PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN PH
PADA PEMBUATAN AIR ALKALI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
FERDINANDUS WIBISANA
NIM : 105114021
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
FINAL PROJECT
PH CONTROL SYSTEM
IN THE PRODUCTION OF ALKALINE WATER
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
FERDINANDUS WIBISANA
NIM : 105114021
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
6
ffi-E
Lar{fr/Wibisana
@as
*r.o-t
Pe,nnbimbing
t I r r I r riir
l{ \ I \.).\F,,ll1\
i ) rrit
;;"rJiili:
/ar"
v l/--t..;
a+,
!\rl:i+;-'
'\'.ft
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yogyakarta3?aeustus Z0 t S
T"'1"
-./-
Ferdinandus Wibisana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
curahan karunia-Nya.
kesuksesan.
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
SISTEM PENGENDAIAN PH
PADA PEMBUATAN AIR ALKALI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di intemet atau rnedia lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
YogyakartaltAgustus 20 I 5
T"fu
Ferdinandus Wibisana
vil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh manusia. Secara umum kandungan
air dalam tubuh manusia berkisar antara 55% - 65%. Air juga merupakan zat gizi yang
penting bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, pengatur suhu tubuh,
penyedia mineral dan elektrolit serta menjaga keseimbangan kadar keasaman dalam tubuh.
Salah satu peran air dalam tubuh yaitu menjaga keseimbangan kadar keasaman dalam
tubuh. Kadar keasaman tubuh dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dan juga
gaya hidup. Salah satu cara utuk menjaga kadar keasaman dalam tubuh yaitu dengan
mengkonsumsi air alkali. Oleh karena itu penulis bermaksud membuat alat yang dapat
memproduksi air alkali dengan pH yang diatur di atas 8.
Sistem pengendalian pH pada pembuatan air alkali ini menggunakan sensor pH-
BTA Vernier sebagai alat ukur kadar keasaman pada air alkali. Proses pembuatan air alkali
menggunakan proses elektrolisis. Hasil pengukuran kadar keasaman akan ditampilkan pada
LCD character setiap dua menit sampai air alkali dihasilkan. Air alkali yang ingin
dihasilkan memiliki range pH 8 8,5.
Sistem pengendalian pH pada pembuatan air alkali ini sudah dapat bekerja dengan
baik. Pada alat perancangan air aqua dan air isi ulang yang diproses sudah dapat menjadi
air alkali dengan pH 8,13 untuk air aqua dan 8,04 untuk air isi ulang meskipun jika diukur
dengan pH meter referensi masih bernilai 7.8. Alat ini juga sudah dapat melakukan
pengukuran kadar keasaman pada berbagai macam sampel air. Alat ini membutuhkan
waktu lebih dari 12 jam untuk dapat menghasilkan air alkali dengan pH diatas 8.
.
Kata kunci: alat ukur kadar keasmanan, sensor vernier pH - BTA, air alkali, elektrolisis.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Water is the largest component in the human body. In general, the water content in
the human body ranges from 55% - 65%. Water is also an important nutrient for health
because it acts as a solvent, regulating body temperature, a provider of minerals and
electrolytes as well as maintaining the balance of acidity in the body. One role of water in
the body is to maintain the balance of acidity in the body. The acidity of the body can be
affected by food intake and lifestyle. One way to guard the acidity in the body is by
consuming alkaline water. Therefore, the authors intend to create a tool that can produce
alkaline water with a pH that is set above 8.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. B. Wuri Harini, S.T., M.T., dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan
ketulusan hati memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
4. Ir. Tjendro, M.Kom dan Ir. Th. Prima Ari Setiyani, M.T., dosen penguji yang telah
memberikan masukan, bimbingan, dan saran dalam merevisi skripsi ini.
5. Kedua orang tua dan adik saya, atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang
yang tiada henti.
6. Staff sekretariat Teknik Elektro, atas bantuan dalam melayani mahasiswa.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Teknik Elektro dan semua teman yang
mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungan yang
telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih mengalami
kesulitan dan tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan,
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
Ferdinandus Wibisana
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.9. IC L298............................................................................................................. 20
2.10. Limit Switch ...................................................................................................... 21
2.11. Kontrol On - Off ............................................................................................... 22
BAB III PERANCANGAN
3.1. Arsitektur Umum.............................................................................................. 23
3.2. Perancangan Hardware .................................................................................... 24
3.2.1. Perancangan Mekanik ............................................................................ 24
3.2.2. Perancangan LCD Character ................................................................. 27
3.2.3. Perancangan Input-Output Sistem Mikrokontroler ATMega 8535........ 28
3.2.4. Perancangan Rangkaian Sensor pH meter.............................................. 29
3.2.5. Perancangan Driver Motor ..................................................................... 30
3.2.6. Perancangan Rangkaian Elektrolisis ...................................................... 31
3.2.7. Perancangan Limit Switch....................................................................... 31
3.2.8. Perancangan Rangkaian Catu Daya........................................................ 32
3.3. Perancangan Software....................................................................................... 35
3.4. Perhitungan Nilai ADC ................................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar Fisik Hardware................................................................................. 40
4.1.1. Kotak Sistem ........................................................................................ 40
4.1.2. Wadah Air ............................................................................................ 42
4.1.3. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman..................................... 43
4.2. Pengujian Sistem Alat..................................................................................... 44
4.2.1. Pengujian Alat Hasil Perancangan dengan Sampel Tertentu................ 44
4.2.2. Pengujian Alat Hasil Perancangan........................................................ 45
4.3. Pengujian Hardware ....................................................................................... 46
4.3.1. Pengujian Sistem Mikrokontroler.......................................................... 46
4.3.2. Pengujian Catu Daya ............................................................................. 48
4.4. Pengujian ADC ............................................................................................... 48
4.5. Pengujian Software ......................................................................................... 52
4.5.1. Pengujian Kadar Keasaman Air ........................................................... 52
4.5.2. Pengujian Sistem .................................................................................. 53
4.6. Pengujian ORP ................................................................................................ 58
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skala Indikator PH ................................................................................ 6
Gambar 2.2. Proses Elektrolisis ................................................................................. 8
Gambar 2.3. Sensor PH-BTA Vernier........................................................................ 10
Gambar 2.4. Konfigurasi Pin Sensor PH-BTA Vernier ............................................. 10
Gambar 2.5. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega 8535.................................... 12
Gambar 2.6. Blok ADC .............................................................................................. 13
Gambar 2.7. LCD 2x16 .............................................................................................. 15
Gambar 2.8. Kaki IC 78xx ......................................................................................... 17
Gambar 2.9. Rangkaian Regulator Tegangan +12 V ................................................. 17
Gambar 2.10. Motor DC............................................................................................... 19
Gambar 2.11. Konstruksi Motor DC ............................................................................ 19
Gambar 2.12. Penampang IC L298 .............................................................................. 20
Gambar 2.13. Rangkaian Limit Switch ......................................................................... 21
Gambar 2.14. Simbol Limit Switch .............................................................................. 22
Gambar 2.15. Limit Switch ........................................................................................... 22
Gambar 2.16. Grafik Karakteristik Kontrol on-off....................................................... 22
Gambar 3.1. Blok Diagram Perancangan Subsistem ................................................. 23
Gambar 3.2. Kotak Sistem Tampak Samping ............................................................ 25
Gambar 3.3. Kotak Sistem Tampak Atas ................................................................... 25
Gambar 3.4. Wadah Air Sampel Tampak Depan ....................................................... 26
Gambar 3.5. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman Tampak Samping ........ 26
Gambar 3.6. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman Tampak Depan ............ 27
Gambar 3.7. Rangkaian LCD Character 16 x 2......................................................... 28
Gambar 3.8. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega8535 ................ 29
Gambar 3.9. Rangkaian Sensor pH Meter.................................................................. 30
Gambar 3.10. Rangkaian Driver Motor ....................................................................... 31
Gambar 3.11. Rancangan Limit Switch ........................................................................ 32
Gambar 3.12. Rangkaian Catu Daya ............................................................................ 34
Gambar 3.13. Flowchart Program ................................................................................ 37
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 3.14. Grafik Hubungan Antara Vout Sensor pH dengan Nilai pH ................. 36
Gambar 3.15. Grafik Hubungan Antara Nilai pH Terukur dengan Nilai ADC ........... 38
Gambar 3.16. Grafik Hubungan Antara Nilai ADC dengan Nilai pH ......................... 39
Gambar 4.1. Kotak Sistem Tampak Atas ................................................................... 40
Gambar 4.2. Kotak Sistem Tampak Samping ............................................................ 41
Gambar 4.3. Kotak Sistem Tampak Depan ................................................................ 41
Gambar 4.4. Wadah Air.............................................................................................. 42
Gambar 4.5. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman...................................... 43
Gambar 4.6. Hasil Pengujian Rangkaian Sistem Mikrokontroler ... ...................... 47
Gambar 4.7. Program Pengujian Sistem Mikrokontroler........................................... 47
Gambar 4.8. Program Pengujian ADC ....................................................................... 49
Gambar 4.8. (Lanjutan) Program Pengujian ADC ..................................................... 50
Gambar 4.9. Pengujian Tegangan ADC ..................................................................... 50
Gambar 4.10. Program Pengujian Kadar Keasaman Air.............................................. 52
Gambar 4.10. (Lanjutan) Program Pengujian Kadar Keasaman Air............................ 53
Gambar 4.11. Program Sistem ..................................................................................... 54
Gambar 4.11. (Lanjutan) Program Sistem.................................................................... 55
Gambar 4.11. (Lanjutan) Program Sistem.................................................................... 56
Gambar 4.11. (Lanjutan) Program Sistem.................................................................... 57
Gambar 4.12. Tampilan Awal pada LCD..................................................................... 57
Gambar 4.13. Tampilan LCD Saat Proses Elektrolisis ................................................ 57
Gambar 4.14. Tampilan LCD Saat Air Alkali Jadi ...................................................... 58
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Derajat Keasaman (pH) Pada Air Minum Kemasan .................................. 6
Tabel 2.2. Derajat Keasaman ( pH ) Pada Air Sumur ................................................. 6
Tabel 2.3. Fungsi Pin LCD 2x16 ................................................................................ 15
Tabel 2.4. Jenis-jenis IC Regulator 78xx .................................................................... 16
Tabel 2.5. Tabel Logika Prinsip Kerja IC L298.......................................................... 20
Tabel 3.1. Konfigurasi Mikrokontroler ATMega 8535............................................... 28
Tabel 4.1. Keterangan Gambar Kotak Sistem............................................................. 41
Tabel 4.2. Keterangan Gambar Wadah Air ................................................................. 42
Tabel 4.3. Keterangan Gambar Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman ........ 43
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Sampel ............................................................................. 44
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Air Aqua .......................................................................... 45
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Air Isi Ulang .................................................................... 45
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya ...................................................... 48
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Tegangan ADC ................................................................ 51
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Nilai ADC ........................................................................ 51
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi dibandingkan dengan air biasa, sehingga
sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia. Oleh sebab itu penulis ingin membuat alat yang
dapat memproduksi air alkali. Alat ini nantinya akan menghasilkan air alkali dengan kadar
keasaman (pH) di atas 7 sehingga air akan bersifat basa dan memiliki kandungan oksigen
(O2) yang lebih tinggi.
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai alat ukur tentang kadar
keasaman antara lain penelitian yang telah dilakukan oleh Rozeff Pramana dengan judul
penelitian Pengontrolan PH Air Secara Otomatis Pada Kolam Ikan Kerapu Macan
Berbasis Arduino[3] menggunakan metode penambahan larutan asam dan basa pada
sample air yang akan diukur. Selain itu peneliti menggunakan ATMega 328P sebagai
pengontrol sistem dan sensor Analog pH meter v1.0, sedangkan alat yang akan dibuat oleh
penulis menggunakan ATMega8535 sebagai pengontrol sistem dan sensor PH-BTA
Vernier. Sensor ini akan mengukur secara langsung kadar keasaman air tanpa tambahan
larutan asam maupun basa. Output dari sistem akan ditampilkan melalui LCD karakter
dalam bentuk nilai kadar keasaman, selain itu alat yang dirancang oleh penulis
menggunakan proses elektrolisis untuk menghasilkan air yang bersifat basa.
Penelitian lain yang berkaitan dengan alat ukur kadar keasaman adalah penelitian
yang berjudul Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 Sebagai Kontroler Proposional Pada
Pengaturan PH[4] oleh Muammad Lazuardi. Perbedaan penelitian yang sudah ada
dengan alat yang akan dibuat penulis terletak pada pengontrol sistem yang digunakan.
Penulis menggunakan ATMega8535 sebagai pengontrol sistem. Penelitian ini juga
menggunakan tambahan cairan asam maupun basa untuk menjaga keseimbangan kadar
keasaman dalam air, sedangkan penulis menggunakan proses elektrolisis untuk menjaga
keseimbangan kadar keasaman dalam air.
Alat yang akan dibuat ini juga sudah mulai dijual dipasaran dengan nama
Generator Air Alkali[5]. Generator air alkali ini juga menggunakan proses elektrolisis
untuk menghasilkan air alkali. Perbedaan antara alat yang sudah ada dengan alat yang akan
dibuat oleh penulis terletak pada penambahan sensor pH meter. Penambahan sensor pH
meter ini untuk mengetahui kadar keasaman yang dihasilkan sudah tercapai atau belum.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
melalui channel ADC. Keluaran sensor yang berupa tegangan akan dikonversi
mikrokontroler menjadi kadar keasaman. Data keluaran dari mikrokontroler akan
ditampilkan ke LCD
d. Proses Pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan
pengukuran kadar keasaman secara langsung antara air minum kemasan dengan air
isi ulang menggunakan sensor PH-BTA Vernier. Data yang sudah diambil akan
dibandingkan dengan standar kualitas air minum yang sudah ada sebagai
pembanding
e. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan. Analisis data dengan membandingkan
data yang didapatkan dari hasil pengukuran sensor PH-BTA Vernier dengan
standar kualitas air minum yang sudah ada. Penyimpulan hasil percobaan dapat
dilakukan dengan menghitung error data yang sudah diambil dari hasil pengukuran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini berisikan beberapa landasan dasar teori yang digunakan penulis sebagai
dasar dalam perancangan sistem pengendali pembuatan air alkali. Landasan dasar teori yang
digunakan penulis antara lain menjelaskan tentang derajat keasaman (pH), proses elektrolisis,
sensor PH-BTA Vernier, Mikrokontroler ATMega8535, ADC (Analog Digital Converter),
LCD (Liquid Crystal Display), rangkaian regulator dan motor dc.
pH biasa digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu
zat, larutan atau benda. Derajat keasaman (pH) sendiri memiliki skala nilai dari 1 sampai 14.
Derajat keasaman (pH) normal memiliki nilai 7 sementara jika nilai derajat keasaman (pH)
lebih dari 7 atau konsentrasi [OH-] lebih besar dari pada [H+], maka zat tersebut bersifat basa.
Jika nilai derajat keasaman (pH) kurang dari 7 atau konsentrasi [H+] lebih besar dari pada
[OH-] maka zat tersebut bersifat asam.
Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan pH meter dan kertas indikator pH. Cara
menggunakan kertas indikator pH yaitu dengan mengamati perubahan warna pada level pH
yang bervariasi. Indikator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran dan
dapat terjadi kesalahan pembacaan warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
ataupun keruh. Gambar 2.1. menunjukan skala indikator pH yang digunakan untuk pembacaan
nilai pH. Pengukuran yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
Elektrolit kuat mempunyai daya hantar yang relatif baik meskipun konsentrasinya relatif kecil,
sedangkan elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif buruk meskipun
konsentrasinya relatif besar. Pada proses elektolisis selain jenis larutan, jenis elektroda juga
mempengaruhi hasil elektrolisis. Disini elektroda dipilih berdasarkan kemampuannya untuk
menghantarkan listrik. Stainless steel merupakan salah satu elektroda yang dapat digunakan
dalam elektrolisis. Stainless steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya
10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat
diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini
menghalangi proses oksidasi besi (Ferum)[11].
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirikan arus
listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan
menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas [H ] dan ion hidroksida [OH ]. Sementara itu
pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen [O ], melepaskan empat ion [H ]
serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion [H ] dan [OH ] mengalami netralisasi sehingga
terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air
dapat dituliskan pada persamaan 2.2 sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Anoda : H O 2H + O + 2e
Katoda : H O H + OH
2H O 2H + O (2.2)
merupakan larutan di dalam gelas elektroda serta petensial antara larutan dan elektroda perak.
Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah
tergantung sampelnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang ekuivalen
yang lainnya untuk menetapkan nilai pH. Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung
gelas yang berisi potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang berinteraksi dengan
HgCl diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya
digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah
terkontaminasi oleh logam dan unsur natrium.
Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh dan tersambung dengan
gelembung kaca yang tipis. Di dalamnnya terdapat larutan KCl yang buffer pH 7. Elektroda
perak yang ujungnya merupakan perak kloride (AgCl) dihubungkan ke dalam larutan tersebut.
Untuk meminimalisir pengaruh elektrik yang tidak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh
suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat di bagian dalam elektroda gelas.
Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature,
yakni suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperatur. Antara elektroda pembanding
dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
Alat ukur pH harus dikalibrasi sebelum dan setelah setiap pengukuran. Untuk
penggunaan normal, kalibrasi harus dilakukan pada awal pemakaian dengan menggunakan
standar pH atau sering disebut buffer pH. Standard pH adalah larutan yang nilai pH-nya telah
diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH merupakan larutan buffer pH (penyangga
pH) dimana nilainya relatif konstan dan tidak mudah berubah.
Sensor pH (pH- BTA Vernier ) menghasilkan tegangan keluaran sebesar 1.75 Volt
pada saat pH 7. Tegangan keluaran dari sensor akan mengalami kenaikan sebesar 0.25 Volt
untuk setiap penurunan nilai pH sebesar 1. Tegangan keluaran sensor akan mengalami
penurunan sebesar 0.25 Volt untuk setiap kenaikan nilai pH sebesar 1. Sensor ini dapat
digunakan untuk mengukur pH dengan range dari 0 sampai 14 [13]. Sensor pH- BTA Vernier
ditunjukan seperti pada Gambar 2.3 dibawah ini.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Sensor pH- BTA Vernier memiliki konfigurasi pin tipe BTA (British Telecom Analog)
Right Hand seperti pada Gambar 2.4.
Konfigurasi Pin Sensor pH- BTA Vernier [15] dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pin 1 = Sensor output (+/-10V)
b. Pin 2 = GND
c. Pin 3 = Vres (resistance reference)
d. Pin 4 = AutoIDENT (not supported on all sensors)
e. Pin 5 = Power (+5VDC)
f. Pin 6 = Sensor output (0-5V)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
9. Metode konversi kontinyu (free running) atau mode konversi tunggal (single
conversion).
10. Interupsi ADC complete.
11. Sleep Mode Noise canceler.
Sinyal input dari pin ADC akan dipilih oleh multiplexer ( register ADMUX) untuk
diproses oleh ADC, karena converter ADC dalam chip hanya satu buah sedangkan saluran
input-nya ada delapan maka dibutuhkan multiplexer untuk memilih input pin ADC secara
bergantian. ADC mempunyai rangkaian untuk mengambil sampel dan hold (menahan)
tegangan input ADC sehingga dalam keadaan konstan selama proses konversi. ADC
mempunyai catu daya yang terpisah yaitu pin AVCC-AGDN. AVCC tidak boleh berbeda
0.3V dari VCC. Sinyal input ADC tidak boleh boleh melebihi tegangan referensi. Nilai
digital sinyal input ADC ditunjukan dengan perhitungan yang ditampilkan pada persamaan
2.3. dan 2.4.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
V = xV (2.5)
Operasi ADC membutuhkan tegangan referensi Vref dan clock FADC (register
ADCSRA). Tegangan referensi eksternal pada pin Aref tidak boleh melebihi AVCC.
Tegangan referensi eksternal dapat di decouple pada pin Aref dengan kapasitor untuk
mengurangi derau. Atau dapat menggunakan tegangan referensi internal sebesar 2.56V (pin
Aref diberi kapasitor secara eksternal untuk menstabilkan tegangan refrensi internal). ADC
mengkonversi tegangan input analogmenjadi bilangan digital selebar 10 bit. GND (0 Volt)
adalah nilai minimum yang mewakili ADC dan nilai maximum ADC diwakili oleh tegangan
pin Aref minus 1 LSB. Hasil konversi ADC disimpan dalam register pasangan ADCH:ADCL.
Mode operasi ADC dibagi menjadi dua kategori yaitu mode konversi tunggal dan mode free
running.
Mode konversi tunggal dilakukan untuk sekali pembacaan sampel tegangan input, jika
ingin membaca lagi maka harus disampel lagi sehingga mengkonversi tegangan input untuk
saat saat yang dibutuhkan saja. Mode konversi tunggal dipilih dengan mengeclearbit-
ADFR dalam register ADCSRA. Mode konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC
di-set, dan bit tersebut tetap set sampai satu kali konversi selesai (complete), setelah
(complete) itu maka otomatis CPU bit-ADSC akan clear. Ketika konversi sedang berlangsung
dan pengguna mengubah saluran (channel) input ADC maka hal tersebut tidak akan diubah
oleh CPU hingga konversi ADC saluran tersebut selesai.
Mode free running konversi dilakukan terus menerus secara kontinyu, ADC membaca
sampel tegangan input lalu dikonversi hasilnya masukkan ke registerADCH:ADCL terus
menerus. Ketika membaca ADC selagi ADC mengkonversi tegangan sedang berlangsung,
maka yang terbaca adalah hasil ADC yang terakhir yang dibaca oleh ADC. Mode free
runningdipilih dengan meng set bit-ADFR dalam register ADCSRA. Konversi pertama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
dalam mode ini dimulai dengan meng set bit-ADSC. Dalam mode ini ADC bekerja secara
independen (tidak bergantung) dari flag interupsi ADC, dimana ADIF set atau clear dianggap
sama saja.
3 Vo Contrast Adjustment
6 E H L Enable Signal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
= (2.6)
( )
Dengan:
C = kapasitor dalam Farad
= arus beban dalam Ampere
f = frekuensi dalam Hz
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
( )
( )= (2.7)
dengan ( ) adalah tegangan ripple peak to peak yang merupakan selisih antara tegangan
masukan regulator dengan tegangan masukan minimum IC regulator yang digunakan atau
dapat dirumuskan pada persamaan 2.8 berikut :
( )= (2.8)
dengan:
= tegangan masukkan regulator dalam volt
= tegangan masukkan minimum IC regulator
Apabila tegangan masukan regulator berasal dari tegangan AC yang kemudian
disearahkan menggunakan dioda, nilai dicari menggunakan persamaan 2.9, yaitu:
= 2 1,4 (2.9)
menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal
menentukan kecepatan motor. Contoh salah satu jenis motor ditunjukkan pada Gambar 2.10.
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada
penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh
megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub
utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar
yang terletak dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada
arah arus I, dan arah medan magnet B. Konstruksi motor dc ditunjukkan pada Gambar 2.11.
0 0 0 0
1
1 1 1 1
0 X 0 x
0
1 X 1 x
Keterangan:
x : kondisi dont care (tidak dihiraukan)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
= (2.10)
dengan :
R = nilai hambatan
GND
Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau
penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
(Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika
tombolnya tertekan. Simbol dan gambar dari limit switch ditunjukkan seperti pada Gambar
2.14 dan Gambar 2.15.
Karakteristik kontroler on - off ini hanya bekerja pada 2 (dua) posisi, yaitu on dan off. Kerja
kontroler on - off banyak digunakan pada aksi pengontrolan yang sederhana karena harganya
murah. Karena sistem kerja yang digunakan adalah on - off saja, hasil output dari sistem
pengendalian ini akan menyebabkan proses variabel tidak akan pernah konstan. Besar kecilnya
fluktuasi proses variabel ditentukan oleh titik dimana kontroller dalam keadaaan on dan off.
Pengendalian dengan aksi kontrol ini juga menggunakan feedback. Gambar 2.16 di bawah ini
menunjukan karakteristik kontrol on - off yang hanya bekerja pada 2 posisi.
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
LCD character
Rangkaian
Elektrolisis
Sistem ini akan bekerja secara otomatis ketika sistem dinyalakan. Mikrokontroler
sebagai pusat sistem akan mengatur sistem secara keseluruhan. Mikrokontroler akan mengatur
lama waktu untuk melakukan proses elektrolisis. Sensor pH akan melakukan pengukuran
kadar keasaman pada air yang diuji. Air yang diuji akan berada di dalam wadah pengujian
yang kemudian akan diangkat menggunakan motor DC untuk memisahkan dengan proses
elektrolisis yang sedang berlangsung agar sensor pH dapat mengukur nilai pH. Hasil
23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
pengukuran sensor pH berupa tegangan yang akan diolah oleh mikrokontroler menggunakan
fasilitas ADC yang kemudian akan dikonversi menjadi nilai kadar keasaman. Data hasil
pengukuran sensor kemudian akan ditampilkan pada LCD character. Apabila nilai pH yang
didapatkan kurang dari batas yang ditentukan yaitu antara 8 - 8,5 maka pengukuran akan terus
berlanjut. Sedangkan jika hasil yang didapatkan sudah mencapai batas antara 8 8,5 maka
pengukuran akan berhenti. Saat nilai pH yang diinginkan sudah tercapai maka proses
elektrolisis akan berhenti dan LED akan menyala sebagai tanda jika pH sudah mencapai batas
antara 8 8,5.
Perancangan hardware dibagi menjadi tiga, yaitu kotak sistem, wadah tempat sample
dan mekanik pengukuran kadar keasaman air. Kotak sistem akan digunakan sebagai tempat
mikrokontroler, catu daya dan LCD character. Kotak sistem ini terbuat dari acrylic yang
berukuran 13 x 13 x 13 cm. Wadah tempat pengukuran terbuat dari wadah air yang sudah
dijual di pasaran. Pada wadah ini akan terjadi proses elektrolisis. Wadah ini akan terdiri dari
dua kotak wadah yang terhubung dengan pipa. Pada masing-masing kotak akan dipasang
batang elektroda untuk mengaliri arus listrik dc. Kotak wadah pertama akan dialiri arus listrik
yang bermuatan negatif, sedangkan kotak wadah kedua akan dialiri arus listrik yang
bermuatan positif. Pada kotak pertama yang dialiri arus listrik yang bermuatan negatif akan
menghasilkan air yang bersifat basa, sedangkan pada kotak kedua yang dialiri listrik
bermuatan positif akan mengasilkan air yang bersifat asam.
Perancangan mekanik pengukuran kadar keasaman air terdiri sensor pH, motor dc,
katrol dan kotak wadah air. Prinsip kerja dari mekanik pengukuran kadar keasaman air ini
adalah motor dc akan menggerakkan katrol yang akan menarik tali yang terhubung dengan
wadah air yang berbentuk kotak. Kotak ini akan ditarik ke atas hingga keluar dari air setiap
sensor akan melakukan pengukuran kadar keasaman pada air. Karena metode yang digunakan
menggunakan proses elektrolisis dimana air akan dialiri arus listrik sehingga dalam melakukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
pengukuran, sensor pH tidak boleh terhubung langsung dengan air yang teraliri arus listrik
karena dapat menyebabkan sensor rusak ataupun pengukuran menjadi tidak tepat sehingga
diperlukan wadah yang akan membawa air keluar mendekati sensor pH. Perancangan
hardware dapat dilihat dari Gambar 3.2., Gambar 3.3., Gambar 3.4., Gambar 3.5., Gambar
3.6.
LCD character digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran dari pH meter. LCD
character yang digunakan adalah 16x2 yang dapat menampilkan 16 karakter dan 2 baris. LCD
ini mempunyai dua jenis tipe komunikasi data, yaitu komunikasi data dengan mode 4 bit atau
mode 8 bit. Jika menggunakan jalur data mode 4 bit, akan ada 7 jalur data yang terdiri dari 3
jalur untuk jalur kontrol dan 4 jalur untuk jalur data. Jika menggunakan jalur data mode 8 bit,
akan ada 11 jalur data yang terdiri dari 3 jalur untuk jalur kontrol dan 8 jalur untuk jalur data.
Tiga jalur kontrol ke LCD ini adalah EN (Enabel), RS(Register Select), dan R/W (Read/write).
Pada perancangan penulis menggunakan LCD character mode 4 bit yang ditunjukan
pada Gambar 3.7. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian ini adalah sebesar
+5 volt. Pengaturan kontras LCD character menggunakan resistor variable sebesar 10k.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
Mikrokontroler ATMega 8535 memiliki empat port dan masing-masing port memiliki
delapan pin. Perancangan penggunaan port input dan port output pada mikrokontroler dapat
disesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Pada perancangan ini port yang akan digunakan yaitu
port A, port B dan port D. konfigurasi port yang akan digunakan ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Port Fungsi
Port A.2 s/d Port A.3 Limit Switch Atas dan limit Switch Bawah
Port A4 LED
Sensor pH yang digunakan adalah sensor Vernier PH-BTA. Sensor ini mampu
membaca nilai pH dari 0 14 dimana saat pH bernilai 7 maka sensor akan menghasilkan
tegangan keluaran sebesar 1,75 Volt. Sensor ini memiliki kriteria dimana setiap penurunan
hasil pengukuran pH maka akan terjadi peningkatan nilai tegangan keluaran sebesar 0,25
Volt/pH dan setiap peningkatan hasil pengukuran pH maka akan terjadi penurunan tegangan
keluaran sebesar 0,25 Volt/pH. Sehingga tegangan keluaran minimum yang dapat dihasilkan
yaitu 0 Volt saat pH bernilai 14 sedangkan tegangan keluaran maksimum yang dapat
dihasilkan yaitu 3,5 Volt saat pH bernilai 0. Hasil output sensor kemudian akan diolah oleh
mikrokontroler yang kemudian nilainya akan ditampilkan pada layar LCD.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
5V
sensor pH
output sensor
GND
Sensor vernier PH-BTA memiliki 6 konfigurasi pin, pada perancangan pin yang
digunakan hanya 3 pin yaitu pin 2 terhubung ground, pin 5 terhubung power (0-5V), dan pin 6
sebagai output sensor yang akan terhubung dengan mikrokontroler ATMega8535. Rangkaian
sensor pH meter ditunjukan pada Gambar 3.9.
Driver motor merupakan rangkaian yang berfungsi untuk meningkatkan arus keluaran
mikrokontroler ke motor dc. Motor dc yang akan dikendalikan oleh mikrokontroler
memerlukan arus sebesar 1A sedangkan mikrokontroler hanya memiliki arus keluaran yang
kecil, sehingga diperlukan driver motor untuk menguatkan arus. Rangkaian driver motor yang
dirancang seperti pada Gambar 3.10.
Pada perancangan driver motor ini digunakan IC L298 sebagai IC driver. IC ini
mampu menguatkan arus sampai 4A. Masukan dari IC L298 merupakan keluaran dari
mikrokontroler dengan InA1 dan InA2 merupakan masukan untuk motor penggerak katrol
penarik kotak wadah air. Untuk masukan ENA dan ENB merupakan masukan untuk mengatur
kecepatan motor. Kecepatan motor akan ditentukan dengan jumlah pulsa yang diberikan atau
PWM. Dioda yang digunakan ialah dioda dengan tipe 1N4001 sesuai dengan datasheet L298.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
Elektrolisis terjadi ketika arus listrik DC dialirkan melalui senyawa ionik dan senyawa
tersebut mengalami reaksi kimia. Aliran arus DC ini yang merubah kandungan kadar
keasaman dalam air sehingga air dapat bersifat asam ataupun basa. Pada perancangan
rangkaian elektrolisis ini digunakan rangkaian yang sama dengan rangkaian driver motor. Hal
ini dikarenakan IC L298 yang digunakan mempunyai dua buah rangkaian H-bridge di
dalamnya sehingga IC ini dapat menghasilkan dua buah keluaran. Keluaran arus masing
masing dari IC ini adalah 2 A. Keluaran pertama digunakan untuk motor DC sedangkan
keluaran yang kedua digunakan untuk menjalankan proses elektrolisis. Gambar rangkainnya
ditunjukan pada Gambar 3.10.
Limit switch pada perancangan ini digunakan sebagai batas gerakan naik turunnya
motor pembersih sensor. Berdasarkan persamaan 2.10. nilai resistor yang digunakan dalam
perancangan dapat dihitung sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
Vcc = 5 Volt
Voperate = 2.75 Volt
Iactive = 1.1 mA
R=
( . )
=
.
R = 2,045 K
Nilai resistor ( R ) yang didapatkan adalah sebesar 2,045 K tidak dijual di pasaran,
maka digunakan resistor 2,200 K sebagai gantinya. Gambar rangkain limit switch yang akan
dirancang ditunjukkan Gambar 3.11.
Pada perancangan ini catu daya yang digunakan memiliki tegangan sebesar +5 volt dan
+12 volt yang berfungsi untuk menyuplai seluruh tegangan yang dibutuhkan sistem.
Rangkaian catu daya memperoleh sumber tegangan dari jala-jala listrik PLN, dimana jala-jala
listrik PLN menghasilkan tegangan AC 220 volt. Tegangan 220 volt ini harus diturukan
terlebih dahulu melalui trafo 1 A, dimana penurunan tegangan akan menjadi sekitar 15 volt.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
IC regulator diperlukan untuk menhasilkan tegangan keluaran sebesar +5 volt dan +12
volt. IC regulator yang digunakan adalah IC LM7805 dan LM7812. Rangkaian catu daya yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Nilai kapasitor C1 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.6, dengan nilai
sebesar 1 A berdasarkan total arus dalam perancangan dan frekuensi 50 Hz. Nilai ( )
dihitung menggunakan persamaan 2.7, ( ) dihitung mengggunakan persamaan 2.8, dan
dihitung menggunakan persamaan 2.9. Berikut ini perhitungan yang dilakukan untuk
mencari nilai kapasitor C1.
a. LM7812
= 2 1,4
= 152 1,4
= 19,81
( )=
( ) = 19,81 14,6
( ) = 5,21
( )
( )=
,
( )=
( ) = 1,504
=
( )
=
,
= 1919
Nilai kapasitor C1 yang didapatkan sebesar 1919 F tidak dijual di pasaran, maka
digunakan kapasitor 2200 F.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
b. LM7805
= 2 1,4
= 152 1,4
= 19,81
( )=
( ) = 19,81 7,3
( ) = 12,51
( )
( )=
,
( )=
( ) = 3,611
=
( )
=
,
= 799
Nilai kapasitor C2 yang didapatkan sebesar 799 F tidak dijual di pasaran, maka
digunakan kapasitor 1000F. Nilai kapasitor C1 dan C2 merupakan nilai kapasitor minimum
yang dibutuhkan oleh rangkaian regulator yang akan dirancang, sehingga digunakan kapasitor
yang lebih besar. Hal ini disebabkan semakin besar nilai kapasitor yang digunakan maka nilai
tegangan ripple yang dihasilkan akan semakin kecil.
Pada perancangan software ini dibuat flowchart terlebih dahulu yang bertujuan untuk
mempermudah dalam pembuatan listing program yang akan digunakan. Seperti yang
ditunjukan pada Gambar 3.13 saat sistem mulai dijalankan, motor akan berputar clock wise
untuk menggerakan kotak wadah air ke atas sampai kotak mengenai limit switch atas dan
motor akan berhenti. Setelah wadah berhenti pada batas yang ditentukan maka akan dilakukan
proses pengukuran nilai pH. Nilai hasil pengukuran sensor pH diolah oleh mikrokontroler
melalui channel ADC. ADC akan mengolah keluaran dari sensor pH yang berupa tegangan
input analog yang kemudian akan dikonversikan menjadi nilai pH. Nilai pH yang sudah
dikonversi oleh ADC akan dikirim dan ditampilkan pada LCD. Jika hasil yang didapat sudah
mencapai batas pH yang diinginkan yaitu 8 8,5 maka proses akan selesai dan hasilnya akan
ditampilkan pada LCD. Jika belum mencapai batas pH, maka motor akan berputar counter
clock wise dan membawa wadah air turun kebawah sampai mengenai limit switch bawah dan
motor akan berhenti kurang lebih lima menit dan kemudian akan mengulang proses sampai
mencapai nilai pH antara 8 8,5. Saat nilai pH sudah mencapai batas antara 8 8,5 maka
proses elektrolisis akan berhenti dan LED akan menyala sebagai tanda jika nilai pH sudah
tercapai.
Sensor pH yang digunakan adalah sensor Vernier PH-BTA. Sensor ini mampu
membaca nilai pH dari 0 14 dimana saat pH bernilai 7 maka sensor akan menghasilkan
tegangan keluaran sebesar 1,75 Volt. Sensor ini memiliki kriteria dimana setiap penurunan
hasil pengukuran pH maka akan terjadi peningkatan nilai tegangan keluaran sebesar 0,25
Volt/pH dan setiap peningkatan hasil pengukuran pH maka akan terjadi penurunan tegangan
keluaran sebesar 0,25 Volt/pH. Sehingga tegangan keluaran minimum yang dapat dihasilkan
yaitu 0 Volt saat pH bernilai 14 sedangkan tegangan keluaran maksimum yang dapat
dihasilkan yaitu 3,5 Volt saat pH bernilai 0. Berdasarkan pada tegangan keluaran yang
dihasilkan oleh sensor yaitu dari 0 3,5 Volt, maka pada perancangan ini diperlukan
Gambar 3.14. menunjukkan grafik hubungan antara tegangan keluaran sensor pH dengan nilai
pH.
5
Vout Sensor pH
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Nilai pH
Tegangan keluaran sensor akan diolah oleh mikrokontroler melalui kanal ADC. Pada
perancangan ini digunakan mikrokontroler ATMega8535 yang mempunyai 8 kanal ADC yang
terletak pada port A.0 sampai port A.7. ADC pada perancangan ini menggunakan tegangan
masukan sebesar +5 volt yang diambil dari pin AVCC dan tegangan referensi +5 volt yang
diambil dari pin AREF.
Resolusi yang digunakan pada perancangan ini adalah 10 bit. Perhitungan nilai ADC
untuk perancangan ini menggunakan persamaan 2.4. Tegangan masukan dari sensor sebesar
5v (untuk nilai pH = 0), 2,5v (untuk nilai pH = 7), 0v (untuk nilai pH = 14), dan tegangan
referensi sebesar 5v. Nilai ADC yang dihasilkan dapat ditentukan dengan perhitungan berikut:
= x 1024
= 1024
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
Mulai
Inisialisasi port
mikrokontroler
atmega 8535
Elektrolisis ON
T
Limit switch
atas ON?
Y
Motor behenti
Apakah Y
LED menyala Elektrolisis OFF Selesai
8 pH 8,5
T
Motor counter clock wise
T
Limit switch
bawah ON?
Y
Motor berhenti
delay 5 menit
Gambar 3.13. Flowchart Progarm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
,
= x 1024
= 512
= x 1024
=0
Dari perhitungan nilai ADC masing masing nilai pH didapatkan grafik hubungan
antara nilai Vout sensor pH dengan nilai ADC yang dihasilkan oleh mikrokontroler yang
ditunjukan dengan grafik pada Gambar 3.15.
1200
1000
800
Nilai ADC
600
400
200
0
0 1 2 3 4 5 6
Vout Sensor pH
Gambar 3.15. Grafik Hubungan Antara Vout sensor pH Dengan Nilai ADC
Perhitungan tegangan ( ) dengan resolusi 10 bit pada perancangan ini mengacu pada
persamaan 2.5. Jika nilai ADC sebesar 1024 dan tegangan referensi 5v, maka tegangan ( )
yang didapat adalah sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
= x Vref
= x5
=5v
Nilai digital di atas yang akan diolah oleh mikrokontroler. Nilai tegangan ( ) inilah
yang akan dihitung untuk mendapatkan nilai pH yang sudah ditentukan yaitu pada saat =5
volt maka nilai pH = 0. Dari perhitungan nilai tegangan ( ) akan didapatkan grafik hubungan
antara nilai ADC dengan nilai pH terukur seperti pada Gambar 3.16.
16
14
y = -0.013671875x + 14
12
10
Nilai pH
8
6
4
2
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Nilai ADC
Dari grafik hubungan antara nilai ADC dengan nilai pH didapatkan persamaan yang
akan digunakan untuk perhitungan nilai pH dalam perancangan sebagai berikut:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan yang meliputi pembahasan tentang hardware yang
telah dibuat, hasil pengujian rangkaian yang dibuat berdasarkan perancangan hasil
pengambilan data beserta pembahasan tentang data yang sudah diperoleh dan pembahasan
tentang software yang telah dibuat.
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
Dari hasil pengujian sampel, alat yang dbuat sudah dapat bekerja dengan baik dan
dapat menghasilkan air alkali dengan kadar keasaman 8.13 untuk air aqua dan 8.04 untuk air
isi ulang dengan waktu 11 jam. Meskipun pada pengujian menggunakan alat referensi air
alkali baru mencapai kadar keasaman 7.8, sehingga jika diinginkan air alkali yang sesuai
dengan alat referensi diperlukan waktu elektrolisis yang lebih lama. Dari hasil tersebut juga
masih terdapat error atau perbedaan dalam pengukuran dengan rata-rata error 3.76% pada air
aqua dan 4.1% pada air isi ulang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti penetralan
sensor, jarak waktu antar pengukuran, dan suhu air.
Proses penetralan sensor sangat berpengaruh pada proses pengukuran karena setelah
sensor melakukan pengukuran cairan dari sampel yang diukur masih tetap menempel pada
probe sensor sehingga jika sensor tidak disterilkan terlebih dahulu akan berpengaruh pada
pengukuran kadar keasaman terutama pada kadar keasaman yang memiliki rentang yang
cukup jauh.
Jarak waktu antar pengukuran sampel dan suhu juga dapat mempengaruhi. Jarak waktu
yang dimaksud adalah jarak waktu pengukuran pertama dengan kedua dan seterusnya. Karena
setelah melakukan pengukuran sensor hanya didiamkan saja sehingga dapat memungkinkan
suhu pada probe berubah sehingga mempengaruhi pengukuran selanjutnya.
Berdasarkan Gambar 4.6 terlihat bahwa rangkaian sistem mikrokontroler dapat bekerja
dengan baik, karena rangkaian ini dapat menampilkan tulisan pada LCD character sesuai
dengan yang dituliskan pada program.
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa rangkaian catu daya yang dibuat dari perancangan
sebelumnya dapat bekerja dengan baik, hal ini terlihat dari tegangan output pada pin IC masih
berada dalam rentang nilai tegangan keluaran yang berdasarkan pada datasheet.
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
// Alphanumeric LCD Module functions
#include <alcd.h>
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
#include <math.h>
char buf[16];
float sensor, tegangan;
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}
void main(void)
{
lcd_init(16);
sensor=read_adc(0);
tegangan=(sensor*4.18/1023);
lcd_gotoxy(0,0);
Gambar 4.8. Program Pengujian ADC
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
lcd_putsf("Tegangan=");
ftoa(tegangan,3,buf);
lcd_puts(buf);
lcd_putsf("V");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("ADC=");
ftoa(sensor,1,buf);
lcd_puts(buf);
delay_ms (2000);
while (1)
{
}
}
| |
= 100% (4.1)
void main(void)
{
lcd_init(16);
sensor=read_adc(0);
v1=14+(-0.01616628176*sensor);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PH=");
ftoa(v1,2,buf);
lcd_puts(buf);
while (1)
{
}
}
Proses pengujian kadar keasaman air yaitu dengan cara user mencelupkan sensor pH
yang dirancang kedalam sampel air yang akan diukur. Output sensor pH yang dirancang
terhubung dengan port A.0 yang berfungsi untuk memproses ADC. Saat melakukan
pengukuran, sensor akan membaca tegangan analog pada sampel air, kemudian outputnya
akan diproses didalam mikrokontroler melalui port A.0. Output sensor tersebut kemudian akan
digunakan untuk perhitungan nilai pH yang kemudian akan ditampilkan pada layar LCD.
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
#include <math.h>
char buf[16];
int i ;
float sensor, v1;
// Alphanumeric LCD Module functions
#include <alcd.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("ALAT UKUR");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("KADAR KEASAMAN");
delay_ms(500);
Gambar 4.11. Program Sistem
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("FERDINANDUS W");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("105114021");
delay_ms(500);
lcd_clear();
do
{
PORTD.2=1;
PORTD.3=0;
OCR1B=255;
i=0;
while(i<12)
{
PORTD.0=0;
PORTD.1=0;
OCR1A=0;
delay_ms(850);
i++;
}
PORTD.0=1;
PORTD.1=0;
OCR1A=203;
delay_ms(190);
PORTD.0=0;
PORTD.1=0;
OCR1A=0;
delay_ms(1000);
sensor=read_adc(0);
v1=14+(-0.01616628176*sensor);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PH=");
ftoa(v1,2,buf);
lcd_puts(buf);
lcd_gotoxy(0,1);
delay_ms(400);
PORTD.0=0;
PORTD.1=1;
OCR1A=194;
delay_ms(180);
PORTD.0=0;
PORTD.1=0;
OCR1A=0;
//lcd_clear();
}
while(v1<8);
PORTD.2=0;
PORTD.3=0;
OCR1B=0;
delay_ms(500);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Air Alkali");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Sudah Jadi");
PORTA.2=0xff;
while (1)
{
// Place your code here
}
}
Program sistem ini merupakan proses keseluruhan dari alat yang dirancang untuk
memproses air menjadi air alkali. Pada saat alat dinyalakan, alat akan menampilkan tampilan
awal sesuai yang ada didalam program seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.12.
Kemudian proses elektrolisis akan berjalan sampai air menjadi air alkali. Selama
proses elektrolisis tersebut sensor pH akan terus melakukan pengukuran kadar keasamannya
dengan interval waktu sekitar dua menit. Interval waktu yang dua menit ini digunakan sebagai
pengganti limit switch yang akan diletakan di dalam air dan di atas air, karena air teraliri
listrik dc sehingga untuk mencengah error maka limit switc digantikan dengan fungsi delay
pada mikrokontroler. Pada saat delay sudah mencapai dua menit, motor dc akan menggerakan
wadah kecil yang berisi air yang akan mendekati sensor yang kemudian sensor akan membaca
tegangan analognya. Output analog dari sensor diproses di mikrokontroler melalui port A.0
yang kemudian akan diproses menggunakan fasilitas ADC. Hasil ADC yang didapat kemudian
akan dihitung menggunakan perhitungan yang sudah didapat yang kemudian hasil dari kadar
keasaman akan ditampilkan pada LCD. Jika hasil kadar keasaman yang didapatkan sudah
bernilai 8 atau lebih maka proses akan selesai dan LED akan menyala sebagai tanda air alkali
sudah jadi. Jika hasil kadar keasaman yang didapatkan masih kurang dari 8 maka proses akan
terus berulang hingga mencapai 8 atau lebih.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pengujian yang diperoleh dari hasil penelitian sistem
pengendalian pH pada pembuatan air alkali, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Alat ukur kadar keasaman sudah dapat bekerja dengan baik dalam melakukan
pengukuran berbagai sampel.
2. Alat yang dibuat sudah mampu menghasilkan air alkali dengan kadar keasaman
dengan rentang 8.04 8.13 meskipun jika diukur dengan pH meter referensi masih
bernilai 7.8.
3. Pembuatan air alkali menggunakan proses elektrolisis membutuhkan waktu yang
cukup lama, lebih dari 11 jam.
4. Air alkali yang dihasilkan dari air aqua yang diuji memiliki kadar keasaman yang
lebih besar dibanding yang dihasilkan air isi ulang yang diuji yaitu 8.13 untuk air
aqua dan 8.04 untuk air isi ulang.
5.2. Saran
Alat pengendalian ph pada pembuatan air alkali ini masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga perlu pengembangan lebih lanjut. Saran bagi pengembangan alat ukur ini selanjutnya
meliputi :
1. Alat ukur kadar keasaman sebaiknya disterilkan dahulu menggunakan aquades
sebelum dan sesudah melakukan pengukuran supaya tidak terjadi kesalahan dalam
pengukuran.
2. Jarak waktu pengukuran kadar keasaman pertama dan selanjutnya dipersingkat
agar tidak terjadi perubahan suhu pada probe sensor.
59
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1.] http://www.kolomsehat.com/arti-penting-dan-manfaat-air-bagi-kesehatan-tubuh/
diakses 22 September 2014
[2.] http://www.kolomsehat.com/tubuh-mengandung-banyak-asam-mengundang-penyakit/
diakses 22 September 2014
[3] http://jurnal.umrah.ac.id/?p=2843, diakses 22 September 2014
[4] eprints.undip.ac.id/25588/1/ML2F098642.pdf, diakses 22 September 2014
[5] http://www.airalkali.net/p/generator-air-alkali.html, diakses 9 Januari 2015
[6] Bayu, Ratna, Rancang Bangun Model Mekanik Alat Untuk Mengukur Kadar Keasaman
Susu Cair, Sari Buah, dan Soft Drink. http://repo.eepis-its.edu/290/ diakses 26 September
2014
[7] http://www.collective-evolution.com/2011/12/20/the-cancer-myth-part-2/ph-scale/
diakses 26 September 2014
[8] http://juwilda.wordpress.com/2010/10/15/ph-dan-kadar-o2-pada-air-minum-isi-ulang-
dan-air-minum-kemasan/, diakses 9 Januari 2015
[9] http://blh.jogjaprov.go.id/data-kualitas-air-sumur/, diakses 18 Februari 2015
[10] Achmad Suyuty, Studi Eksperimen Konfigurasi Sel Elektrolisis untuk Memaksimalkan
pH larutan dan Gas Hasil Elektrolisis Dalam Rangka Peningkatan Performa dan Reduksi
- Motor Diesel. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15543-
4206100006-Paper diakses 27 September 2014
[11] http://id.wikipedia.org/wiki/Baja_tahan_karat, diakses 3 Februari 2015
[12] http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/reaksi-kimia-kimia-kesehatan-
materi_kimia/sel-elektrolisa/ diakses 27 September 2014
[13] -----, 2012, Data Sheet pH sensor (pH-BTA), VERNIER
[14] http://www.vernier.com/products/sensors/ph-sensors/ph-bta/, diakses 27 September 2014
[15] http://www.vernier.com/support/sensor-pinouts/, diakses 27 September 2014
[16] Ary, Heryanto., dkk, 2008, Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroler
ATMega8535, Yogyakarta: Andi
[17] http://www.immersa-lab.com/pengenalan-mikrokontroler.htm 16 Oktober 2014
[18] Winoto, Ardi, 2008, Mikrokontroler AVR Atmega8/32/16/8535 dan pemrograman
dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung : Informatika.
60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[19] http://winavr.scienceprog.com/atmel-avr-microcontrollers/analog-to-digital-conversion-
in-avr.html diakses 16 Oktober 2014
[20] http://www.gravitech.us/16chbllcdwib.html diakses 18 Oktober 2014
[21] -----, 2002, Data Sheet 16 x 2 LCD Character, Vishay
[22] Boylestad Robert, Louis Nashelsky, 1996, Electronic Devices and Circuit Theory sixth
edition, New Jersey : Prentice Hall
[23] -----, 2006, LM78XX / LM78XXA 3-Terminal 1 A Positive Voltage Regulator, Fairchild
Semiconductor
[24] -----, 2009, Data Sheet Low Power RS-485/RS-422 transceiver, STMicroelectronics
[25] http://www.meriwardanaku.com/2011/11/prinsip-kerja-motor-arus-searah-dc.html,
diakses 4 November 2014
[26] http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/01/Sejarah-Robot.pdf,
diakses 4 November 2014
[27] http://elektronika-dasar.web.id/komponen/limit-switch-dan-saklar-push-on/,
diakses 4 November 2014
[28] Nanda Rezki, Rancang Bangun Prototipe Pengurang Bahaya Gas Polutan Dalam
Ruangan Dengan Merode Elektrolisis Berbasis Mikrokontroler,
repository.unand.ac.id/18794/1/JURNAL.pdf, diakses 16 Januari 2015
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1
LAMPIRAN A
Rangkaian Keseluruhan Perancangan Sistem
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2
LAMPIRAN B
Listing Program Sistem
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
#include <math.h>
char buf[16];
int i ;
float sensor, v1;
// Alphanumeric LCD Module functions
#include <alcd.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3
lcd_putsf("ALAT UKUR");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("KADAR KEASAMAN");
delay_ms(500);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("FERDINANDUS W");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("105114021");
delay_ms(500);
lcd_clear();
do
{
PORTD.2=1;
PORTD.3=0;
OCR1B=255;
i=0;
while(i<12)
{
PORTD.0=0;
PORTD.1=0;
OCR1A=0;
delay_ms(850);
i++;
}
PORTD.0=1;
PORTD.1=0;
OCR1A=203;
delay_ms(190);
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4
PORTD.0=0;
PORTD.1=0;
OCR1A=0;
delay_ms(1000);
sensor=read_adc(0);
v1=14+(-0.01616628176*sensor);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PH=");
ftoa(v1,2,buf);
lcd_puts(buf);
lcd_gotoxy(0,1);
delay_ms(400);
PORTD.0=0;
PORTD.1=1;
OCR1A=194;
delay_ms(180);
PORTD.0=0;
PORTD.1=0;
OCR1A=0;
//lcd_clear();
}
while(v1<8);
PORTD.2=0;
PORTD.3=0;
OCR1B=0;
delay_ms(500);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L5
lcd_putsf("Air Alkali");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Sudah Jadi");
PORTA.2=0xff;
while (1)
{
// Place your code here
}
}