Anda di halaman 1dari 4

Percobaan

Potensial Eksitasi dan Ionisasi


Tujuan
1. Menunjukan penyerapan tenaga oleh atom dalam transisinya dari tingkat tenaga rendah ke tingkat
lebih tinggi ternyata diskrit.
2. Menunjukan adanya tingkat-tingkat tenaga yang diskrit dalam kulit atom.
3. Menentukan potensial-potensial eksitasi dan ionisasi pada atom helium.

Alat-alat yang digunakan


Tabung trioda TEL 532, Sumber tegangan pemercepat (30 volt) dan untuk filamen, Baterei 3 volt,
Potensiometer, Microamper

Dasar teori
Ada beberapa cara untuk mengeksitasikan suatu atom-atom gas ke tingkat tenaga yang lebih tinggi, antara
lain dengan cara memanaskan atom itu pada temperatur tinggi, menyinari atom dengan cahaya yang tenaganya
sesuai dengan tenaga eksitasi atom itu, menempatkan atom di dalam medan listrik yang cukup kuat,
menumbuki/menembaki atom itu dengan partikel/ion/elektron.
Peristiwa tumbukan yang terjadi antara atom-atom gas dengan partikel/ion/elektron ini bersifat non-elastis
(lenting). Pada tumbukan non-elastis, partikel/ion /elektron itu setelah menumbuk atom- atom gas kehilangan tenaga
kinetisnya. Hal ini dapat terjadi bila tenaga kinetis partikel/ion/elektron penumbuk itu sama dengan atau lebih besar
dari tenaga eksitasi atom yang ditembak/ditumbuk. Tenaga kinetis elektron itu diserap oleh atom, dan dipakai untuk
eksitasi ke tingkat tenaga yang lebih tinggi.
Pada percobaan ini atom gas helium (He) dipakai sebagai sasaran (target), sedang partikel
penembak/penumbuknya adalah elektron. Elektron-elektron ini berasal dari lempeng (keping) logam yang dipanasi
dengan filamen (pemanas), lempeng logam ini disebut katoda. Susunan peralatan disajikan pada gambar 1. Supaya
elektron-elektron ini mencapai sasaran dan mempunyai tenaga cukup, elektron tersebut dipercepat dahulu oleh
tegangan anoda Va. Anoda ini diberi polaritas positif terhadap katodanya (tempat asal elektron-elektron). Karena itu
elektron dengan muatan e dan massa m, akan bergerak dengan kecepatan v dan memiliki tenaga kinetik mengikuti
persamaan 1 di bawah

1 2
mv =
2 e va (1)
Bagian dalam tabung kaca berisi gas helium dan dilengkapi dengan kawat berbentuk gelang. Kawat
berbentuk gelang ini berfungsi sebagai kolektor/pengumpul elektron-elektron yang berasal dari katoda. Setelah
sampai kolektor elektron ini selanjutnya menuju anoda melalui mikroampere dan potensiometer. Mikrometer
berfungsi indikator jumlah elektron yang sampai pada kolektor. Jika simpangan mikroampere makin besar berarti
semakin banyak elektron-elektron yang sampai ke kolektor.
Atom Helium mempunyai dua proton dalam intinya dan dikelilingi oleh dua buah elektron. Elektron-
elektron pada kulit atom mempunyai lintasan tertentu dan menempati tingkat-tingkat tenaga tertentu. Bila atom
Helium ini dalam keadaan tereksitasi, berarti terjadi perpindahan elektron pada kulit atom Helium dari tingkat tenaga
dasar ke tenaga yang lebih tinggi. Ini dapat terjadi bila elektron-elektron pada kulit atom Helium itu misalnya
ditumbuk/ditembaki oleh elektron-elektron lain yang berasal dari luar. Tenaga kinetis elektron penembak itu harus
sama/lebih besar dari tenaga eksitasi atom Helium. Bila tenaga kinetis elektron itu lebih besar daripada tenaga
eksitasinya, maka akan ada sisa tenaga. Bila tenaga kinetis elektron penembak itu cukup tinggi sehingga elektron
pada kulit atom Helium itu terlepas dari atomnya, maka peristiwa ini disebut ionisasi.
Dalam tabung gelas TEL 532 terdapat sejumlah besar atom-atom gas Helium, demikian juga terdapat
banyak sekali elektron-elektron penembak yang berasal dari katoda. Ini berarti kemungkinan terjadinya tumbukan
antara atom-atom gas Helium dengan elektron-elektron penembak sangat besar. Jadi ada sebagian elektron-elektron
penembak yang mengenai / menumbuk atom-atom Helium, sisanya tidak menumbuk atom-atom Helium, elektron-
elektron ini langsung menuju kolektor.
Saat tegangan pemercepat masih rendah elektron-elektron yang berasal dari katoda itu jumlahnya masih
sedikit demikian juga tenaga kinetisnya masih kecil. Elektron-elektron tadi sebagian langsung menuju kolektor,
sebagian lagi mengalami tumbukan dengan atom-atom Helium. Karena tenaga kinetis elektron-elektron penumbuk
ini masih lebih kecil dari pada tenaga eksitasi tingkat pertama atom Helium, tumbukan-tumbukan yang terjadi masih
bersifat elastis (lenting sempurna). Elektron elektron yang berasal dari katoda meskipun mengalami tumbukan tidak
kehilangan tenaga kinetisnya sama sekali. Setelah tumbukan elektron-elektron ini mengalami gerak terpantul-pantul
sebelum menuju kolektor. Akhirnya semua elektron-elektron yang berasal dari katoda baik yang tidak menumbuk
atom-atom Helium maupun yang menumbuk sampai di kolektor.
Bila tegangan pemercepat diperbesar, akibatnya pada suatu saat tenaga kinetis yang dipunyai elektron-
elektron menjadi sama dengan tenaga eksitasi pertama dari atom Helium. Pada saat ini peristiwa tumbukan yang
terjadi antara elektron-elektron yang berasal dari katoda dengan atom-atom Helium adalah tumbukan non-elastis
(tak lenting). Tenaga kinetis elektron yang menumbuk ini diserap semuanya oleh atom Helium untuk
mengeksitasikan dirinya. Sekarang hanya elektron-elektron yang tidak menumbuk atom-atom Helium yang dapat
mencapai kolektor. Jumlah elektron-elektron yang sampai di kolektor mengalami pengurangan besar-besaran. Hal
ini terlihat dengan adanya penurunan simpangan jarum mikroampere secara tajam sekali.
Selanjutnya tegangan pemercepat elektron diperbesar terus diatas tegangan eksitasi atom Helium pertama.
Pada tegangan ini elektron-elektron penembak setelah menumbuk atom-atom gas tadi masih kelebihan tenaga,
kelebihan tenaga ini berupa tenaga kinetik elektron. Kalau kelebihan tenaga ini cukup besar, akhirnya elektron-
elektron ini mampu mencapai kolektor. Pada percobaan akan terlihat jarum mikroampere simpangannya mulai naik
kembali. Apabila kenaikan tegangan pemercepat ini dilanjutkan terus, akan terjadi peristiwa eksitasi yang kedua
kalinya. Proses yang terjadi pada eksitasi yang kedua kalinya ini sama seperti pada proses eksitasi yang pertama.
Setelah terjadi proses eksitasi yang kedua kali ini tegangan masih dapat dinaikkan terus. Kalau tegangan
pemercepat ini sudah cukup tinggi, elektron-elektron penembak ini mampu melepaskan
elektron-elektron yang berada pada kulit atom Helium. Pada saat ini tegangan pemercepat sama dengan tegangan
ionisasi atom Helium. Setelah elektron penembak yang menumbuk atom-atom Helium melepaskan elektron atom
Helium, elektron-elektron penembak ini kehilangan tenaga sebesar tenaga ionisasi atom Helium. Hal ini
menyebabkan elektron-elektron penembak itu tidak dapat mencapai kolektor, akibatnya terjadi pengurangan jumlah
elektron-elektron yang mencapai kolektor, yang ditandai dengan penurunan simpangan jarum mikroampere pada
saat percobaan.
Bila tegangan pemercepat dibuat diatas tegangan ionisasi, kenaikan arus pada mikroampere akan terjadi
secara besar-besaran. Peristiwa ini terjadi karena jumlah elektron-elektron yang sampai di kolektor bertambah yaitu
yang berasal dari katoda dan dari elektron-elektron yang lepas dari kulit atom- atom Helium.
Dengan membuat grafik hubungan antara arus kolektor dengan tegangan pemercepat elektron, dapat
ditentukan potensial-potensial eksitasi dan ionisasi atom tersebut. Hubungan tersebut disajikan pada gambar 2 di
bawah. Berdasarkan analisa dan perhitungan secara mekanika kuantum, tingkat-tingkat tenaga dalam atom Helium
digambarkan seperti gambar 3 dan tabel di bawah.

Gambar.2: Grafik hubungan antara arus kolektor (jumlah elektron yang sampai di kolektor) dengan tegangan
pemercepat elektron, untuk tabung gas yang berisi atom-atom helium

Prosedur percobaan
1. Sebelum rangkaian dipasang, periksa kondisi alat, terutama pada tegangan pemanas filamen harus dapat
menghasilkan tegangan 4 volt DC dan arus 1,5 ampere (tidak boleh lebih).
2. Pasanglah rangkaian percobaan seperti terlihat pada gambar 1 di depan
Filamen: Tegangan dan arus yang mengalir pada filamen 4 volt DC, 1,5 Ampere.
Anoda: Tegangan anoda berfungsi untuk mempercepat elektron besarnya 0 - 30 volt DC, Kolektor: Tegangan
pada kolektor ini dipertahankan 1 - 3 volt positif terhadap anoda.
3. Variasi tegangan pemercepat dan amati arus kolektor yang terbaca pada ampemeter. Catat nilai arus untuk
setiap nilai tegangan pemercepat, pada tabel di bawah ini

No Va ( volt) I (A)

Tugas
Buat grafik hubungan antara arus kolektor dan tegangan pemercepat elektron. Dari grafik tersebut tentukan
potensial-potensial eksitasinya serta potensial ionisasinya.

Anda mungkin juga menyukai