Anda di halaman 1dari 3

Karakter Mahasiswa Kedokteran Gigi yang Berlandaskan Excellence

With Morality
Menjadi bagian dari fakultas kedokteran gigi di Universitas
Airlangga menuntut bukan hanya pintar di bidang akademik saja,
melainkan menuntut kita, para mahasiswa menjadi manusia yang
bermoral. Begitu penting untuk kita tidak melupakan nilai nilai
kesantunan, dan rasa peduli kita terhadap sesama manusia. Tidak
ternilai jumlahnya manusia yang bisa dibilang pintar karena ilmu
yang dimiliki oleh mereka, tetapi ilmu itu tidak akan berarti apa apa
jika manusia tersebut tidak bermoral. Sebagai calon dokter gigi di
masa depan, saya merasa banyak sekali tantangan yang akan saya
hadapi di masa yang akan datang, salah satunya adalah tetap menjaga
nilai norma yang ada dalam masyarakat.
Jika kita melihat contoh di negara kita saat ini, sudah banyak para
petinggi negara yang dikaruniai dengan kepintaran tetapi sayagnya
tidak menjadikan kepintarannya untuk hal hal yang bermanfaat.
Seperti contohnya para koruptor yang melakukan tindakan tanpa
berfikir panjang. Sifat ketidakpeduliaan yang mereka miliki salah
satunya yang membuat mereka berani melakukan hal-hal yang kejam
dan merugikan negara.
Sebagai mahasiswa kedokteran gigi, tentunya kita harus berhati hati
dalam bertindak. Salah satu prinsip yang dapat kita ingat adalah
dahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan kita sendiri,
dan ingat sebelum menyakiti orang lain, tanyakan kepada diri kita
sendiri bagaimana perasaan kita jika kita diperlakukan seperti itu.
Ingat selalu bahwa sebaik baiknya manusia adalah manusia yang
dapat hidup bermanfaat untuk orang lain.
Untuk mencapai target menjadi mahasiswa yang excellence tidak
hanya dibidang akademik tetapi juga dalam kehidupan bermoral
kunci utamanya adalah bagaimana kita mengingat Tuhan kita. Semua
tindakan yang akan kita lakukan apakah sejalan dengan apa yang
telah ditetapkan dalam ajaran agama kita masing-masing. Saya
percaya bahwa tidak ada agama yang mengajarkan hal hal yang tidak
baik dalam kehidupan.
Selanjutnya, untuk menjadi mahasiswa yang bermoral kita harus
bersikap adil. Keadilan tidak selalu berarti sama rata, tetapi
mendahulukan yang lebih membutuhkan. Karena kita sebagai calon
dokter gigi di masa depan, perlu kita ingat bahwa keadilan adalah
salah satu kunci dalam menjalani profesi ini. Tidak pandang bulu saat
memeriksa pasien. Menanamkan rasa hormat terhadap semua
kalangan masyarakat.
Berikutnya hal yang dapat kita tanamkan lagi adalah menumbuhkan
rasa kepedulian kita terhadap sesama manusia. Sebagai mahasiswa
fakultas kedokteran gigi, alangkah baiknya jika kita memperhatikan
kehidupan di sekelilling kita. Cara yang efektif agar kita dapat
mencegah terjadinya penyakit di lingkungan sekitar kita adalah
dengan melakukan penyuluhan. Sebagai mahasiswa fakultas
kedokteran gigi yang mempunyai bekal pembelajaran tentang ilmu
kedokteran gigi, kita dapat sebagai contoh melakukan penyuluhan
menyikat gigi yang benar, dan lain lain.
Selain peduli kepada masyarakat sekitar, kita juga mempunyai tugas
untuk peduli terhadap sesama rekan sejawat kita, teman satu
angkatan, kakak tingkat, dosen, maupun profesor. Sebagai
mahasiswa yang statusnya masih baru kita harus sadar di dalam
dunia kerja nanti kita tidak akan terlepas dari rekan sejawat kita.
Dalam menghadapi semua hal ke depannya kita masih tetap
membutuhkan rekan sejawat kita. Pada era globalisasi dan tantangan
MEA yang akan kita hadapi, koneksi kepada rekan sejawat sangat
dibutuhkan untuk tetap bertahan dalam dunia perkerjaan yang
sebenarnya tidak lama lama lagi mau tidak mau akan kita hadapi.
Seiring berawalnya MEA tentu kita sebagai mahasiswa fakultas
kedokteran gigi dan tentunya calon dokter gigi dimasa yang akan
datang, kita harus ingat bahwa tingkat persaingan yang akan kita
hadapi sangat tinggi, untuk itu sebagai mahasiswa kita harus cermat
dan memiliki daya saing yang tinggi, tetapi tentunya tanpa
meninggalkan nilai nilai moral yang ada. Untuk mempertahankan
nilai moral yang ada, kita tidak dapat menghalalkan segala cara
untuk menghadapi pesaing-pesaing kita, melainkan harus dapat
meraih kesempatan yang ada dan memanfaatkan sebaik baiknya
kesempatan itu. Belajar gigih agar tidak kalah dengan persaingan
yang ada. Mengasah soft skill kita dalam berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan orang lain juga salah satu cara agar kita tidak
kalah dalam persaingan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, sebagai calon dokter gigi yang kompeten kita harus
dapat mengimpelementasikan salah satunya apa yang disebut The
Seventh Star Dentist, yaitu sebagai care provider, decision maker,
communicator, comunity leader, manager, lecturer, dan creator atau
inovator. Care provider bagaimana kita bisa peduli dan peka kepada
keseluruhan dari pasien kita dan orang orang di sekitar kita. Decision
maker kita sebagai pembuat keputusan tentunya dengan modal nilai
nilai kepedulian dan juga keadilan. Communicator berarti menuntut
kita agar mudah berinteraksi dan peduli terhadap pasien. Comunity
leader dimana kita harus bisa menjadi pemimpin dalam suatu
kelompok. Manager, lecturer, dan creator menuntut kita agar kreatif,
tekun, cinta ilmu, dan rendah hati.
Menjadi mahasiswa fakultas kedokteran gigi yang berlandaskan
prinsip Excellence With Morality sekarang menjadi tantangan kita,
bagaimana kita menyikapinya tentunya mudah jika kita memiliki
tekad yang kuat di dalam diri kita. Ingatlah ilmu bukan dituntut tapi
diraih dan sebaik baiknya manusia adalah manusia yang dapat
bermanfaat untuk orang lain.

Anda mungkin juga menyukai