Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PENGOBATAN OSTEOARTRITIS

PADA LANJUT USIA


PENDAHULUAN
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi yang ditandai dengan
menioisnya rawan sendi secara progresif, ditandai dengan
pembentukan tulang baru pada trabecula subkondral dan
terbentuknya rawan sendi dan tulang baru pada tepi sendi
( osteofit). Dan 100 lebih jenis penyakit sendi, OA merupakan
kelainan sendi yang paling sering ditemukan. Penyakit ini bersifat
progresif lambat, umumnya terjadi pada usia lanjut, walaupun usia
bukan satu satunya factor resiko. OA terutama menyerang sendi
tangan atau sendi penopang berat badan seperti lutut

PATOGENESIS OA
Penyebab OA multifaktoral, seperti usia, mekanik, genetic, humoral.
Menipisnya rawan sendi diawali dengan retak dan terbelahnya
rawan sendi pada beberapa tempat yang kemudian menjalar,
disebut sebagai fibrilasi. Tubuh mengadakan reaksi untuk
memperbaiki kerusakan yang terjadi berupa penebalan tulang
subkondral dan pembentukan osteofit marginal

Gangguan
kondrosit

Perubahan komposisi molekul


& struktur matriks rawan
sendi

Gangguan Terjadinya Penipisan rawan


fungsi rawan fibrilasi sendi
sendi rawan sendi penyempitan
celah sendi pada
rontgen
Stimulasi Perubahan
fungsi komposisi molekul &
osteofit structural matriks
tulang
ETIOPATOGENESIS OA
Belum ada teori yang dapat menjelaskan OA. Diduga merupakan
interaksi antara factor ekstrinsik dan instrinsik

FAKTOR RISIKO AO
1. Factor predisposisi umum : umur, jenis kelamin, kegemukan,
hereditas, hipermobilitas, hormonal, penyakit reumatik lainya

Beban abnormal Kemampuan jaringan


pada jaringan normal unutk beradaptasi
Proses atau berespons
Atau OA terhadap gangguan (
Stabilisasi atau kemampuan
Beban normap pada perbaikan perbaikan )
jaringan abnormal

2. Factor mekanik : trauma, bentuk sendi, penggunaan sendi yang


berlebihan karena pekerjaan / aktifitas

UMUR
Prevalensi OA bertambah dengan bertambahnya usia

Table 2. prevalensi OA berat berdasarkan umur


sendi umur ( thn ) wanita ( % ) Pria ( % )
tangan 45 54 7,0 3,1
55 64 25,3 14,8
65 74 37,7 24,8
lutut 45 54 0,5 0,2
55 64 0,9 1,0
65 74 626 2,0
panggul 45 54 NA 0,1
55 64 1,6 0,7
65 - 74 1,2 2,3
Sumber : US national health and nutrition examination survey,
1971 1975

JENIS KELAMIN DAN FAKTOR HORMONAL


Jenis kelamin berperan pada OA terutama pada lokasi / sendi
tertentu. Di bawah usia 45 tahun, OA lebih sering pada laki laki,
umumnya menyerang satu atau dua sendi. Di atas 55 tahun lebih
sering pada wanita biasanya menyerang beberpa sendi sekaligus
seperti sendi intephalangeal, metacacarpophalangeal I dan sendi
lutut

Prevalensi OA lutut lebih banyak pada wanita usia 55 74 tahun.


Hormone seks diduga berperan pada tingginya OA pada wanita usia
lanjut. Beberapa penelitian menunjukkan penurunan insidensi OA
pada wanita yang mendapat terapi pengganti hormone

OBESITAS
Didapatkan hubungan kuat antara obesitas dan OA sendi lutut
terutama pada wanita. Obesitas berhubungan erat dengan
progresivitas OA dan penelitian menunjukkan bahwa dengan
mengurangi berat badan risiko dapat dikurangi setengahnya.

RAWAN SENDI
Permukaan tulang pada pertemuan dua tulang dalam persendian
dilapisi oleh tulang rawan yang berfungsi meredam getaran yang
terjadi akrena kemampuan komprehensifnya yang sangat baik.
Jaringan tulang rawan normal terdiri dari sel kondrosit dan matriks.
Kondrosit ini memproduksi kolagen dan proteoglikan yang
merupakan komponen matriks. Kolagen penyusun mariks rawan
sendi terutama terdiri dari kolagen tipe II yang berfungsi membentuk
kerangkan rawan sendi. Proteoglikan merupakan kompleks antara
glikosaminoglikan ( kondroitin sulfat dan keratin sulfat ) serta inti
protein. Proteoglikan ini berikatan dengan asam hyaluronat
membentuk agregat yang bersifat mengikat dan menahan air
sehingga mampu mengembang dan meredam getaran. Matriks
rawan sendi ini sepanjang hidup mengalami proses produksi dan
degradasi. Bila kedua proses ini seimbang maka matriks rawan sendi
tetap dipetahankan. Proses degradasi dilaksanakan oleh enzim
kolagenase dan stromelisin yang dikontrol oleh enzim TIMP ( tissue
inhibitor metalloproteinase). Pada OA, proses degradasi matriks
rawan sendi lebih besar dari produksinya sehingga menyebabkna
kerusakan matriks rawan sendi

GEJALA KLINIK OA
OA ditandai dengan terjadinya nyeri sendi, kaku, terbatasnya
gerakan sendi serta pembengkakan. Nyeri dapat berasal dari
sinovium, jaringan lunak sendi dan tulang. Nyeri sinovium terjadi
akibat reaksi radang yang timbul akibat iritasi osteofit atau
seerpihan tulang dalam cairan sendi. Robekan pada ligament dan
kapsul sendi, peradangan pada bursa atau kerusakan meniscus
dapat menyebabkan nyeri jaringan lunak. Sedangkan nyeri tulang
berasal dan rangsngan periosteum. Nyeri yang ringan biasanya
hilang dengan istirahat, tetapi dalam keadaan lanjut nyeri menetap
walaupun penderita beristirahat. Kaku sendi dirasakan oleh
penderita setelah beristirahat misalnya setelah bangun tidur tetapi
biasanya tidak lebih dari 30 menit. Pembengkakan terjadi iritasi
yang disebabkan oleh osteofit yang selanjutnya dapat menyebabkan
sinovitis dan efusi. Osteofit ini jugs pada akhirnya dapat
menyebabkan deformitas sendi. Pada OA yang ebrat hilangnya
rawan sendi dan kerusakan tulang subkontral dapat menyebabkan
sendi yang tidak stabil / goyang

PENGOBATAN OA
ANALGESIK DAN OBAT ANTI INFLAMASI NON
STEROID ( OAINS )

Pertama tama gunakan dulu obat analgesic sederhana seperti


parasetamol. Bila efeknya kurang serta ada tanda tanda
peradangan sendi, dapat ditambahkan OAINS. Obat ini banyak
dijumpai dipasaran dengan berbagai nama dagang. Obat ini dapat
mengurangi inflamasi dengan menghambat kerja enzim
siklooksigenase sehingga mencegah transformasi asam
arakhidonat menjadi prostaglandin. Efektifitas berbagai OAINS
hampir sama tetapi terdapat perbedaaan individual diantara
penderita. OAINS dapat menghilangkan rasa nyeri dan inflamasi
tetapi tidak menyembuhkan, walaupun demikian stunpai obat
yang dapat menghentikan perjalanan OA ditemukan, obat ini
tetap diperlukan

Keluhan utama penggunaan OAINS adalah keluhan


gastrointestinal seperti dyspepsia, ulcus peptikum serta
perdarahan saluran cerna bagian ats. Keluhan gastrointestinal ini
akibat iritasi langsung dan melalui efek sistemik ( anti
prostaglandin ) sehingga sebagian prolem saja. Kombinasi OAINS
tidak dianjurkan karena tidak berguna bahkan meningkatkan
biaya dan efek samping. Sekarang sedang dikembangkan oleh
CO-2 inhibitor, dimana obat ini diharapkan hanya menghambat
atau lebih spesifik menghambat enzim siklooksigenase 2 yang
menurut penelitian berperan pada pembentukan prostaglandin
pada daerah inflamasi. Sedangkan enzim COX1 yang berperan
pada pembentukan prostaglandin yang berfungsi melindungi
mukosa GI lebih sedikit dihambat pembentukannya oleh obat
COX2 spesifik inhibitor ini
Selain OAINS sekarang juga sedang dicoba obat untuk
memperbaiki matriks rawan sendi yang rusak dengan cara
memberikan khondroitin sulfat sebagai salah satu bahan
pembentuk matriks rawan sendi

STEROID INTRA-ARTIKULAR

Pemberian steroid intra-artikulaar dapat dipertimbangkan pada


keadaan nyeri hebat atau adanya efusi cairan sendi yang berulang
yang tidak berespons terhadap pemberian OAINS. Pemberian
steroid secara sistemik tidak dianjurkan sebab efek sampingnya
lebih besar dari manfaatnya

FISIOTERAPI

Terapi fisik memegang peranan yang penting. Latihan otot yang


teratur akan memperbaiki gangguan fungsional, mengurangi
ketergantungan terhadap orang lain dan mengurangi nyeri.
Fisioterapi dapat berupa pemanasan atau pendinginan pada sendi
yang sakit maupun latihan otot otot sekitar sendi. Pemanasan
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diatermi,
ultrasound, sinar infra merah dan sebagainya. Pemanasan sekitar
15 menit cukup bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan
kekakuan

TINDAKAN BEDAH

Pada keadaan lanjut dengan nyeri menetap, gangguan fungsi


yang berat serta deformitas, maka perlu dipertimbangkan
tindakan bedah berupa osteotomi, artrodesis maupun artroplasti

Anda mungkin juga menyukai