Anda di halaman 1dari 4

TUTOR SKENARIO 3 BLOK 6.

3
1. Penurunan kepadatan tulang hubungannya dengan estrogen dan usia
Tulang merupakan jaringan yang terus menerus melakukan regenerasi komponen-komponen
ekstrasel dengan cara menghancurkan komponen tulang yang sudah tua dan
menggantikannya dengan yang baru. Proses ini disebut remodeling tulang, yang melibatkan
kerja sel-sel tulang tertentu. Sel-sel dalam tulang yang terutama berhubungan dengan
pembentukan dan resorpsi tulang ialah osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Remodeling tulang
dipengaruhi oleh hormon estrogen. Hormon ini menekan resorpsi tulang sehingga dapat
menghambat proses kerapuhan tulang. Estrogen terbukti dapat mengurangi laju penurunan
massa tulang dan risiko fraktur pada wanita dengan osteoporosis.

Osteoporosis merupakan salah satu gangguan degeneratif yang ditandai oleh penurunan massa
tulang akibat ketidakseimbangan antara resorpsi dan formasi tulang. Dua faktor penting yang
memberi kontribusi terhadap gangguan ini adalah faktor penuaan dan menurunnya fungsi
gonad. Bukti-bukti yang kuat menunjukkan bahwa menurunnya fungsi gonad, terutama sekresi
estrogen pada perempuan menopaus, berakibat pada meningkatnya laju resorpsi tulang.

Agen yang paling berpengaruh dalam menjaga keseimbangan remodeling tulang tersebut ialah
hormon estrogen. Estrogen telah lama dikenal sebagai agen anti-resorptif yang bekerja
terutama dengan menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas.
2. Pengaruh usia dengan penurunan fungsi organ2?
Menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan
mengganti diri serta memper¬tahankan struktur dan fungsi normal. Jadi pada dasarnya
pada proses penuaan akan terjadi perubahan-perubahan anatomis pada organ-organ
tubuh. Dalam kenyataannya sulit untuk mem¬bedakan apakah suatu abnormalitas
disebabkan oleh proses menua atau proses penyakit. Pembedaan ini sangat penting untuk
mem¬berikan pelayanan kesehatan yang tepat pada usia lanjut, karena harus dihindari
pemberian obat pada abnormalitas yang diakibatkan proses menua yang normal. Dengan
makin lanjutnya usia, maka penurunan anatomik dan fungsi organ semakin besar. Peneliti
Andres dan Tobin mengintroduksi hukum 1% yang menyatakan bahwa fungsi organ
menurun sebanyak 1 % setiap tahunnya setelah usia 30 tahun.
3. Sindrom geriatric adalah
Sindrom geriatri meliputi gangguan kognitif, depresi, inkontinensia, ketergantungan fungsional,
dan jatuh. Sindrom ini dapat menyebabkan angka morbiditas yang signifikan dan keadaan yang
buruk pada usia tua yang lemah. Sindrom ini biasanya melibatkan beberapa sistem organ.
Sindrom geriatric mungkin memiliki kesamaan patofisiologi meskipun presentasi yang berbeda,
dan memerlukan intervensi dan strategi yang fokus terhadap faktor etiologi.

Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang terjadi. Dengan begitu secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan
akan makin banyak terjadi distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai “penyakit
degeneratif” (seperti hipertensi, aterosklerosis, diabetes melitus dan kanker) (Pranarka, 2011).
Sifat penyakit pada geriatri tidaklah sama dengan penyakit dan kesehatan pada golongan
populasi usia lainnya. Penyakit pada geriatri cenderung bersifat multipel, merupakan gabungan
antara penurunan fisiologik/alamiah dan berbagai proses patologik/penyakit. Penyakit biasanya
berjalan kronis, menimbulkan kecacatan dan secara lambat laun akan menyebabkan kematian.
Geriatri juga sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut, yang diperberat dengan kondisi
daya tahan yang menurun. Kesehatan geriatri juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial
dan ekonomi. Pada geriatri seringkali terjadi penyakit iatrogenik, akibat banyak obat-obatan
yang dikonsumsi (polifarmasi). Sehingga kumpulan dari semua masalah ini menciptakan suatu
kondisi yang disebut sindrom geriatri (Pranarka, 2011). Konseptualisasi sindrom geriatri telah
berkembang dari waktu ke waktu. Secara umum, “sindrom” didefinisikan sebagai “sekelompok
tanda dan gejala yang terjadi bersama-sama dan mengkarakteristikkan kelainan tertentu” atau
“kumpulan gejala dan tanda yang terkait dengan proses morbid, dan merupakan gambaran
bersama suatu penyakit”. Dengan demikian, dalam penggunaan medis saat ini, sindrom
mengacu pada pola gejala dan tanda dengan mendasari pada penyebab tunggal yang mungkin
belum diketahui
4. Apakah penyakit degeneratif itu?
Penyakit degeneratif terjadi karena perubahan fungsi atau struktur yang
mengakibatkan perubahan jaringan dan organ selama waktu tertentu. Penyakit
degeneratif umumnya baru diketahui saat sudah parah. Penyebab penyakit
degeneratif adalah karena bertambahnya usia dan gaya hidup yang tidak sehat.
5. Data pasien osteofit, joint space sempit, soft tissue swelling merupakan adanya gambaran
secara klinis?
Osteoartritis (OA) merupakan gangguan sendi degeneratif terutama menyerang sendi lutut,
pinggul, dan tangan.1 Osteoartritis disebut sebagai penyakit dengan gangguan sendi degeneratif
oleh karena penyakit tersebut timbul dari kerusakan biokimia tulang rawan artikular (hyaline)
pada sendi synovial. dua yaitu OA primer dan sekunder tergantung pada etiologi yang ditandai
dengan perubahan dan kerusakan progresif dari tulang rawan artikular.4 Sekitar 80-90% orang
memiliki bukti terdapat OA primer secara radiografi.2 Gangguan OA dapat terbagi dalam faktor
genetik dan non-genetik. Faktor genetik dapat berupa pola ekspresi gen yang berubah pada
kartilago dan tulang subkondral sedangkan faktor nongenetik meliputi: usia, jenis kelamin,
obesitas, stres mekanis, gaya hidup tidak sehat, trauma sendi, dan aktivitas. Gejala OA lutut
yang khas adalah nyeri pada daerah lutut, hal ini mengakibatkan sulit melakukan aktivitas
maupun gerakan sehingga penderita OA merasakan turunnya kualitas hidup. Diagnosis OA lutut
dapat ditegakkan karena berasal dari berbagai macam pemeriksaan yaitu anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologis. American College of Rheumatology
menyebutkan OA lutut memiliki tanda yang khas seperti nyeri pada lutut dan osteofit pada
gambaran radiologisnya. Pemeriksaan secara radiologi dapat membantu mengetahui lebih dini
penyakit terutama OA pada lutut dan penanganan yang dapat diberikan lebih dini.
Malalignment genu varus dan valgus berkaitan dengan peningkatan terjadinya osteoartritis
medial dan lateral. Secara normal, kompartemen medial menanggung sebesar 60%-70% berat
badan daripada kompartemen lateral sehingga pada OA lebih banyak terjadi pada kompartemen
medial dibandingkan dengan lateral. Pada malalignment genu varus beban melintasi
kompartemen medial lutut sehingga meningkatkan kekuatan pada kompartemen medial.
Sedangkan pada malalignment genu valgus bantalan beban melewati sumbu lateral lutut
sehingga meningkatkan kekuatan pada kompartemen lateral.11 Malalignment genu varus
memiliki efek yang signifikan terjadinya perkembangan OA lutut.12,13 Terjadinya malalignment
genu memiliki efek yang langsung pada tulang rawan lutut, karena mempengaruhi jaringan
sekitar lutut seperti lesi sumsum tulang sehingga memperparah terjadinya OA. Pada penelitian
cross-sectional yang dilakukan oleh David J Hunter, dkk.11 menemukan bahwa degenerasi dari
meniskus dan posisi, gesekan tulang, osteofit, dan kerusakan ligamen berkaitan dengan
malalignment. Berdasarkan karakteristik gambaran radiologis osteofit ditemukan bahwa osteofit
terdapat pada semua hasil foto rontgen regio lutut pada penderita osteoartritis lutut primer
yaitu berjumlah 91 (100%) foto rontgen regio lutut.
6. Gangguan keseimbangan dan pusing berputar apa saja? Hubungan dgn keluhan utama?

7. Mengapa terjadi gangguan demensia pada lansia?

Demensia sendiri disebutkan sebagai sekumpulan gejala dan tanda-tanda dari penurunan fungsi otak, baik
itu memori maupun fungsi berpikir. Terjadi perubahan dari sebelumnya dan perubahan ini dapat diamati.
Bahkan perubahan yang terjadi ini bisa memengaruhi kemampuan aktivitas sehari-hari. Demensia itu
bersifat progresif dan terminal dengan kategori ringan, sedang, berat, dan bisa mengakibatkan kematian. 
Seperti disebutkan di atas, demensia bukanlah proses normal dari penuaan. Namun menua merupakan
faktor resiko terjadinya demensia. Untuk orang yang berusia di bawah 50 tahun dan mengalami demensia,
bisa saja terjadi karena ada kelainan genetik. Penyebab lain bisa berupa penyakit-penyakit yang
menyerang organ tubuh utama, yaitu otak. 

Alzheimer dianggap sebagai penyebab demensia paling sering, selain gangguan dari stroke. Belum ada
obat yang bisa menyembuhkan penyakit alzheimer. Namun sedari dini kita bisa fokus pada mengenali dan
mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan gejala. Ini dilakukan harapannya bisa memperlambat proses
penurunan fungsi otak.

8. Pasien minum obat -> apakah ada pengaruh obat tersebut pada keluhannya?
9. Alasan dokter melakukan pemeriksaan EKG?
10. Alasan dokter melakukan pemeriksaan radiologi, laboratorium?
11. Apa yg bisa disarankan / intervensi untuk pasien tentang keinginan bisa menjalankan fungsi
sosialnya?
12. Apa edukasi yang bisa diberikan pada pasien?
13. Pasien pada kasus, diberi obat apa?

Anda mungkin juga menyukai