Tinjauan Pustaka Besi (II) Sulfat
Tinjauan Pustaka Besi (II) Sulfat
TINJAUAN PUSTAKA
kuning kecoklatan.
1995).
2.1.2 Farmakologi
yang cukup diperlukan untuk eritropoiesis yang efektif, transpor oksigen oleh
darah, untuk produksi mioglobin dan sebagai kofaktor dari beberapa enzim
Pada individu yang mengalami defisiensi zat besi, 200 400 mg zat besi
Zat besi disimpan dalam sel-sel mukosa intestinal sebagai feritin (suatu
kehilangan darah akut atau kronik, pemasukan yang kurang selama periode
Karena itu, keadaan ini merupakan akibat keseimbangan negatif besi yang
disebabkan habisnya simpanan besi dan pemasukan yang tidak cukup, memuncak
oleh iritasi lokal merupakan efek samping paling sering akibat suplemen zat besi
2.1.3 Farmakokinetik
yeyunum bagian atas. Makin ke distal suasana menjadi netral atau basa, karena itu
besi membentuk garam kompleks fosfat, karbonat atau lainnya yang tidak dapat
diabsorpsi (Grollman, 1991). Besi dalam bentuk fero lebih mudah diabsorpsi
daripada dalam bentuk feri dan sekitar 20% dari fero ini diabsorpsi oleh usus
(Gennaro, 2000). Asam askorbat dapat meningkatkan absorpsi zat besi (Gilman,
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin ; tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Ditjen POM, 1995). Mothes dan
Dublanc, dua orang Perancis, biasa dihubungkan dengan penemuan kapsul gelatin
yang terdiri dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan
pekat gelatin panas sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari dua bagian ditemukan
oleh James Murdock dari London (Lachman, dkk. 1994). Gelatin larut dalam air
panas dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul gelatin melepaskan isinya
dengan cepat. Gelatin sebagai protein dicerna dan diabsorbsi (Ansel, 2005).
Sehubungan dengan sifat gelatin yang larut dalam cairan lambung, maka
kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek samping obat yang dapat mengiritasi
beberapa tahun terakhir telah dikembangkan kapsul yang tahan terhadap asam
lambung. Bangun, dkk., (2005) telah membuat suatu cangkang kapsul yang tidak
pecah oleh cairan lambung (pH 1,2), tetapi akan pecah di dalam cairan usus
buatan (pH 4,5), cairan usus buatan (pH 6,8), dan cairan pH berganti. Cangkang
kapsul ini dibuat dari natrium alginat dengan kalsium klorida menggunakan
cetakan. Cangkang kapsul ini disebut cangkang kapsul alginat dengan warna yang
transparan.
(Grasdalen dkk., 1979). Alginat ini diperoleh dari spesies Macrocystis pyrifera,
Asam alginat adalah kopolimer biner yang terdiri dari residu -D-
mannuronat (M) dan -L-asam guluronat (G) yang tersusun dalam blok-blok yang
membentuk rantai linear (Grasdalen, dkk., 1979). Kedua unit tersebut berikatan
(MM dan GG) dan suatu blok heteropolimer dari dua residu (MG) (Thom dkk.,
Asam alginat tidak larut dalam air, karena itu yang digunakan dalam
industri adalah dalam bentuk garam natrium dan garam kalium. Salah satu sifat
tartrat dan kalsium sitrat. Pembentukan gel ini disebabkan oleh terjadinya kelat
antara rantai L-guluronat dengan ion kalsium (Thom dkk., 1980). Gel ini
merupakan jaringan taut silang yang tersusun dari kalsium alginat yang
membentuk konformasi kotak telur (egg box type of conformation) (Belitz dan
Grosch, 1987).
(permen), makanan, kosmetik, plastik dan dalam bidang farmasi untuk pembuatan
sediaan oral dan topikal sebagai pigmen pemutih. Karena indeks bias yang tinggi,
terhadap konsumsi titanium dioksida dan juga tidak tersimpan didalam jaringan
penggunaannya secara umum sebagai warna aditif tidak lebih dari 1 %. Uni Eropa
penggunaannya dalam permen karet tidak lebih dari 1 % dan untuk minuman
dalam suspensi salut film, tablet salut gula dan kapsul gelatin. Titanium dioksida
putih,amorf, tidak berasa dan tidak higroskopis. Tidak larut dalam H 2 SO 4 encer,
Waktu nyata dan studi dipercepat dilaksanakan pada bets primer atau bets
yang ditetapkan sesuai protocol uji stabilitas untuk menetapkan atau memastikan
masa uji ulang dari suatu zat aktif dengan masa simpan atau edar suatu produk.
perubahan fisis dari zat aktif atau produk dengan menggunakan kondisi
penyimpanan berlebihan sebagai bagian dari studi stabilitas formal. Data yang
diperoleh dari studi ini, dapat digunakan untuk menilai efek kimiawi jangka
panjang pada kondisi yang tidak dipercepat. Uji dipercepat dilakukan selama 3-6
bulan.
pertama, setiap 6 bulan selama tahun ke 2 dan selanjutnya tiap tahun selama masa
simpan atau edar pada paling sedikit 3 bets primer. Studi stabilitas lanjutan atau
jangka panjang dilakukan selama 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36 dan seterusnya akan
dalam jangka pH 2-9, dan stabil untuk waktu yang lama. Besi (III) dapat direduksi
2.6 Kerapuhan
Perlu diketahui bahwa cangkang kapsul bukan tidak reaktif, secara fisika
akibatnya kapsul dapat menjadi rapuh atau lunak (Margareth, dkk., 2009).
kapsul, kemampuan pelarutan, dan kecenderungan untuk melekat satu sama lain..
Kadar uap air yang rendah pada kapsul dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Jika kadar uap air pada kapsul gelatin kurang dari 10%, kapsul cenderung menjadi
rapuh, dan sebaliknya jika kadar air lebih tinggi dari 18% kapsul gelatin melunak.
dkk., 2009).
Kontny dan Mulski (Gambar 2.7). Pemantauan terhadap karakteristik kapsul yang
merupakan salah satu parameter yang penting dalam pembuatan dan penyimpanan
kapsul. Kriteria yang diterima bahwa kerapuhan kapsul yang signifikan tidak
boleh terdeteksi pada kapsul yang disimpan pada kelembaban relatif 30% dan
2.7 Disolusi
Disolusi adalah proses dimana suatu zat padat menjadi terlarut dalam suatu
pelarut. Pelarutan obat dalam media aqueous merupakan suatu bagian penting
dc / dt = KS (Cs C)
di mana dc/dt adalah laju disolusi, K adalah konstanta laju disolusi, S adalah luas
permukaan zat padat yang melarut, Cs adalah konsentrasi obat dalam lapisan
difusi, C adalah konsentrasi obat dalam medium disolusi pada waktu t (Ansel,
1989).
yaitu :
harus dapat melindungi produk terhadap segala pengaruh luar yang merugikan
2002).
lingkungan luar terhadap kandungan produk dan melindungi produk dari oksidasi
yang dibungkus dengan kertas kurang stabil dari sudut pandang sifat-sifat disolusi
sedangkan yang disimpan dalam botol kaca tidak mempengaruhi laju disolusi
walaupun terpapar suhu 40oC dan 90% KR atau 50oC dan 50% KR selama 40
hari. Dari penelitian lain juga disebutkan bahwa tablet yang disimpan di foil
disimpan selama 3 bulan pada suhu 37oC dan 75% KR (Murthy and
Sellassie,1993).