Pengujian Baterai
Indikator :
1. Teori dan cara kerja baterai dapat dijelaskan.
2. Baterai dapat diuji dengan peralatan yang tepat sesuai SOP dan K 3, tanpa menyebabkan kerusakan
terhadap komponen atau sistem lainnya.
3. Analisa keadaan baterai tepat, berdaasarkan data hasil pengujian baterai.
A. Tujuan Pembelajaran
I. Akademik
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat: :
1. Menjelaskan Teori dan cara kerja baterai
2. Menguji Baterai dengan peralatan yang tepat sesuai SOP dan K 3, tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
3. Menganalisa keadaan baterai dengan tepat, berdaasarkan data hasil pengujian baterai.
1
Starter mesin (untuk melihat besar arus pembebanan pada baterai)
Bila arus yang mengalir kurang dari
tabel pada petunjuk, hitung besar
arus beban yang akan ditambahkan.
Sesuaikan dengan beban yang ada
seperti : lampu kepala, motor
wiper dan lain – lain
2
VOLT METER
AMPER METER
Catat tegangan baterai yang paling kecil pada waktu starter dilakukan !
Lakukan diagnosa kondisi baterai sesuai petunjuk
3
Hubungkan kabel tester pada baterai
Sesuaikan besar kapasitas baterai pada tester dengan menggerakkan sakelar putar
Tekan sakelar start pada alat tes,tunggu selama 30 detik sampai lampu tanda menyala (menunjukkan
kondisi baterai)
Tugas : Ukur arus dan tegangan selama melakukan tes dengan tester automatis
PETUNJUK
Besar arus beban untuk pengetesan baterai dapat dilihat dalam data arus start dingin yang ditulis pada
baterai
Bila data arus start dingin tidak terdapat pada baterai, maka kita dapat memperkirakan besar arus beban
yang diberikan seperti pada tabel ini
Kapasitas baterai Perkiraan arus beban
30 – 40 Ah 100 Amper
4
50 – 60 Ah 150 Amper
80 – 120Ah 200 Amper
Baterai dalam kondisi baik, bila dibebani selama 15 menit dengan arus seperti pada tabel, maka
penurunan tegangannya adalah tidak lebih kecil dari : 9 volt baterai (12 volt), 4,5 volt (baterai 6 volt) dan 18
volt untuk baterai 24 volt
Pembebanan dengan motor starter seperti pada jobsheet, maka mesin harus dalam keadaan dingin
Tester automatis dibuat hanya untuk baterai yang mempunyai data arus start dingin
Jarak waktu pengetesan dari satu baterai harus lebih dari 5 menit (karena tahanan dalam tester perlu
waktu sampai dingin kembali dan baru bisa melakukan tes berikutnya)
Kalau menggunakan sakelar putar (sakelar pemilih beban) tidak sesuai dengan kapasitas baterai, maka
baterai bisa rusak
Mengetes dengan cara lain, sama saja seperti mengetes dengan starter, beban yang dipakai dapat
bermacam – macam, seperti tahanan geser atau lampu kepala yang dirangkai lebih banyak sampai arus
beban sesuai dengan data petunjuk
Pada waktu pengetesan dilakukan tutup sel baterai harus dibuka. Perhatikan kondisi tiap – tiap sel, bila salah
satu sel rusak, maka elektrolitnya akan cepat sekali menguap.
Tugas siswa 1
5
6. Untuk baterai tanpa tanda upper / lower level permukaan elektrolit dapat dilihat dari:
a. Tutup sel d. Sel sel baterai
b. Terminal baterai e. Electrolit baterai
c. Kotak baterai
7. Bila electrolit dalam setiap sel berkurang, tambahkan dengan:
a. Air mineral d. Timah
b. Air suling e. Sulfat
c. Belerang
8. Untuk menguji / mengetahui isi daya dalam sebuah baterai dengan mengkur kandungan asam
dalam electrolitnya maka digunakan alat ukur:
a. Higrometer test d. Thermometer
b. Hydrometer test e. Tachometer
c. Manometer test
9. Untuk menguji kandangan asam dalam elektrolit, digunakan sebuah hydrometer untuk mengukur
besarnya:
a. Voltase d. Specific test
b. High rate charge e. Hight rate discharge
c. Load test
10. Untuk membaca hydrometer, mata harus sejajar dengan permukaan:
a. Larutan d. electrolit
b. Tutup tabung e. Kotak baterai
c. Tabung kaca
BAB 2
Memperbaiki baterai
Indikator :
1. Identifikasi penyebab dan kerusakan baterai dapat dijelaskan.
2. Baterai diperbaiki dengan prosedur sesuai SOP dan K 3 tanpa menyebabkan kerusakan terhadap
komponen atau sistem lainnya.
3. Memilih dan menggunakan peralatan perbaikan baterai yang sesuai.
B. Tujuan Pembelajaran
II. Akademik
6
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat: :
1. Identifikasi penyebab dan kerusakan baterai dapat dijelaskan.
2. Baterai diperbaiki dengan prosedur sesuai SOP dan K 3 tanpa menyebabkan kerusakan terhadap
komponen atau sistem lainnya.
3. Memilih dan menggunakan peralatan perbaikan baterai yang sesuai.
Langkah kerja
7
Bila kurang jangan diisi dengan air biasa
KETERANGAN :
1. Jika pemakaian baterai dilakukan dengan benar, maka sangat di mungkinkan umur baterai
bias mencapai:
a. 1 Tahun d. 4 Tahun
b. 2 Tahun e. 5 Tahun
c. 3 Tahun
2. Baterai harus di letakkan di tempat yang tepat, kecuali
a. Sejuk d. Lembab
b. Tidak lembab e. Kering
8
c. Sirkulasi udara baik
3. Dalam penyimpanannya baterai tidak boleh di tumpuk, antara satu dengan yang lainnya. Hal
ini penting kususnya pada baterai dengan kotak yang terbuat dari:
a. Timah d. Kertas
b. Plastik e. Kain
c. Timbal
4. Baterai harus di simpan pada Rak / Kayu, jangan di atas:
a. Beton d. Kain
b. Plastik e. air
c. Karet
5. Semakin tinggi suhu dan kelembapan udara, semakin cepat baterai kehilangan:
a. Kapasitas d. Tegangan
b. Kemampuan e. Daya
c. Voltase
6. Pada jangka waktu 2 – 3 bulan baterai tidak terpakai, baterai akan mengalami:
a. Meledak d. korosi
b. Melepuh e. Pemansan
c. Sulfasi
7. Ketika melepaskan baterai dari mobil sebaiknya mesin:
a. Di nyalakan d. Di buka
b. Di isi arus dulu e. Di matikan
c. Di starter
8. Jika sebuah baterai baru dipasang, maka baterai tersebut harus mempunyai kapasitas sama,
atau lebih besar dengan baterai:
a. Baru d. lainnya
b. Isi ulang e. sama
c. Lama
9. Menganti baterai dengan kapasitas yang lebih kecil akan menyebabkan unjuk kerja /
kemampuan baterai yang:
a. Tinggi d. Meningkat
b. Rendah e. Baik
c. Sedang
10. Baterai baru seharusnya serupa / mirip dalam ukuran fisik dengan baterai lama, sehingga
dapat terpasang pada:
a. Terminal baterai d. Katoda Baterai
b. Anoda baterai e. Kotak baterai
c. Alas baterai
BAB 3
Memelihara baterai
I Indikator :
Prosedur pemeliharaan baterai dapat dijelaskan.
Baterai dipelihara dengan peralatan yang benar sesuai SOP dan K 3 tanpa terjadi kerusakan komponen
yang lain.
C. Tujuan Pembelajaran
III. Akademik
9
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat: :
1. Prosedur pemeliharaan baterai dapat dijelaskan.
2. Baterai dipelihara dengan peralatan yang benar sesuai SOP dan K 3 tanpa terjadi kerusakan
komponen yang lain.
Merawatan Baterai
Baterai mempunyai peranan yang sangat penting pada kendaraan baik saat kendaraan, kendaraan hidup
maupun saat starter. Gangguan yang paling dirasakan pemilik kendaraan adalah fungsi saat starter, dimana bila
baterai kurang baik maka energi yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter. Penyebab energi tidak
cukup untuk melakukan stater antara lain:
1) Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari kebutuhan energi listrik saat kendaraan
beroperasi, sehingga energi yang tersimpan pada baterai digunakan untuk mencukupi kekurangannya.
2) Baterai sudah lemah, sehingga tidak mampu menyimpan energy listrik, atau terjadi pengosongan
sendiri.
3) Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat. Bila kendaraan lama tidak
digunakan maka energi listrik yang tersimpan di dalam baterai dapat kosong dengan sendirinya,
sehingga mesin tidak dapat distarter. fenomena ini sering disebut Self Discharger. Besar self discharge
ditunjukan dalam prosentase 71. kapasitas baterai. Besar self discharge berkisar 0,3 – 1,5 % per hari
pada temperature 20-30 ºC tiap hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam 1-3 bulan.
10
Gambar 32. Perawatan baterai yang baik memperpanjang umur
4) Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan kencangkan baut
pengikatnya
5) Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter. Caranya: Colok
ukur positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip dihubungkan konektor baterai
Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus tetap Nol, bila volt meter menunjukkan
tegangan maka terdapat tahanan pada terminal baterai.
11
Gambar 36. Memeriksa tahanan terminal baterai
Pemeriksaan elektrolit
1) Pemeriksaan jumlah elektrolit Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada baterai terjadi efek
panas sehingga eletrolit baterai menguap dan elektrolit baterai berkurang, untuk itu secara periodik jumlah
elektrolit baterai perlu diperiksa dan bila jumlah elektrolit baterai kurang maka harus ditambah. Jumlah elektrolit
baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level.
Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan
menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat
proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit
yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.Penyebab elektrolit cepat
berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila elektrolit dengan cepat maka periksa dan setel
arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit
dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian yang terkena elektrolit akan
korosi. Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu merupakan air murni
(H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan asam sulfatnya cukup besar sehingga berat
jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu menambah elektrolit baterai yang berkurang, sedangkan air zuur
digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong. Penambahan elektrolit dengan air zuur menyebabkan
berat jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat
menyebabkan interprestasi hasil pengukuran keliruh, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat jenis elektrolit
baterai tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan kecil.
2) Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat
hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas
baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100 -1,130. Hubungan berat jenis dan
kapasitas adalah
sebagai berikut:
12
Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis normal ditentukan
pada
20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperature elektrolit harus diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil
pengukuran adalah:
13
Gambar 39. Baterai dengan indicator berat jenis
Mengisi Baterai
Mengisi baterai merupakan mengalirkan energi listrik dariluar sehingga terjadi reaksi pada elektrolit dan sel-sel
baterai.Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua kelompok
yaitu:
1) Pengisian Normal
2) Pengisian Cepat
Pengisian Normal
Pengisian normal adalah pengisian dengan besar arus yang normal, besar arus pengisian normal
sebesar 10 % dari kapasitas baterai. Contoh baterai 50 AH maka besar arus pengisian 50 x 10/100 = 5 A. Lama
pengisian tergantung hasil pengukuran berat jenis elektrolit baterai saat diukur, karena dari berat jenis dapat
diketahui berkurangnya kapasitas baterai.
Prosedur Pengisian
Pengisian satu baterai
1) Buka sumbat bateri tempatkan sumbat pada wadah khusus agar tidak tercecer. Pelepasan
sumbat ini dengan tujuan untuk sirkulasi uap yang dihasilkan elektrolit saat pengisian, dan
menghindarai tekanan pada sel baterai akibat gas yang dihasilkan
2) Hubungkan kabel positip baterai dengan klem positip battery charger dan terminal negatip
dengen klem negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api,
bila dipaksa baterai akan rusak, pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator,
dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
14
Gambar 41. Mengatur besar arus dan waktu pengisian
7) Bila pengisian sudah selasai, maka matikan battery charger,
8) Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip dahulu, klem jangan
dilepas saat battery charge masih hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal sat dilepas
dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas
hydrogen yang mudah terbakar dan mudah meledak.
Perhatian:
Merokok dan kesalahan pemasangan kabel battery charging
potensi menimbulkan ledakan pada baterai
15
dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas
hydrogen yang mudah terbakar dan mudah meledak.
2) Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan terminal positip baterai 2 kemudian hubungkan dengan
klem positip battery charger. Demikian pula untuk termianal negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik,
bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada battery charger model
tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
3) Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220 V
4) Pilih selector tegangan sesuai dengan total tegangan baterai, misal 2 baterai 12 V dirangkai seri
maka tegangan menjadi 24 V maka selector digerakan kearah 24 V.
5) Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas baterai yang paling kecil.
Misalkan besar untuk mengisi dua baterai 50 AH dibutuhkan arus pengisian sebesar 10% x 50 = 5
A., mengisi baterai 50 AH dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar yang digunakan 10 % x 40 AH =
4 A.
6) Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging yang dilengkapi timer), bila tidak
dilengkapi maka catat waktu mulai proses pengisian. Waktu yang diperlukan sesuai dari hasil
pengukuran berat jenis elektrolit masingmasing baterai.
7) Bila pengisian sudah selasai, maka mematikan battery charger,
8) Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip dahulu, klem jangan
dilepas saat battery charge masi hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal saat dilepas
dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas hydrogen
yang mudah terbakar dan mudah meledak.
16
2) Arus listrik yang dialirkan merupakan arus total pengisian,sehingga arusnya yang mengalir cukup
besar sehingga kabel maupun klem buaya untuk pengisian harus berukuran besar.
Kelebihan rangkaian seri:
1) Mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yangmengalir ke tiap baterai, sehingga dapat
menentukan waktu pengisian dengan tepat
2) Arus listrik yang dialirkan besarnya sama untuk semua baterai,sehingga muda ditentukan waktu
pengisiannya.
3) Besar arus pengisian normal berdasarkan kapasitas baterai yang paling kecil, sehingga arus
pengisian kecil dan kabel maupun klem buaya yang digunakan untuk pengisian dapat dengan ukuran
lebih kecil.
Kelemahan:
1) Tegangan pengisian merupakan total tegangan baterai yang diisi, misal 4 baterai 12V, berarti
tegangan pengisian sebesar 48
2) Tidak tepat digunakan untuk baterai yang kapasitasnya bervariasi, sebab harus mengikuti arus
pengisian baterai yang kapasitas kecil, sehingga untuk baterai yang kapasitasnya besar waktu
pengisian terlalu lama, dan bila mengikuti baterai kapasitas besar maka pada baterai yang
kapasitasnya kecil akan mengalami over charging sehingga baterai cepat rusak. Dengan demikian
metode ini kurang tepat untuk baterai dengankapasitas yang jauh berbeda.
Pengisian cepat
Pengisian cepat adalah pengisian dengan arus yang sangat besar. Besar pengisian tidak boleh melebihi
50% dari kapasitas baterai, dengan demikian untuk baterai 50 AH, besar arus pengisian tidak boleh
melebihi 25 A. Prosedur pengisian cepat sebenarnya sama dengan pengisian normal, yang berbedah
adalah besar arus pengisian yang diatur sangat besar. Selain itu juga factor resiko yang jauh
lebih besar, sehingga harus dilakukan dengan ektra hati-hati.
17
f. Kunci Jawaban Formatif 3
1) Keuntungan perawatan baterai dengan baik:
a) usia baterai lebih lama
b) menghindarai kendaran mogok karena energi listrik pada baterai kurang kuat.
2) Kegiatan yang dilakukan dapat perawatan baterai meliputi:
a) Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain
b) Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit
c) Melakukan pengisian
3) Penambahan elektrolit dengan air zuur menyebabkan berat jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini
dapat menyebabkanin terprestasi hasil pengukuran keliruh, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat
jenis elektrolit baterai tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan kecil. Sedangkan air biasa banyak
mengandung logam berat yang mengurangi kapasitas simpan baterai dan menyebabkan discharging.
4) Prosedur mengisi baterai dengan battyery charging.
a) Buka sumbat bateri tempatkan sumbat pada wadah kusus agar tidak tercecer.
b) Catat kapasitas baterai dan ukur berat jenis elektrolit baterai menggunakan hidrometer
c) Hubungkan kabel positip baterai dengan klem positip battery charger dan terminal negatip dengen
klem negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa
baterai akan rusak, pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila
pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
d) Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220 V
e) Pilih selector tegangan sesuai dengan tegangan baterai,misal baterai 12 V maka selector
digerakan kearah 12 V.
f) Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuaidengan kapasitas baterai
g) Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian sesuai dengan hasil pengukuran berat jenis elektrolit
baterai, ( untuk battery charging yang dilengkapi timer), bila tidak dilengkapi maka catat waktu
mulai proses pengisian.
h) Bila pengisian sudah selasai, maka mematikan battery charger,
i) Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip dahulu, klem jangan
dilepas saat battery charge masi hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal sat dilepas
dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas
hydrogen yang mudah terbakar dan mudah meledak.
5) Baterai 12 V 60 AH besar arus pengisian normal sebesar 60 x 10 % = 6 Amper, berat jenis elektrolitnya
1,14 pada temperature 20 ºC berarti energi listrik telah berkurang 60 %, yaitu 60 % x 60 AH = 36 AH.
Waktu pengisian 36 AH: 6 A = 6 jam. Jadi besar arus pengisian 6 A, lama pengisian 6 jam.
6) Rangkaian pemasangan pengisian untuk 2 baterai 12V 60AH yang diisi secara seri,
7) Pengisian cepat perlu dihindari karena dapat memperpendek usia baterai karena sel-sel baterai cepat
rusak. Resiko pengisian cepat pada kendaraan tanpa menurunkan baterai dapat merusak sistem
elektronik pada kendaraan dan merusak diode altenator, oleh karena itu kabel negatip harus dilepas saat
pengisian dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
18
19