Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, yang lamanya kira-kira 6
minggu (Maternal Neonatal, 2002)
Dalam masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk menjaga
kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis serta memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Pada asuhan masa nifas yang berhubungan
dengan nutrisi, ibu nifas mempunyai kebutuhan dasar yaitu minum vitamin A (200.000
unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi
pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi (Depkes RI, 2007). Vitamin A perlu
diberikan dan penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Pemberian kapsul vitamin A bagi
ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga
meningkatkan status vitamin A pada ibu yang disusuinya.
Pada tahun 1998, badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa ibu dan bayi
yang disusuinya akan mendapatkan manfaat dari pemberian satu kapsul vitamin A dosis
tinggi (200.000 IU) yang diberikan paling lambat 60 hari (8 minggu /2 bulan) setelah
melahirkan. Berbagai studi menunjukkan bahwa, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
(200,000 SI) seperti yang direkomendasikan sebelumnya dirasakan kurang memadai. Pada
bulan Desember 2002, The International Vitamin A Consultative Goup (IVCG)
mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400,000 SI atau
dua kapsul dosis tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah
melahirkan, dan kapsul kedua diberikan sedikitnya satu hari setelah pemberian kapsul
pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.
Pedoman nasional yang ada saat ini merekomendasikan bahwa 100% ibu nifas
menerima satu kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI paling lambat 30 hari setelah
melahirkan. Walaupun begitu data NSS di beberapa Propinsi menunjukkan bahwa
cakupannya hanya berkisar 15 25% saat ini, ibu nifas mungkin mendapatkan kapsul
vitamin A bila mereka melahirkan di Puskesmas atau rumah sakit. Walaupun begitu tidak
tertutup kemungkinan ibu nifas mendapatkan kapsul vitamin A melalui kader atau bidan di
desa saat mereka melakukan kunjungan rumah.
Di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, mayoritas ibu masih melahirkan
dirumah, sering terjadi bahwa bidan ataupun mereka yang membantu kelahiran tidak selalu
memiliki akses akan kapsul vitamin A. Selain itu kunjungan rumah oleh kader untuk
memberikan kapsul vitamin A jarang dilakukan. Banyak ibu maupun petugas kesehatan
yang tidak tahu mengenai adanya program pemerintah mengenai pemberian kapsul vitamin
A ibu nifas (Buletin Kesehatan dan Gizi, 2004).
Menurut Data Dinas Kesehatan Metro Januari 2008, cakupan pemberian vitamin A
yang paling rendah adalah di Puskesmas Iringmulyo yaitu 212 (30,76%) dari 689 sasaran.
Untuk itu peneliti ingin mengetahui cakupan pemberian vitamin A di BPS Wilayah Kerja
Iring Mulyo Tahun 2008.
Berdasarkan pra survai yang peneliti lakukan pada bulan Februari di 3 BPS
Wilayah Kerja Puskesmas Iring Mulyo yaitu BPS D dengan jumlah persalinan 3, BPS F
dengan jumlah persalinan 4, dan di BPS M dengan jumlah persalinan 4, ternyata
dari ke-3 BPS hanya ada 2 BPS yang memberikan vitamin A pada ibu nifas.
Dari data Dinkes tentang cakupan vitamin A pada ibu nifas dan hasil pra survei
pada 3 BPS di Wilayah Kerja Puskesmas Iring Mulyo peneliti tertarik mengadakan
penelitian tentang "Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas di BPS Wilayah Kerja
Puskesmas Iring Mulyo Tahun 2008".
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, karena zat
gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Tubuh
dapat memperoleh vitamin A melalui:
Bahan makanan seperti : bayam, daun singkong, pepaya matang, hati, kuning
telur dan juga ASI.
Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, dan lebih
penting lagi, vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup
mendapat vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka
penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak
membahayakan jiwa anak.
Xeropthalmia
KVA Subklinis
Padahal, KVA subklinis yang ditandai dengan rendahnya kadar vitamin A dalam
darah masih merupakan masalah besar yang perlu mendapat perhatian. Hal ini
menjadi lebih penting lagi, karena erat kaitannya dengan masih tingginya angka
penyakit infeksi dan kematian pada balita.
Prinsip dasar untuk mencegah dan menanggulangi masalah KVA adalah menyediakan
vitamin A yang cukup untuk tubuh. Selain itu, perbaikan kesehatan secara umum
turut pula memegang peranan.
Dalam upaya menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh, ditempuh
kebijaksanaan sebagai berikut:
TUJUAN
Kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) terbukti efektif untuk mengatasi masalah
KVA pada masyarakat apabila cakupannya tinggi (minimal 80%). Cakupan tersebut
dapat tercapai apabila seluruh jajaran kesehatan dan sektor-sektor terkait dapat
menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2.1. Cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi paling sedikit 80% dari
seluruh sasaran.
2.2. Seluruh jajaran kesehatan mengetahui tugas masing-masing dalam kegiatan
distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, dan melaksanakan tugas tersebut
dengan baik.
2.3. Seluruh sektor terkait mengetahui peranan masing-masing dalam kegiatan
distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi dan melaksanakan peran tersebut
dengan baik.
CARA PEMBERIAN
1. Sasaran
1.1. Bayi
Kapsul vitamin A 100.000 SI diberikan kepada semua anak bayi (umur 6-11
bulan) baik sehat maupun sakit.
1.2. Anak Balita
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada semua anak balita (umur 1-5
tahun) baik sehat maupun sakit.
1.3. Ibu Nifas
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada ibu yang baru melahirkan
(nifas) sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui
ASI.
Catatan :
Untuk keamanan, kapsul vitamin A 200.000 SI tidak diberikan kepada bayi (6-11
bulan) dan ibu hamil karena merupakan kontra indikasi.
2. Dosis Vitamin A
a. Xerophthalmia:
Bila ditemukan seseorang dengan salah satu tanda xerophthalmia
seperti: buta senja, bercak putih (bercak bitot), mata keruh atau
kering:
Saat ditemukan:
Segera diberi 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
Hari berikutnya:
1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
Empat minggu berikutnya:
1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
b. Campak
Anak yang menderita campak, segera diberi satu kapsul vitamin A
200.000 SI. Untuk bayi diberi satu kapsul vitamin A 100.000 SI.
Catatan:
Bila di suatu desa terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, maka
sebaiknya seluruh anak balita di desa tersebut masing-masing diberi
satu kapsul vitamin A 200.000 SI dan seluruh bayi diberi kapsul vitamin
A 100.000 SI.
3. Periode Pemberian
4. Tempat Pemberian
4.1. Sebagai upaya pencegahan, kapsul vitamin A diberikan kepada seluruh bayi
6-11 bulan dan anak balita (1-5 tahun) di Posyandu pada hari buka Posyandu.
4.2. Untuk wilayah yang belum memiliki Posyandu atau yang kunjungan
Posyandunya rendah, Puskesmas perlu memberi perhatian dan upaya khusus,
misalnya dengan membentuk pos pemberian vitamin A (Posvita), Dasa
Wisma, Kelompok peminat KIA (KPKIA) atau melalui perkumpulan lain, atau
kunjungan rumah. Tugas ini akan lebih mudah bila menggalang kerja sama
diantara kader, LKMD, PKK, LSM dan tokoh masyarakat.
5. Pengadaan Vitamin A
Untuk tahun 1999/2000, Depkes memperoleh bantuan kapsul vitamin A 100.000
SI dari UNICEF, selanjutnya diadakan dari DIP Perbaikan Gizi (Pusat/Daerah)
bersama dengan pengadaan mikronutrien lain (kapsul vitamin A 100.000 SI dan
200.000 SI, kapsul minyak beryodium, tablet tambah darah, sirop besi).
PERSIAPAN
b. Ibu Nifas
Jumlah sasaran ditentukan berdasar jumlah ibu bersalin/nifas.
Angka tersebut dapat diperoleh dari registrasi sasaran dan laporan
persalinan oleh dukun bayi.
b. Ibu Nifas
Petugas Puskesmas mengumpulkan hasil registrasi sasaran KIA tiap-
tiap desa, laporan persalinan oleh dukun bayi dan data kohort ibu
yang ada di Puskesmas.
Data harus dicek agar tidak terjadi duplikasi perhitungan sasaran.
Hasil yang diperoleh merupakan jumlah sasaran untuk tingkat
Puskesmas.
b. Ibu Nifas
Laporan jumlah sasaran dari semua Puskesmas dijumlahkan.
Hasil yang diperoleh merupakan jumlah sasaran untuk tingkat
Kabupaten.
2. Pengadaan Kapsul
2.3. Kemasan
Kemasan kapsul merupakan hal yang perlu pula mendapat perhatian. Satu
kemasan (botol plastik) berisi 50 kapsul. Untuk pengiriman ke Posyandu
sebaiknya tetap dalam kemasan tersebut (jangan dibuka). Jadi misalnya
jumlah sasaran di suatu Posyandu adalah 70 anak, sebaiknya dikirim 2 botol.
Sisanya tetap disimpan dalam botol di Posyandu/tempat lain yang telah
disepakati, dan untuk periode pemberian berikutnya bila jumlah sasaran
tetap sama, Puskesmas hanya perlu mengirim 1 botol saja.
3. Pembiayaan
Pembiayaan untuk kegiatan pemberian kapsul ini antara lain diperlukan untuk :
pengadaan kapsul
pengiriman dari Tingkat Pusat sampai ke Tingkat Desa/ Posyandu
penggerakkan masyarakat
registrasi
pemantauan dan upaya tindak lanjut, misalnya untuk sweeping (kunjungan dari
rumah ke rumah)
untuk pencatatan dan pelaporan
Biaya dapat diusahakan dari APBN, APBD atau sumber lain.
PELAKSANAAN
1. Penggerakkan Masyarakat/Kampanye
Tujuan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dapat tercapai apabila seluruh
jajaran kesehatan dan sektor terkait, khususnya yang terlibat dalam program
UPGK, menjalankan peranannya dengan baik, dan melibatkan semua pihak yang
potensial seperti : kader, kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, PKK dan
organisasi lainnya.
Sebulan menjelang bulan kapsul vitamin A yaitu sekitar bulan Januari dan Juli
sampai dengan pelaksanaan distribusi, perlu diadakan gerakan KIE/penyuluhan,
berupa kampanye untuk menggerakkan masyarakat di semua tingkat administrasi.
a. Penggerak KIE
Departemen Kesehatan : Ditjen Binkesmas, Pusat PKM
Departemen Dalam negeri : Ditjen Bangdes
Instansi pemerintah lain
Lembaga Swadaya Masyarakat : PKK dan lain-lain.
b. Kegiatan
Kampanye melalui radio, televisi, surat kabar dan bahan cetak lain
Konferensi pers
Instruksi/ pemberitahuan/ pesan kejajaran masing-masing sektor
c. Bahan KIE
Materi-materi penyuluhan seperti brosur dan poster tentang
vitamin A
Paket informasi vitamin A, berupa kumpulan makalah tentang vitamin
A
Hasil monitoring/evaluasi program, hasil riset dan lainnya.
a. Penggerak KIE
Gubernur
BPGD (Tim UPGK)
Pokjanal Posyandu
b. Kegiatan
Seperti kegiatan di tingkat Pusat, ditambah bila ada kegiatan-kegiatan
rintisan lainnya di tingkat Propinsi
c. Bahan KIE
2. Registrasi Sasaran
Satu bulan sebelum jadwal pemberian kapsul vitamin A, yaitu pada bulan Januari
dan bulan Juli perlu disiapkan daftar sasaran (bayi umur 6-11 bulan dan anak balita
umur 1-5 tahun), untuk pertama kali perlu dilakukan registrasi, yaitu mendaftar
semua bayi umur 6-11 bulan dan anak balita umur 1-5 tahun di wilayah kerja
Posyandu/Posvita.
2.1. Kegunaan
Registrasi anak balita penting untuk :
mengetahui jumlah sasaran,
mengetahui jumlah kapsul yang diperlukan pada tiap periode
mengetahui jumlah anak yang sudah atau yang belum mendapat kapsul,
sebagai dasar untuk melaksanakan upaya tindak lanjut, misalnya untuk
melakukan sweeping, dan
untuk menghitung cakupan
2.2 Cara
Registrasi dilakukan dengan menggunakan formulir Registrasi (lihat
lampiran)
Registrasi dapat dilakukan oleh kader Posyandu/kader lain atau petugas
RT, dibawah koordinasi Kepala Desa, bila perlu dengan cara melakukan
pencatatan dari rumah ke rumah
Pada tiap periode daftar registrasi perlu diperbaharui sesuai keadaan
terakhir. Anak-anak yang telah berumur lebih dari 5 tahun dikeluarkan
dari daftar, demikian juga anak yang pindah dari wilayah itu. Sebaliknya
anak yang sudah mencapai umur 6 bulan harus masuk dalam daftar,
demikian juga bagi pendatang baru.
3. Pemberian Kapsul
Apabila cakupan pemberian kapsul masih rendah (di bawah 80%), petugas
Puskesmas hendaknya bersama-sama kepala Desa dan pengurus LKMD membahas
masalah ini, dan mengorganisir kegiatan untuk mencapai anak-anak yang belum
mendapat kapsul, antara lain melalui sweeping yaitu mengunjungi tiap anak yang
belum mendapat kapsul. Sebaliknya, tidak menitipkan kapsul kepada orang lain.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Posyandu
2. Tingkat Desa
3. Tingkat Puskesmas
4. Tingkat Kabupaten
5. Tingkat Propinsi
Bila pada waktu tersebut masih ada kabupaten yang belum mengirim laporan,
Seksi Gizi Dinas Dati I/Kanwil Kesehatan hendaknya menghubungi Kabupaten
yang bersangkutan agar segera mengirim laporan.
Petugas Seksi Gizi Dati I/Kanwil Kesehatan mencatat hasil cakupan tiap
Kabupaten, dan merekap untuk mendapatkan cakupan tingkat Propinsi.
Catatan/laporan tersebut dibuat rangkap tiga, masing-masing untuk Direktorat
Bina Gizi Massyarakat, Kepala Dinkes Dati I/Kepala Kanwil Kesehatan, dan
arsip.
6. Tingkat Pusat
Laporan dari seluruh Propinsi diharapkan telah sampai di tingkat Pusat
(Direktorat Bina Gizi Masyarakat) pada minggu keempat bulan April/Oktober.
Bila pada waktu tersebut masih ada Propinsi yang belum melapor, Direktorat
Bina Gizi Masyarakat hendaknya menghubungi Propinsi yang bersangkutan agar
segera mengirim laporan.
Dit. Bina Gizi Masyarakat mencatat hasil cakupan tiap Propinsi dan
merekapitulasi untuk memperoleh cakupan nasional.
PESAN POKOK TENTANG VITAMIN A
1. Umum
a. Kapsul vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan balita serta
dapat mencegah kebutaan
b. Februari Agustus waktu yang tepat untuk mendapatkan kapsul vitamin A
bagi bayi dan balita
c. Ibu-ibu setelah melahirkan (masa nifas), segera beri satu kapsul vitamin A.
2. Kegiatan Tertentu
a. Anak dengan salah satu tanda xerophthalmia : buta senja, bercak putih,
mata keruh, mata kering.
Pertama : Saat ditemukan segera beri satu kapsul vitamin A.
Kedua : Hari berikutnya beri satu kapsul vitamin A.
Ketiga : 4 minggu berikutnya beri satu kapsul vitamin A.
b. Anak balita yang menderita campak segera beri satu kapsul vitamin A.
Bila di suatu desa terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB), beri seluruh anak
di desa itu masing-masing satu kapsul vitamin A.
B. Untuk Kader
1. Umum
a. Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga penyakit-penyakit
seperti diare, batuk, pilek atau campak tidak mudah menjadi parah dan
tidak membahayakan jiwa anak. Vitamin A mencegah kebutaan.
b. Beri satu kapsul vitamin A setiap Februari dan Agustus bagi bayi dan balita
sehat atau sakit di Posyandu atau tempat lain.
2. Kejadian Tertentu
a. Anak balita dengan salah satu tanda kekurangan vitamin A seperti : buta
senja, mata kering atau keruh, tidak mengkilap atau kotor/bercak putih,
segera kirim ke Puskesmas.
b. Anak balita yang menderita campak, segera kirim ke Puskesmas.
LAPORAN PENYUSUNAN
PEDOMAN PEMBERIAN KAPSUL
VITAMIN A DOSIS TINGGI
DEPARTEMEN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT
2000
KATA PENGANTAR
Keadaan krisis moneter yang berkepanjangan telah mengakibatkan timbulnya kasus gizi buruk
terutama pada balita, demikian pula dengan masalah buta senja yang semula sudah tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat diperkirakan akan muncul kembali. Maka penanggulangan masalah
KVA saat ini bukan hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi juga dikaitkan dengan upaya mendorong
pertumbuhan dan kesehatan anak guna menunjang upaya penurunan angka kesakitan dan angka
kematian pada anak.
Mengingat upaya pemanfaatan sumber-sumber vitamin A alami dan fortifikasi belum dapat
dilaksanakan secara luas dan intensif, maka pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi masih penting
dan tetap dilaksanakan.
Buku ini dikembangkan tahun 1993 atas kerjasama antara Departemen Kesehatan dengan Helen
Keller International dan dicetak ulang oleh Departemen Kesehatan RI. Buku ini ditujukan bagi
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi di lapangan, agar
dapat lebih memahami dan berpartisipasi dalam mensukseskannya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para petugas lapangan sehingga tujuan penanggulangan KVA
dapat tercapai.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI . ii
PENDAHULUAN 1
1. Mengapa perlu Vitamin A ... 1
2. Masalah Kurang Vitamin A . 2
3. Pencegahan dan Penanggulangan KVA 3
TUJUAN ... 5
1. Tujuan Umum .. 5
2. Tujuan Khusus 5
CARA PEMBERIAN 6
1. Sasaran . 6
2. Dosis Vitamin A 6
3. Periode Pemberian . 7
4. Tempat Pemberian . 10
PERSIAPAN .. 11
1. Penentuan Jumlah Sasaran .. 12
2. Pengadaan Kapsul 13
3. Pembiayaan 16
PELAKSANAAN 17
1. Penggerakkan Masyarakat/Kampanye .. 17
2. Registrasi Sasaran 20
3. Pemberian Kapsul 21
4. Pemantauan dan Tindak Lanjut ... 23
LAMPIRAN
Pesan Pokok tentang Vitamin A
Formulir Pencatatan dan Pelaporan