2. Benang Rajut
Siapkan benang rajut. Agar lebih mudah dalam belajar, pakai saja jenis benang katun yang
umum dan banyak dijual di toko benang rajut dengan banyak pilihan warna. Untuk belajar,
pilihlah warna-warna terang seperti kuning, putih, biru muda, dan sebagainya. Kenapa?
Karena lebih mudah dalam membedakan lubang tusukan (stitch) pada rajutan Anda.
3. Gunting
4. Alat penanda rajutan
5. Jarum sulam (memiliki lubang jarum yang lebih besar)
6. Meteran kain.
Pola tulisan lebih umum digunakan dalam pola Amerika dan Eropa. Sedangkan pola
gambar banyak digunakan dalam pola-pola Jepang (mungkin karena bacaannya
menggunakan tulisan Jepang, jadi disertakan pola gambarnya biar semua orang bisa
mengikuti).
Cara memegang benang
Pegang jarum hakpen di tangan kanan, kepala kait hakpen menghadap ke arah kita.
Mulailah mengait benang dengan jarum di tangan kanan. Mungkin awalnya Anda akan
merasa canggung saat memegang jarum dan benang, tapi dengan terus berlatih, lama-
lama akan terbiasa.
Tips : Jangan menarik benang terlalu kencang atau terlalu longgar. Ikuti sesuai ujung
jarum hakpen. Usahakan tangan tetap rileks saja saat merajut dan jangan kaku. Menarik
benang terlalu kencang atau terlalu longgar juga membuat hasil rajutan kurang rapi.
1. Ambil benang baru saat akan mengakhiri suatu tarikan benang terakhir (gambar 1-2).
2. Buat tusukan baru pada lubang stitch di sebelahnya dengan benang baru, kaitkan
benang lalu tarik (gambar 3-4).
3. Mulai membuat tusukan dengan benang yang baru (gambar 5).
Tips :
Saat selesai membuat rajutan atau mengakhiri hasil akhir rajutan, gunting benang dan
sisakan sekitar 10-15 cm. Jahitkan sisa benang tadi pada bagian belakang hasil rajutan,
selipkan 2-3 kali, lalu gunting. Gunanya untuk menahan setiap ujung benang agar tidak
mudah terlepas (lolos) dari rajutan. Lakukan juga pada ujung benang pertama pada saat
mengawali rajutan.
Menyambung benang