Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

Olahraga adalah salah satu bentuk kegiatan untuk melatih tubuh atau jasmani dan
rohani seseorang. Di dalam tubuh yang kuat akan terdapat jiwa yang sehat. Melalui aktivitas
olahraga akan banyak hal positif yang didapatkan. (Prasetyo, 2003). Sampai kapan pun
olahraga menjadi salah satu kegiatan yang diperhatikan oleh manusia. Olahraga dapat
dilakukan dengan berbagai cara mulai dari yang sederhana sampai dengan yang rumit dan
memerlukan waktu lama untuk latihannya. Olahraga dapat dibagi menjadi dua kelompok
utama, yaitu olahraga permainan dan olahraga ketangkasan. Menurut Joan Freeman dan
Utami munandar (dalam Andang Ismail, 2009 : 27) mendefinisikan olahraga permainan
sebagai suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik,
intelektual, sosial, moral, dan emosional. Jadi pengertian permainan adalah suatu aktifitas
yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk
proses kepribadian anak dan membantu anak mencapai perkembangan fisik, intelektual,
sosial, moral dan emosional.

Pada perkembangannya mulai di kenal istilah extreme game atau olahraga ekstrim
yang masuk dalam kelompok dari olahraga permainan. Olahraga ini lebih mengarah pada
olahraga modern dan individualis yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dan
memerlukan latihan yang lebih lama. Olahraga ekstrim memiliki beberapa macam kategori
yang dapat dilihat dari track atau area bermain maupun peralatan yang digunakannya.

Perkembangan olahraga ekstrim di Indonesia semakin berkembang pesat dalam


beberapa tahun belakangan ini, di kota kota besar seperti Ibu Kota Jakarta, Bandung,
Surabaya, Bali, dan juga Yogyakarta terutama di bidang olahraga ekstrim skateboard, bmx
freestyle, dan agressive in-line. Hal tersebut dapat dilihat dari fenomena di kalangan kawula
muda maupun remaja pada setiap daerah di kotanya. Bukti lain perkembangannya, sering kita
lihat di beberapa media cetak maupun iklan dalam stasiun televisi yang menggunakan icon

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 1


olahraga ekstrim tersebut untuk memberikan semangat bagi gaya hidup anak muda di zaman
sekarang. Bahkan semakin maraknya penjualan berbagai merk pakaian, makanan, dan
minuman yang bertemakan olahraga ekstrim tersebut.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor cepatnya pertumbuhan olahraga ekstrim di
Indonesia, diantaranya adalah bahwa permainan ini mengekspresikan kebebasan dari sang
pemain. Para pemain olahraga ini bebas melakukan apa saja dalam bentuk gerakan atau
sering disebut trick. Hal ini yang menjadi alasan mengapa hampir seluruh pemain olahraga
ekstrim berasal dari golongan muda muda remaja, hal tersebut dikarenakan golongan muda
dan remaja identik dengan kebebasan dan penuh semangat untuk mengekspresikan dirinya
sendiri tanpa harus menjadi orang lain. Dengan ini olahraga ekstrim tersebut dapat dikatakan
mewakili kebebasan berpikir dan bertindak dalam sebagian sisi kehidupan golongan muda
dan remaja.

Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia dan juga merupakan kota
pelajar yang ramai oleh berbagai kalangan muda dari pelajar sampai mahasiswa untuk
menuntut ilmu. Disamping itu para pelajar dan mahasiswa yang berada di kota Yogyakarta
tidak sedikit yang mulai menekuni atau sudah mempunyai hobby di bidang olahraga ekstrim
berjenis skateboard, bmx freestyle, dan agressive in-line.

Pertumbuhan pemain olahraga ekstrim semakin meningkat di wilayah Kota


Yogyakarta, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa komunitas di sudut kota Yogyakarta yang
menjuluki komunitas mereka sebagai Underground, karena mereka bermain di tempat umum
dengan memfasilitasi alat bermain mereka sendiri. Di bawah ini merupakan beberapa
komunitas olahraga ekstrim yang ada di kota Yogyakarta.

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 2


Tabel 1.1.1 Komunitas Skateboard di Yogyakarta

Jumlah Anggota Jumlah Anggota


Nama Komunitas
(2009) (2015)
Mandala Krida Skateboarding 21 15
Balaikota Skateboarding 25 20
UGM Boulevard Skateboarding 10 18
UGM Kehutanan Skateboarding 5 9
Wiratama Skateboarding 10 18
Jembatan Janti Skateboarding 8 14
Ngasem Skateboarding 8 16
Bintaran Skateboarding 10 10
Kota Gede Skateboarding 10 15
ISI Skateboarding 10 15
UPN Skateboarding - 10
Candi Gebang Skateboarding 5 6
GOR UNY Skateboarding 10 15
Kota Baru Skateboarding - 17
SMP 3 Sleman Skateboarding - 15
Youth Centre Mlati Skateboarding - 12
UII jakal Skateboarding 10 17
Sarkunt Skateboarding 10 8
South Portal UGM Skateboarding - 13
Taman Kota Skateboarding 12 25
UMY Skateboarding 10 13
Jumlah 174 301
Sumber : Survey Data Penulis, 2015

Tabel 1.1.12 Komunitas BMX Freestyle di Yogyakarta

Jumlah Anggota Jumlah Anggota


Nama Komunitas
(2009) (2015)
Mandala Krida BMX 7 12
Balaikota BMX 10 20
UGM Teknik BMX 5 7
UGM Kehutanan BMX 3 -
Jembatan Janti BMX 8 16
ISI BMX 6 10

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 3


Kota Baru BMX 5 8
Youth Centre Mlati BMX 4 6
Sarkunt BMX 8 15
Taman Kota BMX - 25
403 Jakal BMX - 7
Gembiraloka Zoo BMX - 17
Jumlah 56 143
Sumber : Survey Data Penulis, 2015

Tabel 1.1.13 Komunitas Agressive In-line di Yogyakarta

Jumlah Anggota Jumlah Anggota


Nama Komunitas
(2010) (2015)
JOGRODER 8 25
Mandala Inline Speed (MIS) 5 12
Taman Kota Slaloom - 16
Joglos Speed - 10
Jumlah 13 63
Sumber : Survey Data Penulis, 2015

Jumlah total peminat atau pemain yang menekuni kategori olahraga ekstrim terbanyak
ada pada jenis skateboard dan disusul oleh olahraga bmx freestyle. Untuk komunitas Inline
atau sepatu roda menjadi jumlah anggota paling sedikit dan hanya terdapat empat komunitas
saja, karena olahraga ekstrim berjenis sepatu roda dengan melakukan trick ekstrim di arena
(agressive) hanya dilakukan oleh kaum adam, dan sebagian besar jenis lain pada sepatu roda
diisi oleh kaum hawa di Indonesia khusus nya kota Yogyakarta.

Pertumbuhan komunitas olahraga ekstrim di tanah air semakin bermakna setelah


adanya asosiasi resmi dari ketiga jenis olahraga tersebut.

1. Asosiasi skateboard dibentuk oleh Indonesian Skateboarding Assosiation atau disebut


ISA. ISA didirikan pada akhir tahun 1999 dengan membuka dua kantor regional di
Jakarta dan Bandung.
2. Asosiasi bmx dibentuk oleh Asosiasi BMX Indonesia atau disebut ISA. ISA didirikan
pada tanggal 1 April 2001 dan mulai disahkan pada tanggal 9 Januari 2003.

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 4


3. Asosiasi in-line atau sepatu roda dibentuk oleh Persatuan Olahraga Sepatu Roda
Indonesia atau disebut PORSEROSI.

Di Yogyakarta antusiasme para remaja dalam menggeluti olahraga ekstrim juga


terlihat dari maraknya kompetisi, kompetisi yang hampir ada setiap sebulan sekali atau lebih
ini diadakan oleh berbagai elemen sponsor organizer lokal. Untuk kompetisi nasional biasa
diselenggarakan dalam waktu setahun sekali oleh IOXC (Indonesian Open X-Sport
Champion), City Surf, Volcom, Spyderbilt, Quicksilver, atau kompetisi yang diadakan oleh
civitas universitas sepeti : Trisakti, UI, UMB, Perbanas, Pancasila, Telkom. IOXC dibentuk
sebagai sebuah ruang untuk remaja untuk berekspresi di bidang olahraga ekstrim yang
tentunya sangat signifikan terhadap kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup bagi
masyarakat banyak khususnya kaum remaja. IOXC yang diprakarsai oleh Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia adalah suatu wujud dari perhatian pemerintah
terhadap pembinaan olahraga dan kaum muda. IOXC bersifat not-for-provit untuk para
pencinta extrem sports. Pada tahun ke 2013 kota Yogyakarta pernah menjadi tuan rumah
untuk kompetisi IOXC yang berlokasi di Mandala Krida. Pengunjung di malam terakhir
mencapai angka 1,650 orang dan di ikuti oleh lebih dari 250 peserta.

Dan beberapa event besar bertaraf internasional contohnya dalam skateboard yaitu
kompetisi Asian X-Games di lapangan parkir timur Gelora Bung Karno pada bulan November
2001 dan event Kuta Karnival di Pantai Kuta Bali yang diadakan setiap tahunnya. Kompetisi-
kompetisi internasional tersebut mengikutsertakan para pemain yang berasal dari berbagai
negara, seperti : Indonesia, Amerika, Denmark, Australia, Kanada, Singapura, Malaysia,
Filipina, Thailand, Jepang, Korea, Vietnam, Selandia Baru dan pemain dari negara-negara
lainnya. Kompetisi internasional yang juga berkoordinasi dengan asosiasi resmi skateboard
Indonesia, mengundang banyak perhatian masyarakat skateboard dan umum, baik nasional
maupun internasional. Berikut adalah data kompetisi maupun festival olahraga ekstrim yang
pernah diselenggarakn di kota Yogyakarta.

Gambar 1.1.1 X-Games Competition

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 5


Sumber : http://blog.benetton.com/blog/x-games-asia/
Diakses 25 Sept 2015, Pk. 20.21 WIB

Kategori X-Games meliputi olahraga BMX Freestyle, Skateboard, Agressive In-Line


dan terdapat banyak orang yang menakjubkan berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.

Kegiatan 1.1.14 Kompetisi Extreme Sport di Yogyakarta

Tahun Nama Kegiatan Kompetisi Lokasi


1999 ISA Series Event Mandala Krida
2000 ISA Series Event Mandala Krida
2001 ISA Series Event Mandala Krida
2002 ISA Series Event Mandala Krida
2003 ISA Series Event Mandala Krida
2004 Volcom Competition -
2005 ISA Series Event Jogja Expo Centre
2005 Volcom Competition Jogja Expo Centre
2006 Viva La BALKOT Balaikota Yogyakarta

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 6


2007 Viva La BALKOT Sporthall Kridosono
2008 Viva La BALKOT Sporthall Kridosono
2009 Viva La BALKOT Balai Kota Yogyakarta
2010 Viva La BALKOT Bloodbath Skatepark
2011 Viva La BALKOT Jogja Expo Centre
2011 Go Skateboarding Day Balai Kota Yogyakarta
2012 Viva La BALKOT Jogja Expo Centre
2012 Go Skateboarding Day Balai Kota Yogyakarta
2013 Viva La BALKOT Sporthall Kridosono
2013 Go Skateboarding Day Balai Kota Yogyakarta
2014 Viva La BALKOT Sporthall Kridosono
2014 Go Skateboarding Day Balai Kota Yogyakarta
2014 Starcross Competition Jogja City Mall
2015 Go Skateboarding Day Taman Kota Yogyakarta
2015 PROJAM Competition Jogja Expo Centre
Sumber : Survey Data Penulis, 2015

Melihat dari beberapa faktor banyaknya komunitas dan kegiatan berupa kompetisi
yang rutin diadakam dalam hal olahraga ekstrim ini, maka perlu direncanakan dan dirancang
wadah baru sebagai fasilitas yang layak untuk menampung potensi dan minat para penyalur
hobbi terhadap olahraga ekstrim di Yogyakarta khususnya dalam kategori skateboard, bmx
freestyle dan agressive in-line.

1.1.2 Latar Belakang Permasalahan

Kurangnya arena bagi fasilitas olahraga ekstrim merupakan suatu hambatan dalam
perkembangan olahraga ekstrim para remaja di kota Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat
dari perkembangan kota lain yang sudah mulai berprestasi di kejuaraan Lokal, Nasional
maupun Internasional. Hal tersebut dikarenakan tercukupi akan sarana fasilitas yang dapat
menampung semua kegiatan di kota mereka. Berikut adalah survey data perkembangan
fasilitas arena olahraga ekstrim dari berbagai kota besar di Indonesia.

Tabel 1.1.2 Pertumbuhan Extreme Sport Arena di Kota Besar Indonesia

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 7


Nama Kota Jumlah Skateboard Arena
thn (2015)
DKI Jakarta 4
Bandung 3
Bali 4
Surabaya 3
Solo 2
Yogyakarta 2
Sumber : Survey Data Penulis, 2015 &
http://extremeina.com/blog/tag/federasi-skateboard-indonesia/
Terlihat dalam tabel pertumbuhan arena di atas bahwa kota Solo secara geografis
lebih kecil serta berpenduduk lebih sedikit dibandingkan kota Yogyakarta tetapi memiliki 2
buah arena yang dapat mewadahi aktifitas di kota mereka.

Pengembangan pada Arena Olahraga Ekstrim ini berangkat dari pemikiran bahwa
Yogyakarta, masih belum tercukupi dalam hal fasilitas dan pelatihan pada Olahraga Ekstrim.
Arena yang sudah ada belum cukup memenuhi kegiatan dan kriteria. Kegiatan yang diwadahi
dalam Arena Olahraga Ekstrim ini mencakup arena outdoor, arena indoor, area kamp
pelatihan, area penonton, ruang pengelola, ruang pelatih, ruang pengurus asosiasi olahraga
ekstrim regional Yogyakarta, toko olahraga ekstrim dan ruang-ruang penunjang seperti
cafetaria, ruang ganti, toilet umum, dan area taman sebagai sarana rekreatif umum bagi
pengunjung masyarakat Yogyakarta.

Isu umum dari proyek Arena Olahraga Ekstrim ini adalah kondisi Arena yang tanggap
terhadap lingkungan, penataan ruang dalam dan ruang luar, serta obstacles yang didasari oleh
standar internasional akan menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan didalam
perancangan nantinya. Arena Olahraga Ekstrim ini akan dirancang dengan konsep pendekatan
arsitektur ekologis. Perancangan yang meliputi penataan ruang dalam melalui elemen
pembentuk ruang difungsikan untuk meningkatkan minat pengunjung terhadap fasilitas ruang
dan kualitas ruang yang disediakan, seperti pengolahan elemen lantai, dinding, langit-langit,
tangga, jendela, pintu, obstacle arena, pencahayaan buatan, dan aksesoris ruang. Penataan
ruang luar melalui pengolahan tapak agar mampu menciptakan nuansa rekreatif bagi kegiatan
olahraga pada arena, melalui elemen perancagan seperti pembatas ruang, skala, kontruksi,
warna, tekstur, sirkulasi, serta tata hijau.

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 8


Seperti yang dijelaskan oleh Iain Borden, dalam salah satu tulisannya, bahwa adanya
skateboard park dapat memberikan nilai positif terhadap lingkungan sekitar. Nilai positif
yang diberikan adalah berupa dampak sosial terhadap komunitas, lingkungan dan
berkumpulnya masyarakat (para remaja) pada satu kegiatan yang bernilai positif. Skateboard
park adalah sebutan arena bermain olahraga ekstrim yang juga digunakan untuk fasilitas dari
skateboard, bmx freestyle, agressive in-line, maupun scooter.

Pada kesempatan lain ia mengemukakan adanya hubungan desain sebuah skateboard


arena dengan penciptaan ruang terbuka kota. Disamping keberadaan skateboard arena indoor.
Dalam makalahnya yang berjudul Beneath The Pavement, The Beach : Skateboarding,
Architecture and The Urban Realm, ia menjelaskan bahwa dengan suatu desain skateboard
arena yang terbuka dapat menciptakan sebuah open space pada kawasan tersebut. Ruang
terbuka tersebut dapat berupa plaza yang didalamnya orang dapat bertemu dan melakukan
aktivitas, berkenalan, atau hanya sebatas menikmati suasana sekitar. Ruang terbuka yang
dilengkapi dengan sitting group dan penanaman tanaman penghijau dan peneduh dapat
memberikan suasana sejuk dan segar bagi kawasan kota dimana skateboard arena tersebut
berada.

Dengan uraian diatas diharapkan menjadi jelas bahwa banyak sekali yang dapat
masyarakat dapatkan dari adanya sebuah arena olahraga ekstrim. Arena terebut bukan hanya
milik para pemainnya, tapi lebih jauh dapat membangun hubungan yang harmonis dengan
sering berinteraksinya masyarakat di dalamnya. Dengan kata lain area extreme sport arena
merupakan milik bersama sebuah komunitas kawasan tertentu maupun seluruhnya. Hubungan
tersebut bisa berupa kegiatan social yang umum antara pemain dan masyarakat umum. Hal
ini dapat diartikan sebagai promosi untuk lebih membuka olahraga ekstrim melalui extreme
sport arena terhadap masyarakat awam.

Dengan semakin luasnya masyarakat umum mengetahui tentang permainan pada


olahraga ekstrim tersebut, diharapkan akan menarik minat dan ketertarikan mereka pada
olahraga ini. Sehingga nantinya akan banyak lahir generasi baru dalam olahraga yang akan
memberikan warna tersendiri bagi kehidupan generasi muda Indonesia.

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 9


1.2 Rumusan Permasalah

Bagaimana wujud rancangan Extreme Sport Arena di Yogyakarta sebagai suatu


sarana fasilitas dan tempat pelatihan yang tanggap lingkungan melalui penataan ruang dalam
dan ruang luar dengan pendekatan arsitektur ekologis.

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Tujuan umum perancangan Extreme Sport Arena di Yogyakarta ini adalah


mewujudkan rancangan arena olahraga ekstrim melalui pengolahan elemen tata ruang luar
dan tata ruang dalam dengan pendekatan arsitektur ekologis.

1.3.2 Sasaran

Sasaran yang ingin dituju adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kebutuhan dan standar ruang dalam penyediaan fasilitas bangunan


yang mendukung terjadinya proses aktivitas dan pelatihan.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis pengolahan tata ruang dalam dengan
memperhatikan beberapa aspek arsitektur ekologis seperti lantai, dinding, langit
langit, tangga, dimensi obstacles, serta pintu dan jendela. Sedangkan pada aspek
pengolahan tata ruang luar yang perlu diperhatikan adalah pembatas ruang, skala,
warna, sirkulasi, dan tata hijau.
3. Menganalisis dan mengaplikasikan konsep perancangan arsitektur ekologis melalui
pengolahan dan hubungan antara tata ruang dalam dengan tata ruang luar yang
berfungsi sebagai pelatihan dan sarana aktivitas olahraga ekstrim di Yogyakarta.

1.4 Lingkup Studi

1.4.1 Materi Studi

1. Ruang Lingkup Spatial


Berisi tentang batas batas geografis wilayah kota Yogyakarta dan lokasi proyek dan
keadaan lahan yang akan diolah dengan pendekatan arsitektur ekologis.

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 10


2. Ruang Lingkup Substantial
a. Pengolahan elemen-elemen tata ruang dalam yang meliputi :
Lantai, Dinding, Langit-langit, Jendela, Pintu, Tangga, Obstacles atau Peralatan
arena, Peralatan lampu dan Aksesoris.
b. Pengolahan elemen-elemen tata ruang luar yang meliputi :
Pembatas ruang, Skala, Kontruksi, Tekstur, Warna, Sirkulasi dan Tata hijau.
c. Penerapan prinsip-prinsip ekologis yang meliputi :
Material bangunan, Pembukaan, Bentuk dan Proporsi ruang.
3. Ruang Lingkup Temporal
Perancangan extreme sport arena di kota Yogyakarta memiliki pencapaian pemakaian
20 tahun terhitung setelah selesainya masa perancangan.

1.4.2 Pendekatan Studi

Penyelesaian perancangan Extreme Sport Arena di Yogyakarta ini dilakukan dengan


cara pengolahan elemen tata ruang luar dan tata ruang dalam dengan pendekatan arsitektur
ekologis.

1.5 Metode Studi

1.5.1 Pola Prosedural

Proses prosedural penyusunan konsep perancangan dilakukan dengan tahapan sebagai


berikut :

1. Deskriptif
Metode deskriptif bertujuan untuk menjelaskan tentang Extreme Sport Arena, Latar
belakang, serta fenomena yang mendukung pengadaan proyek.
2. Deduktif
Metode deduktif dilakukan dengan mengumpulkan berbagai informasi yang
mendukung studi Arena, serta studi penekanan konsep arsitektur ekologis pada suatu
kawasan kota.
3. Komparatif
Metode komparatif dilakukan dengan cara studi banding terhadap obyek serupa yang
memiliki fungsi arena olahraga ekstrim. Metode ini digunakan untuk memperkaya
wawasan akan bentuk dalam perancangan, serta menemukan pemecahan masalah
pada pendekatan arsitektur.

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 11


1.5.2 Pola Pikir Perancangan

Diagram 1.1 Pola Pikir Perancangan

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 12


1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 13


Berisi bagian pendahuluan yang berisi Latar Belakang Proyek, Latar Belakang
Permasalahan, Rumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran, dan Lingkup
Pembahasan yang meliputi Materi Studi, Pendekatan Studi, dan Metode
Pembahasan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAKEKAT PROYEK

Berisi mengenai tinjauan Olahraga Ekstrim, Arena Olahraga Ekstrim dan


Tinjauan Arena Olahraga Sejenis secara umum.

BAB III TINJAUAN KONTEKS WILAYAH

Berisi tentang tinjauan kawasan perancangan Arena Olahraga di Kota


Yogyakarta. Bagian ini berisi mengenai tinjauan Kawasan/Wilayah, site
terpilih, batas wilayah, kondisi geografis, kondisi klimatologis, norma dan
kebijakan otoritas terkait.

BAB IV LANDASAN TEORI ARSITEKTURAL

Berisi tentang teori perancangan tata ruang dalam dan tata ruang luar serta
teori perancangan arsitektur ekologis.

BAB V ANALISIS

Berisi tentang analisis perencanaan dan perancangan bangunan terkait dengan


kebutuhan bentuk tampilan bangunan, tata ruang, program ruang, hubungan
antar ruang, analisi tapak, dan perlengkapan dan kelengkapan analisis
bangunan yang kemudian digunakan untuk menyusun konsep perencanaan dan
perancangan bangunan.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bagian ini menjelaskan tentang konsep dasar perencanaan dan perancangan


Arena Olahraga Ekstrim di Yogyakarta yang diperoleh dari hasil analisis
kemudian diterapkan ke dalam bentuk fisik perancangan bangunan.

Extrem Sport Arena di Yogyakarta Agil Prasetyo N. | 14

Anda mungkin juga menyukai