dan (e) pengalaman Prakerin
dengan kesiapan kerja apabila variabel dengan kesiapan kerja apabila variabel
hasil belajar produktif dalam keadaan hasil belajar produktif dalam keadaan
konstan. konstan.
b. Penelitian ini adalah penelitian
korelasional.

15. Kontribusi Pelaksanaan Prakerin dan a. Tujuan penelitian ini mengungkapkan Hasil penelitian menyatakankan bahwa: 1) Yuniswar. 2013.
Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil kontribusi pelaksanaan prakerin dan Pelaksanaan Prakerin berkontribusi Kontribusi Pelaksanaan
Belajar Prakerin Siswa SMK Negeri 3 motivasi belajar siswa terhadap hasil terhadap Hasil Belajar Prakerin sebesar Prakerin dan Motivasi
Solok Selatan belajar prakerin SMK Negeri 3 Solok 11,4%, 2) Motivasi Belajar Siswa Belajar Siswa terhadap
Tesis. Program Studi Pendidikan Selatan. Hipotesis penelitian ini: 1) berkontribusi terhadap Hasil Belajar Hasil Belajar Prakerin
Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana Pelaksanaan Prakerin berkontribusi Prakerin sebesar 13,3%, 3) Pelaksanaan Siswa SMK Negeri 3 Solok
Universitas Negeri Padang terhadap hasil belajar Prakerin, 2) Prakerin dan Motivasi Belajar Siswa secara Selatan. Tesis. Program
Motivasi belajar siswa berkontribusi bersama-sama berkontribusi terhadap Hasil Studi Pendidikan
terhadap hasil belajar Prakerin, 3) Belajar Prakerin sebesar 19,8% Teknologi dan Kejuruan,
Pelaksanaan Prakerin dan motivasi Pascasarjana Universitas
belajar siswa berkontribusi terhadap Negeri Padang
hasil belajar Prakerin.
16. Korelasi Pelaksanaan Praktik Kerja a. Penelitian ini bertujuan untuk Hasil analisis data menunjukkan bahwa Gustimulya. 2012.
Industri (Prakerin) dan Motivasi Kerja mengungkapkan besarnya korelasi (1)Terdapat korelasi positif dan signifikan Korelasi Pelaksanaan
terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Praktik Kerja Industri
Kerja Siswa Smk Negeri 1 Batam (Prakerin) dan Motivasi Kerja (Prakerin) terhadap Kesiapan Memasuki (Prakerin) dan Motivasi
terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam sebesar Kerja terhadap Kesiapan
Tesis. Program Studi Pendidikan
Kerja siswa SMK Negeri 1 Batam. 0,427, (2) Motivasi Kerja terdapat korelasi Memasuki Dunia Kerja
Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana b. Populasi penelitian ini 282 siswa kelas
positif dan signifikan terhadap Kesiapan Siswa Smk Negeri 1
Universitas Negeri Padang XII SMK Negeri 1 Batam dengan
Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam. Tesis. Program
sampel 163 siswa dengan
Batam sebesar 0,510,(3) Pelaksanaan Studi Pendidikan
menggunakan teknik Stratified
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan Teknologi dan Kejuruan,
Proporsional Random Sampling.
Motivasi Kerja secara bersama-sama Pascasarjana Universitas
c. Instrumen yang dipilih adalah angket
berkorelasi positif dan signifikan terhadap Negeri Padang
model skala Likert, dan analisis
Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa
menggunakan teknik korelasi Person
SMKN 1 Batam sebesar
Product Moment dan regresi ganda
0,581.Berdasarkan temuan ini, dapat
disimpulkan bahwa Praktik Kerja Industri
(Prakerin) dan Motivasi Kerja adalah dua
faktor penting yang berkorelasi positif dan
signifikan terhadap Kesiapan Memasuki
Dunia Kerja siswa SMKN 1 Batam.
TESIS : KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI, JIWA KEWIRAUSAHAN DAN EMPLOYABILITY SKILLS
TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI TRENGGALEK

No. Rencana Kegiatan Bulan (Waktu)


April Mei Juni Juli Agustus September
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Review buku, jurnal dan
hasil penelitian
(Tesis/disertasi)
2 Penyusunan Proposal
(bab 1,2 dan 3)
3 Seminar Proposal
4 Penyusunan Instrumen
5 Pengambilan Data di
Lapangan
6 Penyusunan bab 4,5 dan 6
7 Ujian Tesis
8 Revisi

Mengetahui,
Pembimbing II Mahasiswa

Dr. Eddy Sutadji, M.Pd Danang Yugo Pratomo


NIP 196103131987031003 NIM 130551818136
REVIEW BUKU, JURNAL DAN HASIL PENELITIAN (TESIS/DISERTASI)

DANANG YUGO PRATOMO


NIM 130551818136

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEJURUAN
APRIL 2015

Anda mungkin juga menyukai