Anda di halaman 1dari 19

1/19

Kuliah Fisika Dasar Teknik Sipil 2007

GETARAN DAN GELOMBANG menu



Mirza Satriawan 
Physics Dept. 
Gadjah Mada University
Bulaksumur, Yogyakarta 
email: mirza@ugm.ac.id



GETARAN 2/19

Getaran adalah salah satu bentuk gerak yang khusus. Kita hanya
akan meninjau getaran atau osilasi yang sederhana. Untuk itu kita akan
meninjau energi potensial yang dimiliki sebuah partikel bermassa m yang
berada dalam keadaan kesetimbangan stabil di sekitar titik 0. Secara
umum bentuk energi potensialnya adalah

U = U0 ax2 + O(x3) (1)


menu
dengan O(x3) adalah suku-suku energi potensial dengan variabel x 
berpangkat tiga atau lebih, yang tentunya harus sangat kecil diband- 
ingkan suku pangkat duanya (bila tidak maka bukan kesetimbangan 
stabil). Gaya yang terkait dengan energi potensial ini dapat dicari dari 

Fxdx = dU (2)


atau
dU
Fx = = 2ax + O(x2) (3)
dx
bila suku gaya pangkat dua atau lebih sangat kecil atau dapat diabaikan, 3/19
maka ini tidak lain dari gaya pegas, dan dengan 2a = k maka persamaan
di atas dapat dituliskan sebagai
d2x
Fx = m 2 = kx (4)
dt
atau
d2x
m 2 + kx = 0 (5)
dt menu
Persamaan ini memiliki bentuk penyelesaian umum 
x(t) = A sin(t) + B cos(t) (6) 

dengan r 
k 
= (7)
m 

adalah frekuensi sudut dari getaran. Persamaan di (6) dapat dituliskan
juga sebagai

x(t) = A0 sin(t + ) = A0(sin t cos + cos t sin ) (8) 4/19

dengan A = A0 cos dan B = A0 sin , (sehingga = arcsin B/A


yang disebut sebagai fase getaran), dan A0 disebut sebagai amplitudo
getaran. Getaran yang memenuhi persamaan (5) disebut sebagai getaran
selaras sederhana.
Berikut ini beberapa contoh getaran selaras sederhana

menu
Bandul

Sebuah bandul yang berada dalam medan potensial gravitasi, bila dis- 
impangkan tidak jauh dari titik keseimbangannya akan mengalami gerak 
getaran. Lihat gambar di bawah ini 
Komponen gaya yang dialami bandul bermassa m yang sejajar dengan 


5/19

Figure 1: Bandul
menu
arah geraknya adalah

d2x 
F = m 2 mg sin (9)
dt 
Tanda negatif karena arah gaya berlawanan dengan arah simpangan posi- 
tif x. Untuk simpangan yang tidak terlalu besar, sin dapat kita dekati 


sebagai sin (dalam radian) dan x L sehingga
d2 g
+ =0 (10)
dt2 L 6/19

yang merupakan persamaan getaran selaras sederhana dengan frekuensi


r
g
= (11)
L

Bandul Mekanis
Sebuah benda digantung pada titik P dan memiliki momen inersia ter- menu
hadap sumbu P sebesar IP . 
Benda ini disimpangkan dari titik seimbangnya dan kemudian berge- 
tar. Torka yang dialami benda tadi, akibat gaya gravitasi yang bekerja 
pada titik pusatnya dapat dituliskan sebagai 
d2 
= IP = IP 2 = M gL sin (12) 
dt

7/19

Figure 2: Bandul mekanik


Untuk sudut yang cukup kecil sin sehingga menu
d2 M gL 
+ =0 (13)
dt2 IP 
Penyelesaian persamaan ini adalah suatu getaran selaras sederhana den- 
gan frekuensi sudut r 
M gL 
= (14)
IP 

Getaran Teredam dan Resonansi 8/19

Dalam kenyataan di alam, selain gaya yang menimbulkan getaran juga


terdapat gaya yang menghambat gerak getaran. Sehingga semua gerak
getaran akhirnya berkurang energinya dan berhenti bergetar. Sebagai
model sederhana kita asumsikan getaran teredam dengan gaya redaman
yang sebanding dengan kecepatan benda, sehingga persamaan gerak
benda dapat ditulis sebagai
menu
F = kx bv (15)

atau 
d2x b dx k 
+ + x=0 (16)
dt2 m dt m 
Penyelesaian persamaan di atas ini dapat dituliskan sebagai berikut

x = Aebt/2m cos( 0t + ) (17) 

dengan r
0 k  b 2
= . (18)
m 2m
9/19
Bentuk grafik getarannya sebagai berikut

menu

Figure 3: Getaran teredam 





Resonansi
Terkadang suatu sistem yang dapat bergetar mendapat gaya yang juga
periodik. Dalam kasus ini benda akan bergetar dengan amplitudo yang 10/19
besar ketika frekuensi alaminya sama dengan frekuensi gaya eksternal pe-
riodiknya. Sebagai model misalkan gaya eksternal periodiknya diberikan
oleh F = Fr cos 00t, sehingga persamaan geraknya (dengan mengikut-
sertakan faktor redaman)
F = kx bv + Fr cos 00t (19)
atau
d2x b dx k 00 menu
+ + x = F r cos t (20)
dt2 m dt m 
Dari persamaan di atas, tentunya logis bila getarannya harus memi-

liki frekuensi yang sama dengan frekuensi getaran gaya eksternal peri-

odik 00, tetapi mungkin terdapat beda fase. Dapat ditunjukkan bahwa

penyelesaian persamaan di atas adalah

Fr
x= sin( 00t + ) (21) 
G

dengan p
G= m2( 002 2)2 + b2 002 (22)
dan 11/19
b 00
= arccos (23)
G
Tampak bahwa nilai G akan minimum dan amplitudo akan maksimum
ketika = 00. Peristiwa inilah yang biasa disebut resonansi.

menu







Energi Getaran 12/19

Energi potensial sebuah sistem pegas diberikan oleh


1
U = kx2 (24)
2
sedangkan energi kinetiknya diberikan oleh
1
Ek = mv 2 (25)
2 menu
maka dengan 
x = A sin(t + ) (26) 
dan 
dx 
v= = A cos(t + ) (27)
dt 


maka energi total mekanik sistem pegas yang bergetar diberikan oleh
1 1 1
E = Ek + U = kA2 sin2(t + ) + m 2A2 cos2(t + ) = kA2
2 2 2 13/19
(28)

menu







GELOMBANG 14/19

Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang


dilalui gelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya
sehingga tampak sebagai getaran yang merambat. Terkait dengan arah
getar dan arah rambatnya, gelombang dibagi menjadi dua kelompok,
geklombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang transver-
sal arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkan
gelombang longitudinal arah rambatnya searah dengan arah getarannya. menu
Persamaan gelombang memenuhi bentuk 
d2x 1 d2x 
= (29) 
dz 2 v 2 dt2
Bentuk umum penyelesaian persamaan di atas adalah semua fungsi yang 
berbentuk x(z, t) = x(z vt). Hal ini dapat ditunjukkan dengan mu- 
dah. Bentuk yang cukup sederhana yang menggambarkan gelombang 

sinusoidal adalah penyelesaian yang berbentuk
x(z, t) = A sin(kz t + ) (30)
15/19
Untuk suatu waktu t tertentu (misalkan t = 0, dan pilih = 0) maka

x(z, t) = A sin(kz) (31)


Ini adalah persamaan sinusoidal dengan jarak dari satu fase ke fase
berikutnya diberikan oleh
2
z= (32)
k
menu
atau berarti
2 
k= (33)

Bilangan k ini menunjukkan jumlah gelombang atau bilangan gelombang 
per 2 satuan panjang. 
Untuk suatu posisi tertentu (misalkan z = 0, dan pilih = 0) maka 
x(z, t) = A sin(t) (34) 

Ini adalah persamaan getaran sinusoidal di suatu titik. Periode getarnya
diberikan oleh
2
tT = (35)
16/19

atau berarti
2
= = 2f (36)
T
dengan f adalah frekuensi gelombang.
Untuk suatu fase tertentu dari gelombang, pola gelombang tersebut
akan tetap selama nilai kx t tetap. Sehingga dengan berjalannya
waktu, nilai kz juga harus bertambah. Ini berarti pola gelombang akan
merambat ke kanan dengan kecepatan yang diberikan oleh menu

kdz
= (37) 
dt

atau
dz 
v= = (38)
dt k 


Superposisi Gelombang 17/19

Dua buah gelombang dapat dijumlahkan atau disuperposisikan. Ada


beberapa kasus yang akan kita tinjau. Kasus dua gelombang dengan
, k sama tetapi berbeda fasenya. Kasus dua gelombang dengan , k
sama tetapi arah geraknya berlawanan. Kasus dua gelombang dengan
dan knya berbeda sedikit.

Beda fase menu



Misalkan kita punya

x1 = A sin(kz t + 1) (39) 


x2 = A sin(kz t + 2) (40)


Penjumlahan kedua gelombang ini menghasilkan
cos()
xtot = x1 + x2 = 2A sin(kz t + ) (41)
18/19
dengan = (1 + 2)/2 dan = (1 2)/2

Beda arah kecepatan


Misalkan kita punya

x1 = A sin(kz t) (42)
menu
x2 = A sin(kz + t) (43) 

Penjumlahan kedua gelombang ini menghasilkan

xtot = x1 + x2 = 2A sin(kz) cos(t) (44) 

Fenomena ini sering disebut sebagai gelombang tegak


Beda frekeunsi dan panjang gelombang
Misalkan kita punya
19/19
x1 = A sin(k1z 1t) (45)

x2 = A sin(k2z 2t) (46)


Penjumlahan kedua gelombang ini menghasilkan

xtot = x1 + x2 = 2A sin(kz cos(kz t)
t + ) (47)

dengan k = (k1 + k2)/2,


= (1 + 2)/2 dan k = (k1 k2)/2, = menu
(1 2)/2 
Ketika bedanya sangat kecil maka muncul fenomena yang disebut 
sebagai layangan. 




Anda mungkin juga menyukai