Soal Cerpen
Soal Cerpen
keluarganya. Perempuan itu menanak nasi dengan cara menyorongkan seikat daun kelapa
kering ke dalam tungku, dan setelah api menyala, lekas disorongkannya pula beberapa keping
kayu bakar yang selalu tersedia di bawah lumbungnya.
a. Ramah
b. Kikir
c. Sombong
d. Pemarah
e. Pelit
a. Dapur
b. Pekarangan rumah
c. Ruang tamu
d. Ruang makan
e. Garasi
Hasil sawah yang tak seberapa itu hendak dibawa mati, Mak? tanya Rimah suatu ketika.
Kuping anak gadis Banun itu panas karena gunjing perihal Banun Kikir tiada kunjung reda.
Mak tak hanya kikir pada orang lain, tapi juga kikir pada perut sendiri, gerutu Nami, anak
kedua Banun.
Tak usah hiraukan gunjingan orang! Kalau benar apa yang mereka tuduhkan, kalian tak bakal
mengenyam bangku sekolah, dan seumur-umur akan jadi orang tani, bentak Banun.
a. Bahagia
b. Senang
c. Sedih
d. Tegang
e. Haru
a. Pemarah
b. Baik hati
c. Sombong
d. Penolong
e. Kikir
Saban petang, selepas bergelimang lumpur sawah, daun-daun kelapa kering itu dipikulnya
dari kebun yang sejak lama telah digarapnya. Mungkin sudah tak terhitung berapa jumlah
simpanan Banun selama ia menahan diri untuk tidak membeli minyak tanah guna
menyalakan tungku. Sebab, daun-daun kelapa kering di kebunnya tiada bakal pernah
berhenti berjatuhan.
15. latar tempat pada kutipan diatas adalah...
a. Rumah
b. Kebun
c. Warung
d. Dapur
e. Garasi
a. Murah hati
b. Dermawan
c. Sombong
d. Kikir
e. Salkir
Rupanya penolakan Banun telah menyinggung perasaan Palar. Lelaki itu merasa terhina. Mentang-
mentang sudah kaya, Banun mentah-mentah menolak pinangannya. Dan, yang lebih menyakitkan, ini
bukan penolakan yang pertama. Tiga bulan setelah suami Banun meninggal, Palar menyampaikan
niatnya hendak mempersunting janda kembang itu. Tapi, Banun bertekad akan membesarkan anak-
anaknya tanpa suami baru. Itu sebabnya Palar menggunakan segala siasat dan muslihat agar Banun
termaklumatkan sebagai perempuan paling kikir di kampung itu. Palar hendak membuat Banun
menanggung malu, bila perlu sampai ajal datang menjemputnya.
a. Haru
b. Sedih
c. Senang
d. Tegang
e. Mencekam
Meski kini sudah zaman gas elpiji, Banun masih mengasapi dapur dengan daun kelapa kering dan kayu
bakar, hingga ia masih menyandang julukan si Banun Kikir. Nasi tak terasa sebagai nasi bila dimasak
dengan elpiji, kilah Banun saat menolak tawaran Rimah yang hendak membelikannya kompor gas.
Rimah sudah hidup berkecukupan bersama suaminya yang bekerja sebagai guru di ibu kota kabupaten.
Begitu pula dengan Nami dan dua anak Banun yang lain. Sejak menikah, mereka tinggal di rumah
masing-masing. Setiap Jumat, Banun datang berkunjung, menjenguk cucu, secara bergiliran.
18. pada kutipan diatas terdapat majas....
a. Metonomia
b. Litotes
c. Paradoks
d. Personifikasi
e. Pars pro parte