Anda di halaman 1dari 6

GANGGUAN SOMATOFORM

A. DEFINISI
Gangguan somatoform adalah gangguan yang meliputi gejala fisik
(misalnya nyeri, mual, dan pening) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan
secara medis. Terjadi pada individu yang mengeluhkan gejala-gejala gangguan
fisik, yang terkadang berlebihan, tetapi pada dasarnya tidak terdapat gangguan
fisiologis.

B. ETIOLOGI
1. Faktor Biologis
Transmisi genetik yang berperan dalam gangguan somatisasi terjadi
pada 10-20% wanita turunan pertama sedangkan saudara laki-lakinya
cenderungmenjadi penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian antisosial.
Padakembar monozigot transmisi terjadi 29% sedangkan dizigot 10%.

2. Faktor Psikososial
bentuk komunikasi sosial yang bertujuan untuk menghindari
kewajiban, mengekspresikan emosi, atau menyimpulkan perasaan.
Pengajaran orang tua, contoh orang tua, dan budaya dapat mengakibatkan
pasien terbiasa menggunakan somatisasi.

C. EPIDEMIOLOGI
Secara internasional menduduki peringkat ke-3 terbanyak diantara
gangguan psikiatrik lainnya dengan prevalensi 8,9 %. sekitar 2-20 dari 1000
penduduk. Lebih banyak pada wanita. Pada umumnya mempunyai riwayat
keluhan fisik yang banyak. Biasanya dimulai sebelum berumur 30 tahun.
D. KLASIFIKASI
Gangguan somatoform terdiri dari 5 diagnosis yang lebih spesifik dan 2
diagnosis residu seperti dijelaskan di dalam Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM-IV-TR), yaitu:
a. Gangguan somatisasi, ditandai dengan banyak keluhan fisik yang mengenai
banyak sistem organ
b. Gangguan konversi, ditandai oleh satu atau dua keluhan neurologis
c. Hipokondriasis, ditandai oleh fokus gejala yang lebih ringan daripada
kepercayaan pasien bahwa ia menderita penyakit tertentu
d. Gangguan dismorfik tubuh, ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi
yang berlebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami cacat
e. Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan
dengan factor psikologis, serta
f. Gangguan somatoform tak tergolongkan (undifferentiated)
g. Gangguan somatoform yang tidak ditentukan (NOS; not otherwise
specified)

E. MANIFESTASI KLINIS
Ciri utamanya adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang
berulang-ulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali-kali terbukti hasilnya negatif. Pasien menyangkal dan menolak untuk
membahas kemungkinan keluhan berhubungan dengan promlem hidup.

F. DIFFERENSIAL DIAGNOSE
1. gangguan anxietas fobik
2. Obsesive Kompulsif
G. DIAGNOSIS
F45.0 Gangguan Somatisasi
a) Banyak keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak ada kelainan fisik
sudah sedikitnya 2 tahun
b) Tidak mau menerima nasehat dari dokter bahwa tidak ada keluhan fisik
c) Disabilitas dalam fungsi di masyarakan dan keluarga

F45.1 Gangguan Somatoform Tak Terinci


a) Keluhan fisik multipel, variasi dan menetap, tidak memenuhi gejala
somatisasi

F45.2 Gangguan Hipokondrik


a) Keyakinan menetap sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yang mendasari
keluhannya, meskipun hasil pemeriksaan tidak ada kelainan
b) Tidak mau menerima nasehat dari dokter bahwa tidak ada keluhan fisik

F45.3 Disfungsi Otonomik Somatoform


a) Bangkitan otonomik (palpitasi, berkeringat, tremor, panas muka)
menetap/mengganggu
b) Gejala subjektif tambahan pada sistem organ
c) Preokupasi dan penderitaan tentang kemungkinan adanya gangguan serius
dari sistem organ tertentu
d) Tidak terbukti adanya kelainan pada sistem organ

F45.4 Gangguan Nyeri Somatoform Menetap


a) Nyeri berat, menyiksa, menetap yang tidak dapat dijelaskan karena
gangguan fisik
b) Nyeri timbul berhubungan dengan adanya konflik/problem psikososial yang
jelas untuk mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut
c) Meningkatnya perhatian dan dukungan, baik personal/medis, untuk yang
bersangkutan
F45.8 Gangguan Somatoform Lainnya
a) Keluhan tidak melalui sistem saraf otonom dan terbatas secara spesifik pada
bagian tubuh atau sistem tertentu. Keluhan tidak berganti-ganti.
b) Tidak ada kaitannya dengan kerusakan jaringan
1. Globus histericus (perasaan ada benjolan di kerongkongandisfagia)
2. Tortikolis psikogenik dan gerakan spasmodinamik lainnya
3. Pruritus psikogenik
4. Dismenore psikogenik
5. Teeth grinding

F45.9 Gangguan Somatoform YTT


H. TERAPI
1. Medikamentosa
Apabila terjadi kecemasan : Anti Anxietas (Diazepam 10-30
mg/hari), (Alprazolam 0,25;0,5;1mg)
Bila ada tanda tanda Depresi : Sertralin (50mg-100mg), Fluoxetin
(20-80 mg)
Bila ada Halusinasi/tanda manik : Clonazepam (1mg/4-6jam),
Lorazepam (2mg/2-4 jam), Haloperidol (5mg/2-4jam)

2. Non Medikamentosa
Mengatur jadwal pertemuan teratur 1 bulan sekali untuk somatik pasien
Pasien dibantu untuk mengatasi gejalannya
Terapi secara gradual dari gejala ke personal dan kemasalah sosial
I. KOMPLIKASI
1. Bunuh diri
2. Depresi
3. Gangguan kecemasan

J. PROGNOSIS
Bersifat kronis dan berfluktuasi. Remisi total jarang tercapai.
Dengan tatalaksana yang tepat maka distress dapat dikurangi namun tidak
dapat sama sekali dihilangkan.

K. PENCEGAHAN
Pencegahan gangguan somatoform sulit karena sindrom mempengaruhi
kelompok usia yang berbeda dan bervariasi dalam pola gejala serta ketekunan.
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri. Terjemahan Widjaja
Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara
Maslim, Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu
Kejiwaan FK Unika Atmajaya.
Yates, William. 2014. Somatic Symtomp Disorders.
http://emedicine.medscape.com/article/294908-overview (12 Juli 2016)
Spratt, Eve G. 2014. Somatoform Disorder.
http://emedicine.medscape.com/article/918628-overview (12 Juli 2016)

Anda mungkin juga menyukai