Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1
LAMPIRAN
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Banyak orang menyebut bahwa akuntansi adalah merupakan bahasa bisnis. Suatu
entitas akan mengkomunikasikan tentang kinerja dan kondisi keungannya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan menggunakan bahasa akuntansi.
Pemahaman yang memadai sangat dibutuhkan baik oleh penyusun laporan keuangan
maupun oleh pengguna laporan. Pemahaman yang cukup oleh pihak-pihak tersebut
akan mencegah terjadinya kesalahpahaman dalam mengintepretasikan informasi
keuangan.
B. Deskripsi Singkat
E. Topik Bahasan
1. Pengertian akuntansi
2. Konsep Perkiraan dan Buku besar
3. Jurnal
4. Neraca Percobaan
5. Pencatatan Beban dan Pendapatan
6. Jurnal Penyesuaian
7. Neraca Lajur
8. Laporan Keuangan
9. Jurnal Penutup dan Balik
F.Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara pemaparan oleh
narasumber, diikuti dengan diskusi, tanya jawab serta pembahasan studi kasus dan
solusi permasalahan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip akuntansi.
G.Bahan Ajar
1. Komputer/Laptop;
2. LCD Projector;
3. Spidol;
4. Pengeras Suara;
5. Alat-alat lain yang dibutuhkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
1
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
pemakai laporan. Selain itu, juga diuraikan secara detail tentang siklus akuntansi
mulai dari penjurnalan,
buku besar, neraca percobaan, worksheet, penyusunan laporan keuangan serta
jurnal penutup dan jurnal balik.
E. Topik Bahasan
1. Pengertian akuntansi
2. Konsep Perkiraan dan Buku besar
3. Jurnal
4. Neraca Percobaan
5. Pencatatan Beban dan Pendapatan
6. Jurnal Penyesuaian
2
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
7. Neraca Lajur
8. Laporan Keuangan
9. Jurnal Penutup dan Balik
F.Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara pemaparan oleh
narasumber, diikuti dengan diskusi, tanya jawab serta pembahasan studi kasus dan
solusi permasalahan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip akuntansi.
G.Bahan Ajar
1. Komputer/Laptop;
2. LCD Projector;
3. Spidol;
4. Pengeras Suara;
5. Alat-alat lain yang dibutuhkan.
www.modulsatker.blogspot.com
3
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB II
PENGERTIAN AKUNTANSI
A. DEFINISI AKUNTANSI
Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:
2. Proses Kegiatan
Akuntansi adalah proses kegiatan mencatat, mengklasifikasi dan
mengikhtisarkan transaksi- ttransaksi kejadian yang sekurang-kurangnya atau
sebagaian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.
Cabang Akuntansi
Terdapat 3 (tiga) cabang akuntansi yaitu:
1. Akuntansi keuangan
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak
ekstern seperti investor, kreditor, dan Bapepam.
2. Akuntansi manajemen
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak
intern organisasi atau manajemen.
3. Akuntansi Pemerintah
Adalah cabang akuntansi yang memproses transaksi-transaksi keuangan
pemerintah yang menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada rakyat melalui
lembaga legislatif serta untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait.
4
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
B. SIKLUS AKUNTANSI
Jurnal
Penyesuaian
Laporan Jurnal
Keuangan Penutup
Berdasar gambar di atas dapat kita uraikan bahwa siklus akuntansi adalah sebagai
berikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal
ke akun Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek
keseimbangan Buku Besar.
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat
penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan
Modal dan Neraca.
5
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Modal = hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan
Contoh: Setoran modal oleh pemilik
D. ANALISIS TRANSAKSI
1. Transaksi yang mempengaruhi Aktiva
1. Pembellian aktiva/aset secara tunai
Contoh = suatu perusahaan membeli sebuah kendaraan seharga
Rp100.000.000,00 secara tunai
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas
perusahaan berkurang sebesar Rp100.000.000,00 dan
kendaraan bertambah senilai Rp100.000.000,00
2. Pembayaran utang
Contoh = suatu perusahaan membayar utang sebesar
Rp50.000.000,00
Analisis = transaksi tersebut mempengaruhi utang yaitu
Utang perusahaan berkurang sebesar Rp50.000.000,00 dan
kas berkurang sebesar Rp50.000.000,00.
Latihan 1
Transaksi yang mempengaruhi Aktiva:
Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian aktiva tetap secara tunai senilai Rp2.000.000,00
2. Penerimaan kas atas piutang perusahaan senilai Rp200.000,00
Jawab:
1.
2.
7
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Latihan 2
Transaksi yang mempengaruhi Utang:
Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian aktiva tetap secara kredit senilai Rp4.000.000,00
2. Pembayaran utang senilai Rp100.000,00
Jawab:
1.
2.
Latihan 3
Transaksi yang mempengaruhi Modal:
Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Penambahan investasi oleh pemilik sbesar Rp3.000.000,00.
2. Pengambilan untuk pribadi sebesar Rp300.000,00.
Jawab:
1.
2.
E. BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi menyatakan saat pengakuan atas transaksi yang merupakan dasar
pencatatan transaksi tersebut.
Terdapat 2 (dua) basis akuntansi yaitu basis kas dan basis akrual.
Basis Kas
Suatu transaksi yang diakui dan dicatat berdasarkan saat kas diterima dan
dikeluarkan.
Basis Akrual
Suatu transaksi diakui dan dicatat berdasarkan pengaruh transaksi pada saat kejadian
dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan.
8
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Latihan 4
Hotel SEPITRUS pada tanggal 2 Agustus 2002 menerima pembayaran dimuka sewa
kamar dari seorang tamu hotel sebesar Rp. 1.000.000,- untuk sewa kamar selama 4
hari.
Bagaimana pencatatan dan pelaporan transaksi tersebut dengan basis kas dan basis
akrual?
Jawab:
Latihan 5
Pada tanggal 1 Januari 2000 telah dilakukan pembayaran biaya iklan untuk periode 24
bulan sebesar Rp. 24.000.000,-.
Bagaimana pencatatan dan pelaporan transaksi tersebut dengan basis kas dan basis
akrual?
Jawab:
9
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB II
AKUN/PERKIRAAN
A. PENGERTIAN
D K
B. ATURAN PENCATATAN
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian yang sering terjadi bahwa debet
diartikan sebagai penambahan dan kredit diartikan sebagai pengurangan perlu kita
uraikan arti dari pendebetan dan pengkreditan.
Pendebetan
yang dimaksud dengan mendebet atau pendebetan adalah memasukkan sejumlah
angka dalam sisi debet. Mendebet tidak selalu berarti menambah.
Pengkreditan
yang dimaksud dengan mengkredit atau pengkreditan adalah memasukkan sejumlah
angka dalam sisi kredit. Mengkredit tidak selalu berarti mengurangi.
10
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
C. SALDO NORMAL
Saldo normal tiap-tiap akun/perkiraan adalah sebagai berikut:
Latihan 6
Jawab:
1. Debet :
Kredit :
2. Debet :
Kredit :
3. Debet :
Kredit :
4. Debet :
Kredit :
11
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
5. Debet :
Kredit :
6. Debet :
Kredit :
7. Debet :
Kredit :
8. Debet :
Kredit :
9. Debet :
Kredit :
D. KELOMPOK AKUN/PERKIRAAN
Terdapat 2 (dua) kelompok akun/perkiraan yaitu akun riil/permanen dan akun
nominal/sementara.
Akun Riil/Permanen
Akun-akun yang terdapat dalam Neraca yaitu Aktiva, Utang dan Modal. Akun ini
menyatakan posisi saldo keuangan pada Neraca.
Akun Nominal/Sementara
Adalah akun-akun yang terdapat dalam peerhitungan Rugi Laba yaitu akun
Pendapatan dan akun Beban. Akun-akun pada akhir periode akuntansi harus ditutup
sehingga saldonya nol pada awal periode akuntansi.
www.modulsatker.blogspot.com
12
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Latihan 7
Berdasarkan data di bawah ini, kelompokkan masing-masing akun/perkiraan ke dalam
kelompok akun riil dan kelompok akun nominal.
1. Penjualan
2. Kas
3. Utang Sewa
4. Beban Iklan
5. Modal
6. Piutang Dagang
7. Beban Bunga
8. Peralatan Mesin
9. Beban Penyusutan
10. Beban Gaji Bagian Administrasi
11. Perlengkapan Kantor
12. Beban Asuransi
13. Beban Pajak
14. Utang Pajak
15. Sewa Dibayar Di Muka
16. Beban Listrik, Air dan Telepon
17. Piutang Bunga
18. Persediaan
19. Beban Sewa Kantor
20. Beban Gaji Pegawai Penjualan
21. Pendapatan Bunga
Jawab:
Akun Riil/Neraca Akun Nominal/Laba Rugi
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
13
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
..
..
..
..
..
E. BAGAN AKUN/PERKIRAAN
Merupakan daftar lengkap dari akun-akun yang dipakai oleh suatu perusahaan dengan
penggolongan tertentu menurut unsur laporan keuangan.
Akun Riil/Permanen
a) Aktiva
(1) Aktiva Lancar
(2) Aktiva Tidak Lancar
(3) Aktiva Tetap
(4) Aktiva Lain-lain
b) Utang
(1) Utang Lancar/jangka pendek
(2) Utang Tidak Lancar/jangka panjang
Latihan 8
Berdasarkan soal Latihan 7 di atas kelompokkan akun-akun tersebut sesuai dengan
bagan akun.
Jawab :
Akun Riil/Neraca
A. Aktiva.. B.Utang
1. Aktiva Lancar ..
..
..
..
..
2. Aktiva Tidak Lancar B.Modal..
..
..
..
3. Aktiva Tetap. ..
11
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
.. ..
.. ..
.. ..
Akun Nominal/Sementara
a) Pendapatan
(1) Pendapatan Operasi
(2) Pendapatan Non Operasi
b) Beban
(1) Beban Operasi
(2) Beban Non Operasi
Latihan 9
Berdasarkan soal Latihan 7 di atas kelompokkan akun-akun tersebut sesuai dengan
bagan akun.
Jawab:
Akun Nominal/Laba Rugi
A. Pendapatan
B. Beban
12
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB III
JURNAL
A. PENGERTIAN
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi keuangan
dengan menyebutkan akun yang akan didebet atau dikredit disertai jumlahnya masing-
masing dan referensinya.
B. FUNGSI
Jurnal bagi suatu perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Analisis
Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang dikredit serta
jumlahnya masing-masing.
2. Fungsi Pencatatan
Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet dan kredit serta
keterangan yang perlu
3. Fungsi Historis
Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.
C. BENTUK
Bentuk jurnal adalah sebagai berikut:
Hal:.
13
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
CONTOH
Berikut ini adalah contoh jurnal dari transaksi-transaksi:
1. Pada tanggal 1 Januari 2002 Tuan Raka menyetorkan uang ke PT Aji Mumpung
sebesar Rp. 500.000.000,- sebagai setoran modal.
2. Pada tanggal 5 Januari 2002 perusahaan membeli sebuah mobil seharga Rp.
150.000.000,- serta tunai.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
05-01- Kendaraan 150.000.000
2002 Kas - 150.000.000
(pembelian kendaraan)
5. Pada tanggal 18 Januari 2002 diterima pendapatan dari jasa foto kopi sebesar Rp.
8.000.000,-.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
18-01- Kas 8.000.000
2002 Pendapatan - 8.000.000
(penerimaan pendapatan foto kopi)
14
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
6. Pada tanggal 26 Januari 2002 dibayar asuransi sebesar Rp. 750.000,-.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
20-01- Beban Asuransi 750.000
2002 Kas - 750.000
(membayar beban asuransi)
7. Pada tanggal 21 Januari 2002 perusahaan telah menyelesaikan jasa foto kopi
sebesar Rp.5.000.000,- tetapi uangnya belum diterima
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
21-01- Piutang 5.000.000
2002 Pendapatan - 5.000.000
(penerimaan pendapatan foto kopi)
Latihan 10
Buatlah jurnal untuk transaksi-transaksi berikut ini:
1. Tanggal 5 Maret 2002 Tuan Rangga menyetorkan uang ke perusahaan sebesar
Rp. 50.000.0000,- sebagai setoran modal.
2. Tanggal 7 Maret 2002 dibeli perlengkapan sebesar Rp. 2.000.000,- secara tunai.
3. Tanggal 15 Maret 2002 dibeli sebuah mobil seharga Rp. 90.000.000,- secara
kredit dengan uang muka sebesar Rp. 10.000.000,-.
4. Tanggal 17 Maret 2002 dibeli mesin fotokopi seharga Rp. 30.000.000,- tunai.
5. Tanggal 20 Maret 2002 diterima pendapatan sebesar Rp. 15.000.000,-
6. Tanggal 22 Maret 2002 dibayar beban telepon sebesar Rp. 500.000,-
7. Tanggal 25 Maret 2002 dibayar angsuran pembelian mobil sebesar Rp.3.000.000,-
8. Tanggal 26 Maret 2002 diterima pendapatan sebesar Rp. 10.000.000,-
9. Tanggal 27 Maret 2002 dijual sebuah mesin fotokopi seharga Rp.25.000.000,-
secara kredit.
10. Tanggal 30 Maret 2002 dibayar gaji pegawai sebesar Rp.2.000.000,-
15
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Jawab:
JURNAL
16
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB IV BUKU
BESAR
A. PENGERTIAN
Buku Besar adalah buku yang berisi semua akun-akun (kumpulan akun) yang ada
dalam laporan keuangan.
Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing akun dan
pada akhir periode akan tampak saldo dari akun-akun tersebut. Setiap transaksi yang
telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara
berkala.
B. BENTUK
Bentuk Buku Besar yang sederhana adalah bentuk T, sebagai berikut:
Bagian Referensi mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman jurnal pada
saat transaksi dicatat.
17
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Proses posting mengacu ke pencatatan Debet atau Kredit pada jurnal yaitu bila dalam
jurnal dicatat dalam sisi debet dari suatu perkiraan tertentu maka dalam perkiraan
Buku Besar untuk perkiraan yang sama juga harus didebet.
C. CONTOH
Berdasar contoh jurnal pada BAB III dapat dilakukan posting ke Buku Besar sebagai
berikut:
18
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
D Kas K D Modal K
01-Jan 500.000.000 05-Jan 150.000.000 01-Jan 500.000.000
18-Jan 8.000.000 15-Jan 1.000.000
20-Jan 750.000
508.000.000 151.750.000
saldo 356.000.000 saldo 500.000.000
D Peralatan K D Pendapatan K
06-Jan 50.000.000 18-Jan 8.000.000
21-Jan 5.000.000
D Piutang K
21-Jan 5.000.000
saldo 5.000.000
19
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Latihan 11
Berdasarkan soal Latihan 10 pada BAB III postinglah ke Buku Besar sebagai berikut:
Jawab:
D Kas K D Hutang K
D Piutang K D Modal K
D Perlengkapan K D Pendapatan K
20
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB V NERACA
SALDO
A. PENGERTIAN
Neraca Saldo adalah daftar yang berisi kumpulan seluruh akun/perkiraan Buku Besar.
Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan
saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan Neraca Saldo,
saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.
B. FUNGSI
Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah
akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-
saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-
benar akurat.
C. BENTUK
NERACA SALDO
Nama Akun No. Akun Debet Kredit
Saldo setiap akun disusun berurutan dari akun Neraca dan akun Rugi Laba sebagai
berikut:
a) Aktiva Lancar
b) Aktiva Tetap
21
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
c) Aktiva Lain-lain
d) Utang Lancar
e) Hutanng Tidak Lancar
f) Ekuitas
g) Pendapatan Operasi
h) Pendapatan Non Operasi
i) Beban Operasi
j) Beban Non Operasi
D. CONTOH
Berdasar contoh Buku Besar pada BAB IV dapat disusun Neraca Saldonya sebagai
berikut:
NERACA SALDO
Nama Akun No. Akun Debet Kredit
Kas 356.250.000 -
Piutang 5.000.000 -
Kendaraan 150.000.000 -
Peralatan - 50.000.000
Utang - 500.000.000
Modal - 13.000.000
Pendapatan - -
Beban Telepon 1.000.000 -
Beban Asuransi 750.000 -
22
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Latihan 12
Berdasarkan soal latihan 11 pada BAB IV susunlah Neraca Saldonya.
Jawab:
NERACA SALDO
Nama Akun No. Akun Debet Kredit
23
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB VI
PENCATATAN BEBAN DAN PENDAPATAN
1. Pendekatan Harta
Akun harta yaitu Sewa dibayar di Muka didebet.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Oktober 1 Sewa Dibayar di Muka - 1.200.000
Kas 1.200.000
2. Pendekatan Beban
Akun beban/biaya yaitu Beban/Biaya Sewa didebet.
24
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2002, perusahaan baru menggunakan
ruangan selama 3 bulan, sehingga sewa untuk 3 bulan (Rp 300.000,00) harus
dicatat di akun Biaya Sewa untuk dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Untuk itu
dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
25
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
6.000.000,00 belum diterbangkan sehingga masih berstatus Pendapatan Diterima
Dimuka dan jumlah ini akan dilaporkan dalam neraca. Untuk itu jurnal yang dibuat
adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 1 Pendapatan Tiket Diterima - 9.000.000
Dimuka 9.000.000
Pendapatan Tiket
2. Pendekatan Pendapatan
Dengan pendekatan ini, pada tanggal 1 Desember 2002 dan 31 Desember 2002
adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 1 Kas - 15.000.000
Pendapatan Tiket 15.000.000
Pendapatan tiket - 6.000.000
Pendapatan Tiket Diterima 6.000.000
Dimuka
26
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB VII
JURNAL PENYESUAIAN
A. PENGERTIAN
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun ke
saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan
antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.
Contoh :
Sebuah mobil seharga Rp 90.000.000,- diperkirakan umur ekonomisnya adalah 10
tahun, apabila disusutkan menggunakan metode garis lurus maka beban
depresiasinya per tahun adalah:
27
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
2. Beban dibayar di muka
Contoh :
Perusahaan membayar asuransi sebesar Rp 750.000 untuk masa 3 tahun yaitu
tahun 2002 s/d 2004
28
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
5. Pendapatan yang ditangguhkan
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2002 sebuah hotel belum menerima pembayaran sewa
kamar sebesar Rp 500.000; karena pembayaran baru dilakukan pada saat check
out..
Latihan 13
Jawab :
Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
JURNAL PENYESUAIAN
29
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB VIII
NERACA LAJUR
A. PENGERTIAN
Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat
penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.
Neraca Lajur disusun dengan memindahkan data-data Neraca Saldo dan Jurnal
Penyesuaian..
B. BENTUK
Berikut ini adalah bentuk Neraca Lajur 10 (sepuluh) kolom.
NERACA LAJUR
Perkiraan Neraca Penyesuain Neraca Rugi-Laba Neraca
Saldo Saldo
setelah
Penyesuain
D K D K D K D K D K
www.modulsatker.blogspot.com
30
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Saldo pada BAB V dan contoh jurnal penyesuaian pada
BAB VI dapat disusun Neraca Lajur sebagai berikut:
NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain Neraca Saldo Rugi-Laba Neraca
setelah
Penyesuain
D K D K D K D K D K
Kas 356.250 356.250 356.250
563.000 563.000
muka
Asuransi dibyr dimk 500 500 500
dimk
Piutang pendapatan 500 500 500
Laba 650
31
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Latihan 14
Buatlah jurnal penyesuaian untuk transaksi-transaksi berikut ini:
1. Perusahaan telah membayar sewa gedung kantor untuk 3 tahun ini sebesar Rp
12.000.000;
2. Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan perbaikan mobil senilai Rp
10.000.000; tetapi uangnya belum diterima.
3. Asuransi yang telah jatuh tempo sebesar Rp 1.000.000; dari Rp 2.000.000;
4. Perusahaan masih harus membayar gaji pegawai sebesar Rp 750.000;
5. Sisa perlengkapan yang ada sebesar Rp 500.000;
6. Beban depresiasi kendaraan sebesar Rp 1.000.000;
Jawab :
JURNAL PENYESUAIAN
32
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Berdasarkan data neraca saldo berikut ini dan jurnal penyesuaian di atas buatlah
neraca lajurnya!
NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain Neraca Rugi-Laba Neraca
Saldo
setelah
Penyesuain
D K D K D K D K D K
Kas 100.000
Piutang 50.000
Perlengkapan 1.000
Peralatan 75.000
Kendaraan 80.000
Utang 80.000
Modal 200.000
Pendapatan 41.000
321.000 321.000
33
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB IX
LAPORAN KEUANGAN
A. TUJUAN
Berdasar Neraca Lajur dapat disusun laporan keuangan perusahaan. Tujuan dari
disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya.
Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
B. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :
3. Neraca
yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang
meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.
C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Lajur pada BAB VIII dapat disusun laporan keuangan
sebagai berikut:
34
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
PT RAKARANGGA
LAPORAN LABA RUGI
untuk periode yang berakhir 31 Desember 2002
Pendapatan Rp 12.900.000
Beban-beban:
- Beban telepon Rp 1.000.000
- Beban asuransi Rp 250.000
- Beban depresiasi Rp 9.000.000
- Beban gaji Rp 2.000.000 (+)
Rp 12.250.000 (-)
Laba Rp 650.000
PT RAKARANGGA LAPORAN
PERUBAHAN MODAL Per 31
Desember 2002
PT RAKARANGGA
NERACA
Per 31 Desember 2002
AKTIVA HUTANG
Aktiva Lancar:
Kas Rp 356.250.000 Utang Dagang Rp 50.000.000
Piutang dagang 5.000.000 Utang gaji 2.000.000
Asuransi di bayar dimuka 500.000 Pendapatan ditrm dimuka 600.000
Piutang Pendapatan 500.000
35
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Latihan 15
Berdasarkan data di bawah ini, susunlah Laporan Rugi Laba untuk PT TAKSAKA
periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2002.
Latihan 16
Dengan menggunakan data Laporan Rugi Laba di atas susun Laporan Perubahan
Modal PT TAKSAKA per 31 Desember 2002 dengan asumsi Modal 1 Januari 2002
sebesar Rp. 1.200.000,- dan pengambilan oleh pemilik sebesar Rp. 300.000,-.
Latihan 17
Berdasarkan data di bawah ini dan data Laporan Perubahan Modal dalam Latihan 16,
susunlah Neraca untuk PT TAKSAKA per tanggal 31 Desember 2000.
36
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Akumulasi penyusutan peralatan Rp. 300.000,-
Piutang Rp. 460.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan .. Rp. 200.000,-
Sewa yang masih harus dibayar Rp. 200.000,-
Perlengkapan kantor Rp. 160.000,-
37
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BAB X
JURNAL PENUTUP DAN JURNAL BALIK
A. PENGERTIAN
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
menutup akun-akun nominal/sementara.
Akibat penutupan ini maka akunakun ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.
B. JURNAL PENUTUP
Terdapat 4 (empat) jurnal penutup yang harus dibuat yaitu:
1. Menutup akun Pendapatan
Akun Debet Kredit
Pendapatan xxx
Ikhtisar Rugi/Laba xxx
Modal xxx
Prive xxx
38
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
C. CONTOH
Jurnal penutup yang harus dibuat pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut:
JURNAL PENUTUP
Pendapatan 12.900.000
Ikhtisar Rugi/Laba 12.900.000
Menutup Beban:
39
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Latihan 18
Buatlah jurnal penutup berdasarkan data-data sebagai berikut:
Jawab:
JURNAL PENUTUP
40
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
4. Biaya Dibayar Dimuka jika digunakan pendekatan beban (biaya)
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan ikhtisarnya saja sebagai berikut:
41
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
BAB XI
AKUNTANSI KAS
A. PENGERTIAN KAS
Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional
perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Wujud dari
kas dpat berupa uang kertas/logam, simpanan bank yang sewaktu-waktu dapat
ditarik, dana kas kecil, cek, bilyet giro, dsb. Item yang tidak dapat dikatakan kas
adalah cek mundur, not sufficient fund (NSF) check, saldo dana yang kegunaannya
dibatasi, saldo rekening koran yang diblokir.
1. Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum dilaporkan oleh bank,
seperti:
- setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran yang dilakukan
oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh
rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi
belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank
dibuat mendahului setoran tersebut.
- Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang sudah dibuat
dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir
periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah
mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
41
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
2. Transaksi sudah dilaporkan di rekening koran bank, tetapi belum dicatat oleh
perusahaan, seperti:
- Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung
mengurangi saldo simpanan nasabah. Nasabah biasanya baru mengetahui
hal itu pada saat menerima rekening koran.
- Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari
pelanggan perusahaan , kadangkala bank memberi tahu hal tersebut
bersamaan dengan rekening koran.
3. Kesalahan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh bank, misalnya
cek untuk membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh petugas akuntansi
perusahaan dicatat sebesar Rp 129.000.000,00.
(a) Transaksi sudah dicatat oleh salah satu pihak tetapi belum dicatat oleh
pihak lain.
42
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
43
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan dan bank adalah sebagai berikut:
Perusahaan Bank
1. Kas di Bank 1,000 1. Kas 1,000
Modal Eliza 1,000 Giro-Salon Eliza 1,000
2. Beban Sewa 100 2. Giro-Salon Eliza 100
Kas di Bank 100 Kas 100
3. Kas di Bank 500 3. Kas 500
Piutang 500 Giro-Salon Eliza 500
4. Biaya Gaji 100 4.
Kas di Bank 100
5. 5. Kas 300
Giro-Salon Eliza 300
6. 6. Biaya bunga 50
Giro-Salon Eliza 50
Giro-Salon Eliza 25
Pendapatan adm 25
7. Kas di Bank 1,500 7. Kas 1,500
Pendapatan 1,500 Giro-Salon Eliza 1,500
Buku besar Kas di Bank yang disusun oleh Eliza adalah sebagai berikut:
Kas di Bank
Tgl Uraian Debet Kredit Saldo D/K
2007
Des 1 Penyetoran 1,000 1,000 D
2 Cek No.1 100 900 D
10 Setoran 500 1,400 D
15 Cek No.2 100 1,30 D
31 Setoran 1,500 2,800 D
Buku besar Giro-Salon Eliza dan rekening koran untuk Salon Eliza yang disusun oleh
bank adalah sebagai berikut:
44
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Salon Eliza
Tgl Uraian Debet Kredit Saldo D/K
2007
Des 1 Penyetoran 1,000 1,000 K
2 Cek No.1 100 900 K
10 Setoran 500 1,400 K
15 Setoran Tn. A 300 1,700 K
31 Jasa Giro 50 1,750 K
Biaya Bank 25 1,725 K
D. ILUSTRASI REKONSILIASI
Rekonsiliasi dilakukan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Transaksi yang dilaporkan di Rekening Koran sisi Kredit dibandingkan dengan
transaksi yang dicatat di Buku Besar Kas di Bank sisi Debet. Maka akan
didapat data sebagai berikut:
- setoran Tn. A $300 dan jasa giro $50 belum dicatat oleh perusahaan,
sehingga harus ditambahkan ke saldo menurut perusahaan.
- Perusahaan sudah mencatat setoran $1,500 tetapi di Rekening Koran
belum ada, sehingga harus ditambahkan ke saldo bank sebagai setoran
dalam perjalanan.
2. Transaksi di sisi Debit Rekening Koran dibandingkan dengan sisi Kredit
account Kas di Bank, maka akan menghasilkan:
- Cek No. 2 sebesar $200 belum tampak di Rekening Koran, sehingga cek
tersebut harus dikurangkan ke saldo menurut Rekening Koran.
- Di Rekening Koran telah ada biaya bank $25, sementara di account Kas di
Bank belum ada, saldo menurut perusahaan harus dikurangi dengan biaya
bank tersebut.
45
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Salon Eliza
Rekonsiliasi Saldo Kas
Untuk Bulan Desember 2007
46
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Jika pada akhir tahun ada pengeluaran kas kecil yang belum diisi kembali,
dengan sistem ini pengeluaran ini tentu belum dicatat, maka pada akhir tahun
dibuat jurnal penyesuaian dengan men-debet biaya atau aset dan meng-kredit
rekening Kas Kecil. Selanjutnya pada awal tahun berikutnya jurnal
penyesuaian ini dijurnal balik (direverse), agar pembukuan waktu pengisian
kembali atas pengeluaran tersebut konsisten dengan pembukuan pada waktu
yang lain.
Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan, pengisian
kembalik, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada pengeluaran
yang belum diisi kembali.
1) Misalkan perusahaan membentuk dana kas kecil dan menyerahkan sebuah
cek nominal $500 kepada petugas akuntansi khusus yang menangani kas
kecil. Jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Account Debet Kredit
Jan 31 Kas Kecil 500
Kas 500
2) Petugas kas kecil mengeluarkan kas kecil untuk membeli supplies kantor
$200, membayar ongkos angkut barang yang dibeli $150 serta biaya lain-
lain $75. petugas akan menerima bukti-bukti pengeluaran. Transaksi ini
dicatat dalam catatan petugas tetapi tidak dalam bentuk jurnal.
3) Karena uang hampir habis maka petugas kas kecil menyerahkan bukti-bukti
pengeluaran sebesar $425 ke bagian keuangan, kemudian petugas
menerima cek sebesar $425. Tindakan ini disebut pengisian kembali
(replenishment). Jurnal yang dibuat:
Tgl. Account Debet Kredit
Des 30 Supplies Kantor 200
Transportation-in 150
Biaya Lain-lain 75
Kas 425
4) Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain
sebesar $50, namun belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian
oleh bagian akuntansi sebagai berikut:
Tgl. Account Debet Kredit
Des 31 Biaya Lain-lain 50
Kas Kecil 50
47
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
48
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Sementara itu keluarnya cek untuk pengisian kembali kas kecil dijurnal
sebagai berikut:
Tgl. Account Debet Kredit
Des 30 Kas Kecil 500
Kas 500
4) Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain
sebesar $50, namun belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian
oleh bagian akuntansi sebagai berikut:
Tgl. Account Debet Kredit
Des 31 Biaya Lain-lain 50
Kas Kecil 50
H. PENYAJIAN DI NERACA
Kas disajikan di neraca sebesar nilai nominal.
49
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
SOAL LATIHAN
Diminta:
a. Susun rekonsiliasi saldo kas
b. Buat jurnal yang diperlukan
www.modulsatker.blogspot.com
50
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
BAB XII
AKUNTANSI PIUTANG
A. PENGERTIAN PIUTANG
Piutang merupakan klaim (hak untuk mendapatkan) uang dari entitas lain. Piutang juga
disebut tagihan atau receivable. Menurut bukti pendukungnya piutang dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Piutang Wesel/Notes Receivable atau Wesel Tagih, yaitu tagihan yang didukung
oleh instrument kredit resmi seperti Promes. Promes adalah janji tertulis untuk
membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.
2. Piutang Usaha Biasa yaitu tagihan yang didukung oleh bukti usaha biasa biasa
seperti faktur atau bukti bahwa perusahaan telah menjual barang/jasa ke fihak
yang berhutang (debitur).
B. PIUTANG WESEL
Piutang Wesel adalah piutang yang didukung instrument kredit resmi seperti promes.
Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.
Contoh adalah:
Sembilan puluh hari setelah hari hari ini kami berjanji tanpa syarat untuk
membayar ke PT ABC dua ribu lima ratus dolar Amerika Serikat dengan bunga 12 %
setahun.
Sunaryo
Direktur Keuangan
51
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
52
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
2) Pada saat jatuh tempo debitur tidak membayar, jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Account Debet Kredit
2006
Mei 2 Piutang 1.030.000
Piutang Wesel 1.000.000
Pendapatan Bunga 30.000
Untuk membuat jurnal pada tanggal penjualan perllu dibandingkan antara nilai
nominal wesel dengan hasil penjualan. Jika hasil penjualan lebih besar daripada
nilai nominal, maka selisihnya merupakan pendapatan bunga. Sebaliknya jika hasil
penjualan lebih kecil daripada nilai nominal maka selisihnya dicatat sebagai beban
bunga. Dengan demikian jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 15 Mei 2006
adalah sebagai berikut:
Tgl. Account Debet Kredit
2006
Mei 2 Kas 2,553.54
Piutang Wesel 2,500.00
Pendapatan Bunga 53.54
53
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Jika saat jatuh tempo, debitur membayar ke bank, PT ABC tidak menjurnal. Tetapi
jika pada saat jatuh tempo, debitur tidak sanggup membayar dan bank menagih
pada PT ABC sebesar $2,575, maka jurnal yang dibuat PT ABC adalah:
54
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
2. Kerugian Piutang
Piutang memiliki resiko tidak tertagih sehingga timbul kerugian. Terdapat dua
metode dalam akuntansi kerugian piutang, yaitu:
1) Metode Langsung
Jika metode ini yang digunakan, perusahaan tidak membentuk cadangan. Jika
ada piutang yang dihapus, Kerugian Piutang didebet, dan rekening Piutang
dikredit. Saldo rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun disajikan dalam
Laporan Laba Rugi.
2) Metode Cadangan/Penyisihan
Jika metode ini yang digunakan perusahaan pertama-tama membentuk
cadangan atau penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian
Piutang dan mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir
tahun, saldo rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam Laporan Laba
Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di neraca sebagai
pengurang Piutang.
Jika ada piutang yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian, sebab
kerugian sudah diakui pada saat membentuk cadangan. Perusahaan
mengurangi Cadangan dengan mendebet rekening Cadangan dan mengkredit
rekening Piutang.
Jika banyak penghapusan piutang, saldo Cadangan dapat habis, oleh karena
itu setiap akhir tahun Cadangan disesuaikan. Jadi pencatatan kerugian piutang
dilakukan pada saat:
- pembentukan Cadangan; dan
- penyesuaian saldo Cadangan.
Berikut ini contoh ikhtisar akuntansi kerugian piutang dengan metode
Cadangan:
a. Pada tanggal 31 Desember 2005 dibentuk cadangan kerugian piutang Rp 5.000,00
b. Pada tanggal 19 September 2006 dihapuskan piutang sebesar Rp 3.000,00
c. Pada tanggal 14 Desember 2006 diterima piutang yang telah dihapus Rp 2.500
Transaksi Jurnal
Membentuk Cadangan Beban Kerugian Piutang 5.000
Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang 5.000
Menghapus Piutang Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang 3.000
Piutang 3.000
55
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
2) Dasar Piutang
Terdapat tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:
(a) Menentukan besarnya taksiran kerugian piutang;
(b) Membandingkan taksiran kerugian piutang dengan saldo rekening
Cadangan/Penyisihan;
(c) Membuat jurnal jika hasil perbandingan pada poin b tidak sama.
Langkah pertama:
Untuk menentukan besarnya taksiran kerugian piutang dikemudian hari, dapat
didasarkan pada: (1) Total piutang pada akhir tahun, atau (2) Umur masing-
masing tagihan.
(1) Didasarkan pada Total Piutang
Caranya dengan mengalikan total piutang dari rekening Piutang dengan
% yang telah ditetapkan. Misalnya dari PT ABC diperoleh data sebagai
berikut dan taksiran kerugaian piutang adalah 15% dari total piutang.
56
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
57
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Langkah kedua:
Membandingkan antara jumlah taksiran kerugian piutang yang telah dihitung
dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Dari
perbandingan ini akan ada 4 kemungkinan, yaitu:
(a) Rekening Cadangan bersaldo Kredit yang sama dengan taksiran kerugian
piutang hasil perhitungan, tidak ada penyesuaian.
(b) Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih kecil dari taksiran kerugian
piutang hasi perhitungan, perlu ditambah dengan membuat jurnal
penyesuaian.
(c) Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih besar dari taksiran kerugian
piutang hasil perhitungan, perlu dikurangi dengan membuat jurnal
penyesuaian.
58
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
(d) Jika Cadangan bersaldo debet, berarti Cadangan yang dihitung tahun lalu
kurang, sehingga rekening Cadangan harus dikredit sejumlah saldo debet
ditambah dengan jumlah taksiran kerugian piutang hasil perhitungan.
Langkah ketiga:
Kasus I
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian
piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp
2.150,00, maka tidak perlu ayat jurnal penyesuaian.
Kasus II
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian
piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp
2.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. Account Debet Kredit
2005
Des 31 Beban Kerugian Piutang 150
Penyisihan Ker. Piutang 150
Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan
tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah
Des 31 2.000
31 AJP 150
Kasus III
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian
piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp
3.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
59
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Kasus IV
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian
piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan debet Rp
1.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. Account Debet Kredit
2005
Des 31 Beban Kerugian Piutang 3.150
Penyisihan Ker. Piutang 3.150
Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan
tampak sebagai berikut:
60
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
d. Penyajian di Neraca
Piutang di sajikan di neraca sebesar nilai realisasinya. Nilai ini adalah jumlah yang
akan diterima berupa nilai nominal dikurangi denan taksiran kerugian piutang yang
telah dibentuk dan disesuaikan setiap akhir tahun. Dengan demikian jumlah
tersebut merupakan jumlah yang diharapkan dapat ditagih.
Dengan data di atas, Neaca PT ABC akan tampak sebagai berikut:
PT ABC
Neraca
31 Desember 2005
Harta Lancar:
Kas xx
Piutang Rp 12.000,00
Penyisihan Kerugian Piutang (Rp 2.150,00) Rp 9.850,00
61
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
PT ABC
Neraca
31 Desember 2005
Harta Lancar:
Kas xx
Piutang Rp 12.000,00
Cadangan Pot Tunai & Retur Rp 120,00
Penyisihan Kerugian Piutang Rp 2.150,00 (Rp 2.270,00) Rp 9.730
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Pada tanggal 1 Januari 2005 saldo akun piutang dangan Rp 2.000.000,00 dan
saldo akun Penyisihan Kerugian Piutang Dagang Rp 250.000,00. Selama tahun
2005 telah terjadi transaksi sebagai berikut:
a. Dijual secara kredit barang dagangan Rp 15.000.000,00
b. Diterima uang hasil penagihan piutang Rp 14.000.000,00
c. Dihapuskan piutang Rp 400.000,00
d. Diterima piutang yang telah dihapus Rp 50.000,00
Diminta: Buat jurnal untuk mencatat transaksi di atas!
SOAL 2
Perusahaan pada tanggal 3 Maret 2007 menerima sebuah promes nominal Rp
50.000.000,00 dari seorang debitur (Tn. Abud) sebagai pelunasan hutang. Promes
dengan bunga 12% itu jatuh tempo pada tanggal 1 Juni 2007. Pada tanggal 2 Mei
2007 wesel tersebut dijual ke Bank Amal dengan diskon 10% setahun.
Diminta: Jurnal waktu menerima dan menjual promes.
62
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
SOAL 3
Saldo akun Piutang per 31 Desember 2005 Rp 100.000.000,00 sementara itu
saldo akun Cadangan Piutang (K) Rp 6.000.000,00. Ditaksir, dimasa datang
piutang yang tak dapat ditagih 10% dari Piutang.
Diminta: Jurnal penyesuaian yang diperlukan.
SOAL 4
Saldo akun Piutang per 31 Desember 2005 Rp 100.000.000,00 sementara itu
saldo akun Penjualan (K) Rp 600.000.000,00, Cadangan Kerugian Piutang (K) Rp
2.000.000,00. Ditaksir, dimasa datang piutang yang tak dapat ditagih 1% dari
Penjualan.
Diminta: Jurnal penyesuaian yang diperlukan.
www.modulsatker.blogspot.com
63
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
BAB XIII
AKUNTANSI PERSEDIAAN
Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk
diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan
digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik
dan Sistem Perpetual.
Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet
akun Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada
waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan
mengkredit akun Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga
pokok dari persediaan yang ada di gudang.
Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk
harga pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan
yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan
nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan
yang pernah ada (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode)
dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal
penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit
akun Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil
inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun Persediaan
Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat
sekaligus dalam satu periode.
Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun
belum mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran
ongkos angkut, penerimaan dan pemberian diskon.
64
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian
berbeda, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga
pokok barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih ada di gudang.
Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai
berikut:
Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300
unit. Tentukan:
a. Persediaan per 31 Januari 2006.
b. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006.
Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 +
100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 300 = 700 unit. Karena
harga belinya berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan
sebagai dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir
sebagai berikut:
a. FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang
pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian
yang termuda/terakhir.
65
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
b. LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali
keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.
c. Everage, pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah
digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.
Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem
perpetual.
a. Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik
1) FIFO
Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit
diasumsikan berasal dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:
200 unit @ $10 = $2,000
400 unit @ $12 = $4,800
100 unit @ $11 = $1,100
Harga pokok penjualan $7,900
Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan
30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut:
200 unit @ $11 = $2,200
100 unit @ $13 = $1,300
Persediaan akhir $3,500
2) LIFO
Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit
diasumsikan berasal dari barang yang terakhir dibeli, yaitu:
100 unit @ $13 = $1,300
300 unit @ $11 = $3,300
300 unit @ $12 = $3,600
Harga pokok penjualan $8,200
Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal
1 dan 12 Januari 2006, yaitu:
200 unit @ $10 = $2,000
100 unit @ $12 = $1,200
Persediaan akhir $3,200
66
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
67
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
400 12 4,800
17 Dijual 200 10 2,000 300 12 3,600
100 12 1,200
26 Pembelian 300 11 3,300 300 12 3,600
300 11 3,300
27 Dijual 200 12 2,400 100 12 1,200
300 11 3,300
28 Dijual 100 12 1,200 100 11 1,100
200 11 2,200
30 Pembelian 100 13 1,300 100 11 1,100
100 13 1,300
Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan. Terdapat dua
metode yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor.
68
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Nilai yang disajikan di neraca dpat saja nilai costnya seperti yang telah ditentukan
dengan berbagai asumsi arus barang. Nilai yang disajikan di neraca dapat juga nilai
pasarnya. Atau dapat juga dipilih yang terendah antara cost dengan harga pasarnya.
Biasanya nilai yang disajikan di neraca adalah nilai yang terendah antara cost dengan
harga pasarnya. Misalnya dalam perusahaan mempunyai persediaan dengan cost $
1,000. Pada akhir tahun harga pasar dari persediaan tersebut adalah $ 900, maka
yang disajikan di neraca adalah $ 900. Jika harga pasar barang tersebut adalah $
1,100, maka yang disajikan di neraca adalah costnya yaitu $ 1,000.
Yang dimaksud dengan cost adalah pasar harga yang tidak lebih tinggi dari ceiling dan
tidak boleh lebih rendah dari floor. Ceiling adalah taksiran harga jual dikurangi dengan
taksiran biaya penjualan barang tersebut. Floor adalah ceiling dikurangi dengan laba
normal. Misalkan perusahaan telah menaksir biaya penjualan adalah 2% dari harga
jual dan laba kotor yang normal bagi perusahaan itu adalah 20% dari harga jual maka
berikut ini diberikan beberapa kemungkinan sebagai berikut:
69
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Market
Kasus Cost Replacement Floor Ceiling Market COMWIL
($) Cost ($) ($) ($) ($) ($)
A .65 .70 .55 .80 .70 .65
B .65 .60 .55 .80 .60 .60
C .65 .50 .55 .80 .55 .55
D .50 .45 .55 .80 .55 .50
E .75 .85 .55 .80 .80 .75
F .90 1.00 .55 .80 .80 .80
Dalam kasus A replacement cost berada di antara floor dan ceiling, oleh karena itu
replacement cost akan mewakili market untuk dibandingkan dengan cost yaitu $ .65.
Ternyata cost $.65 lebih rendah dari market ($.70) oleh karena itu harga yang
dilaporkan adalah costnya yaitu $ .65.
Dalam kasus B, replacement cost yang $.60 berada di antara ceiling dan floor oleh
karena itu replacement cost dapat mewakili market kemudian dibandingkan dengan
cost $.65. Ternyata market lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah
market.
Dalam Kasus C, replacement cost $.50 ternyata dibawah floor, maka market diwakili
oleh floor, kemudian dibandingkan dengan cost, ternyata floor lebih rendah, maka
yang disajikan di neraca adalah floor.
Dalam kasus D, replacement cost di bawah floor, maka market diwakili oleh floor dan
dibandingkan dengan cost. Ternyata cost lebih rendah, maka yang disajikan di neraca
adalah cost. Begitu juga kasus E.
Dalam kasus F, Replecement cost di atas ceiling, sehingga ceiling mewakili market
dan dibandingkan dengan cost, ternyata lebih rendah, sehingga yang disajikan di
neraca adalah ceiling.
70
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Berikut ini disajikan data persediaan dari PT ABC untuk bulan Januari 2006:
Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit
Jan 1 Persediaan 10 $50
5 Pembelian 20 $55
10 Pembelian 30 $60
15 Penjualan 15
20 Pembelian 20 $65
25 Penjualan 25
Diminta:
a. Susun kartu persediaan dengan metode FIFO, LIFO, dan Average.
b. Buat jurnal transaksi tanggal 15 dan 25 Januari dengan masing-masing metode di
atas.
SOAL 2
Persediaan per 1 Januari 2007 at cost Rp 6.000.000,00 sementara itu harga ecerannya
Rp 10.000.000,00. Pembelian bulan Januari Rp 30.000.000,00, kemudian ditetapkan
harga ecerannya Rp 50.000.000,00. Menurut data penjualan dari pita yang ada pada cash
register, penjualan selama bulan Januari Rp 40.000.000,00. Berdasarkan informasi di
atas, tentukan cost persediaan akhir dengan menggunakan metode harga eceran.
SOAL 3
Persediaan pada tanggal 1 Januari 2007 Rp 2.000.000,00. Selama bulan Januari
perusahaan telah membeli barang dengan harga Rp 10.000.000,00. Penjualan bulan
Januari sebesar Rp 11.000.000,00. Laba kotor ditetapkan oleh perusahaan sebesar 25%
dari harga jual. Berdasarkan data di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan
menggunakan metode laba kotor.
71
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
BAB XIV
AKUNTANSI AKTIVA TETAP
A. KLASIFIKASI
Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam
operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi
serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Aktiva operasi
tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi: (1) Aktiva Berwujud (tangible) dan (2)
Aktiva Tak Berwujud (intangible).
72
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Contoh: preusan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga
tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu dibayar uang muka $35,000. sisanya akan
dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar $5,000 ditambah bunga 10% dari
hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai
berikut:
Tgl. Account Debet Kredit
2006
Jan 2 Tanah Kas 100,000
Hutang 35,000
65,000
73
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet
akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk
tahun 2005, preusan menyusutkan mesin sebesar $ 5,000, maka jurnal yang dibuat
adalah:
Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan
akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.
Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan
depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva
tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:
a. cost dari aktiva tetap,
b. umur ekonomis aktiva tetap,
c. nilai residu, dan
d. pola penggunaan aktiva tetap.
74
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
G. METODE DEPRESIASI
Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
Metode Garis Lurus
Metode Saldo Menurun
Metode Jumlah Angka Tahun
Metode Unit Input
Metode Unit Output
1. Metode Garis Lurus
Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara,
yaitu:
1) (cost-nilai residu) : umur
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp
16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp
1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai
berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
2) Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh
dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai
berikut:
(a) Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 =
20%.
(b) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 1.000.000) = Rp
3.000.000,00.
2. Metode Saldo Menurun
Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase
penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun,
maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.
Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening
aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun
pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya
adalah sebesar harga perolehannya.
Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan %
penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari
2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun.
Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:
75
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp
16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000.
Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai
berikut:
76
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
77
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Jurnal:
1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00
78
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam
pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam
bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti
kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos
yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46
PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya
aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak
ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
79
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
80
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga Rp
32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa
Rp 2.000.000,00.
Diminta:
a. Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000.
b. Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.
c. Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001.
Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode garis lurus, dan (2)
metode saldo menurun ganda.
SOAL 2
Sebuah mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang telah disusutkan Rp
3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah
Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan uang sebesar:
a. Rp 200.000,00
b. Rp 700.000,00
c. Rp 1.000.000,00
81
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
BAB XV AKUNTANSI
UTANG
A. PENGERTIAN
Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi
adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari utang dan modal. Utang menunjukkan
besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan. Sementara itu modal
menunjukkan besarnya kepentingan pemilik pada harta perusahaan. Persamaan
tersebut juga tergambar pada neraca yang memuat harta, utang dan modal.
Adanya utang di neraca menunjukkan perusahaan pernah menarik sumber daya yan
digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan dibicarakan akuntansi atas kegiatan
pendanaan yang berasal dari kreditur. Utang didefinisikan sebagai pengorbanan
manfaat ekonomi di masa datang yang bersifat probable yang timbul dari kewajiban
sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke
entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
B. KLASIFIKASI UTANG
Untuk tujuan pelaporan, utang diklasifikasikan sebagai utang lancar dan utang jangka
panjang. Suatu utang yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan
sebagai utang lancar jika utang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar
dalam satu tahun ke depan atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang
lebih lama. Namun utang yang berasal dari pinjaman bank, atau pinjaman lainnya
diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu utang yang jatuh tempo dalam satu
tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai utang lancar.
82
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
C. PENGUKURAN UTANG
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada utang. Atribut nilai yang
diberikan pada utang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian utang
menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran utang.
Secara umum utang akan diukur sebesar nilai sekarang dari utang tersebut yang
merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang. Aturan
ini lebih tepat untuk utang tidak lancar. Sementara itu utang yang berasal dari kegiatan
operasional misalnya utang gaji dan utang usaha, umumnya utang ini akan segera
dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang utang tersebut
tidak material. Oleh karena itu utang yang berasal dari operasional umumnya untuk
tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik utang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Utang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari utang ini adalah nominal dari wesel
atau obligasi.
2. Utang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, utang ini pasti
terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Utang garansi merupakan
contohnya.
3. Utang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu utang yang akan muncul jika terjadi
kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain.
Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan
perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya utang
bersyarat dapat dibagi menjadi :
a. Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat dikatakan
hampir pasti. Jika jumlah utangnya dapat diestimasi dengan handal, maka utang
ini dicatat, jika jumlahnya sulit diestimasi maka keberadaan utang ini diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
b. Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi dapat pula
tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
c. Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan
dilaporkan kecuali untuk utang jaminan pembayaran utang walaupun tingkat
kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan atas
laporan keuangan.
83
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
2004
April 1 Utang Usaha 1.000.000
Wesel Bayar/Utang Wesel 1.000.000
84
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Selanjutnya pada tanggal jatuh tempo (30 Juni 2004) jurnal yang dibuat adalah
2004
Juni 30 Wesel Bayar/Utang Wesel 1.000.000
Biaya Bunga 30.000
Kas 1.030.000
Bunga yang dibayar = 12% x 3/12 x Rp1.000.000,00 = Rp30.000,00
2) Wesel Bayar Tak Berbunga secara eksplisit (Non Interest Bearing Notes)
Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar nilai nominal,
dengan demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh tempo. Untuk
tujuan pengukuran, wesel tersebut didiskontokan dan jumlah dilaporkan di neraca
adalah sebesar nilai sekarang yaitu nilai nominal dikurangi diskontonya. Nilai
sekarang dari utang wesel ini kadangkala mudah diketahui, misalkan pada tanggal
30 Desember 2003 perusahaan menyerahkan wesel tak berbunga nominal
Rp100.000.000,00 kepada seorang kreditur untuk melunasi utang perusahaan
kepadanya sebesar Rp90.000.000,00. Jika diserahkannya promes (utang wesel)
tersebut adalah nilai utang yang dilunasi yaitu Rp90.000.000,00. Jatuh tempo
wesel 30 Agustus 2004. Jurnal yang dibuat saat ini adalah :
2004
April 1 Utang Usaha 90.000.000
Diskon atas Wesel Bayar 10.000.000
Wesel Bayar/Utang Wesel 100.000.000
Saldo rekening wesel bayar Rp100.000.000,00 dan saldo discount atas utang
wesel Rp10.000.000,00 disajikan di neraca sebagai berikut :
Utang Lancar :
Utang Wesel 100.000.000
Dikurangi : Diskon atas Utang Wesel 10.000.000 90.000.000
85
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
2004
Agustus 30 Utang Wesel 100.000.000
Kas 100.000.000
Biaya Bunga 10.000.000
Diskon atas Wesel Bayar 10.000.000
4. Line of Credit
Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank. Bank akan
memberikan pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan. Karena
perjanjian ini sudah disetujui maka pada saat perusahaan menarik dana dari Bank,
perusahaan tidak perlu melalui proses yang panjang . Pengaruhnya terhadap
akuntansi adalah :
a. Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya
utang
b. Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat utang
(lancar atau tidk lancar tergantung pada utang tersebut kapan jatuh
temponya).
86
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Karena pada saat jatuh tempo perusahaan harus membayar sebesar nilai jatuh
tempo, maka rekening disagio harus diamortisasi dengan cara mendebit rekening
Biaya Bunga dan mengkredit rekening Disagio Obligasi. Jumlah amortisasi dapat
ditentukan dengan metode garis lurus atau metode lain. Jika digunakan metode
garis lurus, amortisasi disagio untuk 1 Maret s/d 1 September adalah :
6/12 x (100.000.000/5) = Rp10.000.000,00 dan jurnal yang dibuat adalah :
87
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
2003
September 1 Biaya Bunga 10.000.000
Disagio Obligasi 10.000.000
Pada tanggal tersebut utang obligasi sudah lunas dan rekening Utang Obligasi
bersaldo nol.
88
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
SOAL LATIHAN
www.modulsatker.blogspot.com
89
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
BAB XVI
AKUNTANSI UNTUK EKUITAS
A. PENGERTIAN EKUITAS
Ekuitas merupakan besarnya kepentingan/hak pemilik perusahaan pada harta
perusahaan. Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri merupakan
harta dan sisi kanan merupakan utang dan ekuitas. Sisi kiri merupakan sumber daya
yang dikuasai perusahaan sedangkan sisi kanan menunjukkan besarnya kepentingan
kreditor dan pemilik terhadap harta perusahaan. Besarnya kepentingan pemilik atas
harta perusahaan disebut ekuitas.
B. BENTUK PERUSAHAAN
Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan
dan perseroan terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan
perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun
menurut pandangan akuntansi perusahaan perorangan terpisah dari pemiliknya.
Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan entitas yang dapat
melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT merupakan
entitas buatan (artificial entity). Pada modul ini pembahsan ditekankan pada perseroan
terbatas.
D. JENIS-JENIS SAHAM
Perseroan kadangkala menerbitkan saham biasa dan saham prioritas. Saham prioritas
memiliki kelebihan dibanding dengan saham biasa, misalkan dalam pembagian dividen
atau dalam hal terjadi likuidasi. Dividen adalah pembagian sesuatu kepada para
pemegang saham. Karena memiliki karakteristik yang sedikit berbeda, akuntansinya
biasanya dipisah antara saham biasa dengan saham prioritas/preferen.
90
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
E. PENERBITAN SAHAM
Karena adanya proses penerbitan saham maka status saham dapat bermacam-
macam yaitu :
1. Saham yang sudah diotorisasi
2. Telah dipesan tetapi belum diserahkan ke pembeli
3. Beredar yaitu telah dijual diserahkan kepada para pemegang saham
4. Dibeli kembali dan disimpan oleh perusahaan
5. Dibatalkan
91
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
92
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
93
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
1. Terdapat saham preferen non kumulatif. Saham preferen non kumulatif adalah
saham preferen yang jika dividen satu tahun tidak dibayar, maka jumlah dividen ini
tidak wajib dibayar pada tahun-tahun berikutnya. Misalkan dividen saham preferen
tahun 2000 tidak dibayar, maka jika pada tahun 2001 ada pembagian dividen tahun
2001 maka dividen tahun 2000 tidak dibayar. Untuk mengetahui alokasi dividen
berikut contoh sebagai berikut :
PT ABC telah menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dan 5.000 lembar 5%
saham preferen nominal Rp10.000,00 per lembar. Pada tahun 2000 dan 2001
perusahaan tidak membayar dividen kepada para pemegang saham preferen.
Pada tahun 2002 perusahaan mengumumkan dividen tunai sebesar
Rp6.000.000,00. Dividen ini akan dialokasikan sebagai berikut :
Dividen Saham Preferen Saham Biasa Jumlah
Tahun/keterangan
2000 0 0 0
2001 0 0 0
2002 2.500.000 7.500.000 10.000.000
Dividen Per Lembar 500 750
94
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
K. DIVIDEN SAHAM
Kadangkala perusahaan membagi saham perusahaan kepada para pemegang
saham. Misalkan PT ABC yang telah menerbitkan 10.000 lembar saham pada tanggal
2 April 2003 mengumumkan pembagian dividen saham sebesar 10%. Nominal saham
perusahaan Rp10.000,00 dan pasar diperdagangkan dengan harga Rp11.000,00.
Saham akan dibagi pada tanggal 25 April 2005. Jurnal yang dibuat sehubungan
dengan dividen saham tersebut adalah :
95
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
L. PROPERTY DIVIDEND
Property Dividen adalah pembagian ke pemegang saham dalam bentuk harta selain
kas. Misalnya saham perusahaan lain. Saham perusahaan lain ini merupakan
investasi. Sebagai contoh PT ABC memiliki 1000 lembar saham PT Amanah dengan
harga beli Rp10.000.000,00. Pada tanggal 5 April 2003, saham PT Amanah akan
dibagikan kepada para pemegang saham PT ABC. Harga pasar saham PT Amanah
saat itu Rp12.000.000,00. Jurnal pembagian saham tersebut adalah :
Tgl Account Debit Kredit
2003
April 5 Dividen Property 12.000.000
Investasi pada Surat Berharga 10.000.000
Laba Pelepasan Saham Investasi 2.000.000
96
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Jika pada tanggal 1 Maret 2003 saham perbendaharaan ini dijual kembali, maka
jurnal di atas dibalik sebagai berikut :
Tgl Account Debit Kredit
2003
Maret 1 Saldo laba yang terikat 10.000.000
Saldo laba 10.000.000
97
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan,
menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian
dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah
menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa aeronautika dan non
aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk
pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang
terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut
belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya
menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan
biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk
biaya tersebut.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada
surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli
investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investas/aktiva
tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan
menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang
kepada mereka.
98
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau
pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari
opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan
laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan
utang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh
bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung.
Metode Langsung
PT ABC LAPORAN
ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
99
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci
menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan
pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi
dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya
penerimaan dan pengeluara kas.
Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan operasional tidak
dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan net income dikoreksi
sehingga net income tersebut berubah menjadi net cashflows dari operasi.
100
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
SOAL LATIHAN
Kegiatan operasi adalah transaksi yang berpengaruh pada net income, sementara itu
kegiatan investasi adalah transaksi yang mengakibatkan bertambah atau berkurangnya
investasi pada harta tidak lancar serta kegiatan pendanaan/keuangan adalah transaksi
yang mempengaruhi besarnya utang jangka panjang dan kepentingan pemilik
perusahaan. Anda diminta untuk :
1. Menentukan apakah masing-masing transaksi di bawah ini merupakan kegiatan
operasi, investasi dan pendanaan.
2. Menentukan apakah telah terjadi penambahan atau pengurangan atau tidak
memepengaruhi kas perusahaan.
101
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
PT ABC LAPORAN
ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
102
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Jika kita amati contoh di atas, terlihat bahwa perbedaan antara metode langsung
dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan
operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah
sama penyajiannya.
103
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
Sebelum melihat bagaimana perusahaan dikelola kasnya, perlu disadari bahwa untuk
membaca laporan keuangan secara tepat perlu dipahami cara penyajian informasi arus
kas. Pada metode langsung, arus kas dari operasi dirinci sumbersumbernya dan
demikian juga dengan pengeluaran kas sehingga laporan itu akan mudah dipahami
dengan tepat. Pada metode tidak langsung, laporan arus kas dari operasional diawali
dengan net income, kemudian net income tersebut dikoreksi dengan hal-hal/item-item
tertentu yang diperlakukan berbeda antara dalam penyusunan laporan laba rugi (yang
menghasilkan net income) dengan laporan arus kas. Dalam menyusun laporan laba
rugi perusahaan menggunakan akrual basis, sehingga mungkin pada tahun tertentu
ada biaya yang telah diperlakukan sebagai biaya (expense), tapi pada tahun itu tidak
terdapat pengeluaran kas. Hal-hal inilah yang dikoreksikan pada net income akan
berubah menjadi net cashflows dari operasional. Dengan demikian jika biaya amortisasi
dan depresiasi ditambahkan, janganlah diartikan bahwa depresiasi dan amortisasi
secara fisik akan mengakibatkan adanya aliran kas masuk sebesar itu.
Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan, yaitu:
104
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
MODUL DASAR-DASAR AKUNTANSI
5. Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan positif. Ini
berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan penarikan pinjaman modal
untuk membiayai operasional. Kegiatan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
6. Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan positif.
Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan pinjaman/penarikan modal
untuk melakukan investasi.
7. Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan positif.
Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang sebagian dibiayai
dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk
operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada perusahaan yang sedang tumbuh.
8. Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan negatif.
Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan
operasional dan pembayaran utang/pembayaran ke pemilik.
Dengan memperhatikan beberapa pola aliran kas di atas peserta akan dapat mengetahui
makna dari informasi arus kas dari suatu perusahaan yang dilaporkan dalam laporan arus
kas sehingga dapat mengevaluasi pengelolaan kas yang dilakukan perusahaan.
105
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH