ISI
b
y=exp a ( cT + d )
Untuk menghitung tetapan-tetapan a, b, c, dan d, jika diinginkan untuk memprediksikan
tekanan uap murni dari fluida propylene-oxide, maka saudara terlebih dahulu harus melakukan
regresi-linier dari pasangan data percobaan pada tabel berikut:
n T (C) y
1 -10,5500 7,581749
2 -2,6609 9,055145
3 5,2282 10,673875
4 13,1173 12,435370
5 21,0064 14,336085
6 28,8955 16,371679
7 36,7846 18,537172
8 44,6737 20,827094
9 52,5628 23,235613
10 60,4519 25,756646
(sumber: http://www.eng.auburn.edu/users/drmills/mans486/Diffusion%20Tube/Antoine_coefficient_table.PDF)
b
(
y=exp a
cT + d )
b
ln y=a
cT +d
a ( cT +d )b
ln y=
cT +d
( cT +d ) ln y=a ( cT +d )b
Nilai c dianggap 1 karena pada persamaan aslinya, variabel T tidak memiliki konstanta
sehingga apabila c adalah 1 maka hasilnya adalah:
T ln y +d ln y=aT +ad b
Melakukan pengumpulan di satu sisi atau homogenisasi terhadap persamaan di atas, yaitu
sebagai berikut:
T ln y +d ln yaT ad +b=0
Persaaman tersebut kemudian dibagi dengan variabel T agar sehingga persamaannya akan
menjadi seperti:
d ln y ad b
ln y + a + =0
T T T
ln y R
ln y + d a=0
T T
1. Turunan S terhadap a
dS ln y R
da (
= 1 ln y +
T
d a =0
T )
ln y 1
ln y +d T
R
T
a 1=0
ln y 1
ln yd + R +a=0
T T
ln y 1
d + R + N = ln y
T T
2. Turunan S terhadap d
dS ln y ln y R
dd
=
T (
ln y +
T
d a =0
T )
Departemen Teknik Kimia UI Page 3
( ln y )2 ( ln y )2
T + d T 2 R lnT 2y a lnT y =0
( ln y )2 ln y ln y ( ln y )2
d + R T2 T T
+ a =
T2
3. Turunan S terhadap R
dS ln y R
da
=
1
T
ln y+( T
d a =0
T )
ln y ln y 1 1
+d R 2 a =0
T T 2
T T
ln y 1 1 ln y
d + R 2 +a =
T 2
T T T
Setelah melakukan tahap penurunan simpangan, maka hasil dari penurunan tersebut
kemudian diubah ke dalam bentuk matriks. Bentuk matriks yang akan di dapatkan adalah sebagai
berikut:
( )( )
( ln y )
T2
lnT 2y lnT y ( ln y )2
T
d
ln 2y
T
ln y
T2
1
T
1
()
R=
a
ln y
T
T
T1 N ln y
Dengan menggunakan matriks tersebut, maka untuk mengetahui nilai d, R, dan a dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu cara manual yaitu dengan menggunakan metode Cramer dan
SUBROUTINE EGAUSS(n,A,x,b)
C -------------------------------------------------------------------
C SUBROUTINE ELIMINASI GAUSS (tanpa "PIVOTING"): |
C Merupakan solusi SISTEM Persamaan Aljabar Linier (SPAL) dengan |
C format persamaan matriks: [A].[x] = [b], dengan rincian sbb |
C Deklarasi Variabel:
C -------------------
INTEGER n
REAL*8 A(7,7),b(n),x(n)
INTEGER i,j,k
REAL*8 PIVOT,MULT,TOP
RETURN
END
Dari hasil pengolahan data menggunakan program FORTRAN tersebut, maka didapatkan
hasil berupa:
Sehingga,
Dari hasil di atas, maka dapat dibuat tabel yang membandingkan antara nilai tiap variabel
(a, b, c, dan d) yang didapatkan dari penghitungan menggunakan program FORTRAN dengan
nilai tiap variabel dari literatur.
Dari tabel di atas, tampak bahwa terdapat sedikit perbedaan antara nilai variabel yang
didapatkan dari pengolahan data menggunakan program FORTRAN dengan nilai variabel dari
literatur. Kemungkinan, perbedaan ini terjadi dikarenakan digit dari tiap data yang terlalu banyak
sehingga terdapat beberapa kesalahan dalam pengolahan data oleh program. Namun, karena
perbedaannya tidak terlalu jauh, pengolahan dengan program FORTRAN ini tetap dapat
dikatakan sebagai metode yang cukup akurat.