Reaktor Ideal Aliran Kontinyu PDF
Reaktor Ideal Aliran Kontinyu PDF
PENDAHULUAN
1
4. Membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model matematis
reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
output
Reaktor
input reaktan bereaksi
akumulasi
GambarII. 1 Bagan Neraca Massa Suatu Sistem
input = 0
output = 0
Reaktan yang bereaksi = (-rA)
Input = output + reaktan yang bereaksi + akumulasi
()
0 = 0 + v (-rA) + (1)
[ (1)]
0 = Vi (-rA) + (2)
0 = Vi (-rA) (3)
dt = Vi (rA) (4)
t = NAo 0 (5)
Vi (rA)
CA = CAo (1-XA)
3
t = CAo 0 = - (7)
Tahapan yang terjadi pada reactor CSTR ini terbagi dalam 3 tahap proses, yaitu :
a. Tahap Pertama
Akumulasi = input-output
= Fo 0 (8)
dV = Fo.dt , pada t = 0 V = 0
karena density laju alir dianggap konstan maka volumenya hanya merupakan
fungsi dari waktu.
V = Fo. T (9)
(. ) = Fo. Co 0 V (-rA) (10)
4
Reaksi yang terjadi :
A+BC+D
- r A = k C A CB , karena CA = CB maka
- rA = k CA2 = k C2 (11)
(. ) = Fo. Co V.k.C2
V +C = Fo. Co V.k.C2 (12)
Fo.t. + C.Fo = Fo.Co F.t.k.C2 (13)
= - - k.C2 (14)
2
t2 +t - k.U. Co. t = 0 (15)
2
Pers. (15) diubah menjadi fungsi Bessel dengan substitusi z = t0,5 , menjadi :
2
z2. 2 + z - 4.k.Co.z2.u = 0 (16)
2
x2. 2 + x (a + 2bxr) + [c + dx2s b(1-a-r) x.r + b2.x2.r].y = 0 ...(17)
a=1
5
r=0
1 (1)2
p= =0
2
c=0 d = -4.k.Co = imajiner
Pada t = 0, z = 0 zp = ~
Sehingga Cz = 0
U = C1. Zp (4. . . )
= C1. I0 (4. . . ) (19)
= C1. (4. . . ) I0 (4. . . ) (20)
= 2.k. Cz. C1. I0 (4. . . ) (21)
(4...) I0 (4...)
C= .2 ..0 (4...)
0. 1 (2..)
C= (22)
k.t.T0 (2..)
6
b. Tahap Kedua
Pada tahap ini proses berjalan kontinyu, namun belum tercapai kondisi steady
state. Dapat dinyatakan dengan :
(. ) = F.Co F.C k.V.C2 (23)
V - C = F.Co F.C - k.V.C2 (24)
= konstanta waktu
Co
= - k. C 2 (25)
Substitusikan C = Cs + 1
1
C Co = (26)
. ()
C1 adalah konsentrasi awal tiap tahap kedua yaitu pada saat t = yang
diperoleh dengan pengukuran konsentrasi contoh.
c. Tahap Ketiga
7
Pada tahap ini proses berjalan dalam keadaan steady state dan akumulasi = 0
Dari neraca komponen , diperoleh :
F Co = F.C + Vr (27)
Co = Cs + k. Cs 2 (29)
k. . Cs 2 + Cs Co = 0 (30)
2. 3. TINJAUAN THERMODINAMIKA
Sehingga
= -91600 J/mol
8
Karena H bernilai negative maka reaksi yang berlangsung adalah reaksi
eksotermis yang menghasilkan panas.
Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan searah atau bolak balik dapat
diketahui dari nilai konstanta keseimbangan reaksi. Pada suhu kamar diperoleh
data :
Sehingga,
= [G CH3COONa + G C2H5OH] [G
CH3COOC2H5 + G NaOH]
= -92196 J/mol
(G/RT) = 2
G = RT ln K
Dari data di atas diperoleh nilai konstanta keseimbangan pada temperature 298
K adalah 4,179 x 1067. Pada temperature operasi, harga K dihitung dengan
persamaan:
1 1
ln() = - ( )
1
9
4,19 .1067 91091 1 1
ln( )=- (298 300)
1,987
k = 1.168 x 10-66
Ditinjau dari kinetika reaksi, kecepatan reaksi saponifikasi etil asetat dengan
NaOH akan makin besar dengan kenaikan suhu, adanya pengadukan dan
perbedaan konsentrasi. Hal ini dapat dijelaskan oleh persamaan Arrhenius
yaitu
Dengan :
k = konstanta laju reaksi
A = faktor frekuensi tumbukan
T = suhu
EA = Energi aktivasi
R = konstanta gas ideal
= 1,98 cal/gm-mol.oK
= 1,98 Btu/lb-mol.oR
=82,06 cm3.atm/gm-mol.oK
1) NaOH
Sifat fisis :
- Berat Molekul = 40 gr/mol
- Titik didih = 134 C
- Titik lebur = 318, 4 C
- Berat jenis = 2, 130 gr/mol
10
- Kelarutan dalam 100 bagian air dingin 10 C = 42
- Kelarutan dalam 100 bagian air panas 100C = 32
Sifat kimia :
- Dengan Pb(NO3)2 membentuk endapan Pb(OH)2 yang larut dalam
reagen excess, merupakan basa kuat, mudah larut dalam air.
2) Etil Asetat
Sifat fisis : Berat jenis = 1, 356 gr/mol
Titik didih = 85 C
Berat molekul = 88 gr/mol
Titik lebur = -111 C
Sifat kimia:
Bereaksi dengan Hg+ membentuk endapan Hg2Cl2 putih yang tidak larut
dalam air panas dan asam encer tetapi larut dalam ammonia encer dan KCN
tiosulfat, beraksi dengan Pb2+ membentuk PbCl2 putih, mudah menguap
apabila dipanaskan.
3). HCl
Sifat Fisika :
1. Massa atom : 36,45
2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
3. Titik leleh : -1010C
4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
6. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
7. Berbau tajam.
Sifat Kimia :
1.HCl akan berasap tebal di udara lembab.
2. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
3.Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
4.Merupakan oksidator kuat.
5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat
6. Racun bagi pernapasan.
11
2.6. MENENTUKAN ORDE REAKSI
Trial orde reaksi pada reaktor batch
1. Diberikan data waktu (t) dan Ca, Cao adalah Ca pada t=0
2. Membuat data -ln(Ca/Cao) dan 1/Ca
3. Pertama menebak orde reaksi pertama dengan membuat grafik -
ln(Ca/Cao) vs t, hasil grafik harus lurus
4. A. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak orde reaksi kedua
dari grafik antara 1/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila Cao
= Cbo)
B. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak orde reaksi kedua
dari grafik antara ln Cb/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila
Cao = Cbo)
Gambar II.1. Grafik Trial Reaksi Orde 1 Gambar II.2 Grafik Trial Reaksi Orde 2
(Ca = Cb)
Gambar II.3 Grafik Trial Orde 2 (Ca = Cb) Gambar II.4 Grafik Trial Orde n
12
2.7. MENGHITUNG HARGA KONSTANTA REAKSI PENYABUNAN (k)
ETIL ASETAT DENGAN NaOH
= . 2
2 = .
2 = .
0
1
[ ] = .
1 1
= .
1 1
= . +
y = mx + c
Harga k didapat dari least square. Dimana harga k merupakan nilai dari m.
(Levenspiel. O., 1970)
Orde reaksi 1
= = .
= .
0 0
ln[] = .
0
(ln ln 0) = .
13
ln = .
0
14
BAB III
METODE PERCOBAAN
memasukkan reagen
ke reaktor sampai
ketinggian 8 cm. Mengambil sampel 5 ml tiap
pompa masing reaktan Melakukan percobaan 1,5 menit kemudian
ke dalam CSTR, dengan secara kontinyu ditambahkan indikator MO 3
menjaga konstan laju teteske sampel titrasi dengan
alir HCL sampai merah orange
15
3.2 Bahan dan Alat yang digunakan
1. NaOH 1. Pipet
2. Etil asetat 2. Thermometer
3. HCl 3. Magnetic stirer
4. Indikator MO 3 tetes 4. Reaktor Batch
5. Aquadest 5. Gelas Ukur
6. Buret
7. Statif dan Klem
8. Erlenmeyer
9. Rangkaian alat reaktor
aliran kontinyu
a. Proses Batch
Keterangan :
1. Reaktor Batch
2. Stirer
3. Statif
16
b. Proses kontinyu
Keterangan :
1. Reaktor Kontinyu
2. Stirrer
3. Statif
4. Tangki Reaktor
Variabel Berubah
Pengadukan : 1. Tanpa pengadukan
2. pengadukan sedang
3. pengadukan cepat
Variabel Tetap
17
- Perbandingan reaktan volume 1:1
- Suhu ruang
Konsentrasi NaOH sisa yang dapat diamati dengan konsentrasi titran HCl
sampai TAT.
Percobaan Batch
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.1 N, HCl 0.05 N, dan
NaOH 0.1 N.
2. Masukkan etil asetat 0.1 N dan NaOH 0.1 N dengan volume masing
masing 1 liter
3. Ambil sampel 5 ml tiap 1.5 menit, kemudian tambahkan indikator MO
3 tetes ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna merah
orange. Titrasi dihentikan sampai volume titran yang digunakan 3 kali
konstan.
4. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
5. Lakukan langkah 1 sampai 4 dengan variable yang berbeda.
Percobaan Kontinyu
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.1 N, HCl 0.05 N, dan
NaOH 0.1 N.
2. Masukkan etil asetat dan NaOH ke dalam tangki umpan masing-masing.
3. Pompa masing-masing reaktan ke dalam CSTR yang kosong dan
menjaga konstan laju alirnya serta mereaksikannya.
4. Ambil sampel 5 ml tiap 1.5 menit, kemudian tambahkan indikator MO
3 tetes ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna merah
orange. Titrasi dihentikan sampai volume titran yang digunakan 3 kali
konstan.
5. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
6. Lakukan langkah 1 sampai 5 dengan variabel yang berbeda.
18
DAFTAR PUSTAKA
Levenspiel. O., 1999. Chemical reaction Engineering 3rded, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo.
19