Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

Data Pemeriksaan Fisik Keseluruhan Sapi

A. Pemeriksaan Temperatur, Pulsus, Nafas, Berat Badan

Pemeriksaan temperatur pada sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun


didapatkan yaitu 38,9oC. Pengukuran suhu dilakukan melaui rektal menggunakan
thermometer dan suhu normal sapi dewasa adalah 3839,5 oC (Dukes, 1995).
Pemeriksaan pulsus sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun dilakukan
melalui denyut jantung dengan menggunakan stetoskop dan didapatkan hasil yaitu
80/menit. Hal tersebut menunjukkan kondisi yang tidak normal. Denyut nadi sapi
normal sekitar 50-60 kali per menit. Hal ini berhubungan dengan faktor bahwa
semakin kecil ukuran hewan, laju metabolisme per unit berat badannya semakin tinggi
(Dukes, 1995).
Pemeriksaan frekuensi nafas sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun
dilakukan dengan melihat kembang-kempsnya thoraco-abdominal pada sapi dan
didapatkan hasil yaitu 60/menit. Hasil tersebut menunjukan bahwa frekuensi nafas
dalam kondisi tidak normal normal. Untuk normalnya pada sapi adalah 2042
kali/menit (McCurnin,2005).
Pemeriksaan berat badan tidak didapatkan hasil yang signifikan. Menurut
Demasetya (2009), Pengukuran ukuran tubuh ternak dapat dipergunakan untuk
menduga bobot badan seekor ternak sapi dan seringkali dipakai sebagai parameter
teknis penentuan sapi bibit. Ukuran tubuh yang digunakan untuk menduga bobot
tubuh biasanya panjang badan dan lingkar dada. Lingkar dada diukur dengan pita
meter melingkar dada sapi tepat dibelakang siku. Panjang badan diukur secara lurus
dengan tongkat ukur dari siku (humerus) sampai benjolan tulang lapis (Tuber Ischii).
Tinggi pundak diukur lurus dengan tongkat ukur dari titik tertinggi pundak sampai
tanah.

B. Pemeriksaan Pengamatan Fisik

Dari pengamatan pada sapi FH yang berumur sekitar 1 tahun ddidapatkan


bahwa mata, hidung, kulit, telinga, mulut dan lidah dalam keadaan normal yaitu
bersih serta anus berwarna pink (normal). Sedangkan feses dan urine yang
dikeluarkan juga dalam keadaan normal. Hayati dan Choliq (2009), menjelaskan :
Bola mata bersih, bening, dan cerah. Kelopak mata bagian dalam (conjunctiva)
berwarna kemerahan (pink) dan tidak ada luka.
Mulut dan bibir, bagian luar bersih, mulus, dan agak lembab. Bibir dapat menutup
dengan baik. Selaput lender rongga mulut warnanya merata kemerahan (pink),
tidak ada luka. Air liur cukup membasahi rongga mulut. Lidah warna kemerahan
merata, tidak ada luka dan dapat bergerak bebas.
Hidung, tampak luar agak lembab cenderung basah. Tidak ada luka, kotoran,
leleran atau sumbatan.
Kulit dan bulu, bulu teratur, bersih, rapi, dan mengkilat. Kulit mulus, tidak ada
luka dan keropeng. Bulu kusam tampak kering dan acak-acakan menunjukkan
hewan kurang sehat.
Kelenjar getah bening, kelenjar getah bening yang mudah diamati adalah yang
berada di daerah bawah telinga, daerah ketiak dan selangkangan kiri dan kanan.
Apabila ada peradangan kemudian membengkak tanpa diraba akan terlihat jelas
pembesaran di daerah dimana kelenjar getah bening berada.
Daerah anus, bersih tanpa ada kotoran, darah dan luka. Apabila hewan diare,
kotoran akan menempel pada daerah sekitar anus.
Feses, Keadaan feses yang tidak normal ada hubungannya dengan penyakit dan
gangguan pencernakan. Pada feses dapat juga dibuktikan adanya investasi parasit
dalam. Bentuk fisik kotoran yang tidak normal dapat berupa mencret atau diare.
Pemeriksaan urine meliputi jumlah urine per hari, warna, bau, berat jenis dan
sedimen. Warna urine yang normal berwarna kuning muda hingga kuning
kecoklatan. Urine yang normal berbau amoniak.
Pemeriksaan vulva dilakukan secara inspeksi yaitu dengan memperhatikan vulva
dan cairan yang keluar.

C. Pemeriksaan Kondisi Umum

Pemeriksaan kulit pada sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun diakukan
dengan inspeksi dan palpasi yang didapatkan dalam keadaan normal, tidak
ditemukan adanya luka. Karena sapi masih dalam usia muda maka bulunya sedikit
lebih panjang dan mudah rontok (Murtidjo, 2012).
Pemeriksaan membran mukosa pada jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun
didapatkan kondisi yang normal. Pemeriksaan conjunctiva dilakukan dengan
menggeser ke atas kelopak mata. Warna conjunctiva lebih merah dibanding
hewan lainnya.
Pemeriksaan anggota gerak secara keseluruhan pada sapi jenis FH yang
berumur sekitar 1 tahun dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi yang didapatkan
hasil yaitu dalam kondisi normal. Perhatikan apakah hewan sukar berdiri, sukar
jongkok (berbaring), pincang, ada kekakuan, annggota gerak sukar atau tidak dapat
digerakkan (Mccurnin, 2005).
Pemeriksaan sistem sirkulasi pada sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun
dinyatakan dalam kondisi normal. Pemeriksaan meliputi dengan menghitung
frekuensi denyut nadi juga ritme, suara jantung dan vena jugularis. Pada jantung
pemeriksaan dilakukan secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Perhatikan
frekuensi, ritme, kualitas dan kekuatan daerah pekak jantung. Vena jugularis
pada hewan besar cukup diperiksa dalam keadaan berdiri, perhatikan kemungkinan
adanya pulsus venosus tampak berupa pembesaran vena, aliran/desakan darah
kembali ke sebelah atas yang biasanya melampaui daerah leher 1/3 bawah (Kelly,
1984).
Pemeriksaan rumen pada sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun
dinyatakan dalam kondisi normal. Pemeriksaan dilakukan secara inspeksi, palpasi
(dengan tinju), auskultasi, perkusi dan eksplorasi rektal. Lakukan palpasi dan
auskultasi, hitung gerakan rumen per 5 menit, normalnya 5-10 kali per 5 menit. Hasil
nilai kontraksi rumen pada sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun yaitu 40/5
menit. Menghitung frekuensi rumen dapat dilakukan dengan menggunakan tangan
terkepal, tekan bagian rumen kemudian rasakan adanya dorongan rumen ke samping
kurang lebih 5 menit, hitung berapa frekuensi rumen. Untuk melihat gerakan rumen
ternak dapat dilihat dari samping kiri bagian belakang dari rusuk terakhir atau bagian
flank.
Pemeriksaan glandula mamae pada sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun
dinyatakan dalam kondisi normal. Pemeriksaan dilakukan secara inspeksi dari muka,
belakang dan samping. Pada keadaan normal glandula mammae kanan dan kiri
simetris, tetapi tidak antara muka dan belakang. Perahtikan apakah ada tanda-tanda
radang (kemerahan, bengkak, nekrosis). Lakukan palpasi, perhatikan suhu dan reaksi
terhadap rabaan (rasa nyeri).
Pemeriksaan abdomen pada sapi jenis FH yang berumur sekitar 1 tahun
dinyatakan dalam kondisi normal. Dandingkan abdomen kanan dan kiri, perhatikan
fossa paralumbalis saat inspeksi Dilakukan perkusi pada dinding abdomen sebelah
kiri pada tiga bagian atas, tengah dan bawah. Normalnya atas suara resonan,
tengah semiresonan dan bawah pekak.

Diagnosa : Sehat
DAFTAR PUSTAKA

Demasetya. 2009. Analisis Kuantitatif Dan Kualitatif Dalam Pengukuran Dan Perbandingan
Ukuran Tubuh (Vital Statistik) Sapi Po Dengan Ongole.Balai Penyidikan Penyakit
Hewan Wilayah IV Yogyakarta.

Dukes. 1995. The Physiologis of Domestic Animal. A Division of Cornell University Press,
Ithaca New York.

Hayati dan Choliq, 2009. Ilmu Reproduksi Hewan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Kelly WR. 1984. Veterinary Clinical Diagnosis. London: Bailliere Tindall.

McCurnin, D.M and Bassert,J,M. (2005). Clinical Textbook for Veterinary Technicians 6th
Edition. London: Elsevier Health Sciences.

Murtidjo, B A. 2012. Sapi Potong. Yogyakarta: Kanisius.


Laporan Diagnosa Klinik

Pemeriksaan Sapi

Nama : Beny Setiawan

NIM : 145130100111017

Kelas : 2014 B
Kelompok : B2

LABORATORIUM DIAGNOSA KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016

Anda mungkin juga menyukai