Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Dari Sektor Riil Dan Moneter Di Indonesia Selama Periode 2002 2012
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Dari Sektor Riil Dan Moneter Di Indonesia Selama Periode 2002 2012
REFI KURNIASARI
Mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Email: revi_kurniasari@rocketmail.com
Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST, SE, M.Si
Abstract
The purpose of this study was to determine the influence between Rice productivity in the
agricultural sector and the Money Supply to Inflation. The variables are used the Real Sector (Rice
Productivity, Agricultural Sector) as X1, Total Money Supply as X2, against inflation as Y. Scale
measurements are used to this study is Ratio Scale. One of causes of the high inflation that is by the
pressure of food caused by erratic weather conditions. Erratic weather conditions that impede food
production target. The erratic weather conditions resulted in a decreased supply of some agricultural
commodities such as rice so it cannot withstand the surge in commodity prices. Increase inflation also
always escorted by the amount of money in circulation. Based on the data, there is not significant
influence between the variables X1 and X2 on Y.
I. PENDAHULUAN
Inflasi terjadi hampir di seluruh negara kondisi cuaca yang tidak menentu. Kondisi
di dunia. Inflasi dapat terjadi saat tingkat harga- cuaca yang tidak menentu menyebabkan
harga umum naik dan berlangsung secara terus- terhambatnya target produksi pangan. Kondisi
menerus berkaitan dengan mekanisme pasar cuaca yang tidak normal mengakibatkan
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, menurunnya pasokan beberapa komoditas
antara lain, konsumsi masyarakat yang pertanian seperti beras sehingga tidak dapat
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang menahan lonjakan harga komoditas tersebut.
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi. Salah Inflasi merupakan penghambat pertumbuhan
satu penyebab tingginya inflasi yaitu oleh ekonomi. Inflasi harus dipantau karena berkaitan
tekanan bahan pangan yang disebabkan oleh dengan daya beli masyarakat. Inflasi yang
rendah dan stabil merupakan prasyarat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Selain adalah, ketika tingkat inflasi mengalami
terdapat hubungan antara inflasi dengan kenaikan yang drastis maka jumlah kenaikan
kenaikan harga pangan, kenaikan inflasi juga uang yang beredar juga meningkat. Tetapi saat
selalu diiring dengan jumlah uang yang beredar. tingkat inflasi mengalami penurunan dari tahun
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses sebelumnya, jumlah uang yang beredar tetap
menurunnya nilai mata uang secara terus mengalami kenaikan walaupun kenaikannya
menerus Setiap tahun jumlah uang yang beredar hanya sedikit saja dari tahun sebelumnya.
selalu bertambah dan terus bertambah, tetapi
tingkat inflasi setiap tahun mungkin mengalami
kenaikan dan mungkin juga mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya. Perbedaannya
Tabe 1: Produktivitas Padi, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Periode 2002-2012
N Variabel Tahun
o
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Produksi Padi 51489694 52137604 54088468 54151097 54454937 57157435 60325925 64398890 64398890 65756904 69045141
2. Jumlah Uang 2117585* 944366 1033877 1202762 1382493 1649662 1895839 2141384 2216641 2571164 3043937
Beredar
3. Inflasi (%) 10.03 5.6 6.4 17.11 6.6 6.9 11.06 2.78 6.96 3.79 4.3
X1
Teori Keynes
X2
Moneter (Jumlah
Uang Beredar)
2.4 Hipotesis
Produkti
vitas Dari table Variable Entered/Removed,
Inflasi Padi JUB menunjukan bahwa variable yang dimasukkan
Pearson Inflasi 1.000 -.479 -.384 adlah jumlah uang beredar dan produktivitas
Correlatio padi, sedangkan yang dikeluarkan tidak ada.
Sektorpert
n -.479 1.000 .828
anian
N Inflasi 11 11 11
adalah 0.230 yaitu hasil kuadrat dari koefisien
Produktivit
korelasi (0.480 x 0.480 = 0.230. Nilai standar
as Padi 11 11 11 error estimateadalah 3.97262.
JUB 11 11 11
b
Variables Entered/Removed
Berdasarkan table Coefficients, dapat diketahui mengurangi Jumlah uang beredar dan
bahwa besarnya nilai t test pada Sektor pertanian pemerintah harus melakukan peninjauan
(produktivitas padi) adalah -0.927 dan pada terhadap produktivitas padi yang berhubungan
Jumlah uang beredar adalah 0.074 sedangkan dengan daya beli masyarakat terhadap beras.
besarnya signifikansi pada sector pertanian
(produktivitas padi) sebesar 0.381 dan jumlah Daftar pustaka
uang beredar sebesar 0.943, Maka Ho diterima
Boediono, 1985, Ekonomi Moneter, Yogyakarta,
yang berarti tidak terdapat hubungan antara BPFE
variable Sektor Pertanian (produktivitas padi)
Boediono, 1989, Ekonomi Moneter : 4,
dan Jumlah uang beredar terhadap inflasi.
Yogyakarta, BPFE