Anda di halaman 1dari 3

Rangkaian Pegunungan Kulon Progo termasuk dalam zona selatan Jawa

Tengah dan secara keseluruhan merupakan Plateu (Pannekoek, 1939). Pada lokasi
pengambilan sampel termasuk dalam formasi OAF. Formasi Andesit Tua ini
memiliki ketebalan mencapai 500 meter mempunyai kedudukan yang tidak selaras di
atas formasi Nanggulan. Batuan penyusun formasi ini berasal dari kegiatan
vulaknisme di daerah tersebut, yaitu dari beberapa gunung api tua di daerah
Pegunungan Kulon Progo yang oleh Van Bemmelen (1949) disebut sebagai Gunung
Api Andesit Tua. Gunung api yang dimaksud adalah Gunung Gajah, di bagian tengah
pegunungan, Gunung Ijo di bagian selatan, serta Gunung Menoreh di bagian utara
Pegunungan Kulon Progo. Aktivitas dari Gunung Gajah di bagian tengah
mengahsilkan aliran-aliran lava dan breksi dari andesit piroksen basaltic. Aktivitas ini
kemudian diikuti Gunung Ijo di bagian selatan Pegunungan Kulon Progo, yang
menghasilkan Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit augit hornblende dan
kegiatan paling akhir adalah intrusi Dasit. Setelah denudasi yang kuat, sedikit anggota
dari Gunung Gajah telah tersingkap, di bagian utara, Gunung Menoreh ini
menghasilkan batuan breksi Andesit augithornblende, yang disusul oleh intrusi Dasit
dan Trakhiandesit. Purnamaningsih (1974, vide warttono rahardjo, dkk, 1977)
menyebutkan telah menemukan kepingan Tuff napalan yang merupakan fragmen
Breksi. Kepingan Tuff napalan ini merupakan hasil dari rombakan lapisan yang lebih
tua, dijumpai di kaki gunun Mujil. Dari hasil penelitian, kepingan Tuff itu merupakan
fosil Foraminifera plantonik yang dikenal sebagai Globigerina ciperoensis bolli,
Globigerina geguaensis weinzrel; dan applin serta Globigerina praebulloides blow.
Fosil-fosil ini menunjukkan umur Oligosen atas. Formasi Andesit Tua secara
stratrigrafis berada di bawah Formasi Sentolo. Harsono Pringgoprawiro (1968, hal.8)
dan Darwin Kadar (1975, hal.2) menyimpulkan bahwa umur Formasi Sentolo
berdasarkan penelitian terhadap Foraminifera plantonik adalah berkisar antara Awal
Meiosen sampai Pliosen. Formasi Nanggulan, yang terletak di bawah Formasi
Andesit Tua mempunyai kisaran umur Eosen Tengah hingga Oligosen Atas (hartono,
1969, vide Wartono Rahardjo, dkk, 1977). Jika kisaran umur itu dipakai, maka
Formasi Andesit Tua diperkirakan berumur Oligosen Atas sampai Meiosen Bawah.
Menurut Purbaningsih (1974, vide wartono Rahardjo, dkk, 1977) umur Formasi Tua
ini adalah Oligosen.

Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan
sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat
dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil
(biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita
pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan. Pada Formasi ini
mempunyai batuan penyusun berupa breksi andesit, lapili tuff, tuff, breksi lapisi ,
Aglomerat, dan aliran lava serta batu pasir vulkanik yang tersingkap di daerah kulon
progo.
Di daerah Kulon Progo terdapat kenampakan ketidakselarasan (disconformity)
antar formasi penyusun Kulon Progo. Kenampakan telah dijelaskan dalam stratigrafi
regional berupa formasi andesit tua yang diendapkan tidak selaras di atas formasi
Nanggulan, formasi Jonggrangan diendapkan secara tidak selaras diatas formasi
Andesit Tua, dan formasi Sentolo yang diendapkan secara tidak selaras diatas formasi
Jonggrangan.
Geomorfologi Kulon Progo merupakan bagian dari zona Jawa Tengah bagian
selatan, yaitu zona plato. Bagian utara dan timur Kulon Progo ini dibatasi oleh
dataran pantai Samudera Indonesia dan bagian barat laut berhubungan dengan
Pegunungan Serayu Selatan. Berdasarkan relief dan genesanya, wilayah kabupaten
Kulon Progo dibagi menjadi beberapa satuan morfologi, yaitu :
a. Satuan Pegunungan Kulon Progo
Satuan ini memanjang dari selatan ke utara dan menempati bagian Daerah
Istimewa Yogyakarta, yang meliputi kecamatan Kokap, Girimulyo dan Samigaluh
dengan kemiringan lereng sekitar 15o-16o
b. Satuan Perbukitan Sentolo
Satuan ini penyebaran sempit, karena terpotong oleh Sungai Progo yang
memisahkan wilayah kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo, meliputi
kecamatan Pengasih dan Sentolo dengan ketinggian antara 50-150 m dpal dengan
kelerengan sekitar 15o
c. Satuan Teras Progo
Terletak di sebelah utara satuan Perbukitan Sentolo dan di sebelah timur
pegunungan Kulon Progo yang meliputi kecamatan Nanggulan, Kalibawang,
terutama di wilayah tepi Kulon Progo.
d. Satuan Dataran Aluvial
memanjang dari barat-timur yang meliputi kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Glur.
Satuan ini didominasi oleh sawah dan pemukiman.
e. Satuan Dataran Pantai
Satuan ini masih dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
I. Sub satuan Gumuk Pasir
Sub Satuan ini tersebar di sepanjang pantai selatan Yogyakarta, yaitu pantai
Glagah dan Congot. Pantai Glagah juga merupakan tempat bermuaranya sungai
Progo dan Serang yang membawa material sedimen. Sehingga di sini banyak
ditemukan gumuk-gumuk pasir hasil endapan sedimen dari darat dan laut yang
dibantu oleh energy angin.

II. Sub Satuan Dataran Aluvial Pantai


Sub satuan ini terletak di sebelah utara satuan gumuk pasir dengan sumber
materialnya berasal dari gumuk pasir yang terbawa oleh angina.

Anda mungkin juga menyukai