Anda di halaman 1dari 5

2.1.

Gearbox (Roda Gigi)


2.3.1. Pengertian
Dalam beberapa unit mesin memiliki sistem pemindah tenaga yaitu gearbox yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke salah satu bagian mesin lainnya,
sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah pergerakan baik putaran maupun
pergeseran. Gearbox merupakan suatu alat khusus yang diperlukan untuk menyesuaikan daya
atau torsi (momen/daya) dari motor yang berputar, dan gearbox juga adalah alat pengubah daya
dari motor yang berputar menjadi tenaga yang lebih besar.

2.1.2. Fungsi Gearbox

Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang disebut sebagai
sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga
dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar spindle mesin maupun melakukan
gerakan feeding. Transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan torsi serta
berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur. Transmisi manual atau lebih
dikenal dengan sebutan gearbox, mempunyai beberapa fungsi antara lain :

1. Merubah momen puntir yang akan diteruskan ke spindel mesin.


2. Menyediakan rasio gigi yang sesuai dengan beban mesin.
3. Menghasilkan putaran mesin tanpa selip

2.1.3. Prinsip Kerja Gearbox

Putaran dari motor diteruskan ke input shaft (poros input) melalui hubungan
antara clutch/ kopling, kemudian putaran diteruskan ke main shaft (poros utama), torsi/ momen
yang ada di mainshaft diteruskan ke spindel mesin, karena adanya perbedaan rasio dan bentuk
dari gigi-gigi tersebut sehingga rpm atau putaran spindel yang di keluarkan berbeda, tergantung
dari rpm yang di inginkan.

2.1.4. Roda Gigi Payung dan Perhitungannya

Apabila diinginkan memimdah daya pada posisi poros yang bersinggungan (intersection)
dapat digunakan roda gigi payung. Contoh penggunaan roda gigi ini misalnya pada : drill chuck,
jalur vertikal pada mesin planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin sekrap dan pengatur
arah pada mesin bor pekerjaan berat. Pada umumnya pasangan roda gigi payung membentuk
sudut 90 namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi payung dengan dengan
sudut lebih besar dan lebih kecil dari 90.

Pemakaian roda gigi payung (Bevel gear) adalah untuk memindahkan putaran (daya
putar) dari suatu poros yang lainnya dengan berbagai macam posisi menyudut dan berbagai
macam perbandingan putaran.

Gambar 2.9. Bentuk Roda Gigi Payung

Sumber: http://teknik-pelat.blogspot.com/2013/02/komponen-mesin-roda-gigi.html

Berbagai macam sudut tersebut dapat kita katagorikan menjadi 3 macam yaitu :

a. Besar sudut sama dengan 90


b. Besar sudut lebih kecil dari 90
c. Besar sudut lebih besar dari 90

Jika dilihat dari sistem pembentukan profil gigi dari dasar-dasar pengukurannya, roda
gighi payung ini sama halnya dengan roda-roda gigi lainnya, yaitu dibentuk dengan 2 sistem :

a. Menurut sistem metrik (MM)


b. Menurut sistem Diametral Pitch (DP)
(a)

(b)

Gambar 2.10. (a,b) Hubungan Sepasang Roda Gigi Payung Dengan Sudut 900

Sumber : http://mylifemechanical.blogspot.com/2010_12_01_archive.html

2.1.5. System Matrik Roda gigi payung

Ketentuan-ketentuan untuk sistem metrik adalah sama halnya dengan untuk roda-roda
gigi lurus yaitu :
Modul Gigi (M) Modul gigi ditentukan pada lingkaran-jarak-bagi paling besar yaitu :

M=

Keterangan :

M = Modul gigi (mm) t = Jarak antara gigi terluar (mm)

D = Diameter jarak gigi (mm) Z = Jumlah gigi

Diameter Tusuk ( Dt ) :

Dt = Z . M

Tinggi kepala gigi ( Ha ) :

Ha = 0,8 . M

Tinggi kaki gigi ( Hi ) :

Hi = 1 . M :

Tinggi gigi ( Hg ) :

Hg = 1,8 . M

Dan aja juga yang menggunakan ketentuan :

Ha = 1 . M : Hi = 1,66 . M : Hg = 2,66 . M :

Jika sepasang roda gigi payung bekerja dengan sudut antara porosnya adalah 90 , maka :

Untuk roda gigi I

Tg 1 =

Untuk roda gigi II

Tg 2 = R1 = ( Untuk roda gigi I ) R1 = ( Untuk roda gigi II)


Tg = ,Tg =

Sudut muka = Sudut tusuk + Sudut kepala ( = + )

Sudut potong = Sudut tusuk Sudut kaki ( = - )

Sudut miring samping = 90 Sudut tusuk ( 90 - )

Keterangan :

Dg = Diameter puncak; Dt = Diameter tusuk; R = Jari-jari punggung kerucut; b = Lebar muka;


Ha = Tinggi kepala gigi; Hi = Tinggi kaki gigi; = Sudut poros; = Sudut tusuk; = Sudut
puncak ; = Sudut potong; = Sudut kerucut kak; = Sudut kaki; = Sudut kepala.

Anda mungkin juga menyukai