Listrik adalah suatu tenaga yang tidak dapat dilihat, tetapi akibat yang ditimbulkan
dapat dilihat atau dirasakaan, misalnya panas, cahaya, gerak dan masih banyak yang
lagi, pengaruh-pengaruh fisika lainnya.
Tenaga tersebut adalah tarik menarik atau tolak menolak yang terjadi antara muatan
listrik.
Lebih spesifik lagi listrik dapat dijelaskan dalam bentuk muatan listrik, arus, tegangan,
dan tahanan, yang mempunyai satuan-satuan : Columb untuk muatan listri, Ampere
untuk arus listrik, Volt untuk tegangan Listrik dan Ohm untuk Tahanan Listrik.
Elektron
Ada tiga macam bentuk zat, yaitu zat padat, zat cair dan gas, yang masing-masing
tersusun dari moeleku-moelekul dalam jumlah besar.
Di dalam zat padat moelekul-moelekul berdekatan sangat rapat dan mempunyai gaya
tarik menarik yang kuat,sehingga menyebabkan kecenderungan untuk
mempertahankan bentuknya.
Didalam zat cair moelekul-moelekul bedekatan, tetapi kurang terikat rapat dan kohesi
antara molekul-molekul tersebut lemah, oleh karenanya molekul-molekul tersebut
dapat bebeas bergerak, sehingga konsekuensinya untuk zat cair selalu mengambil
bentuk sesuai dengan tempat yang diisinya.
Didalam zat gas moelekul-molekul letaknya berjauhan satu sama lainnya, sehingga
molekul-molekul tersebut dapat bergerak bebas. Kohesi antara masing-masing
molekul sangat kecil sehingga zat gas mudah mengembang dan menyusut
Molekul-molekul dapat dipecah lagi menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, yang
disebut dengan atom, dimana atom sudah tidak mempunyai sifat yang sama dengan
molekul lagi. Jadi atom adalah bagian yang paling kecil dari suatu zat yang bila
melalui proses kimia ,atom-atom tersebut dapat membentuk suatu moelekul.
Molekul dapat terdiri dari satu, dua atau lebih atom-atom dari bermacam-macam
corak. Atom yang sangat kecil ini pun masih dapat dipecah lagi, yang disebut
elektron, proton dan neutron.
Elektron adalah partikel partikel yang bermuatan negatif dan mempunyai massa
sangat kecil, yaitu 9,11 x 10-28 gram. Elektron dari bermacam-macam zat adalah sama
atau serupa.
Proton adalah partikel yang bermuata positif yang mempunyai massa sama dengan
massa inti atom hidrogen, yaitu sama dengan 1,63 x 10-24gram. Besarnya muatan
listrik pada proton sama dengan muatan listrik pada elektron tetapi berlawanan.
Neutron adalah partikel yang tidak bermuatan atau netral dan mempunyai massa
sama dengan massa proton.
Muatan mempunyai sifat bila sama ( positif atau negatif dengan negatif ) akan saling
tolak menolak, dan bila berlawanan (positif dengan negatif ) akan saling taarik
menarik.
Kelebihan elektronnya dan karena nya atom Chlorine ini menjadi atom netral.
Demikian pula dengan atom Sodium,waktu mencapai elektroda negatif,ion ini
memperoleh elektron dari elektroda negative dan karenanya atom sodium ini menjadi
atom netral. Akibat dari sumber tegangan yang di berikan pada elektroda-elektroda
ini menyebabkanterjadinya gerakan ion negatif melalui larutan ke elektroda positif
dan bersamaan waktunya sejumlah muatan yang sama besarnya dari ion positif
melalui larutan ke elektroda negative. Dan dikatakan arus listrik mengalir dalam zat
cair yang di sebabkan oleh gerakan-gerakan dari partikel-partikel yang bermuatan
listrik.
3. Di dalam gas
Molekul-molekul gas selalu bergerak karena kohesi (tarik menarik antar molekul yang
sejenis) antar molekul sangat lemah sekali sehingga molekul-molekul tersebut terus
menerus saling bertubrukan satu sama lain. Tubrukan yang secara pukulan ini
menimbulkan elektron-elektron terbebas dari atom-atom dan menyebabkan atom-
atom tersebut kehilangan elektronnya menjadi ion positif,ion-ion bebas menjadi ion
negatif. Jadi di dalam gas terjadi ion positif dan ion negatif seperti pada elektrolit.
Kemudian apabila elektroda positif dan elektroda negatif di tempatkan dalam gas
tersebut,maka elektron-elektron bebas akan menuju ke elektroda positif dan ion
positif menuju ke elektroda negatif. Dengan demikian timbale suatu arus listrik di
dalam gas.
Tekanan gas sangat berpengaruh pada kecepatan aliran elektron. Pada suatu harga
arus tertentu yang sangat tinggi dapat terjadi suatu timbunan elektron yang sangat
banyak sehingga
Elektroda
Positif
Tabung +
Sumber
gelas ggl
Elektron _
Bebas
Ruang hampa
Elektroda
negatif
Dalam tabung hampa yang diisi gas bila elektroda-elektrodanya diberi medan listrik,
maka elektron-elektron dari atom-atom gas akan tertarik oleh elektroda positif, atom-
atom akan menjadi ion positif terdesak ke elektroda negatif. Sehingga terjadi aliran
elektron dan prosesnya hampir sama dengan proses pada elektrolit. Gambar 1.7.
menunjukan aliran listrik pada tabung hampa yang berisi gas.
+ + + + + + + + + ANODA
Emisi sekunder
+ +
Teionisasi
+
+
Muatan
Elektron
- - - - - - - - - KATODA
Bila ada dua buah tempat (titik) mempunyai banyak elektron yang berbeda maka
akan timbul gaya gerak listrik diantara kedua tempat tersebut. Besarnya gaya gerak
listrik tegantung dari besarnya perbedaan jumlah elektron, semakin besar
perbedaannya maka gaya gerak listrik yang di hasilkan akan semakin besar pula.
Dalam gambar 1.8. adalah merupakan perbandingan gaya listrik yang timbul dengan
perumpamaan elektron dengan air.
Kekurangan elektron
Perbedaan tekanan air disebabkan karena air pada tempat yang satu di pompakan ke
tempat yang lainnya. Sumber-sumber energy listrik seperti diatas dapat dihasilkan
dari bermacam-macam cara diantaranyasebagai berikut:
4. Thermal yang masih di kembangkan sebagai ilmu listrik dari energi panas.
5. Photo Electric solar sel, merupakan sumber energi listrik yang berasal dari sumber
energi cahaya.
Jika suatu medan listrik di berikan pada suatu bahan isolator, baik yang berbentuk
padat, cair maupun gas, karena pengaruh gaya tarik menarik dan tolak menolak dari
muatan listrik mengakibatkan atom-atom membentang dengan arah positif dan
negatif yang berlawanan. Pada gambar 1.9a. adalah bahan isolator sebelum di beri
medan listrik. Tampak bahwa atom-atom netral dan tak terjadi perbentangan. Apabila
kemudian diberikan medan listrik seperti pada gambar 1.9b. maka atom-atom akan
membentang dengan arah seperti pada gambar.
+ -
-+ -+
-+
-+ -+
-+
-+
Jika elektron mengalir dengan arah satu jurusan setiap saat maka arus yang terjadi
kita namakan arus searah ( Direct Current = DC), penyebab arah arus yang tetap ini
adalah polarisasi tegangan sumber yang tetap pula, misalnya baterai. Gambar 1.10.
menunjukan karakteristik dari arus searah
Arus
Sesungguhnya besarnya arus bisa diubah-ubah setiap saat tetapi arahnya akan tetap
konstan, dengan kata lain bahwa banyaknya elektron yang mengalir bisa berubah
tetapi arahnya tidak akan berbalik arah. Apabila elektron mengalir dengan arah
berubah-ubah setiap saat secara periodik maka kita namakan arus bolak-balik
(Alternating Current = AC). Gambar 1.11. menunjukan karakteristik arus bolak-balik.
+ - wave-length
- + 1 peride/second
Jika besarnya amplitudo tidak tetap demikian juga perubahan arah arus tidak tetap
kita namakan arus bolak-balik upperiodik (tidak periodik)
Untuk arus bolak-balik periodik, apabila tiap detik arus berubah arah 100 kali, maka
akan membuat 50 bentuk gelombang sinusoida maka dikatakan arus tersebut
mempunyai frekwensi 50 Herzt.
Gelombang radio mempunyai frekwensi bervariasi antara 100 KHz sampai Giga Hertz
9
( 1 GHz = 10 HZ).
1. Listrik ada pada setiap benda dalam bentuk elektron dan proton.
2. Elektron adalah listrik bermuatan negatip dan proton adalah listrik bermuatan
positip. Keduanya mempunyai jumlah muatan yang sama hanya beda
polaritasnya.
3. Muatan yang sama akan saling tolak menolak dan muatan yang berlainan akan
saling tarik menarik.
4. Sebuah atom pada umumnya mempunyai jumlah elektron yang sama dengan
jumlah protonnya, hal ini disebut dalam keadaan seimbang.
Jika suatu sebab atom tersebut kehilangan elektronnya atau ketambahan
elektron maka dikatakan atom tersebut terionisasi.
5. Arus listrik akan mengalir jika ada perbedaan potensial didua tempat yang
berbeda dan ada hubungan rangkaian dari kedua tempat tersebut.
6. Arus listrik akan mengalir pada setiap zat padat, cair, maupun gas.
7. Bahan yang mudah dialiri listrik disebut konduktor dan yang sulit dialiri arus
listrik disebut isolator.
Bahan yang mempunyai sifat diantara sifat-sifat diatas disebut bahan
semikonduktor.
8. Arus searah hanya mengalirkan arus satu arah saja. Sedangkan arus bolak-balik
secara periodik berbalik arah demikian pula berbalik polaritasnya.
9. Frekwensi 50 Hz dipakai untuk sumber listrik dirumah-rumah.
Frekwensi 50 Hz 15 KHz untuk sinyal suara.
Frekwensi 100 KHz 3 MHz untuk sinyal radio gelombang panjang dan medium.
Frekwensi 3 MHz 30 MHz untuk gelombang pendek.
Frekwensi 88 MHz 108 MHz untuk gelombang radio FM.
1. Sebutkan ada berapa macam bentuk zat di alam yang kita tempati ini ?
2. Mengapa bentuk dari zat padat relative tidak berubah ?
4. Menurut teori atom modern atom terdiri dari proton, neutron dan elektron.
Gambarkan struktur/susunan atom yang saudara ketahui ?
6. Arus Listrik dapat mengalir di dalam zat cair, gas dan ruang hampa. Berikan
contoh pada pemakaian sehari-hari?
8. Apakah yang terjadi bila medan listrik yang diberikan pada bahan isolator
dinaikkan terus ?
Sistim ini disebut juga MKS yang mempunyai satuan-satuan dasar sebagai berikut:
SINGKATAN
BESARAN SIMBOL SATUAN
SATUAN
Panjang l meter m
Massa m kilogram kg
Waktu t detik det
oK
Temperatur T Kelvin
Arus I,i Ampere A
Tabel 2.1. Satuan Standard Internasional .
02 . 2 . Gaya .
Satuan Dari gaya adalah Newton (N) yang diambil dari nama Sir Isaac Newton ( 1642
1727 ) yang menyatakan bahwa :
F=m.a
m
Newton = kg . det 2
= kg . m . det 2
02 . 3 . MUATAN LISTRIK .
Dalam Sistim Satuan Internasional, satuan dari muatan listrik adalah Coulomb ( C )
yang diambil dari nama : Charles Augustin de Coulomb (1736 1806) yang
menyatakan bahwa :
Satu coulomb adalah jumlah muatan listrik yang melalui suatu titik dalam
rangkaian yang diakibatkan oleh mengalirnya arus listrik sebesar satu Am-
pere selama satu detik.
Q = I.t
Coulomb = Ampere . detik
Satuan praktis yang umum dipakai untuk muatan listrik adalah Ampere jam (ampere
hour, Ah) .
1 Ah = 3600 coulomb .
02.4. ARUS.
Dalam suatu bahan, jika ada pengaruh dari luar sehingga menyebabkan elektron-
elektron bergerak ke satu arah, maka dikatakan terjadi arus listrik yang arahnya
berlawanan dengan arah gerakan elektron-elektron tadi.
Satuan dari arus adalah Ampere yang diambil dari nama : Andre Marie Ampere (1775
1836) yang menyatakan bahwa :
When the charge moves at the rate of 6,24 10 18 electrons flowing pass a
given point per second, the value of the current is one ampere.
Satu Ampere adalah jumlah muatan listrik dari 6,24 10 18 elektron yang
Q
I=
T
Ampere = Coulomb/detik
The ampere is that current which, when flowing in each of two infinitely
long parallel conductors situated in a vacum and separated by one metre
-7
between contres, produces on each conductors a force of 2 10 newton
Dua buah penghantar yang sejajar yang panjangnya tak terhingga dengan
jarak dua meter pada ruang hampa udara masing-masing dialiri oleh arus
yang sa
besarnya sehingga pada tiap-tiap penghantar tersebut akan dihasilkan gaya sebesar
2 10 -7 newton per meter ; berarti arus yang menyebabkannya itu sebesar satu
Ampere.
02.5. TEGANGAN.
Tegangan adalah suatu beda potensial antara dua titik yang mempunyai perbedaan
jumlah muatan.
Sistim Satuan Internasional untuk tegangan adalah Volt (V), yang diambil dari nama :
Alexander Volta (1748 1827) yang menyatakan bahwa :
Satu Volt adalah perubahan energi sebesar satu Joule yang dialami oleh satu
Coulomb muatan listrik.
W= Q .V
Atau :
W
v =
Q
Volt = Joule/Coulomb
02.6. RESISTANSI
Jika beda potensial diberikan pada ujung-ujung suatu konduktor listrik, maka terjadilah
penyaluran muatan listrik atau dengan kata lain terjadi arus listrik. Besarnya arus
berbanding lurus dengan besarnya perbedaan potensial pada konduktor tersebut
(pada temperatur konstan).
V
= konstanta
I
Volt
= Ohm
Ampere
Satuan untuk tahanan adalah Ohm () yang diambil dari nama George Simon Ohm
(1787 - 1854)
jika tegangan konstan, maka bila tahanan diperbesar arus akan menjadi lebih
kecil.
jika tahanan konstan, maka bila tegangan diperbesar arus akan menjadi lebih
besar pula.
V= I.R
Persamaan diatas terkenal dengan Hukum Ohm yang merupakan hukum dasar
untuk Ilmu Listrik, yang merupakan hubungan antara tegangan, arus, dan tahanan.
02.8. DAYA
P = Daya (watt)
W = Usaha (joule)
t = Waktu (detik)
Dalam satuan lain yang umumnya dipakai pada mekanik adalah tenaga kuda (Horse
Power, HP ) .
W V . I .t
P= = =VI
t t
Juga dengan mensubtitusikan Hukum Ohm kedalam persamaan di atas, maka akan
diperoleh :
P=V . I =( I . R ) . I =I . R
P=V . I =V . ( VR )= VR
02.9. KAPASITANSI
Besarnya kapasitansi juga merupakan perbandingan antara muatan kedua pelat dan
tegangandari kedua pelat tersebut . Satuan Internasional untuk kapasitansi adalah
Farad (F) yang diambil dari nama Michael Faraday yang menyatakan bahwa :
When one couloumb is stored in the dielectric with a potential difference of one volt,
the capacitance is one farad
Satu Farad adalah jumlah muatan listrik sebesar satu Coulomb yang disimpan
didalam dielektrika (zat perantara) dengan beda potensial sebesar satu Volt
Q
C=
V
Farad = Coulomb/Volt
Pada prakteknya kapasitansi menggunakan satuan mikro-Farad, nano-Farad dan piko-
Farad .
1 mikro-Farad = 1 F = 10 F.
1 nano-Farad = 1 F = 10 F.
1 piko-Farad = 1 F = 10 F.
02.10. INDUKTANSI
One henry is the amount of inductance that allowe one volt to be induced when the
current changes at the rate of one amper per second.
Satu Henry adalah besarnya induktansi yang menimbulkan tegangan sebesar satu
volt akibat perubahan arus sebesar satu ampere tiap detik.
V
L=
di
dt
Pengaruh dari listrik selain tegangan dan arus juga menghasilkan medan magnet.
Yang dimaksud dengan medan magnet adalah daerah yang umumnya berada didekat
magnet. Yang masih dipengaruhi oleh magnet yang bersangkutan.
Sebenarnya medan magnet adalah daerah yang dilalui oleh garis garis gaya magnet
(fluksi) .
Satuan Internasional untuk medan magnet adalah Weber yang diambil dari nama :
Wilhelm Webber (1803-1890) yang menyatakan bahwa :
A uniform magnetic field has a flux of one weber if a conductor cutting through the
field at a uniform rae in 1 second generates an e.m.f of one volt
Suatu medan magnet serba sama mempunyai fluksi sebesar satu weber bila suatu
konduktor yang digerakan memotong medan magnet serba sama selama satu detik
akan membangkitkan ggl sebesat satu volt.
RINGKASAN
Tera T 10
Giga G 10
Mega M 10
Kilo K 10
hecto h 10
decca da 10
deci d 10
centi c 10
milli m 10
micro u 10
nano n 10
pico p 10
femto f 10
atto a 10
1. Hukum Ohm.
Bila ada dua buah titik mempunyai potensial yang berbeda berarti kedua titik
tersebut mempunyai beda potensial.
Kemudian bila kedua titik tersebut dihubungkan dengan suatu pengantar. Maka pada
penghantar tersebut akan mengalir arus listrik. Besarnya arus listrik tersebut
tergantung dari besarnya beda potensial kedua titik tersebut dan nilai tahanan
penghantarnya.
Besarnya arus listrik tersebut ternyata berbanding lurus dengan beda potensial dan
berbanding terbalik dengan tahanan penghantarnya.
V
I=
R
Dimana :
I = arus listrik dalam Ampere.
V = beda potensial atau tegangan dalam Volt.
R = tahanan penghantar dalam Ohm.
Tahanan adalah satu parameter dasar dari suatu rangkaian listrik maupun
rangkaian elektronika. Dalam setiap pemakaian atau perencanaan rangkaian, tahanan
selalu diikutsertakan dalam maksud-maksud tertentu.
Ada dua sifat utama pada tahann, yaitu besarnya resistansi dan power rating-
nya. power rating ini sangat penting karena menyatakan daya maksimum yang
dapat ditanggung oleh tahan tersebut.
Karena tahanan-tahanan terbuat dari bahan konduktor, oleh karena itu nilai
resistansinya sangat dipengaruhi oleh temperaatur di sekelilingnya. Dalam bab ini kita
akan membahas pengaruh temperatur tersebut.
Salahsatu sifat dari bahan (zat) adalah menahan arus listrik (dalam hal ini yang
dilawan/ditahan adalah aliran elektron). Nilai hambatan/tahanan ini tergantung pada
macam bahan dan ukuran fisiknya. Dalam banyak pemakaian, tahanan dibuat khusus
dari karbon atau lilitan kawat dengan maksud untuk memperkecil arus listrik atau
memperoleh tegangan listrik pada suatu rangkaian. Dalam pemakaian beberapa
pesawat seperti televisi, radio dan lai-lainnya, tahanan merupakan komponen yang
paling banyak digunakan.
Bahan yang mempunyai tahanan jenis yang besar adalah penghantar yang jelek
atau sebagai isolator. Sebaliknya, bahan yang mempunyai tahanan jenis yang kecil
adalah penghantar yang baik atau sebagai konduktor.
Table 3.1. dibawah ini merupakan daftar tahanan jenis dan koefisien
temperature dari bermacam-macam bahan yang diukur pada temperature 20 C.
Dimana :
R = Tahanan kawat ()
Contoh:
Hitunglah tahanan suatu kawat tembaga yang panjangnya 20 m dengan diameter 0,5
mm dan tahanan jenis tembaga adalah 0,0175 x 10_-6 ?
Penyelesaian :
Penampang kawat = A = . r = d
= 0,19625 x 106
Tahanan Kawat = R = l .
= 20 x 0,0175 x 106
0,19625 x 106
R = 1, 783 Ohm
G = 1
Dengan satuan mho.
R
Jika harga tahanan mengecil, maka daya hantarnya terhadap arus listrik membesar.
Jadi konduktor yang baik mempunyai tahanan kecil dan konduktor yang jelek
mempunyai tahanan yang besar.
Daya hantar jenis juga merupakan kebalikan dari tahanan jenis, jadi :
= 1
Dengan satuan mho/m.
G= .A
Harga tahanan suatu bahan ternyata ikut berubah setiap temperature dari tahanan
tersebut berubah. Perubahan harga tahanan untuk setiap perubahan temperature 1C
disebut koefisien temperature dari tahanan tersebut dengan symbol .
Jika positif, maka harga/nilai tahanan bahan akan bertambah bila temperaturnya
naik.
Jika negative, maka harga/nilai tahanan bahan akan berkurang bila temperaturnya
naik.
Jika nol, maka harga/nilai tahanan bahan akan tetap besarnya walaupun
temperaturnya berubah-ubah.
Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan harga/nilai tahanan tiap waktu pada suatu
logam (tembaga) yang mempunyai positif.
Apabila garis lurus pada grafik kita teruskan ke kiri, maka akan memotong sumbu X
negative pada temperature -234C yang artinya secara teori tahanan tembaga
menjadi nol.
Dalam prakteknya kurva tersebut adalah menyimpang dari garis lurus pada
temperature yang sangat rendah.
Ro = 234,5
Rt 234,5 + T
Rt = Ro ( L + 1 .
T)
234,5
Persamaan di atas memperlihatkan hubungan perubahan temperature terhadap
kenaikan nilai tahanan pada konduktor tembaga.
Rt = Ro ( 1 + .
Dimana :
T = perbedaan temperature
Contoh :
Suatu tahanan yang terbuat drai kawat tembaga pada temperature kamar (20C)
adalah 0,625 Ohm.
Penyelesaian :
Rt = 20 ( 1 + . T)
= 0,625 ( 1 + 0,004 x 30 )
= 0,7 Ohm
03.4. DAYA DAN ENERGI PADA TAHANAN
Jika suatu arus listrik mengalir melalui tahanan, maka akan ada daya yang diserap
oleh tahanan tersebut yang umumnya diubah menjadi panas.
P = V . I
Watt
P = I . R Watt
P = V Watt
R
W = P . t = r . R . t Watt
detik (Joule)
Oleh karena itu betapa pentingnya pemilihan power rating suatu tahanan, karena bila
daya yang diserap pada tahanan lebih besar daripada Power rating-nya, maka
tahanan trsebut akan rusak/terbakar. Untuk selanjutnya pemilihan Power rating ini
akan dijelaskan di dalam Electronic Devices.
RINGKASAN :
fisiknya.
5. daya hantar adalah kebalikan dari tahanan , demikian juga daya hantar jenis adalah
kebalikan dari tahanan jenis
8. bila suatu tahanan dialiri arus listrik, maka ada daya yang diserap dan diubah
menjadi panas
9. pemilihan power rating suatu tahanan harus diperkirakan dua kali daya yang
akan diserap oleh tahanan tersebut.
5. nilai tahanan suatu kumparan dynamo dari kawat tembaga adalah 250 pada
suhu 15 C. setelah dynamo itu bekerja selama 6 jam pada beban penuh,
tahannanya menjadi 305 . Hitung kenaikan suhunya jika koefisien temperature
tembaga adalah 0,004 (55). Hitung pula suhunya setelah bkerja slama 6 jam
itu (70C)
6. Suatu tahanan dynamo mempunyaii tahanan 38 pada suhu 16 C, setelah
dynamo tersebut bekerja selama beberapa jam suhunya naik mnjadi 45 .
hitung tahannannya pada suhu 45 C itu bilakumparan trsebut menggunakan
kawat tembaga? (42,408 )
7. A) suatu kawat penghantar dari tembaga panjangnya 100 m dan diameternya 2
mm serta tahanan jenisnya 0,0175. Hitunglah besarnya tahanan kawat tersebut
?(0,6 )
b) kawat kedua yang menggunakan bahan yang sama mempunyai panjang 100
meter pula dan diameter nya 2 kali diameterkawat pertama . hitunglah pula
besarnya kawat kedua tersebut ? (0,1)
8.diketahui suatu kumparan dari kawat tembaga sebanyak 450 lilitan, diameter
kawat 0,4 mm dan diameter kumparan sebelah dalam 4 cm pada suhu 25C .
hitunglah besarnya tahanan kumparan tersebut ? (7,9)
9.Suatu filament lampu yang dibuat dari konstanta mempunyai tahanan 240
pada suhu 2800C. hitung besarnya tahanan filament tersebut pada suhu kamar
(20C)? (235)
10. jarak suatu sumber tegangan dan beban (motor listrik) adalah 67,5 meter.
Agar tegangan yang diterima oleh motor listrik tersebut tidak banyak berkurang
maka tahanan kawat yang di dunakan maksimum 0,2 , sedangkan kawat yang
digunakan adalah kawat aluminium. Hitung diameter kawat yang digunakan
sebagai penghubung tersebut? (13,8 mm)
11.diketahui tahanan suatu kumparan dari suatu relay adalah 0,15 pada suhu
21 C. setelah dipergunakan untuk beberapa saat kemudian dilepas dari
rangkaiannya dan di ukur. Tahanannya ternyata sekarang menjadi 0,17 . Bila
kawat tersebut adalah kawat tembaga , hitunglah kenaikan temperature/suhu
pada saat dipergunakan tadi ? (33)
04. KAPASITOR.
1.Gaya elektrostatik
Apabila dua benda bermuatan listrik terletak berdekatan satu sama lain, maka
akan terjadi suatu gaya tarik menarik atau tolak menolak pada kedua benda tersebut.
Bila muatan kedua benda tersebut sama akan saling tolak menolak dan bila kedua
muatan benda tersebut berlawanan akan saling tarik menarik.
Gaya yang terjadi itu disebut gaya elektrostatik yang diselidiki oleh coulomb pada
abad ke-18 yang kemudian terkenal dengan nama hukum coulomb, yaitu
Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak antar dua muatan listrik Q1 dan Q2
adalah berbandinng lurus dengan hasil kali dua muatan tersebut dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya
Gaya tersebut juga berbanding terbalik dengan factor dielektrika( premitivitas) dari
bahan yang disisipkan antara kedua benda dikalikan 4 .
Jadi :
F=1 X q1.q2
4 r2
Dimana :
F= gaya (Newton)
Jadi :
E E
Er = Er =
E0 E0
1
E0 = = 8,854 x 10-12 Farad/meter
36
1
E0 = = 8,854 x 10 -12
Farrad / meter
36
BAHAN
Er
DIELEKTRIKA
Udara 1,006
Teflon 2,0
2 sampai
Kertas, paraffin 3
Karet 3,0
4 sampai
Mika 7
Porselin 6,0
Bakelit 7,0
5 sampai
Gelas 10
2. Medan Listrik
Bila kita mempunyai dua buah pelat A dan B yang dipisahkan oleh suatu bahan
isolator yang kita sebut pula dengan bahan dielektrika, lalu kedua pelat tersebut kita
hubungkan dengan suatu sumber tegangan V melalui saklar S dan tahanan R.
Maka pada saat saklar S ditutup elektron elektron pada pelat A akan dipompakan
oleh sumber teganganke pelat B. Dengan demikian akan terjadi arus sesaat sebesar I
= V/R dan tegangan VAB sama dengan nol.
karena antara pelat A dan B dipisahkan oleh suatu bahan dielektrika yang bukan
penghantar, maka elektron elektron pada pelat B tidak kan melompat ke pelat A,
yang berarti elektron elektron itu ditimbun pada pelat B. Akibatnya tegangan V AB
akan bertambah dan arus akan berkurang sampai tegangan V AB sama dengan
tegangan sumber V (arus I = nol).
Bila kemudian saklar dibuka, berarti energi listrik tersimpan pada kedua pelat dan
tegangan antara kedua pelat adalah VAB. Elektron elektron pada pelat B akan ditarik
oleh ion-ion positif pada pelat A,tetapi kejadian ini tidak akan bersirkulasi. Kita
katakan bahwa terdapat medan listrik antara kedua pelat A dan B.
arah medan listrik tersebut adalah dari muatan positif ke muatan negatif.
Kemudian bila kita tempatkan pada suatu titik A suatu partikel bermuatan positif (+q)
dalam pengaruh medan listrik Q1 dan Q2, maka partikel tersebut akan mengalami
suatu gaya seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.2. , yaitu akan ditolak oleh
muatan yang sama dan akan ditarik oleh muatan yang berlawanan, sehingga kan
diperoleh gaya resultan dan partikel tersebut akan bergerak sesuai dengan arah gaya
resultan.
Bila kita sekarang partikel tersebut dipindahkanke titik B, maka arah dan besarnya
gaya resultan juga kan berubah (lihat gambar 4.2.).
apabila lintasan dari gaya gaya resultan itu kita gambarkan, maka akan diperoleh
garis garis gaya seperti pada gambar 4.2b. Garis garis gaya tersebut adalah
merupakan medan listrik yang mempunyai arah dari muatan positif ke muatan negatif
dan dalam tiga dimensi.
F
E=
q
dimana :
Contoh :
Hitunglah kuat medan listrik pada titik P pada gambar 4.3. di atas (titik P mempunyai
muatan positif sebesar 1 satuan muatan) ?
Penyelesaian :
F 1 Q.q 1
Ea = = . =
q 4 r 2 q
1 8 . 106
.
4 . 3,14 . 8,854 .1012 (0,5)2
4
28,8. 10 N /C (tanda berarti terjadi gaya tarik menarik).
1 2. 106
Eb = .
4 . 3,14 . 8,854 .1012 (0,5)2
4
7,2. 10 N /C
1 12 .106
Ec = .
4 .3,14 . 8,854 . 1012 (0,5)2
43,2 .10 4 N /C
E p= E 2a+(E c Eb )2
{ ( 28,8 ) + ( 43,27,2 ) . 10
2 2 4
4
46,1 .10 N /C
Ea 28,8 .10 4
tan = = =0,6
E c Eb 36 .10 4
=39
=180 39=141
04.2. KAPASITOR.
Kapasitor adalah merupakan satu komponen yang penting dalam elektronika, karena
mempunyai sifat sifat :
Kapasitor terdiri dari dua buah pelat konduktif yang sjajar dan dipisahkanoleh suatu
bahan dielektrika. Muatan didalam kedua pelat tersebut didistribusikan secara merata
ke seluruh permukaan pelat.
Jadi dengan pemberian suatu bahan dielektrika, maka besarnya kapasitansi akan
beberapa kali lebih besar dari pada kedua pelat itu hanya dipisahkan oleh ruang
hampa udara.
gambar 4.4. dibawah ini menunjukan bila kedua pelat dari suatu kapasitor masing
masing diberi muatan +Q dan Q.
Sebelum diberi bahan dielektrika (dalam ruang hampa udara) daun daun
elektrostop akan membuka kedua pelat diberi beda potensial V0.
apabila suatu bahan dielektrika disisipkan diantara kedua pelat, maka membukanya
daun daun elektrostop hanya kecilsaja dan beda potensial menjadi V. Sedangkan
muatan masing masing pelat tetap sama.
Faktor faktor lain yang mempengaruhi besarnya nilai kapasitansi suatu kapasitor
adalah jarak antara kedua pelat dan luas penampang pelat, berarti makin besar
kemampuan untuk menyimpan muatan listrik yang berarti pila makin besar
kapasitansinya.
Tetapi sebaliknya bila jarak antra kedua pelat semakin jauh maka kapasitansinya akan
semakin kecil.
A
C= o . r . d
Untuk kapasitor yang mempunyai jumlah pelat lebih dari dua (umumnya digunakan
untuk kapasitor variabel) dapat dituliskan bahwa luas efektif dari pelat-pelat (n pelat)
adalah (n-1) dikalikan luas penampang masing-masing pelat.
(n1) A
C= o . r . d
Contoh:
Diketahui dua bua pelat sejajar yang masing-masing mempunyai luas penampang
2000 cm2 dengan jarak 1 cm.
Besarnya tegangan antara kedua pelat tersebut 3000 volt. Bila diantara kedua pelat
tersebut disisipkan suatu bahan dielektrika, ternyata tegangan antara kedua pelat
menjadi 1000 volt. = 8,85 x 10-12 F/m
o
Ditanyakan:
Penyelesaian:
A
a) C = o . d
2000 . 104
= 8,85 . 10-12 . 102
b) Qo = Co . Vo
Q
c) C = V
531 . 109
= 1000
C
d) = CO
r
531. 1012
= 177 . 10
12 = 3
e) =
r . o
= 3 . 8,85 . 10-12
Pdrop Rdrop
VO = 3000V
V = 1000V
A B
Hubungan seri dari kapasitor dapat dilihat pada gambar 4.7 dibawah ini.
C1 C2 C3
V1 V2 V3
V
Gambar 4. 7 Hubungan Seri Kapasitor
Dengan induksi elektrostatis, jumlah total muatan yang diberikan pada suatu sistim
adalah sama dengan muatan pada masing-masing kapasitor (Qt = Q1 + Q2 + Q3).
Jadi dapat digambarkan sebagai muatan Q yang dipindahkan melalui setiap titik
dalam rangkaian di dalam proses pengisian kapasitor (dibayangkan seolah-olah
sebagai suatu arus yang mengalir).
Dalam hubungan seri, jumlah perbedaan potensial tiap-tiap kapasitor adalah sama
dengan pemberian tegangan pada sistem.
Jadi:
Vt = V1 + V2 + V3
Qt Q 1 Q 2 Q3
= + +
Ct C 1 C 2 C3
1 1 1 1
+ +
Ct = C1 C2 C3
Contoh:
Penyelesaian:
1 1 1 1
+ +
Ct = C1 C2 C3
1 1 1
+ +
= 2 3 5
15+ 10+ 6
= 30
30
C1 = 31 = 0,968 F
Qt = Q1 + Q2 + Q3
Qt = Ct . Vt
= 0,968 . 10-6 . 30
= 29,04 Coulomb
Q1
V1 = C1
29,04 .106
= 2. 106 = 14,52 V
Q2
V2 = C2
29,04 .106
= 3. 106 = 9,68 V
Q3
V3 = C3
6
29,04 .10
= 5. 106 = 5,81 V
04 . 4. HUBUNGAN PARALEL KAPASITOR.
Bila beberapa kapasitor dihubungkan secara parallel dan kemudian dihubungkan pula
dengan suatu tegangan V, maka jumlah muatan seluruhnya adalah sama dengan
jumlah muatan kapasitor-kapasitor itu.
V + C1 C2 C3
- Q1 Q2 Q3
Salah satu sifat dari rangkaian parallel adalah tegangan pada tiap-tiap kapasitor sama
dengan tegangan sumber yang dihubungkan kepadanya (V = V1 = V2 = V3 ).
Qt = Q1 + Q2 + Q3
Ct . Vt = C1 . V1 + C2 . V2 + C3 . V3
Ct = C1 +
C2 + C3
Ternyata harga kapasitor pengganti dari beberapa kapasitor yang dihubungkan secara
paralel dapat diperoleh dengan cara yang sama dengan cara untuk memperoleh
tahanan total dari beberapa tahanan yang digunakan secara seri.
Contoh :
Penyelesaian :
Ct = C1 + C2 + C3
= 2 + 3 + 5 = 10 F
Q1 = C1 . V1
-6
= 2 x 10 x 30 = 60 Coulomb
Q2 = C2 . V2
-6
= 3 x 10 x 30 = 90 Coulomb
Q3 = C3 . V3
-6
= 5 x 10 x 30 = 150 Coulomb
Kapasitor yang sudah diisi (charged) adalah semacam reservoir energy dan dalam
pengisiannya (charging) dibutuhkan suatu kerja. Hal ini jelas sebab apabila pelat-pelat
kapasitor tersebut kita hubung singkat dengan suatu penghantar, maka akan terjadi
pengosongan (discharging) pada kapasitor yang akan menimbulkan panas pada
tersebut.
W = Q .
V
Tetapi kita harus ingat bahwa sewaktu kita mengisi danmembuang muatan kapasitor,
ternyata tegangan pada kapasitor itu akan berubah-ubah seperti pada table dan
gambar di bawah ini.
V(v)
C = 1 F 10 V
8
V (Volt) Q (Coulomb)
0 0 6
2 2
4 4 4
W
6 6 c
2
8 8
10 10 2 4 6 8 10 Q (C)
Kita lihat bahwa hubungan antara Q dan V merupakan garis lurus (linier) , maka
energy yang tersimpan dalam kapasitor adalah merupakan luas daerah grafik sebelah
bawah (yang diarsir) .
Jadi :
Q.V
Wc = 2 (luas segitiga)
Dimana :
Ada dua hal yang harus kita perhatikan pada kapasitor, yaitu pada saat pengisian dan
pengosongan muatan.
Untuk menyelidiki pengaruh yang terjadi pada saat-saat tersebut dapat kita gunakan
rangkaian seperti pada gambar di bawah ini .
1 S R
0 2
V=10V C
Pada saat saklar S dihubungkan ke posisi 1, maka ada rangkaian tertutup antara
tegangan V, saklar S, tahanan R dan kapasitor C. Arus akan mengalir dari sumber
tegangan ke kapasitor melalui tahahan R. Hal ini akan menyebabkan naiknya
perbedaan potensial pada kapasitor, tetapi dengan demikian arus akan menurun
sehingga pada suatu saat tegangan sumber akan sama dengan perbedaan potensial
pada kapasitor dan arus akan berhenti mengalir (I = 0) .
Ada dua hal yang harus kita perhatikan pada kapasitor , yaitu pada saat pengisian dan
pengosongan kapasitor muatan.
Untuk menyelidiki pengaruh yang terjadi pada saat-saat tersebut dapat kita gunakan
rangkain sepertipada gambar di bawah ini :
Gambar 4.10 . Rangkaian pengisian dan pengosongan kapasitorPada saat saklar S di
hubungkan ke posisi 1 maka ada rangkaian tertutup antara tegangan V , saklar S ,
tahanan R dan kapasitor C . arus akan mengalir dari sumber tegangan ke kapasitor
melalui tahanan R hal ini akan menyebabkan naiknya perbedaan potensial pada
kapasitor,tetapi dengan demikian arus akan menurun sehingga pada suatu saat
tegangan sumber akan sama dengan perbedaan potensial pada kapasitor dan arus
akan berhenti mengalir (I =0) . Proses tersebut dinamakan pengisian kapasitor
WAKTU VC VR9(VOLT)
(VOLT)
t0 0 10
t1 6,3 3,7
t2 8,6 1.4
t3 9,5 0,5
t4 10 0
Pada saat t0 saklar s di hubungkan ke posisi 1 sehingga arus akan mengalir di dalam
rangkaian sedangkan vc = 0 , pada saat t1 sampai t3 terjadi prosen pengisian
kapasitor (vc) bertambah besar .
Pada saat t4 perbedaan potensial pada kapasitor sama dengan tegangan sumber ,
jadi arus I sama dengan 0 (ini berarti kapasitor telah di muati/diisi muatan
Grafik arus dan tegangan yang terjadi merupakan fuksi eksponsial yang akan di bahas
pada bab lain
WAKTU VC(VOLT
)
t0 10
t1 3,7
t2 1,4
t3 0,5
t4 0
Gambar 4.12.
grafik arus tegangan pada pengosongan kapasitor .
Proses yang terjadi sekarang adalah pengosongan kapasitor , perhatikan bahwa arus
yang mengalir sekarang adalah dengan arah yang berlawanan (negatif) terhadap arah
arus pada saat pengisian sehingga besarnya pada R (VR) juga negatif
Kapasitor akan mengeluarkan kembali energi listrik yang di simpannya dan kemudian
disipasikan ke tahanan R , pada saat t5 , saklar S di hubungkan ke posisi 2 di mana
pada saat itu kapasitor masih penuh muatannya , karena itu arus akan mengalir
melalui tahanan R
Di dalam penyelidikan ternyata waktu yang di perlukan untuk pengisian kapasitor dan
waktu yang di perlukan untuk pengosongan kapasitor tergantung dari pada besarnya
kapasinstansi yang bersangkutan dan tahanan yang dipasang secara seri terhadap
kapasitor tersebut
Dimana :
=konstanta waktu dalam detik
Setelah = R .C detik besarnya tegangan pada kapasitor yang sedang diisi muatn
akan mencapai 63% dari harga tegangan pada saat pengisian penuh , sedangkan
tegangan yang terdapat pada kapasitor yang sedang membuang muatan setelah
= R. C detik akan turun hingga mencapai 37% dari harga tegangan pada saat
pengisian penuh .
= R . C detik
V0
=0,37=37 . V 0
V1 = e
V1
=0,37 . 0,37 . V 0=14 .V 0
V2 = e
V2
=0,37 . 0,37 . 0,37 .V 0=5 . V 0
V3 = e
1. Hitung gaya tarik menarik antara satu proton dan satu elektron yang berjarak
5 10 -9 meter pada ruang hampa bila muatan proton dan elektron itu sama
-19 -19
tetapi berlawanan yaitu 1,6 10 coulomb ?( 9,2 10 N)
2. Dua belah pelat sejajar yang berjarak 0,5 mm mempunyai muatan yang sama
tetapi berlawanan. Beda potensial antara kedua pelat tersebut adalah 250 V.
Hitung kuat medan listrik (gradient potensial) pada ruangan di antara kedua
pelat tersebut ? (500 Kv/m)
3. Kapasitor udara yang mempunyai 15 pelat yang masing-masing mempunyai
luas penampang 5 cm2, delapan pelat diantaranya dihubungkan ke suatu
terminal dan tujuh pelat lainnya dihubungkan ke suatu terminal lain lagi.
a.) Hitung kapasitansinya bila jarak antara tiap-tiap pelat adalah 1 mm ? (62
pF)
b.) Bila kapasitor tersebut dimasukkan ke dalam minyak yang mempunyai
(186 pF)
4. Hitunglah :
a.) Kapasitansi total dari rangkaian di atas. (0,24 F)
b.) Tegangan pada masing-masing kapasitor. (80 V, 20 V)
c.) Muatan masing-masing kapasitor. (8 C, 16 C, 2r C)
5. Sebuah kapasitor yang terdiri dari dua buah pelat sejajar yang berjarak 2 mm
dan masing-masing mempunyai luas penampang 0,1 m2.
(0,5 MV/m)
7. Hitunglah :
a) kapasitansi totalnya. (4 C)
b) tegangan pada tiap-tiap kapasitor. (60 V, 60 v)
c) muatan pada tiap-tiap kapasitor. (240 C, 240 C,
480C)
9. Suatu kapasitor yang terdiri dari 2 buah pelat sejajar berjarak 1 mm dan
masing-masing berukuran 100 mm x 50 mm di udara. Beda potensial di antara
kedua pelat adalah 600 V. Hitunglah :
a) gradient potensial. (600 kV/m)
b) kapasitansinya. (44,27 pV)
c) energi yang disimpan. (7,29) J
10. Definisikanlah yang dimaksud dengan Farad, dan terangkan pula yang dimaksud
dengan kuat medan listrik dan kekuatan dielektrika.
Suatu kapasitor 20 F diisi muatan selama 30 ms oleh arus kontan sebesar 0,05 A.
Hitung beda potensial pada kapasitor tersebut setelah 30 ms ? (75 V)
11. Hitunglah :
a) kapasitansi ekivalennya. (15,67 F)
b) energi total yang disimpannya. (313,4 mJ)
c) tegangan pada kapasitor 1 F. (133,33 V)
d) Berapakah voltage rating yang dibutuhkan oleh kapasitor 1 F itu ? (160 V)
12. Tiga buah kapasitor yang sama yang dihubungkan secara seri mempunyai
kapasitansi total 0,2 F.
a) Hitung nilai kapasitansi tiap-tiap kapasitor tersebut ? (0,6 F)
b) Bila ketiga kapasitor tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan 600 V,
hitunglah tegangan pada tiap-tiap kapasitor. (200 V)
13. Suatu kapasitor 10 F diisi muatan dari sumber tegangan 100 V. Hitung muatan
yang disimpan pada kapasitor tersebut setelah sumber tegangan dilepas ? (1
mC) Kemudian kapasitor tersebut dihubungkan dengan suatu kapasitor 5
F secara paralel. Bila dianggap tidak ada kebocoran muatan, hitunglah :
a) Kapasitansi total. (15 F)
b) Beda potensial pada kapasitor itu. (66,67 V)
14. Suatu kapasitor 2 F bermuatan 50 C, kemudian dihubung kan dengan suatu
kapasitor 3 F. Bila tidak ada kebocoran muatan, hitunglah :
a) energi mula-mula yang disimpan oleh kapasitor 2 F. (625 J)
b) tegangan pada kapasitor. (10 V)
c) energi yang disimpan oleh tiap-tiap kapasitor. (0,1 mJ, 0,15 mJ)
1. Hukum Ohm.
Bila ada dua buah titik mempunyai potensial yang berbeda berarti kedua titik tersebut
mempunyai beda potensial. Kemudian bila kedua titik tersebut dihubungkan dengan
suatu penghantar, maka pada penghantar tersebut tergantung dari besarnya beda
potensial kedua titik tersebut dan nilai tahanan penghantarnya.
Besarnya arus listrik tersebut ternyata berbanding lurus dengan beda potensial dan
berbanding terbalik dengan tahanan penghantarnya.
V
I =
R
dimana :
Contoh :
Jawab :
V 120
I = = = 15 A
R 8
2.
Pada suatu rangkaian penguat, kita mengukur tegangan pada R = 1 Kohm (R-
kolektor), dimana hasil yang ditunjukkan Voltmeter adalah 2,54 Volt. Berapa arus
yang mengalir melalui R tersebut (arus kolektor) ?
Jawab :
V 2,54
I = = = 2,54 mA
R 1000
Sekarang kita selidiki hubungan dasardari hokum ohm ini dengan mengambil
salah satu parameter konstan, yang berarti parameter yang lainnya akan
merupakan fungsi dari parameter yang lainnya lagi.
a) Pada R konstan
Pada umumnya R konstan terdapat pada rangkaian-rangkaian dengan beban
tang tetap, seperti gambar berikut :
Terang dan redupnya nyala lampu tergantung dari besarnya tegangan sumber,
semakin besar tegangan sumber maka akan semakin terang nyalanya atau
dengan kata lain arusnya semakin besar (sesuai dengan hokum ohm) .
Sifat diatas terjadi pula pada beban lain .
Bila tahanan dalam dari amperemeter diabaikan, maka hasil pengukuran dapat
dituliskan dalam table berikut :
250
ARUS PADA R = 50
200
(mA)
ARUS PADA R = 100
150
(mA)
ARUS PADA R = 1 k
100 (mA)
50
0
1 2 3 4 5 6 7
b) Pada I konstan
I pada umumnya terdapat pada sumber arus konstan, tetapi dapat kita buat
rangkaian sebagai berikut :
14
12
V (Volt) PADA I = 5
10
mA
8 V (Volt) PADA I = 10
mA
6
V (Volt) PADA I = 15
4 mA
0
100 200 400 600 800 1000
v(vertical) .
Grafik V =f (R) merupakan garis lurus (linier) .
c) Pada V konstan
Pada umumnya V konstan terdapat pada sumber tegangan konstan dan
rangkaian stabulisasi tegangan (stabilisator).
Bila tegangan sumber tetap (missal 6 Volt) dan besarnya R (beban) diubah-
ubah, maka akan diperoleh hasil seperti table di bawah ini :
120
100
80 I (mA) PADA V = 5 V
I (mA) PADA V = 6 V
60
I (mA) PADA V = 12 V
40
20
0
100 200 400 600 800 1000
Yang disebut dengan hubungan deret/seri ialah : Misalkan ada 3 buah tahanan
masing-masing R1, R2, dan R3, dimana ujung dari R1 terhubung dengan ujung dari R2
dan ujung lain dari R2 terhubung dengan ujung R3, sedangkan ujung-ujung lain dari
R1 dan R3 sebagai terminal keluaran (output). Lihat gambar 5.8. dimana terdapat 3
R 1 , R 2 , dan R 3
buah tahanan masing-masing dalam hubungan deret dan
Karena rangkaian di atas tidak mempunyai jalur lain, maka seluruh komponen
mempunyai arus yang sama. Jadi pada setiap rangkaiannya deret/seri
I = I 1 = I2 = I3
mempunyai arus yang sama pada setisp komponennya :
Bila Rt adalah tahanan total dari ketiga tahanan tersebut, maka dengan menggunakan
hukum Ohm akan diperoleh persamaan :
V = I . Rt
Sedangkan :
V 1 = I . R 1 ; V2 = I . R 2 ; V 3 = I . R 3
Dalam rangkaian deret tegangan V merupakan penjumlahan dari V1, V2 dan V3.
Jadi :
V = V1 + V2 + V3
= I . ( R1 + R2 + R3 )
Rt = R1 + R2 + R3.
Jadi dalam rangkaian deret, harga tahanan total (Rt) adalah sama dengan jumlah
masing-masing tahanan. Rumus umumnya :
Rt = R1 + R2 + R3 + ........ + Rn
Rt = R1 + R2 + R3
. =1k+2k+6k=9k
V 6
=
Kuat arus I = R t 9 103 = 0,66 . 10-3 A
= 0,66 m
RAB = Ra + Rb ........... 1)
R bc ( R ab + Rca )
RBC = R ab + R bc + Rca
RBC = Rb + Rc ........... 2)
RAC = Ra + Rc ........... 3)
Kemudian persamaan 1) 3) :
R ab ( R bc + Rca ) - R ca ( Rab + R bc )
= R a + R b - Ra - R c
R ab + R bc + R ca
R ab R bc - Rca R bc
= R b - Rc ............ 4)
R ab + R bc + R ca
Dan persamaan 2) 4) :
R bc ( R ab + Rca ) - ( R ab + R bc - Rca R bc )
= ( R b + Rc (R b - Rc
R ab + R bc + R ca
2 Rca R bc
= 2 Rc
R ab + R bc + R ca
Jadi :
R bc R ca
Rc =
Rab + R bc + Rca
Rab R ca
Ra =
Rab + R bc + Rca
R ab R bc
Rb =
R ab + R bc + R ca
Dengan mengalikan persamaam-persamaan 1) dan 2), 2) dan 3), serta 3) dan 1),
kemudian dijumlahkan bersama-sama dan di sederhanakan maka akan diperoleh :
R a R b + R b R c + Rc Ra R R
R ab = = Ra + R b a b
Rc Rc
Ra R b + R b Rc + R c R a R R
R bc = = Rb+ Rc b c
Ra Ra
R a R b + R b R c + Rc R a R R
R ca = = R c + Ra c a
Rb Rb
Jadi tahanan pengganti (equivalent) dari hubungan bintang ke segitiga adalah julah
dua buah tahanan yang mengapitnya ditambah perkalian dari kedua buah tahanan
tersebut yang dibagi dengan tahanan yang ketiga (yang ada didepannya).
4. Jembatan Wheatstone
Prinsip jembatan Wheatstone sering dipakai dalam pengukuran-pengukuran
tahanan atau impedansi, juga dipakai dalam peralatan-peralatan meter, karena sifat
hembatan ini dapat dibuat setimbang (Balance)
V1 V2
A B
V1 = 0
Volt
V2 = Vb
Kemudian bila terminal C digeser dari A ke B, maka V1 akan menaik dan V2 akan
menurun hingga :
V1 = Vb
Volt
V2 = 0
Terlihatlah bahwa tegangan yang ditunjukkan oleh meter sebanding dengan
tahanannya, yaitu:
V1 sebanding dengan
tahanan AC
Sehingga secara matematika dapat dituliskan:
V2 sebanding dengan
V 1 R Ac
=
V 2 RBC
F
D E
Diketahui RAB RBC dan terminal C serta F dapat digeser sepanjang tahanan AB
dan DE. Pada saat tegangan pada AC sama dengan tegangan pada DF, VAC = VDF.
Sehingga :
V AC V DF R R
= ATAU AC = DF
V CB V FE RCB R FE
Pada saat keadaan tegangan CF sama dengan nol (VCF = 0 Volt) dikatakan
sebagai keadaan setimbang (Balance Condition). Konfigurasi jembatan Wheatstone
sering dibentuk seperti dihalaman selanjutnya:
P Q
R
X
Prinsip Jembatan Wheatstone
P X
=
Q R
P
X= .R
Q
Rangkaian seperti gambar diatas dipakai untuk mengukur tahanan yang belum
diketahui (misalnya tahanan kabel tanah).
Pada saat ini jembatan Wheatstone berada dalam keadaan setimbang yang
berarti berlaku rumus:
P
X= .R
Q
V a
c out
b
Gambar 5.15. potensiometer
jadi :
Rab
Vout = Rcb . V
Rab
=1/4 x 1K . 100 V
1K
= 25 Volt
I1
R1 V1
V I2
+
R2 V2
Dua tahanan R1 dan R2 tang terhubung seri kemudian dihubungkan dengan baterai
dan tegangan output diambil dari salah satu tahan tersebut.
I2 = 0, maka :
I1 = v
R1 + R2
V2 = i1 R2
x
= v . R2
R1 + R2
V2 = R2 .V V2 = R2
R1 + R2 v R1 + R 2
V1 = R2 .V V1 = R2
R1 + R2 v R1 + R2
V1 = R1
V2 R2
Dimana bedapotensial pasa kedua tahanan terbagi sebanding dengan nilai
tahanannya .
Pada saat rangkaian diatas dibebani Rx ,maka :
I2 0
i1
R1
V i2
i3
R2 R3
Gambar 5.17 pembagi tegangan dengan beban
Rtotal= R1 +R2 // RX
= R1 + R2 . RX
R2 + RX
Maka: I1 = V = V
Rtotal R1 + R2. Rx
R2 + Rx
V1 = i1 . R1
= V . R1
R1+ R2. Rx
R2 + Rx
V2 = V - V1
V . R1
V- R . Rx
= R1+ 2
R2 + R x
R2Rx
= R 1 R 2 + R 1 R X + R2 R X . V [V]
Dengan membuat tahanan R2 jauh lebih kecil dari pada tahanan beban Rx, maka
tegangan V2 akan lebih konstan terhadap perubahan beban Rx, karena arus yang
mengalir pada R2 (i3) jauh lebih besar dari pada i2 (arus yang mengalir pada beban Rx).
Hal ini sering dilakukan pada sumber tegangan untuk memperoleh tegangan output
yang konstan (stabil), dan dalam hal ini R2 disebut dengan tahanan "bleeder".
ke
IT TRAFO rangkaian
selanjutnya
390k
CT
P1 C
-
B
6V
2 SB 175
5
pick
K E +
up
VO VB
VE
R1
390K
V=6V 2SB175
+ E
R2
27K
V = (I.R)
R2 E2
I2
I1 I3
R1
R3
I4 R4 E4
Gambar 5.22. Rangkaian tertutup
Gambar diatas adalah bagian dari sutu rangkaian, dimana arah arus dapat ditentukan
dengan memakai hukum Kirchhoff I.
Di dalam pemakaian Hukum Kirchhoff ini kita harus memenuhi persyaratan dan
urutan langkah tertentu sebagai berikut :
R1= 12 R2= 10
a b c
d e f
Gambar 5.32. Rangkaian dengan tiga sumber tegangan
Pada suatu rangkaian dengan tiga buah sumber tegangan seperti pada gambar 5.23.
diatas ditanyakan berapa besarnya arus yang melalui tiap-tiap tahanan?
1. Mula-mula arah arus yang melalui tiap-tiap tahanan di misalkan terlebih dahulu
secara sembarang dengan catatan bila menurut hasil perhitungan ternyata arus
tersebut positif berarti arah arus yang dimisalkan benar, sebaliknya bila
menurut perhitungan ternyata arus tersebut negatif berarti arah arus yang
sesungguhnya berlawanan dengan arah arus yang dimisalkan.
2. Kemudian tentukan arah loop (arah rangkaian tertutup) secara sembarang pula,
dengan catatan bahwa arus-arus yang mempunyai arah yang sama dengan
arah loop berarti berharga positif dan yang berlawanan berharga negatif.
Demikian juga untuk sumber tegangan yang mempunyai arah yang dama
dengan arah loop berharga positif dan yang berlawanan berharga negatif.
Misalkan arah loop I : a b e - d ; . dan arah loop II : b c f
e.
3. Diketahui rangkaian diatas mempunyai 7 "node" , yaitu a, b, c, d, e, f dan g
serta mempunyai 2 "junction", yaitu b dan c.
"Node" adalah suatu titik pertemuan dari 2 buah elemen rangkaian atau lebih.
"Junction" adalah suatu titik pertemuan dari 3 buah elemen atau lebih.
4. Bila ada n loop, maka soal tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan n
persamaan dari hukum Kirchhoff II. Dan bila ada n junction, maka soal tersebut
dapat di selesaikan dengan menggunakan (n-1) persamaan dari hukum
Kirchhoff I.
Penyelesaian:
Karena hanya ada 2 buah node, maka yang dibutuhkan cukup 1 persamaan.
I1 + I2 + I3 = 0 . . . . . . . . . . (1)
(1) I1 + I2 + I3 = 0
I1 = -I2 I3 . . . . . . . . . . (4)
12 I1 6 I3 = 6
12 (-I2 I3) 6 I3 = 6
-12 I2 12 I3 6 I3 = 6
-12 I2 18 I3 = 6 . . . . . . . . . . (5)
(5) -12 I2 18 I3 = 6
(3) -10 I2 + 6 I3 = -4
12 18
= = -72 180 = -252
10 6
618
I2 3672
I2 = = 4 6 = = 0,143 A
252
252
12 6
I3 48+60
I3 = = 14 = = -0,429 A
252
252
(arah arus sebenarnya berlawanan arah dengan arah arus yang dimisalkan)
(4) I1 = -I2 I3
= -0,143 (-0,429)
= -0,143 + 0,429
= 0,286 A
Jadi: I1 = 0,286 A
I2 = 0,143 A
I3 = -0,429 A
Koreksi:
Didalam setiap penyelesaian soal usahakanlah selalu ada koreksi, apakah hasil
perhitungan sudah benar atau belum.
Contoh:
Ternyata besarnya Vbe menurut perhitungan diatas adalah hampir sama (seharusnya
sama, hal ini karena adanya pembulatan angka), berarti perhitungan diatas adalah
benar.
Bila kita tidak ingin menggunakan determinan, soal diatas juga dapat diselesaikan
dengan aljabar biasa seperti dibawah ini:
(3) -10 I2 + 6 I3 = -4 x3
(5) -12 I2 18 I3 = 6 x1
-12 I2 18 I3 = 6 +
-42 I2 = -6
6
I2 = 42 = 0,143 A
(3) -10 I2 + 6 I3 = -4
-10 . 0,143 + 6 I3 = -4
-1,43 + 6 I3 = -4
6 I3 = -4 + 1,43
2,57
I3 = 6 = -0,428 A
(4) I1 = -I2 I3
= -0,143 + 0,428
= 0,285 A
Jadi: I1 = 0,286 A
I2 = 0,143 A
I3 = -0,429 A
Penyelesaian suatu persoalan dari suatu rangkaian yang kompleks juga dapat
menggunakan teori loop.
Sebagai contoh kita ambil gambar 5.23. yang akan kita selesaikan dengan teori loop.
R1=12 R2=10
+ +
R3=6
II V2=6V
V1=8 I
+ I2 -
- I1
V3=2V
-
Penyelesaian:
Pada loop I:
V = (I.R)
V1 V3 = I1(R1 + R3) I2 . R3
8-2 = I1(12 + 6) I2 .6
6 = 18 I1 6 I2. . . . . . . . . . (1)
Pada loop II:
V = (I.R)
V3 V2= -I2(R2 + R3) I1.R3
2-6 = -I2(10 + 6) I1 .6
-4 = -6 I2 + 16I2. . . . . . . . . . (2)
(1) 18 I1 6 I2 = 6
(2) -6 I2 + 16 I2 = -4
18 6
= = 288 36 = 252
6 16
66
I1 9624
I1 = = 4 16 = = 0,286 A
252
252
186
I2 72+36
I2 = = 64 = = -0,143 A
252
252
R2 : IR2= I2 = -0,143 A
(tanda () menunjukkan bahwa arah arus yang sebenarnya berlawanan dengan arah
pemisah loop)
When one e.m.f. is being considered the other e.m.f.s are assumed to
be replaced by their internal resistances.
Arus yang mengalir pada suatu sistim adalah jumlah aljabar semua arus
yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber tegangan yang diambil secara
terpisah.
Jadi apabila satu sumber tegangan diambil sebagai sumber, maka
sumber-sumber tegangan lainnya diganti dengan tahanan dalamnya.
Catatan :Bila ada sumber arus maka pada saat suatu sumber tegangan
menjadi sumber, sumber arus tersebut dibuka (open circuit).
Pada rangkaian di bawah ini akan dihitung harga arus yang melalui RC.
RA i i RB
1 3
i
1
R1 RC R2
+ +
- -
Dengan memakai teori superposisi dapat diselesaikan dalam dua bagian seperti
berikut ini :
RA I1 I3RB RA I1 I3 RB
R1 RC R2 R1 RC R2
E1 E2
i2 = i2 + i2
Dengan cara yang sama akan diperoleh arus pada cabang yang lain, yaitu :
i1 = i1 i1
i3 = i3 i3
Persamaan menjadi negatif, karena arah arus antara i 1 dan i2 serta i3 dan i3
saling berlawanan.
Contoh :
Penyelesaian :
R1=12 i1 A i2R2=10
i3
V1=8V R3=6
V1 aktif.
Karena tahanan dalam dari sumber tegangan V 2 dan V3 adalah nol, maka
sumber tegangan V2 dan V3 dihubung singkat.
RAB= R2// R3
6 x 10
= 6+10 = 3,75 Ohm
V1
i1 = R 1+ R AB
8 8
= 12+3,75 = 15,75 = 0,508 A .
R3
I2 = R 2+ R 3 x i1
6
= 6 +10 x 0,508 = 0,191 A .
I3 = i1 - i2
R1=12 i1 A i2R2=10
i3
R3=6 V2=6V
RAB = R1// R3
12 x 6 72
= 12+6 = 18 = 4 Ohm
R 2+ R AB }
i2 = V2
6 6
= 10+ 4 = 14 = 0,429 A .
R3
i1 = R 1+ R 3 x i2
6
= 12+6 x 0,429 = 0,143 A .
i3 = i2 i1
i3
R3=6
V3=2V
RAB= R1// R2
12 x 10 120
= 12+10 = 22 = 5,46 Ohm
R 3+ R AB '}
i3 = V3
2 2
= 6 +5,46 = 11,46 = 0,175 A .
R1
i2 = R 1+ R 2 x i3
12
= 12+10 x 0,175 = 0,096 A .
i1 = i3 i2
Arus sebenarya :
i1 = i1 i1 - i1
= 0,286 A .
i2 = i2 i2 i2
= -0,142 A .
i3 = i3 + i3 i3
= 0,428 A .
Jadi :
IR1 = i1 = 0,286 A .
IR2 = i2 =-0,142 A .
IR = i3 = 0,428 A .
3
Dalam suatu pengukuran suatu rangkaian diperlukan suatu titik acuan (reference)
yang umumnya disebut dengan groud, dengan simbol seperti pada gambar 5.28.
Pada gambar 5.28 terlihat bahwa node e mempunyai tegangan sebesar V1 dan node c
mempunyai tegangan sebesar V2 yang diukur terhadap ground.
a R1 I1 b I2 R2 c
I3
V1R3 V1
Tegangan pada junction b belum diketahui (V bd = Vb), dan tegangan ini dapat
dicari dengan mempergunakan arus-arus cabang. Persamaan yang dipergunakan
adalah dengan hukum Kirchhoff I (KCL) pada junction b. Dan untuk mempermudah
persamaan berikutnya, arus pada cabang-cabang dari junction b dibuat meninggalkan
junction tersebut.
Jadi :
I=0
-I1 - I2 - I3 = 0
I1 + I2 + I3 =0
Tetapi tegangan pada R1 adalah merupakan perbedaan potensial/tegangan antara titik
a dan b. Dari sini kita dapatkan :
V b V1
I1 = R 1
Vb 0 Vb
I1 = R 3 = R3
Contoh :
Sebagai contoh kita selesaikan gambar 5.23 dengan metode node voltage :
Pada node b :
I 1 + I 2 + I 3=0
V bV 1 V b V 2 V bV 3
+ + =0
R1 R2 R3
V b8 V b6 V b2
+ + =0
12 10 6
5 V b 40+6 V b36+10 V b 20
=0
60
21V b96=0
96
V b= =4,57 Volt
21
V b V 1 4,578
I1 = = =0,286 A
R1 10
(tanda negatif berarti arus yang sebenarnya berlawanan arah dengan arah arus
pemisalan)
V b V 2 4,576
I2 = = =0,143 A
R2 10
V bV 3 4,572
I3 = = =0,428 A
R3 6
I 1 =0,286 A
Jadi :
I 2 =0,143 A
I 3 =0,428 A .
Teori ini ditemukan oleh seorang Perancis, M.L. Thevenin (1883) yang mengatakan
bahwa :
Any two terminals of a network composed of linear passive and active circuit
elements may be replaced by a equivalent voltage source and an equivalent
series resistance.
he voltage source is equel to the potential difference between the two terminals
points caused by the active network with no external elements connected to
these terminals. The series resistance is the equivalent resistance looking into
the two terminal points with all power source within the pain in active.
Pada setiap dua terminal yang terdapat pada suatu rangkaian yang terdiri dari
elemen-elemen rankaian pasif dan aktif dapat digantikan oleh satu sumber
tegangan dan satu tahanan pengganti yang dihubungkan seri denga sumber
tegangan.
Sumber tegangan itu adalah sama dengan perbedaan potensial yang terdapat
pada kedua titik terminal tersebut yang disebabkan oleh adanya elemen aktif
dan dengan syarat tanpa adanya elemen tambahan (yang berasal dari luar)
yang dihubunhkan pada kedua terminal tersebut. Sedangkan tahanan seri
adalah tahanan pengganti pada kedua terminal tersebut dengan syarat
menghubungsingkatkan seluruh sumber daya.
Kotak hitam pada gambar 5.30. mempunyai terminal keluaran (output)a dan b.
Dengan teori Thevenin kotak hitam tersebut dapat dibuat rangkaian
penggantinya dengan suatu sumber tegangan VTH dan tahanan dalam sumber
tegangan RTH yang terpasang seri (lihat gambar 5.30.b.).
KOTAK HITAM
+ a
RL
- b
RTH +a
RL
VTH
-b
Gambar 5.30. suatu kotak hitam dengan rangkaian penggantinya menurut teori
Thevenin.
VTH adalah tegangan pada rangkaian terbuka (open cicuit voltage VOC) pada terminal a-
b, dengan kata lain VTH adakah tegangan yang dihasilkan kotak hitam tersebut yang
keluar pada terminal a-b.
Sedangkan RTH adalah besarnya tahanan yang diukur/dilihat dari terminal a-b (Internal
Resistance Ri) .
Contah:
Suatu rangkaian dengan konfigurasi seperti pada gambar 5.31. akan dihitung
besarnya arus yang mengalir melalui
a R1 = 40 b R3 = 60 S Ri = 73,33 c
V= 120 V R2 = 20 RL Voc = 40 V RL
d d
(a) (b)
Penyelesaian :
R2
Vbd = Vcd = Voc = R 1+ R 2 x v
20
x 120
= 40+20
= 40 Volt.
Ri adalah tahanan yang dilihat dari titik c-d dengan sumber tegangan V
diganti tahanan dalamnya (Rd = 0).
Ri = R3 + R1 / / R2
40 x 20
= 60+ 40+ 20 = 73,33 Ohm .
Jadi rangkaian pengganti Thevenin dilihat dari titik c-d adalah seperti pada
gambar 5.31.b. di atas.
Pada RL = 10 Ohm :
Voc
I= Ri + RL
40
= 73,33+10 = 0,48 A .
Pada RL = 50 Ohm :
40
I = 73,33+50 = 0,353 A .
40
I = 73,33+200 = 0,146 A .
Teori Norton ini sebenarnya mengubah sumber tegangan menjadi summber arus.
S S
Ri Ri RL
Vs
I=
V RL Ri
vS
(a) (b)
Bila besarnya RL pada rangkaian di atas dibuat sama dengannol, arus akan mengalir
melalui terminal output. Besarnya arus yang mengalir sama dengan arus maksimum
yang dapat diberikan oleh sumber tegangan.
Vs
I = Ri
Arus inilah yang disebut arus Norton (short circuit current), dan rangkaian pegganti
Norton adalah seperti pada gambar 5. 32.b. di atas.
The current of the source is the current measured in the short circuit
placed across the terminal pair. The parallel resistances is the equivalent
resistance looking into the terminal pair with all independent power
sources in active.
pada setiap dua terminal yang terdapat pada suatu rangkaian yang
terdiri dari elemen-elemen rangkaian aktif dan pasif akan dapat
digantikan oleh suatu sumber arus dan satu tahanan pengganti yang
dihubungkan parallel terhadap sumber arus. Sumber arus itu diukur
dengan cara menghubungsingkatkan kedua terminal tersebut. Sedangkan
tahanan parallel adalah tahanan pengganti yang dilihat dari kedua
terminal tersebut dengan menghubungsingkatkan sumber daya.
Contoh :
Dengan menggunakan teori Norton, hitunglah arus yang mengalir melalui R 3 pada
rangkaian di bawah ini.
I S I S
Ri=40 R2=60 Ii I3
R3=11
I
V1=120V V2=65V R3= 11 I=4,083 Ri=24
(a) (b)
Penyelesaian :
I = I1 + I2
V1 V2
= R1+ R2
120 65
+
= 40 60
= 4,083 A .
Ri = R1 / / R2
40 x 60
= 40+ 60 = 24 Ohm .
Bila kemudian saklar S ditutup, arus I akan berbagi dua menjadi I i dan I3 yang
masing-masing mengalir melalui Ri dan beban R3.
Ri
I3 = Ri + R 3 x I
24
= 24 +21 x 4,083 = 2,8 A .
Sumber tegangan dan sumber arus sebenarnya adalah suatu sumber tenaga.
Masalahnya sekarang apakah daya yang di hasilkan sumber bisa dimanfaatkan
seluruhnya oleh beban? Ini penting sekali dalam perencanaan beban suatu rangkaian
elektronika (misalnya : amplifier). Beban pada umumnya tidak konstan, tetapi
bervariasi pada harga-harga tertentu. Daya yang di berikan sumber pada beban harus
semaksimal mungkin. Pada saat itu di katakana beban telah matching dengan
sumber.
Kalau kita mempunyai rangkaian sumber tegangan seperti pada gambar 5.34. di
bawah ini, hitunglah nilai RL agar daya pada RL maksimum?
I S
Ri=100 RL
V=12V
P . R = Q. X
8. Pada suatu rangkaian yang terdiri dari suatu sumber tegangan (V) dan dua buah
tahanan (R1 dan R2) yang dihubungkian seri, tegangan pada tiap-tiap tahanan
tersebut adalah :
V = (I.R)\
Arus yang mengalir pada suatu system adalah jumlah aljabar dri semua arus
yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber tegangan yang diambil secara terpisah.
Jadi apabila suatu sumber tegangan diambil sebagai sumber, maka sumber-
sumber tegangan lainnya diganti dengan tahanan dalamnya. Tetapi bila ada
sumber arus, maka pada saat suatu sumber tegangan menjadi sumber aktif
sumber arus tersebut dibuka (open circuit).
Pada setiap dua terminal yang terdapat pada suatu rangkaian yang terdiri dari
elemen-elemen rangkaian pasif dan aktif dapat digantikan oleh satu sumber
tegangan (VTH) dan satu tahanan pengganti (RTH) yang dihubungkan seri.
6 3 1 \
60V 3 10 4
Problem 5. 7
10
Ria = 12 Rib = 3 1 2
2
RL = 6
50V 3A 5
Va = 42V
Vb = 35V
Problem 5. 8 Problem 5. 9
a) Hitung arus yang diberikan oleh baterai A dan hitung pula daya yang
didisipasikan pada tahanan dalamnya. (1,33 A , 21,33W)
b) Hitung arus yang diberikan oleh baterai B dan hitung pula daya yang
didisipasikan pada tahanan dalamnya. (3 A , 27 W)
c) Hitung arus yang melalui beban RL dan daya yang didisipasikannya. (4,33 A ,
112,67 W)
17. 6 12V 14
B
5 A 6 24 10
Hitunglah :
6K 12K
4K 3K
+ 120V -
Hitunglah :
19. Dua buah lampu masing-masing 100 V, 75 W dihubunngkan secara seri. Bila
kedua lampu itu dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 240 V, hitunglah
: