Disusun oleh :
Dimi Ayu Dewati NIM. 2241420067
Maria Natasia Andani Kristia Mukti NIM. 2241420092
(Gambar 2.1.1)
B. Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui
aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin, 2010). Fermentasi dapat
dilakukan dengan cara spontan dan tidak spontan. Fermentasi spontan adalah fermentasi yang
proses pembuatannya tidak ditambahkan mikroorganisme dalam bentuk starter atau ragi,
sedangkan fermentasi tidak spontan adalah kebalikannya. Secara aktif, mikroorganisme tumbuh
dan berkembang merubah bahan yang difermentasi menjadi produk yang diinginkan pada proses
fermentasi (Suprihatin, 2010).
Fermentasi juga merupakan proses pengawetan makanan secara tradisional namun cara
pengawetan ini masih digunakan hingga saat ini. Dalam artikel Kompas.com tayang Senin
(2/11/2020), makanan fermentasi bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bahkan faktanya, makanan
fermentasi sering kali lebih bergizi daripada yang tidak difermentasi. Makanan yang telah
difermentasi berbeda dengan makanan basi. Makanan yang telah melewati proses fermentasi
merupakan makanan yang layak untuk dikonsumsi.
C. Tempoyak
Tempoyak yang merupakan hasil dari fermentasi buah durian (Durio zibethinus) memiliki
aroma buah durian yang pekat dan rasa asam (Owens dan Nuraida, 2014). Rasa asam pada
tempoyak disebabkan oleh sejumlah asam organik yang terbentuk yaitu berupa asam malat
(145,9 mg/mL), asam laktat (34,1 mg/mL) dan sedikit asam asetat (14,2 mg/mL) (Yuliani, 2005).
(Gambar 2.1.2)
Pada tempoyak terdapat empat spesies bakteri asam laktat, yaitu Pediococcus acidilactici,
Lactobacillus plantarum, Lactobacillus curvatus dan Leuconostoc mesentroides. Ada pula dua
spesies bakteri yang tidak tergolong ke dalam bakteri asam laktat, yaitu Staphylococcus
saprophyticus dan Micrococcus varians.
Lactobacillus plantarum :
(Gambar 2.2.1)
Leuconostoc mesenteroides :
(Gambar 2.2.2)
Morfologi :
Sel-sel dari Leuconostoc mesenteroides Bentuknya bulat, dengan ukuran rata-rata antara
lebar 0,5 mikron dan panjang 1 mikron. Susunan sel bervariasi. Mungkin ada sel-sel individual,
berpasangan atau dalam rantai kecil. Bakteri ini memiliki dinding sel yang mengandung lapisan
peptidoglikan yang tebal. Juga sel-sel tidak dikelilingi oleh kapsul pelindung. Mereka tidak
menunjukkan silia atau flagela.
Genom bakteri terdiri dari kromosom melingkar dan mengandung beberapa plasmid.
Demikian juga, dalam DNA 2003 terkandung gen yang mengkode ekspresi dan sintesis beberapa
protein. Ketika tumbuh di media buatan, koloni kecil (kurang dari 1mm), kental, halus dan
berwarna buram.
Metabolisme :
Leuconostoc mesenteroides ini adalah bakteri yang memiliki metabolisme yang sangat
kompleks. Ketika tidak menggunakan oksigen untuk prosesnya, ia dapat mengikuti jalur
fermentasi heterolaktik. Dalam proses ini, produk-produk seperti etanol dan karbon dioksida
diperoleh dari glukosa. Demikian juga, mengubah sitrat menjadi diacetyl dan aseton. Sukrosa
mengubahnya menjadi dekstran.
Taksonomi
Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Family : Leuconostocaceae
Genus : Leuconostoc
Species : Leuconostoc mesenteroides
Pediococcus acidilactici :
(Gambar 2.2.3)
Pediococcus acidilactici adalah spesies kokus gram positif yang sering ditemukan
berpasangan atau tetra. Pediococcus acidilactici adalah bakteri homofermentatif yang dapat
tumbuh di berbagai tekanan pH, suhu dan osmotik, sehingga mampu menjajah saluran
pencernaan. Pediococcus acidilactici telah muncul sebagai probiotik potensial yang telah
menunjukkan hasil yang menjanjikan pada hewan percobaan dan manusia, meskipun
beberapa dari hasilnya terbatas. Mereka umumnya ditemukan dalam sayuran difermentasi,
produk susu fermentasi dan daging. Pediococcus acidilactici adalah anaerob fakultatif dengan
sensitivitas yang lebih rendah untuk oksigen. Pediococcus mengerahkan antagonisme
terhadap mikroorganisme lainnya, termasuk patogen enterik, terutama melalui produksi asam
laktat dan sekresi bakteriosin dikenal sebagai pediocin. Pediococcus acidilactici memiliki
berbagai manfaat potensial yang masih sedang dipelajari. Meskipun digunakan sebagai
suplemen probiotik dalam mengobati sembelit dan diare, Pediococcus acidilactici juga
dikenal dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada usus seperti Shigella,
Salmonella, Clostridium difficile dan Escherichia coli (Schved et al., 1993).
Taksonomi
Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Family : Lactobacillaceae
Genus : Pediococcus
Species : Pediococcus acidilactici
Staphylococcus saprophyticus :
(Gambar 2.2.4)
Staphylococcus sp. adalah salah satu bakteri penyebab terjadinya PRDC. Staphylococcus
sp. merupakan bakteri coccus Gram positif yang dapat menyebabkan infeksi kulit ringan
hingga bakterimia (Li et al., 2009). Bakteri ini dapat berubah menjadi patogen jika ada
faktor pendukung. Staphylococcus sp. secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu
Staphylococcus koagulase positif dan koagulase negatif (Coagulase-Negative
Staphylococci/CoNS).
Taksonomi
Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus saprophyticus
Lactobacillus curvatus :
(Gambar 2.2.5)
(Gambar 2.2.6)
Micrococcus varians bersifat amilolitik. Penelitian yang dilakukan oleh Kobayashi et al.,
(1986), mendukung hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa bakteri Micrococcus
varians termasuk bakteri amilolitik, tetapi penelitian mengenai bakteri Micrococcus
varians ini masih belum banyak dilakukan dan dipublikasikan, namun penelitian
mengenai Micrococcus sp. dan Micrococcus roseus telah dilaporkan memiliki aktivitas
amilolitik. Penelitian yang dilakukan oleh Khire (2008), menunjukkan bahwa
Micrococcus sp menghasilkan amilase ekstraseluler pada medium dedak gandum, pepton,
ekstrak daging sapi, dan natrium klorida. Bakteri Micrococcus roseus (Staphylococcus
roseus) yang diisolasi pada nira dan laru menunjukkan aktivitas amilolitik (Naiola, 2008).
Micrococcus varians memiliki ciri-ciri berbentuk kokus, berdiameter 0,5-2,0 μm, gram
positif. Micrococcus varians memiliki karakteristik dapat memberikan warna dan rasa
pada produk fermentasi (Miranda et al., 1999).
Micrococcus varians merupakan bakteri yang biasa ditemukan dalam starter untuk
fermentasi daging. M. varians berperan untuk membentuk warna dan cita rasa yang khas
(Miranda et al., 1999). Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Khairina & Khotimah
(2006) dalam penelitiannya mengenai wadi dari ikan betok (Anabas testudineus Bloch)
menyatakan bahwa rasa yang khas pada wadi sebagai salah satu produk fermentasi
disebabkan oleh adanya degradasi protein dan lemak pada substrat. Hasil studi tersebut
menunjukkan bahwa M. varians memiliki sifat proteolitik, artinya mempunyai
kemampuan menghidrolisis protein dalam wadi. Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian ini yang menunjukkan bahwa M. varians yang terbukti bersifat proteolitik.
Taksonomi
Domain : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Class : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Family : Micrococcaceae
Genus : Micrococcus
Species : Micrococcus varians