Anda di halaman 1dari 21

ATOM ELEKTRON

BANYAK
OLEH
I JUSMANI (A1C3 14 011)
MARDINAH (A1C3 14 015)
IIN ANDRIANI (A1C3 14 071)

BAB VIII
ATOM ELEKTRON-BANYAK
8.1 Asas Larangan
Pauli

8.5 Sinar X

8.2 Keadaan Elektron


Dalam Atom Elektron
Banyak

8.6 Spektrum Optik

8.3 Daftar Berkala

8.7 Penjumlahan
Momentum Sudut

8.4 Sifat-Sifat Unsur

8.8 Laser

8.1 Asas Larangan


Pauli

Pada tahun 1925 Wolfgang Pauli menemukan


prinsip pokok yang menentukan konfigurasi
elektron dari atom yang memiliki lebih dari
satu elektron. Secara sederhana asas
larangan Pauli adalah sebagai berikut:
Dua elektron dalam sebuah atom tidak
boleh memiliki himpunan bilangan kuantum
(n, l, m, s) yang sama.

Marilah kita ilustrasikan bagaimana asas


larangan Pauli bekerja dalam kasus atom
helium (Z = 2).
Elektron pertama dalam helium, pada
keadaan dasar memiliki himpunan bilangan
kuantum n=1, l=0, m=0, s= + atau .
Elektron kedua dapat memiliki n, l, m, yang
sama, tetapi ia tidak boleh memiliki s yang
sama, karena bila terjadi demikian, asas
larangan Pauli dilanggar. Jadi bila elektron
pertama memiliki s = +1/2 , elektron kedua
harus memiliki s = - .

8.2 Keadaan Elektron


Dalam Atom Elektron
Banyak
Berikut ini
diberikan
tingkat-tingkat
energi dalam
atom elektron
banyak, seiring
dengan
penambahan
nomor atom
tersebut

Gambar di atas melukiskan


pengaturan tingkat-tingkat
energi dalam atom
elektron banyak bila nomor
atom Z bertambah.
Tingkat energi yang paling
rendah adalah 1s.

8.3 Daftar Berkala

Gambar ini memperlihatkan daftar berkala, yaitu suatu


barisan terurut unsur-unsur kimia, yang didaftarkan
menurut urutan bertambahnya nomor atom Z dan
disusun sedemikian rupa sehingga kolom-kolom vertikal,
yang disebut kelompok, berisi unsur-unsur yang
memiliki sifat kimia dan fisika yang sama.

Dalam usaha memahami keteraturan subkulit dan daftar berkala, kita


harus mengikuti kedua aturan pengisian subkulit elektron berikut :
1
.

2
.

Daya tambung setiap subkulit


adalah 2 (2l +1). (ini adalah cara
lain
untuk
mengungkapakan
asas larangan pauli.
Elektron cenderung menempati
keadaan energi terendah yang
tersedia

Untuk menunjukkan konfigurasi elektron dari masing-masing


unsur, akan kita gunakan suatu notasi. Dalam notasi ini, dituliskan
identitas subkulit dan jumlah elektron didalamnya. Identitas
subkulit ditunjukkan dengan notasi yang telah kita gunakan,
sedangkan jumlah elektron dalam subkulit itu ditunjukkan dengan
suatu titik atas.

Jadi, hidrogen memiliki konfigurasi 1s1 karena

hanya ada satu elektron pada subkulit 1s,


sedangkan helium memiliki konfigurasi 1s2.
Helium, selain memiliki suatu subkulit terisi penuh
(1s), juga memiliki suatu kulit utama tertutup
(kulit K). Meningkat ke litium (Z = 3), pengisisan
dimulai pada subkulit 2s; jadi, litium memiliki
konfigurasi 1s22s1.

8.4 Sifat-Sifat
Dalam pasal ini kita akan Unsur
mempelajari secara singkat
bagaimana pengetahuan kita mengenai struktur atom
membantu kita dalam memahami sifat-sifat fisika dan
kimia berbagai unsur. Bahasa kita akan didasarkan pada
kedua aturan berikut.
1. Subkulit yang terisi penuh lazimnya merupakan
konfigurasi paling mantap. Atom dengan satu elektron
di luar kulit tertutupnya rela melepaskan elektron
tersebut pada atom lain guna membentuk suatu ikatan
kimia. Begitu pula, atom yang kulit tertutupnya
kekurangan satu elektron cenderung menerima
tambahan elektron dari atom lain guna membentuk
suatu ikatan kimia.
2. Subkulit yang terisi penuh tidak memberi saham pada
sifat fisika dan kimia suatu atom. Hanya elektronelektron pada subkulit tidak terisi penuh yang perlu
ditinjau.

Berikut adalah contoh


sifat-sifat unsur yang lain:
a. Jari-jari atom
b. Energi ionisasi
c. Resistivitas elektrik
d. Suseptibilitas magnet

8.5 Sinar X
Sinar-X adalah radiasi elektromagnetik dengan
rentang panjang gelombang kurang lebih dari
0,01 hingga 10 nm (energinya kurang lebih dari
100 eV hingga 100 keV). Sinar-X dipancarkan
dalam transisi antara berbagai tingkat energi
terisi yang lebih rendah dari sebuah atom.
Elektron-elektron terdalam terikat sedemikian
kuatnya sehingga ukuran lebar antara tingkat
energinya memadai bagi pemancaran foton
dalam rentang panjang gelombang sinar-X.
Sebaliknya, ikatan elektron-elektron terluar relatif
lemah, dan lebar tingkat energinya hanyalah
beberapa elektron volt. Dengan demikian transisi
antara tingkat-tingkat ini hanyalah memberikan
foton dalam spektrum cahaya tampak.

8.6 Spektrum Optik

Apabila kita mengeksitasikan atau


membebaskan salah satu elektron terluar
atom, maka transisi yang terjadi berada
dalam rentang spektrum tampak, karena
itu disebut transisi optik. orde energi ikat
elektron-elektron terluar dalam atom
adalah sekitar beberapa elektron-volt,
maka dibutuhkan tegangan elektrik yang
relatif rendah untuk membebaskan sebuah
elektron terluar guna menghasilkan transisi
optik.

Gejala fluoresensi, yang juga disebut cahaya hitam (black


light), adalah penyebab benderangnya benda bila disinari
dengan radiasi ultraviolet. Semua foton dalam daerah
ultraviolet, yang tidak tampak bagi mata manusia, memiliki
energi yang lebih tinggi daripada yang dalam daerah tampak.
Sehingga jika sebuah foton ultraviolet diserap oleh sebuah
atom, maka semua elektron terluarnya (yang menyebabkan
transisi optik) tereksitasikan ke tingkat-tingkat yang lebih
tinggi. Ketika bertransisi kembali ke keadaan dasar, elektronelektron tersebut memancarkan berbagai foton dalam daerah
tampak.

8.7 Penjumlahan Momentum


Sudut
Vektor-vektor momentum sudut bukanlah vektor biasa,
melainkan menyatakan vektor momentum sudut
terkuantisasikan, sehingga mereka harus dijumlahkan
dengan suatu cara tersendiri :
1. Carilah nilai maksimum yang dapat dimiliki oleh
komponen z gabungan kedua vektor.
2. Carilah nilai mutlak selisih komponen-z bila tiap vektor
memiliki nilai maksimum komponen z-nya.
3. Bilangan kuantum L gabungan mengambil semua nilai
bulat yang mungkin mulai dari yang berhubungan
dengan jumlah maksimum komponen z (2 ealam kasus
ini).

4. Aturan kuantisasi yang lazim bagi momentum sudut juga


berlaku bagi vektor L, yaitu :

Dan

8.8 Laser

Ada tiga cara radiasi elektromagnet


berinteraksi dengan tingkat energi
atom, yaitu pemancaran spontan,
penyerapan terimbas, dan
pemancaran terimbas.

1. Sebuah atom dalam keadaan eksitasi bertransisi ke tingkat


yang lebih rendah, dengan memancarkan sebuah foton. Ini
adalah pemancaran spontan (spontaneous emission), yang
dinyatakan sebagai

atom* atom +
foton

*) tanda asterik menunjukkan suatu keadaan eksitasi.

2.

Penyarapan

terimbas

(induced

absorption

),

yang

bertanggung jawab bagi spektrum serum dan penyerapan


resonans.
Sebuah atom pada keadaan dasar menyerap sebuah foton
(dengan energi memadai) dan bertransisi ke suatu keadaan
eksitasi. Secara perlambang:

atom
atom

foton

3. Yang bertanggung jawab bagi cara kerja laser, adalah


pemancaran terimbas (atau terangsang) (induced or
stimulated) emission.
Dalam proses ini, atom berada pada keadaan tereksitasi.
Sebuah foton, yang jatuh pada atom tersebut, dengan
energi yang tepat sama , akan mengimbasinya
memancarkan
sebuah
foton
dengan
bertransisi
kekeadaan yang lebih rendah, atau dasar. Secara
perlambang dituliskan sebagai :

atom* + foton atom + 2


foton

Thanks for your


Attention

Anda mungkin juga menyukai