Anda di halaman 1dari 5

Fullwave Electrical Checkup

AFAWK as far as we know :D sistem kelistrikan pada sepeda motor terdiri dari 3
komponen penting:
1. Alternator (terdiri dari stator/spul + rotor magnet), fungsinya untuk menghasilkan
listrik (AC) hasil konversi energi gerak
2. Regulator (kiprok), fungsinya untuk mengkonversi listrik AC menjadi DC
(rectifying) dan membatasi voltase output (regulating). Listrik DC ini nantinya
didistribusikan ke aki (charging) dan pernak-pernik elektrik lainnya yang
membutuhkan listrik DC.
3. Batere (aki), fungsinya sebagai sumber listrik DC dan menyimpan energi listrik.
Ketiga komponen tersebut HARUS dalam kondisi baik agar menghasilkan listrik yang
optimal. Kalo salah satunya KO, sedikit/banyak bakal mempengaruhi kelistrikan secara
keseluruhan Selain ketiga komponen tersebut, bagian penting lain yang juga harus selalu
terjaga kondisinya adalah KABEL listrik sebagai jalan raya bagi arus listrik.

Skema kelistrikan dasar


Ada kalanya hasil modifikasi sistem kelistrikan fullwave nggak semulus yang diharapkan.
Output nggak optimal, tekor, dll. Apa yang salah? Apa ada yang rusak/error? Yok, kita cek
pelan-pelan tapi tolong siapkan dulu multimeter digitalnya :) bagus lagi kalo ada tang
ampere sekalian :D
A. Cek Stator (Spul)
1. Cabut soket kabel stator.
2. Cek continuity kawat kumparan stator:
1. Set multimeter pada range continuity (biasanya berupa simbol buzzer atau
dioda)

2. Posisikan probe (tester) merah pada salah satu jalur spul pengisian (titik A
pada skema di atas) dan probe hitam pada jalur spul pengisian yang satu lagi
(titik B pada skema di atas).
3. Jika multimeter berbunyi, jalur kumparan dalam kondisi baik (nggak ada yang
putus). Jika nggak berbunyi, berarti kabel atau kawat kumparan ada yang
putus.
3. Cek continuity kumparan stator terhadap ground:
1. Set multimeter pada range continuity (biasanya berupa simbol buzzer atau
dioda)
2. Posisikan probe (tester) merah pada salah satu jalur spul pengisian (titik A
pada skema di atas) dan probe hitam pada ground/massa/rangka.
3. Jika multimeter berbunyi, berarti kumparan masih terhubung dengan ground.
4. Lakukan hal yang sama pada jalur spul yang lainnya (titik B pada skema di
atas).
5. Untuk stator multi-phase (3-phase atau lebih), caranya sama untuk tiap-tiap
jalur spul pengisian.
4. Ukur hambatan kawat kumparan stator:
1. Set multimeter pada range 200 ohm
2. Posisikan probe (tester) merah pada salah satu jalur spul pengisian (titik A
pada skema di atas) & probe hitam pada jalur spul pengisian yang satu lagi
(titik B pada skema di atas)
3. Nilai hambatan yang terbaca di multimeter harus < 1 ohm.
4. Jika > 1 ohm, kawat kumparan sudah dalam kondisi jenuh dan harus diganti
(gulung ulang).
5. Jika angka di multimeter nggak bergeming, berarti ada jalur yang putus (kabel
ataupun kawat kumparan stator).
5. Ukur output stator:
1. Pastikan aki dalam kondisi full-charge (untuk motor dengan CDI DC).
2. Nyalakan mesin motor pada RPM idle dan beban listrik minimum (lampu
utama & lampu senja OFF).
3. Set multimeter ke range 200V AC.

4. Posisikan probe (tester) merah & hitam pada masing-masing output spul (titik
A dan B pada skema di atas).
5. Minimal output stator nggak kurang dari 10V AC. Jika kurang dari itu,
kemungkinan stator short atau nge-ground. Jika short, gulung ulang atau ganti
baru! Jika nge-ground, cek lagi dari langkah awal :D
B. Cek Regulator
1. Pasang kembali soket kabel stator.
2. Ukur output stator:
1. Ukur output stator seperti pada langkah A5 dan bandingkan dengan hasil ukur
pada langkah A5.
2. Jika selisih/turun banyak, kemungkinan regulator short (shunting). Ganti
regulator!
3. Ukur output regulator:
1. Set multimeter pada range 20V DC.
2. Posisikan probe (tester) merah pada terminal positif aki & probe hitam pada
terminal negatif/ground aki.
3. Nyalakan mesin pada RPM idle dengan lampu utama & lampu senja OFF.
4. Nilai voltase yang terbaca musti naik secara bertahap misal 11.9V, 12.0V,
12.3V, dst.
5. Naikkan RPM ke kisaran 3000. Nilai voltase yang terbaca bisa naik hingga
14~15V DC, atau paling nggak lebih tinggi dibanding voltase pada RPM idle.
6. Jika voltase cenderung menurun seiring kenaikan RPM, kemungkinan
regulator short. Ganti regulator!
7. Jika voltase naik > 16V atau lebih, kemungkinan sirkuit limiter voltase pada
regulator rusak. Ganti regulator!
C. Cek Batere (Aki)
1. Pastikan kunci kontak pada posisi OFF.
2. Lepas semua kabel yang terpasang di terminal negatif dan positif aki.
Pastikan dimulai dari terminal negatif dahulu!
3. Ukur voltase aki:
1. Set multimeter pada range 20V DC

2. Posisikan probe (tester) merah pada terminal positif aki & probe hitam
pada terminal negatif/ground aki.
3. Pada kondisi full-charged, voltase aki pada kisaran 12.7~12.8V.
4. Pada kondisi low, voltase aki pada kisaran 12.3V.
5. Jika voltase aki turun dengan cepat, kemungkinan aki soak/rusak.
Ganti aki!
4. Ukur tingkat kebocoran arus listrik:
1. Pasang kembali kabel-kabel yang terhubung di terminal positif aki.
2. Set multimeter pada range 20mA.
3. Posisikan probe (tester) merah pada terminal negatif aki & probe hitam
pada kabel ground aki.
4. Nilai arus yang terbaca nggak boleh > 0.5mA. Jika lebih, kemungkinan
ada jalur/kabel yang short.
5. Self-Discharge:
1. Aki otomatis mengalami pengosongan secara berkala (self discharge)
meski dalam kondisi gak terpasang. Secara umum, 1% kapasitasnya
berkurang setiap hari, dan bergantung suhunya. Pada suhu panas bakal
lebih cepat dan pada suhu dingin bakal lebih lambat.
D. Cek Fuse (Sikring)
1. Cek masing-masing fuse dan pastikan dalam kondisi baik (nggak putus atau
meleleh).
2. Cek terminal fuse dan pastikan fuse terpasang dengan ketat.

Anda mungkin juga menyukai