Anda di halaman 1dari 8

Data Paleomagnetik Sebagai Salah Satu Bukti Continental Drift

Oleh : Yusuf Hadi P.

Paleomagnetik adalah studi tentang rekaman medan magnetik bumi dalam


batuan. Mineral-mineral tertentu dalam batuan menunjukkan rekaman arah dan
intensitas medan magnet pada waktu terbebtuknya batuan. Rekaman ini
menyediakan informasi keadaan medan magnetik bumi pada masa lampau dan
keberadaan lempeng tektonik pada waktu itu. Rekaman pembalikan arah
geomagnetik terawetkan dalam batuan vulkanik dan sedimen (Wikipedia,
online). Batuan dapat menjaga kestabilan rekaman arah medan geomagnetik.
Berdasarkan arah magnetisasi ini dapat dihitung posisi kutub magnetik pada
waktu itu, yang disebut dengan Virtual Geomagnetic Pole(VGP). Dalam suatu
benua, batuan-batuan dengan umur berbeda memberikan posisi VGP rata-rata
yang berbeda pula. Kenampakan pergeseran kutub terhadap waktu disebut
dengan Apparent Polar Wander (APW). Dengan menghubungkan posisi-posisi
VGP rata-rata dari periode waktu yang berbeda pada berbagai tempat dalam
benua yang sama dapat ditarik garis yang disebut jalur APW (William, 2007:18).
Ilustrasi dari jalur APW dapat ditunjukkan pada gambar 1.

Ilustrasi Jalur APW . Sumber : geography.lancs.ac.uk


Asumsi dasar yang digunakan dalam paleomagnetik adalah panjang waktu rata-
rata medan geomagnetic bersesuaian dengan sumbu dipol geosentrik. Data
yang mendukung hipotesis penting ini sebagian berasal dari studi tentang variasi
sekular dan sebagian lagi dari observasi paleomagnetik pada batuan-batuan
muda dan sedimen (William, 2007:334-335). Hipotesis ini disebut dengan
hipotesis axial geocentric dipole. Dengan kata lain hipotesis ini menyatakan
kesetaraan antara medan magnet bumi dalam jangka panjang dengan lokasi dari
suatu dipol yang terletak di pusat bumi dan berorientasi sepanjang sumbu rotasi
(William, 2007:336).

Lokasi kutub paleomagnetik yang diperoleh dari observasi pada batuan-batuan


zaman Pleistocene dan Pliocene terletak sangat dekat di sekitar kutub geografis
(gambar 2). Hal ini mendukung hipotesis axial geocentric dipole. Namun ketika
dilakukan perhitungan posisi kutub paleomagnetik untuk batuan-batuan yang
lebih tua pada benua yang sama, mereka terletak lebih jauh dari kutub
geografis. Kasus ini dapat diilustrasikan oleh posisi kutub paleomagnetik benua
Eropa. Pada zaman Pliocene dan Pleistocene kutub magnetik terletak dekat
dengan kutub geografis namun pada zaman Permain kutub magnetik terletak
menjauh sebesar 45o (gambar 3).

Gambar 2 (KIRI) : Lokasi tiang paleomagnetic Eropa . Pliosen dan Pleistosen kutub
( sumber data : McElhinny , 1973) terletak dekat dengan kutub geografis kini ,
sementara tiang Permian ( sumber data : Van der Voo , 1993) yang terletak di sekitar
45N di laut Pasifik Samudra

Gambar 3 (KANAN) : Rata-rata jelas jalur kutub berjalan untuk Amerika Utara dan
Eropa di masa lalu 350 Ma ( setelah Irving , 1977) . Angka pada jalur yang usia di
Ma.Voo , 1993) yang terletak di sekitar 45N di laut Pasifik Samudra
.

Jika hipotesis axial geocentric dipole valid untuk batuan-batuan pada semua
zaman, distribusi kutub-kutub mengimplikasikan bahwa kutub geografis benua
Eropa pada periode Permain (sekitar 250-290 juta tahun yang lalu) seharusnya
terletak jauh dari posisinya saat ini. Interpretasi alternatif untuk keadaan ini
adalah bahwa kutub geografis tidak berubah, melainkan benua Eropa-lah yang
berpindah relatif terhadap kutub. Hal ini menyarankan bahwa lokasi dimana
kutub pada zaman Permain tetap berada di sekitar sumbu rotasi. Benua Eropa
kemudian berpindah hingga berada pada posisi saat ini terhadap sumbu
rotasi (William, 2007:345).

Data paleomagnetik dapat kita gunakan untuk mengatasi ketakpastian ini. Jika
posisi kutub paleomagnetik dihitung dari batuan-batuan pada zaman yang
berbeda pada benua yang sama, secara sistematis mereka membentuk jalur
berkelok tidak teratur. Jalur inilah yang dimaksud dengan jalur APW (apparent
polar wander). Hal ini tampak seolah-olah kutub paleomagnetik berpindah secara
perlahan sepanjang jalur APW kearah sumbu rotasi saat ini. Data paleomagnetik
pada benua tertentu memberikan suatu jalur APW yang unik untuk benua itu.
Tiap benua memiliki jalur APW yang berbeda. Hal ini membuat kita memiliki jalur
APW untuk benua Eropa, Afrika, Amerika Utara dan sebagainya. Plot skematis
jalur APW Eropa dan Amerika Utara sejak awal Paleozoic disajikan pada gambar
4.
Gambar 4 : Rata-rata jelas jalur kutub berjalan untuk Amerika Utara dan Eropa di masa
lalu 350 Ma ( setelah Irving , 1977) . Angka pada jalur yang usia di Ma .

Berdasarkan hasil ploting dari posisi yang terlihat sebagai kutub magnet utara
untuk benua Eurasia mengindikasikan bahwa selama 500 juta tahun yang lalu,
lokasi-lokasi dari kutub utara magnet bumi secara berangsur berpindah-pindah.
Hal ini merupakan bukti kuat bahwa kutub magnet bumi telah mengalami
berpindahan (Noor, 2009:32). Namun jika sekali lagi kita tinjau hipotesis Axial
Geocentric Dipole, tampak jelas tidak mungkin kutub paleomagnetik (yakni
sumbu rotasi bumi) dapat berpindah secara simultan melalui dua jalur APW yang
berbeda (William, 2007:346).Apabila diperbandingkan hasil dari kedua jalur
perpindahan kutub magnet bumi, baik yang ada di Amerika Utara dan Eurasia
memperlihatkan kesamaan dan kemiripan dari jalur perpindahan kutub kutub
magnet bumi tersebut yang terpisah dengan sudut 300 (gambar 5) (Noor,
2009:32).Terdapatnya dua jalur APW nampaknya menegaskan adanya gerakan
berpisah antara benua Eropa dengan Amerika Utara relatif terhadap sumbu
rotasi. Penjelasan ini mengangkat bukti paleomagnetik pada "continental
drift" (William, 2007:346).
Gambar 5 : Dua kurva Perpindahan Arah Kutub Utara Magnet Bumi

Data paleomagnetik dapat digunakan untuk merekonstruksi posisi-posisi relatif


benua dalam setiap interval waktu. Jalur APW (misalnya pada gambar 4) dapat
ditentukan cukup tepat dengan merata-ratakan posisi kutub dalam ambang
waktu 20-40 juta tahun (William, 2007:349).

Plot lebih detail mengenai dua jalur APW sebelum awal Jurrasic (gambar 6a)
menunjukkan bentuk yang sangat mirip pada kedua jalur, terutama pada interval
waktu dari carboniferous atas hingga Triassic atas. Hal ini memungkinkan kita
untuk menumpangkan dua segmen jalur APW tersebut dengan cara
memindahkan Eropa (termasuk Rusia bagian barat dari pegunungan Ural) dan
Amerika Utara pada posisi relatif satu dengan yang lain (gambar 6b). Waktu
yang direpresentasikan oleh jalur APW dari dua benua yang tumpang-tindih itu
membentuk bagian yang lebih luas "supercontinent" yang disebut Euramerica.
Ketika bagian pegunungan Ural yang berdekaan dengan Asia timur terlibat,
benua-benua belahan bumi utara membentuk Laurasia. Pemisahan jalur APW
yang terjadi saat ini (gambar 4, 6a) diinterpretasikan sebagai bukti pergerakan
relatif lempeng tektonik antara Eropa dan Amerika utara yang berlangsung sejak
interval akhir bertumpang-tindihnya jalur APW tersebut, yaitu sejak awal
Jurassic (William, 2007:346).
Gambar 6 : (a) Ordovisium untuk segmen Jurassic dari jalan Amerika Utara dan Eropa
APW . ( b ) Jalur APW sama setelah berputar Eropa sebesar 38 searah jarum jam sekitar
tiang rotasi Euler di 88.5N 27.7E , ditandai dengan simbol persegi di ( a)

Ukuran optimum yang sesuai untuk jalur APW pada benua yang berbeda
memungkinkan rekonstruksi dibuat untuk waktu yang terepresentasikan dengan
segmen-segmen yang sesuai (gambar 6). Ketika prosedur ini diterapkan pada
data paleomagnetik yang mencakup akhir 375 juta tahun, maka diperoleh
gambaran continental drift zaman pertengahan Devonian. Berdasarkan skenario
ini supercontinent Laurasia dan Gondwana masih terpisahkan oleh lautan
Hercyanin. Pada zaman Carboniferous kedua supercontinent tersebut bergabung
membentuk Pangea (William, 2007:349).

Berikut disajikan paparan bagaimana data paleomagnetik dapat menjelaskan


pergerakan lempeng benua. Andaikan terdapat kutub paleomagnetik P untuk
lempeng benua C, kemudian lempeng benua ini berputar dengan sudut sekitar
kutub rotasi Euler E. Pertama, lempeng terletak antara kutub paleomagnetik dan
kutub rotasi (gambar 7a). Pergerakan lempeng dari C ke C' menyebabkan kutub
paleomagnetik P berpindah ke P'. Busur pergerakan kutub PP' lebih panjang
daripada busur pergerakan lempeng CC'. Kemudian, bayangkan apa yang terjadi
ketika kutub paleomagnetik terletak antara lempeng dan kutub Euler (gambar
7b). Dalam kasus ini lempeng berpindah melalui jalan yang panjang namun
kutub paleomagnetik hanya berpindah pada jarak yang pendek. Dalam kasus
ekstrim dimana kutub paleomagnetik dan Euler berhimpitan, pergerakan
lempeng sama sekali tidak mengubah posisi kutub paleomagnetik. Berdasarkan
kondisi spesial tersebut pergerakan lempeng tidak meninggalkan jejak jalur APW.
Gambar 7 : Rotasi piring C benua sekitar satu Euler tiang E menggantikan P tiang
paleomagnetic ( a) dengan jumlah yang besar , jika P lebih jauh dari E dari benua C ,
dan ( b) dengan hanya sejumlah kecil ketika P terletak dekat dengan E .

Dengan jelas, interpretasi jalur APW sebagai rekaman dari pergerakan lempeng
relatif terhadap sumbu geografis harus dibuat dengan syarat. laju pergerakan
kutub sepanjang jalur APW tidak dapat disamakan secara sederhana dengan laju
pergerakan benua induk atau lempeng global. Hal ini mengiringi bahwa
kemiripan jalur APW tidak mengimplikasikan solusi yang unik untuk bekas posisi
relatif lempeng. namun, jika dua lempeng awalnya berada pada lempenng yang
sama pada beberapa waktu tertentu, lempeng-lempeng ini pasti memiliki jalur
APW yang sama pada waktu itu. mencocokkan jalur APW saat ini benua-benua
pada waktu mereka berada pada lempeng yang sama pastinya memberikan
sebuah rekonstruksi yang unik dari posisi saat ini pada satu benua relatif
terhadap yang lain. Untuk menghindari ketidakpastian, bukti tambahan (seperti
data paleoclimatic, perhitungan kemiripan garis pantai) harus digunakan dalam
bersamaan dengan data paleomagnetik dalam mendukung
rekonstruksi (William, 2007:347-348).

Daftar rujukan :

Lowrie, William. 2007. Fundamentals of Geophysics Second Edition.


Cambridge : Cambridge University Press.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi edisi pertama. Bogor: CV. Graha Ilmu.

http://geofisika47-amg.blogspot.co.id/2012/05/data-paleomagnetik-sebagai-
salah-satu.html

Anda mungkin juga menyukai