SGD 7 LBM 1
KELENJAR SALIVA
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ALPHANIA ESTY LUTHFAIDA
2. ANGGUN AMANDA SAVERIA
3. DITA KURNIATI AZIZAH
4. GHIRAH PRI RADHYA
5. IEDHA RIZKA PUSPITANINGTYAS
6. INTAN PUTRI ASTARI
7. LINTANG ASMARANI
8. RIFQI SHOFA HASANI
9. VIVI ALFIYANI NOOR
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 7 LBM 1
KELENJAR SALIVA
2
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan 2
Daftar isi 3
BAB I Pendahuluan 4
A. Latar belakang 4
B. Skenario 4
C. Identifikasi masalah 4
BAB II Tinjauan Pustaka 6
A. Landasan teori 6
1. Kelenjar Saliva 6
a. Kelenjar Saliva Mayor 8
b. Kelenjar Saliva Minor 9
2. Komponen Kelenjar Saliva 10
a. Komponen Anorganik 10
b. Komponen Organik 11
3. Mekanisme Sekresi Saliva 11
4. Faktor yang Menghambat dan Meningkatkan Sekresi Saliva 12
5. Gangguan Kelenjar Saliva 13
6. Menghambat Bau Mulut 15
B. Kerangka Konsep 16
BAB III Kesimpulan 17
Daftar Pustaka 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel- sel
khusus yang dapat mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak
berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor
dan minor) yang ada pada mukosa oral.
Saliva sendiri memiliki fungsi yaitu melicinkan dan membasahi rongga mulut
sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan, membasahi dan
melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan
dan dirasakan, membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman,
mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer, membantu proses pencernaan
makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah, berpartisipasi
dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan
darah dan epidermal growth factor pada saliva, jumlah sekresi air ludah dapat dipakai
sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu dalam berbicara
(pelumasan pada pipi dan lidah).
Atas dasar pentingnya fungsi saliva tersebut, kelenjar saliva merupakan organ yang
penting dalam sekresi saliva. Apabila terjadi kelainan pada kelenjar saliva, akan terjadi
dampak yang dapat mengurangi fungsi saliva sehingga menyebabkan berbagai masalah
pada rongga mulut.
B. Skenario
Pada saat bangun tidur, banyak orang yang mengeluhkan mulut terasa kering dan
bau mulut. Dokter menyatakan hal ini disebabkan oleh sekresi saliva menurun. Didalam
rongga mulut terdapat berbagai macam kelenjar saliva yang memiliki fungsi dan
komposisi yang berbeda-beda.
C. Identifikasi Masalah
1. Apa karakteristik dari saliva?
4
2. Apa saja komponen yang terdapat dalam saliva?
11. Apa saja penyakit yang dapat timbul jika kelenjar saliva mengalami gangguan?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kelenjar Saliva
Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan sekresi eksokrin yang terdiri
dari sekitar 99% air, mengandung berbagai macam elektrolit (Natrium, Kalium,
Kalsium, Klorida, Magnesium, Bikarbonat, Fosfat) dan protein, diperankan oleh
enzim, imunoglobulin, dan faktor lain antimikroba, mukosa glikoprotein, daan
oligopeptida yang sangat penting bagi kesehatan mulut. (Almeida et al. 2008).
Sherwood (2014) menyatakan, protein liur yang terpenting adalah amilase, mukus
dan lisozim. Protein- protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:
Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur. Produk-
produk digesti mencakup maltosa, yaitu suatu disakarida yang terdiri dari dua
molekul glukosa, dan limit dekstrin, yaitu polisakarida rantai cabang sebagain
hasil dari pencernaan amilopektin. (Sherwood, 2014)
Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan
sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh
adanya mukus, yang kental dan licin. (Sherwood, 2014)
Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek empat kali lipat-pertama, dengan
lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau menghancurkan bakteri tertentu
dengan merusak dinding sel; kedua, dengan glikoprotein pengikat yang mengikat
antiodi IgA; ketiga, oleh laktoferin, yang mengikat erat besi yang diperlukan
untuk multiplikasi bakteri; dan keempat, dengan membilas bahan yang mungkin
berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri. (Sherwood, 2014)
Liur berfungsi sebagai bahan pelarut molekul yang merangsang kuntum kecap.
Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.
6
Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu mulut dan gigi
bersih.
Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta
asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.
(Sherwood, 2014)
Saliva juga mempunyai karakteristik yaitu, memiliki PH basa (dari sel duktus
interkalaris ikut menambahkan sekret ion bikarbonat yang memberi sifat basa pada
PH saliva, karena sifat basanya ion bikarbonat menteralkan makanan yang masuk ke
rongga mulut dengan PH asam sehingga dpat membantu pencegahan karies gigi).
Saliva mengandung enzim ptialin yang dapat menghidrolisis pati menjadi glukosa
sederhana yang optimum pada kondisi netral/ sedikit asam.
Menurut Guyton (1997), Kelenjar saliva yang utama (mayor) adalah kelenjar
parotis, submandibularis, dan sublingualis. Selain itu, juga ada beberapa kelenjar
saliva minor. Sekresi saliva normal sehari-hari berkisar antara 800-1500 ml per hari.
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama: (1) sekresi serus yang
mengandung ptialin (suatu amilase), yang merupakan enzim untuk mencernakan
serat, dan (2) sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan
perlindungan permukaan. Kelenjar parotis seluruhnya menyekresi tipe serus, dan
kelenjar submandibularis dan sublingual menyekresi tipe mukus maupun serus.
Kelenjar saliva minor hanya menyekresi mukus. Saliva mempunyai pH antara 6,0
dan 7,4 suatu kisaran yang menguntungkan untuk kerja pencernan dari ptialin.
(Guyton, 1997)
7
Gambar 1 Anatomi Kelenjar Saliva
8
Merupakan kelenjar saliva terbesar.Letaknya berpasangan:
Ventrokaudal telinga, di posterior ramus mandibula, di bagian superior
permukaan m. Masseter.Terdiri dari kumpulan lobus berbentuk buah anggur
yang mengeluarkan sekret kedalam rongga mulut. Tertutup oleh fascia
parotidea sebagai lapisan luar fascia coli superfisialis. Pada pinggir ventral
keluar saluran keluar kelenjar yang disebut Duktus Parotidikus Stenonianus
yang menembus fascia parotis masseterica dan menembus m. Buccinatorius,
kemudian bermuara pada papilla saliva buccinatoria setinggi gigi molar dua
maxilla di dalam vestibulum oris. Sejajar dengan duktus, berjalan arteri dan
vena transversa facii. Dari pinggir ventral berjalan N. VII. Dikelilingi jaringan
fibrosa yang keras. Di dalam kelenjar terdapat juga arteri carotis eksterna dan
a. Retro mandibular. Mempunyai tiga permukaan: Superfisial, anteromedial
yang berhubungan dengan mandibula, dan posterolateral yang berhubungan
dengan M. Sternocleido mastoideus. Saliva yang dihasilkan bersifat serosa,
tidak terdapat mucous sama sekali kecuali pada saat lahir.
2. Kelenjar Submandibularis
Kelenjar ini teletak inferior dari radix lingua. Kelenjar ini terdiri dari jaringan
ikat yang padat. Saluran keluar utama yaitu duktus wharton bermuara pada
ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut dekat sekali dengan
frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah.
Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan ludah yang
encer) dan 20% mukous (cairan ludah yang pekat). Kelenjar submandibularis
merupakan kelenjar yang memproduksi airliur terbanyak. Saliva pada
manusia terdiri atas 70% sekresi kelenjar submandibularis.
3. Kelenjar Sublingual
Kelenjar ini terletak anterior dari keenjar submandibula, dibawah lidah.
Saluran keluar utama yaitu duktus rivinus. Kelenjar sublingualis
menghasilkan sekret yang mukous dan konsistensinya kental. Saliva pada
manusia terdiri atas 5% sekresi kelenjar sublingualis.
9
Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, bukalis, labialis, palatinal,dan
glossopalatinal. Kelenjar-kelenjar ini berada di bawah mukosa dari bibir, lidah,
pipi, serta palatum.
1. Kelenjar Glossopalatinal
Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan
dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada
di palatum molle.
2. Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan
memiliki banyak duktus.
3. Kelenjar Bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar
labial.
4. Kelenjar Palatinal
Kelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum
molle.Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan
fibrous yang padat.
5. Kelenjar Lingual
Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :
- Kelenjar anterior lingual, lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.
- Kelenjar lingual Van Ebner, kelenjar ini dapat di temukan di papila
sirkumvalata.
- Kelenjar posterior lingual, dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah
yang berdekatan dengan tonsil.
2. Komponen Kelenjar Saliva
Saliva disekresi sekitar 1 sampai 1,5 liter setiap hari tergantung pada
tingkatperangsangan. Kecepatan aliran saliva bervariasi dari 0,1-4,0 ml/menit. Pada
kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar parotis dan kelenjar
submandibularis; sisanya disekresi oleh kelenjar sublingual dan kelenjar saliva minor.
Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinyu disebabkan oleh stimulasi konstan
saraf parasimpatis dan berfungsi menjaga agar mulut serta tenggorokan tetap basah
setiap waktu.
Komponen-komponen saliva, yang dalam keadaan larut disekresi olehkelenjar
saliva, dapat dibedakan atas komponen organik dan anorganik. Namun demikian,
10
kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva
bahan utamanya adalah air yaitu sekitar 99.5%.Komponen anorganik saliva antara
lain : Sodium, Kalsium, Kalium,Magnesium, Bikarbonat, Khlorida, Rodanida dan
Thiocynate (CNS), Fosfat, Potassium dan Nitrat. Sedangkan komponen organik pada
saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam
urat, kretinin, musin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat, dan beberapa
hormon seperti testosteron dan kortisol.
a. Komponen Anorganik
Dari kation-kation, Sodium (Na+) dan Kalium (K+) mempunyai konsentrasi
tertinggi dalam saliva. Disebabkan perubahan di dalam muara pembuangan, Na+
menjadi jauh lebih rendah di dalam cairan mulut daripada di dalam serum dan K+
jauh lebih tinggi. Ion Chlorida merupakan unsur penting untuk aktifitas enzimatik
amilase. Kadar Kalsium dan Fosfat dalam saliva sangat penting untuk
remineralisasi email dan berperan penting pada pembentukan karang gigi dan
plak bakteri. Kadar Fluorida di dalam saliva sedikit dipengaruhi oleh konsentrasi
fluorida dalam air minum dan makanan. Rodanida dan Thiosianat(CNS-) adalah
penting sebagai agen antibakterial yang bekerja dengan sisitem laktoperosidase.
Bikarbonat adalah ion bufer terpenting dalam saliva yang menghasilkan 85% dari
kapasitas bufer.
b. Komponen Organik
Komponen organik dalam saliva yang utama adalah protein. Protein yang
secara kuantitatif penting adalah -Amilase, protein kaya prolin, musin dan
imunoglobulin. Berikut adalah fungsi protein-protein dalam saliva:
1. -Amilase mengubah tepung kanji dan glikogen menjadi kesatuan karbohidrat
yang kecil. Juga karena pengaruh -Amilase, polisakarida mudah dicernakan.
2. Lisozim mampu membunuh bakteri tertentu sehingga berperan dalam sistem
penolakan bakterial.
3. Kalikren dapat merusak sebagian protein tertentu, di antaranya faktor
pembekuan darah XII, dan dengan demikian berguna bagi proses pembekuan
darah.
4. Laktoperosidase mengkatalisis oksidasi CNS (thiosianat) menjadi OSCN
(hypothio) yang mampu menghambat pertukaran zat bakteri dan
pertumbuhannya.
11
5. Protein kaya prolin membentuk suatu kelas protein dengan berbagai fungsi
penting: membentuk bagian utama pelikel muda pada email gigi.
6. Musin membuat saliva menjadi pekat sehingga tidak mengalir seperti air
disebabkan musin mempunyai selubung air dan terdapat pada semua permukaan
mulut maka dapat melindungi jaringan mulut terhadap kekeringan. Musin juga
untuk membentuk makanan menjadi bolus.
12
atau X. Stimulasi parasimpatis akan mempercepat sekresi pada semua kelenjar saliva,
sehingga menghasilkan produksi saliva dalam jumlah banyak.
B. Kerangka Konsep
Kelenjar
Saliva
Innervasi &
Vaskularisasi Anatomi Fisiologi Histologi
Manifestasi
Klinis
Gangguan
Faktor Eksternal
dan Internal
Penurunan
Sekresi Saliva
16
BAB III
KESIMPULAN
Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari
campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada
mukosa oral. Fungsi saliva antara lain untuk pencernaan, proses menelan, efek antibakteri,
pelarut dan merangsang papila lidah, higiene mulut dan gigi. Saliva merupakan sekresi yang
berkaitan dengan mulut, diproduksi oleh tiga pasang kelenjar saliva utama: kelenjar
sublingual, submandibula, dan parotis, yang terletak di luar rongga mulut dan menyalurkan
saliva melalui duktus-duktus pendek ke dalam mulut. Komponen-komponen saliva, yang
dalam keadaan larut disekresi oleh kelenjar saliva, dapat dibedakan atas komponen organik
dan anorganik. Namun demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan
serum karena pada saliva bahan utamanya adalah air yaitu sekitar 99.5%. Faktor produksi
saliva antara lain faktor mekanis, faktor kimiawi, faktorneuronal, dan rangsangan rasa sakit.
17
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, Patricia Del Vigna De, et al. (2008). A Saliva Composition and Functions. The
Journal Of Contemporary Dental Practice Volume 9 Number 3.
Despopoulos A. Silbernagl S.(2000). Atlas Berwarna & Teks Fisiologi. 4 ed. Jakarta
:Hipokartes.
Humprey SP, Williamson RT. (2001). A Review of Saliva Normal Composition, Flow and
Function. J Prosthet Dent.
Sherwood, Lauralee. (2014).Fisologi Manusia: dari sel ke sistem. 8 ed. Jakarta: EGC.
Snell RS.(2000). Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 6 ed. Jakarta: EGC.
Soejoto, Soetedjo, Faradz SMH, Witjahyo RB, Susilaningsih N, Purwati RD, et al. (2010).
Lecture Notes Histologi II. Semarang: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
18