Anda di halaman 1dari 3

GASTROINTESTINAL HYPOMOTILITY AND GASTROINTESTINAL STATIS IN

GUINEA PIG

1. Pengertian
Hipomotilitas GI merupakan kelainan pencernaan yang menyebabkan penurunan
sifat normal mekanisme pengosongan makanan dari lambung menuju ke GI. Gastrointestinal
statis merupakan tingkatan yang parah dari memelannya pengosongan lambung dari
makanan menuju ke usus dengan laju yang sangat pelan bahkan sampai tidak mengalami
pergerakan menuju usus sebagai tahap pencernaan lanjutan. Pencernaan yang baik dari
makanan dan laju motilitas gastrointestinal yang baik tergantung dari banyaknya serat kasar
yang dikonsumsi. Diet yang tidak mencukupi dari coarse fiber dapat menyebabkan
hipomotilitas dari gastrointestinal.
Ketika motilitas gastrointestinal melambat atau bahkan berhenti , ingesta yang
termasuk didalamnya ada bulu dan material lain terakumulasi didalam lambung. Guinea pig
tidak dapat memuntahkan untuk mengeluarkan benda yang bukan makanan dari lambung.
Dehidrasi dari lambung sering terjadi dan menyebabkan isi lambung lebih susah untuk
meneruskan ke proses pencernaan selanjutnya. Tanpa adanya pengobatan maka retensi akan
dapat terjadi dengan kompensasi masuknya bakteri kedalm tubuh yang dapat menyebabkan
kejadian fatal pada guinea pig. Selain yang tersebut diatas semua yang menyebabkan guinea
pig tidak mau makan seperti penyakit, cidera, stress dan sebagainya akan menyebabkan
guinea pig mengalami hipomotilitas pada saluran pencernaan.
2. Signalement
Hipomotilitas saluran pencernaan dan GI statis biasanya terjadi pada hewan yang
mengalami gizi buruk, stress, terkena penyakit dan menderita cidera. Selain itu penyakit ini
menyerang pada segala usia dan tanpa memandang jenis kelamin guinea pig tersebut.
3. Gejala Klinis
Banyak dari guinea pig yang mengalami GI statis telah mengalami ketidak tepatan
pemberian makan atau diet seperti sereal, pellet, hay, buah yang banyak. Selain itu hean
yang mengalami GI statis mendapatkan tingkat stress yang tinggi pada lingkungan atauppun
mengalami kesakitan yang parah. Guinea pig yang mengalami gangguan ini akan mengalami
penurunan napsu makan yang berlebihan. Mereka sering menginisiasi untuk berhenti makan
dalam suatu waktu kemudian memakan makanannya kembali sampai pada akhirnya akan
berhenti makan total sehingga menimbulkan kelaparan yang sangat pada guinea pig tersebut.
Gejala selanjutnya pada penyakit ini dalah berubahnya bentuk feses menjadi lebih
kecil daripada sebelumnya. Apabila GI stasis telah mencapai tingkat yang parah maka
guinea pig tidak akan dapat melakukan defekasi. GI stasis akan menyebabkan guinea pig
menjadi lemah, kehilangan kelincahan dan mengalami gemertak gigi serta diare. Apabila
dilakukan auskultasi pada abdomen tidak akan terdengar suara peristaltic pada abdomen.
4. Kausa
gangguan motilitas dapat terjadi karena adanya menejemen pakan yang buruk,
penyakit yang menyerang hewan tersebut, rasa sakit dan hewan sedang mengalami stress
yang berat. Hipomotilitas saluran cerna sering terjadi akibat menu diet yang kekurangan
hijauan dan hay atau terlalu banyak mencerna karbohidrat. Contoh dari diet yang tidak layak
adalah terlalu banyaknya pellet komersial yang mengandung biji-bjian oatsatau bahan lain
yang mengandung karbohidrat tinggi lainnya. Selain itu juga apabila pada diet terlalu
mengandung sereal yang berlebihan seperti roti, crakers dan sereal lain. Motlilitas saluran
cerna yang baik dipengaruhi oleh diet yang mengandung banyak serat kasar yang tidak dapat
dicerna seperti yang terkandung dalam hay dan rumput. Banyak dari pellet komersil tidak
mengandung serat kasar dan karbohidrat yang tidak memadai. Kondisi yang menyebabkan
terjadinya kekurangan napsu makan dapat menyebabkan keadaan hipomotilitas dan stasis
dari saluran cerna . beberapa penyebab diantaranya adalah kelainan dan penyakit pada gigi
seperti maloklusi, elongasi gigi geraham dan abses pada akar gigi. Selain itu dapat
disebabkan juga oleh batu ginjal, kekurangan vitamin C atau sariawan, adanya metabolic
disease dan rasa sakit seperti terjadinya trauma serta perubahan lingkungan juga turut
mempengaruhi napsu makan dari guinea pig.
5. Treatment
Treatment dapat dimulai dari pengaturan aktivitas dari guinea pig tersebut. Karena
pada dasarnya guinea pig membutuhkan exercise selama 10 15 menit setiap 7 jam.
Tujuannya adalah dengan adanya exercise akan memicu aktivitas dari motolitas saluran
cerna pada guinea pig. Sebaiknya guinea pig dibebaskan dalam mencar rerumputan atau
diberi grazing area. Kemudian dilakukan diet yang memenuhi sarat. Tidak ada ibat yang
lebih manjur dari adanya penyakit hipomotilitas selain makanan dan pengaturan diet.
Sebaiknya diet juga memperhatikan pemberian hijauan seperti ujung wortel, parsley, bayam,
dandelion dan lain-lain serta juga diberikan hay. Apabila guinea pig menolak diberi pakan
tersebut barulah memakai pellet yang tetap dicampur dengan hijauan dan air. Jangan pernah
memberi pakan guinea pig dengan makanan yang terlalu manis dan berlemak. Minuman
pada guinea pig juga harus disediakan dalam keadaan bersih dan harus selalu ada tidak boleh
kehabisan. Tindakan bedah tidak disaran kan karena akan menyeabbakan bertambah
buruknya kondisi stasis pada saluran cerna.
6. Pengobatan
pengobatan yang dilakukan dapat dengan memberikan terapi cairan pada guinea pig.
Terapi cairan dpaat dilakukan via peroral, subcutan maupun intra vena. Biasanya
penggunaan intravena dilakukan apabila kondisi stasis pada saluran cerna semakin
memburuk. Tujuannya adalah untuk mengganti asupan gizi yang hilang serta menghilangkan
dehidrasi. Selanjutnya pengobatan menggunakan obat berfungsi untuk mengurangi distensi
abdoamen, mengobati rasa sakit pada usus dan untuk recovery. Obat yang bisa diagunakan
adalah metacam, buprenorphine, dan carpoven. Pengobatan ini efektif untuk menangani
kasus hipomotlitas dan stasis pada saluran cerna. Penggunaan antibiotic juga digunakan
untuk mengatasi infeksi bakteri pada saat guinea pig mengalami konsis stasis pada saluran
pencernaan.
Barbara, L. 2011. Five Minutes Veterinary Consult: Small Mamals. John Willey and Sons.
Philladelphia

Anda mungkin juga menyukai