Anda di halaman 1dari 69

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

SKRIPSI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC CHART


DISPLAY INFORMATION SYSTEM (ECDIS) GUNA
MENUNJANG KESELAMATAN PELAYARAN DI MV.
ORIENTAL MUTIARA

Oleh :

PANCA BAGUS PANUNTUN


NRP: 15.8391/N

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV


JAKARTA
2019
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

SKRIPSI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC CHART


DISPLAY INFORMATION SYSTEM (ECDIS) GUNA
MENUNJANG KESELAMATAN PELAYARAN DI
MV.ORIENTAL MUTIARA

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan


Penyelesaian Program Pendidikan Diploma IV

Oleh :

PANCA BAGUS PANUNTUN


NRP: 15.8391/N

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV


JAKARTA
2019

i
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERIIUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA PERSETUJUAN SI(RIPSI

Nama P,\\C]A TJAGTIS P,\NT]N'I'I]\


\RP rs.839l /\
Progrxm Pendidikan DlPt.OU,\ t\;
Program Siudi \.\ t Tl L\
.hrdul OPI'INIAI-ISASI PEN(;(;1'\rI.,\\ EI,ECTRo,\IC
L't l,lRl t)NPLtlt,1 \ t) I \, rOR.tl..1 Tk )\,Sf!//t,l'

rfa'l)/s) ct NA \IE\tr\J,\NC I(ESE t,,\,\L\1 AN


PELl.\'ARAIi I)I I,I.\'.ORIIi\1,\L NI I ]TIARA

Pembimbing I

Dr. APBI! GU}.{A.WAN Ntr{LAU. s.Si. MM


Pen/ta Tkr (III/d.) Ilr.at{ Tk.l (llUd}
NIP. 1fi20413199803100s \ip. I9690616199903 l0lll

\'Icngetahui
Ketua Progfxm SRrdi Nautika
-/
,/, /;l I /
'//////v/
{StIHARTI\l.M.M. I-r)
-
Penata (lll(')
Nip. I q80030720t|5022002

ii
KEMENTERIAN PERHUBUNGA N
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERIIUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

i\
:iti i

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : PA\(IA BAC[TS P,\Nt \ l trN


\RP :15.839l/N
Proglam Pendidik{n : N,ttrTIK^
Judul : OPTIU.\LISASI Pti\GGt:NA.\\ tiLEC IRONTC t.H^RT
DTSPLA\ AlrD rNFOR\t.{] rON S\ STELI (ECDTS) GtrNA
}IE\T]N.IANC I(f S I' LA N I,r T,{ N PELA} ,\RAN DI
\I.\'.ORIENI"\L i\I TITIARA

Perata Tk, I (IU/d)


M.Nurditr, SE.M.[I
Penata TIc I ([Vd) Pembina (lv/a)
NIP. 19571201 199203 1 001 NrP. 19690616 199903 1 001 NrP. 19s90814 198302 I 001

Illengct{hui,
Kcaua Progranl Studi N.utika

l' , ,/ t
/1///tq/ -
/'
Suhartini, l\t.\l.l'r
Penata llc) (
NtP. 19800J07 200502 2 t)02

111
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat TUHAN YME, yang telah
memberikan Rahmat dan Kasih-Nya serta diiringi doa orang tua, keluarga, dan teman
tersayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk memenuhi
persyaratan dalam menyelesaikan program Diploma IV yang diselenggarakan oleh
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, penulis membuat skripsi ini dengan judul :

“OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC CHART DISPLAY

AND INFORMATION SYSTEM (ECDIS) GUNA MENUNJANG


KESELAMATAN PELAYARAN DI M.V.ORIENTAL MUTIARA”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat beberapa
kekurangan, baik ditinjau dari cara penyajian penulisan, penyajian materi, serta dalam
penggunaan bahasa, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh
penulis.
Akan tetapi dalam penyusunan skripsi ini penulis mencoba merangkai skripsi
ini dengan sebaik-baiknya didasarkan atas pengalaman yang diperoleh penulis selama
menjalankan praktek berlayar di MV. ORIENTAL MUTIARA dan dipandu oleh
materi-materi yang diperoleh selama melaksanakan pendidikan dari beberapa buku
referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih dari lubuk hati teruntuk pihak-pihak yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, antara lain :

1. Capt. Marihot Simanjuntak, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran


Jakarta.
2. Capt. Suhartini, M.M selaku Ketua Jurusan Nautika.
3. Capt. Sajim B Setiawan, MM selaku dosen pembimbing materi yang telah
memberikan materi dan waktu untuk membimbing proses skripsi ini.
4. Dr.April Gunawan Malau,S.Si, MM selaku dosen pembimbing penulisan yang
telah memberikan waktu untuk membimbing proses penulisan skripsi ini.

iv
5. Seluruh staf pengajar Nautika Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis belajar di kampus STIP
tercinta.
6. Seluruh staf perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, terima kasih atas
bantuannya dalam mencari buku – buku yang penulis butuhkan dalam menyusun
skripsi ini.
7. Kepada keluarga tersayang, Ibunda Suharyati dan Adik yang menjadi
penyemangat dan inspirasi penulis, terima kasih atas dukungan dan doanya.
8. Kepada PT. SPIL dan seluruh kru kapal MV.ORIENTAL MUTIARA atas
bantuan dan bimbingan yang diberikan selama penelitian dan penyusunan skripsi
ini.
9. Teman-teman angkatan 58 (LVIII) atas doa dan dukungannya dalam membantu
penulisan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Seluruh anggota kamar H207, penghuni Dormitory H atas terima kasih atas
bantuan, candaan, dan kekompakan selama ini, yang membuat penulis tidak
merasakan jenuh saat mengerjakan skripsi ini.
11. Seluruh junior-junior angkatan 60 dan 61 terima kasih atas bantuan dan doanya
yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman Nautika khususnya kelas Nautika VIII E
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu – persatu terima kasih atas
bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhir kata dengan memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat TUHAN
YME, agar penulisan ini benar-benar bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan
dunia maritim kita pada khususnya.

Jakarta, Juli 2019

PANCA BAGUS PANUNTUN

NRP. 15.8391/N

v
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM .................................................................................................. i


TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................................... ii
TANDA TANGAN PENGESAHAAN SKRIPSI .................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR BAGAN ix
DAFTAR SINGKATAN x
DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 3
C. Batasan Masalah 3
D. Perumusan Masalah 3
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4
F. Sistematika Penulisan Skripsi 5

BAB II : LANDASAN TEORI


A. Tinjauan Pustaka 7
B. Kerangka Pemikiran 21

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian 22
B. Teknik Pengumpulan Data 23
C. Subjek Penelitian ............................................................................. 26
D. Teknik Analisa Data 26

vi
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 28
B. Analisis Data 31
C. Alternatif Pemecahan Masalah 33
D. Evaluasi Terhadap Alternatif Pemecahan Masalah 36
E. Pemecahan Masalah 42

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan 52
B. Saran 52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Radar yang di pakai di MV.Oriental mutiara............................... 16

Gambar 2.2 Diffential Global Positioning System................................................. 16

Gambar 2.3 Automatic Identification System Furuno Type FA-100……………….. 17

Gambar 2.4 Speed Log JRC type JLN-205……………………………………………. 17

Gambar 2.5 Gyro compass dan Repeater…………………………………………….. 18

Gambar 2.6 Echo sounder untuk mengukur kedalaman laut………………………. 18

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Skema kerangka pemikiran pelitian


Bagan 4.1 Skema ECDIS terhadap input informasi alat navigasi dan mesin induk
Bagan 4.2 blok diagram input data tampilan ENC pada ECDIS

ix
DAFTAR SINGKATAN

IMO International Maritime Organization

SOLAS Safety of Life at Sea

STCW Standard of Training Certification and Watchkeeping

MARPOL Maritime Polution

GC Great Circle

RL Rhumb Line

ECDIS Electronic Chart Display Information System\

RADAR Radio Detecting and Ranging

AIS Automatic Identification System

ETA Estimated Time Arrival

ETD Estimated Time Departure

ENC Electronic Navgation Chart

SENC System Eclectronic Navigation Chart

CPA Closest Point Approach

TCPA Time to Closest Point Approach

VTIS Vessel Traffic Information System

RCDS Rastes Chart Display System

GMDSS Global Maritime Distress and Safety System

LAN Local Area Network

NAVTEX Navigational Telex

XTE Cross Track Error

ARCS Admiralty Raster Chart Service

RCDS Raster Chart Display System

IHO International Hydrographic Organization

S-52 Publication from IHO for chart content and display aspect of ECDIS

x
S-57 Publication from IHO for describe the data model and format to be used

for ECDIS

NTM Notice To Mariners

BPI Berita Pelaut Indonesia

GPS Global Positioning System

WGS-84 World Geodetic System 1984

NATO North Atlantic Treaty Organization

VHF Very High Frequency

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ship Particular

Lampiran 2 Crew List

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kapal niaga merupakan salah satu sarana moda transportasi laut yang sangat
besar peranannya dalam menjaga stabilitas perekonomian dunia. Ada beberapa
faktor untuk menjaga kelancaran operasi moda transportasi tersebut sehingga
stabilitas perekonomi dunia tetap terjaga. Salah satu faktor tesebut adalah dari
faktor keselamatan dalam navigasi. Penemuan Electronic Chart Display and
Information System (ECDIS) dan dimana ini dianggap mampu membantu
meningkatkan keselamatan dalam bernavigasi. Sehingga ECDIS memungkinkan
bagi para Navigator melakukan pengawasan navigasi yang lebih efektif, tepat
dan cermat.

Pada awalnya ECDIS banyak dipergunakan pada kapal – kapal supply yang
berkepentingan untuk offshore. Karena ECDIS dapat di interagasikan dengan
semua alat – alat bantu navigasi, sehingga ECDIS dapat sangat membantu dalam
kinerja Supply Vessel yang sangat sering berolah gerak. Dewasa ini ECDIS telah
mulai diterapkan pada kapal – kapal niaga. Karena memang dirasa ECDIS
sangat membantu dalam pelayaran.

MV. ORIENTAL MUTIARA adalah salah satu armada moda transportasi laut di
bawah manajemen SPIL. Perusahaan berbendera Indonesia yang bergerak dalam
bidang pengangkutan pengiriman peti kemas yang biasa di sebut container.
Pengintegrasian ECDIS dengan alat – alat navigasi lain dengan sistem Local
Area Network (LAN) diharapkan dapat memudahkan para Mualim jaga dan
tentunya nahkoda dalam pengawasan navigasi secara maksimal baik dalam
bernavigasi ataupun berolah gerak.

Kondisi yang terjadi saat ini di lapangan sedikit sekali Mualim yang
berkompeten untuk mengoprasikan ECDIS, Data ECDIS belum di perbaharui,
belum di laksanakannya familirisasi penggunaan ECDIS di atas kapal,
kurangnya pelatihan dalam pengoperasian ECDIS di atas kapal, kurangnya
pengawasan Nakhoda terhadap penggunaan ECDIS, kurangnya kesadaran untuk
mempelajari buku panduan ECDIs dan kurangnya pemahaman terhadap alat
navigasi ECDIS di atas kapal.

Kondisi yang diharapkan pengetahuan para Mualim tentang alat navigasi ECDIS
ini dan selalu mengupdate data, agar pencapaian faktor keselamatan saat
bernavigasi dapat lebih optimal dengan pemaksimalan penggunaan alat ini.
Pemasangan ECDIS, sebuah alat baru yang juga sesuatu penemuan mutakhir,
tanpa disertai pemahaman secara mendalam adalah sesuatu yang akan sia – sia.
Atas dasar itulah, penulis merasa perlu untuk membahas tentang pentingnya
Nahkoda dan Mualimnya untuk dapat memaksimalkan kinerja sebuah ECDIS
dengan memahami secara jelas dan mendalam penggunaan ECDIS serta sistem
dasar pengoperasiannya sehingga meningkatkan keefektifitasan pengawasan
navigasi serta keberhasilan sebuah Bridge Team Management yang akan sangat
kondusif untuk memperkecil resiko kecelakaan di laut dan dapat meringankan
beban kerja para Mualim saat melakukan navigasi dengan pemahaman yang
memadai tentang pengoperasian ECDIS. Oleh karena alasan tersebut maka
penulis memilih judul skripsi :

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC CHART DISPLAY INFORMATION


SYSTEM (ECDIS) GUNA MENUNJANG KESELAMATAN PELAYARAN DI
M.V.ORIENTAL MUTIARA.

2
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi
beberapa masalah yang menjadi pokok permasalah yang terdapat di dalam
skripsi ini, yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan mualim dalam pengoperasian ECDIS di atas kapal.
2. Data ECDIS belum di perbaharui di atas kapal.
3. Belum di laksanakannya familirisasi penggunaan ECDIS di atas kapal.
4. Kurangnya pelatihan dalam pengoperasian ECDIS di atas kapal.
5. Kurangnya pengawasan Nakhoda terhadap penggunaan ECDIS.
6. Kurangnya kesadaran untuk mempelajari buku panduan ECDIS.
7. Kurangnya pemahaman terhadap alat navigasi ECDIS.

C. BATASAN MASALAH
Mengingat luasnya permasalahan yang ada diatas kapal sehubungan dengan alat
navigasi ECDIS , maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan mualim dalam pengoperasian ECDIS di atas kapal.
2. Data pada ECDIS belum di perbaharui di atas kapal.
3. Belum di laksanakannya familirisasi penggunaan ECDIS di atas kapal.

D. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang dipilih dalam penulisan skripsi ini yaitu berdasarkan
pengamatan fakta yang terjadi pada saat penulis menjalankan praktek laut di
MV.ORIENTAL MUTIARA. Yaitu berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dalam penggunaan ECDIS. Adapun perumusan masalah yang
dianggap bisa menjadi faktor penyebab timbulnya masalah dari kurangnya
pengetahuan terhadap penggunaan ECDIS adalah:
1. Mengapa pengetahuan mualim dalam pengoperasian ECDIS di atas kapal
masih kurang ?
2. Mengapa data ECDIS belum diperbaharui ?
3. Mengapa pelaksanaan familirisasi penggunaan ECDIS sesuai prosedur diatas
kapal belum dilaksanakan ?

3
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan mengoperasikan alat navigasi ECDIS di atas
kapal
b. Agar data ECDIS diatas kapal dapat di perbaharui secara optimal
c. Untuk mengetahui cara mengopimalkan pelaksanaan familirisasi ECDIS
di atas kapal
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis sendiri, manfaat dari skripsi ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampan dan keterampilan penulis dalam mengamati
permasalahan yang ada di atas kapal terhadap pengoperasian ECDIS.
b. Bagi pembaca, kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
memasukan yang berguna dalam membantu menambah wawasan yang
berhubungan dengan mengoptimalkan penggunaan ECDIS.
c. Untuk memberikan sumbangan pemikiran serta masukan kepada
pembaca meritim mengenai permasalahan yang terjadi pada pengunaan
ECDIS.

F. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan skripsi, penulis menyajikan sesuai dengan sistematika
penulisan skripsi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, dan alasan pemilihan judul,
maksud dan tujuan pembahasan serta permasalahan pokok yang timbul
dalam kertas kerja ini. Manfaat yang dapat diambil dari pembahasan
kertas kerja ini ditujukan untuk perwira dan pihak perusahaan. Dalam
pembahasan akan dijelaskan secara rinci mengenai peningkatan
pengetahuan para mualim mengenai penggunaan electronic chart
display information system guna menunjang keselamatan pelayaran di
kapal MV.ORIENTAL MUTIARA yang pada akhirnya ditemukan
penyelesaian masalah tersebut.

4
BAB II LANDASAN TEORI
Permasalahan mengenai kurangnya pengetahuan dan pelatihan ECDIS
yang menyebabkan kapal kandas dan saat kapal memasuki daerah
latihan militer.
Pengertian tentang istilah-istilah yang berhubungan dengan
pembahasan ini sangat dibutuhkan, mengingat tidak semua mengerti
dengan istilah yang ada. Pentingnya peningkatan pemahaman
mengenai ECDIS adalah salah satu pokok pikiran yang menjadi
pembahasan di kertas kerja ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi peneilian yang penulis lakukan menguraikan lamanya
waktu penelitian dan tempat dimana penelitian dilakukan, metode
pendekatan dan teknik pengumpulan data yang mengemukakan cara
mendapatkan data ECDIS beserta dengan komponen-komponennya
yang menjadi subjek penelitian oleh penulis, serta teknis analisis data
dengan menggunakan metode root cause analysis dalma menganalisis
permasalahan yang terjadi.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini mendiskripsikan tentang data yang diambil dari lapangan
berupa fakta- fakta yang terkait dengan program-program ECDIS,
anaisis data yang menganalisa data sampai ditemukan penyebab
timbulnya masalah, alternatif pemecahan masalah yan ditemukan, serta
evaluasi pemecahan masalah dengan evaluasi terhadap alternatif
pemecahan masalah yang ditemukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi tentang kesimpulan yang merupakan jawaban singkat
dari seluruh uraian-uraian bab terhadap peningkatan pengetahuan para
Mualim mengenai ECDIS. Dan berikutnya saran-saran yang berguna
dalam penambahan wawasan bagi pihak kapal dan pihak perusahaan
mengenai ECDIS.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
Sehubungan dengan masalah yang akan dibahas, penulis merasa perlu untuk
menggunakan beberapa teori dan definisi yang dapat mendukung dalam penyajian
dan kebenaran dari penulisan ini.

1. Definisi
Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan maka untuk menghindari
terjadinya salah pengertian dalam beberapa istilah asing yang akan digunakan
dalam penulisan skripsi ini penulis akan mempertegas makna dari masing –
masing kata tersebut melalui penjelasan singkat.
a. Optimalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1021) optimalisasi berasal
dari kata optimal yang berarti paling menguntungkan. Jadi optimalisasi
berarti suatu proses meninggikan yang paling menguntungkan
b. Prosedur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu metode analisis bahasa
yang konon mengikuti prinsip ilmiah, tetapi dalam kenyataannya
melanggar karena asumsi penyelidikan tidak konsisten atau karena
sulit dilaksanakan dalam praktik
c. Peta dan Terbitan Navigasi
Peta Navigasi atau terbitan navigasi adalah buku atau peta yang mempunyai
tujuan khusus, atau sebuah kumpulan basis data dari buku atau peta yang
disebut diatas yang diterbitkan secara resmi oleh pengawasan pemerintah,
Badan Hidrografi yang ditunjuk atau institusi pemerintah lain yang terkait
dan didesain untuk memenuhi persyaratan navigasi maritim.
d. Electronic Navigational Chart (ENC)
Basis data berbentuk struktural atau format yang telah disesuaikan dan
disamakan sesuai standar pengawasan pemerintah melalui badan hidrografi
untuk digunakan sebagai sumber informasi (input information) ke dalam
ECDIS. Terdiri dari semua informasi peta yang penting untuk navigasi, dan
informasi tambahan seperti sailing direction dan lain lain.
e. System Electronic Navigation Chart (SENC)
Bagian dari ECDIS yang mengubah ENC menjadi tampilan yang dapat
dipakai untuk bernavigasi setelah melalui proses Compiler and Deciphers.
SENC sendiri dapat menerima masukan data dari sensor alat navigasi yang
lain seperti Radar, Echo Sounder, AIS dan lain sebagainya serta masukan
data manual dari mualim yang berkepentingan terhadap ECDIS.
f. Compiler and Deciphers
Proses kerja dari ECDIS yang mengumpulkan (Compilation) data ENC
yang masuk dan diterjemahkan (Dechipering) menjadi tampilan yang dapat
dipakai. Karena ENC sendiri masih berupa kumpulan data yang tidak dapat
diterjemahkan dan digunakan langsung tanpa melalui proses diatas.
g. Graphic User Interface
Tampilan menu dari jaringan lunak ECDIS yang dapat digunakan oleh
pemakai sebagai pengantar ke tampilan ECDIS itu sendiri.

h. ECDIS
Sistem komputer dengan kemampuan untuk menampilkan semua informasi
yang tersedia di peta, bersama dengan informasi yang tersedia dari beberapa
sumber seperti GPS, ARPA, Radar dan alat sensor navigasi lain.

i. S57 Data
ENC asli dan resmi (Original and Official) yang diterbitkan oleh Badan
Hidrografi yang berwenang.

j. S52 Data
Kumpulan data yang dibutuhkan oleh ENC S57 untuk menampilkan peta
elektronik secara utuh. Berbentuk data keterangan warna, symbol peta,
panduangan pengoreksian (updating interface), dan sumber data yang
diperlukan lainnya untuk membentuk tampilan ECDIS yang sempurna.

7
k. Raster Chart
Peta elektronik yang berupa salinan langsung (scan) dari peta kertas biasa,
tetapi dapat dimodifikasi warna tampilannya, keakuratan data dan tampilan
tergantung dari seberapa besar ukurat resolusi sumber salinannya.
l. Vector Chart
Peta elektronik yang berupa hasil proses penerjemahan data tampilan dan
informasi dari ENC, prosesenya berupa mencocokkan tampilan peta yang
berbentuk titik, garis, daerah, symbol dan naskah kedalam elemen
geometris dan grafis hingga akhirnya berbentuk peta yang bisa digunakan.
m. Dual Fuel Mode
Konsep penggunaan dua format data yaitu Vector Chart dan Raster Chart
yang diterapkan dalam sistem ECDIS. Sehingga saat ECDIS tidak
menerima informasi keselamatan yang relevan maka akan secara otomatis
akan berubah tampilan ke mode Raster Chart.
n. Route planning
Pembuatan rancangan pelayaran pada ECDIS.
o. Route monitoring
Pengawasan posisi dan pergerakan kapal saat bernavigasi.
p. Integrasi
Suatu sistem penggabungan dari beberapa alat – alat navigasi ke dalam
ECDIS sehingga ECDIS dapat menampilkan seluruh informasi penting
secara menyeluruh.

2. Teori – teori terkait

Berikut ini adalah beberapa teori terkait yang akan dikemukakan oleh
penulis dan dianggap relevan dengan masalah yang diteliti, sebagai berikut:

a. Pengetahuan para Mualim dalam penggunaan Electronic Chart


Display and Information System (ECDIS).
1) Standar kompetensi dan keahlian pelaut dalam bernavigasi.
Demi terciptanya kelancaran operasional di kapal maka pengetahuan
teknis, kecakapan, dan profesionalisme harus dimiliki oleh para pelaut.
Menurut Standard Training Certification and Watchkeeping (STCW)

8
Amandemen 2010 code table A-II/1 yang menjelaskan mengenai kriteria
kompetensi dalam perencanaan, pembuatan rancangan pelayaran dan
penentuan posisi dalam suatu pelayaran.
Pengetahuan, dan kemampuan yang harus dikuasai adalah mampu
menggunakan peta navigasi dan publikasinya, seperti Sailing Directions,
Tide Table, Notice to Mariners, dan alat – alat navigasi lainnya dengan
pengetahuan yang sesuai standar. Dalam hal ini ECDIS dapat diartikan
sebagai peta navigasi dan publikasinya.

2) Menurut Capt. R. Soebekti dalam kriteria untuk bernavigasi


dengan peta.
Berlayar harus dengan skala yang cocok pada daerah navigasi yang
dilalui dan harus dikoreksi sesuai informasi yang terkini dan harus
diadakan pengecekan standar kerja dan pengetesan untuk sistem navigasi
sesuai dengan petunjuk dari pembuatannya dan untuk kebiasaan navigasi
yang baik sesuai dengan kecakapan pelaut yang baik. Sehingga alat
navigasi yang dipakai dalam hal ini ECDIS dapat menjadi sarana bantu
dalam bernavigasi yang dapat memudahkan para Mualim melakukan
pengawasan saat bernavigasi.

3) Menurut STCW amandemen 2010, Manajemen dan operasional


level.
Untuk Electronic Chart Display and Information System (ECDIS), perlu
pelatihan bagi semua Perwira Dek untuk semua kapal yang dilengkapi
dengan ECDIS. Pelatihan ECDIS dilaksanakan sama seperti pelatihan
Automatic Radar Plotting Aid (ARPA) ataupun Global Maritime
Distress Signal System (GMDSS) dimana ada pembatasan dalam STCW
yaitu seseorang tidak boleh bekerja di kapal dengan perlengkapan
tersebut jika ia tidak memiliki sertifikat ECDIS. Pada 2012 hampir
semua kapal dengan bobot mati lebih dari 200 ton akan diatur di bawah
hukum yang terpisah untuk memiliki peralatan ECDIS. Secara otomatis,
setiap Perwira Dek dikapal berbobot lebih dari 200 ton akan
membutuhkan pelatihan ECDIS. Akan ada dua pelatihan ECDIS, yakni
Generic Training ( sesuai STCW) dan Manufacturer /Factory Training

9
(Pelatihan khusus dari pembuat alat). Mengingat setiap pabrik pembuat
ECDIS memiliki model yang berbeda. Artinya apabila seseorang telah
memiliki sertifikat diri suatu diklat ECDIS di darat, belum tentu dapat
menoperasikan langsung secara optima, apabila peralatan kapal tidak
sama dengan peralatan/simulator yang digunakan pada diklat yang
mereka ikuti.

b. Electronic Chart Display and Information System (ECDIS),


keberadaannya dalam regulasi dan wacana yang menyertainya.
Menurut regulasi SOLAS 1974 pasal V/20.
ECDIS adalah suatu sistem informasi navigasi, dengan pengaturan sumber
data yang akurat dan terdapat sarana back-up data yang bisa digunakan
sebagai sarana penyimpanan data kegiatan – kegiatan navigasi yang telah
dilakukan, dan bisa digunakan dengan sumber peta yang telah di up to date.
Sebuah ECDIS menggunakan data Electronic Navigational Chart (ENC) S-
57 yang sesuai standar dari badan hidrogafi dan ditambah S-52 yang resmi.
Menurut Seagul Training Navigation Center. Berlayar menggunakan
ECDIS membutuhkan seorang navigator yang memiliki kualitis tinggi
dalam pengetahuan navigasi dan mengetahui pengetahuan yang memadai
tentang sistem komputerisasi.
Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa dalam pemenuhan persyaratan
pelatihan ketrampilan ECDIS harus memenuhi atau melebihi tingkatan
pengetahuan dan kompetensi yang disebutkan STCW 1995.
Menurut SOLAS amandemend 2009 baru Chapter V juga terdapat referensi
relevan yang dapat diartikan langsung tehadap ECDIS :

1) Regulasi 18 mengenai pengakuan dan survey sistem navigasi dan


peralatannya, beserta standarisasi fungsinya.
Syarat sebuah ECDIS yang diterima sebagai peta yang memenuhi syarat
adalah memenuhi persyaratan regulasi 19.1.2.4. dan IMO regulasi A.817
(19) yaitu ECDIS dapat membantu meningkatkan keselamatan dalam
berlayar, ter update dengan baik, ECDIS dapat menampilkan semua
informasi dari peta yang dibutuhkan untuk keselamatan bernavigasi
dengan efisien, ECDIS dapat mengurangi waktu kerja bagi navigator

10
dalam bekerja dibanding bekerja dengan peta kertas, ECDIS paling tidak
mepunyai tampilan dan informasi yang sama dengan peta kertas, ECDIS
dapat memberikan peringatan ketika ada kesalahan atas peralatan
tersebut, dan ECDIS dapat berganti mode menjadi RCDS pada saat tidak
tersedia informasi peta yang relevan.

2) Regulasi 19 Bab 2.1. bagian 4 dan 5 tentang persyaratan


kelengkapan peralatan dan sistem navigasi untuk kapal.

Bagian 4 menerangkan bahwa Peta Nautika dan Terbitan Navigasi untuk


perencanaan dalam rute pelayaran kapal dan pengawasan terhapap posisi
selama pelayarannya itu. Sedangkan bagian 5 menjelaskan tentang
persiapan back-up (cadangan). Untuk memenuhi persyaratan fungsi
bagian 4 dan 5, sebuah ECDIS di dalam jaringan lunaknya.
3) Regulasi 27 tentang Peta Nautika dan Terbitan Navigasi.
Peta Nautika dan Terbitan Navigasi, seperti Sailing Direction, List of
Light, Notice to Mariners, Tide Table, dan publikasi Nautika lainnya
yang diperlukan untuk pelayaran yang ditempuh harus sudah dikoreksi
dengan benar dan up to date.

c. IMO Resolutions A.817 (19), MSC.64 (67) dan MSC.86 (70)


Amandemen Maret 1999 Mengenai Standarisasi Kemampuan Kerja
ECDIS.
Standarisasi kemampuan kerja dari ECDIS diambil dari Resolusi A.817
(19) 1999 dengan amandemen tahun 1999 MSC.64 (67) dan MSC.86(70)
adalah sebagai berikut :
1) Fungsi utama dari ECDIS adalah untuk membantu bernavigasi dengan
aman.
2) ECDIS dengan pengaturan cadangan data pendukung yang cukup dan
terkoreksi dengan up to date, dapat diterima sebagai peta navigasi yang
telah sesuai peraturan V/20 dari konvensi SOLAS.
3) Dalam hal peralatan navigasi yang menjadi bagian dari Global Maritime
Distress and Safety System (GMDSS) dan persyaratan untuk peralatan
navigasi elektronik yang menganut Resolusi IMO A.694 (17), ECDIS
harus memenuhi persyaratan standar kemampuan dari peraturan di atas.

11
4) ECDIS harus mampu menampilkan semua informasi penting tentang
peta navigasi untuk pelayaran yang efisien dan aman, yang dibuat,
didistribusikan, dan diawasi badan hidrografi pemerintah.
5) ECDIS harus mempunyai fasilitas up-date informasi navigasi dan
koreksi peta yang mudah didapatkan dan dipercaya.
6) Penggunaan ECDIS harus dapat mengurangi beban kerja bila
dibandingkan dengan menggunakan peta kertas. ECDIS harus
memudahkan para pelaut untuk membuat perencanaan pelayaran dan
pengawasannya dalam waktu yang efisien. Dan harus dapat memberikan
posisi kapal secara berkelanjutan.
7) ECDIS harus menyediakan informasi yang terpercaya dan lengkap
setidaknya sama dengan peta kertas yang di produksi oleh badan
hidrografi yang diawasi pemerintah.
8) ECDIS harus menyediakan nada peringatan (Alarm) yang sesuai atau
memperlihatkan informasi yang sesuai dari keselahan dan kerusakan dari
peralatan navigasi yang menjadi sumber datanya.
9) Jika informasi peta yang relevan untuk updating maka ECDIS dapat
beroperasi dalam Mode Rastes Chart Display System (RCDS).

d. Peningkatan keselamatan pelayaran

1) Pemaksimalam alat navigasi sesuai COLREG 1972 aturan 5.


Tiap kapal harus senantiasa melakukan pengamatan yang layak, baik
dengan penglihatan dan pendengaran maupun semua sarana yang
tersedia yang sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada sehingga
dapat membuat penilaian sepenuhnya terhadap situasi dan bahaya
tubrukan.
Tujuan pengamatan di kapal adalah untuk membuat penilaian yang
lengkap terhadap situasi kapal dan perairan, dan bahaya tubrukan.
Dalam melakukan pengamatan ini seorang Mualim harus menggunakan
semua sarana yang sesuai, baik secara penglihatan, pedengaran, maupun
alat elektronik seperti radar. Apabila dalam keadaan daya tampak
terbatas, maka kombinasi dari semuanya itu harus dapat digunakan
secara bersamaan. Dalam hal ini ECDIS dapat digunakan sebagai media
tampilan data dan keseluruhan alat – alat navigasi sehingga apa yang

12
ditekankan oleh aturan 5 dari COLREG 1972 dapat dipenuhi. Tapi
semua itu dapat terlaksana dengan baik jika didukung akan kemampuan
pengetahuan para Mualim atas alat tersebut yang memadai.

2) Peran ECDIS bagi mualim jaga guna meningkatkan keselamatan


dalam bernavigasi.
Menurut L.Tetley & D.Calcutt dalam buku Electronic Navigation
Systems (3RD Edition)
Dijelaskan bahwa dengan kemampuan pengetahuan yang memadai dari
Mualim jaga yang dapat memakai secara optimal fasitas – fasilitas yang
terdapat pada ECDIS yang dapat mempermudah dan membantu Mualim
jaga dalam bernavigasi. Fasilitas – fasilitas tersebut adalah :
a) Route Planing
Memungkinkan bagi para mualim dapat dengan mudah dan cepat
dalam pembuatan rancangan pelayaran karena sistem ini mampu
mengakomodasi penusunan rancangan pelayaran tidak hanya satu
rute saja, tetapi termasuk keadaan cuaca, arus pasang surut,
pemililah peta dan disertai perhitungan jarak, haluan, off-track alarm,
kedalaman dan semua informasi lain yang dibutuhkan dalam sebuah
rancangan pelayaran yang baik dan benar. Sehingga dapat
mengurangi beban kerja dan menghemat waktu bagi Mualim dalam
pembuatan rancangan pelayaran.
b) Route Monitoring
Dengan fasilitas ini dapat mempermudah Mualim dalam melakukan
pengawasan saat bernavigasi. Karena ECDIS akan menampilkan
posisi kapal lengkap dengan pergerakannya dan daerah yang dilalui.
ECDIS juga akan menampilkan informasi – informasi yang
dibutuhkan oleh Mualim seperti posisi, haluan, kecepatan, time to
go,dan time to waypoint.
Pada ECDIS dapat di tampilkan juga informasi mengenai daerah-
daerah larangan berkaitan dengan pemberlakuan MARPOL daerag
berbahay ancaman perompakan di laut, daerah bahaya navigasi
lainnya, termasuk adanya kapal-kapal lain disekitar kapal sendiri,

13
informasi mengenai cuaca,informasi lengkap mengenai karakter
pelampung,suar dan sebagianya dapat di lihat di satu monitor.
c) Indication/Alarm
ECDIS akan memberikan peringatan kepada Mualim, jika terdapat
sesuatu yang harus diperhatikan seperti penggunaan skala peta yang
tidak sesuai, terjadi perbedaan sumber data, rancangan pelayaran
melebihi daerah aman dan kesalahan pada peralatan tersebut.
d) Record of Voyage
ECDIS dapat merekam alur pelayaran atau rancangan pelayaran
yang telah dilalui. Sehingga dapat memudahkan bagi Mualim jika
mendapatkan rancangan pelayaran yang sama nantinya.
e) Back-up Arrangement
Jika terjadi kegagalan dalam pengoprasian ECDIS, maka ECDIS
akan otomatis memberikan tampilan graphical chart yang tetap
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk bernavigasi dengan
aman.

Dari pejelasan tersebut dapat diketahui begitu mengagumkan fasilitas –


fasilitas yang terdapat dalam ECDIS yang sangat mempermudah dan
membantu para Mualim dalam meningkatkan keselamatan bernavigasi.
Sehingga tanpa pengetahuan yang memadai dari para Mualim tentang
ECDIS akan tidak ada gunanya.

3) Konfensi ke-85 IMO Maritime Safety Committee yang menyetujui


ECDIS.
Pada konfensi ke-85 MSC tanggal 11 Desember 2008 IMO telah
menyetujui bahwa ECDIS akan wajib digunakan pada setiap kapal pada
2012. IMO akan mengadakan amandemen peraturan V/19 SOLAS sehingga
akan resmi dan wajib penggunaan ECDIS untuk setiap kapal – kapal.
Keputusan IMO dalam membuat keputusan tersebut bukan tanpa alasan,
ada beberapa alasan yang meyakinkan IMO untuk menyetujui penggunaan
ECDIS dalam bernavigasi. Alasan tersebut adalah :
a). ECDIS dapat mempermudah para Mualim dalam pengawasan saat
bernavigasi di laut yang sensitif (perairan ramai).

14
b). ECDIS dapat di up date dengan mudah dan cepat.
c). ECDIS menyediakan fasilitas – fasilitas yang dapat meningkatkan
keselamatan dalam bernavigasi.
d). ECDIS dapat mengurangi beban kerja bagi Mualim dalam hal
pembuatan rancangan pelayaran dan pengawasan saat bernavigasi.
Dari keputusan dalam konfensi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
ECDIS akan sangat membantu pelaut dalam bernavigasi. IMO juga
merekomendasikan bahwa setiap Mualim harus mempunyai kemampuan
yang memadai dalam mengoprasikan ECDIS. Sehingga fasilitas – fasilitas
dalam ECDIS yang bisa membantu dan mempermudah dalam bernavigasi
dapat digunakan secara optimal dan tercipta peningkatan keselamatan
bernavigasi dengan menggunakan ECDIS.

4) ECDIS mempermudah navigasi para Mualim.

Dengan kemampuan ECDIS yang dapat diintegrasikan dengan alat – alat


navigasi lain sehingga ECDIS dapat menyediakan semua informasi yang
dibutuhkan oleh para Mualim dalam bernavigasi. ECDIS juga dapat dengan
mudah di up date sehingga ECDIS akan tetap terjaga ke akuratannya
dengan informasi terkini. ECDIS juga sangat membantu Mualim pada saat
pengawasan selama bernavigasi. Hal tersebut sesuai dengan modul
pembelajaran dari Datema Nautec yang telah disesuaikan dengan IMO
modul course ECDIS.

5) Datema Nautec Training,Electronic Chart Display and Information


System (ECDIS),ECDIS 4000
Silabus Pembelajaran
Pengenalan tentang ECDIS
Sylabus ECDIS 4000 memberikan penjelasan cara kerja ECDIS dengan
peralatan navigasi lain, sehingga ECDIS dapat mempermudah Mualim
dalam memberikan informasi tentang informasi dalam bernavigasi.

15
6) Peralatan bernavigasi yang terintegrasi dengan ECDIS di M.V
ORIENTAL MUTIARA :
a) Navigational Radar
Ditemukan tersedia 2 (dua) instalasi radar yaitu X-band Radar dan S-
band Radar dengan kemampuan penentu secara otomatis nilai Closed
Point Approach beserta waktu tempuhnya.

S-BAND X-BAND
Gambar 2.1
Radar yang dipakai di MV. ORIENTAL MUTIARA

b) Diffrential Global Positioning System


Tercatat ada 2 (dua) yang digunakan di M.V. ORIENTAL MUTIARA
yaitu FURUNO DGPS Tipe GN 30D dan Furuno GPS Tipe GN 30
yang dapat memberikan informasi posisi yang akurat dan sebagai
sumber data yang dihubungkan dengan Radar, Course Recorder,
Automatic Identification System dan lainnya.

Gambar 2.2

16
Differential Global Positioning System

c) Automatic Identification System


Tipe yang dipakai di M.V. ORIENTAL MUTIARA adalah SAAB 105.
Alat ini memancarkan informasi kapal seperti nama, call sign, tujuan
dan lain sebagainya sehingga sangat membantu dalam perolehan
informasi data kapal di sekitar.

Gambar 2.3
Automatic Identification System FURUNO tipe FA-100

d) Doppler speed log


Alat navigasi bertipe ATHEA SL-012 ini memberikan informasi
kecepatan kapal terhadap air (speed throught the water). Alat ini juga
menjadi input data untuk Radar.

Gambar 2.4
Speed log JRC tipe JLN-205

17
e) Gyro Compass dan Repeater
Terdapat 1 (satu) Gyro compass buatan Anzulth Germany. Digunakan
untuk arah pedoman utama untuk sistem kemudi. Repeater-nya Sperry
Marine terletak disebelah kanan dan kiri anjungan.

Gambar 2.5
Gyro compass dan Repeater

f) Echo Sounder
Bertipe ELAC LAZ 5000, alat pengukur kedalam laut yang
dihubungkan dengan ECDIS.
Dari keterangan dan informasi daftar diatas, bisa dilihat bahwa M.V.
ORIENTAL MUTIARA mempunyai cukup banyak alat navigasi
penting yang telah dihubungkan dengan ECDIS sehingga informasi
tersebut cukup bisa dilihat dalam ECDIS yang sangat mempermudah
Mualim dalam melakukan pengawasan selama bernavigasi.

Gambar 2.6
Echo sounder untuk mengukur kedalaman laut

18
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas tentang upaya peningkatan
pemahaman para mualim dalam penggunaan ECDIS guna menunjang
keselamatan pelayaran di kapal MV. ORIENTAL MUTIARA Dalam penulisan
penelitian ini penulis menggunakan dua variable yang akan menjelaskan
kerangka pemikiran skripsi ini, adapun kerangka pemikiran tersebut adalah
sebagai berikut :
Karena sedikit sekali Mualim yang berkompeten dalam pengoprasian ECDIS.
Hal ini dikarenakan kurang populernya penggunaan ECDIS sebagai alat bantu
navigasi yang modern. Dampak dari hal diatas bisa berupa kerugian operasi,
tidak maksimalnya pemanfaatan waktu saat bernavigasi, kesalahpahaman dalam
pencitraan tampilan ECDIS itu sendiri yang dapat menyebabkan bahaya navigasi
seperti kandas dan bahaya navigasi lain yang dapat mengancam keselamatan
kapal.
Sesuai tinjauan pustaka di atas, penggunaan ECDIS sangat potensial untuk
pengefektifan navigasi, khususnya pada saat pembuatan rancangan pelayaran
dan pengawasan posisi kapal. Penentuan posisi kapal yang biasa memakan
waktu dapat dipersingkat dan diperoleh posisi kapal yang dapat dipantau secara
terus menerus (real time). ECDIS memungkinkan penampilan posisi kapal yang
akurat setiap saat dalam tampilan peta elektroniknya, tentunya setelah melalui
proses integrasi dengan alat – alat navigasi lain dan proses pengaturan terlebih
dahulu. Sistem Local Area Network pada pengintegrasian ECDIS
memungkinkan alat – alat navigasi yang lain seperti ARPA, Radar, AIS, Echo
Sounder, Gyro Compass, dan lain sebagainya dapat dihubungkan dengan
ECDIS. Sehingga ECDIS dapat menampilkan data navigasi yang menyeluruh.

Tapi alangkah sia – sianya bila fungsi yang sangat mengagumkan dari ECDIS
tidak dimanfaatkan hanya karena alasan kurangnya pemahaman para mualim
akan alat tersebut. Dan pada kenyataanya ECDIS bukan merupakan alat navigasi
yang baru, di Negara Amerika Serikat, ECDIS bahkan telah digunakan tidak
hanya di kapal niaga yang berukuran besar, tapi juga pada Sailing Yacht para
turis local.

Solusi yang harus dicari adalah bagaimana para mualim dapat dengan efektif
dan memiliki pengetahuan yang memadai dalam tehnik penggunaan serta

19
perawatan ECDIS dengan benar untuk mewujudkan terjaganya aspek
keselamatan yang dinamis, juga menyadari betapa pentingnya penggunaan
ECDIS itu sendiri bagi keselamatan pelayaran. Berikut di bawah disusun
diagram pola pemikiran :

20
KERANGKA PEMIKIRAN

Optimalisasi Penggunaan Electronic Chart Display And Information System (ECDIS) guna
menunjang keselamatan pelayaran di M.V.ORIENTAL MUTIARA

BATASAN MASALAH BATASAN MASALAH BATASAN MASALAH

Kurangnya pengetahuan Data alat navigasi ECDIS Belum di laksanakannya


mualim terhadap alat belum di perbaruhi di atas familirisasi penggunaan
navigasi ECDIS kapal ECDIS diatas kapal

RUMUSAN MASALAH RUMUSAN MASALAH RUMUSAN MASALAH

Tidak di laksanakan Pembaruan data ECDIS Pelatihan penggunaan


pembacaan prosedur tidak di laksanakan ECDIS Kurang sempurna
penggunaaan ECDIS

PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH


PEMECAHAN MASALAH
Melakukan pembaruan -Melaksanakan
Melaksanakan data pada ECDIS sesuai familirisasi dari mualim 2
pembacaan prosedur International Maritime yang lama dengan
pengoperasian ECDIS Organization (IMO) mualim 2 yang baru

-Nakhoda melakukan
pengawasan terhadap
mualim 2 yang baru

Pegoperasian penggunaan ECDIS dapat berjalan dengan baik dan para perwira di
atas kapal memhami hal tersebut

TUJUAN

Penggunaan electronic chart display information system (ECDIS) secara optimal


Bagan 2.1

Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENEITIAN


1. Waktu Penelitian
Dalam rangka mendapatkan data-data serta informasi yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, penulis telah
menjalani praktek laut selama satu tahun sebagai pelaksanaan semester V
dan VI yang merupakan persyaratan program Diploma IV dari Sekolah
Tinggi Ilmu Pelayaran. Penelitian ini diajukan oleh penulis selama
melaksanakan praktek laut,yaitu mulai 12 Agustus 2017 hingga 23 Agustus
2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini di lakukan di atas kapal M.V.ORIENTAL MUTIARA dengan
data – data sebagai berikut :
a. Nama kapal : M.V. ORIENTAL MUTIARA
b. Nama panggilan : PMYU
c. Pemilik : PT.SPIL
d. Kebangsaan : Indonesia
e. Pelabuhan terdaftar : Jakarta
f. Pembuatan : 1989
g. Jenis kapal : General Cargo
h. Bobot mati : 26336 mt
i. L.O.A : 176,59 m
j. Lebar : 27,51 m
k. Draugh maksimum : 10,52 m
B. METODOLOGI PENDEKATAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pendekatan
Agar pemecahan masalah di dalam skripsi ini dapat dilakukan dengan baik
dan sistematis maka penulis menggunakan metode pendekatan masalah yang
dianggap sesuai dengan masalah yang dibahas di dalam skripsi ini. Metode
pendekatan yang digunakan peneliti dalam mekakukan penelitian yaitu
metode pendekatan metode deskriptif kualitatif Dimana metode pendekatan
studi kasus adalah suatu metode pendekatan dengan mempelajari masalah-
masalah yang sedang di hadapi. Artinya, masalah-masalah yang ada
dipelajari terlebih dahulu dengan mengacu kepada pengamatan,informasi
atau dokumen-dokumen yang dapat membantu dalam pemecahan masalah
yang sedang dialami peneliti. Selama penulis melasanakan praktek kerja
nyata di MV. ORIENTAL MUTIARA, penulis melakukan pendekatan
pemecahan masalah dengan mengumpulkan informasi tentang masalah yang
berkaitan dengan Electronic Chart Display Information System (ECDIS)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi


ini didasarkan pada fakta dan informasi yang diperoleh penulis selama
melaksanakan praktek laut di atas kapal, ditambah sumber sumber dari buku-
buku yang penulis baca mengenai permasalahan yang penulis bahas dalam
skripsi ini yang dapat dijadikan sebagai acuan penyusunan penelitian.
Pengumpulan data juga dilakukan melalui bertanya kepada Mualim yang
bekerja di atas kapal tempat penulis melaksanakan praktek laut. Teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Data dan informasi yang dikumpulkan memalui metode ini yaitu dengan
melakukan pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap objek
penelitian terhitung mulai dari 12 Agustus 2017 sampai dengan 23
Agustus 2018. Informasi diambil ada saat pengamatan kegiatan dinas jaga
selama pelayaran terlebih saat pelayaran di daerah ramai dan selama
pembuatan rancangan pelayaran. Penulis yang pada saat itu diberi tugas
sebagai helmsman ( juru mudi), menemukan bahwa sering terjadi kesulitan
dari pihak Mualim jaga dalam hal penggunaan ECDIS. Dan Mualim tidak

23
memindahkan skala ENC saat berlayar pada daerah alur pelayaran sempit
atau saat dekat dengan pelabuhan one hour notice karena penulis juga
diberi kepecayaan oleh Mualim jaga untuk membantu menyiapkan
anjungan. Pada saat one hour notice, disiapkan hanya untuk digunakan
sebagai petunjuk posisi kapal dalam vector chart, sedangkan fungsi lain
tidak digunakan.
Sehingga tidak optimalnya fasilitas – fasilitas yang terdapat pada ECDIS
yang dapat meningkatkan pengawasan dalam bernavigasi dan kemudahan
dalam bernavigasi.

b. Wawancara
Selain melakukan observasi terhadap objek penelitian di lapangan secara
langsung, penulis juga melakukan wawancara secara spontan dengan
Nahkoda dan Perwira ketika bernavigasi di atas M.V. ORIENTAL
MUTIARA yaitu pada tanggal 17 Maret 2018 .Dimana mereka ikut
terlibat dalam menyelesaikan masalah pokok permasalahan yang diangkat.
Berikut ini adalah nama nahkoda dan perwira yang penulis wawancarai.

1) Nahkoda : Capt A.SANGADJI


2) Mualim Dua : EDDY HARI WIBOWO

Selama terjadinya tanya jawabantara penulis dengan Nakhoda dan Mualim


dua , pertanyaan yang di ajukaan Penulis mengenai bebrapa hal berikut
adalah kutipan hasil wawancara yang berhasil penulis dapatkan yaitu :

1) Nakhoda
Pertanyaan :
a) sebagai seorang Nakhoda, bagaimana penilaian ana mengenai
penggunaan ECDIS di kapal ini ?
jawab :
pada dasarnya pemasangan ECDIS di kapal adalah sebagai alat
bantu navigasi yang dapat mempermudah para mualim agar
lebih efisien dalam melakukan dinas jaga, namun disini saya

24
melihat para mualim kurang paham terhadap pengoperasian
ECDIS sehingga di kapal ini belum maksimal

b) menurut anda, apa yang menyebabkan mualim disini kurang


maksimal menggunkan ECDIS ?
jawab :
karena setelah dilakukan pengamatan terhadap Mualim ternyata
dengan adanya kemudahan yang di tampilkan dalam ECDIS
menjadikan para mualim terlalu tergantung dengan alat tersebut
padahal perlu diingat bahwa ECDIS berbeda dengan radar ,dan
ECDIS juga memiliki batasan sehingga hal ini bisa menjadikan
proses watchkeeping kurang optimal.

c) Apa solusi anda terkait dengan kurangnya pengetahuan mualim


terhadap penggunaan ECDIS ini ?
Jawab :
Solusinya adalah harus dilakukan training mengenai ECDIS
terhadap para Mualim sebelum bekerja di atas kapal seperti yang
baru – baru ini di katakan oleh perusahaan dengan mendatangkan
trainer khusus dari pihak pembuat ECDIS, karena menurut
pengalaman tiap – tiap ECDIS yang berbeda jenis memiliki sedikit
perbedaan dalam hal sistem operasinya.
2) Mualim 2
Pertanyaan :
a) Apa peranan ECDIS terhadap Navigasi ?
ECDIS merupakan proyeksi peta yang ditampilkan secara digital
dan juga memiliki fitur-fitur khusus sehingga penggunaannya
bertujuan unuk membantu para mualim dalam melakukan dinas
yang efektif dan efisien di kapal dengan alat ini kita bisa
mendapatkan banyak informasi dengan cepat seperti posisi kapal di
peta, obstruction, serta tanda navigasi lainnya tanpa harus
melakukan plotting di peta kertas

25
b) Apakah anda sudah memilih sertifikat ketrampilan ECDIS ?
Sudah , sertifikat ini sangat penting karena banyak sekali
perusahaan yang menginginkan para perwira di atas kapal dapat
menggunakan ECDIS
c) Apakah ada kendala dalam penggunaan ECDIS selama ini ?
Sebenernya ECDIS merupakan alat navigasi yang memiliki banyak
fitur – fitur yang ada di ECDIS yang belum saya pahami, karena
setiap kapal pasti memiliki type ECDIS yang berbeda

C. SUBJEK PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi subjek penelitian adalah saya sendiri
sebagai yang melakukan praktek laut M.V.ORIENTAL MUTIARA , yang
dilaksanakan pada periode 12 Agustus 2017 sampai dengan periode 23 Agustus
2018. Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan yang menunjukan fakta berdasarkan cara
memperolehnya, data yang diperoleh selama penelitian sebagai pendukung
tersusunya penulisan skripsi ini.

D. TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan analisis akar permasalahan dengan metode why-why yang ada dalam
pemecahannya untuk menganalisis masalah yang sedang diangkat. Yaitu
kurangnya pengetahuan para Mualim dalam penggunaan ECDIS yang dapat
menimbulkan bahaya navigasi. Seperti pemilihan skala peta yang kurang tepat
pada daerah ramai atau pelayaran sempit yang dapat menimbulkan bahaya
kandas, bahaya tubrukan dan menjadi kurang efisiennya pengawasan selama
bernavigasi.

ECDIS yang tidak di up date dengan baik akan menimbulkan bahaya navigasi,
seperti masuknya kapal pada daerah terlarang untuk pelayaran karena ada
kegiatan militer untuk sementara. Sedangkan apabila ECDIS selalu di up date
sesuai kondisi yang baru maka mendapatkan kemudahan dalam menghadapi
kondisi kritis yang lain seperti saat seorang Mualim jaga dihadapkan dengan
situasi yang dikondisikan dengan keadaan navigasi yang kritis seperti berolah

26
gerak dalam pelabuhan yang sibuk atau alur pelayaran sempit yang padat tidak
mendapatkan kesulitan.

Penulis mencoba membahas data yang tersedia dan relevan yang kemudian
dikaitkan dengan analisis masalah yang ada sehingga diharapkan dapat
diperoleh jalan keluar yang paling tepat, efektif dan sesuai prosedur dari
permasalahan yang diangkat oleh penulis.

27
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Kapal MV.ORIENTAL MUTIARA merupakan kapal milik perusahaan Salam


Pasific Indonesia Line. Kapal ini telah dilengkapi dengan peralatan bantu navigasi
yang modern yaitu ECDIS yang telah dipasang oleh pihak perusahaan sejak bulan
Agustus 2008. Pihak perusahaan berkeinginan dan berharap dangan pemasangan
ECDIS tersebut dapat terciptanya peningkatan efisiensi pengawasan dalam
bernavigasi dan mempermudah para Mualim dalam membuat rancangan pelayaran.
Tapi pihak perusahaan tidak memperhatikan sumber daya manusia yang ada di
kapal MV.ORIENTAL MUTIARA sebelum menentukan bahwa akan dilakukan
pemasangan ECDIS. Pihak perushaan beranggapan bahwa sumber daya manusia di
kapal MV.ORIENTAL MUTIARA berkompeten dan siap mengoperasikan
ECDIS,karena ECDIS merupakan alat yang mudah dioperasikan dan berbasis
komputer. Dilihat dari jumlah kru di atas kapal MV. ORIENTAL MUTIARA ada
tiga Mualim dan Nahkoda, dan jika dilihat dari lampiran 3 para Mualim di kapal
MV. ORIENTAL MUTIARA mempunyai sertifikat ECDIS dan mampu
mengoperasikannya secara optimal sesuai dengan prosedur yang berlaku. Sehingga
harapan dan keinginan pihakperusahaan untuk meningkatkan keselamatan dan
efisiensi bernavigasi belum dapat tercapai karena kurangnya pengetahuan para
Mualim dalam mengoperasikan ECDIS. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya
beberapa kejadian yang membuktikan tentang kurangnya pengetahuan para Mualim
tentang pengoperasian ECDIS yang tidak sesuai dengan prosedur penggunaan
ECDIS yang baik dan benar, kejadian-kejadian tersebut antara lain:
1. Kurangnya Pengetahuan mualim dalam pengoperasian ECDIS di kapal

Tanggal 20 Desember 2017, pada saat kapal berlayar dari jakarta menuju belawan.
Mualim jaga melakukan pengawasan navigasi dengan menggunakan bantuan alat
navigasi RADAR dan ECDIS. Selama kapal berlayar harus selalu dalam jalur
pelayaran yang aman. Karena SUND VTS merupakan laut dangkal maka terdapat
suatu jalur aman yang telah diperdalam oleh pemerintah setempat, sehingga
memungkinkan kapal-kapal dapat melewatinya tanpa kandas.

Pada saat itu Mualim jaga menggunakan dan memilih peta elektronik skala kecil
untuk melakukan pengawasan navigasi dengan ECDIS dan hanya menggunakan
fasilitas pembesar atau pengecil dalam pengawasan bernavigasi, padahal masih
terdapat skala peta yang lebih besar dari yang digunakan oleh Mualim jaga tersebut.
Dari kurangnya pengetahuan Mualim jaga dan kesalahan prosedur dalam pemilihan
skala peta pada ECDIS tersebut menyebabkan kapal kandas karena kapal keluar
dari jalur yang telah ditentukan. Karena dengan berlayar menggunakan skala kecil
terdapat perbandingan jarak pada ENC pada ECDIS. Jarak yang sebenarnya dekat
akan terlihat jauh pada penggunaan ENC skala kecil dan objek kecil tidak akan
muncul pada peta skala kecil.

Gambar 4.1
Lokasi kapal mengalami kandas di sekitar selat gelasa

29
2. Data ECDIS belum di perbaharui di atas kapal.
Demi terciptanya kelancaran operasional di kapal maka pengetahuan teknis,
kecakapan, dan profesionalisme harus dimiliki oleh para pelaut. Menurut Standard
Training Certification and Watchkeeping (STCW) Amandemen 2010 code table A-
II/1 yang menjelaskan mengenai kriteria kompetensi dalam perencanaan,
pembuatan rancangan pelayaran dan penentuan posisi dalam suatu pelayaran
Pada kasus ini, terdapat beberpa hal yang menyebabkan kapal masuk pada daerah
terlarang untuk berlayar ,di antaranya :

Pada tanggal 14 januari 2018, pada saat itu Mualim jaga yaitu mualim 1 (satu) tidak
memasukkan koreksi terbaru yang berasal dari badan pelaut indonesia (BPI) untuk
ENC pada ECDIS yang sedang digunakan pada saat itu mualim 1 (satu) sedang
melaksanakan dinas jaga sehingga mualim – mualim jaga berikutnya yaitu
Nakhoda dan mualim II (dua) tidak mengetahui adanya daerah larangan berlayar
karena pada daerah tersebut sedang di laksanakan latihan militer dari gabungan TNI
dan POLRI

Mualim I (satu) sebagi mualim jaga yang menerima berita dari notice to marine
(NTM) atau berita pelaut indonesia (BPI) tersebut pada saat jam jaganya hanya
mencatat berita tersebut pada selembar kertas yang telah dilakukan mualim jaga
tersebut, dapat mempunyai potensi hilangnya kertas tersebut. Dan mualim jaga
sebelumnya yaitu mualim I (satu) juga tidak memberitahukan kapada mualim –
mualim jaga selanjutnya yaitu Mualim III dan Mualim II (dua) pada saat pergantian
jaga. Sehingga mualim jaga berikutnya tidak mengtahui adanya daerah larangan
untuk berlayar pada garis haluan yang telah dibuat. Mualim – mualim jaga
selanjutnya yaitu mualim III dan mualim II juga tidak melihat adanya koreksi yang
dilakukan mualim jaga sebelumnya yaitu mualim I (satu) pada tampilan ECDIS.
Hingga pada akhirnya kapal diberhentikan oleh kapal dari Angkatan Laut, karena
kapal telah memasuki daerah terlarang untuk berlayar pada haluan tersebutdan
harus mengganti arah haluannya. Dari kurangnya mualim untuk memasukan data
koreksi pada ENC di ECDIS akibatnya kurangnya pelatihan dalam mengupdate
data pada ECDIS yang menyebabkan kapal memasuki daerah latihan militer

30
3. Belum di laksanakannya familirisasi penggunaan ECDIS di atas kapal
Pada kasus ketiga, M.V.ORIENTAL MUTIARA tiba di pelabuhan surabaya pada
tanggal 14 februari 2018 pada pukul 08.00 pagi dan di kabarkan langsung sandar
di terminal peti kemas berlian timur kade 305 .kesalahan pada kasus ini Mualim
II (dua) senior selesai kontrak pekerjaan pada sebuah perusahaan tersebut, lalu
mualim II (dua) yang baru datang ke kapal akan tetapi mualim II (dua) yang lama
tidak melakukan familirisasi pada alat navigasi dan alat ECDIS ke mualim II
(dua) yang baru.
Sebelum keberangkatan kapal mualim II (dua) yang baru harus melakukan
familirisasi sendiri penggunaan ECDIS dan alat navigasi lainnya tanpa adanya
familirisasi dari mualim II (dua) yang lama. Hal ini kurang di awasi oleh
Nakhoda terhadap pergantian mualim II (dua) senior ke mualim II (dua) junior
dan akibatnya mualim II (dua) yang baru kurang optimal dalam penggunaan alat
navigasi ECDIS walaupun mualim (II) dua junior sudah melaksanakan pelatihan
ketika mengambil sertifikat ECDIS akan tetapi mualim tersebut perlu di lakukan
familirisasi seperti yang tertera di familiarization checklist yang sudah di buat
oleh perusahaan
Akibatnya Nahkoda mewajibkan dan melakukan pengawasan kepada setiap
Mualim membaca dan mengerti isi dari manual ECDIS sebelum mengoperasikan
ECDIS sesuai SOLAS aturan V/19-2.1.10.

B. ANALISIS DATA
1. Kurangnya pengetahuan Mualim dalam pengoperasian ECDIS
Pada kejadian kasus pertama, terdapat kesalahan beberapa prosedur yang
menyebabkan kapal kandas, diantaranya :
a. Mualim jaga tidak menggunakan skala paling besar ENC pada ECDIS
pada saat berlayar melewati SUND VTS. Sehingga tampilan jarak pada
ENC terlihat lebih dekat dan objek kecil tidak terlihat karena skala ENC
yang digunakan adalah ENC skala kecil yaitu 1: 90.000. Seharusnya
Mualim jaga menggunakan skala ENC yang besar yaitu 1: 22.000 pada
ketegori daerah pelayaran approach karena kapal berlayar pada daerah
pelayaran sempit, sehingga ENC terlihat lebih akurat.

31
b. Kurang ketanggapan terhadap alarm yang diberikan oleh ECIDS.
Pada saat kapal sudah mendekati daerah dangkal dan alur pelayaran di
selat gelassa , ECDIS sudah memberikan alarm karena kedalaman yang
semakin berkurang dan bahaya untuk kapal. Tapi mualim jaga tidak
melakukan prosedur yang benar pada saat ECDIS memberikan alarm
tersebut, Mualim juga menggunakan fasilitas pembesar dan pengecil pada
tampilan ENC. Padahal dengan penggunaan pembesar dan pengecil dapat
menyebabkan kurang aktual tampilan ENC, karena tampilan ENC akan
berkurang ketajamannya (pixel) dan menyebabkan tampilan ENC kurang
jelas dan objek kecil tidak selalu tampak pada skala kecil.
2. Data ECDIS belum di perbaharui di atas kapal
Pada kejadian kasus kedua, terdapat beberapa hal yang menyebabkan kapal
masuk pada daerah terlarang untuk berlayar, diantaranya:
a. Mualim jaga tidak memasukkan koreksi untuk ENC pada ECDIS yang
sedang digunakan pada saat itu yang berasal dari notice to marine (NTM)
atau berita pelaut indonesia (BPI). Sehingga Mualim jaga berikutnya
tidak mengetahui adanya daerah larangan berlayar karena pada daerah
tersebut sedang dilaksakan latihan militer dari TNI dan POLRI
b. Mualim jaga yang menerima berita dari notice to marine (NTM) atau
berita pelaut indonesia (BPI). tersebut pada saat jam jaganya hanya
mencatat berita tersebut pada selembar kertas. Dengan hanya mencatat
pada selembar kertas yang telah dilakukan Mualim jaga tersebut, dapat
mempunyai potensi hilangnya kertas tersebut, mualim jaga sebelumnya
juga tidak memberitahukan kepada mulaim jaga selanjutnya pada saat
pergantian jaga. Sehingga Mualim jaga berikutnya tidak mengetahui
adanya daerah larangan untuk berlayar pada garis haluan yang telah
dibuat. Mualim jaga juga tidak melihat adanya koreksi yang dilakukan
Mualim jaga sebelumnya di ECDIS. Hingga pada akhirnya kapal
diberhentikan oleh Angkatan Laut, karena kapal telah memasuki daerah
terlarang untuk berlayar. Dari kurangnya pengetahuan Mualim untuk
memasukkan data koreksi pada ENC di ECDIS menyebabkan kapal
berada dalam keadaan bahaya yang mengancam keselamatan kapal dan
kru, karena kapal memasuki daerah latihan militer.

32
3. Belum di laksanakannya familirisasi penggunaan ECDIS
Pada kasus ketiga, M.V.ORIENTAL MUTIARA tiba di pelabuhan surabaya
pada tanggal 14 februari 2018 pada pukul 08.00 pagi dan di kabarkan
langsung sandar di terminal peti kemas berlian timur kade 305 .kesalahan pada
kasus ini Mualim II (dua) senior selesai kontrak pekerjaan pada sebuah
perusahaan tersebut, lalu mualim II (dua) yang baru datang ke kapal akan
tetapi mualim II (dua) yang lama tidak melakukan familirisasi pada alat
navigasi dan alat ECDIS ke mualim II (dua) yang baru.
Sebelum keberangkatan kapal mualim II (dua) yang baru harus melakukan
familirisasi sendiri penggunaan ECDIS dan alat navigasi lainnya tanpa adanya
familirisasi dari mualim II (dua) yang lama. Hal ini kurang di awasi oleh
Nakhoda terhadap pergantian mualim II (dua) senior ke mualim II (dua) junior
dan akibatnya mualim II (dua) yang baru kurang optimal dalam penggunaan
alat navigasi ECDIS walaupun mualim (II) dua junior sudah melaksanakan
pelatihan ketika mengambil sertifikat ECDIS akan tetapi mualim tersebut
perlu di lakukan familirisasi seperti yang tertera di familiarization checklist
yang sudah di buat oleh perusahaan
Akibatnya Nahkoda mewajibkan dan melakukan pengawasan kepada setiap
Mualim membaca dan mengerti isi dari manual ECDIS sebelum
mengoperasikan ECDIS sesuai SOLAS aturan V/19-2.1.10

C. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Pengetahuan Mualim dalam pengoperasian ECDIS


a. Demi terciptanya kelancaran operasional di kapal maka pengetahuan
teknis, kecakapan, dan profesionalisme harus dimiliki oleh para pelaut.
Menurut Standard Training Certification and Watchkeeping (STCW)
Amandemen 2010 code table A-II/1 yang menjelaskan mengenai kriteria
kompetensi dalam perencanaan, pembuatan rancangan pelayaran dan
penentuan posisi dalam suatu pelayaran.
Pengetahuan, dan kemampuan yang harus dikuasai adalah mampu
menggunakan peta navigasi dan publikasinya, seperti Sailing Directions,
Tide Table, Notice to Mariners, dan alat – alat navigasi lainnya dengan

33
pengetahuan yang sesuai standar. Dalam hal ini ECDIS dapat diartikan
sebagai peta navigasi dan publikasinya

b. perlu di adakan pelatihan bagi semua Perwira Dek untuk semua kapal
yang dilengkapi dengan ECDIS. Pelatihan ECDIS dilaksanakan sama
seperti pelatihan Automatic Radar Plotting Aid (ARPA) ataupun Global
Maritime Distress Signal System (GMDSS) dimana ada pembatasan
dalam STCW yaitu seseorang tidak boleh bekerja di kapal dengan
perlengkapan tersebut jika ia tidak memiliki sertifikat ECDIS. Pada 2012
hampir semua kapal dengan bobot mati lebih dari 200 ton akan diatur di
bawah hukum yang terpisah untuk memiliki peralatan ECDIS. Secara
otomatis, setiap Perwira Dek dikapal berbobot lebih dari 200 ton akan
membutuhkan pelatihan ECDIS. Akan ada dua pelatihan ECDIS, yakni
Generic Training ( sesuai STCW) dan Manufacturer / Factory Training
(Pelatihan khusus dari pembuat alat). Mengingat setiap pabrik pembuat
ECDIS memiliki model yang berbeda. Artinya apabila seseorang telah
memiliki sertifikat diri suatu diklat ECDIS di darat, belum tentu dapat
menoperasikan langsung secara optimal, apabila peralatan kapal tidak
sama dengan peralatan / simulator yang digunakan pada diklat yang
mereka ikuti.

2. Data ECDIS belum di perbaharui di atas kapal


a. Menurut SOLAS amandemend 2009 baru Chapter V juga terdapat
referensi relevan yang dapat diartikan langsung tehadap ECDIS :
Regulasi 18 mengenai pengakuan dan survey sistem navigasi dan
peralatannya, beserta standarisasi fungsinya.
Syarat sebuah ECDIS yang diterima sebagai peta yang memenuhi
syarat adalah memenuhi persyaratan regulasi 19.1.2.4. dan IMO
regulasi A.817 (19) yaitu ECDIS dapat membantu meningkatkan
keselamatan dalam berlayar, ter update dengan baik, ECDIS dapat
menampilkan semua informasi dari peta yang dibutuhkan untuk
keselamatan bernavigasi dengan efisien, ECDIS dapat mengurangi
waktu kerja bagi navigator dalam bekerja dibanding bekerja dengan
peta kertas, ECDIS paling tidak mepunyai tampilan dan informasi yang

34
sama dengan peta kertas, ECDIS dapat memberikan peringatan ketika
ada kesalahan atas peralatan tersebut, dan ECDIS dapat berganti model
menjadi RCDS pada saat tidak tersedia informasi peta yang relevan

b. Untuk melakukan pelatihan ECDIS di atas kapal perlu di laksanakan


pelatihan ECDIS yakni dengan dua pelatihan yaitu dengan Generic
Training (sesuai STCW 1978 Amandemen manila 2010) dan
Manufacturer /Factory Training (Pelatihan khusus dari pembuat alat).
para Mualim akan mendapat training menggunakan simulator ECDIS
langsung yang tergabung dalam simulator Bridge.
mengadakan sesi diskusi dan pembahasan dimana terdapat beberapa
mualim yang pada saat itu sedang berada di darat dan juga instuktur
ECDIS, disini para mualim dapat mengdiskusikan dan berbagai
pengalamana saat menggunakan ECDIS yang nantinya akan dievaluasi
oleh instrukstur ECDIS tersebut.

3. Belum di laksanakannya familirisasi penggunaan ECDIS


Dalam mengantisivasi kurangnya pengetahuan mualim dalam pengoperasian
ECDIS di atas kapal perlu di adakan familiarization checklist yang sesuai
SOLAS aturan V/19-2.1.10 :
a. Familiarisasi ECDIS kepada Mualim yang baru naik ke atas kapal dari
Mualim senior
Memberikan familiaisasi terhadap pengoperasian ECDIS yang ada di atas
kapal pada saat Mualim bergabung menjadi kru kapal. Familiarisasi
dilaksanakan sesuai dengan familiarization checkist yang sudah ada di
buat oleh pihak perusahaan.
b. Nahkoda mewajibkan dan melakukan pengawasan kepada setiap Mualim
membaca dan mengerti isi dari manual ECDIS sebelum mengoperasikan
ECDIS.
Hal ini di lakukan oleh para Mualim karena Mualim hanya mengerti cara
pengoperasian ECDIS hanya dari Mualim yang memberikan
Familiarisasi, hal-hal lebih lanjut mengenai fitur di dalam ECDIS
terdapat di dalam manual.

35
Nahkoda dapat memerintakan kepada Mualim yang baru bergabung di
atas kapal untuk membaca dan memahami isi dari manual ECDIS dan
setelah Mualim membaca manual maka Nahkoda melakukan tes kecil
untuk dapat melihat apakah Mualim memahami fitur-fitur yang ada di
dalam ECDIS

D. Evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah

Setelah dilakukan peninjauan terhadap alternatif pemecahan masalah yang telah


dikemukakan di atas, yang dalam hal ini bertujuan untuk mencari pemecahan
masalah yang terbaik serta efektif dan ekonomis sehingga dapat menguntungkan
semua pihak yang terkai dalam menghadapi masalah tersebut, maka dapat
dikemukakan setiap aspek yang berkaitan dengan pengambilan alternatif
pemecahan maslah yang terjadi atau dari sisi negatif alternatif pemecahan masalah
tersebut, maupun keuntungan atau sisi positif yang dapat diperoleh jika hal tersebut
diambil dibandingkan dengan mengambil alternatif lain yang juga telah
dikemukakan seelumnya, nantinya hal tersebut akan benar – benar diterapkan atau
dipraktekkan sebagai jalan yang ditembpuh atau diambil perusahaan untuk
mencoba memecahkan permasalahan yang terjaddi yaitu kurangnya pengetahuan
para Mualim dalam pengopersian ECDIS sehingga fasilitas – fasilitas yang berada
di dalamnya bisa optimal digunakan.

Evaluasi yang dapat disimpulkan dari alternatif masalah yang terjadi yaitu
kurangnya pemahaman pengoperasian ECDIS oleh para Mualim yang telah
dikemukakan sebelunya diatas, dapat diberikan sebagai berikut antara lain :

1. kurangnya pengetahuan Mualim terhadap pengoperasian ECDIS diatas


kapal
Sesuai SOLAS aturan V/19-2.1.10 yaitu setiap kapal harus di lengkapi dengan
ECDIS. dengan diperkenalkannya sistim navigasi baru ini tentunya harus diikuti
dengan pelatihan – pelatihan yang harus diberikan kepada para mualim dan
Nakhoda diatas kapal .untuk itu maka STCW 1978 amandement manila 2010
telah mengakomodir kompetensi yang harus di miliki oleh para mualim dan
nakhoda pelayaran niaga sebagaimana di tuangkan kedalam STCW Bab II dan
kompetensi lebih rinci di tuangkan ke dalam STCW code section A-II/I-4

36
Kendala yang di hadapi tentanng pelatihan ECDIS adalah bahwa operator
ECDIS di wajibkan melaksanakan 2 jenis pelatihan, yaitu Generic Training
(sesuai STCW) dan manufacturer / Factory Training (specific training)
mengingat setiap pabrik pembuat ECDIS memiliki model yang berbeda , apabia
seseorang memiliki sertifiikat diri suatu diklat ECDIS di darat, belum tentu
dapat mengoperasikan langsung secara optimal

Latihan ECDIS lanjutan di atas kapal berupa Computer Based Training (CBT)
demi menjaga kompetensi mualim diatas kapal.Latihanin im menuntut para
mulaim untuk menyelesainakan modul latihan dengan mengerjakan soal-soal
latihan seputar ECDIS yang kemudian hasilnya harus memenuhi standard
minimal yang ditetapkan dari perusahaan (nilai minimal 60), yang mana setiap
bulannya mualim harus mengirimkan semua hasil CBT tersbut untuk kemudian
dievaluasi oleh pihak perusahaan. Bentuk soal dan pelatihan tersebut harus
dimuktahirkan (di-update) dalam periode waktu tertentu agar mualim mendapat
variasi soal dan materi pelajaran yang beragam. Pemuktahiran CBT tersebut di
dapatkan dari perusahaan penyedia CBT yakni Seagull, penjelasan tentang
Seagull-CBT adalah sebagai berikut:

Kursus di atas kapal Seagull adalah cara unik dan efektif untik menyelesaikan
pelatiahan yang dibutukan, Kombinasi dari teori dan praktek memberikan
kebebasan kepada peserta latihan untuk memilih pelatihan apa yang ingin
dilakukan diatas kapal. Setiap pelatihan di

Penggunaan kapal itu sendiri dan perlengkapannya sebagai alat pelatihan akan
memberikan peserta pelatihan pengetahuan lebih tentang kapal dan
perlengkapan yang mereka operasikan. Sebagaitambahan, sanagat mudah bagi
mualim yang bertanggungjawab terhadap pelatihan untuk menindak lanjuti hasil
pelatihan dari setiap individu di atas kapal dan menyimpan hasil pelatihannnya
di program Administrasi Seagull.

Dari pelatihan ini diharapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan


mualim dari kursus pelatihan ECDIS tidak berkurang dan dapat terus di asah
melalui program CBT ini.

37
Keuntungan:

1) Mualim dapat terus melatih pengetahuan dan kemampuannya dalam


penggunaan ECDIS, karena media latihan ini dapat digunakan kapan
saja selama di atas kapal.

2) Materi yang diberikan modul CBT disajikan dengan tampilan


menarik, mudah dimengerti dan tepat sasaran karena setelah disusun
oleh pihak penyedia jasa CBT.

3) Perusahaan mendapat data hasil pelatihan pengetahuan dan


keterampilan penggunaan ECDIS dan dapat memanfaatkan data
tersebut untuk menganalisa kompetensi mualim.

Kerugian:

1) Perusahaan akan mengeluarkan biaya lebih untuk pengadaan program


CBT pada computer kapal dan pemuktahiran yang berkelanjutan juga
mengeluarkan biaya lagi.

2) Kurangnya pengawasan saat pengerjaan tes yang menyebabkan


mualim dapat mendelegasikan kewajibannya melakukan tes CBT ke
kadet, yang menyebabkan terjadinya salah sasaran karena pelatihan
dan tes ini didedikasikan untuk mualim, kadet dapat ikut berlatih
namun menggunakan akun pribadi kadet tersebut, bukan dengan akun
mualim.

Pada sesi diskusi ini, mualim dapat menyampaikan dan berbagai pengalaman
atas pengguanaan ECDIS selama di atas kapal, baik berupa tips dan trik
penggunaan ECDIS, maupun masalah dan kendala yang pernah dihadapi oleh
para mualim di atas kapal dan kemudian akan dicari solusi terbaik dalam
pemecahan masalah tersebut.

a. Untuk melakukan pelatihan ECDIS dalam pengoperasian di darat.


Perusahaan mengadakan sesi diskusi dan pembahasan dimana terdapat
beberapa mualim yang pada saat itu sedang berada di darat dan juga
instuktur ECDIS, disini para mualim dapat mengdiskusikan dan berbagai

38
pengalamana saat menggunakan ECDIS yang nantinya akan dievaluasi
oleh instrukstur ECDIS tersebut.

Keuntungan :

1) Keterampilan Mualim dalam pengoperasian ECDIS meningkat.


2) Para Mualim akan mendapatkan sertifikat tentang pengoperasian
ECDIS yang bisa menjadi nilai tambah dalam pekerjaan.

3) Pada Akhirnya para Mualim dapat memanfaatkan fasilitas – fasilitas


pada ECDIS yang dapat meningkatkan keselamatan dalam pelayaran
dan juga memudahkan para Mualim dalam bernavigasi.

Kerugian :

1) Perusahaan akan mengluarkan biaya yang cukup banyak atas training


ECDIS tersebut.

2) Perusahaan juga akan mengeluarkan banyak biaya atas biaya kapal


sandar di pelabuhan karena selama 3 hari dilakukannya training.

2. Data ECDIS belum di perbaharui di atas kapal.


Menurut SOLAS amandemend 2009 baru Chapter V juga terdapat referensi
relevan yang dapat diartikan langsung tehadap ECDIS :
Regulasi 18 mengenai pengakuan dan survey sistem navigasi dan peralatannya,
beserta standarisasi fungsinya.
Syarat sebuah ECDIS yang diterima sebagai peta yang memenuhi syarat adalah
memenuhi persyaratan regulasi 19.1.2.4. dan IMO regulasi A.817 (19) yaitu
ECDIS dapat membantu meningkatkan keselamatan dalam berlayar, ter update
dengan baik
Perusahaan juga memberikan alternatif pemecahan masalah dengan mengadakan
pelatihan singkat selama 1 hari kepada Mualim dan pelatihan dilaksanakan di
atas kapal yang hanya akan membahas dan menjelaskan pengoperasian dan cara
update data kedalam ECDIS secara mendalam, dan Perusahaan memasang 1 unit
lagi ECDIS di kapal. Hal ini dimaksudkan agar ECDIS tersebut bisa menjadi
sarana latihan bagi para Mualim dalam mengetahui dan menggunakan fasilitas –
fasilitas dalam ECIDS maupun Mualim baru agar dapat menyesuaikan keadaan

39
dengan perlatan navigasi yang baru, sehingga diharapkan para Mualim
mempunyai pengetahuan dan dapat mengoperasikan fitur-fitur dalam ECDIS
secara maksimal guna meningkatkan keselamatan pelayaran dan memudahkan
para Mualim dalam bernavigasi.

Keuntungannya :

1) Perusahaan tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya dari diadakannya


training tersebut, karena hanya dalam 1 hari dan diadakan di kapal.
2) Mualim dapat menggunakan langsung ECDIS yang ada di kapal sebagai
sarana latihan dan Mualim dapa menannyakan langsung kepada Trainer
cara meng update data kedalam ECDIS secara optimal.
3) Para Mualim akan lebih mempunyai waktu banyak dalam memahami
penggunaan fasilitas – fasilitas dalam ECDIS yang dapat memudahkan
Mualim dalam pengawasan saat bernavigasi.
Kerugiannya :
1) Pelatihan di atas kapal harus dilaksanakan seefektif mungkin mengingat
pelatihan tentang ECDIS tidak mungkin diselesaikan dalam waktu
singkat.
2) Para Mualim tidak mendapat sertifikat tentang training pengopersaian
ECDIS.
3) Perusahaan akan mengluarkan biaya yang banyak dengan instalasi ECDIS
yang baru.

3. . Belum di laksanakannya familirisasi penggunaan ECDIS

Dalam mengantisivasi kurangnya pengetahuan mualim dalam pengoperasian


ECDIS di atas kapal perlu di adakan familiarization checklist yang sesuai
SOLAS aturan V/19-2.1.10

a. Familiarisasi ECDIS kepada Mualim yang baru naik ke atas kapal dari
Mualim senior
Memberikan familiaisasi terhadap pengoperasian ECDIS yang ada di atas
kapal pada saat Mualim bergabung menjadi kru kapal. Familiarisasi

40
dilaksanakan sesuai dengan familiarization checkist yang sudah ada di buat
oleh pihak perusahaan.

Keuntungan:
1) Perusahaan tidak mengeluarkan biaya lebih untuk familiarisasi.
2) Proses familiarisasi relatif singkat dan bisa dilalkukan oleh Mualim
senior yang ada di atas kapal.
3) Familiarisasi dapat langsung di aplikasikan deng an ECDIS yang ada di
atas kapal.

Kerugian:

1) Familiarisasi dirasa kurang cukup untuk memberikan pemahaman akan


keterbatasan ECDIS karena dirasa terlalu singkat dan tidak terlalu
mendetail.
2) Familiarisasi sering dianggap sebagai formalitas khususnya familiarisasi
kepada Mualim yang dirasa sudah cukup berpengalaman.
3) Familiarisasi dilakukan oleh sesama Mualim yang mana hanya operator
ECDISyang penguasaan ECDISnya hanya terbatas kepada operasional
ECDIS sehari-hari.

a. Nahkoda mewajibkan dan melakukan pengawasan kepada setiap Mualim


membaca dan mengerti isi dari manual ECDIS sebelum mengoperasikan
ECDIS.
Hal ini di lakukan oleh para Mualim karena Mualim hanya mengerti cara
pengoperasian ECDIS hanya dari Mualim yang memberikan Familiarisasi,
hal-hal lebih lanjut mengenai fitur di dalam ECDIS terdapat di dalam
manual.
Kurangnya kesadaran Mualim untuk membaca dan memahami fitur-fitur di
dalam ECDIS dikarenakan kurangnya inisiatif Mualim untuk membaca
manual ECDIS yang ada di atas kapal.
Nahkoda dapat memerintakan kepada Mualim yang baru bergabung di atas
kapal untuk membaca dan memahami isi dari manual ECDIS dan setelah
Mualim membaca manual maka Nahkoda melakukan tes kecil untuk dapat
melihat apakah Mualim memahami fitur-fitur yang ada di dalam ECDIS.

41
Keuntungan:
1) Mualim dapat membaca Manual yang ada di atas kapal, karena Manual
dimiliki sendiri oleh kapal.
2) Mualim lebih mengerti dan dapat langsung mempraktekkan apa yang
telah dipelajari oleh Mualim

Kerugian:

1) Pemahaman dalam pembacaan manual bergantung tingkat pemahaman


bahasa inggris, karena manual ECDIS menggunakan bahasa inggris.
2) Akan membutuhkan waktu khusus untuk Nahkoda dalam melakukan
pengawasan dan evaluasi kepada para Mualim hasil dari pembelajaran
manual.

E. PEMECAHAN MASALAH
Setelah mempertimbangkan dan melihat keuntungan serta kerugian yang telah
dikemukakan pada evaluasi pemecahan masalah ini, maka alternatif ke-1 dan ke-2
sebagai alternatif terbaik dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi yaitu
upaya peningkatan penggunaan ECDIS guna menunjang keselamatan pelayaran di
kapal MV. ORIENTAL MUTIARA
Adapaun materi yang digunakan pada saat pelaksanaan training adalah menggunakan
silabus pembelajaran tentang ECDIS yang telah disesuaikan dengan IMO Modul
Course 1.27 dan melakukan pelatihan sesuai standard training certification and
watchkeeping (STCW) Amandemen2010 code table A-11/1. Dimana hal tersebut
dianggap menjadi sebuah solusi yang tepat dari permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Kurangnya Pengetahuan Mualim terhadap Pengoperasian ECDIS


Perusahaan melaksanakan training kepada para Mualim dan selama 3 hari yang
akan dilakukan di Surabaya oleh manajer nautika Capt. Hasto Susilo,MM pada
saat kapal melakukan bongkar muatan di pelabuhan Surabaya. Training dilakukan
setelah kegiatan bongkar muatan dipelabuhan Surabaya. Training dilakukan 1 hari
tambahan dilaksanakan langsung di kapal pada ECDIS.

42
a. Pengenalan secara umum ECDIS.
Pada bab ini para peserta pelatihan akan diberikan penjelasan tentang apakah
ECDIS, sejarah ECDIS dan perangkat penyusun ECDIS.
b. Pengintegritasan ECDIS
ECDIS merupakan alat yang sangat membantu para Mualim dalam
bernavigasi karena ECDIS merupakan central informasi untuk Mualim,
ECDIS mempuyai kemampuan dimana dapat diintegrasikan dengan alat –
alat bantu navigasi lainnya seperti RADAR, ARPA, Speed Log, AIS, Echo
Sounder,GPS. Sehingga semua informasi dapat disdiakan oleh ECDIS dan
dapat mengurangi beban kerja Mualim. Berikut ini adalah sistem
pengintegrasian ECDIS dengan beberapa alat – alat bantu navigasi

Skema Integrasi ECDIS dengan alat – alat navigasi

DGPS

RADAR/ARPA
GPS

GYRO METEOROLOGY
SENSOR

ELECTRONIC CHART DISPLAY


WATER
INFORMATION SYSTEM
SOUNDER
SEBAGAI PERENCANAAN DAN
COMPASS DEVICE
PENGAWASAN RUTE
SYSTEM PELAYARAN

MAIN ENGINE MACHINERY UNMANNED THRUSTER


SYSTEM

DUAL AXIS DOPPLER, SHALLOW


WATER

Bagan 4.1.

Skema ECDIS terhadap input informasi alat navigasi dan mesin induk.

43
1) RADAR/ARPA: Keterkaitan antara RADAR/ARPA dengan ECDIS adalah
bahwasanya ECDIS dapat memunculkan target yang berada pada
RADAR/ARPA di peta ENC.
2) Meteorological Sensor: Meteorological sensor yang dimaksudkan disini
adalah Anemometer,Thermometer,Tidal and wave sensor. Data yang
diterima sensor akan di tampilkan di ECDIS.
3) Gyro Compass System: Gyro Compass menunjukkan arah utara sejati dan
utara pedoman kapal. Sistem Gyro Compass dapat diintegrasikan dengan
ECDIS agar dapat ditampilkan.
4) DGPS: Differntial Global Positioning System, dengan menggunakan satelit
dan bantuan dari stasiun pantai dapat menentukan posisi lebih akurat sesuai
posisi lintang dan bujur.
5) GPS : Sistem penentuan posisis kapal hanya dengan satelit, menentukan
posisi kapal sesuai posisi lintang dan bujur.
6) Water Sounder: Penggunaan water sounder yang berfungsi untuk
mengetahui kedalaman perairan dapat diintegrasikan dengan
ECDIS,sehingga dapat ditampilkan di layar.
7) Machinary Unmanned System: Penggunaan Machinary Unmanned System
di atas kapal harus di integrasikan ke ECDIS, karena memudahkan Mualim
memonitor penggunaan perputaran mesin dari ECDIS dan
menginformasikan kepada mualim mengenai alarm – alarm peringatan
kerusakan pada mesin.

c. Pengoperasian Umum ECDIS


Pada subjek pembelajaran ini menjelaskan tentang pengoperasian peralatan
ECDIS. Sehingga para Mualim dapat mengoperasikan ECDIS secara benar.

1). Toolbar Panel

Toolbar Paneldigunakan untuk mempermudah Mualim menggunakan


tombol – tombol singkat yang dibutuhkan dalam waktu yang sangat singkat.
Tombol – tombol itu adala sebabagi berikut:

a) MOB : Penandaan pada saat kejadan orang jatuh kelaut


b) EVENT: Untuk plot titik posisi baru

44
c) Zoom in : Membesarkan objek yang tertentu pada ENC
d) Zoom out : Mengembalikan ENC pada keadaan semula.
e) Auto Center : ECDIS akan secara otomatis menempatkan kapal pada
tengah – tengah ENC
f) Ship Properties: pengaturan terhadap posisi kapal (GPS/DR), simbol
kapal pada ENC, Data kapal, Voyage ( Tujuan,ETA) Track, Alarm (
CPA,TCPA,Guard Zone,XTE,Angle danger)

2). Tampilan ENC pada ECDIS

Tampilan ENC pada ECDIS yang dapat menampilkan semua informasi yang
dibutuhkan Muliam dalam bernavigasi adalah berasal dari integrasi beberapa
perlatan navigasi sehingga ECDIS dapat menjadi sebuah alat central
information bagi navigator. Dibawah ini akan dijelaskan dengan
menggunakan sebuah blok diagram sebuah ECDIS.

ECDIS DISPLAY

ECDIS OFFICIAL CHART GPS/DGPS


UPDATES S-52 COMLIANT DATA
RADAR/ARPA

S-57 COMPLIANT SPEED


SYSTEM ELECTRONIC
MANUAL CHART UPDATES NAVIGATIAONAL CHART
HEADING
(ENC)

ELECTRONIC WATER SOUNDER


NAVIGATIONAL CHART
(ENC)

S-57 COMPLIANT

Bagan 4.2.

Blok diagram input data tampilan ENC pada ECDIS

45
d. Pembuatan Rancangan Pelayaran Dengan ECDIS
Pada subjek pembelajaran ini menjelaskan kepada para Mualim dalam
pembuatan rancangan pelayaran dengan baik dan benar. Adapun langkah –
langkas pembuatan rancangan pelayaran dengan ECDIS adalah :
1) Klik Create New Route
2) Klik Waypoint dengan mouse langsung pada ENC
3) Dengan menggunakan keyboard ( klik Route dan isi pada tabel yang ada
dengan posisi yang telah ditentukan sebelumnya)
4) Membuat Route dari waypoint
a) Load one atau several route
b) Pilih waypoint
c) Pilih New Route
d) Enter Name of Voyage dan Create Route
e) Untuk melanjutkan plot waypoint, klik pada route dan aktifkan
menu append waypoint

Dalam pembuatan rancangan pelayaran terdapat juga fitur-fitur untuk melakukan


perubahan agar dalam pembuatan rancangan pelayaran dapat dilakukan secara
maksimal..

1) Modify Waypoint
Digunakan untuk menggeser atau memindahkan posisi waypoint dari posisi
awal. Caranya :
a) Klik waypoint over, klik waypoint yang akan dipindah atau digeser,
tahan dan geser waypoint tersebut dengan mouse.
b) Untuk membatalkan, klik kanan dan Undo.
2) Insert a new waypoint
Berguna untuk menambahkan waypoint, dengan cara klik kanan pada
waypoint yang akan ditambahkan, dan kemudian klik insert new mark.
3) Waypoint properties
Akan menampilakan posisi lintang,bujur, dan perkiraan waktu tiba di
tujuan.

46
4) Route Properties
Akan menampilkan waktu berangkat, jumlah waypoint, panjang
waypoint,dan jarak.

5) Route Option
Menampilkan pilihan akan rancangan pelayaran. Ada dua pilihan rancangan
pelayaran GC (Great Circle) dan RL (Rhumb Line).
6) Route Alarm
Menampilkan beberapa alarm keselamatan seperti XTE, point arrival limit.
Setelah pembuatan rancangan pelayaran selesai, maka ECDIS akan sangat
membantu Mualim jaga pada saat bernavigasi. Karena ECDIS akan
menampilkan semua informasi dari semua peralatan navigasi yang telah
terintegrasi dalam ECDIS. Adapun data – datayang secara otomatis muncul
adalah
a) Radius belok kapal
b) Deviasi sesuai waypoint itu berada
c) Jarak antara waypoint dan jarak keseluruhan
d) Estimated Time Arrival (ETA)
e) Time to Go yaitu waktu yang dibutuhkan untuk ke waypoint selanjutnya
dari posisis kapal pada saat itu.
f) Time to Arrival yaitu waktu yang diperlukan untuk sampai ke tujuan
dari posisi kapal pada saat itu.

e. Monitoring selama pelayaran dengan ECDIS


Dengan semua fasilitas yang terdapat di ECDIS akan sanagat memudahkan
Mualim jaga dalam berdinas jaga, tapi ada hal – hal yang harus dilakukan dalam
penggunaan ECDIS selama Mualim jaga melakukan monitoring. Adapun hal –
hal tersebut adalah:
1) Mualim jaga harus selalu memeriksa apakah integrasi ECDIS dengan
perlatan navigasi lain, sehingga semua informasi dari peralatan navigasi lain
dapat ditampilkan oleh ECDIS.
2) Semua alarm seperti XTE, Shallow water Effect,turning radius dan lainnya
harus selalu dalam keadaan aktif. Sehingga ECDIS dapat memberikan
peringatan secara dini atas bahaya navigasi yang mungkin ada.

47
3) Mualim jaga harus selalu berlayar mengikutin rancangan pelayaran yang
telah dibuat pada ENC.
4) Mualim jaga harus selalu memasukkan koreksi ENC yang datang baik dari
Navtex atau lainnya. Sehingga jika ada koreksi yag memaksa perubahan
rancangan pelayaran dapat dilakukan dan diketahui secara dini.

Dalam memudahkan Mualim jaga saat melakukan pengawasan rancangan pelayaran


yang telah dibuat maka ECDIS dilengkai dengan fasilitas di bawah ini:

1) Automatic Route Check

ECDIS akan memberikan alarm otomatis saat kapal mendekati bahaya navigasi
seperti batas kedalaman, bangkai kapal, gosong dan lain – lain.

2) Automatic Track Monitoring

Mualim jaga akan mendengar alarm bila kapal sudah terlalu menyimpang dari
haluan yang telah ditetapkan.

3) Collision Avoidance

Collision Avoidance adalah fungsi yang dimiliki RADAR. Fungsi ini dapat
ditampilkan langsung ke dalam tampilan ECDIS. Hal ini dikarenakan data RADAR
telah dihubungkan dan diolah ECDIS kemudian diterjemahkan sebagai data yang
ditambahkan pada ENC.

2. Data ECDIS belum di perbaharui di atas kapal

para Mualim akan mendapat training menggunakan simulator ECDIS langsung yang

tergabung dalam simulator Bridge. Hal ini ditujukan untuk menerapkan teori yang

telah diterima pada hari pertama, sehingga Mualim akan paham dengan praktek

langsung. Adapaun pembelajaran yang dilakukan dalam simulator ini adalah: Cara

meng update data kedalam ECDIS secara manual.

Perusahaan juga memberikan alternatif pemecahan masalah dengan mengadakan


pelatihan singkat selama 1 hari kepada Mualim dan pelatihan dilaksanakan di
atas kapal yang hanya akan membahas dan menjelaskan pengoperasian dan cara

48
update data kedalam ECDIS secara mendalam, dan Perusahaan memasang 1 unit
lagi ECDIS di kapal. Hal ini dimaksudkan agar ECDIS tersebut bisa menjadi
sarana latihan bagi para Mualim dalam mengetahui dan menggunakan fasilitas –
fasilitas dalam ECIDS maupun Mualim baru agar dapat menyesuaikan keadaan
dengan perlatan navigasi yang baru, sehingga diharapkan para Mualim
mempunyai pengetahuan dan dapat mengoperasikan fitur-fitur dalam ECDIS
secara maksimal guna meningkatkan keselamatan pelayaran dan memudahkan
para Mualim dalam bernavigasi.

Keuntungannya :

4) Perusahaan tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya dari diadakannya


training tersebut, karena hanya dalam 1 hari dan diadakan di kapal.
5) Mualim dapat menggunakan langsung ECDIS yang ada di kapal sebagai
sarana latihan dan Mualim dapa menannyakan langsung kepada Trainer
cara meng update data kedalam ECDIS secara optimal.
6) Para Mualim akan lebih mempunyai waktu banyak dalam memahami
penggunaan fasilitas – fasilitas dalam ECDIS yang dapat memudahkan
Mualim dalam pengawasan saat bernavigasi.
Kerugiannya :
4) Pelatihan di atas kapal harus dilaksanakan seefektif mungkin mengingat
pelatihan tentang ECDIS tidak mungkin diselesaikan dalam waktu
singkat.
5) Para Mualim tidak mendapat sertifikat tentang training pengopersaian
ECDIS.
6) Perusahaan akan mengluarkan biaya yang banyak dengan instalasi ECDIS
yang baru.

3. Belum di laksanakannya familirisasi penggunaan ECDIS

Dalam mengantisivasi kurangnya pengetahuan mualim dalam pengoperasian


ECDIS di atas kapal perlu di adakan familiarization checklist yang sesuai
SOLAS aturan V/19-2.1.10

49
b. Familiarisasi ECDIS kepada Mualim yang baru naik ke atas kapal dari
Mualim senior
Memberikan familiaisasi terhadap pengoperasian ECDIS yang ada di atas
kapal pada saat Mualim bergabung menjadi kru kapal. Familiarisasi
dilaksanakan sesuai dengan familiarization checkist yang sudah ada di buat
oleh pihak perusahaan.

Keuntungan:
4) Perusahaan tidak mengeluarkan biaya lebih untuk familiarisasi.
5) Proses familiarisasi relatif singkat dan bisa dilalkukan oleh Mualim
senior yang ada di atas kapal.
6) Familiarisasi dapat langsung di aplikasikan deng an ECDIS yang ada di
atas kapal.

Kerugian:

4) Familiarisasi dirasa kurang cukup untuk memberikan pemahaman akan


keterbatasan ECDIS karena dirasa terlalu singkat dan tidak terlalu
mendetail.
5) Familiarisasi sering dianggap sebagai formalitas khususnya familiarisasi
kepada Mualim yang dirasa sudah cukup berpengalaman.
6) Familiarisasi dilakukan oleh sesama Mualim yang mana hanya operator
ECDISyang penguasaan ECDISnya hanya terbatas kepada operasional
ECDIS sehari-hari.

b. Nahkoda mewajibkan dan melakukan pengawasan kepada setiap Mualim


membaca dan mengerti isi dari manual ECDIS sebelum mengoperasikan
ECDIS.
Hal ini di lakukan oleh para Mualim karena Mualim hanya mengerti cara
pengoperasian ECDIS hanya dari Mualim yang memberikan Familiarisasi,
hal-hal lebih lanjut mengenai fitur di dalam ECDIS terdapat di dalam
manual.
Kurangnya kesadaran Mualim untuk membaca dan memahami fitur-fitur di
dalam ECDIS dikarenakan kurangnya inisiatif Mualim untuk membaca
manual ECDIS yang ada di atas kapal.

50
Nahkoda dapat memerintakan kepada Mualim yang baru bergabung di atas
kapal untuk membaca dan memahami isi dari manual ECDIS dan setelah
Mualim membaca manual maka Nahkoda melakukan tes kecil untuk dapat
melihat apakah Mualim memahami fitur-fitur yang ada di dalam ECDIS.

Keuntungan:
3) Mualim dapat membaca Manual yang ada di atas kapal, karena Manual
dimiliki sendiri oleh kapal.
4) Mualim lebih mengerti dan dapat langsung mempraktekkan apa yang
telah dipelajari oleh Mualim

Kerugian:

3) Pemahaman dalam pembacaan manual bergantung tingkat pemahaman


bahasa inggris, karena manual ECDIS menggunakan bahasa inggris.
4) Akan membutuhkan waktu khusus untuk Nahkoda dalam melakukan
pengawasan dan evaluasi kepada para Mualim hasil dari pembelajaran
manual.

51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan di dukung oleh data maka dapat di
simpulkan sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan mualim dalam pengoperasian ECDIS diatas kapal
dikarenakan belum dilaksanakannya pelatihan ECDIS di atas kapal secara
optimal, sehingga perlu dilakukan penjadwalan pelatihan penggunaan
ECDIS secara terencana di atas kapal oleh nakhoda
2. Data pada ECDIS belum di perbaharui diatas kapal dikarenakan mualim II
(dua) belum memasukan atau menginput data terbaru kedalam data ECDIS
sehingga perlu monitoring oleh nakhoda terhadap mualim II (dua) untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya terhadap alat navigasi ECDIS
yang digunakan diatas kapal
3. Belum di laksanakan familirisasi penggunaan ECDIS diatas kapal
dikarenakan mualim II (dua) yang lama terhadap mualim II (dua) yang baru
pada saat serah terima jabatan diatas kapal sehingga perlu dilakukan serah
terima tugas dan tanggungjawab pada saat pergantian crew diatas kapal

B. SARAN
Berdasarkan informasi dari permasalahan – permasalahan yang telah dibahas
dan disertai dengan alternatif pemecahan permasalah yang dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut maka penulis, mencoba untuk memberikan beberapa
saran yang bersangkutan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini yang
bertujuan sebagai tindakan pencegahan agar kejadian seperti ini tidak terulang
lagi. Adapaun saran tersebut adalah :
1. Ditujukan kepada pihak kapal sebagai berikut:
a) Agar setiap penggunaan suatu alat navigasi ECDIS diharapkan kepada
Mualim untuk mengajukan ke pihak perusahaan bahwa perlu diadakan
pelatihan, yaitu berupa latihan dasar atau Generic Trainingdan latihan
dari si pembuat alat navigasi ECDIS atau Manufacturer Training sesuai
dengan standard Training certification and watchkeeping (STCW)
Amandemen 2010 code table A-II/I, sehingga alat tersebut bisa
digunakan secara optimal.
b) Agar setiap Mualim yang baru bergabung diatas kapal wajib
melaksanakan familirisasi / pengenalan tentang ECDIS dengan mualim
sebelumnya dengan benar, sesuai familiarization checklist yang ada di
atas kapal. Dan Mualim yang baru bergabung wajib mempelajari
manual tentang ECDIS yang ada diatas kapal.
c) Agar Nahkoda selalu melakukan pengecekan secara rutin terhadap
pekerjaan para perwira di kapal, dalam hal ini yaitu berhubungan
dengan penggunaan ECDIS dan penerapannya terhadap kegiatan
bernavigasi.

2. Ditujukan kepada Pihak perusahaan sebagai berikut:


a) Dalam hal ini pihak perusahaan mewajibkan Mualim mempunyai
sertifikat ECDIS dan dapat mengoperasikan secara optimal sehingga
kapal beroperasi sesuai schedule.
b) Apabila ada system navigation ECDIS di atas kapal, kami perusahaan
kapal pelayaran menginstrusikan training kepada mualim – mualim di
atas kapal
c) Agar perlu di adakan familirisasi dari mualim II (dua) yang lama ke
mualim II (dua) yang baru terhadap tugas dan tanggungjawabya supaya
lebih efektif dan menguntungkan bagi perusahaan .
.

53
DAFTAR PUSTAKA

Elbert. S. Maloney, Duttons Navigations and Plotting, 1978.


International Maritime Organization: Standad Training for Certification and
Watchkeeping, London, 1996.
International Maritime Organization: Safety of life at Sea 1974 amandemen 2009,
London, 2009.
L. Tetley & D Calcut: Electronic Navigation System 3rd Edition, 2005.
Soebekti,HR: Intisari Ilmu Pelayaran Ilmu Pelayaran Datar, Jakarta, Pustaka, 1995.
Risuandi, Yan &Anisah: DinasJagauntukMualimdanPeraturanInternasional
TentangPencegahanTubrukan di Laut 1972, STIP Jakarta, 2013.
Buku Panduan Skripsi. STIP Jakarta, 2010
LAMPIRAN 1

Ship Particular
LAMPIRAN 2

Crew List

Anda mungkin juga menyukai