Anda di halaman 1dari 86

PEMBUATAN APLIKASI STEGANOGRAFI

MENGGUNAKAN MATLAB 7.0

Oleh : Yeni Setiani

UNIVERSITAS GUNADARMA
Universitas Gunadarma
2008
ABSTRAK

Penggunaan steganografi bertujuan untuk menyamarkan eksistensi


(keberadaan) data rahasia sehingga sulit untuk dideteksi, dengan menyisipkan
pesan teks kedalam citra. metode yang paling sederhana adalah metode
modifikasi LSB (Least Significant Bit Modification) yaitu dengan cara
mengganti tiap-tiap bit pixel pada citra. Banyaknya karakter dari pesan rahasia
yang dapat ditampung bergantung pada besar kecilnya ukuran dari file citra
sebagai penampung.

Matlab 7.0 banyak bermanfaat selain pemrograman, matlab 7.0 dapat juga
digunakan untuk komputasi dan visualisasi, dengan menggunakan desain antar
muka yang biasa dikenal dengan nama GUI (Graphical User Interface).

Kata Kunci : Aplikasi, Matlab 7.0, Pengolahan Citra, Steganografi.


(xiii+ 83 + Lampiran).
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Data atau informasi tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, tetapi juga dapat
berupa gambar, audio ( bunyi, suara, musik ), dan video. Empat macam data atau
informasi ini sering disebut multimedia. Era teknologi informasi saat ini tidak
dapat dipisahkan dari multimedia. situs web ( website ) di internet dibuat
semenarik mungkin dengan menyertakan visualisasi berupa gambar atau video
yang dapat diputar.
Citra ( Image ) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan
sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik
yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan informasi. Ada sebuah
peribahasa yang berbunyi Sebuah gambar bermakna lebih dari seribu kata ( a
picture is more than a thousand words ), maksudnya adalah sebuah citra dapat
memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi yang disajikan
dalam bentuk tekstual ( kata-kata ).
Berdasarkan penjelasan diatas penulis akan membahas salah satu teknik pada
pengolahan citra digital yang dikenal dengan istilah Steganografi, yaitu teknik
penyembunyian data rahasia sehingga keberadaan data tersebut tidak diketahui
oleh pihak asing dengan menggunakan media citra digital, dengan menggunakan
bahasa pemograman Matlab 7 dimana Matlab ( Matrix Laboratory ) merupakan
salah satu bahasa pemograman yang dikembangkan oleh MathWorks. Matlab
memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa
pemrograman lain. Matlab merupakan bahasa pemrograman level tinggi
yang dikhususkan untuk kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan
pemrograman .
Teknologi digital memberikan kontribusi yang besar pada penerapan
teknologi steganografi karena banyak format file digital yang dapat dijadikan
media untuk menyembunyikan pesan. Format yang biasa digunakan antara lain:
bmp, gif, jpeg, file teks, html, pdf, mp3, wav atau voc. contohnya pada file
gambar, pesan dapat disembunyikan dengan menyisipkan pada bit rendah (
LSB ) di dalam data pixel yang menyusun file gambar.

1.2. Ruang Lingkup.


Dalam pembuatan Aplikasi ini, penulis membatasi permasalah pada proses
bagaimana data citra dan teks diambil dan disajikan untuk proses steganografi
dengan teknik LSB ( Least Significant Bit ) dimana proses steganografi ini
menyisipkan dan mengungkapkan kembali data tekstual tersebut dalam citra yang
terseleksi dengan menggunakan Matlab 7.

1.3. Tujuan Penulisan.


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
a. Sebagai pembelajaran dan pengenalan bagaimana cara penyamaran serta
penyembunyian data tekstual ke dalam data citra dengan menggunakan
bahasa pemograman tingkat tinggi Matlab 7.
b. Untuk menjaga kerahasiaan data yang disisipkan sehingga tidak
mengizinkan pihak asing untuk mendeteksi keberadaan pesan rahasia
tersebut.

1.4. Metode Penulisan.


Dalam pembuatan Aplikasi ini langkah pertama yang dilakukan adalah
mencari dan mengumpulkan data referensi ilmu pengolahan citra digital dari
buku-buku dan internet khususnya mengenai materi steganografi Setelah itu
dibangun form GUI (Ghrapics User Interface) dengan menggunakan GUI Matlab.
Proses berikutnya adalah memasukan elemen-elemen yang penting guna
memudahkan pengguna (User). Setelah itu menggunakan berbagai citra uji dan
juga data teks yang ingin di samarkan atau disisipkan dalam data citra.
Pada penelitian ini penulis menggunakan Matlab 7. minimal membutuhkan
perangkat keras dan perangkat lunak seperti:
Perangkat Keras yang dibutuhkan:
Intel Pentium III 1.00 Ghz.
RAM 256.
VGA 32 MB (non Shared).
Hardisk 40 GB.
Monitor SVGA 15 Inci.
Keyboard.
Mouse .
Perangkat Lunak yang dibutuhkan:
Matlab 7 Simulink 14.
Windows Picture and Fax Viewer.
Ms Office Word.

Pembuatan Aplikasi ini dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain:


a. Algoritma metode penyisipan data tekstual ke dalam data citra.
Mengubah setiap pixel (satu dot atau elemen dari raster) gambar
asli menjadi raster (bentuk Array yang mengandung dot / titik) data
dengan cara sebagai berikut :
Baca Pixel LSB
RGB raster data bit rendah
(biner) (0 dan 1)
Mengubah pesan rahasia (karakter) menjadi bit-bit pesan (biner).

Baca data tekstual bilangan ASCII


karakter (bilangan desimal) bit
pesan (biner)
Mengganti setiap bit rendah dengan bit pesan. Jika bit rendah = bit
pesan, maka raster data tidak berubah. Jika bit rendah < bit pesan,
maka data ditambah 1. jika bit rendah > bit pesan, maka raster data
dikurang 1.
Menulis pixel yang baru sesuai dengan raster data:
Raster data RGB pixel

b. Algoritma metode ekstraksi data tekstual dari media penyimpanan data citra.
Setiap pixel citra steganografi diubah menjadi raster data agar
memperoleh bit rendah. Prosesnya sama dengan tahap pertama
metode penyisipan.
Bit rendah setiap pixel dikumpulkan hingga terbentuk bit stream.
Arah bacanya adalah atas ke bawah dan kiri ke kanan. Setiap 8 bit
stream merepresentasikan sebuah karakter. Setelah semua bit
stream diubah menjadi karakter, akan diperoleh data teks yang
tersembunyi di antara kumpulan karakter.

c. Metode penyisipan teks ke dalam data citra.

Bit-bit Gambar
Asli
1 bit
1 pixel

Metode
Sisipan

1 pixel yang memuat 1 bit

Gambar
Steganografi
Gambar 1.1. Diagram Penyisipan Data Tekstual.
d. Metode ekstraksi data tekstual dalam citra.

Gambar
Steganografi

1 Pixel

Metode
Ekstraksi
1 bit

Bit-bit

Gambar 1.2. Diagram Ekstraksi Pada Data Citra.

e. Pembuatan naskah program.


Ubah String ke format Binary.
Fungsi pemanggilan prosedur
prosedur ubah string ke biner ASCII
ubah string ke integer
ubah integer ke biner

Fungsi sisipan LSB.


Fungsi pemanggilan prosedur baris
Ubah matriks citra dengan banyaknya baris teks
Ulangi kolom berikutnya pada baris awal ke pesan berikutnya

Ekstraksi LSB.
Fungsi ekstraksi metode LSB
Inisialisasi kunci warna citra
Baca biner warna kunci
Ambil bit ke 8 lalu Transpose bit tersebut
f. Uji Coba Aplikasi.
Pada tahap pengujian penulis mengawali dengan proses penyajian data gambar
dan tekstual sebelum diproses, kemudian secara berulang-ulang data yang telah
disajikan terus diganti untuk diamati apabila terjadi kesalahan dalam proses
penyajian data tersebut, jika sudah dipastikan tidak ada kesalahan dalam proses
tersebut data siap diproses, selanjutnya penulis mengamati dari proses tersebut
berjalan hingga menghasilkan output. Proses ini dapat dilakukan berulang-ulang
tanpa mengubah isi ataupun susunan data biner yang terkandung pada ke dua data
tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan Ilmiah.


Sistematika penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan ilmiah dalam
bidang pengolahan citra ini adalah sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan.
Memuat latar belakang masalah penulisan, ruang lingkup yang akan dibahas,
tujuan dan kegunaan penulisan ini, serta metodologi dan sistematika
penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka.


Bab ini berisi teori-teori yang mendukung diantaranya adalah definisi
pengolahan citra digital, sejarah steganografi, konsep dan teknik
steganografi, teknik pengungkapan data, Flowchart, dan dasar-dasar
penggunaan bahasa pemograman Matlab 7.

Bab 3 Perancangan dan Implementasi.


Bab ini berisi uraian tentang tahapan pembuatan aplikasi steganografi,
flowchart, mulai dari tahap perancangan form atau antarmuka, coding
program, hingga uji coba aplikasi dan hasil citra Steganografi tersebut.
Bab 4 Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penulisan dan Saran penulisan kepada
pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan pengembangan dari penulisan
ini.
2. TINJAUAN PUSTAKA

1.2. Definisi pengolahan Citra.


Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua
dimensi). ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus
(continue) dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Sumber cahaya
menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya
tersebut. pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat-alat optik, Seperti mata pada
manusia, kamera, pemindai (scanner), dan sebagainya sehingga bayangan objek
yang disebut citra tersebut terekam 1).
Citra yang dimaksudkan dalam keseluruhan penulisan ini adalah citra diam
(still images). Citra diam adalah citra tunggal yang tidak bergerak sedangkan citra
bergerak (moving images) adalah rangkaian citra diam yang ditampilkan secara
beruntun (sequensial) sehingga memberi kesan pada mata sebagai gambar-gambar
yang bergerak 2).
Meskipun sebuah citra kaya informasi, namun seringkali citra yang dimiliki
mengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau derau
(noise), warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurring), dan sebagainya.
maka tentu saja citra semacam ini menjadi lebih sulit diinterpretasikan karena
informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang. Agar citra
yang mengalami gangguan tersebut mudah diinterpretasikan (baik oleh manusia
maupun mesin), maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang
kualitasnya lebih baik. Bidang studi yang menyangkut hal ini adalah Pengolahan
Citra ( Image Processing ).

1.3. Sejarah Steganografi.


Steganografi sudah dikenal oleh bangsa Yunani. Penguasa Yunani dalam
mengirimkan pesan rahasia menggunakan kepala budak atau prajurit sebagai
media. Dalam hal ini,rambut budak dibotaki, lalu pesan rahasia ditulis pada kulit
kepala budak. Ketika rambut budak tumbuh, budak tersebut diutus untuk
membawa pesan rahasia di kepalanya.
Bangsa Romawi mengenal steganografi dengan menggunakan tinta tak-
tampak (invisible ink) untuk menuliskan pesan. Tinta tersebut dibuat dari
campuran sari buah, susu, dan cuka. Jika tinta digunakan untuk menulis maka
tulisannya 3).

1.4. Teknik Steganografi


Untuk memperkuat penyembunyian data, bit-bit data tidak digunakan untuk
mengganti byte-byte yang berurutan, namun dipilih susunan byte secara acak.
Bilangan acak dibangkitkan dengan pseudo-random-number-generator(PNRG).
PNRG menggunakan kunci rahasia untuk membangkitkan posisi pixel yang akan
digunakan untuk menyembunyikan bit-bit. PNRG dibagun dalam sejumlah cara,
salah satunya dengan menggunakan algoritma kriptografi DES (Data Encription
Standart), algoritma hash MD5, dan metode kriptografi CFB (Chiper-Feedback
Mode). Tujuan dari ekripsi adalah menghasilkan sekumpulan bilangan acak yang
sama untuk setiap kunci enkripsi yang sama. Bilangan acak dihasilkan dengan
cara memilih bit-bit dari sebuah blok data hasil enkripsi 4) .

2.3.1. Kriteria Steganografi yang baik.


Seperti yang sudah disebutkan pada bagian awal bab, data yang
disembunyikan tidak hanya berupa teks, tetapi juga berupa citra, audio, atau
video. Selain citra digital, media penampung data rahasia juga bisa berupa teks,
audio, atau video.
Penyembuyian data rahasia ke dalam citra digital akan mengubah kualitas
citra tersebut. Kriteria yang harus diperhatikan dalam penyembunyian data adalah:
Fidelity. Mutu citra penampung tidak jauh berubah. Setelah
penambahan data rahasia, citra hasil steganografi masih terlihat
dengan baik. Pengamat tidak mengetahui jika di dalam citra tersebut
terdapat data rahasia.

3) Nurul Huda, materi Grafik Komputer dan Pengolahan Citra, Pertemuan13 AplikasiCitra
4) Rinaldi Munir, Pengolahan Citra Digital, Informatika, 2004.
Robustness. Data yang disembunyikan harus tahan (robust) terhadap
berbagai operasi menipulasi yang dilakukan pada citra penampung,
seperti pengubahan kontras, penajaman, pemampatan, rotasi,
pembesaran gambar, pemotongan (cropping), enkripsi, dan
sebagainya. Bila pada citra penampung dilakukan operasi-operasi
pengolahan citra tersebut, maka data yang disembunyikan seharusnya
tidak rusak.
Recovery. Data yang disembunyikan harus diungkapkan kembali
(Reveal). Karena tujuan dari steganografi adalah penyembunyian data,
maka sewaktu-waktu data rahasia di dalam citra penampung harus
dapat diambil kembali untuk dapat digunakan lebih lanjut.

2.3.2. Least Significant Bit Insertion (LSB).


Metoda yang digunakan untuk menyembunyikan pesan pada media digital
tersebut berbeda-beda. Contohnya pada file image pesan dapat disembunyikan
dengan menggunakan cara menyisipkannya pada bit rendah atau bit yang paling
kanan (lsb) pada data pixel yang menyusun file tersebut. Seperti kita ketahui
untuk file bitmap 24 bit maka setiap pixel (titik) pada gambar tersebut terdiri dari
susunan tiga warna merah, hijau dan biru (RGB) yang masing-masing disusun
oleh bilangan 8 bit (byte) dari 0 sampai 255 atau dengan format biner 00000000
sampai 11111111. Dengan demikian pada setiap pixel file bitmap 24 bit kita dapat
menyisipkan 3 bit data.
Contoh 8 bit pixel :
1 pixel : ( 00 01 10 11 )
white red green blue
Insert 0011 : ( 00 00 11 11 )
white white blue blue
Contoh 24 bit pixel :
Contohnya huruf A dapat kita sisipkan dalam 3 pixel, misalnya data raster original
adalah sebagai berikut :
( 00100111 11101001 11001000 )
red blue green
( 00100111 11001000 11101001 )
red green blue
( 11001000 00100111 11101001 )
green red blue

Sedangkan representasi biner huruf A adalah 100000111. Dengan menyisipkan-


nya pada data pixel diatas maka akan dihasilkan :

( 00100111 11101000 11001000 )


red green green
( 00100110 11001000 11101000 )
white green green
( 11001001 00100111 11101001 )
blue red blue

Terlihat hanya empat bit rendah yang berubah, untuk mata manusia
maka tidak akan tampak perubahannya. Secara rata-rata dengan metode ini hanya
setengah dari data bit rendah yang berubah, sehingga bila dibutuhkan dapat
digunakan bit rendah kedua bahkan ketiga.

2.3.3. Teknik pengungkapan data.


Data yang desembunyikan di dalam citra dapat dibaca kembali dengan
cara pengungkapan (Reveal atau Extraction). Posisi byte yang menyimpan bit data
dapat diketahui dari bilangan acak yang dibangkitkan. Karena algoritma
kriptografi yang digunakan menggunakan kunci pada proses enkripsi, maka kunci
yang sama digunakan untuk membangkitkan bilangan acak. Bilangan acak yang
dihasilkan sama dengan bilangan acak yang dipakai pada saat penyembunyian
data. Dengan demikian, bit-bit data rahasia yang bertaburan di dalam citra dapat
dikumpulkan kembali. Berikut contoh langkah-langkah teknik pengungkapan
data.

Tabel 2.1 Keterangan Teknik Pengungkapan Data.


Pixel Gambar Stego Raster data Bit rendah Bit Biner Hasil
(RGB)
[1,1] 46 00101110 0
[2,1] 39 00100111 1
[3,1] 37 00100101 1
[4,1] 28 00011100 0
[5,1] 21 00010101 1 01101000 h
[6,1] 30 00011110 0
[7,1] 46 00101110 0
[8,1] 46 00101110 0

Setelah pixel dari citra steganografy diubah menjadi raster data agar
memperoleh bit rendah. Bit-bit tersebut dikumpulkan hingga terbentuk bit biner.
Arah bacanya adalah atas ke bawah dan kiri ke kanan. Setiap 8 bit biner
merepresentasikan sebuah karakter. Setelah semua bit biner diubah menjadi
karakter, akan diperoleh pesan yang tersembunyi.

2.4. Flowchart.
Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan
urutan-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan
programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih
kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif yang lain dalam
pengoperasian dan biasanya digunakan untuk mempermudah penyelesaian suatu
masalah khususnya masalah yang dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Jenis
flowchart ada 5, yaitu :
a) Flowchart Sistem (System Flowchart), yaitu bagan yang menunjukkan
alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan didalam system secara
keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada
dalam system.
b) Flowchart Dokumen/Paperwork (Document Flowchart), yaitu
flowchart yang digunakan untuk menelusuri alur form dan laporan
system dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan
laporan diproses, dicatat dan disimpan.
c) Flowchart Skematik (Schematic Flowchart), yaitu flowchart yang
digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan
seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang
konvensional.
d) Flowchart Program ( Program Flowchart ), merupakan keterangan
yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau
prosedur sesungguhnya dilaksanakan dan menunjukkan setiap langkah
program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi.
e) Flowchart Proses ( Process Flowchart ), merupakan teknik
penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalis
langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem 5).

5) H.S. Suryadi dan Sumin Agus, Pengantar Algoritma dam Pemrograman, Gunadarma, 1991
Tabel 2.2 Simbol Flowchart
Tabel 2.3 Simbol Flowchart

2.5. Bahasa Pemrograman Matlab.


Matlab merupakan bahasa pemrograman yang hadir dengan
fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman lain
yang sudah ada lebih dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++. Matlab
merupakan bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan untuk
kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan pemrograman seperti
komputasi matematik, analisis data, pengembangan algoritma, simulasi
dan pemodelan dan grafik-grafik perhitungan.
Matlab hadir dengan membawa warna yang berbeda. Hal ini
karena matlab membawa keistimewaan dalam fungsi-fungsi
matematika, fisika, statistik, dan visualisasi. Matlab dikembangkan
oleh MathWorks, yang pada awalnya dibuat untuk memberikan
kemudahan mengakses data matrik pada proyek LINPACK dan EISPACK.
Saat ini matlab memiliki ratusan fungsi yang dapat digunakan sebagai
problem solver mulai dari simple sampai masalah-masalah yang kompleks
dari berbagai disiplin ilmu.
Versi Matlab terbaru adalah matlab 7. namun, Matlab 7 hanya dapat
dijalankan pada Windows XP, sedangkan untuk Windows 98 atau Windows
ME dapat menggunakan Matlab 7 ke bawah 6).

2.5.1. Lingkungan Kerja Matlab 7.0.


Window pada Matlab 7.0 terdiri dari Current Directory, Command
History, Command Window, Workspace. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Current Directory.

Window ini menampilkan isi dari direktori kerja saat


menggunakan matlab. Kita dapat mengganti direktori ini sesuai dengan
tempat direktori kerja yang diinginkan. Default dari alamat direktori berada
dalam folder works tempat program files Matlab berada.
2. Command History.
Window ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja
yang sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap Matlab.
3. Command Window.
Window ini adalah window utama dari Matlab. Disini adalah tempat
untuk menjalankan fungsi, mendeklarasikan variabel, menjalankan proses-
proses , serta melihat isi variabel.

6)Firman, DasarMatlab, www.Ilmukomputer.com, 2003


4. Workspace.
Workspace berfungsi untuk menampilkan seluruh variabel-variabel yang
sedang aktif pada saat pemakaian matlab. Apabila variabel berupa data matriks
berukuran besar maka user dapat melihat isi dari seluruh data dengan melakukan
double klik pada variabel tersebut. Matlab secara otomatis akan menampilkan
window array editor yang berisikan data pada setiap variabel yang dipilih user.

Gambar 2.1 Tampilan Antar Muka Dari Matlab Versi 7.0

Jendela Utama.
Berikut adalah penjelasan fungsi-fungsi ikon-ikon pada toolbar:
a. New , untuk membuka lembar kerja Matlab Editor baru.

b. Open , untuk membuka file-file yang sudah tersimpan.

c. Cut , untuk menghapus suatu teks yang diketikan agar dapat disalin
kembali.

d. Copy , untuk mengkopi suatu teks.


e. Paste , untuk menyalin kembali teks yang sudah dihapus atau dikopi.

f. Undo , untuk mengembalikan suatu perintah yang dilakukan sebelumnya.

g. Redo , untuk mengembalikan suatu perintah yang dilakukan sesudahnya.

h. Simulink , untuk mengakses Simulink Library Browser yang berfungsi


sebagai bantuan.

i. Help , untuk mengakses Help yang berfungsi sebagai bantuan.

j. Current Directory , untuk memilih


lembar kerja aktif yang digunakan selama Matlab berlangsung.
M File
Di dalam matlab, kita dapat menyimpan semua script yang akan digunakan dalam
file pada matlab dengan ekstensi .M. M-File dapat dipanggil dengan memilih
menu file->new->M-File. Di dalam M-File, kita dapat menyimpan semua

perintah dan menjalankan dengan menekan tombol atau mengetikan nama M-


File yang kita buat pada command window

Gambar 2.2 M-File Workspace.


3. Perancangan dan Implementasi

3.1. Teknik dan konsep steganografi.


Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya metode Least
Significant bit (LSB) merupakan metode yang sederhana dan mudah dipahami.
penyembuyian data dilakukan dengan mengganti bit-bit data dalam segmen citra
dengan bit-bit rahasia. Hingga saat ini sudah banyak dikemukakan oleh para
ilmuwan metode-metode penyembunyian data. Metode yang paling sedehana
adalah metode modifikasi LSB (Least Significant bit). Pada susunan bit di dalam
sebuah byte (1 byte = 8 bit), ada bit yang paling berarti (Most Significant bit) dan
bit yang paling kurang berarti LSB.

Contohnya pada byte 11010010, bit 1 yang pertama


(digarisbawahi) adalah MSB dan bit 0 yang terakhir
(digarisbawahi) adalah bit LSB. bit yang cocok untuk
diganti adalah bit LSB, sebab penggantian hanya
mengubah nilai byte tersebut satu lebih tinggi atau satu
lebih rendah dari nilai sebelumnya. Misalkan byte
tersebut di dalam citra menyatakan warna tertentu,
maka perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna
tersebut secara berarti

3.1.1. Uji Hipotesis.


Contoh kasus 1 :
Data String pesan rahasia : A
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp
Gambar 3.1. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.1. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf A.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf A ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47

Gambar 3.2. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.


Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf A yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 dan 5.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 2 :
Data String pesan rahasia : B
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.3 Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.2. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf B.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf B ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.4 Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf B yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1 dan 7.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 3 :
Data String pesan rahasia : C
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp
Gambar 3.5 Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.3. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf C.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf C ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 0 00011111 30
[7,1] 46 00101110 0 1 00101110 47
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47
Gambar 3.6 Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf C yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1 dan 7.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 4 :
Data String pesan rahasia : D
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.7. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.


Tabel 3.4. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf D.
Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf D ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.8 Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf D yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1, 5.1, 6.1 dan 8.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 5 :
Data String pesan rahasia : E
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.9 Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.5. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf E.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf E ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011101 28
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47
Gambar 3.10 Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf E yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1 dan 6.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 6 :
Data String pesan rahasia : F
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.11 Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.


Tabel 3.6. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf F.
Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf F ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.12. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf F yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1, 6.1, 7.1, dan 8.1 tidak terdeteksi oleh mata
manusia.

Contoh kasus 7 :
Data String pesan rahasia : G
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.13. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.7. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf G.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf G ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47
Gambar 3.14. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf G yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1, 6.1, dan 7.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 8 :
Data String pesan rahasia : H
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.15. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.


Tabel 3.8. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf H.
Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf H ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 1 00010100 21
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.16. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf H yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1, dan 8.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 9 :
Data String pesan rahasia : I
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.17. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.9. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf I.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf I ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47
Gambar 3.18. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf B yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1, dan 8.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 10
Data String pesan rahasia : J
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.19. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.


Tabel 3.10. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf J.
Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf J ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.20. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf J yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1, 7.1 dan 8.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 11:


Data String pesan rahasia : K
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.21. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.11. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf K.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf K ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47
Gambar 3.22. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf B yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 7.1 dan 8.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 12 :
Data String pesan rahasia : L
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.23. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.


Tabel 3.12. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf L.
Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf L ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.24. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf L yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1, 6.1, 7.1 dan 8.1tidak terdeteksi oleh mata
manusia.
Contoh kasus 13 :
Data String pesan rahasia : M
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.25. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.13. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf M.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf M ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47
Gambar 3.26. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf M yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 5.1, 6.1, dan 8.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 14 :
Data String pesan rahasia : N
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.27. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.


Tabel 3.14. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf N.
Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf N ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.28. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf N yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 6.1, 7.1 dan 8.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.
Contoh kasus 15 :
Data String pesan rahasia : O
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.29. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.15. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf O.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf O ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 0 00011100 28
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47
Gambar 3.30. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.
Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf O yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 4.1 , 6.1, dan 7.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 16 :
Data String pesan rahasia : P
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.31. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.16. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf P.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf P ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.32. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.


Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf P yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 5.1, dan 8.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 17 :
Data String pesan rahasia : Q
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp
Gambar 3.33. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.17. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf Q.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf Q ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47
Gambar 3.34. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf Q yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 5.1, dan 7.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 18 :
Data String pesan rahasia : R
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.35. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.18. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf R.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf R ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 1 00101110 47
[8,1] 47 00101111 1 0 00101111 46

Gambar 3.36. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf R yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 5.1, 7.1 dan 8.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 19 :
Data String pesan rahasia : S
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp
Gambar 3.37. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.19. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf S.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf S ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47

Gambar 3.38. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.


Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf S yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 5.1 dan 7.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 20 :
Data String pesan rahasia : T
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.39. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.20. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf T.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf T ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.40. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf T yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 5.1, 6.1, dan 8.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 21 :
Data String pesan rahasia : U
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp
Gambar 3.41. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.21. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf U..


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf U ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47

Gambar 3.42. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.


Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf U yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 5.1, dan 6.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 22 :
Data String pesan rahasia : V
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.43. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.22. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf V.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf V ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 1 00101110 47
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.44. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf V yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 5.1, 6.1, 7.1 dan 8.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 23 :
Data String pesan rahasia : W
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp
Gambar 3.45. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.23. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf W.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf W ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 0 00010100 20
[6,1] 30 00011110 0 1 00011111 31
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47

Gambar 3.46. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.


Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf W yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 5.1, 6.1, dan 7.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 24 :
Data String pesan rahasia : X
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.47. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.24. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf X.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf Y ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 0 00101111 46

Gambar 3.48. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf X yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 8.1tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 25 :
Data String pesan rahasia : Y
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp
Gambar 3.49. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.25. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf Y.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf Y ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[8,1] 47 00101111 1 1 00101111 47

Gambar 3.50. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.


Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf Y yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Contoh kasus 26 :
Data String pesan rahasia : Z
Gambar Asli : Chili.jpg
Gambar steganografi : Stego_Chili.bmp

Gambar 3.51. Citra Asli Chilli.jpg 198 x 135 Pixel.

Tabel 3.26. Keterangan Contoh Kasus Metode Penyisipan huruf Z.


Pixel Gambar Raster data Bit Bit pesan Hasil Gambar
Asli RGB rendah (huruf Z ) Stego RGB
(red) (red)
[1,1] 46 00101110 0 0 00101110 46
[2,1] 39 00100111 1 1 00100111 39
[3,1] 36 00100100 0 0 00100100 36
[4,1] 29 00011101 1 1 00011101 29
[5,1] 21 00010101 1 1 00010101 21
[6,1] 30 00011110 0 0 00011110 30
[7,1] 46 00101110 0 1 00101111 47
[8,1] 47 00101111 1 0 00101110 46

Gambar 3.52. Citra Stegano Stego_Chilli.bmp 198 x 135 Pixel.

Pada contoh kasus di atas setiap byte di dalam data bitmap diganti satu bit
LSB-nya dengan bit data huruf Z yang akan disembunyikan. Jika byte tersebut
merupakan komponen pembentuk warna hijau, maka penggantian 1 bit LSB-nya
hanya mengubah sedikit tingkat kecerahan warna hijau, dan perubahan warna
yang terjadi pada pixel 7.1 DAN 8.1 tidak terdeteksi oleh mata manusia.

3.2. Flowchart Program.


Keterangan mengenai langkah-langkah program dan prosedur yang
digunakan pada aplikasi PI_Stegano adalah sebagai berikut :

3.2.1. Flowchart pada metode Penyisipan.


Metode penyisipan adalah proses dimana data teks dan data citra diuraikan
menjadi biner, kemudian digabungkan dengan metode LSB. Pada proses tersebut
output yang dihasilkan berupa data citra sedangkan input mengunakan 1 data citra
dan 1 data teks.
Gambar 3.53. Penyisipan Teks Pada Media Citra.

3.2.2. Flowchart pada metode ekstraksi.


Metode ekstraksi / pengungkapan data rahasia merupakan proses lanjutan
dari proses penyisipan. Pada proses tersebut data yang dihasilkan berupa data teks
dengan input data citra stegano.
Gambar 3.54. Ekstraksi Teks Dari Citra Stegano.
3.3. Tampilan Form.

Image Gambar Teks

Tombol

Gambar 3.55. Form Utama

Steganografi dengan LSB


File Edit Help

Image Asli Image Hasil Tombol 1


Penyisipan
Tombol 2

Listbox 1

Image Hasil Penyisipan


Listbox 2

Tombol 3 Tombol 4 Tombol 5

Gambar 3.56. Form Menu Utama.


Steganografi dengan LSB
File Edit Help
Open image file
Image Asli
Export data Image Hasil Tombol 1
EXIT Ctrl+X Penyisipan
Tombol 2

Listbox 1

Image Hasil Penyisipan


Listbox 2

Tombol 3 Tombol 4 Tombol 5

Gambar 3.57. Form Utama Menu Bar File.

Steganografi dengan LSB


File Edit Help
Clear Project
Image Asli Image Hasil Tombol 1
Penyisipan
Tombol 2

Listbox 1

Image Hasil Penyisipan


Listbox 2

Tombol 3 Tombol 4 Tombol 5

Gambar 3.58. Form Utama Menu Bar Edit.


Steganografi dengan LSB
File Edit Help
About this Ctrl+H
Image Asli Image Hasil Tombol 1
Penyisipan
Tombol 2

Listbox 1

Image Hasil Penyisipan


Listbox 2

Tombol 3 Tombol 4 Tombol 5

Gambar 3.59. Form Utama Menu Bar Help.

3.4. Rancangan Program.


Penulis pada bab ini, akan mencoba untuk memberikan suatu analisis dari
program dan penjabarannya, yang diharapkan dapat memberikan penjelasan
bagaimana cara kerja dari program Steganografi :
Menu utama berisi pesan singkat mengenai aplikasi kemudian
tombol masuk yang disugugkan berfungsi untuk memanggil form
inti aplikasi.
Menu Bar File yang berisi pilihan-pilihan berikut, yaitu :
Open Image File : Membuka data Citra asli yang akan
digunakan.
Export Data : Pilihan untuk menyimpan Citra hasil proses
penyisipan dengan format yang sudah ditentukan.
Exit : Pilihan untuk mengakhiri aplikasi.
Menu Bar Edit yang berisi pilihan Clear Project, berfungsi untuk
membersihkan semua tampilan pada area kerja yang telah digunakan.
Menu Bar Help yang berisi pilihan About, menampilkan informasi
singkat mengenai pembuat dan aplikasi steganografi.
Tombol 1 adalah tombol Proceed to LSB, yaitu tombol yang
berfungsi melakukan proses penyisipan data tekstual ke dalam data
citra.
Tombol 2 adalah tombol Open Text File, yaitu tombol yang
berfungsi melakukan proses untuk mencari dan membuka file teks
dari direktori.
Tombol 3 adalah tombol Open LSB Image, yaitu tombol yang
berfungsi melakukan proses untuk mencari dan membuka file citra
hasil proses penyisipan dari direktori.
Tombol 4 adalah tombol DeCrypt LSB-I to Text, yaitu tombol yang
berfungsi melakukan proses untuk ekstraksi data teks dari data citra.
Tombol 5 adalah tombol Save DeCrypt Text, yaitu tombol yang
berfungsi melakukan proses untuk menyimpan data teks hasil
ekstraksi ke dalam direktori.
Listbox 1 adalah kolom yang berfungsi sebagai output dari data teks
yang hendak digunakan dalam proses penyisipan.
Listbox 2 adalah kolom yang berfungsi sebagai hasil output dari data
teks pada proses ekstraksi.

Kontrol kontrol yang digunakan yaitu :


Form, untuk menyimpan objek objek yang akan dipakai dan sebagai
daerah kerja.
Command Button, sebagai tombol perintah.
Static text, untuk mencetak / menampilkan tulisan.
Menu Bar, untuk menampilkan daftar pilihan.
Listt Box, untuk menampung input dan output berupa data tekstual. .
Gambar 3.60. Toolbar Komponen GUI Matlab 7.0.

3.5. Pembuatan File Project.


Untuk membuka lembar kerja GUI dalam Matlab 7, kita menggunakan
perintah File > New > GUI atau dengan mengetikan >>guide pada Command
Window Matlab 7.

1 . Pilih menu Blank GUI(Default), kemudian OK.

Gambar 3.61. Window New Project.


Gambar 3.62. Form Blank GUI.

2 . Kemudian simpan Figure dengan nama Steganograf dengan cara


File > Save.

Gambar 3.62. Window Save Project.

3. Lalu tambahkan objek objek pada form GUI dengan dengan


pengaturan komponen Uicontrol sebagai berikut :
Tabel. 3.27. Properties Form Stegano.
Komponen Tag String/Title/Name Font/Size
Static Text text1 Simple Steganograf with 16.0
LSB (Low Significant
Bit)
Push Button1 enkripbtn Proceed to LSB 8.0
Push Button2 opentxtbtn Open Text File 8.0
Push Button3 openlsbbtn Open LSB Image 8.0
Push Button4 dekripbtn DeCrypt LSB-i to Text 8.0
Push Button5 savebtn Save DeCrypt Text 8.0
Axes1 oriaxes - 10.0
Axes2 lsbaxes - 10.0
Axes3 lsbimaxes - 10.0
Edit Text1 listbox - 8.0
Edit Text2 listboxdecrypt - 8.0
Untuk mengatur pengaturan komponen Uicontrol dengan cara klik

icon property Inspector .

Gambar 3.64. Window Property Inspector.


4. Membuat Axes. Klik icon Axes pada Toolbar komponen GUI
Matlab 7.0, kemudian klik dan drag pada form blank yang telah
disimpan.

Gambar 3.65. Form Pembuatan Axes.

5. Membuat Tombol. Klik icon Push Button pada Toolbar komponen


GUI matlab 7.0, kemudian klik dan drag.

Gambar 3.66. Form Pembuatan Tombol.


6. Membuat Listbox. Klik icon Listbox pada Toolbar komponen
GUI matlab 7.0, kemudian klik dan drag pada form tersebut.

Gambar 3.67. Form Pembuatan Listbox.

Procedure Callbacks pada Form Stegano :


Klik kanan tombol Proceed to LSB > klik View Callbaks > klik Callbacks.
Isi Procedure Callbacks tombol Proceed to LSB adalah :
cool=guidata(gcbo);
I=get(cool.oriaxes,'Userdata');
pesan=get(cool.listbox,'Userdata');
pesan=[pesan 'QQQQ'];
teksbin=str2bin(pesan);
gbr2=stegolsb(I,teksbin);
set(cool.figsteg,'CurrentAxes',cool.lsbaxes);
set(imshow(gbr2));
set(cool.lsbaxes,'Userdata',gbr2);
Penjelasan :
Fungsi fopen berguna untuk membuka suatu file. Fungsi get() untuk
mengambil data dari properti userdata cool pada suatu uicontrol. Fungsi
pesan=[pesan 'QQQQ']; memuat string yang termuat dalam variabel
pesan dengan 'QQQQ' sebagai penunjuk akhir suatu pesan. Fungsi set
memberikan properti dan nilai pada user data cool dan komponen axes.

Gambar 3.68. Callbacks Pada Tombol Proceed To LSB.

Fungsi callbacks dalam Matlab 7.0 adalah memanggil M-editor yang


berguna untuk penulis mengisikan syntax-syntax dan prosedur yang akan
dijalankan pada program.
Gambar 3.69. M-editor Tombol Proceed To LSB.

Klik kanan tombol Open Text File > klik View Callbaks > klik Callbacks.
Isi Procedure Callbacks tombol Open Text File adalah :
cool=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uigetfile('*.txt','Open Text File');
teks=fopen(path,'r');
charteks=fread(teks,'uint8=>char');
fclose(teks);
pesan=sprintf(charteks);
set(cool.listbox,'string',pesan);
set(cool.listbox,'Userdata',pesan);

Klik kanan tombol Open LSB Image > klik View Callbaks > klik
Callbacks.
Isi Procedure Callbacks tombol Open LSB Image adalah :
cool=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uigetfile('*.bmp','Load Image');
namafile
direktori
pathnya=[direktori,namafile]
I=imread(pathnya);
set(cool.figsteg,'CurrentAxes',cool.lsbimaxes);
set(imshow(I));
set(cool.lsbimaxes,'Userdata',I);
Penjelasan :
Fungsi pathnya=[direktori,namafile] adalah sebagai variabel pengenal
direktori.

Klik kanan tombol DeCrypt LSB-i to Text > klik View Callbaks > klik
Callbacks.
Isi Procedure Callbacks tombol DeCrypt LSB-i to Text adalah :
cool=guidata(gcbo);
I=get(cool.lsbimaxes,'Userdata');
teksbin=ekstraklsb(I);
set(cool.listboxdecrypt,'String',teksbin);
set(cool.listboxdecrypt,'Userdata',teksbin);

Klik kanan tombol Save DeCrypt Text > klik View Callbaks > klik
Callbacks.
Isi Procedure Callbacks tombol Save DeCrypt Text adalah :
[namafile,direktori]=uiputfile('*.txt','Simpan Pesan');
pesantekslsb=get(cool.listboxdecrypt,'Userdata');
teks=fopen(namafile,'w');
fprintf(teks,pesantekslsb);
fclose(teks);

7. setelah semua komponen UIcontrol dan propertinya sudah sesuai dan


lengkap, simpanlah project dengan menklik File > Save.

3.5.1. Pembuatan Menu Bar.


Langkah pembuatan Menu Bar pada Form Stegano.
Membuka project stegano.fig.
Membuka menu Editor. Klik Tool > Menu Editor.
Gambar 3.70. Menu Editor.

Membuat menu dan sub menu. Klik New Menu untuk membuat
menu dangan nama tag File, Edit dan Help. Berikut

Tabel. 3.28. Properties Menu Editor.


Label Tag Ctrl+ Separator above this Enable this
item item
Open Image openfile None
File
Export Data saveimagelsb None
EXIT btnEXIT X
CLEAR Project clearall None
About this about H

Membuat fungsi callback pada item submenu.


o Callback label Open Image File adalah :
cool=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uigetfile({'*.jpg';'*.bmp';'*.png';'*.tif'},'Open
Image File');
namafile
direktori
pathnya=[direktori,namafile];
if isequal (namafile,0)
return;
end
I=imread(pathnya);
set(cool.figsteg,'CurrentAxes',cool.oriaxes);
set(imshow(I));
set(cool.oriaxes,'Userdata',I);

Penjelasan : prosedur pada callback open image file berfungsi


untuk mengambil file citra kemudian di tampilkan pada axes Citra
Asli.

o Callback label Export Data adalah :


cool=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uiputfile('*.bmp','Save LSB Image File');
gbr2=get(cool.lsbaxes,'Userdata');
imwrite(gbr2,namafile);
Penjelasan : prosedur pada callback eksport open image file
berfungsi untuk mengambil file citra pada axes yang menampilkan
citra hasil proses steganografi kemudian di simpan dengan format
yang telah ditentukan.

o Callback label EXIT adalah :


respon=Exit('Title','Confirm to EXIT by User: ');
switch lower(respon)
case 'no'
%no action enable perform
case 'yes'
%close GUI window
delete(handles.figstegs);
end
Penjelasan : berfungsi untuk menutup aplikasi.

o Callback label CLEAR Project adalah :


cool=guidata(gcbo);
%clear axes---------
set(cool.figsteg,'CurrentAxes',cool.oriaxes);
cla;
set(cool.figsteg,'CurrentAxes',cool.lsbaxes);
cla;
set(cool.figsteg,'CurrentAxes',cool.lsbimaxes);
cla;
%clear text---------
empty='';
set(cool.listbox,'string',empty);
set(cool.listboxdecrypt,'string',empty);
Penjelasan : prosedur pada callback CLEAR Project adalah untuk
membersihkan area kerja yang aktif pada saat aplikasi hendak
digunakan kembali dengan data yang berbeda.

o Callback label About this adalah :


respon=ABOUT('Title','Confirm About This');
Penjelasan : Menutup form ABOUT.

3.5.2. Pembuatan Form About.


Siapkan project baru, klik File > New > GUI kemudian pilih BlankGUI
(Default) dan klik OK.
Simpan dengan nama file ABOUT.fig
Tambahkan objek Push Button dan Axes. View callbacks tombol
kemudian ubah prosedur pada function exitbtn_Callback(hObject,
eventdata, handles) dengan delete(handles.figabout);
Gambar 3.71. Form About.

Klik kanan pada figure ABOUT pilih View Callbacks > Create Fcn
Ubah function varargout dengan prosedur berikut :

varargout{1} = handles.output;
namafile=['DSC_1218.jpg'];
I=imread(namafile);
set(imshow(I));
pos = [5 180 250 400];
h = uicontrol('Style','Text','Position',pos);
string = {'================================================',
'Thanks for using Steganograf Open EnCrypt and DeCrypt files ',
'================================================',
'Stegeanografi adalah ilmu yang sudah lama dipakai pada zaman yunani
kuno,namun hingga saat ini masih sering dipakai dan seiring dengan waktu
metode yang dipakai juga bermacam-macam.',
'Seiring dengan perkembangan Teknologi dan Informasi metode ini kami
jadikan penelitian dan bahan pembelajaran.'
'Applikasi ini di bangun untuk syarat menyelesaikan Penulisan Ilmiah setara
Diploma',
'-----------------------------------------------------------------------',
'Thanks for god my Honey and All of my Friends. ',
'Nama : Y.B Bimo Anggoro',
'NPM : 11105762',
'Kelas : 3KA04'};
[outstring,newpos] = textwrap(h,string);
pos(4) = newpos(4);
set(h,'String',outstring,'Position',[pos(1),pos(2),pos(3)+100,pos(4)])

3.5.3. Pembuatan Form utama.


Form utama bertujuan untuk mengenalkan pengguna dengan aplikasi
steganografy secara singkat. Adapun langkah-langkah pembuatannya tidak terlalu
berbeda dengan pembuatan form-form sebelumnya. Antara lain :
Siapkan form kosong dan berikan nama figPI,fig pada tag name
kemudian save.
Tambahkan objek axes dengan ketentuan seperti pada langkah sebelumnya
kemudian beri properties set visible off.
Tambahkan pula push button, kemudian klik kanan, pilih Callbacks isikan
syntax berikut untuk menutup figure figPI kemudian memanggil figure
Steganograf.m.
delete(handles.figPI);
Steganograf;

Sisipkan syntax berikutpada kolom varargout untuk menampilkan


gambar menu utama dan teks.
logo=['gambar_Utama.jpg'];
I=imread(logo);
set(imshow(I));
pos = [340 180 200 1];
h = uicontrol('Style','Text','Position',pos);
string = {'Aplikasi steganografy adalah aplikasi penyembunyian data tekstual
dengan media Gambar',
'Klik tombol "OK" untuk melanjutkan'};
[outstring,newpos] = textwrap(h,string);
pos(4) = newpos(2);
set(h,'String',outstring,'Position',[pos(1),pos(2),pos(3)+50,pos(4)])

3.5.4. Cara Compile.


Untuk mempermudah para pengguna penulis mencoba membangun
aplikasi tersebut dengan pertimbangan khusus, di dalam Matlab 7.0 telah tersedia
compiler khusus yang dapat digunakan. Berikut langkah-langkahnya : setelah
memastikan semua form project telah tersimpan, pada main window Matlab 7.0
tuliskan perintah berikut pada command window.

mcc m PI_Stegano.m
Keterangan :
Perintah untuk meng-compile file PI_Stegano.m sebagai menu awal dalam
format Windows Execute ( .Exe).
Gambar 3.72. Command Window Matlab 7.0.

3.5.5. Cara Kerja Program.


Pada saat program dijalankan, maka program akan memanggil form
PI_Stegano. Kemudian akan muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini
(Gambar 3.21). kemudian disajikan tombol OK untuk masuk ke dalam menu
aplikasi utama (Gambar 3.22).

Gambar 3.73. Tampilan Form PI_Stegano.


Gambar 3.74. Tampilan Form Steganograf.

Pada program stegano penulis mencoba membuat proses penyisipan dan


ekstraksi dilakukan dalam satu form, hal ini agar memudahkan pengguna awam
sehingga mengurangi kesalahan yang cenderung dilakukan pada saat
menggunakan aplikasi tersebut. Pada program penulis memberi petunjuk mana
kolom untuk penyisipan dan mana kolom untuk ektraksi.

3.5.6. Cara Kerja Penyisipan.


Pilih menu bar File > Open Image File untuk memasukan data citra
yang diinginkan. Data citra akan ditampilkan pada axes data Citra Asli.
Gambar 3.75. Window Buka Data Citra.

Klik push button open text file untuk mengambil data text yang
kemudian ditampilkan pada List Box.
Kemudian Klik tombol Proceed to LSB untuk menyisipkan data teks
ke dalam data citra.
Untuk menyimpan data Citra yang telah disisipkan pilih menu bar
File > Eksport Data kemudian pilih lokasi direktori yang sesuai.

Untuk menghindari adanya kesalahan dari pengguna penulis mencoba


menambahkan fungsi khusus pada saat proses penyispan, yaitu fungsi
penanganan kesalahan jika yang dibutuhkan belum diinput baik data Citra
maupun data text. Dengan syntax berikut.

%warn dialog for exception waitbar proceed


if isequal(I,[])
msgbox('File Image NOT FOUND or terminated on LSB
proceed...','WARNING interupt by User....','warn')
return;
end
Gambar 3.76. Pesan Peringatan Kesalahan Penyisipan.

3.5.7. Cara Kerja Ekstraksi.


Klik push button open LSB Image untuk mengambil data Citra hasil
proses stegano yang sudah disimpan, kemudian ditampilkan pada Axes
kolom Decrypr File.
Kemudian Klik tombol Decrypt LSB image to text untuk melakukan
proses ekstraksi data teks pada data citra.
Pesan rahasia yang tersimpan pada media citra yang telah berhasil
diproses akan ditampilkan pada List Box.
Kemudian data teks dapat hasil ekstraksi dapat disimpan dengan fungsi
yang terdapat pada tombol Save Decrypt text.
Untuk menghindari adanya kesalahan dari pengguna penulis mencoba
menambahkan fungsi khusus pada saat proses penyimpanan data
tekstual jika kondisi listbox kosong atau tidak ada tampilan tekstual.
Dengan menambahkan syntax berikut pada callbacks Save DeCrypt
Text.

%--warndialog---------
if isequal(pesantekslsb,[])
warndlg('Failed to SAVE DATA ,File Image does not EXIST or not being
added...!!!','WARNING I/O EXCEPTION');
return
end
%--warndialog---------
if isequal(pesantekslsb,[])
warndlg('Failed to SAVE DATA ,File Image does not EXIST or not being
added...!!!','WARNING I/O EXCEPTION');
return
fclose(teks);
end
%--warndialog---------

Gambar 3.77. Pesan Peringatan Kesalahan Ekstraksi.


4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Citra dengan ukuran 640 x 480 pixel dapat menampung pesan
sebanyak 38400 karakter dengan asumsi metode LSB hanya
menggunakan satu komponen warna.
Perubahan warna yang dialami citra tidak terlihat jelas, sangat
berguna dalam menjaga kerahasiaan data sehingga tidak banyak orang
yang menyadarinya.

4.2. SARAN
Penyisipan masih menggunakan 1 komponen warna jika proses
penyisipan pesan menggunakan 3 komponen warna (R, G, B) akan
menambah daya tampung pesan sebanyak 3 kali lipat.
Semakin banyak pesan rahasia yang digunakan mengakibatkan
lamanya proses penyisipan dan ekstraksi.
Jika menggunakan format lain, maka pesan yang tersembunyi
akan hancur. Jika citra stego menggunakan format selain bitmap, maka
metode steganosistem yang digunakan harus bebas dari karakteristik
kompresi. Metode yang digunakan sederhana namun jika terjadi
kompresi pada citra stegano maka pesan rahasia akan hancur, metode
MSB (Most Significant Bit) dapat digunakan sehingga pixel-pixel yang
mengalami kompresi hanya pixel dengan bit yang kurang berarti namun
pesan yang disisipkan pada bit yang sangat berarti / MSB tersebut tidak
hilang

Anda mungkin juga menyukai