Makalah Distilasi
Makalah Distilasi
Disusun oleh:
Nim:1513038
Tujuan Distilasi
Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang punya
titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi, menyediakan air bebas mineral untuk digunakan di
laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi membuang logam berat seperti timbal,
arsenic, dan merkuri.
Pengertian Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik
pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang ditujukan untuk
memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil destilasi disebut destilat dan sisanya
disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air, maka disebut sebagai aquadestilata (disingkat
aquades).
Pada suatu peralatan destilasi umumnya terdiri dari suatu kolom atau tray, reboiler
(pemanas), kondenser, Drum reflux, pompa, dan packed. Prinsip dari proses ini adalah
campuran yang akan dipisahkan, dimasukkan dalam alat destilasi. Di bagian bawah alat terdapat
pemanas yang berfungsi untuk menguapkan campuran yang ada. Uap yang terbentuk akan
mengalir ke atas dan bertemu cairan (destilat) di atas. Zat-zat bertitik didih rendah dalam cairan
akan teruapkan dan mengalir ke atas, sedangkan zat-zat bertitik didih tinggi dalam uap akan
kembali mengembun dan mengikuti aliran cairan ke bawah.
a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE
sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat
suatu campuran zat cair yang akan didestilasi.
Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin
(kondensor) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi sebagai steel head.
Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap
hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan biasanya adalah air yang
dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami
kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil yang diperoleh lebih
sempurna. Penampung destilat bisa berupa erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi tergantung
pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun mantel listrik yang
biasanya sudah terpasang pada destilator.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa
dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam
permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik
sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan
mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik
didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempunyai
titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan
komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau komponen
dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan dinginkan, uap akan
terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu
dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat
yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.
Pembagian Destilasi
1. Distilasi kontinyu
Disebut distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung terusmenerus. Ada aliran bahan
masuk sekaligus aliran bahan keluar.
2. Distilasi batch
Disebut distilasi batch jika dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam
peralatan, diproses kemudian diambil hasilnya (distilat dan residu).
3. Distilasi tekanan
Destilasi tekanan merupakan proses pemisahan komponen dari campurannya
dengan menggunakan panas / steam sebagai tenaga pemisah, dimana tenaga yang
digunakan adalah tekanan tinggi.
Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam macam destilasi,
yaitu :
1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat
padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat
pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang
digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas, termometer,
pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki
tiga dan kasa.
4. Refluks / destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam macam destilasi walau
pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan
jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada
umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran reaksi perlu
dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi
maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan
jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.
5. Destilasi kering
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Pada
dasarnya alat destilasi dibagi menjadi dua yaitu destilasi kering dan basah. Dan penggunaan alat
destilasi pun tergantung dari siapa yang menggunakannya karena alat destilasi itu sendiri dapat
berskala laboratorium dan skala komersil.
Cara kerja alat destilasi basah skala komersil adalah sebagai berikut:
Buka tutup ketel pemanas dan penyuling, masukkan air dan bahan yang akan didestilasi,
bahan harus terendam dalam air, guna menghindari menggumpalnya bahan yang
didestilasi karena pengaruh panas. Kemudian tutuplah ketel dan kuatkan pengunci.
Hubungkan ketel dengan kondensor melalui sebuah pipa
Hubangkan kondensor dengan alat penampung air pendingin dan usahakan aliran air
pendingin dalam kondensor berlawanan dengan aliran dari uap yang dikondensasikan
Pasanglah alat penampung kondensat dan pemisah cairan destilasi
Nyalakan api pemanas dan jangan sampai padam
Akibat dari pemanasan air dalam ketel pemanas dan penyuling akan mendidih dan bahan
dalam air akan menguap, jagalah air jangan sampai kurang, bila kurang tambahlah
melalui lubang penambahan air, kecilkan dulu api dan setelah beberapa waktu baru tutup
lubang dibuka dan seterusnya diisi air air tambahan. Hal tersebut bertujuan guna
menghindari semburan air panas keluar akibat tekanan uap
Uap bahan akan mengalir ke dalam kondensor, yang seterusnya akan mengalami
kondensasi dan kondensat terapung dalam alat penampung. Kondensat selanjutnya
dimasukkan dalam alat pemisah cairan destilasi (destilat) untuk diadakan pemisahan
dengan air
Setelah pekerjaan selesai api dipadamkan dan alat dilepaskan dari rangkaian. Setelah
dingin sisa bahan dikeluarkan dari dalam ketel pemanas dan penyuling
Selanjutnya adalah destilasi secara kering. Pada dasarnya alat destilasi kering adalah
sama dengan alat destilasi basah. Perbedaannya hanya terletak pada alat ketel destilasi,
sedangkan alat yang lain seperti kondensor adalah sama. Dalam destilasi kering, bahan yang
didestilasi dipanasi dalam ketel destilasi dengan menggunakan udara panas atau asap panas.
Udara panas atau asap panas dapat berasal dari sebuah dapur yang berada di luar ketel destilasi.
Dapat pula dari bahan bakar yang langsung dibakar dalam ketel penyulingan. Uap bahan yang
terjadi kemudian dialirkan ke dalam kondensor sehingga mengalami kondensasi. Kondensat
yang terjadi ditampung dalam alat penampung yang kemudian dipisahkan dengan alat pemisah.
Cara kerja dari alat destilasi kering skala komersil adalah sebagai berikut:
Bukalah tutup ketel penyulingan dan masukkan bahan yang akan didestilasi kemudian
tutup kembali dan eratkan baut-baut penguncinya
Hubungkan ketel penyuling dengan kondensor dan pasanglah alat penampung kondensat
pada mulut pengeluaran kondensat dari kondensor
Alirkan air pendingin ke kondensor jangan sampai terbalik. Aliran air pendingin dalam
kondensor harus berlawanan dengan aliran uap bahan dari ketel penyuling ke kondensor
Nyalakan api pemanas dan apabila sumber panas ada di luar ketel, alirkanlah asap
panasnya ke dalam ketel, alirkanlah asap panasnya ke dalam ketel dengan membuka
oemasukkan asap panas
Dengan adanya asap panas yang masuk ke dalam ketel penyuling, maka bahan yang akan
didestilasi akan dipanasi dan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya akan menguap.
Apabila sumber panas berada di luar ketel maka asap panas yang dialirkan melalui pipa
ke dalam ketel akan memanasi udara di dalam ketel dan udara panas akan naik memanasi
bahan yang akan didestilasi
Uap minyak akan dialirkan ke dalam kondensator melalui pipa penyuling, karena adanya
air pendingin maka uap bahan akan mengalami kondensasi dan berubahlah menjadi
kondensat, yang ditampung dalam alat penampung yang selanjutnya dipisahkan dari zat-
zat yang lain dalam alat pemisah.
D. Penyaring
Minyak yang sudah dipisahkan dari air selanjutnya didiamkan sementara untuk
kemudian dilakukan penyaringan dengan kain saring. Ini bertujuan untuk menahan dan
menghilangkan air yang mungkin terikut dengan minyak. Dan juga menyaring benda-
benda asing yang mungkin terikut dalam bahan, seperti misalnya hasil reaksi antara
minyak dengan bahan logam yang digunakan dalam proses. Spesifikasi alat ini adalah:
Konstruksi : kayu bertingkat
Bahan penyaring : kain cotton
Jumlah : 2 buah
E. Jerigen
Penggunaan wadah penyimpan minyak atsiri di UD. TKN berasal dari bahan
jerigen plastik dengan kapasitas sekitar 40 kg minyak setiap jerigen. Wadah yang
digunakan itu adalah wadah yang tidak tembus cahaya. Hal ini menjadi syarat yang perlu
dilakukan sewaktu akan melakukan penyimpanan. Sebab jika terjadi kontak langsung
dengan cahaya matahari akan menimbulkan reaksi kimia yang merusak komposisi zat
yang terkandung.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Bambang. 2010. Tesis: Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan
Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Universitas Diponegoro. Semarang.
Kartika, D. (2011). Penerapan Supply Chain Management dalam Pengadaan Bahan Baku untuk
Produksi Etanol (Studi Kasus PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang). Skripsi Sarjana pada
TIP. FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.
Newmark, Ann. 2000. Jendela Iptek Seri 7: Kimia. Balai Pustaka Jakarta. Jakarta.
Permatasari, Vitta Rizky. (2008). Teknologi Pemurnian Multi Proses (PMP) Pada Pengolahan
Minyak Goreng Bimoli Di PT. Salim Ivomas Pratama Surabaya. Laporan Praktek Kerja Lapang
TIP FTP Universitas Brawijaya Malang: tidak diterbitkan.
Rosa, S.E. (2012). Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) pada Proses Produksi Minyak Goreng di
PT. Sinar Mas Agro Resourches and Technology (SMART) Tbk. Surabaya. Laporan Praktek
Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.
Wahyudi. (2005). Analisis Proses Produksi Minyak Atsiri Daun Cengkeh ( Clove Leaf Oil) di
UD. Tirta Kencana Nusantara. Laporan Praktek Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya
Malang : tidak diterbitkan.
Widayat dan Satriadi, H. (2008). Optimasi Pembuatan Dietil Eter dengan Proses Reaktif
Destilasi. Jurnal Reaktor Vol. 12 No. 1, hal. 7-11