Anda di halaman 1dari 6

Fakta Gula Batu

---------------------------------------------------------------------------
Menikmati secangkir kopi atau teh merupakan salah satu
budaya orang Indonesia yang sudah mendarah daging.
Agar kian nikmat, biasanya ditambahkan pemanis ke
dalam minuman tersebut. Untuk saat ini, gula batu sering
digunakan karena dianggap lebih nikmat, bahkan ada
yang beranggapan lebih sehat daripada gula pasir.
---------------------------------------------------------------------------
Bukan hanya minuman untuk menemani saat santai,
pemakaian gula juga sangat biasa pada makanan. Lihat saja
aneka makanan ringan dan minuman tradisional yang
dijajakan di jalanan atau di objek-objek wisata. Hampir semua
makanan dan minuman khas tersebut memakai gula untuk
membuat rasanya menjadi nikmat.

Mencari Alternatif Pemanis Selain Gula Pasir


Menikmati minuman dan camilan manis sesekali memang
menyenangkan. Namun, jika dilakukan setiap hari dan secara
berlebihan, maka efeknya dapat buruk untuk kesehatan. Salah
satu yang patut diperhatikan adalah melonjaknya berat badan
karena asupan gula berlebih.
Jika dahulu orang berbadan tambun atau gemuk dianggap
sebagai tanda makmur, maka kini hal tersebut tidak berlaku
lagi. Kelebihan berat badan dan obesitas akan memperbesar
risiko seseorang terkena diabetes tipe 2. Selain berat badan
yang berlebih, berbagai faktor lain turut meningkatkan risiko
terkena diabetes tipe 2, antara lain kurang bergerak,
bertambahnya usia, riwayat keluarga, etnis, hipertensi, serta
kolesterol tinggi. Jika seseorang sudah terkena diabetes tipe 2,
dia harus berkomitmen seumur hidup untuk mengelola
penyakit tersebut, termasuk membatasi asupan karbohidrat.
Perhitungan banyaknya asupan karbohidrat harian menjadi
penting pada penderita diabetes karena karbohidrat
mempengaruhi gula darah Anda lebih dari nutrisi lainnya.
Sebenarnya, banyak tipe karbohidrat yang terkandung dalam
makanan dan minuman. Gula adalah salah satunya. Gula itu
sendiri banyak sekali jenisnya. Contoh yang paling sering
dikonsumsi adalah gula pasir.
Seiring membaiknya pemahaman masyarakat bahwa
pemakaian gula pasir berlebih akan berefek buruk pada tubuh,
maka dicarilah alternatif lain yang digunakan sebagai
pemanis. Salah satu yang dianggap sebagai solusi dan
dianggap masyarakat lebih sehat serta aman adalah gula batu.
Namun sejatinya, faktor penting dari keamanan gula adalah
seberapa banyak ia dikonsumsi. Baik gula pasir, gula batu
ataupun jenis gula lainnya, jika dikonsumsi secara berlebihan
maka tetap saja berisiko menuntun seseorang menuju
kelebihan berat badan dan/atau obesitas. Hingga pada
akhirnya, berujung pada meningkatnya peluang terkena
diabetes tipe 2.
Benarkah Gula Batu Lebih Sehat?
Untuk mengetahui apakah benar gula batu lebih sehat
daripada gula pasir, maka deretan fakta di bawah ini patut
untuk diketahui.
Bahan dasar gula batu

Bahan yang digunakan untuk membentuk gula batu


merupakan larutan gula cair jenuh. Larutan tersebut kemudian
dikristalisasi sehingga kemudian menghasilkan gula yang
keras layaknya batu. Maka, pemanis tersebut kemudian kita
namai dengan nama gula batu.
Kandungan nutrisi
Karena berasal dari substansi yang sama, maka kandungan
nutrisi yang dikandung gula batu hampir sama dengan gula
pasir, yaitu jenis gula sukrosa. Dalam 100 gram gula pasir
misalnya, terdapat karbohidrat sebanyak 99,98 gram.
Sementara dalam 100 gram gula batu, karbohidratnya ada
dalam jumlah 99,70 gram. Melihat angka yang tidak jauh
berbeda tersebut, menegaskan bahwa level lebih sehat gula
batu daripada gula pasir pada penderita diabete, masih layak
dipertanyakan.
Penelitian menunjukkan bahwa baik jumlah dan jenis
karbohidrat dalam makanan mempengaruhi kadar gula darah.
Melihat kedua fakta mengenai gula pasir dan gula batu di atas,
maka faktor kunci sehat tidaknya kedua jenis gula di atas
adalah jumlah yang dikonsumsi. Sebagaimana yang
disarankan WHO, konsumsi gula yang aman bagi kesehatan
tubuh yaitu maksimal 50 gram, atau setara dengan 4 sendok
makan setiap harinya. Jika ingin mendapat manfaat tambahan,
maka jumlah yang harus dibatasi adalah setengahnya atau 25
gram saja setiap hari.
Tetap Nikmat Saat Menjalani Hidup Sehat
Yang menjadi permasalahan adalah saran dari WHO tersebut
sangat susah untuk dilaksanakan. Lihat saja aneka minuman
dan makanan ringan yang tersaji di meja saat menemani
lembur atau menonton televisi. Jarang sekali minuman dan
makanan ringan tersebut lepas dari pemanis, baik yang berasal
dari gula pasir maupun gula batu. Padahal, untuk menemani
waktu-waktu tersebut, ada cara yang lebih sehat untuk
mendapatkan rasa manis dari minuman dan camilan.
Bilamana Anda sedang sangat ingin mengonsumsi makanan
atau minuman manis, Anda bisa mencoba mengganti gula
pasir atau gula batu dengan pemanis buatan atau pemanis
rendah kalori lainnya. Pemanis jenis ini, meski rendah kalori
dan rendah karbohidrat, tetap tidak akan mengurangi
manisnya minuman atau makanan. Bagi penderita diabetes,
pemanis buatan yang rendah kalori dapat membantu dalam
menjaga stabilitas kadar gula darah dalam tubuh.
Penting diingat, selain menjalani gaya hidup sehat dengan
menu makanan seimbang, Anda perlu berolahraga setidaknya
30 menit per hari yang dilakukan sebanyak lima kali
seminggu untuk menurunkan risiko Anda terkena diabetes tipe
2. Hal ini juga berlaku pada penderita diabetes tentu saja
dengan tertib mengonsumsi obat-obatan antidiabetes atau
insulin sesuai petunjuk dokter.

Anda mungkin juga menyukai