Anda di halaman 1dari 44

CHARGER BATERE OTOMATIS | RANGKAIAN PENGISI BATERE

OTOMATIS

Gambar rangkaian charger batere otomatis | Gambar rangkaian pengisi batere otomatis

Pada dasarnya rangkaian yang saya rancang diatas memiliki cara kerja yang sangat sederhana,
dimana rangkaian tersebut dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek
antara tegangan supply dengan batere yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang
ingin mencoba untuk mengghubungkan langsung antara supply dengan batere maka batere bisa
dipastikan akan terisi. Tetapi arus yang mengalir melalui batere yang dicharge tidak bisa
dikontrol serta jika batere sudah penuh maka batere tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada
kondisi hubungan pendek.
Prinsip Kerja Charger Batere

Pada saat batere kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor Q1 akan langsung aktif
dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi
ini arus yang akan mengisi batere sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung
langsung dengan terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian berlangsung
kenaikan tegangan pada batere akan memperbesar arus yang mengalir pada basis Q2 melalui R5
10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1 merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi
awal untuk menentukan posisi yang tepat dalam perencanaan proses switching rangkaian. Untuk
VR1 anda bisa menggunakan trimpot atau potensio sesuai dengan selera anda. Pada awal
pengisian, aturlah potensio pada posisi led indicator D3 pada kondisi mati, serta arus yang
mengalir masuk pada kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator secara otomatis akan menyala dikarenakan
kenaikan tegangan pada batere yang di charge akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir
pada basis transistor Q2 serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami
cut-off dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut Q1 akan mengalami
kekurangan arus basis hal ini dikarenakan hampir semua arus yang mengalir pada R1 10 Kohm
akan berpindah ke dioda D1 yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2
mengalami jenuh.

Daftar Komponen

1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1 (Potensio /
Trimpot = 100 Kohm)
2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led)

3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904)

4. Catu daya 9 volt

CHARGER ACCU OTOMATIS | RANGKAIAN PENGISI AKI


OTOMATIS

Gambar rangkaian charger accu 12 volt otomatis | Gambar pengisi aki otomatis

Untuk rangkaian pengisi accumulator di atas mempunyai cara kerja yang sama dengan rangkaian
charger batere di atas. Dimana pada kedua rangkaian memanfaatkan kenaikan tegangan pada
batere untuk mentrigger komponen switching pemutus pengisian rangkaian. Hanya saja jika kita
menggunakan transistor seperti pada rangkaian pengisi batere otomatis, besarnya arus yang
diloloskan melalui kolektor berbanding linier dengan penurunan arus yang mengalir pada basis
akibat kenaikan tegangan batere yang di-charge. Tetapi jika menggunakan SCR seperti pada
rangkaian pengisi batere, perbandingan arus gate dengan source tidak linier, atau dengan kata
lain SCR tidak berfungsi sebagai penguat tetapi hanya sebagai saklar elektronik. Itu sih
sebenarnya analisa saya secara simple, tetapi secara teoritis pasti ada rumus dan perhitngan
secara matematis pada masing-masing komponen sesuai sfesifikasinya.

Untuk pengaturan awal rangkaian anda cukup memutar potensio atau trimpot hingga led
indicator dalam keadaan mati dan arus yang mengalir memasuki source SCR tifak terlalu besar.
Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator akan menyala secara otomatis. Jika pada
prakteknya anda mengalami kendala dan merasa nilai dari potensio atau resistor yang lain tidak
sepenuhnya tepat, anda bisa memodifikasinya sendiri seusai dengan keinginan sendiri. Yang
penting jika garis besar dari cara kerja rangkaian sudah anda pahami, anda bisa mengembangkan
sesuai selera.

Saran : Sebaiknya anda menggunakan protoboard terlebih dahulu dalam membuat rangkaian
charger batere otomatis dan charger accu otomatis di atas. Jika kerja rangkaian telah
sempurna baru anda bisa membuatnya dengan PCB.

http://indelektro.blogspot.co.id/2010/05/rangkaian-charger-otomatis-prinsip.html (25/05/2017 pukul


23.05)
SISTEM CHARGING PADA PONSEL CHINA
Ponsel-ponsel keluaran negeri china ini kebanyakan menggunakan prinsip murah meriah,dgn
ukuran PCB nya yg besar tetapi komponen-komponen didalamnya tidak begitu banyak bila
dibandingkan dgn ponsel-ponsel lainnya.Begitu pula dengan sistem chargingnya yg terbilang
cukup sederhana karena hanya menggunakan sebuah transistor MOSFET with SCHOTTKY
DIODE sebagai interfacenya.
MOSFET = Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor.Dan nama Schottky diambil
dari seorang fisikiawan berkebangsaan jerman yaitu Walter H Schottky yang menemukan diode
dgn low drop tegangan maju yang sangat kecil ,kemudian diberi nama sesuai dgn namanya yaitu
"SCHOTTKY DIODE".

Ada beberapa tipe dari transistor MOSFET yg digunakan pada charging system ponsel china
diantaranya seperti :
VISHAY tipe Si 5853DC
VISHAY tipe Si 4883DY , dan
ON SEMICONDUCTOR tipe nthd 3101F
Serta ada beberapa jenis dan keluaran dari vendor lain,tapi pada prinsipnya semua jenis transistor
mosfet diatas adalah sama dan banyak digunakan pada ponsel-ponsel china yg beredar saat ini.

Kerusakan yang terjadi pada mosfet tansistor ini akan menyebabkan gagalnya proses pengisian
ulang baterai ponsel yg ditunjukkan dengan pesan aneh yang tampil di layar ponsel pada saat
ponsel itu di charge, diantaranya seperti "AWAS PENGISIAN JELEK " atau "AWAS
TEGANGAN PENGISIAN BERLEBIH" ,atau malah tidak ada respon sama sekali saat charger
dihubungkan, dan mungkin pada saat charger dihubungkan ke ponsel indikator pengisian baterai
pada display bergerak seolah-olah mengisi baterai akan tetapi baterai tidak terisi dengan baik
atau bahkan sama sekali tidak terisi.
gbr 1. skema charging MT6225
PERHATIKAN GBR SKEMA CHARGING MT6225 DIATAS,
Kita lihat pada gambar tegangan dari charger (VCHG) akan masuk ke MOSFET TRANSISTOR
(U403) melewati sebuah Fuse/sekering (F400) dan VCHG ini juga akan diterima langsung oleh
PMIC (U401) di kaki E1 yaitu AC (Analog Charger) dan juga diterima CPU MT6225 di kaki C5
melalui jalur ADC_3 (Analog/Digital Converter) sebagai pertanda bahwa VCHG aktif setelah
tegangannya dikurangi oleh sebuah resistor sebesar 100kohm (R424).
gbr 2. charging IC 8 pin ponsel china

Transistor mosfet U403 ini akan menerima tegangan VCHG di kaki S (Source) pin 3, sementara
kaki A (Anoda) pin 1 dan pin 2 dalam kondisi standby menunggu Enable/perintah dari kaki G
(Gatedrive) pada pin 4,enable ini datang dari PMIC U401 dari pin E2 GDRVAC (Gate Drive
Voltage Analog Charger).

Setelah PMIC ini memberikan tegangan sebesar 2.4volt ke kaki G (gate) pin 4 pada mosfet,
maka kaki Anoda pin 1 dan pin 2 akan menerima tegangan itu sebagai sebuah perintah untuk
mulai bekerja yaitu mengeluarkan tegangan charging sebesar 3 s/d 4 volt di kaki D (Drain) di pin
5 dan pin 6.
Selanjutnya tegangan charging ini akan diberikan kekaki Anoda pin1 dan pin2 untuk disearahkan
oleh sebuah schottky diode yang ada didalam mosfet sebelum dikeluarkan oleh kaki K (Katoda)
di pin 7 dan pin 8.

Pada saat tegangan charging ini keluar dari mosfet di kaki Anoda pin7 dan pin8, tegangan tsb
akan diterima pula oleh PMIC di kaki ISENSE pin F2 sebagai sensor charging voltage.
kemudian,sebelum menuju konektor baterai tegangan ini terlebih dahulu melewati sebuah
resistor R413 bernilai hambatan kecil ke kaki BAT_ON di pin B10 pada PMIC, dan
berkomunikasi dengan CPU MT6225 din pin C6, lewat jalur ADC_2 dengan perantaran sebuah
resistor R416 yg mempunyai nilai hambatan sebesar 100k ohm.

Apabila tegangan BAT_ON mencapai level high yaitu sekitar 2.5volt, maka proses charging
akan berhenti secara otomatis karena baterai ponsel dianggap sudah penuh.

Kira-kira seperti itulah jalannya proses charging pada ponsel china,jadi apabila kita menemukan
kasus-kasus seperti :
-Pengisian jelek
-Tegangan pengisian berlebih
-Indikator charging pada display berjalan tetapi baterai tidak terisi (fake charging)
-Tidak ada respon saat charger dimasukkan
-Pengisian berjalan sebentar lalu pengisian selesai padahal batre belum penuh
Mudah-mudahan semua permasalahan seperti di atas bisa kita deteksi penyebabnya jika kita bisa
memahami cara kerja dan proses charging ponsel china ini.

Bagaimana kita mendeteksinya?, pengukuran tegangan untuk permasalahan charging ini bisa kita
lakukan pada:
- VCHG SEBESAR 5V (usahakan travo charger dipilih yg mempunyai VDC OUT max 5.5V)
sebelum memasuki daerah control charger terlebih dahulu melewati sebuah fuse,cek kerusakan
pada fuse ini jika tidak ada tegangan VCHG setelah diyakinkan bahwa tegangan ini ada di
bagian sebelumnya yaitu di konektor charger ataupun konektor usb.
-TEGANGAN ENABLE DARI PMIC ( jalur GDRVAC )
tegangan enable ini akan masuk ke mosfet transistor pada pin 4 sebesar 2.4V
-TEGANGAN OUT DARI MOSFET
tegangan ini hasil olahan mosfet transistor di pin7 dan pin8 sebesar 3-4volt, dan melewati
resistor sebelum menuju ke konektor baterai. Cek resistor ini juga bila tidak ada tegangan
sebesar 3-4volt di konektor baterai.
-TEGANGAN BAT_ON
tegangan ini harus di bawah 2.5v agar proses pengisian terus berjalan,normalnya tegangan ini
adalah 2.4 s/d 2.5v. Tidak ada atau kurangnya tegangan bisa juga disebabkan dari bocornya
kapasitor atau rusaknya resistor di jalur-jalur ini,maka periksa juga komponen-komponen yag
ada di jalurnya.

Cara mengukur tegangan di atas lebih baik gunakan power supply station sbg tegangan VCHG
nya, setting output power supply di 5volt,gunakan probe merah dari power supply sebagai
VCHG positif dan probe hitam sebagai negative.

http://icadcell.blogspot.co.id/p/belajar-tentang-sistem-charging-dan.html ( 25/05/2017 pukul 23.15)


PENGUKURAN TEGANGAN PADA KONEKTOR HANDPHONE
ANDI NURHIKMAH ALI RADINAL RIDWAN

NIM : 322 10 013 NIM : 322 10 016

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini handphone sudah menjadi kebutuhan utama bagi setiap orang. Karena memiliki berbagai macam fungsi
dan manfaat. Apalagi di zaman moderen ini setiap Handphone makin berkembang dan telah dilengkapi dengan
fitur dan aplikasi yang menarik. Dan untuk melakukan fungsi tersebut dibutuhkan sumber catuan ( batere ) agar
penggunaan Handphone tersebut dapat optimal.

Namun, sebagian besar penggunanya hanya menggunakannya saja tanpa memperdulikan kondisi dari batere
maupun konektornya. Maka diperlukan pemeliharaan dan pengukuran untuk mengetahui kondisi batere dan
konektornya.

Oleh sebab itu penulis ingin memaparkan mengenai pengukuran tegangan pada konektor handphone.

1.2. TUJUAN
Tujuan ditulisnya karya ilmiah ini adalah untuk menjelaskan mengenai bagaimana metode pengukuran,
kesalahan,serta cara penanganannya.

1.3. MANFAAT
Manfaat dilakukannya pengukuran pada konektor handphone adalah untuk mengetahui nilai tegangannya dan
untuk mengetahui kondisi konektor tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 MULTIMETER

Multimeter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik, arus, dan resistansi dalam
suatu rangkaian listrik.

VOLTMETER
Voltmeter merupakan alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini
terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung
kaca atau plastiik. Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya
tabung tersebut berukuran 15 cm x 10 cm ( tinggi x diameter ).
ini alat yg ane pake hehe

2.1.2 KESALAHAN PENGUKURAN


Pada saat melakukan pengukuran, pasti aka terjadi kesalahan ukur baik dari media yang diukur, maupun alat yang
digunakan untuk mengukur. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan yang terjadi ketika kita melakukan suatu
pengukuran, dan hasil pengukuran yang didapatkan berbeda dengan hasil yang diharapkan.

Dari hasil tersebut, maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

Dimana : e=Yn-Xn

e = Kesalahan absolute

Yn = Harga yang diharapkan

Xn = Harga pengukuran

Dan untuk menghitung persentase kesalahan, digunakan persamaan berikut :

Presentase kesalahan = e/Yn x 100

Dimana, e = kesalahan absolute

Xn = harga yang diharapkan

Adapun batas toleransi persentase kesalahan pengukuran tidak boleh lebih dari 10 %.
BAB III
METODE PENGUKURAN
Tegangan pada konektor battere dapat diukur menggunakan multimeter. Berikut langkah – langkah
pengukurannya.
1. Hubungkan charger Handphone yang akan digunakan pada sumber tegangan PLN.
2. Pasang charger tersebut pada handphone yang akan diukur.
3. Atur skala multimeter ke DCV pada range 10 V.

4. Setelah mengatur multimeter, hubungkan probe multimeter yang berpolaritas positif (+) ke pin positif (+)
konektor batere Kemudian probe multimeter yang berpolaritas negatif (-) ke pin negatif (-).

5. Setelah itu lihat hasil pengukuran pada multimeter. Dapat dilihat pada gambar, bahwa hasil pegukuran
yang didapatkan adalah 1.5 Volt dengan range 10 Volt.
3.1.1 KESALAHAN PENGUKURAN

Dari hasil pengukuran di atas, diperoleh nilai tegangan dari konektor batere sebesar 4,9 Volt. Sementara tegangan
yang diharapkan adalah 5 Volt. Hal inilah yang disebut dengan kesalahan pengukuran. Jika dimasukkan ke dalam
persamaan kesalahan pengukuran, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :

1. : Yn = 5 Volt
Xn = 4,9 Volt

Dit : Persentase kesalahan = …?

Peny. : 1. e=Yn-Xn =5-4.9 = 0.1 volt

2. presentase kesalahan = e/Yn x 100 = 0.1/5 x 100 = 2%

Dari hasil perhitungan, didapatkan persentase kesalahan pengukuran 2 %. Sehingga dapat dikatakan, kesalahan
pengukuran yang didapatkan masih dalam batas toleransi.

3.1.2 TROUBLESHOOTING
Kesalahan pengukuran yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh dua hal yaitu tegangan output adaptor charger
dan ketidak akuratan alat ukur yang digunakan.

Adapun cara penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah tersebut adalah dengan melakukan
pengukuran nilai tegangan keluaran dari adaptor charger tersebut. Apabila tegangan output adaptor sesuai dengan
harga yang diinginkan, maka kemungkinan kesalahan pengukuran disebabkan oleh ketidak akuratan alat ukur yang
digunakan ( Multimeter ). Oleh sebab itu sebaiknya menggunakan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang akurat.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran yang dilakukan, perlu dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai tegangan dari media
yang akan diukur. Namun dari hasil pegukuran tersebut biasanya terjadi kesalahan akibat kerusakan pada
komponen ataupun ketidak akuratan alat ukur yang digunakan.

https://reidynalridwan.wordpress.com/2014/03/26/pengukuran-tegangan-pada-konektor-handphone/ (
25/05/2017 pukul 23.45)
2. Penggunaan Multimeter
Pada bagian ini, saya hanya akan memaparkan bagaimana caranya menggunakan multimeter
tipe analog. Baik untuk mengukur kuat arus, tegangan maupun hambatan.

Adapun cara menggunakan multimeter ini ialah sebagai berikut :

 Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur :


 Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur: Transistor, Tahanan,
Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator, LS, Kumparan, MF dan trafo,
mengukur Kabel, dsb.

1. Arus dalam suatu rangkaian (arus dc)


2. Mengukur (menguji) accu atau batere

 Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan AC, ada
dan tidaknya arus listrik.
 Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa
banyak amperepada accu maupun batere atau catu daya (adaptor).

2.1 Pengukuran Kuat Arus (Ampere / A)


Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa multi
meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A.
2. Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri, pengukuran secara
parallel dapat menyebabkan multimeter terbakar
3. Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.

Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20A. Contoh
melakukan pengukuran arus kurang dari 250 mA.

Langkah mengukur:

1. Putar selector ukur kearah 250 mA


2. Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau lampu dan
colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan dengan 10.

2.2 Pengukuran Tegangan (Volt / V)

2.2.1 Mengukur Tegangan DC


Baterai merupakan salah satu sumber listrik tegangan DC. Besar tegangan DC yang mampu
diukur adalah 0 – 500 Volt DC. Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V, 50 V dan 500
V.Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:

 Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal mengukur
tegangan baterai 12V DC maka pilih skala 25V DC.
 Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri
dapat menyebabkan multimeter terbakar.
 Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.

Langkah mengukur tegangan baterai pada rangkaian

1. Putar selector ukur kearah 25 V DC.


2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah (+) ke positip baterai dan colok
ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai.
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25.

2.2.2 Mengukur Tegangan AC

Multi meter mampu mengukur tegangan AC sebesar 0 – 1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri
dari 10 V, 25 V, 250 V dan 1000 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus
listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal mengukur
tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.
2. Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri
dapat menyebabkan multimeter terbakar
3. Pemasangan colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.

Langkah mengukur tegangan listrik yaitu:

1. Putar selector ukur kearah 250 V AC


2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan colok ukur merah (+)dan colok ukur
hitam (-) pada lubang sumber listrik.
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan hasil pengukuran dengan 10.

2.3 Pengukuran Hambatan (Ohm / Ω)


Sebelum menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang diukur,
misal mengukur tahanan 220 Ω maka pilih skala1 X, tahanan 800 Ωmenggunakan 10 X,
tahanan 8 K Ω menggunakan 1 x 1K.
2. Kalibrasi alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan
mengatur jarum pada posisi 0 (nol).
3. Pengukuran tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan sumber dan lepas
komponen saat melakukan pengukuran.

Langkah mengukur tahanan

1. Putar selector ukur kearah 1X Ω.


2. Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum pada
posisi 0 (nol) dengan memutar Ohm calibration.
3. Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur.
4. Baca hasil pengukuran.

HP=PJxBU

HP=Hasil Pengukuran ; PJ=Penunjukkan Jarum ; BU=Batas Ukur

http://irsad.blog.upi.edu/2015/03/17/apa-itu-multimeter-ampere-volt-ohm-meter-avom-dan-cara-
penggunaannya/
Penyebab baterai dan HP mudah rusak , karena pemakaian charger yang kualitas rendah, beberapa
rangkuman dari artikel di detik.com yang membahas masalah ini dan cara men-charge baterai hp
dengan baik.

Ini Pemicu Baterai Ponsel Bisa Jadi 'Bom Waktu' via @detikinetde.tk/Vvj0ei

Bahaya yang diakibatkan charger KW, belakangan semakin memprihatinkan. Tak hanya membuat
perangkat cepat rusak dan overheat (panas berlebih), ada juga yang sampai meledak sehingga
berbuntut nyawa melayang. Bagaimana charger KW bisa berakibat fatal seperti itu?

Menurut gadget enthusiast Lucky Sebastian, perangkat yang bagus memiliki IC (Integrated Circuit) yang
mengatur besaran arus masuk untuk mengisi ulang baterai. Segala inefisiensi atau kelebihan charging,
biasanya diubah menjadi panas.

"Device memiliki mekanisme untuk mengatasi overheat. Pada device-device baru biasanya akan keluar
peringatan di layar ketika terlalu panas, dan diminta untuk diberhentikan dulu penggunaannya
atau device akan otomatis reboot," jelasnya kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).

Pentolan komunitas pengguna gadget Gadtorade ini mengatakan, prosesor pada perangkat sekarang
sudah semakin cepat untuk komputasi. Salah satu efeknya yakni menghasilkan panas berlebih.

Apalagi ketika sambil di-charge device sedang digunakan, misalnya bermain game yang menguras semua
kemampuan komputasi device, gadget akan terasa sangat panas.

Gadget panas juga ternyata bisa disebabkan ketika sinyal kurang baik. Perangkat harus mengeluarkan
daya lebih untuk mencapai BTS yang lebih jauh. Ini menghasilkan panas yang cukup signifikan.

"Adalah umum kalau pada device-device sekarang ketika pertama di-charge, kapasitas baterai akan
segera naik dengan lebih cepat terisi, tetapi device juga terasa lebih panas. Mendekati penuh, proses
pengisian menjadi lebih lambat, tetapi device menjadi lebih dingin. Ini dinamakan trickle charging,"
terangnya
Lebih lanjut, Lucky memperingatkan untuk waspada ketika perangkat mengalami overheat. Ini bisa
diakibatkan charger, termasuk kabelnya kemungkinan tidak standar.

"Baterai KW atau palsu juga bisa menjadi sumber panas yang berlebihan ketika di-charge. Ini yang
membuat baterai mudah 'kembung'," sebutnya.

Dikatakannya, sejumlah vendor seperti Apple misalnya, sangat menyadari bahwa sebuah perangkat
harus sesuai dengan teknologi charging-nya. Untuk itu dibutuhkan charger dengan spesifikasi optimal
yang sudah teruji dari pabrikan mereka. Charger palsu, bisa merusak chip pengendali arus pada ponsel.
"Ketika chip ini rusak, besaran arus yang masuk bisa tidak terkontrol dan bisa merusak komponen utama
smartphone, mengakibatkan ponsel mati, bahkan bisa mengakibatkan korsleting dan berisiko terhadap
kebakaran bahkan baterai meledak," tutupnya.

Berapa Lama Waktu Ideal Ngecharge Gadget? via @detikinet de.tk/Vn4RMv

Sering mencharge ponsel atau tablet selama berjam-jam? Anda bukan satu satunya yang melakukan hal
tersebut. Kebiasaan ini mungkin saja berdampak buruk pada gadget Anda. Jadi, berapa lama waktu ideal
untuk mengisi ulang baterai gadget?

Menurut gadget enthusiast Lucky Sebastian, ini sangat tergantung dengan kapasitas baterai yang
dipakai, besaran arus charger yang dikeluarkan, dan teknologi charging yang digunakan. Voltage listrik
yang dipakai juga bisa berpengaruh.

"Misalnya listrik di rumah tidak benar-benar 220 V, lebih rendah, maka proses charging juga akan lebih
lama. Smartphone-smartphone baru dengan kapasitas baterai besar, sekarang biasanya sudah
mengaktifkan metode charging yang baru, yang memungkinkan mencharge baterai dengan waktu 50%
lebih cepat daripada standar," jelasnya kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).

Dikatakannya, umumnya baterai smartphone akan penuh dalam waktu 1,5 jam - 4 jam. Dia juga
mengomentari kebiasaan ngecharge sambil gadget tersebut tetap menyala dan digunakan. Nah, apakah
ada dampaknya?

Menurutnya, tidak ada keharusan smarphone dimatikan ketika dicharge. Bahkan beberapa smarphone
yang menggunakan teknologi trickle charging, akan menyala layarnya dengan lambang charging walau
sudah dimatikan. Ini memudahkan proses charging bisa dikontrol.

"Ponsel atau tablet yang bagus, tidak ada efeknya ketika dicharge sambil dimainkan. Asal arus yang
diberikan charger cukup, proses pengisian akan berjalan biasa. Hanya saja, untuk penuh 100%
membutuhkan waktu lebih lama dibanding ketika sedang digunakan," simpulnya

Mau Baterai Awet? Stop Ngecharge Ponsel Semalaman! via @detikinet de.tk/6Qo9hi

Setelah digunakan seharian, seringkali gadget di-charge dan ditinggal tidur semalaman. Harapannya,
agar pada saat bangun keesokan paginya, gadget siap digunakan lagi. Namun ada beberapa hal yang
harus diperhatikan mengenai kebiasaan ini.

Ada perangkat yang menerapkan standar baru, sehingga akan memutus arus ketika penuh dan mulai
mulai menggunakan arus untuk smartphone, sehingga arus listrik tak akan berpengaruh lagi.
Di sisi lain, ada juga perangkat yang bisa mengalihkan arus dari menggunakan baterai menjadi arus
langsung dari listrik. Sedangkan baterai yang sudah penuh akan 'idle', sampai kabel charger dicabut.

“Pada produk dengan teknologi agak lama, saat ditinggal tidur, ketika pengisian baterai sudah
penuh, device akan menstop arus, kemudian menggunakan daya dari baterai,” kata gadget enthusiast
Lucky Sebastian kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).

Hanya saja, lanjutnya, ketika daya baterai mulai berkurang karena tetap dipakai menangkap sinyal,
update, idle dan lain-lain, setelah sekian persen, misalnya 95% maka arus listrik diterima lagi untuk
mengisi baterai sampai penuh kembali, dan kejadian ini terus berulang.

“Kebanyakan kita menggunakan baterai lithium-ion atau lithium-polymer. Baterai tipe ini walau tidak
memiliki memori efek seperti baterai Ni-Cd jaman dulu, tetapi memiliki waktu siklus. Siklus ini ketika
sudah dilampaui, misalnya 500 cycle atau 1.000 cycle, kemampuan baterai untuk menyimpan kapasitas
maksimum mulai menurun,” papar Lucky.

Lebih lanjut, pria asal Bandung ini menjelaskan bahwa siklus ini dipengaruhi seberapa sering kita
mencolokkan charger. Misalnya kalau kita sehari men-charge sekali, diperkirakan setelah 1 tahun lebih
baru batas cycle terpenuhi
Jika ditinggal tidur maka dalam satu malam pengisian bisa jadi akan dilakukan beberapa kali. Ini akan
memangkas jangka waktu siklus jadi lebih pendek.

“Ada pabrikan yang menyarankan charger tidak dibiarkan menempel sampai lebih dari 16 jam,”
sebutnya.

Nah, ada baiknya mengikuti saran ini. Membiarkan ponsel di-charge semalaman mungkin tidak
membahayakan. Tapi dengan tidak membiarkannya berlama-lama menempel dengan charger dan arus
listrik, akan membuat siklus baterai lebih panjang.

Untung Rugi Pakai Charger Beda Arus via @detikinet de.tk/6e1JZU

Tak sedikit orang yang menggunakan charger BlackBerry untuk mengisi ulang baterai Android, begitu
juga sebaliknya. Apakah hal ini bisa berbahaya?

Beda ponsel dan merek biasanya berbeda pula arus charger yang dikeluarkan. Perbedaan ini muncul
karena kebutuhan isi ulang baterai ponsel yang berbeda pula.

Untuk BlackBerry lawas seperti Apollo atau Onyx misalnya, charger bawaan produsen asal Kanada itu
mencantumkan arus keluar sebesar 500 mA. Sedangkan kebanyakan ponsel Android menggunakan
1.000 mA, 1.500 mA, 2.000 mA, atau bahkan ada yang mencapai 4.500 mA. Tergantung dari tipe
ponselnya.

Menurut pentolan forum Gadtorade, Lucky Sebastian, menggunakan charger yang lebih besar dari
seharusnya itu sah-sah saja. Mitos soal akan merusak baterai dianggap tidak benar.

Pasalnya, ponsel terkini sudah memiliki sirkuit untuk membatasi arus listrik yang masuk. Tapi ada juga
ponsel yang dibuat untuk menerima arus listrik yang lebih besar, hal ini tentu berdampak pada pengisian
baterai yang lebih cepat.

Contoh charger beda arus, kiri punya LG G3 1.8 A, kanan 1 A milik HTC Sensation (dok.detikINET)

“Kalau saya pakai battery doctor, ponsel yang punya charger bawaan 1A (1.000 mA), dikasih 2A
masuknya tetap 1A. Karena gadget sudah bisa mengatur arus yang dibutuhkan,” ujarnya
kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).

Teknologi Rapidcharge yang diperkenalkan Oppo melalui Find 7 jadi salah satu bukti bahwa isi ulang
dengan arus lebih besar aman dilakukan untuk ponsel tipe tertentu. Perlu diketahui bahwa teknologi
tersebut menggunakan charger berdaya 4.500 mA.

“Itu aman. Charger untuk Find 7/7a dibuat khusus untuk mempercepat isi ulang baterai dengan aman.
Kami bahkan menggunakan lima lapis perlindungan dari charger hingga ke headset,” tambah Ivan Lau,
Brand Director Oppo Indonesia saat dikonfirmasi detikINET.

Tapi sebaliknnya, menggunakan charger dengan arus lebih kecil sangat tidak dianjurkan. Karena selain
proses pengisian akan lebih lama, ada beberapa gadget yang justu menolak untuk diisi jika daya yang
masuk tidak cukup. Contohnya, saat ingin men-charge iPad melalui port USB komputer.
Beda Charger Asli dan KW via @detikinet de.tk/VUz12O

Konsumen punya kebebasan memilih apakah ingin memakai charger KW yang lebih murah, atau charger
original yang meski jauh lebih mahal namun tak perlu was-was soal keamanannya.

Namun mengingat charger original kalah populer dibandingkan charger KW yang lebih murah, akan
menyulitkan konsumen yang ingin memakai charger asli pabrikan gadget. Bagaimana cara
membedakannya?

Disebutkan gadget enthusiast Lucky Sebastian, bagi yang berpengalaman, secara kasat mata memang
akan sulit membedakannya. Dia hanya bisa memberi saran.

"Ada baiknya ketika membeli charger, charger asli dibawa untuk dibandingkan," ujarnya
kepada detikINET, Rabu (2/7/2014).

Pentolan komunitas pecinta gadget Gadtorade ini juga menganjurkan untuk membeli di tempat-tempat
resmi guna meminimalisir kemungkinan mendapatkan charger yang tidak asli.

Pasalnya, charger KW bisa saja ada yang dibuat bagus, dilengkapi dengan sejumlah standar keamanan.
Bahkan dilengkapi lambang-lambang sertifikasinya sehingga sulit dibedakan. Namun tetap saja,
seringkali dibuat mengejar biaya murah.

Untuk menekan biaya pembuatan charger, banyak komponen di dalam charger yang seharusnya
untuk safety, untuk kestabilan, daya tahan, dihilangkan
"Akibatnya charger KW seringkali membuat device lebih mudah rusak karena arus yang dialirkan tidak
stabil, dan tidak punya pengaman arus di dalamnya. Risikonya selain charger dan device bisa cepat
rusak, juga berisiko terhadap sengatan listrik pada device atau terbakar," terangnya.

Director MIDH Director Lenovo Indonesia Agus Sugiharto punya pendapat senada soal ini. Vendor
gadget seperti Lenovo, hanya merekomendasikan untuk menggunakan charger original.

"Kami mendesain charger-nya sesuai dengan kebutuhan ponsel yang bersangkutan dan sudah melalui
tahapan uji coba serta quality check. Charger original di desain sesuai dengan kebutuhan, baik tegangan
atau arus listriknya," sebutnya.

http://bat-hp-china.blogspot.co.id/2014/08/charger-kualitas-buruk-penyebab-baterai.html (26/05/2017
Pukul 16.45)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak OPPO Find 7 diluncurkan, teknologi VOOC Rapid Charge turut
diperkenalkan ke masyarakat. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana cara kerja teknologi charging
cepat ini. Pasalnya, VOOC Rapid Charge mampu mengisi daya baterai smartphone OPPO 4x lebih cepat.
Apakah keamanannya terjamin?

Ternyata OPPO tidak sekedar mengoptimalkan adaptor, namun mendesain ulang konsep pengisian
daya. Untuk Find 7 yang baterainya berkapasitas 3000 mAh, OPPO meningkatkan arus listrik untuk
mempercepat pengisian daya baterai. Sehingga dari level 0% ke level 90% hanya butuh waktu sekitar 40
menit.

Kemudian 10% sisanya akan diisi perlahan-lahan, memberikan jeda waktu atau pengereman bertahap
untuk menjamin keamanan. Ini merupakan solusi yang lebih terkendali dibanding meningkatkan
tegangan listrik. Selain itu OPPO juga mendesain ulang sirkuit pengisian daya dan semua komponen
seperti kabel data 7 pin, sel baterai 8 port dan Smart Adapter.

Dinamakan Smart Adapter karena di dalamnya ada software Smart Controlling yang setiap saat
melindungi sirkuit pengisian daya untuk mencegah timbulnya tegangan tinggi. Smart Adapter juga
terintegrasi chip MCU (Micro Controller Unit) yang mengendalikan proses pengisian daya dengan
melakukan proteksi pada adaptor, pin USB dan port baterai.

Chip MCU akan menentukan apakah tegangan arus listrik yang disalurkan ke USB sudah aman untuk
mengaktifkan pengisian cepat. Selain itu ada proteksi tambahan pemutus tegangan untuk menjamin
keamanan sepenuhnya. Jika terjadi kondisi abnormal, pengisian daya akan langsung dihentikan.

Ini untuk mengantisipasi kasus overload yang menyebabkan port hangus, baterai kembung atau
terbakar. Selain itu, chip MCU juga menggantikan pengendali tegangan listrik pada charger
konvensional. Pengendali tegangan listrik menyebabkan baterai cepat panas saat charging. Namun
dengan VOOC Rapid Charge hal ini tidak akan terjadi.

Anda juga tidak perlu khawatir baterai cepat habis karena VOOC Rapid Charge menggunakan sel baterai
rakitan khusus. Pengisian cepat tidak akan berpengaruh pada pelepasan daya baterai. Siklus umur
baterai juga sama dengan umur baterai smartphone biasa.

Bisa dibilang indeks keamanan VOOC Rapid Charge setara dengan tingkat keamanan charging perangkat
ruang angkasa DPM (Defect Per Million). Semuanya ini tidak dihasilkan dengan mudah dan murah. OPPO
menghabiskan waktu 3 tahun untuk proses riset dan pengembangan teknologi VOOC Rapid Charge.

Biaya investasi untuk mengembangkan teknologi VOOC Rapid Charge cukup besar namun sangat layak
dan pantas. OPPO berhasil menghasilkan teknologi charging terbaik dengan 16 hak paten teknikal baru
yang akan mengubah gaya hidup Anda dalam menggunakan smartphone.

Tidak perlu khawatir dan bergantung pada power bank saat Anda lupa men-charge OPPO Find 7. Hanya
butuh 30 menit, baterai akan terisi hingga 75% dan bisa bertahan menemani aktivitas Anda seharian.
Sekarang waktunya beralih ke solusi charging pintar yang cepat dan aman bersama OPPO VOOC Rapid
Charge.

http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20141027000000-309-7955/rahasia-charging-cepat-dan-
aman-oppo/ ( 26/05/2017 Pukul 17.00)
Banyak user yang setelah menggunakan Find 7, agak bingung mengenai chargernya dan khawatir bagaimana
keamanannya? Adakah pengaruh terhadap umur baterainya? Jika tidak menggunakan VOOC charger, apakah akan
mempengaruhi penggunaan baterai? Di sini akan sekedar menjelaskan mengenai baterai Find 7.

“Rapid Charge” intinya adalah meningkatkan arus listrik.


Kalau dijelaskan secara teknikal mungkin akan semakin tidak jelas, bisa diumpamakan dengan sedang mengendarai,
misalnya total baterai adalah 1000 meter. 900 meter pertama dengan kecepatan penuh, dan 100 meter terakhir
semakin perlahan, memberikan ruang waktu rem sehingga menjamin keamanannya.

100 meter terakhir dalam pengisian daya ini disebut“trickle charge”, ini didesain untuk menghindari kelebihan
pengisian daya, semua cara pengisian tidak dapat memberi solusi lain untuk 100 meter terakhir ini. Find 7 dapat
mengisi daya dengan cepat, poinnya adalah pada 900 meter pertama.

Untuk meningkatkan kecepatan 900 meter pertama ini, berarti harus meningkatkan daya kemampuan pengisian
baterai. Di pelajaran IPA kita juga pernah mempelajari bahwa Daya = Tegangan x Arus, jika kita meningkatkan
tegangan listrik akan mengakibatkan banyak kerusakan seperti suhu ponsel terlalu panas, maka VOOC mengubah
jalan pikiran, menggunakan solusi meningkatkan arus listrik.

Charger yang dapat diflash software


Untuk meningkatkan arus listrik pengisian daya, OPPO menghabiskan waktu 1 tahun lebih untuk mengembangkan
konektor 7 pin, dan titik sambungan baterai dari 4 dot menjadi 8 dot. Tidak hanya konektor, adapter juga sudah
dioptimasikan, untuk semua ini memerlukan biaya produksi sekitar 5 kali lipat dari charger biasa. Adapter ini
diintegrasikan satu chip MCU, dan chip ini dapat diflash softwarenya, saat produksi sudah diflash program software,
dengan demikian baru dapat melakukan pengontrolan otomatis. Tidak hanya saat produksi awal, seterusnya kita
juga bisa mengupgrade software dari charger ini.

Biarpun arus listrik berbeda, tapi charger ini dapat digunakan untuk ponsel lain, dan saat chip MCU mendeteksi
ternyata bukan Find 7, maka akan menjadi charger biasa.

Di adapter ini sendiri ada dua sistem perlindungan keamanan, dua sistem ini mendeteksi tegangan listrik dan arus
listrik, jika ternyata melebihi batas yang mampu ditampung maka otomatis akan menyesuaikan atau memutuskan.

Dan untuk mendukung arus listrik yang tinggi, baterai Find 7 juga berbeda, pada sirkuit baterai Find 7 juga terdapat
dua sistem perlindungan, di saat tegangan listrik dan arus listrik di luar kendali, juga akan melakukan penyesuaian
atau memutuskan.

VOOC mempunyai 5 lapisan keamanan perlindungan professional, selain 4 sistem keamanan di atas, di body ponsel
juga terdapat 1 lapisan perlindungan, yaitu sumbu keamanan. Jika muncul kondisi tidak normal selama charging,
sumbu ini akan putus dan menghentikan pengisian daya.

VOOC Rapid Charge apakah mempengaruhi umur baterai?


Dalam tahap pengembangan, kita juga menemukan masalah penuaan baterai, maka dari itu kita mencari vendor
bersangkutan untuk mencarisolusi bersama, dan akhirnya menemukan penggunaan sel baterai yang dirakit khusus,
sehingga mampu menahan arus listrik yang lebih besar dari Rapid Charge, usia baterainya tidak berbeda dengan
baterai biasa.

Teknologi VOOC sama dengan teknologi inovatif lainnya, setelah terbiasa maka akan susah menunggu waktu
charging ponsel biasa. Contohnya saat di bandara, jika ponsel tidak ada baterai maka akan mencari tempat charging
dan duduk di sebelahnya menunggu berjam-jam. Tapi jika menggunakan VOOC Rapid Charge, charging 5 menit bisa
digunakan untuk menelepon 2 jam; charging 15 menit bisa digunakan untuk menelepon 6 jam; dan charging
30menit baterai langsung terisi hingga 75%. Tidak peduli saat meeting, atau saat dinas, asalkan ada waktu luang
sedikit saja, bisa mengisi daya baterai yang dapat digunakan untuk sepanjang hari.

Apalagi baterai Find 7 adalah baterai yang dapat dilepas pasang, sehingga ada backup yang dapat digunakan untuk
waktu yang lebih lama.

http://community.oppo.com/id/thread-582-1-1.html
Rangkaian Pengisi Baterai Otomatis
Yogyakarta-Belajar Sains dan Teknologi. Rangkaian Pengisi Baterai Otomatis sangat sering kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari seperti yang terdapat pada HP anda, Power Bank atau pengisi baterai itu sendiri.
Kenapa saat baterai HP kita penuh waktu di charger seketika itu tanda kedip-kedip (indikator pengisian
baterai) berhenti, yang artinya proses pengisian baterai dihentikan. Pada sistem pengisian HP lama (jadul)
mereka jarang mempunyai sistem otomatis seperti HP saat ini. Sehingga dengan kontrol tersebut baterai HP
akan terhindar dari over charging atau pengisian yang berlebihan.

Bagi anda seorang praktisi elektro dan fisika hal ini sudah biasa anda dengar tetapi bagi anda yang baru atau
orang awam yang sekedar tahu saya berikan rangkaian dan cara kerja rangkaian pengisi baterai otomatis.

Gambar1. Rangkaian pengisi baterai otomatis LM317

Cara kerja rangkaian di atas dapat saya terangkan sebagai berikut; tegangan input (bisa transformator atau
baterai aki atau solar cell) mengaliri rangkaian melalui dioda 1N4007 (sebelah kiri gambar) harus lebih besar
minimal 2 – 3 volt dari baterai yang akan diisi tegangannya. Misalnya baterai HP anda 5.1 volt maka tegangan
ini berkisar 7 – 8 Volt. Tegangan tersebut akan diregulasi oleh chip regulator LM317 yang terlebih dahulu
diset sesuai dengan tegangan pada baterai melalui Potensiometer 1K. Dengan demikian tegangan output
pada chip LM317 akan teregulasi dengan baik misalnya diset tegangan 6 volt (jangan terlalu besar dari
tegangan baterai). Tegangan akan mengisi baterai sampai penuh. Ketika pengisian penuh, baterai akan
mengalirkan arus dan tegangan yang melebihi kapasitasnya. Jika ini dibiarkan maka baterai akan cepat rusak
karena panas. Untuk membatasi lonjakan tegangan ketika baterai diisi penuh maka perlu rangkaian saklar
otomatis yang akan memutus tegangan keluaran dari chip LM317. Tegangan output ke baterai akan naik dari
6 volt menjadi 7 volt. Sebelum mencapai 7 volt yaitu pada tegangan 6,8 volt tegangan akan diputus oleh
transistor (dengan short circuit).

Kenapa ketika tegangan mencapai 6,8 volt proses pengisian berhenti atau putus? karena basis transistor
dalam keadaan aktif yang ditrigger (dipacu) oleh dioda zener dengan nilai ambang batas (break down)
tegangannya 6,8 volt. Bisa diartikan ketika tegangan pada zener 6,8 volt maka pada dioda akan terjadi
pengaktifan. Baca lagi tentang dioda zener.

Rangkaian ini juga disebut Charger Aki Otomatis


Oleh karena pengisian baterai ini disebut pengisian baterai otomatis. Ini merupakan rangkaian yang sangat
sederhana dan pada powerbank anda mungkin sudah lebih baik dengan adanya indikator lampu pengisian
bahwa pengisian sudah penuh. Tetapi prinsip dasarnya adalah hampir sama dengan rangkaian pengisi baterai
otomatis ini.

Gambar 2. LayOut rangkaian pengisi baterai otomatis

https://iwayanrentanu.wordpress.com/2014/05/05/rangkaian-pengisi-baterai-otomatis/
Otomatis beserta komponen dan cara pembuatannya Rangkaian charger otomatis. Charger merupakan
alat untuk mengisi baterai. misalnya pada baterai ponsel dan sejenisnya. Melalui charger, energi listrik
untuk baterai dialirkan, mengingat tidak mungkin listrik secara langsung ditranfer ke baterai tanpa alat
perantara bernama charger. Jenis charger sendiri bermacam-macam tergantung dengan spesifikasi
baterai yang digunakan. Alhasil, charger dan baterai menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan.

Gambar Skema Rangkaian Charger Otomatis

Daftar Komponen 1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1
(Potensio / Trimpot = 100 Kohm)

2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led)

3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904)

4. Catu daya 9 volt

Pada dasarnya rangkaian charger otomatis memiliki cara kerja yang sangat sederhana, dimana rangkaian
tersebut dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek antara tegangan supply
dengan baterei yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang ingin mencoba untuk
mengghubungkan langsung antara supply dengan baterei maka baterei bisa dipastikan akan terisi.
Tetapi arus yang mengalir melalui baterei yang di-charge tidak bisa dikontrol serta jika baterei sudah
penuh maka baterei tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada kondisi hubungan pendek.

Prinsip Kerja Rangkaian Charger Otomatis

Pada saat baterei kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor Q1 akan langsung aktif
dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi ini arus
yang akan mengisi baterei sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung langsung dengan
terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian berlangsung kenaikan tegangan pada baterei
akan memperbesar arus yang mengalir pada basis Q2 melalui R5 10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1
merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi awal untuk menentukan posisi yang tepat
dalam perencanaan proses switching rangkaian. Untuk VR1 Anda bisa menggunakan trimpot atau
potensio sesuai dengan selera Anda. Pada awal pengisian, aturlah potensio pada posisi LED indikator D3
pada kondisi mati, serta arus yang mengalir masuk pada kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil.

Jika baterei sudah terisi penuh maka LED indikator secara otomatis akan menyala dikarenakan kenaikan
tegangan pada baterei yang di-charge akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir pada basis
transistor Q2 serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami cut-off
dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut Q1 akan mengalami kekurangan
arus basis hal ini dikarenakan hampir semua arus yang mengalir pada R1 10 K ohm akan berpindah ke
dioda D1 yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2 mengalami jenuh.

Charger dan baterai menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan, untuk itu Anda perlu memiliki rangkaian
charger otomatis

http://faisalmanik.blogspot.co.id/2012/05/berikut-ini-gambar-skema-rangkaian.html
BAGAIMANA CARA KERJA RANGKAIAN PENGISI
BATERAI OTOMATIS?
Bagi anda para master elektronika tentunya bukan hal yang sulit untuk mengertikan rangkaian pengisi baterai
otomatis paga gambar di bawah ini. Silahkan perhatikan rangkaian pengisi baterai otomatis berikut.

Cara kerja rangkaian pengisi baterai otomatis ini bekerja saat baterai sudah penuh yaitu sekitar 6.8 Volt
(biasanya baterai HP 5.7 V dan charger lebih besar dari nilai tersebut) maka basis transistor akan
mendapatkan trigger dari zener 6v8 karena sener mencapai tegangan breakdown. Transistor disini berfungsi
sebagai saklar ON dan OFF. Saat mendapat trigger saklar ON dan secara otomatis menghubungsingkatkan
kolektor dengan emitor ke ground sehingga arus di output dengan cepat turun yang artinya pengisian berhenti.
Nah ketika tegangan baterai HP anda mulai drop lagi sampai misalnya 4 volt maka transistor akan OFF dan
arus pengisian berjalan lagi dan demikian seterusnya. Bagaimana cukup sederhana bukan.
BAGAIMANA MEMBUAT RANGKAIAN POWER BANK?
Anda sudah membaca artikel di atas saatnya menambah wawasan anda lagi yaitu bagaimana membuat skema
rangkaian power bank. Saat ini power bank sedang sangat dibutuhkan oleh seluruh pengguna smartphone.
Tanpa alat ini kita akan keteteran dibuatnya. Nah bagaimana cara membuat rangkaian power bank ini? silahkan
simak rangkaian di atas lagi. Jika saat membuat rangkaian pengisi baterai otomatis input tegangan berasal dari
trafo maka dalam kasus ini rangkaian power bank diganti baterai dengan kapasitas 9 v – 10 v. Output dari
rangkaian menuju ke hanphone anda. Sudah selesai, hanya itu saja. Kelebihan dari rangkaian ini adalah
adanya penguatan arus sampai 3 A karena terdapat sebuah transistor sebagai penguat arusnya. Jadi dengan
rangkaian sederhana ini anda sudah mampu membuat rangkaian power bank dengan arus yang besar sehingga
pengisian atau proses cas HP anda lebih cepat.

http://www.heybali.com/rangkaian-pengisi-baterai-otomatis/
Pengisi Baterai Otomatis (Auto Battery Charger) NiCad/NiMH/Li-Ion

Rangkaian pengisi baterai otomatis (auto battery charger) ini diadopsi dari proyek elektronika di
www.electronicsforu.com yang berjudul “Mobile Cellphone Charger” oleh D. Mohan Kumar. Gambar rangkaian
original diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Mobile Cellphone Charger by D. Mohan Kumar - www.electronicsforu.com


Metode Dan Cara Kerja Rangkaian Pengisi Baterai (Baterai
Charger)
Metode kerja rangkaian pengisi baterai ini adalah mendeteksi tegangan puncak baterai ketika penuh, tegangan
puncak baterai ini biasanya antara 1,5V – 1,7V / Cell (untuk bateraiNiCad & NiMH) dan 4,2V (untuk Li-Ion),
untuk lebih jelas-nya mengenai tegangan puncak ini, bisa dilihat pada datasheet / product manual / handbook
dari baterai yang bersangkutan.

Otak dari rangkaian ini adalah IC Pewaktu 555 (555 Timer IC). IC Pewaktu 555 ini akan membandingkan
tegangan puncak baterai dengan tegangan referensi yang telah diset / atur oleh kita. Pada posisi mengisi
baterai (charging), tegangan pada pin2 IC 555 (trigger) di bawah 1/3Vcc (Vcc = tegangan sumber) ini akan
mengakibatkan keluaran pada pin3 IC 555 menjadi tinggi (HIGH) dan menghidupkan Transistor T1 sehingga
arus listrik dapat mengalir.

Ketika baterai penuh (mencapai tegangan puncak), tegangan pada PIN2 menjadi lebih tinggi dari pada
tegangan pada Pin6 (Threshold) IC 555. Ini mengakibatkan keluaran pin3 IC 555 menjadi rendah (LOW) dan
menyebabkan Transistor T1 tidak aktif sehingga arus tidak dapat mengalir.

Penentuan Besar Arus Pengisian


Pada rangkaian original, arus listrik dibatasi melalui Resistor R7 dan R3, arus ini diatur untuk mengisi baterai
dengan kisaran 180 – 200mA. Kisaran besar arus listrik ini diambil dari 0,1C baterai dimana “C” adalah
kapasitas baterai dalam mAh (mili ampere hours). Misal suatu baterai NiMH dengan kapasitas 2000mAh, maka
besar arus pengisian :

 Arus pengisian = 0,1C


 Arus pengisian = 0,1 x 2000
 Arus pengisian = 200mA

Nilai 0,1C dipilih karena ini merupakan nilai arus pengisian yang aman untuk mengisi suatu
baterai rechargeable. Nilai yang lebih besar dari 0,1C bisa juga digunakan (misal 0,2C atau 0,5C), tetapi ini
tidak dianjurkan karena dibutuhkan rangkaian yang lebih kompleks (rumit) untuk mencegah Pengisian
Berlebih (Over Charging) yang dapat merusak baterai.

Modifikasi Rangkaian Pengisi Baterai


Modifikasi dilakukan pada bagian pengatur arus pengisian baterai dimana pada rangkaian original, arus
dibatasi melalui resistor R7 dan R3. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan IC Regulator LM317 yang
difungsikan sebagai regulator arus.

Selain itu ditambahkan juga resistor (R8) yang menghubungkan pin Vcc IC 555 ( Pin8) dengan sumber
tegangan. Resistor sebesar 100 Ohm ini digunakan untuk membatasi arus yang masuk ke IC 555. Karena
pada saat saya mencoba rangkaian original (tanpa resistor), IC 555 sangat panas.

Untuk rangkaian pengisi baterai otomatis versi modifikasi bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Penentuan Besar Arus Pengisian Pada Regulator Arus LM317


Seperti dijelaskan sebelumnya, pada rangkaian modifikasi ditambahkan IC LM317 yang difungsikan sebagai
pengatur / regulator arus. Hal ini dilakukan karena pengisi baterai ini nanti-nya akan lebih banyak digunakan
untuk mengisi baterai NiMH/NiCad dimana metode pengisian dengan Arus Konstan (Constant Current)
dianjurkan untuk mengisi baterai jenis ini.
Untuk menentukan nilai R7 pada rangkaian regulator arus, digunakan persamaan berikut.

R7 = 1,25 / Arus Pengisian (A)

Misal, arus pengisian yang ingin digunakan adalah 200mA, maka:

 R7 = 1,25 / Arus Pengisian


 R7 = 1,25 / 200*10-3
 R7 = 1,25 / 0,2
 R7 = 6,25 Ω ≈ digunakan 6,8 Ω

Printed Circuit Board (PCB) Pengisi Baterai Otomatis


PCB rangkaian dibuat menggunakan Eagle, PCB ini sudah mengalami berbagai macam revisi untuk
memperoleh desain yang minimalis dan kompak.
Kalibrasi Pengisi Baterai
Sebelum digunakan, pengisi baterai ini harus di kalibrasi. Cara-nya terminal keluaran (BAT+ & BAT-)
dihubungkan dengan sumber tegangan variabel. Sumber tegangan variabel diset / atur pada posisi tegangan
puncak baterai. Misal, kita akan mengisi baterai Li-Ion (baterai Handphone), baterai ini memiliki tegangan
nominal sebesar 3,7V, jika dilihat dari datasheet, baterai Li-Ion memiliki tegangan puncak sebesar 4,2V. Maka
set sumber tegangan variabel sebesar 4,2V, kemudian hubung-kan kutub positif ke terminal BAT+ dan kutub
negatif ke terminal BAT-.

Atur trimmer resistor VR1 pada posisi tengah, dan kemudian atur trimmer resistor VR2 hingga lampu LED1
mati. Ini mengindikasikan bahwa rangkaian akan berhenti mengisi ketika baterai mencapai tegangan puncak
baterai yakni 4,2V. jika telah selesai rangkaian pengisi baterai siap digunakan.

Fitur Pengisi Baterai Otomatis


 Pengisi baterai akan berhenti secara otomatis ketika baterai mencapai tegangan puncak (penuh).
 Lampu LED akan menyala pada saat mengisi, dan akan padam pada saat baterai telah penuh.
 Bisa digunakan untuk mengisi minimal 3 sel baterai NiCd/NiMH dan 1 sel baterai Li-Ion.
http://erikrx7.blogspot.co.id/2012/09/pengisi-baterai-otomatis-auto-battery_4.html
CHARGER BATERE OTOMATIS | RANGKAIAN PENGISI BATERE OTOMATIS

Gambar rangkaian charger batere otomatis | Gambar rangkaian pengisi batere otomatis

Pada dasarnya rangkaian yang saya rancang diatas memiliki cara kerja yang sangat sederhana,
dimana rangkaian tersebut dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek
antara tegangan supply dengan batere yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang
ingin mencoba untuk mengghubungkan langsung antara supply dengan batere maka batere bisa
dipastikan akan terisi. Tetapi arus yang mengalir melalui batere yang dicharge tidak bisa
dikontrol serta jika batere sudah penuh maka batere tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada
kondisi hubungan pendek.

Prinsip Kerja Charger Batere

Pada saat batere kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor Q1 akan langsung aktif
dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi
ini arus yang akan mengisi batere sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung
langsung dengan terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian berlangsung
kenaikan tegangan pada batere akan memperbesar arus yang mengalir pada basis Q2 melalui R5
10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1 merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi
awal untuk menentukan posisi yang tepat dalam perencanaan proses switching rangkaian. Untuk
VR1 anda bisa menggunakan trimpot atau potensio sesuai dengan selera anda. Pada awal
pengisian, aturlah potensio pada posisi led indicator D3 pada kondisi mati, serta arus yang
mengalir masuk pada kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator secara otomatis akan menyala dikarenakan
kenaikan tegangan pada batere yang di charge akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir
pada basis transistor Q2 serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami
cut-off dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut Q1 akan mengalami
kekurangan arus basis hal ini dikarenakan hampir semua arus yang mengalir pada R1 10 Kohm
akan berpindah ke dioda D1 yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2
mengalami jenuh.
.
Daftar Komponen
1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1 (Potensio /
Trimpot = 100 Kohm)
2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led)
3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904)
4. Catu daya 9 volt

CHARGER ACCU OTOMATIS | RANGKAIAN PENGISI AKI OTOMATIS

Gambar rangkaian charger accu 12 volt otomatis | Gambar pengisi aki otomatis

Untuk rangkaian pengisi accumulator di atas mempunyai cara kerja yang sama dengan rangkaian
charger batere di atas. Dimana pada kedua rangkaian memanfaatkan kenaikan tegangan pada
batere untuk mentrigger komponen switching pemutus pengisian rangkaian. Hanya saja jika kita
menggunakan transistor seperti pada rangkaian pengisi batere otomatis, besarnya arus yang
diloloskan melalui kolektor berbanding linier dengan penurunan arus yang mengalir pada basis
akibat kenaikan tegangan batere yang di-charge. Tetapi jika menggunakan SCR seperti pada
rangkaian pengisi batere, perbandingan arus gate dengan source tidak linier, atau dengan kata
lain SCR tidak berfungsi sebagai penguat tetapi hanya sebagai saklar elektronik. Itu sih
sebenarnya analisa saya secara simple, tetapi secara teoritis pasti ada rumus dan perhitngan
secara matematis pada masing-masing komponen sesuai sfesifikasinya.

Untuk pengaturan awal rangkaian anda cukup memutar potensio atau trimpot hingga led
indicator dalam keadaan mati dan arus yang mengalir memasuki source SCR tifak terlalu besar.
Jika batere sudah terisi penuh maka led indicator akan menyala secara otomatis. Jika pada
prakteknya anda mengalami kendala dan merasa nilai dari potensio atau resistor yang lain tidak
sepenuhnya tepat, anda bisa memodifikasinya sendiri seusai dengan keinginan sendiri. Yang
penting jika garis besar dari cara kerja rangkaian sudah anda pahami, anda bisa mengembangkan
sesuai selera.
Saran : Sebaiknya anda menggunakan protoboard terlebih dahulu dalam membuat rangkaian
charger batere otomatis dan charger accu otomatis di atas. Jika kerja rangkaian telah
sempurna baru anda bisa membuatnya dengan PCB.

http://indelektro.blogspot.co.id/2010/05/rangkaian-charger-otomatis-prinsip.html
Beberapa jenis baterai memiliki toleransi yang tinggi untuk pengisian yang berlebihan dan dapat diisi
ulang dengan koneksi ke sumber tegangan konstan atau sumber arus konstan, pengisi sederhana jenis
ini membutuhkan pemutusan pengguna pada akhir siklus biaya, atau mungkin memiliki timer untuk
memotong pengisian saat ini pada waktu yang tetap. Jenis baterai lainnya tidak dapat menahan lama-
tinggi tingkat over-charging, charger mungkin memiliki suhu atau sirkuit penginderaan tegangan dan
sebuah microprocessor controller untuk mengatur arus pengisian, dan memotong di akhir biaya. Sebuah
pengisi menetes menyediakan jumlah yang relatif kecil saat ini, hanya cukup untuk melawan self-
discharge dari baterai yang menganggur untuk waktu yang lama. Pengisi daya baterai lambat mungkin
memakan waktu beberapa jam untuk menyelesaikan biaya, tinggi-tingkat pengisi dapat mengembalikan
kapasitas paling dalam beberapa menit atau kurang dari satu jam, tetapi umumnya memerlukan
pemantauan baterai untuk melindunginya dari overcharge. Kendaraan listrik perlu tinggi-tingkat pengisi
untuk akses publik, instalasi pengisi tersebut dan dukungan distribusi bagi mereka adalah masalah
dalam penerapan diusulkan mobil listrik.

Mengisi tingkat

Tingkat biaya sering dilambangkan sebagai C atau C-rate dan menandakan biaya atau tingkat debit sama
dengan kapasitas baterai dalam satu jam [1] Untuk baterai 1.6Ah., C = 1.6A. Tingkat bertugas C / 2 =
0.8A akan membutuhkan dua jam, dan tingkat biaya dari 2C = 3.2A akan membutuhkan 30 menit untuk
mengisi penuh baterai dari keadaan kosong, jika didukung oleh baterai. Ini juga mengasumsikan bahwa
baterai adalah 100% efisien dalam menyerap muatan.

Sebuah pengisi baterai dapat ditentukan dalam hal kapasitas baterai atau tingkat C, sebuah charger
dinilai C/10 akan mengembalikan kapasitas baterai dalam 10 jam, charger dinilai pada 4C akan mengisi
baterai dalam 15 menit. Tingkat pengisian sangat cepat, 1 jam atau kurang, umumnya memerlukan
charger untuk berhati-hati memantau parameter baterai seperti tegangan terminal dan temperatur
untuk mencegah pengisian yang berlebihan dan kerusakan pada sel.
Jenis pengisi daya baterai.
Rangkaian charger sederhana

Sebuah charger yang sederhana bekerja dengan memasok DC konstan atau berdenyut sumber daya DC
ke baterai sedang diisi. Pengisi daya yang sederhana tidak mengubah output berdasarkan waktu atau
muatan pada baterai. Kesederhanaan ini berarti bahwa charger sederhana murah, tapi ada tradeoff
dalam kualitas. Biasanya, charger yang sederhana membutuhkan waktu lebih lama untuk mengisi
baterai untuk mencegah parah over-charging. Meski begitu, baterai ditinggalkan dalam charger
sederhana untuk terlalu lama akan melemah atau rusak karena over-charging. Pengisi daya ini dapat
menyediakan baik tegangan konstan atau arus konstan untuk baterai.

Sederhana AC bertenaga pengisi daya baterai memiliki riak jauh lebih tinggi arus dan tegangan riak
dibandingkan jenis lain dari pasokan baterai. Ketika riak saat ini dalam level baterai-produsen yang
disarankan, tegangan riak juga akan baik dalam tingkat yang direkomendasikan. Arus riak maksimum
untuk 12 khas V 100 Ah VRLA baterai 5 amp. Selama arus riak tidak berlebihan (lebih dari 3 sampai 4 kali
tingkat baterai-produsen yang disarankan), perkiraan umur dari baterai riak-diisi VRLA berada dalam 3%
dari kehidupan baterai DC-diisi konstan. [2]
Berhamburan

Pengisian Trickle

Sebuah pengisi menetes biasanya rendah saat ini (500-1,500 mA) pengisi daya baterai. Sebuah pengisi
menetes umumnya digunakan untuk mengisi baterai kapasitas kecil (2-30 Ah). Jenis pengisi daya baterai
juga digunakan untuk menjaga baterai kapasitas yang lebih besar (> 30 Ah) yang biasanya ditemukan
pada mobil, perahu, RV dan kendaraan lain yang terkait. Dalam aplikasi yang lebih besar, arus dari
pengisi daya baterai hanya cukup untuk memberikan perawatan atau menetes saat (tetesan umumnya
tahap terakhir dari pengisian pengisi baterai yang paling). Tergantung pada teknologi pengisi daya
menetes, dapat meninggalkan terhubung dengan baterai tanpa batas. Beberapa pengisi baterai yang
dapat dibiarkan terhubung ke baterai tanpa menyebabkan kerusakan baterai juga disebut sebagai
pengisi pintar atau cerdas.
Timer berbasis

Bagian ini tidak mengutip manapun acuan atau sumber. Harap membantu meningkatkan bagian ini
dengan menambahkan kutipan ke sumber terpercaya. Disertai rujukan bahan mungkin sulit dan
dihapus. (Juni 2010)
Output dari charger timer berakhir setelah waktu yang telah ditentukan. Timer pengisi adalah jenis yang
paling umum untuk kapasitas tinggi Ni-Cd sel di akhir 1990-an misalnya (berkapasitas rendah konsumen
Ni-Cd sel yang biasanya diisi dengan charger yang sederhana).

Seringkali charger timer dan set baterai bisa dibeli sebagai bundel dan pengisi waktu ditetapkan sesuai
baterai tersebut. Jika baterai kapasitas yang lebih rendah didakwa maka mereka akan overcharged, dan
jika baterai kapasitas yang lebih tinggi didakwa mereka akan hanya terisi sebagian. Dengan tren untuk
teknologi baterai untuk meningkatkan kapasitas tahun ke tahun, pengisi waktu lama akan hanya
sebagian mengisi baterai baru.

Timer berbasis charger juga memiliki kelemahan bahwa pengisian baterai yang tidak sepenuhnya habis,
bahkan jika baterai tersebut adalah kapasitas yang tepat untuk pengisi waktunya tertentu, akan
mengakibatkan over-charging.
Komponen charger cerdas untuk AA dan baterai AAA

Sebuah "pengisi pintar" tidak harus bingung dengan "baterai pintar". Sebuah baterai pintar secara
umum didefinisikan sebagai salah satu yang mengandung beberapa jenis perangkat elektronik atau
"chip" yang dapat berkomunikasi dengan charger cerdas tentang karakteristik dan kondisi
baterai. Sebuah baterai pintar umumnya membutuhkan charger cerdas dapat berkomunikasi dengan
(lihat data Baterai Smart). Sebuah charger cerdas didefinisikan sebagai pengisi yang dapat merespon
kondisi baterai, dan mengubah tindakannya pengisian sesuai. Beberapa pengisi pintar yang dirancang
untuk mengisi "pintar" baterai. Beberapa pengisi pintar yang dirancang untuk mengisi "bodoh" baterai,
yang kekurangan setiap sirkuit elektronik internal. The "pengisi baterai pintar" istilah ambigu secara
menyeluruh, karena tidak jelas apakah kata sifat "cerdas" mengacu pada baterai atau hanya pengisi
daya.

http://saifulrizal23.blogspot.co.id/ (27/05/2017 pukul 07.40)

Begitu besar pengaruhhandphone terhadap kehidupan sehingga handphone pun menjadi


kebutuhan primer bagi masyarakat sebagai alat komunikasi dan juga sebagai pintu untuk
membuka dunia.

Meskipun handphone merupakan alat yang canggih, namun handphone merupakan alat
elektronik yang membutuhkan baterai sebagai sumber energi utamanya. dan energi yang
disimpan dalam baterai pun dapat habis apabila digunakan secara terus-menerus.
Saathandphone keehabisan energi listrik maka handphone pun tidak dapat di gunakan
sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai