Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan pendengaran adalah masalah serius yang paling sering
dihadapi seseorang karena dapat menimbulkan gangguan dalam
berkomunikasi saat bersosialisasi. Apalagi jika hal ini terjadi tanpa di
sadari, sehingga mereka tetap merasa dalam keadaan baik-baik saja.
Gangguan pendengaran terutama sering terjadi pada usia lanjut.
Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam rentang
hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh
dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu
yang penuh manfaat. Batasan lansia (lanjut usia) menurut WHO meliputi,
usia pertengahan (middle age) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut
usia (eldery) yaitu usia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old)
yaitu usia antara 76 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu
usia diatas 90 tahun. Menurut Depkes RI batasan lansia terbagi dalam
empat kelompok yaitu pertengahan umur usia lanjut (virilitas) yaitu masa
persiapan usia lanjut yang menampakkan keperkasaan fisik dan
kematangan jiwa antara 45-54 tahun, usia lanjut dini (prasenium) yaitu
kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55-64 tahun, kelompok
usia lanjut (senium) usia 65 tahun ke atas dan usia lanjut dengan risiko
tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia
lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti, menderita penyakit
berat, atau cacat.1
Presbikusis adalah penurunan pendengaran alamiah yang terjadi
sejalan dengan proses penuaan dan umumnya dimulai pada umur 65 tahun.
Presbikusis terjadi pada nada tinggi dan pada pemeriksaan audiometri
nada murni terlihat berupa penurunan pendengaran jenis sensorineural
yang bilateral pada kedua telinga dan simetris yang disebabkan oleh
perubahan degeneratif telinga bagian dalam.2

1
Perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi
pada usia lanjut dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian
yang terjadi pada kelompok geriatri umumnya tuli sensorineural, namum
dapat juga berupa tuli konduktif atau tuli campur.3
Angka insidensi dari gangguan pendengaran akibat prebikusis pada
lansia di Amerika Serikat dilaporkan sebesar 25-30% untuk kelompok
umur 65-70 tahun, sedangkan angka insidensi untuk umur lebih dari 75
tahun sebesar 50%. Menurut hasil survei, jumlah pemakai alat bantu
dengar sampai saat ini di Amerika mencapai 20 juta orang.2
Pendengaran yang baik merupakan salah satu kebutuhan hidup
yang sangat penting bagi manusia. Jika manusia mengalami gangguan
pendengaran maka hal itu akan sangat berdampak buruk dalam kehidupan
sehari-hari. Saat ini sudah tersedia teknik penanganan gangguan
pendengaran yang baru dan lebih baik. Penanganan gangguan
pendengaran yang efektif telah terbukti menghasilkan efek positif terhadap
kualitas hidup.4
Pemasangan alat bantu dengar (ABD) merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup terutama pada pasien presbiakusis. Tujuan
utama dari alat bantu dengar adalah untuk memaksimalkan sisa
pendengaran.2

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
a. Presbikusis
Presbikusis adalah gangguan pendengaran sensorineural pada usia
lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi
secara perlahan dan simetris pada kedua sisi telinga5
b. Lanjut usia
Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam rentang
hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah
beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,
atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat. Batasan lansia
(lanjut usia) menurut WHO meliputi, usia pertengahan (middle
age) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (eldery) yaitu
usia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia
antara 76 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia
diatas 90 tahun. 1
Menurut Depkes RI batasan lansia terbagi dalam empat kelompok
yaitu pertengahan umur usia lanjut (virilitas) yaitu masa persiapan
usia lanjut yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan
jiwa antara 45-54 tahun, usia lanjut dini (prasenium) yaitu
kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55-64 tahun,
kelompok usia lanjut (senium) usia 65 tahun ke atas dan usia lanjut
dengan risiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70
tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil,
tinggal di panti, menderita penyakit berat, atau cacat.1

B. Etiologi

3
Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses
degenerasi, namun diduga kejadian presbikusis memiliki hubungan dengan
berbagai faktor etiologi yang lain, seperti:
a. Vaskular (hipertensi dan arteriosklerosis)
Gangguan sirkulasi telah lama dihubungkan sebagai
penyebab hilangnya pendengaran pada lansia. Penyakit vaskular
yang banyak dihubungkan diantaranya adalah hipertensi,
arteriosklerosis dan aterosklerosis.
b. Arteriosklerosis adalah suatu penyakit vaskular yang ditandai
dengan penebalan dan kehilangan elastisitas dinding pembuluh
darah. Arteriosklerosis cukup sering terjadi pada orang tua dan
mungkin dapat menyebabkan gangguan perfusi dan oksigenasi
kokhlea. Hipoperfusi dapat menuju kepada perubahan radikal
bebas yang dapat merusak telinga dalam seiring dengan rusaknya
DNA mitokondira telinga dalam. Kerusakan ini sejalan dengan
perkembangan presbikusis.
Aterosklerosis memiliki etiologi yang berbeda dengan
arteriosklerosis, aterosklerosis merupakan suatu penyakit
penyempitan lumen pembuluh darah karena pembesaran plak. Plak
aterosklerosis merupakan kumpulan lemak, sel busa, debris sel,
dan kristal kolesterol. Baik arteriosklerosis maupun aterosklerosis
dapat menyebabkan hipertensi yang akan memperparah gangguan
perfusi dan oksigenasi kokhlea.6
c. Diet dan metabolisme (diabetes melitus dan hiperlipidemia)
Diabetes melitus dan hiperlipidemia dapat mempercepat
proses dari aterosklerosis.6
Diabetes melitus menyebabkan proliferasi difus dan
hipertrofi vaskular pada endotelia intima yang mungkin
mengganggu perfusi kokhlea.7

d. Genetik
Penegakan diagnosis sensorineural karena genetik sangat
sulit, tetapi genetik tetap harus dipertimbangkan sebagai salah satu
faktor predisposisi dari presbikusis. Penegakan diagnostik dapat
diambil dari history taking mengenai riwayat keluarga yang lain.8

4
e. Suara gaduh (bising)
Bising (frekuensi, intensitas, dan durasi paparan) memiliki
hubungan langsung dengan kerusakan organ dalam telinga, namun
bising dapat menyebabkan kerusakan organ dalam pada semua usia
dan tidak terfokus hanya pada lansia saja. Bising termasuk ke
dalam salah satu penyebab yang dapat memperparah keadaan
presbikusis, kerusakan akibat bising termasuk ke dalam kerusakan
mekanik. 2,7
f. Efek obat ototoksik
g. Riwayat merokok
h. Stress

C. Epidemiologi
Berdasarkan definisinya, prevalensi presbiakusis meningkat seiring
bertambahnya usia. Secara global prevalensi presbikusis bervariasi,
Presbiakusis dialami sekitar 30-35% pada populasi berusia 65-75 tahun
dan 40-50% pada populasi diatas 75 tahun. Prevalensi pada laki-laki
sedikit lebih tinggi daripada wanita. Perbedaan prevalensi presbiakusis
antar ras belum diketahui secara pasti.9

D. Anatomi
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari auricula dan meatus acusticus
externus. Auricula berfungsi mengumpulkan getaran udara.
Auricula terdiri atas lempeng tulang rawan elastis tipis yang
ditutupi kulit. Meatus acusticus externus adalah tabung berkelok
yang menghubungkan auricula dengan membrana tympani. Tabung
ini berfungsi untuk menghantarkan gelombang suara dari auricula
ke membrana tympani.10

5
Gambar 1. Bagian Telinga Luar

b. Telinga tengah (Cavum Tympani)


Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars
petrosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membrana mucosa.
Ruang ini berisi tulang-tulang pendengaran yang berfungsi untuk
meneruskan getaran membrana tympani ke perilympha telinga
dalam. Cavum tympani berbentuk celah sempit yang miring. Di
bagian depan ruang ini berhubungan dengan nasofaring melalui
tuba auditiva dan di bagian belakang dengan antrum mastoideum.
Di telinga tengah ini juga terdapat tulang-tulang pendengaran yang
terdiri dari maleus, incus, dan stapes. Tuba auditiva atau dikenal
juga dengan sebutan tuba Eustachii terbentang dari dinding anterior
cavum tympani ke bawah, depan, dan medial sampai ke nasofaring.
Tuba ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara di dalam
cavum tympani dengan nasofaring.10
c. Telinga dalam (Labirin)
Telinga dalam terdiri atas labyrinthus osseus dan
labyrinthus membranaceus. Labyrinthus osseus terdiri atas tiga
bagian, yaitu vestibulum, canalis semicircularis, dan cochlea.
Vestibulum berisi sacculus dan utriculus labyrinthus
membranaceus. Terdapat tiga canalis semicircularis, yaitu canalis
semicircularis superior, posterior, dan lateral. Di dalam canalis
terdapat duktus semicircularis. Cochlea berbentuk seperti rumah
siput dan bermuara ke dalam bagian anterior vestibulum. Di
cochlea terdapat membrana basilaris yang membelah canalis
cochlearis menjadi scala vestibuli dan scala tympani.10

6
Labyrinthus membranaceus terdiri atas utriculus dan
sacculus, tiga ductus semicircularis, dan ductus cochlearis.
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli yang
ada, dan dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan ductus
endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis. Sacculus
berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus. Pada dinding
utriculus dan sacculus terdapat reseptor sensorik khusus yang peka
terhadap orientasi kepala akibat gaya berat atau tenaga percepatan
lain. Ductus cochlearis berhubungan dengan sacculus melalui
ductus reuniens. Epitel sangat khusus yang terletak di atas
membrana basilaris membentuk organ Corti (organ spiralis) dan
mengandung reseptor-reseptor sensorik untuk pendengaran.10

Gambar 2. Anatomi Telinga

E. Klasifikasi
Gacek dan Schucknecht mengidentifikasi 4 lokasi penuaan koklea dan
membagi presbikusis menjadi 4 tipe berdasarkan lokasi tersebut.
Perubahan histologik ini berhubungan dengan gejala yang timbul dan hasil
pemeriksaan auditorik. Prevalensi terbanyak menurut penelitian adalah
jenis metabolik 34,6%, jenis lainnya neural 30,7%, mekanik 22,8% dan
sensorik 11,9%.
a. Presbikusis Metabolik/ Strial presbyacusis keadaan ini dihasilkan
dari atrofi stria vaskularis. Stria vaskularis merupakan daerah
metabolisme aktif pada koklea yang bertanggung jawab terhadap
sekresi dari endolimfe dan pemeliharaan gradien ion yang melalui

7
organ korti. Stria vaskularis normalnya berfungsi menjaga
keseimbangan bioelektrik dan kimiawi dan juga keseimbangan
metabolik dari koklea. Atrofi dari stria ini menyebabkan hilangnya
pendengaran yang direpresentasikan melalui audiogram yang
mendatar (flat) sebab seluruh koklea terpengaruh. Diskriminasi
kata-kata dijumpai. Proses ini berlangsung pada seseorang yang
berusia 30-60 tahun. Berkembang dengan sangat lambat dan
mungkin bersifat familial. Penderita dengan kasus kardiovaskular
(heart attacks, stroke, intermittent claudication) dapat mengalami
prebikusis tipe ini serta menyerang pada semua jenis kelamin
namun lebih nyata pada perempuan..2, 4

Gambar 3. Audiogram perbikusis metabolik

b. Presbikusis Neural merupakan atrofi sel-sel saraf di koklea dan


jalur saraf pusat. Atrofi terjadi mulai dari koklea, dengan bagian
basilarnya sedikit lebih banyak terkena dibanding sisa dari bagian
koklea lainnya. Tidak didapati adanya penurunan ambang terhadap
frekuensi tinggi bunyi. Keparahan tipe ini menyebabkan penurunan
diskriminasi kata-kata yang secara klinik berhubungan dengan
presbikusis neural dan dapat dijumpai sebelum terjadinya
gangguan pendengaran. Hilangnya diskriminasi tutur lebih berat
daripada yang dapat diperkirakan dari pemeriksaan ambang dengar
dengan nada murni. Efeknya tidak disadari sampai seseorang
berumur lanjut sebab gejala tidak akan timbul sampai 90% neuron

8
akhirnya hilang. Pengurangan jumlah sel-sel neuron ini sesuai
dengan normal speech discrimination. Bila jumlah neuron ini
berkurang di bawah yang dibutuhkan untuk tranmisi getaran,
terjadilah neural presbyacusis. Menurunnya jumlah neuron pada
koklea lebih parah terjadi pada basal koklea. Gambaran klasik:
speech discrimination sangat berkurang dan atrofi yang luas pada
ganglion spiralis. Gambaran khas audiogram menunjukkan
penurunan ambang dengar terjadi pada frekuensi yang semakin
tinggi semakin memburuk (cookie-bite).11

Gambar 4. Audiogram prebikusis neural

c. Presbikusis Mekanik ini disebabkan oleh penebalan dan kekakuan


sekunder dari membran basilaris koklea. Gambaran khas nya
adalah audiogram yang menurun dan simetris (ski-slope).
penurunan pendengaran pada frekuensi tinggi secara perlahan-
lahan pada usia pertengahan. Secara histologi tidak ada perubahan
morfologi pada struktur koklea. Perubahan atas respon fisik khusus
dari membran basalis lebih besar di bagian basal karena lebih tebal
dan jauh lebih kurang di apikal. Terjadi perubahan gerakan
mekanik dari duktus koklearis dan atrofi dari ligamentum spiralis.
Berhubungan dengan tuli sensorineural yang berkembang sangat
lambat2, 9

9
Gambar 5. Audiogram presbikusis mekanik

d. Presbikusis sensorik adalah atrofi epitel disertai hilangnya sel-sel


rambut dan sel penyokong organ corti. Proses berasal dari bagian
basal koklea dan perlahan-lahan menjalar ke daerah apeks.
Penurunan ambang frekuensi tinggi, yang dimulai setelah usia
pertengahan. Secara histologi, atrofi dapat terbatas hanya beberapa
millimeter awal dari basal koklea dan proses berjalan dengan
lambat. Ciri khas pada audiogram adalah terjadi penurunan
pendengaran secara tiba-tiba pada frekuensi tinggi (sloping down).
Jenis sensori adalah tipe noise-induced hearing loss (NIHL).
Banyak terdapat pada laki-laki dengan riwayat bising.9, 11

Gambar 6. Audiogram presbikusis sensorik

Tipe Presbikusis Nada Murni Diskriminasi Tutur


Strial Terjadi pada semua Minimal
frekuensi
Neural Terjadi pada semua Sangat berat

10
frekuensi
Mekanik Nada tinggi, penurunan Sesuai dengan
perlahan penurunan ketajaman
pada nada tinggi
Sensori Nada tinggi, penurunan Sesuai dengan frekuensi
tiba-tiba yang terganggu
Tabel 1. Perbedaan 4 jenis presbikusis dilihat dari audiogram nada murni dan
diskriminasi tutur

Dari audiogram dapat dilihat apakah pendengaran normal (N) atau tuli,
jenis ketulian yaitu tuli konduktif, tuli sensorineural atau tuli campur.
Derajat ketulian berdasarkan ISO 1964: 4,8,10,11

AMBANG PENDENGARAN INTERPRETASI


0-25 dB Normal
26-40 dB Tuli ringan
41-54 dB Tuli sedang
55-70 dB Tuli sedang berat
71-90 dB Tuli berat
>90 dB Tuli total
Tabel 2. Derajat ketulian

Nilai ambang dengar dapat diukur dengan menggunakan perhitungan


seperti yang berikut: Menambahkan ambang dengar 500Hz, 1000Hz,
200Hz, 4000Hz lalu dibagi 4.2,10,11
Misal, ambang dengar (AD) =

AD 500 Hz+ AD 1000 Hz+ AD 2000 Hz+ AD 4000 Hz


4

F. Gejala klinis
Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran
secara perlahan-lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga. Kapan
berkurangnya pendengaran tidak diketahui pasti. Keluhan lainnya adalah

11
telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara
percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan
dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail party
deafness). Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul suara nyeri di
telinga, hal ini disebabakan oleh faktor kelemahan saraf (recruitment).4

G. Diagnosis
Pada anamnesis penurunan ketajaman pendengaran pada usia
lanjut, bersifat sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat.
Umumnya terutama terhadap suara atau nada yang tinggi. Tidak terdapat
kelainan pada pemeriksaan telinga hidung tenggorok, seringkali
merupakan kelainan yang tidak disadari. Penderita menjadi depresi dan
lebih sensitif. Kadang-kadang disertai dengan tinitus yaitu persepsi
munculnya suara baik di telinga atau di kepala. Faktor risiko presbikusis
adalah: 1) Paparan bising, 2) merokok, 3) obat-obatan, 4) hipertensi, dan
5) riwayat keluarga. Orang dengan riwayat bekerja di tempat bising,
tempat rekreasi yang bising, dan penembak (tentara) akan mengalami
kehilangan pendengaran pada frekuensi tinggi. Penggunaan obat-obatan
antibiotik golongan aminoglikosid, cisplatin, diuretik, atau anti inflamasi
dapat berpengaruh terhadap terjadinya presbikusis.4
Pemeriksaan fisik pada penderita biasanya normal setelah
pengambilan serumen yang merupakan problem pada penderita usia lanjut
dan penyebab kurang pendengaran terbanyak. Pada pemeriksaan otoskopi,
tampak membran timpani normal atau bisa juga suram, dengan mobilitas
yang berkurang. Pemeriksaan tambahan tes penala Uji rinne positif
Hantaran Udara Hantaran Tulang, Uji Weber, Uji Schwabach
memendek.2
Audiometri murni pemeriksaan penunjang yang biasanya
dilakukan. Pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli
sensorineural nada tinggi bilateral dan simetris. Pemeriksaan audiometri
nada murni ditemukan perurunan ambang dengar nada murni yang
menunjukkan gambaran tuli sensorineural. Pada tahap awal terdapat
penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi 1000 Hz. Gambaran ini

12
khas pada gangguan pendengaran jenis sensorik dan neural. Kedua jenis
ini paling sering ditemukan.2, 4, 11
Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik
lebih mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi
penurunan. Semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan
pada frekuensi yang lebih rendah.2
Audiometri tutur menunjukkan adanya gangguan diskriminasi
wicara (speech discriminatin) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada
presbikusis jenis neural dan koklear. Pada pemeriksaan audiometri tutur
pasien diminta untuk mengulang kata yang didengar melalui kasettape
recorder. Pada tuli persepti koklea, pasien sulit untuk membedakan bunyi
R, S, C, H, CH, N. Sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi umtuk
membedakan kata tersebut. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai
kemampuan pasien dalam pembicaraan sehari-hari, dan untuk menilai
pemberian alat bantu dengar.2

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien bertujuan untuk memperbaiki
efektifitas pasien dalam berkomunikasi dan memaksimalkan pendengaran
pasien, atau yang biasa disebut dengan rehabilitasi.2, 11, 2
a. Hearing Aid / Alat Bantu Dengar
i. Definisi
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik
yang dioperasikan dengan batere, yang berfungsi
memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa
berjalan dengan lancar. Alat bantu dengar terdiri dari:12
Komponen Fungsi
Microphone bagian yang berperan menerima suara dari
luar dan mengubah sinyal suara
menjadi energi listrik, kemudian
meneruskannya ke amplifier.
Amplifier berfungsi memperkeras suara dengan cara
memperbesar energi listrik yang
selanjutnya mengirimkannya ke receiver.
Receiver mengubah energi listrik yang telah
atau diperbesar amplifier menjadi energi bunyi

13
loudspeaker kembali dan meneruskannya ke liang
telinga
Baterai sebagai sumber tenaga.

Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang


audiologis bisa menentukan apakah penderita sudah
memerlukan alat bantu dengar atau belum (audiologis
adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam
mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi
pendengaran). 12
Alat bantu dengar sangat membantu proses
pendengaran dan pemahaman percakapan pada penderita
penurunan fungsi pendengaran sensorineural. Dalam
menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis
biasanya akan mempertimbangkan kemampuan mendengar
penderita, aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja,
keterbatasan fisik, keadaan medis, penampilan, harga.12
ii. Pemrosesan Suara Pada Alat Bantu Dengar
Saat ini sebagian besar alat bantu dengar sudah
memakai teknologi digital, artinya sinyal suara yang
ditangkap oleh mikrofon dirubah (konversi) menjadi kode-
kode digital, yang kemudian diproses menggunakan
perhitungan matematis.2
Pemrosesan suara secara digital memungkinkan
untuk melakukan teknik memanipulasi sinyal contohnya :
memisahkan sinyal suara percakapan dengan sinyal bising.
Sebagian besar alat bantu dengar saat ini memiliki
kemampuan (dalam memproses) lebih baik dibanding
komputer desktop, tidak seperti alat bantu dengar yang ada
di beberapa tahun lalu yang tidak lebih dari sekedar
amplifier.12
Algoritma yang kompleks dapat memisahkan
suara/bunyi ke beberapa frekuensi dan mengamplifikasi
tergantung dari settingan/program yang diberlakukan pada
alat bantu dengar yang sesuai dengan kondisi gangguan

14
pendengaran klien. Dengan metode algoritma juga
memungkinkan untuk membedakan jumlah amplifikasi
antara suara yang pelan,sedang dan keras. Dengan cara
tersebut diharapkan suara yang pelan dapat terdengar,
namun suara yang keras tidak terasa menyakitkan telinga
(over amplifikasi). Dan pemrosesan digital memastikan
replika sinyal asal secara presisi dengan distorsi yang
minimal agar menghasilkam kualitas suara yang bagus.12
iii. Kandidat pemakai alat bantu dengar
Setiap orang dengan kesulitan mendengar atau
memahami pembicaraan harus mempertimbangkan
penggunaan alat amplifikasi pendengaran. Hal ini terutama
sangat dianjurkan untuk anak-anak dengan gangguan
pendengaran, dimana intervensi harus dianjurkan sedini
mungkin. Gangguan pendengaran dapat secara umum
dikelompokkan menjadi Mild Hearing Loss (20-40 dB),
Moderate Hearing Loss (45-65 dB), Severe Hearing Loss
(70-85 dB), Profound Hearing Loss (>85 dB).2, 4
Selain tipe dan derajat ketulian, ada beberapa faktor
lainnya yang perlu diperhitungkan mengenai apakah seorang
pasien membutuhkan alat bantu dengar, antara lain umur dan
kondisi kesehatan mental dan fisik pasien secara umum,
motivasi pasien (Bukan keluarga atau pihak lain), kondisi
keuangan pasien, pertimbangan kosmetis, kebutuhan pasien
akan komunikasi, terutama dalam kehidupan dan pekerjaan.2
b. Implan Koklea
Implan koklea merupakan perangkat elektronik yang
mempunyai kemampuan menggantikan fungsi koklea untuk
meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi pada
pasien tuli saraf berat dan total bilateral. Implan koklea sudah
mulai dimanfaatkan semenjak 25 tahun yang lalu dan berkembang
pesat di negara maju. Implantasi koklea pertama kali dikerjakan di
Indonesia pada bulan Juli 2002. Selama 4 tahun terakhir telah
dilakukan implantasi koklea pada 27 anak dan 1 orang dewasa.4

15
IMPLAN KOKLEA
Indikasi Kontra Indikasi
- keadaan tuli saraf berat bilateral - tuli akibat kelainan pada jalur
atau tuli total bilateral (anaksaraf pusat (tuli sentral),
- proses penulangan koklea
maupun dewasa) yang tidak /
- koklea tidak berkembang
sedikit mendapat manfaat
dengan alat bantu dengar
konvensional,
- usia 12 bulan sampai 17 tahun,
tidak ada kontraindikasi medis
- calon pengguna mempunyai
perkembangan kognitif yang
baik.

i. Cara kerja implan koklea


Perangkat implan koklea terdiri dari Komponen luar
(Mikrofon, Speech processor, kabel pengubung),
komponen dalam (Receiver dan Multi-channel electrode).
Prinsip kerja dari cochlear implant pertama kali gelombang
suara masuk pada mikrofon yang ditempatkan pada
headpiece, suara dikirim ke speech processor melalui
sebuah kabel tipis yang menghubungkan headpiece ke
speech processor, speech processor mengubah suara
tersebut menjadi sebuah sinyal khusus yang dapat
ditafsirkan oleh otak. Perubahan ini diselesaikan dengan
suatu program yang disebut speech processing strategies,
sinyal khusus tersebut dikirim kembali melalui kabel yang
sama ke headpiece dan dikirim melewati kulit melalui
gelombang radio ke alat yang ditanam tersebut, sinyal
tersebut berjalan melalui barisan elektroda di dalam pusat
telinga dan merangsang saraf pendengaran.13, 14
Saraf
pendengaran kemudian mengirim sinyal sinyal listrik ke
otak dimana siyal sinyal listrik tersebut ditafsirkan
sebagai suara.

16
17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Presbikusis adalah gangguan pendengaran sensorineural pada
usia lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi
secara perlahan dan simetris pada kedua sisi telinga.batasan usia lanjut
menurut who adalah usia 60 tahun ke atas.
Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari
proses degenerasi, namun diduga kejadian presbikusis memiliki
hubungan dengan berbagai faktor etiologi yang lain, seperti: vaskular
(hipertensi dan arteriosklerosis), arteriosclerosis, diet dan metabolisme
(diabetes melitus dan hiperlipidemia), genetik, suara gaduh (bising),
efek obat ototoksik, riwayat merokok, stress.
Presbikusis dapat dijelaskan dari beberapa kemungkinan
patogenesis, yaitu degenerasi koklea, degenerasi sentral, dan beberapa
mekanisme mokuler, seperti faktor gen, stress oksidatif, dan gangguan
transduksi sinyal.Klasifikasi presbikusis menjadi 4 jenis: Sensori
(outer hair-cell), neural (ganglion-cell), metabolik (strial atrophy), dan
koklea konduktif (stiffness of the basilar membrane). Diagnosa
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Penatalaksanaan dari presbikusis itu sendiri adalah terutama
dengan menggunakan alat bantu dengar / Hearing Aid. Presbikusis
tidak dapat disembuhkan dan tujuan penatalaksanaanya adalah untuk
memperbaiki kemampuan pendengarannya dengan menggunakan alat
bantu dengar.

18

Anda mungkin juga menyukai