Anda di halaman 1dari 10

Mengisi baterai merupakan mengalirkan energi listrik dari luar sehingga terjadi reaksi pada

elektrolit dan sel-sel baterai. Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Pengisian Normal

2. Pengisian Cepat

1. Pengisian Normal

Pengisian normal adalah pengisian dengan besar arus yang normal, besar arus pengisian normal
sebesar 10 % dari kapasitas baterai. Contoh baterai 50 AH maka besar arus pengisian 50 x 10/100 =
5 A. Lama pengisian tergantung hasil pengukuran berat jenis elektrolit baterai, karena dari berat
jenis dapat diketahui berkurangnya kapasitas baterai. Waktu pengisian sesungguhnya adalah 1,2
-1,5 kali dari hasil perhitungan.

Contoh: Hasil pengukuran baterai dengan kapasitas 50 AH menunjukan berat jenis 1,18 pada
temperature 20 C. Dari data tersebut bila dibandingkan dengan grafik hubungan berat jenis dengan
kapasitas diketahui bahwa pada saat itu energi yang hilang dan perlu perlu diisi sebesar 40 %. atau
sebesar:

40 % x 50 AH, yaitu sebesar 20 AH.

Dengan demikian besar arus:

10 % x kapasitas = 10/100 x 50 = 5 Amper

Waktu pengisian:

Kapasitas yang perlu diisi : arus pengisian = 20 : 5 = 4 jam.

Waktu pengisian sesungguhnya adalah:

4 x 1,2 = 4,8 jam sampai 4 x 1,5 = 6 jam

Produsen kendaraan memproduksi kendaraan dengan jumlah besar dan untuk kendaraan komersial
banyak digunakan dengan mesin 1500 2000 CC, dengan kapasitas mesin yang relatif sama maka
digunakan kapasitas baterai yang relatif sama pula, sehingga untuk memudahkan menentukan besar
arus pengisian dibuat table khusus, sehingga mekanik lebih cepat menentukan ukuran arus untuk
kepentingan pengisian.

Di bawah ini tabel besar arus dan lama pengisian baterai pada beberapa hasil pengukuran elektrolit
baterai pada baterai 50 AH.

Tabel 2.2 Waktu mengisi baterai

Metode pengisian Pengisian lambat (5A) Pengisian cepat (20 A)

Berat jenis elektrolit

Kurang dari 1,100 14 jam 4 jam


1.100 1,130 12 jam 3 jam

1,130 1,160 10 jam 2,5 jam

1,160 1,190 8 jam 2,0 jam

1,190 1,220 6 jam 1,5 jam

Diatas 1,220 4 jam 1,0 jam

2. Pengisian cepat

Pengisian cepat adalah pengisian dengan arus yang sangat besar. Besar pengisian tidak boleh
melebihi 50% dari kapasitas baterai, dengan demikian untuk baterai 50 AH, besar arus pengisian
tidak boleh melebihi 25 A.

Prosedur pengisian cepat sebenarnya sama dengan pengisian normal, yang berbeda adalah besar
arus pengisian yang diatur sangat besar. Selain itu juga faktor resiko yang jauh lebih besar, sehingga
harus dilakukan dengan ektra hati-hati. Contoh saat pengisian normal sumbat baterai tidak dilepas
tidak menimbulkan masalah yang serius sebab temperature pengisian relative rendah sehingga uap
elektrolit sangat kecil, berbedah dengan pengisian cepat dimana arus yang besar menyebabkan
temperature elektrolit sangat tinggi sehingga penguapan sangat besar, bila sumbat tidak dilepas
kotak baterai dapat melengkung akibat tekanan gas dalam sel baterai yang tidak mampu keluar
akibat lubang ventilasi kurang.

Pengisian cepat sering dilakukan untuk membantu kendaraan yang mogok atau sedang dalam
proses perbaikan, sehingga baterai tidak diturunkan dari kendaraan. Pada kasus pengisian cepat di
atas kendaraan yang perlu diingat adalah lepas kabel baterai negatip sebelum melakukan pengisian,
hal ini disebabkan saat pengisian cepat tegangan dari battery charging lebih besar dari pengisian
normal, kondisi ini potensial merusak komponen elektronik dan diode pada alternator.

Pengisian lebih dari dua baterai

Pengisian baterai yang lebih dari satu buah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :

b. Merangkai secara Paralel

c. Merangkai secara seri

a. Rangkaian Paralel 2 baterai

1) Buka sumbat bateri tempatkan sumbat pada wadah khusus agar tidak tercecer. Pelepasan sumbat
ini dengan tujuan untuk sirkulasi uap yang dihasilkan elektrolit saat pengisian, dan menghindarai
tekanan pada sel baterai akibat gas yang dihasilkan

2) Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan terminal positip baterai 2 kemudian hubungkan
dengan klem positip battery charger. Demikian pula untuk terminal negatip. Hati-hati jangan
sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada
battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik
akan muncul bunyi peringatan.
3) Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220 V

4) Pilih selector tegangan sesuai dengan tegangan baterai, misal baterai 12 V maka selector
digerakan kearah 12 V.

5) Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas baterai

6) Besar arus merupakan jumlah arus yang dibutuhkan untuk baterai 1 dan baterai 2. misalnya untuk
mengisi dua baterai 50 AH dibutuhkan arus pengisian sebesar 10% x(2 x50)) = 10 A., mengisi
baterai 50 AH dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar 10 % x (40+50) = 9 A.

7) Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging yang dilengkapi timer), bila
tidak dilengkapi maka catat waktu mulai proses pengisian. Waktu yang diperlukan sesuai dari
hasil pengukuran berat jenis elektrolit masing-masing baterai.

8) Bila pengisian sudah selasai, maka mematikan battery charger,

9) Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip dahulu, klem jangan
dilepas saat battery charge masi hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal sat dilepas
dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas
hydrogen yang mudah terbakar dan mudah meledak.

b. Rangkaian Seri 2 baterai

1) Buka sumbat bateri tempatkan sumbat pada wadah kusus agar tidak tercecer. Pelepasan sumbat
ini dengan tujuan untuk sirkulasi uap yang dihasilkan elektrolit saat pengisian, dan menghindarai
tekanan pada sel baterai akibat gas yan dihasilkan

2) Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan terminal positip baterai 2 kemudian hubungkan
dengan klem positip battery charger. Demikian pula untuk termianal negatip. Hati-hati jangan
sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada
battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik
akan muncul bunyi peringatan.

3) Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220 V

4) Pilih selector tegangan sesuai dengan total tegangan baterai, issal 2 baterai 12 V dirangkai seri
maka tegangan menjadi 24 V maka selector digerakan kearah 24 V.

5) Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas baterai yang paling kecil.
Misalkan besar untuk mengisi dua baterai 50 AH dibutuhkan arus pengisian sebesar 10% x 50 =
5 A., mengisi baterai 50 AH dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar yang digunakan 10 % x 40
AH = 4 A.

6) Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging yang dilengkapi timer), bila
tidak dilengkapi maka catat waktu mulai proses pengisian. Waktu yang diperlukan sesuai dari
hasil pengukuran berat jenis elektrolit masing-masing baterai.

7) Bila pengisian sudah selasai, maka mematikan battery charger,


8) Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip dahulu, klem jangan
dilepas saat battery charge masi hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal saat dilepas
dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas
hydrogen yang mudah terbakar dan mudah meledak.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Mengisi Baterai Seri dan Paralel

Metode mengeisi baterai lebih dari satu memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Kelebihan utama pengisian dengan parallel adalah:

tegangan pengisian rendah yaitu 12 V, sehingga rancangan trafo yang digunakan lebih sederhana.
Tetap aman meskipun kapasitas baterai tidak sama

Kelemahan:

Tidak mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yang mengalir ke tiap baterai,
sehingga sulit menentukan waktu pengisian yang tepat

Arus listrik yang dialirkan merupakan arus total pengisian, sehingga arusnya yang mengalir
cukup besar sehingga kabel maupun klem buaya untuk pengisian harus berukuran besar.

Kelebihan rangkaian seri:

Mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yang mengalir ke tiap baterai, sehingga
dapat menentukan waktu pengisian dengan tepat

Arus listrik yang dialirkan besarnya sama untuk semua baterai, sehingga muda ditentukan waktu
pengisiannya.

Besar arus pengisian normal berdasarkan kapasitas baterai yang paling kecil, sehingga arus
pengisian kecil dan kabel maupun klem buaya yang digunakan untuk pengisian dapat dengan
ukuran lebih kecil.

Kelemahan:

Tegangan pengisian merupakan total tegangan baterai yang diisi, issal 4 baterai 12V, berarti
tegangan pengisian sebesar 48 V.

Tidak tepat digunakan untuk baterai yang kapasitasnya bervariasi, sebab harus mengikuti arus
pengisian baterai yang kapasitas kecil, sehingga untuk baterai yang kapasitasnya besar waktu
pengisian terlalu lama, dan bila mengikuti baterai kapasitas besar maka pada baterai yang
kapasitasnya kecil akan mengalami over charging sehingga baterai cepat rusak. Dengan demikian
metode ini kurang tepat untuk baterai dengan kapasitas yang jauh berbeda.

Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat pengisian/cas/charge energi listrik
diubah menjadi kimia dan saat pengeluaran/discharge energi kimia diubah menjadi energi
listrik.Baterai (dalam hal ini adalah aki; aki mobil/motor) terdiri dari sel-sel dimana tiap sel
memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor yang memiliki tegangan 12 V
terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V = 6 x 2 V) sedangkan aki yang memiliki tegangan
6 V memiliki 3 sel yang dipasang secara seri (6 V = 3 x 2 V).
Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak
baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga
tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes).

Di dalam satu sel terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat
dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat
untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida timah coklat (PbO2) sedangkan
bahan aktif dari plat negatif ialah timah (Pb) berpori (seperti bunga karang).

Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat (H2SO4). Saat baterai
mengeluarkan arus

1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen
(H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah menjadi air
(H20).

2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun pelat
negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut.

Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge.

Pada saat battery dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat
dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri
dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati
berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya
sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi battery bisa diketahui
apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer
ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa
setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit
terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.

Air memiliki berat jenis 1 kg/dm3 (1 kg per 1000 cm3 atau 1 liter) dan asam sulfat memiliki berat
jenis 1,285 kg/dm3 pada suhu 20 derajat Celcius.kg = kilogramdm3 = decimeter kubik = litercm3 =
centimeter kubik / cc (centimeter cubic)1 dm = 1 liter = 1000 cm3 = 1000 cc

Saat baterai menerima arus

Battery yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan
cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif battery dihubungkan dengan arus listrik positif dan
kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan
tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V
dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V
DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan
baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada
beberapa baterai yang duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus
(ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan
tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1.
Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb)
pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam
(SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung
dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam
sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi
sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).

Cairan elektrolit

Pelat-pelat baterai harus selalu terendam cairan elektrolit, sebaiknya tinggi cairan elektrolit 4 - 10
mm diatas bagian tertinggi dari pelat. Bila sebagian pelat tidak terendam cairan elektrolit maka
bagian pada pelat yang tidak terendam tersebut akan langsung berhubungan dengan udara akibatnya
bagian tersebut akan rusak dan tak dapat dipergunakan dalam suatu reaksi kimia yang diharapkan,
contoh, sulfat tidak bisa lagi menempel pada bagian dari pelat yang rusak, sebab itu bisa ditemukan
konsentrasi sulfat yang sangat tinggi dari ruang sel yang sebagian pelatnya sudah rusak akibat sulfat
yang sudah tidak bisa lagi bereaksi dengan bagian yang rusak dari pelat. Oleh karena itu kita harus
memeriksa tinggi cairan elektrolit dalam baterai kendaraan bermotor setidaknya 1 bulan sekali
(kalau perlu tiap 2 minggu sekali agar lebih aman) karena senyawa dari cairan elektrolit bisa
menguap terutama akibat panas yang terjadi pada proses pengisian (charging), misalnya pengisian
yang diberikan oleh alternator.

Bagaimana jika cairan terlalu tinggi? Ini juga tidak baik karena cairan elektrolit bisa tumpah
melalui lubang-lubang sel (misalnya pada saat terjadi pengisian) dan dapat merusak benda-benda
yang ada disekitar baterai akibat korosi, misalnya sepatu kabel, penyangga/dudukan baterai, dan
bodi kendaraan akan terkorosi, selain itu proses pendinginan dari panasnya cairan elektrolit baterai
oleh udara yang ada dalam sel tidak efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di dalam sel, dan
juga asam sulfat akan berkurang karena tumpah keluar; bila asam sulfat berkurang dari volume
yang seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan maksimal karena proses kimia yang terjadi tidak
dalam keadaan optimal sehingga tenaga/kapasitas yang bisa diberikan akan berkurang, yang
sebelumnya bisa menyuplai -katakanlah- 7 ampere dalam satu jam menjadi kurang dari 7 ampere
dalam satu jam, yang sebelumnya bisa memberikan pasokan tenaga sampai -katakanlah- 1 jam kini
kurang dari 1 jam isi/tenaga baterai sudah habis.

Penyulfatan

Battery, digunakan ataupun tidak, akan mengeluarkan isinya (maksudnya tenaga baterai
keluar/berkurang bukan cairan elektrolit). Bila sedang tidak digunakan maka pengeluaran tersebut
terjadi secara perlahan yang biasa disebut pengeluaran isi sendiri (self discharge). Cepat atau
lambatnya pengeluaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu elektrolit. Sebuah
baterai tak terpakai yang berisi penuh akan habis isinya dalam jangka waktu 3 bulan jika elektrolit
memiliki suhu 40 derajat Celcius, sedangkan makin dingin suhunya maka makin lambat isi
berkurang, contoh, elektrolit yang bersuhu 20 derajat Celcius isinya hanya akan hilang setengah
bagian (50%) dalam 3 bulan, dan yang bersuhu 15 derajat Celcius isinya hanya akan berkurang
sebesar 7-8% dalam 3 bulan.
Baterai yang sedang mengeluarkan isinya sendiri secara perlahan akan menyulfat. Maksud
penyulfatan adalah sulfat timah (PbSO4) yang terbentuk selama pengeluaran membuat bahan aktif
menjadi keras dan mati.

Penyulfatan kadang-kadang bisa dihilangkan dengan pengisian lambat (slow charge) sehingga
bagian-bagian dari timah sulfat (PbSO4) mencapai harga yang normal. Penyulfatan yang sudah
terlalu banyak pada satu baterai tidak mungkin dihilangkan, baterai ini harus diganti. Penggantian
cairan elektrolit (biasa dikenal dengan pengurasan) tidak akan membantu atau tidak akan banyak
membantu karena yang sudah rusak disini adalah pelat-pelatnya, kalaupun berhasil memiliki
kapasitas setelah dikuras, dalam waktu yang sangat singkat (tergantung pada tingkat kerusakan
pelat-pelatnya) baterai akan lemah (drop) kembali.

Mengatasi penyulfatan

1. Baterai yang tak terpakai disimpan pada ruangan yang bersuhu rendah (suhu yang lebih dingin).

2. Baterai yang tak terpakai diisi dengan arus pengisian yang sangat rendah yaitu dengan pengisian
perawatan (maintenance charge) sampai penuh, ATAU, baterai diisi secara teratur tiap bulan.Pada
nomor 2, metode yang paling baik adalah dengan pengisian perawatan (maintenance charge),
artinya Anda harus memiliki alat pengisi (charger) (lebih baik lagi kalau kuat arus dari alat tersebut
bisa Anda atur kuat lemahnya) yang secara otomatis menghentikan proses pengisian jika baterai
sudah terisi penuh dan kembali menghidupkan proses pengisian jika isi baterai mulai berkurang
(memiliki fitur deteksi). Jika tidak ada fitur otomatisasi maka terpaksa yang Anda lakukan adalah
mengisi baterai secara penuh menggunakan pengisian lambat (slow charge) tiap bulan. Terpaksa
disini disebabkan karena baterai yang sudah terisi penuh tidak akan bertambah lagi isinya walaupun
tetap terus diisi, selain itu baterai yang terisi penuh akan kian bertambah panas bila terus
diisi/disetrum (overcharging) sehingga beresiko merusaknya, ditambah lagi dengan terjadinya
penguapan gas, dan terutama bahaya kemungkinan meledak yang pada akhirnya merusak baterai
secara total (sama sekali tidak bisa dipergunakan) dan bahkan berbahaya bagi orang yang ada
disekelilingnya jika cairan asam dari baterai muncrat dan mengenai orang tersebut! Ingat, cairan
asam bisa mengorosi/merusak plat besi, apalagi daging manusia! Termasuk juga cairan accu zur
(cairan yang disikan pada baterai baru yaitu saat pertama kali diisi) cukup korosif! Jadi berhati-
hatilah jika berhubungan dengan cairan accu zur terlebih lagi cairan yang telah ada dalam baterai!

Battery Capacity

Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/Ampere x waktu/hour), artinya baterai
dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh
tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan
sebesar 2 V; jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah
terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal, baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini
bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya memberikan daya rata-rata
sebesar 900 Watt (Watt = V x I = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A). Secara hitungan kasar dapat
menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10 jam,
walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu (dijelaskan di bawah ini). Kembali ke kapasitas
baterai, pada kendaraan bermotor kapasitas ini bisa dianalogikan sebagai volume maksimal tangki
bahan bakar namun yang membuat berbeda adalah kapasitas pada baterai bisa berubah-ubah dari
nilai patokannya, jadi mirip tangki bahan bakar mobil yang bahannya terbuat dari karet. Sebagai
ilustrasi saya beri contoh balon karet, isinya bisa besar jika terus dimasukkan udara atau bisa juga
kecil jika udara yang ditiup sedikit saja. Nah, kapasitas baterai juga tidak tetap, mirip contoh balon
karet tadi, dimana ada tiga faktor yang menentukan besar kecilnya kapasitas baterai yaitu :

Jumlah bahan aktif

Makin besar ukuran pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka makin besar
kapasitasnya; makin banyak pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka makin besar
kapasitasnya. Jadi untuk mendapatkan kapasitas yang besar luas pelat dan banyaknya pelat haruslah
ditingkatkan, dengan catatan bahwa pelat haruslah terendam oleh cairan elektrolit. Dari sini Anda
kembali bisa menyadari betapa pentingnya bagi pelat-pelat agar terendam oleh cairan elektrolit
karena bagian dari pelat yang tidak terendam sama sekali tidak akan berfungsi bagi peningkatan
kapasitas!

Temperatur

Makin rendah temperatur (makin dingin) maka makin kecil kapasitas baterai saat digunakan karena
reaksi kimia pada suhu yang rendah makin lambat tidak peduli apakah arus yang digunakan tinggi
atapun rendah. Kapasitas baterai biasanya diukur pada suhu tertentu, biasanya 25 derajat Celcius.

Waktu dan arus pengeluaran

Pengeluaran lambat (berupa pengeluaran arus yang rendah) mengakibatkan waktu pengeluaran
juga diperpanjang alias kapasitas lebih tinggi. Kapasitas yang dinyatakan untuk baterai yang umum
pemakaiannya pada pengeluaran tertentu, biasanya 20 jam. Contoh: Baterai 12 V 75 Ah bisa dipakai
selama 20 jam jika kuat arus rata-rata yang digunakan dalam 1 jam adalah 3,75 Ampere (75 Ah / 20
h), sedangkan bila digunakan sebesar 5 Ampere maka waktu pemakaian bukannya 15 jam (75 Ah /
5 A) tapi lebih kecil yaitu 14 jam, sedangkan pada penggunaan Ampere yang jauh lebih besar, yaitu
7,5 Ampere maka waktu pemakaian bukan 10 jam (75 A / 7,5 A) tapi hanya 7 jam!Hal ini bisa
menjadi jawaban bagi mereka yang menggunakan UPS, misal 500 VA atau 500 Watt.hour, yang
mana baterai UPS hanya bertahan lebih kurang 5 - 15 menit untuk komputer yang memerlukan daya
250 Watt, padahal kalau berdasarkan hitungan kasar seharusnya bisa bertahan selama 2 jam (500
Watt.hour / 250 Watt).Saya beri satu contoh nyata, sebuah aki kering 12 V dan 18 Ah
mencantumkan nilai spesifikasi sebagai berikut :20 hr @ 0,9 A = 18 A5 hr @ 3,06 A = 15,3 A1 hr
@ 10,8 A = 10,8 A1/2 hr @ 18 A = 9 AJika dilihat dari spesifikasi maka aki ini memiliki kapasitas
efektif sebesar 18 Ah namun suplai dari aki sebenarnya hanya bisa dilakukan selama :- 20 jam jika
kuat arus yang dipakai hanya sebesar 0,9 A untuk tiap jam artinya hanya memakai daya sebesar 10,8
Watt/jam (12 V x 0,9 A) --> Kapasitas = 18 Ah (0,9 A x 20 hour)- 5 jam jika kuat arus yang dipakai
3,06 A atau berdaya 36,72 Watt/jam (12 V x 3,06 A) --> Kapasitas = 15,3 Ah (3,06 A x 5 hour)- 1
jam jika kuat arus yang dipakai 10,8 A atau berdaya 129,6 Watt/jam (12 V x 10,8 A) --> Kapasitas =
10,8 Ah (10,8 A x 1 hour)- 1/2 jam jika kuat arus yang dipakai sama dengan kapasitas efektifnya
yang 18 Ah atau berdaya 216 Watt/jam (12 V x 18 A) --> Kapasitas = 9 Ah (18 A x 0,5 hour)Dari
sini Anda sudah bisa menyimpulkan bahwa makin rendah arus yang dikeluarkan/dipergunakan
maka baterai mampu menyuplai dalam waktu yang lebih panjang artinya kapasitas baterai bisa
sama persis dengan kapasitas efektif sebesar 18 Ah bila menggunakan kuat arus seperduapuluh dari
kapasitas efektifnya (1/20 x 18 A) dan sebaliknya semakin besar pemakaian arus makin kecil pula
kapasitas baterai yang bahkan bisa cuma mencapai 9 Ah.Saya pribadi tidak tahu persis apa rumus
yang bisa menghitung hubungan flukutasi arus dengan kapasitas yang dihasilkannya tapi secara
kasar -berdasarkan data diatas- pemakain arus sebesar 60% dari kapasitas efektifnya akan bertahan
selama 1 jam. Jadi untuk mendapatkan kapasitas baterai yang bisa menyalakan peralatan berdaya
300 Watt selama satu jam digunakan perhitungan berikut :- Dapatkan ukuran Ampere, yaitu 25 A
(Ampere (I) = Daya / Voltase = P / V = 300 / 12 = 25)- Kapasitas efektif dari baterai yang dicari
adalah 41,67 Ah (Ampere / 60% = 25 x 100 / 60).

Pengisian baterai/Cas aki/Accu charging

Pengisian arus dialirkan berlawanan dengan waktu pengeluaran isi yang berarti juga bahwa beban
aktif dan elektrolit diubah supaya energi kimia bateari mencapai maksimum.

Ada tiga metode pengisian bateari :

1. Pengisian perawatan (maintenance charging) digunakan untuk mengimbangi kehilangan isi (self
discharge), dilakukan dengan arus rendah sebesar 1/1000 dari kapasitas baterai. Ini biasa dilakukan
pada baterai tak terpakai untuk melawan proses penyulfatan. Bila baterai memiliki kapasitas 45 Ah
maka besarnya arus pengisian perawatan adalah 45 mA (miliAmpere).

2. Pengisian lambat (slow charging) adalah suatu pengisian yang lebih normal. Arus pengisian
harus sebesar 1/10 dari kapasitas baterai. Bila baterai memiliki kapasitas 45 Ah maka besarnya arus
pengisian lambat adalah 4,5 A. Waktu pengisian ini bergantung pada kapasitas baterai, keadaan
baterai pada permulaan pengisian, dan besarnya arus pengisian. Pengisian harus sampai gasnya
mulai menguap dan berat jenis elektrolit tidak bertambah walaupun pengisian terus dilakukan
sampai 2 - 3 jam kemudian.

3. Pengisian cepat (fast charging) dilakukan pada arus yang besar yaitu mencapai 60 - 100 A pada
waktu yang singkat kira-kira 1 jam dimana baterai akan terisi sebesar tiga per empatnya. Fungsi
pengisian cepat adalah memberikan baterai suatu pengisian yang memungkinkannya dapat
menstarter motor yang selajutnya generator memberikan pengisian ke baterai.

Hal-hal lain tentang baterai

Baterai yang terawat dengan baik dapat berfungsi sampai beberapa tahun, sebaliknya jika tak
terawat, baterai bisa diganti kurang dari satu tahun! Pemegang baterai yang longgar bisa
menyebabkan baterai tak tahan lama, kabel starter yang rusak dapat mengakibatkan hubungan
singkat sehingga baterai cepat rusak, dan baterai yang kotor dapat menyebabkan arus hilang
terutama pada kondisi cuaca yang lembab.

Gas-gas yang menguap pada waktu pengisian baterai dapat meledak sehingga menggunakan api
pada ruangan dimana baterai diisi terlarang keras! Selain itu ruangan baterai harus dilengkapi
dengan ventilasi yang baik untuk mencegah timbulnya karat karena adanya gas asam sulfur.
Campuran timah pada baterai selalu beracun karena itu diperlukan kebersihan dan kehati-hatian
ekstra.

Memeriksa kondisi batere tidak bisa hanya dengan mengukur tinggi tegangan/voltase yang
dihasilkan tapi juga harus dengan memberikan beban pada baterai tersebut.

Bila mengunakan baterai lebih dari satu dimana kondisinya secara keseluruhan sudah lemah maka
seluruh baterai harus diganti jadi tidak bisa hanya sekedar mengganti baterai yang sudah lemah
saja! Karena jika sebagian diganti dan sebagian lain masih menggunakan baterai yang lama maka
peralatan listrik akan menggunakan karakteristik dari baterai terlemah yaitu baterai lama yang
masih dipakai dan berakibat penggantian baterai yang lebih cepat; dalam jangka panjang biayanya
justru lebih tinggi daripada mengganti seluruh baterai sedari awal.

Selain itu alat pengisi baterai (charger) akan melihat keseluruhan baterai sebagai satu kesatuan
baterai sehingga baterai lama ada kemungkinan bisa mengalami overcharging dan baterai baru
mengalami undercharging yang pada akhirnya mengakibatkan kerusakan baterai secara total
terlebih lagi hasil dari baterai gabungan tersebut menyebabkan peralatan listrik tidak
bekerja/berjalan secara memadai.

Aki kering maupun basah memiliki prinsip kerja yang sama termasuk pengisian arusnya. Jadi
substitusi dimungkinkan terjadi namun perlu diperhatikan karakteristik dari peralatan yang
menggunakannya dan sistem yang ada.

Anda mungkin juga menyukai