Anda di halaman 1dari 3

CHANCROID

A. Definisi
Chancroid adalah penyakit infeksi pada alat kelamin akut, setempat disebabkan oleh
streptobacillus ducrey ( Haemophilus ducreyi) dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus
nekrotik yang nyeri pada tempaat inokulasi, dan sering disertai pernanahan kelenjar getah
bening regional. Biasanya disebut soft chancre, ulkus mole, soft sore.

B. Etiologi
Basil Haemophilus. ducreyi berbentuk batang pendek, ramping dengan ujung membulat,
tidak bergerak dan tidak membentuk spora, gram negatif, anaerob fakultatif.

C. Epidemiologi
Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di daerah tropik dan subtropik, terutama di
kota dan pelabuhan. Selain itu dapat terjadi di daerah yang memiliki sarana kesehatan yang
kurang misalnya di Afrika, Asia, dan Karibia. Di Afrika bagian selatan dan timur, dimana
yang melakukan sirkumsisi agak rendah dan prevalensi HIV yang tinggi, menyebabkan
daerah ini endemik terhadap ulkus mole

D. Patofisiologi
H. ducreyi menghasilkan toksin sitoletal, faktor virulensi penting pada patogenesis
ulkus mole. Diduga toksin ini yang meyebabkan prognosis ulkus pada genitalia sulit untuk
sembuh. Penyebaran ulkus mole melalui virus yang menyerang sistem imun manusia yang
menurun. Reseptor berupa simokin CCR5 dan CXCR4 yang termasuk kelas 7 transmembran
G-protein-reseptor, dan ikatan alami yang menyerang sel imun pada satu tempat dan
terbentuk inflamasi. CCR5 dan 2 co-reseptor penting, esensial keluar menjadi HIV.H. ducreyi
memfasilitasi penularan HIV dengan menyediakan entri portal diakses, mempromosikan
pelepasan virus, merekrut makrofag dan sel-sel CD4 pada kulit.
Dimana Makrofag yang terdapat di dalam lesi dari cancroid berpeluang besar
meningkatkan ekspresi dari CCR5 dan CXCR4 bersama dengan sel darah perifer, sel CD4 T
berpeluang menurunkan regulasi dari CCR5. Beta-simokin RANTES (mengaktifkan regulasi,
sel T normal dan sekretnya) dalam ikatan yang penting untuk CCR5. RANTES menimbukan
papul dan pustul dari infeksi ulkus mole tetapi tidak menyebabkan infeksi pada kulit.
Bersama dengan mukosa dan barier kulit, muncul sel dengan regulasi yang menurun dari
HIV-1 co-reseptor dalam lesi infeksi H ducreyi dengan lingkungan yang fasilitasnya buruk
dan menyebabkan infeksi HIV-1.

E. Manifestasi klinis

Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari

lesi kebanyakan multiple jarang soliter, biasanya pada daerah genital, jarang pada
daerah ekstragenital

Mula-mula kelainan kulit berupa papul, kemudian menjadi vesiko-pustul pada
tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus.

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan sediaan hapus
Biakan kuman
Teknik imunofluoresens untuk menemukan antibody
Biopsi
Tes kulit ito-reenstierna Autoinokulasi

G. Diagnosis Banding
Herpes Genitalis
Sifilis stadium I
Limfogranuloma venerium (L.G.V)
Granuloma inguinale

H. Diagnosis
Berdasarkan gambaran klinis dapat disingkirkan penyakit kelamin yang lain. Harus
dipikirkan juga kemungkinan infeksi campuran. Pemeriksaan serelogik untuk menyingkirkan
sifilis juga harus dikerjakan.

I. Terapi
Sistemik
Sulfonamida
Penisilin
Kanamisin
Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
Kloramfenikol
J. Komplikasi
Mixed chancre
Abses kelenjar inguinal
Fimosis parafimosis
Fistula uretra
Infeksi campuran

K. Pencegahan
Pasien sebaiknya disarankan untuk tidak melakukan aktivitas seksual sampai lesi
sembuh sempurna
Kontak seksual sebaiknya diperiksa dan diterapi

DAFTAR PUSTAKA

1. Crowe MA. 2007 Chancroid. (Online).


(http://www.emedicine.com/derm/fulltopic/topic71.html.diakses 29 Oktober 2010
2. Djuanda ,A. 2009. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta :Balai penerbit FK UI
3. Health organization. 2010. Chancroid, (online), (http://www.springerimages.com/Images/RSS/2-
AID05E3-16-017.html, diakses 31 Oktober 2010)
4. Robbins,dkk.2007.Buku Ajar Patologi edisi 7.Jakarta:EGC

5. Walter B. Junior1, dkk. 2009. A Comparative Study of Single-Dose Treatment of Chancroid


Using Thiamphenicol versus Azithromycin. The Brazilian Journal of Infectious Diseases Vol.
13 No.3

Anda mungkin juga menyukai