Anda di halaman 1dari 2

4.

TRAUMA PADA BADAN KACA

Trauma tumpul, dapat menyebabkan disinsersi dari basis badan kaca,


sering disertai dengan robekan di pars plana, perdarahan badan kaca, yang
kemudian dapat menyebabkan ablasi retina.

Ruptur bola mata: selalu merupakan trauma yang sangat gawat, yang dapat
menyebabkan kebutaan, cepat atau lambat. Prolaps dari badan kaca melalui
rupture ini, sering disertai dengan timbulnya robekan diretina dan ablasi retina.
Dengan robeknya bola mata, infeksi mudah terjadi.

Luka tembus pada bola mata: bermacam-macam benda dapat masuk ke


dalam bola mata, seperti jarum, pecahan batu, logam, plastik, peluru senapan
angin yang menembus mata dengan kecepatan yang tinggi. Jaringan yang dilalui
benda asing tersebut, menjadi rusak, yang tampak sebagai fibrotik atau
pengkeruhan dari badan kaca, sering disusul dengan ablasi retina. Benda asing di
dalam mata yang tidak dikeluarkan, dapat pula menimbulkan oftalmia simpatika
dikemudian hari, karena untuk menghindarkan macam-macam penyulit tersebut,
dilakukan pengeluaran benda asing dengan operasi badan kaca yaitu virektomi,
untuk benda yang tidak magnetik dengan magnet untuk benda yang magnetik.

Hilangnya badan kaca: dapat terjadi pada waktu operasi lensa, iris atau
kornea. Timbulnya invasi jaringan fibrotik, tarikan-tarikan, sebagai akibatnya,
dapat menyebabkan gangguan kepada retina. Kornea menjadi edema, pupil dapat
tertarik ke atas (updrawn pupil). Prolaps yang akut dapat dipotong, prolaps yang
sudah terjadi lama harus dioperasi untuk melepaskan tarikan dari badan kaca.

Perdarahan badan kaca: seperti diketahui, badan kaca tak mengandung


pembuluh darah. Perdarahan yang terjadi disini berasal dari daerah sekitarnya
salah satu penyebabnya:

1. Trauma: tumpul, tembus ataupun rupture bola mata.


2. Penyakit sistemik: diabetes mellitus, hipertensi, leukemia, Oklusi vena
retina sental, ablasi badan kaca yang akut, dapat menyebabkan robekan
diretina dan timbulnya perdarahan.

Perdarahan yang ringan tampak seperti titik-titik hitam pada pemeriksaan


oftalmoskop, perdarahan yang sedang terlihat sebagai garis-garis hitam yang
kemudian memecah menjadi titik hitam dalam jumlah besar, sehingga fundus tak
mudah terlihat. Penderita merasakan adanya vitreous floaten. Pada perdarahn
yang hebat, penderita kehilangan ketajaman penglihatan sampai kadang-kadang
hanya terdapat persepsi cahaya, reflek fundus yang merahpun hilang.

Tindakan dan pengobatan tergantung dari penyebabnya : pada perdarahan


akibat trauma dapat diberikan koagulansi seperti: decinion, disertai surbex T yang
mengandung vitamin C yang tinggi. Tindakan operatif vitrektomi, dilakukan bila
setelah 6 bulan masih terdapat kekeruhan, untuk memperbaiki ketajaman
penglihatan .

Anda mungkin juga menyukai