Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA

PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEPATUHAN


AKSEPTOR DALAM MENGKONSUMSI PIL KB DI BPS ANIS DESA
LEDOKOM

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam paradigma baru progam keluarga berencana ini misinya sangat menekankan

pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya intergral dalam

meningkatkan kualitas keluarga dalam hal ini dijabarkan sebagai berikut:

memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang

kemitraan dalam meningkatkan kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga,

meningkatkan dan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi, meningkatkan upaya

pemberdayaan perempuan untuk untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender

melalui progam keluarga berencana, dan mempersiapakan sumber daya manusia

berkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia (Saifuddin,

BA, 2003 : 16).

Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi. Hal ini tidak hanya terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh

ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.

Berbagai potensi, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar

keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan (Saifuddin, BA, 2003 : 34).


Sesuai dengan keterangan di atas, maka prioritas pertama kontrasepsi yang

disarankan adalah pil KB, karena pil KB termasuk metode yang efektif untuk mencegah

kehamilan dan salah satu metode yang paling disukai karena kesuburan langsung

kembali bila penggunaan dihentikan, serta pil KB dapat mengurangi resiko infertilitas

primer hingga 40%. Ada 2 macam kontrasepsi pil, yaitu: pil kombinasi dan pil progestin.

Mengingat kerja kontrasepsi oral yang multipel sulit untuk memahami bagaimana

kelalaian tidak mengkonsumsi satu atau dua pil dapat menyebabkan kehamilan

(Iswarawati, S.U. 2009).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2008 - 2009 tingkat

pengetahuan kontrasepsi terdiri dari suntik 46,1%; pil 21,9%; IUD 10,3%; susuk 7,1%;

tubektomi 3,70%; vasektomi 0,40%. Dan pemakaian alat kontrasepsi aktif di jember

pada tahun 2003 adalah KB suntik sebesar 64,60%; KB pil 17,20%; IUD 8,30%; KB

susuk 5,20%; MOW 3,80%; MOP 0,20%; lain-lain 0,70%; (Iswarawati. S.U, 2009).

Kelebihan pil kombinasi, antara lain: efektifitasnya tinggi, frekuensi koitus tidak

perlu diatur, siklus haid menjadi teratur, dan keluhan-keluhan disminore yang primer

menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Sedangkan, kekurangan dari pil kombinasi

antara lain: pil harus diminum setiap hari, motivasi harus kuat, dan adanya efek samping

walaupun sifatnya sementara, misalkan mual, sakit kepala, muntah, buah dada nyeri, dan

lain-lain (Prawirohardjo. S, 1999: 56).

Walaupun banyaknya efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi pil, ternyata

masih banyak akseptor KB yang memilih kontrasepsi pil. Data yang diperoleh dari BPS

Ny. Anis Desa Ledokombo Sempolan Jember didapatkan jumlah akseptor KB pada

bulan April Mei tahun 2009 sebanyak 159 akseptor dengan data sebagai berikut: KB

pil 19,49%; KB suntik 78,61%; KB implant 0,62%; KB IUD 1,26%.


Kegagalan kontrasepsi pil ini akibat dari ketidaksiplinan akseptor, pengetahuan

akseptor KB pil yang berpengetahuan baik dengan kepatuhan akseptor dalam

mengkomsumsi pil KB yang patuh ada 80%, sedangkan yang tidak patuh ada 20%

berdasarkan data primer tahun 2008 BPS Ny. Anis Desa Ledokombo Sempolan - Jember.

Solusi dari kegagalan adalah informasi yang efektif hal ini sebagai satu cara untuk

memperbaiki kepatuhan akseptor, informasi tersebut antara lain: dijelaskan bagaimana

kontrasepsi oral bekerja, diperlihatkan, dan ditunjukkan kepada pasien kemasan pil yang

akan digunakan, dan diberitahu bagaimana cara mengkonsumsi pil, jelaskan efek

samping yang mungkin terjadi, meminta pasien mengulangi informasi yang penting,

untuk menyakinkan bahwa ia mengerti apa yang telah dibicarakan (Speroff. L & Darney.

P, 2003: 76).

Dari latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan

akseptor KB pil dengan kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara pengetahuan akseptor KB pil dengan kepatuhan

akseptor dalam mengkomsumsi pil KB?. Di BPS Anis Desa Ledokombo Kecamatan

Sempolan Kabupaten Jember.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara pengetahuan akseptor KB pil dengan kepatuhan

akseptor dalam mengkonsumsi pil KB di BPS Ny. Anis Desa Ledokombo Kecamatan

Sempolan Kabupaten Jember.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur.

b. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan pendidikan.

c. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan paritas.

d. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.

e. Mengidentifikasi seberapa besar pengetahuan akseptor KB pil dan kepatuhan

dalam mengkonsumsi pil KB.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai pengetahuan akseptor

KB pil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi pil KB.

2. Praktisi

Meningkatkan kwalitas pengetahuan kesehatan khususnya tentang kontarasepsi KB

pil.

3. Bagi peniliti
Menabah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang Asuhan

kebidanan kontrasepsi KB pil.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengidaraan terhadap satu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003: 34).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuk nya tindakan seseorang (over behavior) karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003: 44), dalam bukunya berjudul pendidikan dan

perilaku kesehatan, bahwa pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat yaitu:


1) Tahu (know)

Yaitu sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari sebelum

nya.Bisa juga diartikan sebagai tingkat pengetahuan yang lebih rendah.Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

2). Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara

benar. Orang yang paham terhadap obyek atau materi yang dapat harus

menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3). Aplikasi (application)

Yaitu kemapuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi riil atau sebenarnya, seperti rumus, metode,prinsip dan

sebagainya.

4). Analisis (Analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan metri atau obyek

kedalam komponen-komponen,tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut, dan maaih ada kaitannya satu sama lain.Kemapuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata-kata kerrja dapat menggambarkan atau membuat

bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan,dan sebagainya.


5). Sintesis (syinthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagaian-bagaian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi formulasi yang ada. Misalnya dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuiakan

dan sebagainya.

6). Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kiteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kiteria-

kiteria yang ada.

Kriteria tingkat pengetahuan menurut Arikunto sebagai berikut:

a) Baik : hasil presentase 76%-100%

b) Cukup : hasil presentase 56%-75%

c) Kurang : hasil presentase 40%-55%

d) Tidak baik : hasil presentase <40%

Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur

dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tngkat tersebut diatas.


2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor internal

1) Umur

Usia adalah umur idividu yang tehitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan lebih baik pengetahuannya. Dari segi

kepercayaan seorang yang lebih dewasa akan lebih dipercya dari orang yang

belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalamn

dan kematangan jiwa (Nursalam dan Parini, 2001: 34)

2) Paritas

Menurut IBG Manuaba paritas di bagi menjadi:

a) Primipara

Adalah wanita yang melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.

b) Multipara

Adalah wanita yang telah pernah melahikan anak hidup beberapa kali

dimana anak tersebut tidak lebih lima kali.

c) Grande Multipara

Adalah wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.

Menurut Notoatmodjo (2005) menjelaskan bahwa apabila seseorang sudah


pernah hamil sebelumnya dalam anak kedu kalinya dan seterusnya,

umumnya mempunyai pengetahuan yang baik karena mereka telah

memperoleh pengalaman dan informasi.

3) Motivasi

Adalah dorongan yang bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan,

dorongan ini dapat mewujudkan dalam bentuk tindakan dan perilaku. Motivasi

yang rendah akan menghasilkan tindakan yang kurang kuat, motivasi yang di

berikan oleh petugas kesehatan terus menerus akan dapat mempengaruhi

seseorang untuk dapat mempengaruhi seseorang untuk merubah perilakunya

kearah perilaku yang positif.

4) Persepsi

Pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran,

penciuman, serta pengalaman masa lalu. Suatu obyek yang sama dapat di

persepsikan secara berbeda oleh beberapa orang.

5) IQ (Intelegence Qutient)

Semakin tinggi IQ seseorang akan semakin cerdas pula, secara potensial

seseorang yang IQ-nya kurang akan banyak mengalami kesulitan belajar.

Dengan demikian seseorang yang memiliki IQ rendah akan terhambat proses

belajarnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya juga terlambat.

b. Faktor Eksternal
1) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima

infomasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam dan Pariani,

2001: 65).

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang

kehidupan dan kehidupan keluarganya. Dengan bekerja seseorang dapat

berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat, dan memperoleh berbagai

pengalaman (Notoatmodjo, 2003: 87).

3) Media massa

Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam media

massa yang dapat mempengaruhi masyarakat tentang inovasi baru

(Notoatmodjo, 2003: 56).

4) Sosial budaya

Kebiasaan dari tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui penalaraan,

apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan (Notoatmodjo, 2003:

66).

5) Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang

atau kelompok. Lingkungan adalah input ke dalam diri seseorang sebagai

sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun eksternal.

3. Konsep Dasar KB

a. Pengertian KB

Keluarga berencana adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan

(Sarwono, 1999: 67).

Keluarga berencana menurut UU no 10 1992 (tentang perkembangan

kendudukan dan pembangunan kelurga sejahtera) adalah upaya peningkatan

kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran pembinaan ketahanan keluarga kecil, bahagia sejahtera.

(Dyah Noviawati setya Arum, S. Si. T dan Sujatini, S. Si. T, 2008: 28)

b. Tujuan KB

1) Tujuan umum

Membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi

pelaksana progam KB Nasional yang kuat di masa mendatang, sehingga visi

untuk mewujudkan kelurga berkwalitas tahun 2015 dapat tercapai. (Dyah

Noviawati, S. Si.T dan Sujiatini, S. Si.T, 2008: 28).

2) Tujuan khusus
Untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan

kesehatan reproduksi yang berkwalitas, menurunkan tingkat /angka kematian

ibu bayi, dan anak serta penaggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam

rangka membangun keluarga kecil berkwalitas. (Dyah Noviawati, S. Si. T dan

Sujiantini, S. Si. T, 2008 : 28).

c. Manfaat KB

1) Efektifitas cukup tinggi.

2) Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak

yang direncanakannya.

3) Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik

untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan

dan kematian anak (Dyah Noviawati, S. Si. T dan Sujiantini, S. Si. T, 2008 :

28)

d. Sasaran KB

Adapun sasaran progam KB nasional KB lima tahun kedepan seperti

tercantum dalam RP JM 2004-2009 adalah sebagai berikut:

1) Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional

menjadi satu, 14% per-tahun.

2) Menurunkan angka kelahiran total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,2

perempuan.

3) Meningkatkan peserta KB pria menjadi 4,5%


4) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan efisien.

5) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak

6) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga prasejahtera dan

keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

7) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggarakan pelayanan

KB dan kesehatan produksi. (Dyah Noviawati Setya Arum, S. Si. T dan

Sujiatini, S. Si. T. 2008: 31).

e. Syarat-syarat Kontrasepsi

1) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.

2) Efek samping yang merugikan tidak ada.

3) Lama kerjaanya dapat diatur menurut keinginan.

4) Tidak mengganggu hubungan seksual.

5) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat

selama permakaiannya.

6) Cara penggunaannya sederhana.

7) Harganya murah supaya dapat di jangkau masyarakat luas.

8) Dapat diterima oleh pasangan suami istri.


4. Konsep Kepatuhan

a. Pengertian

Kepatuhan akseptor adalah ketaatan seorang wanita usia reproduksi yang

menggunakan metode kontrasepsi untuk menghindari atau mencegah tedadinya

kehamilan (Notoatmodjo, 2003: 76).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

1) Ketakutan dan kekhawatiran akan terajdinya kanker, penyakit kardiovaskuler

dan dampak kontrasepsi oral terhdap fertilitas dimasa akan datang.

2) Pengalaman terjadi efek samping seperti perdarahan, amenore. (Notoatmodjo,

2003: 76).

5. Konsep Dasar Sikap

a. Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau obyek.

Sikap ini terdiri dari beberapa tingkatan yaitu:

1) Menerima (Receiring)

Menerima diartikan bahwa orang atau subyek mau dan memeperhatikan

stimulus yang diberikan obyek.

2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari Sikap.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap

suatu masalah.

4) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko.

b. Praktek atau Tindakan Praktek

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior)

tingkat-tingkat praktek.

1) Persepsi (peraseption)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil.

2) Respon terpimpin (Quided Respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.

3) Mekanisme (Mekanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu yang benar dan

secara otomatis.

4) Adaptasi

Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik

(Notoatmdjo, 2003: 87).

6. Konsep Dasar Perilaku

a. Pengertian

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan, sehingga yang di maksud perilaku manusia,

pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri, yang

mempunyai bentangan atau sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2003: 98).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Perilaku

1) Faktor Internal

Yakni karakteriistik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau

bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin.

2) Faktor Eksternal
Yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan

politik. Faktor lingkungan ini merupakan faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003: 106).

7. Konsep Dasar Kontrasepsi Pil

a. Pengertian

Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang bekerja di bawah

pengaruh hipotalamus, hipofisis mengeluarkan menurut urutan tertentu follicle

stimulating hormone (FSH), luitenezing hormone (LH). Hormon-hormon ini

dapat merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progesteron. Dua

hormon yang terakhir ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid,

dalam keseimbangan yang tertentu menyebabkan ovulasi, dan akhirnya

penurunan kadar mengakibatkan disintegrasi endometrium dan haid. Penyelidikan

lebih lanjut menunjukkan bahwa baik estrogen maupun progesteron dapat

mencegah ovulasi. Pengetahuan ini menjadi dasar untuk menggunakan kombinasi

estrogen dan progesteron sebagai cara kontrasepsi dengan jalan mencegah ovulasi

(Wiknjosastro, 1999: 124).

Hasil penyelidikan lebih lanjut, diadakan pil sekuensial, mini pil, morning

after pil, dan depo-provera yang diberikan sebagai suntikan. Dewasa ini masih

terus dilakukan kegiatan untuk menemukan sesuatu cara kontrasepsi hormonal

yang mempunyai daya guna tinggi dan dengan efek samping yang sekecil

mungkin (Wiknjosastro: 1999: 132).

b. Macam-macam Pil
1) Pil kombinasi terdiri 3 jenis, antara lain:

a) Monofasik adalah Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/ progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7

tablet tanpa hormone aktif.

b) Bifasik adalah Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/progesterone dengan mengandung dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

c) Trifasik adalah Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormone aktif estrogen/progesterone dengan 3 dosis yang

berbeda,dengan 7 tablet tanpa hormone aktif (Dyah Noviati Setya Arum,

S. Si.T dan Sujiantini. S. Si.T, 2008: 97).

2) Pil progestin (Minipil) terdiri dari dua jenis antara lain:

a) Kemasan dengan isi 5 pil: 300 g levonorgestel atau 350 g noretridon.

b) Kemasan dengan isi 28 pil: 75 g desogestrel.

c) Pil progestin adalah pil yang mengadung hormone progestin saja,

sehingga bila dipergunakan untuk meneteki tida akan mengganggu

produksi ASI (Sarwono Purwiroharjo, 2003: 47).

c. Cara Kerja Kontrasepsi Pil

1) Pil Kombinasi
a) Menekan ovulasi.

b) Mencegah implantasi.

c) Lendir servik mengental sehingga sulit dilalui sperma.

d) Pengseseran tuba tergantung sehingga trasportasi telur dengan sendirinya

akan terganggu pula (Dyah Noviawati Setya Arum, S. Si.T dan

Sujiantini, S. Si.T. 2008: 98).

2) Pil Progestin atau Mini Pil

a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesi steroid ses di ovarium (tidak

begitu kuat).

b) Endrometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implamentasi

lebih sulit

c) Mengentalkan lendir servik sehingga menghambat penetrasi sperma

d) Mengubah motilitas tuba sehingga trasfortasi sperma terganggu. (Dyah

Noviawati Setya Arum, S. Si.T dan Sujiantini, S. Si.T, 2008: 98).

8. Manfaat Kontrasepsi Pil

a. Pil Kombinasi

1) Memiliki efektivitas yang tinggi.

2) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.

3) Tidak mengganggu hubungan seksual.


4) Siklus haid menjadi teratur, banyak darah haid berkurang.

5) Dapat digunakan jangka panjang.

6) Dapat digunakan sejak usia remaja sehingga menopause.

7) Mudah dihentikan setiap saat.

8) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

10) Membantu mencegah:

a) Kehamilan ektopik.

b) Kanker Ovarium.

c) Kanker Endometrium.

d) Kelainan jinak pada payudara.

e) Disminorhoe.

b. Pil progestin

1) Sangat efektif bila digunakan secara benar.

2) Tidak mengganggu hubungan seksual.

3) Tidak mempengaruhi ASI.


4) Kesuburan cepat kembali.

5) Nyaman dan mudah digunakan.

6) Sedikit efek samping.

7) Dapat dihentikan setiap saat.

8) Tidak mengandung estrogen (Prawirohardjo S, 2003: 89).

9. Yang Dapat Meggunakan Kontrasepsi Pil

a. Usia reproduksi.

b. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak.

c. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.

d. Pasca persalinan dan tidak menyusui, pasca keguguran.

e. Mempunyai tekanan darah tinggi (selama <>

f. Perokok segala usia (minipil).

g. Anemia karena haid berlebihan (pil kombinasi).

h. Nyeri haid hebat (pil kombinasi).

i. Siklus haid tidak teratur (pil kombinasi).

j. Riwayat kehamilan ektopik (pil kombinasi).

k. Kelainan payudara jinak (pil kombinasi) (Prawirohardjo S, 2003: 109).


10. Petunjuk Penggunaan Kontrasepsi Pil

a. Pil kombinasi

1) Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap haid.

2) Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

3) Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.

4) Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis

ambillah pil yang lain, atau menggunakan kontrasepsi yang lain.

5) Bila muntah dalam dua jam sesudah menggunakan pil, ambillah pil yang lain

atau menggunakan kontrasepsi yang lain.

6) Bila tejadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam, maka keadaan

memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan anda, pil dapat diteruskan.

7) Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, carapenggunaan

pil mengikuti cara menggunakan pada saat ibu lupa meminum pil.

8) Bila lupa minum pil sebaiknya minum pil tersebut segera setelah ingat

walaupu harus minum 2 pil pada hari yang sama.

9) Bila tidak haid perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan.

b. Pil Progestin (minipil)

1) Minum minipil setiap hari pada saat yang sama.

2) Minum pil yang pertama pada hari pertama.


3) Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil

yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain.

4) Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut

begitu klien ingat.

5) Bila klien lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa tersebut, sesegera

klien ingat dan menggunakan metode pelindung sampai akhir bulan.

6) Walaupun klien belum haid mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir

habis (Sarwono Prawirohardjo S, 2005: 203).

11. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Bagi Ibu

a. Keuntungan

1) Sangat efektif bila digunakan secara benar.

2) Tidak mengganggu hubungan seksual.

3) Tidak mempengaruhi ASI (minipil).

4) Kesuburan cepat kembali.

5) Nyaman dan mudah digunakan,Sedikit efek samping.

6) Dapat digunakan setiap saat.

7) Tidak mengandung estrogen (minipil).

b. Kerugian
1) Memerlukan disiplin dari pemakai/akseptor.

2) Dapat mengurangi ASI.

12. Indikasi Kontrasepsi Pil

a. Usia reproduksi.

b. Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak.

c. Pasca persalinan dan tidak menyusui (minipil).

d. Menyusui.

e. Pasca keguguran.

f. Riwayat kehamilan ektopik.

g. Siklus haid tidak teratur.

13. Kontraindikasi Kontrasepsi Pil

Pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita:

a. Kanker payudara dan organ reproduksi.

b. Penyakit kuning.

c. Penyakit pembuluh darah

d. Tekanan darah tinggi, Gangguan jantung.

e. Perdarahan abnormal, Varises.


f. Sakit kepala yang hebat.

g. Penyakit kencing manis.

14. Efek Samping Kontrasepsi Pil

a. Perdarahan

Terjadi bercak-bercak perdarahan di antara masa haid terutama pada bulan-

bulan pertama pemakaian pil KB.

b. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah yang sama atau lebih tinggi dari 140/90 mmHg dalam

keadaan istirahat. Penderita kadang-kadang merasa pusing atau teasa pegal pada

kuduknya.

c. Perubahan Berat Badan

Berat badan bertambah/berkurang beberapa kg dalam beberapa bulan

setelah pemakaian pil KB.

d. Air Susu Ibu berkurang

Air susu ini berkurang bahkan kadang-kadang sampai berhenti setelah

pemakaian pil KB dengan dosis estrogen rendah.

e. Perubahan Libido

Terjadi peningkatan libido atau penurunan libido, sulit dinilai karena

bersifat subyektif.
f. Pusing dan Sakit Kepala

Rasa berputar atau sakit kepala yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi

atau seluruh bagian kepala. Biasanya bersifat sementara. (Sarwono

Prawirohardjo, 2005: 223).

B. Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Antara Pengetahuan Akseptor KB Pil Dengan

Kepatuhan Akseptor Dalam Mengkonsumsi Pil KB.

Keterangan gambar

Berdasarkan kerangka konseptual di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan akseptor

KB pil dipengaruhi oleh 2 faktor antara lain faktor internal yaitu umur, paritas, IQ dan

motivasi dan faktor eksternal yaitu pendidikan, pekerjaan, informasi dan lingkungan. Dengan
pengetahuan dan kedua faktor tersebut sehingga mempengaruhi pada kepatuhan akseptor

dalam mengkonsumsi pil KB.

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yakni dengan hanya

mengamati tanpa melakukan perlakuan pada obyek penelitian. menurut waktunya

adalah cross sectional yakni pengamatan hanya dilakukan pada suatu saat saja. Menurut

analisanya merupakan penelitian analitik yaitu hubungan antara pengetahuan akseptor

KB pil dengan kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB.

B. Frame Work
Keterangan :

: Garis yang dilakukan penelitian

: Garis yang tidak dilakukan penelitian

Cleaning : Menyeleksi untuk menghindarkan responden yang sama (Suyanto, 2009).

Gambar 3.1 Kerangka Kerja


C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian, menurut La Biondo Wood Dan Herber (1994) hipotesa adalah suatu asumsi

pertanyaan tentang hubungan antara dua variable atau lebih variable yang diharapkan

bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian.

1. Hipotesis Nol (Ho)

Adalah suatu pernyataan statistik yang meramalkan bahwa tidak ada pengaruh,

hubungan, perbedaan antara dua kelompok kejadian atau pengamatan dalam

penelitian (Nursalam, 2003: 58) yaitu:

Ho = Tidak ada pengaruh antara tingkat pengetahuan akseptor KB pil dengan

kepatuhan mengkomsumsi pil KB

2. Hipotesis Alternatif (Hi)

Adalah hipotesa penelitian. Hipotesa ini menyatakan adanya pengaruh,

hubungan, dan perbandingan antara dua atau lebih variable. (Nursalam, 2003: 59).

Hi = Ada pengaruh antara tingkat pengetahuan KB pil dengan kepatuhan

mengkonsumsi pil KB.

D. Variable

1. Jenis Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai dimana minimal dapat

dibedakan dalam dua atribut. (Djarwanto , 2001 : 9).

Menurut Nursalam variable didefinisikan sebagai atribut seseorang atau subyek

yang mempunyai variasi dalam riset penelitian. Variabel dikarakteristikan sebagai

derajat, jumlah dan persadiaan. Variabel juga merupaka konsep dari berbagai level dari

abstrak yang didefinisikan sebagai fasilitas untuk pengukuran manipulasi suatu

penelitian (Nursalam, 2003: 101).

a. Variabel Independen

Adalah suatu variabel yang nilainya menentukan variable lain. Suatu

kegiatan stimulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variable

dependen.Variabel bebas biasanya dimanipulasi dan diukur pengaruhnya terhadap

variable lain. (Nursalam, 2003: 102). Dalam penelitian ini variabel independennya

adalah pengetahuan akseptor KB pil.

b. Variabel Dependen

Adalah variable yang nilainya ditentukan oleh keberadaan variabel lain,yang

muncul sebagai akibat manipulasi dari variabel variabel lain. Variabel dependen

adalah dampak yang diakibatkan oleh perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Jadi

variable ini dikenai pengaruh dari keberadaan variable lain. (Nursalam, 2003: 214).

Dalam penelitian ini variable dependennya adalah kepatuahan akseptor dalam

mengkonsumsi pil KB.

2. Definisi Operasional
Yaitu menjelaskan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian

secara operasional sehingga memudahkan pembaca / penguji di dalam mengingatkan

makna penelitian. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pengetahuan

akseptor KB Pil, sedangkan variabel tergantungnya adalah kepatuhan akseptor

dalam mengkonsumsi pil KB. (Suyanto, 2009: 25).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Skala Kriteria

Independen: Hasil dan tahu, Ordinal Baik : 76% - 100%

Pengetahuan melihat, Cukup : 56% - 75%

mendengar serta Kurang : 40% - 55%

membaca tentang Tidak baik : <40%

alat kontrasepsi (Arikunto, 2006)

pil.

Dependen : Ketaatan Ordinal Ya

(Mengkonsumsi
kepatuhan akseptor dalam

Pil KB Setiap Hari)


mengkonsumsi

Tidak
pil KB Setiap hari
(Mengkonsumsi Pil

setiap Hari)

E. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB pil yang tercatat di

BPS Ny. Anis Kecamatan Sempolan Kabupaten Jember pada tanggal 7 Agustus

31 Agustus 2009 sebanyak 158 akseptor KB Pil.

F. Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel

1. Sampel

Sampel adalah sebagaian / wakil dari populasi yang diteliti. (Arikunto 2002 :

109). Jika subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi, tetapi jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10

15% atau 20 -25%. Dalam penelitian ini sampelnya adalah 158 akseptor KB pil.

2. Besar Sampel

Yaitu besar kecilnya sampel atau banyak sedikitnya sampel yang diambil dari

populasi. (Notoatmodjo, 2009: 79).

n = 39

keterangan :

n = Sampel

N = Populasi
D = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,05).

Jadi besarnya sampel dalam penelitian berjumlah 39 akseptor KB pil di BPS Anis

Desa Ledokombo Kecamatan Sempolan Kabupaten Jember.

3. Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.

Yaitu penelitian sampel yang paling sederhana yang merupakan jenis probality

sampling bahwa setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih (Notoatmodjo, 2005 : 85).

4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari populasi target

terjangkau yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini yang masuk Kriteria inklusi adalah

1) Akseptor KB pil

2) Yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang

memenuhi criteria inklusi karena berbagai sebab.

- Ibu pengguna KB pil yang tidak ada pada saat pengambilan sampel.

(Nursalam 2005: 97).

G. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BPS Anis Kecamatan Sempolan Kabupaten

Jember.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni Juli 2009 dan waktu

pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 -19 juli 2009. BPS Anis Kecamatan

Sempolan Kabupaten Jember.

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini penulis menggunakan instrument

untuk mengumpulkan data hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmdjo 2005: 48) bahwa

yang dimaksud instrument adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data,

instrument ini dapat berupa koesioner, formulir, observasi. (Notoatmdjo, 2005: 49).

Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah koesioner yang disebarkan kepada

responden dengan cara melakukan kunjungan rumah. Jenis Instrumen yang digunakan

yaitu Angket

(Notoatmodjo, 2005: 112).

I. Tehnik Analisa Data

Langkah pertama setelah data terkumpul adalah melakukan pengolahan data dengan

tahap sebagai berikut:

1. Coding
Dari lembar kuesioner yang terkumpul diperiksa ulang untuk mengetahui

kelengkapan isi data dan diberi kode dengan angka.

2. Scoring

Bila responden menjawab ya maka diberi skor 1 dan apabila responden

menjawab tidak diberi skor 0, sehingga responden dikatakan pengetahuannya baik

bila menjawab 10 12 soal ( 76 - 100%) dan pengetahuannya tidak baik

bila menjawab <>

3. Tabulating

Data yang telah terkumpul lalu diberi skor kemudian ditabulasi kedalam tabel

distribusi frekuensi kemudian data dibuat tabulasi silang. Untuk mengetahui apakah

ada hubungan antara pengetahuan akseptor KB Pil dengan kepatuhan akseptor dalam

mengkonsumsi Pil KB dilakukan analisa dengan menggunakan Uji statistik chi

square dengan memperhatikan tingkat kemaknaan yaitu a = 0,05.

ad - bc

= _______________________

(a + b)(c + d)(a + c)(b + d)

= . n

Keterangan:
= Korelasi Phi

a,b,c,d = Adalah abjad dari kolom dan baris

= Chi Kwadrat

n = Sampel

Tabel 3.2 Tabulasi Silang 2 x 2

I II Jumlah

A a b a+b

B c d c+d

Jumlah a+c b+d n

Keterangan:

n = Jumlah Populasi

a,b,c,d = adalah abjad dari kolom dan baris

2 2
Apabila hitung lebih besar dari tabel hipotesis nol (Ho) ditolak dan

hipotesis kerja (H1) diterima berarti menunjukkan hubungan yang bermakna antara

2 2
variabel sedangkan apabila hitung kurang dari tabel rnaka hipotesis nol
(Ho) diterima dan hipotesis kerja (H1) ditolak berarti tidak ada hubungan yang

bermakna diantara 2 variabel.

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian pada responden peneliti memperlihatkan etika

penelitian antara lain:

1. Lembar Persetujuan dan Responden

Subjek yang bersedia di teliti harus menandatangani lembar persetujuan setelah

sebelumnya memahami maksud, tujuan dan dampak bagi yang diteliti selama

pengumpulan data. Apabila subjek menolak menjadi responden penelitian tidak

memaksa dan menghormati haknya.

2. Anonimity

Nama responden tidak dituliskan dalam lembar kuesioner untuk melindungi

kerahasiaan responden lembar kuesioner akan diberi kode tertentu.

3. Confidentially

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden.

K. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan saya dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai

berikut:
1. Kemampuan saya masih kurang karena saya masih pemula

2. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner yang saya buat sendiri dan

belum pernah diujicobakan sehingga reabilitas dan validitasnya perlu

disempurnakan.

3. Waktu pelaksanaan terlalu singkat sehingga mempengaruhi penyusunan hasil

penelitian.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengumpulan data yang

dilaksanakan di BPS Anis Desa Ledokombo Kecamatan Sempolan Jember pada tanggal 12

- 31 Agustus 2009 dengan responden sejumlah 39 orang yang terdiri dari 22 akseptor patuh

dalam mengkonsumsi pil KB dan 17 akseptor tidak patuh dalam mengkonsumnsi pil KB.

Penelitian ini meliputi :

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BPS Anis merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang berasa di Desa

ledokombo Kecamatan Sempolan Kabupaten Jember dengan batas wilayah :

a. Sebelah utara : Desa Sumber Wulus

b. Sebelah selatan : Desa Silo

c. Sebelah barat : Desa Suron

d. Sebelah timur : Hutan


BPS Anis merupakan bidan praktek swasta yang terdiri dari 1 untuk ruang

persalinan, 1 ruang untuk ibu nifas, 1 ruang untuk pemeriksaan kehamilan dan akseptor

KB, serta ruang tunggu.

a. Manajemen tenaga kerja

Bidan : 1 orang yaitu BPS Anis

b. Jam kerja

BPS Anis melaksanakan kegiatan setiap hari yaitu pada hari senin- sabtu,

sedangkan untuk hari raya besar tidak melakukan kegiatan. Adapun kegiatan

tersebut dimulai jam 06.00 sampai 07.00 WIB dan 16.00 sampai 20.00 WIB, 24

jam khusus persalinan 24 jam.

c. Bidang pelayanan meliputi

1) Pemeriksaan ibu hamil

2) Pelayanan KB

3) Imunisasi bayi

4) Pelayanan rawat inap khusus ibu bersalin

5) Pencatatan dan pelaporan.

2. Data Umum yang terdiri dari karateristik responden meliputi , umur, jumlah anak,

pendidikan dan pekerjaan.

3. Data Khusus meliputi pengetahuan akseptor KB pil tentang kepatuhan akseptor dalam

mengkonsumsi pil KB.

Adapun karateristik responden sebagai berikut :

1. Data Umum

a. Data Umur Responden


Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Umur di Desa Ledokombo

kecamatan Sempolan Jember Tahun 2009.

Umur Responden Frekuensi Prosentase (%)


20 tahun 5 12.82
21-35 25 64.10
9 23.08
> 35

Total 39 100
Sumber : Data Primer Tahun 2009

Dari tabel 4.1 menujukkan bahwa sebagaian besar responden adalah

umur 21-35 tahun banyak 25 responden (64.10%) sedangkan >35 tahun

sebanyak 9 responden (23.08%) dan yang berumur 20 tahun sebanyak 5

responden (12.82%).

b. Data Jumlah Anak

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak di BPS Anis

Desa Ledokombo Kecamatan Sempolan Jember Tahun 2009.

Jumlah Anak Frekuensi Prosentase (%)


1 anak 23 58.97
2 anak 13 33.33
3 7.69
3 anak

0 0
> 3 anak

Total 39 100
Sumber: Data Primer Tahun 2009

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian responden adalah

mempunyai 1 anak sebanyak 23 responden (58.97%), sedangkan yang

mempunyai 2 anak sebanyak 13 responden (33.33%), dan yang mempunyai 3

anak sebanyak 3 responden (7.69%.)

c. Data Pendidikan Responden


Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di BPS Anis Desa

Ledokombo Kecamatan Sempolan Jember Tahun 2009.

Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)


SD 2 5.13
SMP 8 20.51
23 58.97
SMA

6 15.38
AK/PT

Total 39 100
Sumber: Data Primer Tahun 2009

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SMA sebanyak 23 responden (58.97%), sedangkan yang

berpendidikan SMP sebanyak 8 responden (20.51%), yang berpendidikan

AK/PT sebanyak 6 responden (15.38%), dan yang berpendidikan SD sebanyak

2 responden (5.13%).

d. Data Pekerjaan Responden

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di BPS Anis Desa

Ledokombo Kecamatan Sempolan Jember Tahun 2009.

Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)


IRT 12 30.77
Tani 11 28.21
5 12.82
Swasta

11 28.21
Wiraswasta

Total 39 100
Sumber: Data Primer Tahun 2009

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah

bekerja sebagai IRT sebanyak 12 responden (30.77%), sedangkan yang bekerja


sebagai Tani dan Wiraswasta sebanyak 11 responden (28.21%), dan yang

bekerja di Swasta sebanyak 5 responden (12.82%).

2. Data Khusus

a. Data Pengetahuan Akseptor KB Pil

Tabel 4.5 Distribusi Responden Pengetahuan di BPS Anis Desa Ledokombo

Kecamatan Sempolan Jember Tahun 2009.

Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)


Baik 21 53.85
Tidak Baik 18 46.15
Total 39 100
Sumber: Data Primer 2009

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah

berpengetahuan baik sebanyak 21 responden (53.85%) dan yang

berpengetahuan tidak baik sebanyak 18 responden (46.15%).

b. Data Kepatuhan Akseptor KB Pil Dalam Mengkonsumsi Pil KB

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Akspetor Dalam

Mengkonsumsi Pil KB di BPS Anis Desa Ledokombo Kecamatan

Sempolan Jember Tahun 2009.

Kepatuhan Akseptor Frekuensi Prosentase (%)


Dalam Mengkonsumsi
Pil KB
Patuh 22 56.41
Tidak Patuh 17 43.59
Total 39 100
Sumber: Data Primer Tahun 2009

Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa akspetor KB Pil yang patuh dalam

mengkonsumsi pil KB sebesar 22 responden (56.41%) dan yang tidak patuh

dalam mengkonsumsi pil KB sebesar 17 responden (43.59%).

c. Data Tabulasi Hubungan Antara Pengetahuan Akseptor KB Pil Dengan

Kepatuhan Akseptor Dalam Mengkonsumsi Pil KB


Tabel 4.7 Distribusi Hubungan Antara Pengetahuan Akseptor KB Pil Dengan

Kepatuhan Akseptor Dalam Mengkonsumsi Pil KB di BPS Anis

Desa Ledokombo Kecamatan Sempolan Jember Tahun 2009.

Pengetahuan Kepatuhan Akseptor KB Pil Prosentase (%)


Akseptor Patuh Tidak Patuh
KB Pil n % N % n %
Baik 15 71.43 6 28.57 21 100
Tidak Baik 7 38.89 11 61.11 18 100
22 56.41 17 43.59 39 100
=0,041
Sumber: Data Primer Tahun 2009

Berdasarkan tabel 4.7 didapat pengetahuan akseptor KB pil yang

berpengetahuan baik dengan kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB

yang patuh ada 15 responden (71.43%), akseptor KB pil yang berpengetahuan

baik tetapi akseptor tidak patuh dalam mengkonsumsi pil KB ada 6 responden

(28.57%) dan akseptor KB pil yang berpengetahuan tidak baik dengan

kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB yang patuh ada 7 responden

(38.89%), akseptor KB pil yang berpengetahuan tidak baik dan akseptor tidak

patuh dalam mengkonsumsi pil KB ada 11 responden (61.11%). Sehingga

terdapat kecenderungan semakin baik pengetahuan akseptor KB pil tentang

kepatuhan dalam mengkonsumsi pil KB maka semakin patuh akseptor dalam

mengkonsumsi pil KB.

Sementara hasil iju chi-square dari Fishers Exact Test diperoleh hasil

signifikan = 0.041 < =0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor KB pil dengan

kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB, maka semakin baik

pengetahuan akseptor tentang KB pil maka semakin baik kepatuhan akseptor

dalam mengkonsumsi pil KB.


B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden Akseptor KB Pil

Dari tabel 4.1 hasil penelitian terhadap 39 responden didapatkan 25

responden(64.10%) berumur 21-35 tahun. Menurut teori Nursalam (2001) semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan lebih baik pengetahuannya.

Dari tabel 4.2 hasil penelitian terhadap 39 responden didapatkan 23 responden

(58.97%) mempunyai 1 anak. Menurut teori Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa

apabila seseorang sudah pernah hamil sebelumnya dalam anak keduakalinya dan

seterusnya, umumnya mempunyai pengetahuan yang baik karena mereka telah

memperoleh pengalaman dan informasi.

Dari tabel 4.3 hasil penelitian terhadap 39 responden didapatkan 23 responden

(58.97%) berpendidikan SMA. Menurut teori Nursalam (2001) semakin tinggi

pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Dari tabel 4.4 hasil penelitian terhadap 39 responden didapatkan 12 responden

(30.77%) bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Menurut teori Notoatmodjo (2003)

pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan dan

kehidupan keluarganya. Dengan bekerja seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai,

bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman.

2. Pengetahuan Akseptor KB Pil Dengan Kepatuhan Akseptor Dalam Mengkonsumsi

Pil KB
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden akseptor KB pil

sebagian besar berpengetahuan baik, yaitu sebanyak 21 responden (53.85%), sedangkan

responden yang patuh dalam mengkonsumsi pil KB sebanyak 22 responden (56.41%).

Ini membuktikan bahwa pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi kepatuhan

akseptor dalam mengkonsumsi pil KB, hal ini apabila responden berpengetahuan baik,

maka kepatuhan akan menjadi baik, sehingga pengetahuan seseorang sangat menentukan

berhasil tidaknya suatu tindakan yang sedang dijalani.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa responden akan melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sehingga pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Oleh

karena itu, diharapkan akseptor lebih meningkatkan pengetahuannya baik dari media

elektronik maupun media massa.

3. Hubungan Pengetahuan Akseptor KB Pil Dengan Kepatuhan Akseptor Dalam

Mengkonsumsi Pil KB

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

akseptor KB pil yang berpengetahuan baik dengan kepatuhan akseptor dalam

mengkonsumsi pil KB yang patuh ada 15 responden (71.43%), akseptor KB pil yang

berpengetahuan baik, tetapi akseptor tidak patuh dalam mengkonsumsi pil KB ada 6

responden (28.57%) dan akseptor KB pil yang berpengetahuan tidak baik dengan

kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB yang patuh ada 7 responden (38.89%),

akseptor KB pil yang berpengetahuan tidak baik dan akseptor tidak patuh dalam

mengkonsumsi pil KB ada 11 responden (61.11%).

Dari hasil uji statistic dengan uji Fishers exat test < sehingga dapat dibuktikan

bahwa adanya hubungan antara pengetahuan akseptor KB Pil dengan kepatuhan akseptor

dalam mengkonsumsi pil KB.


Yang perlu dibenahi adalah responden yang berpengetahuan baik sedangkan

kepatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak patuh, hal ini responden dipengaruhi oleh

faktor lain, yaitu pendidikan, pekerjaan, informasi, lingkungan dan lain-lain, sehingga

kepatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak baik walaupun pengetahuannya baik.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa responden akan melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sehingga pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar responden berumur 21-35

tahun, berdasarkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMA,

berdasarkan paritas sebagian besar responden mempunyai 1 anak dan berdasarkan

pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.

2. Semakin tinggi pengetahuan responden maka semakin patuh akseptor dalam

mengkonsumsi pil KB.

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan akseptor KB pil dengan kepatuhan akseptor

dalam mengkonsumsi pil KB.

B. Saran

1. Bagi Institusi

Diharapkan dapat digunakan sebagai pembelajaran lebih lanjut.


2. Bagi Profesi

Sebagai tenaga kesehatan hendaknya meningkatakan frekuensi penyuluhan kepada

masyarakat khususnya ibu-ibu akseptor KB dengan menggunakan bahasa dan media yang

mudah diterima, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu khususnya mengenai KB pil.

3. Bagi Masyarakat

Khususnya bagi ibu-ibu calon akseptor KB supaya meningkatkan pengetahuan dengan jalan

meningkatkan frekuensi membaca dan mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh

tenaga kesehatan.

4. Bagi Peneliti

Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan khususnya pada bidang kesehatan, maka

hendaknya tidak terhenti dalam menuntut ilmu.

5. Bagi Peneliti Lainnya

Walaupun institusi pendidikan telah banyak memberikan informasi tentang kesehatan

khususnya pada alat kontrasepsi, namun tuntutan zaman yang terus berkembang

menyebabkan kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan harus terus

ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Renika Cipta.

Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga barencana dan kontrasepsi. Bandung: FK UNPAD.

Iswarati, S. U. Pemantauan peserta KB Aktif Melalui Survei (http://farmasi.uad.ac.com,


diakses 23 Juni 2009).
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta : ECG.

Notoatmodjo, Sukidjo. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Sukidjo. (2003). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam & Parini, (2001). Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta:
Salemba Mendika.

Prawirahardjo Sarwono. (2003). Buku Panduan praktis Pelayanan kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wiknjonosatro, H. (1999). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPS Prawirahardjo.

Arum Setya, N. D. & Sujatini, S. (2008). Panduan lengkap Pelayanan KB Terkini.


Yogyakarta: Mitra Cendikia Ofsett.

Anda mungkin juga menyukai