A. Kompetensi :
Merawat secara berkala sistem kelistrikan
B. Sub Kompetensi :
Setelah selesai praktikum mahasiswa dapat :
1. Memeriksa komponen-komponen kelistrikan kendaraan
2. Mengetahu cara memperbaiki atau merawat kompoen-komponen kelistrikan
kendaraan
3. Dapat melaksanakan perawatan secara berkala sistem kelistrikan kendaraan
C. Alat dan Bahan :
1. Baterai
2. Voltmeter/multimeter/baterai tester
3. Hidrometer
4. Baterai charger
5. Kabel busi (tegangan tinggi)
6. Fuse
7. Lampu kepala
8. Unit mobil
D. Keselamatan Kerja :
1. Hati-hati terhadap cairan baterai.
2. Hati-hati saat melakukan pengisian baterai. Ikuti petunjuk pengisian baterai dengan
benar.
3. Gunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya.
4. Laksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja.
5. Tanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum.
E. Langkah Kerja :
BATERAI
1. Siapkan alat dan bahan praktikum
2. Memeriksa kondisi visual baterai
a. Periksa kondisi baterai secara visual dari kerusakan dan kebocoran box baterai.
b. Periksa terminal baterai dari kotor dan karat. Bersihkan bila terjadi karat.
c. Periksa permukaan elektrolit baterai, tambahkan air suling bila perlu sampai
garis full.
5. Pengisian baterai
1. Pengisian cepat
a. Arus pengisian :
b. Lama pengisian :
2. Pengisian lambat
a. Arus pengisian:
b. Lama pengisian:
Contoh perhitungan:
Kapasitas baterai : 40 Ah dan berat jenis hasil ukur pada 20oC : 1.18
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kondisi pengeluaran adalah sebesar
40%, sehingga perlu pengisian 16 Ah (40% dari baterai 40 Ah). Bila lama pengisian
30 menit (0.5 h), maka amper pengisian yang benar adalah:
16 Ah = 10 A
1 + 0.5 h
*untuk melindungi baterai, amper pengisian maksimum tidak boleh melebihi ½
kapasitas baterai.
FUSE/SEKRING
Pada umumnya Fuse memiliki bungkusan transparan yang terbuat dari Kaca maupun
Plastik sehingga kita dapat melihat langsung apakah Kawat halus Fuse tersebut putus
atau tidak. Tetapi ada juga jenis Fuse yang bungkusannya menutupi Kawat halus di
dalamnya sehingga kita sulit untuk melihat isi daripada Fuse tersebut. Oleh karena itu,
kita perlu mengukur Fuse dengan Multimeter untuk mengetahui apakah Fuse tersebut
masih baik atau sudah terputus.
Berikut ini adalah cara untuk mengukur Fuse dengan menggunakan Multimeter Digital :
1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe Multimeter pada masing-masing Terminal Fuse / Sekering seperti
pada gambar berikut ini. Fuse atau Sekering tidak memiliki polaritas, jadi posisi Probe
Merah dan Probe Hitam tidak dipermasalahkan.
3. Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm. Kondisi
tersebut menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik (Short).
4. Jika Display Multimeter menunjukan “Tak Terhingga”, maka Fuse tersebut dinyatakan
telah putus atau terbakar.
Fuse yang sudah putus harus diganti dengan Fuse yang spesifikasinya yang sama. Apabila
Spesifikasi Fuse yang diganti tersebut berbeda, maka fungsi Fuse yang sebagai pengaman
ini tidak dapat berfungsi secara maksimal atau tidak dapat melindungi Rangkaian /
Peralatan Elektronika ataupun peralatan listrik dengan baik.
Fuse Hasil pengukuran Keterangan
LAMPU KENDARAAN
Peralatan yang digunakan pada umumnya :
a) Alat pencongkel kancing bumper.
b) Kunci pas atau ring berukuran 10.
c) Kunci T berukuran 10.
d) Obeng (+) dan (-)
2. Lepaskan baut yang terpasang pada headlamp dengan menggunakan kunci T dan pas
atau ring berukuran 10. biasanya da baut yang tersembunyi, teliti lah dalam membuka
nya.
3. kemudian taik ke kiri dan kekanan secara perlahan.
7. pasangkan Soket kabel lampu, lampu nya bila putus ganti juga sekalian, dan
8. Pasang baut lalu kencangkan menggunakan kunci T dan pas ring 10.
9. Cek lampu apakah sudah menyala dengan normal.
10. Rapihkan dan bersihkan alat.
F. PENUTUP
Bersihkan kembali alat-alat dan bahan yang telah digunakan dan kembalikan ke posisi
semula
Buatlah laporan berdasarkan apa yang sudah saudara kerjakan saat praktik