Rochmad
Dosen Jurusan Matematika FMIPA UNNES
Abstrak
Salah satu ciri utama dalam mempelajari matematika adalah menerapkan penalaran deduktif yaitu
kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya, sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan matematika bersifat konsisten. Namun
demikian, pembelajaran matematika dengan fokus pada pemahaman konsep dapat diawali dengan
pendekatan induktif melalui pengalaman khusus yang dialami siswa. Dalam pembelajaran
matematika, pola pikir induktif dapat digunakan untuk memahami definisi, pengertian, dan aturan
matematika. Kegiatan pembelajaran dapat dimulai dengan menyajikan beberapa contoh atau fakta
yang teramati, membuat daftar sifat-sifat yang muncul, memperkirakan hasil yang mungkin, dan
kemudian siswa dengan menggunakan pola pikir induktif diarahkan menyusun suatu generalisasi.
Selanjutnya, jika memungkinkan siswa diminta membuktikan generalisasi yang diperoleh tersebut
secara deduktif.
Kata kunci: Pembelajaran matematika, pola pikir induktif, pola pikir deduktif.
107
Rochmad Proses Berpikir Induktif
108
Rochmad Proses Berpikir Induktif
109
Rochmad Proses Berpikir Induktif
110
Rochmad Proses Berpikir Induktif
konkret menuju abstrak. Sebagai ilustrasi cara menunjukkan berbagai gambar bangun
guru matematika dalam menanamkan konsep geometri datar sebagai berikut.
persegi kepada para siswanya (menerapkan
teori Bruner dari ikonik ke simbolik) dengan
A B C
D
G
E F
Kemudian guru menjelaskan: Gambar A dan pembelajaran yang lebih penting adalah guru
F adalah gambar persegi. Gambar B adalah memfasilitasi siswa aktif belajar matematika
lingkaran, Gambar C adalah persegi panjang, dengan cara mengkonstruksi matematika,
gambar D dan E adalah segitiga, dan Gambar memberi kesempatan siswa berfikir dan
G adalah segi lima. Selanjutnya, guru membangun generalisasi. Kemungkinan
meminta siswa menulis definisi persegi diperoleh jawaban siswa yang berbeda-beda.
dengan bahasa siswa sendiri: Tulislah Misalnya ada siswa yang menjawab: Persegi
dengan bahasa kalian sendiri definisi adalah bangun datar yang dibatasi empat sisi,
persegi. sisi-sisi yang berhadapan sama panjang,
Untuk dapat menulis definisi persegi siswa lainnya menjawab: Persegi adalah
dengan bahasa sendiri siswa mengamati, segiempat yang keempat sisinya sama
membandingkan, mengenal karakteristik, dan panjang dan salah satu sudutnya siku-siku,
berusaha menyerap berbagai informasi yang dan kemungkinan masih banyak ragam
terkandung dalam kasus-kasus khusus jawaban siswa. Jawaban siswa dapat benar
tersebut untuk digunakan memperoleh dapat pula kurang tepat atau salah. Karena
kesimpulan atau sifat yang umum. Dengan itu guru, misalnya melalui diskusi kelas,
menyerap berbagai informasi pada kasus- membuat kesepakatan mengenai definisi
kasus khusus tersebut, siswa membangun persegi. Definisi inilah yang selanjutnya
suatu generalisasi. Ini merupakan bagian dipakai dalam pembelajaran matematika
kegiatan yang penting dalam mengkonstruksi selanjutnya.
pengetahuan matematika yang melibatkan Pembelajaran dengan melibatkan pola
penggunaan pola pikir induktif. pikir induktif efektif untuk mengajarkan suatu
Dengan menggunakan pola pikir konsep matematika, dan memberi peluang
induktif siswa mengkonstruk konsep persegi kepada siswa untuk memahami konsep atau
berdasar hasil pengamatan pada kasus-kasus memperoleh generalisasi dengan cara yang
khusus yang diberikan. Dalam pelaksanaan lebih bermakna. Siswa memperoleh
111
Rochmad Proses Berpikir Induktif
A B C D
Untuk menyelesaikan masalah di atas Gambar 3 titik hitam muncul lagi, dan muncul
siswa terlibat belajar memecahkan masalah gambar persegi di dalam persegi kecil.
dengan menggunakan pola pikir induktif, Siswa dalam memilih jawaban A, B,
ilustrasinya sebagai berikut. Suatu C atau D melakukan pengamatan dan analisis
pendekatan untuk memecahkan masalah pada serangkaian gambar yang diberikan.
secara sistematik adalah dengan melihat Misalnya pilihan untuk Gambar 4 adalah A,
bentuk-bentuk gambar yang diberikan dan pilihan ini tidak benar sebab titik hitam
perubahan bentuk dari gambar yang satu ke mestinya tidak ada dalam gambar. Melalui
lainnya. Pada Gambar 1 suatu persegi analogi, disimpulkan pilihan C juga salah.
diberikan, dengan titik hitam di tengahnya. Pilihan jawaban tinggal B dan D. Pilihan
Pada Gambar 2 persegi masih di tempat yang jawaban bukan B, sebab persegi kecilnya
sama, tetapi titik hitam lenyap, dan muncul tidak ada. Jadi jawabannya adalah D.
persegi kecil di dalam persegi mula-mula. Pada
112
Rochmad Proses Berpikir Induktif
M M M
n 2n nx2
113
Rochmad Proses Berpikir Induktif
the grades, they should also learn Jika guru memulai pembelajaran
to make effective deductive dengan menyampaikan generalisasi atau
arguments based on the definisi, misalnya untuk setiap bilangan
mathematical truths they are bulat a dan b berlaku a + b = b + a,
establishing in class (NCTM, kemudian baru memberi contoh, maka guru
2000: 59). tersebut menggunakan pendekatan pola pikir
deduktif. Dalam pembelajaran geometri,
Ciri utama matematika adalah jika guru memulai pembelajaran dengan
penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu menyampaikan definisi, misalnya segitiga
konsep atau pernyataan diperoleh sebagai adalah bangun datar bersisi tiga, kemudian
akibat logis dari kebenaran sebelumnya dilanjutkan dengan memberi contoh-contoh
sehingga kaitan antar konsep atau maka guru tersebut menggunakan
pernyataan matematika bersifat konsisten. pendekatan pola pikir deduktif. Menurut
Namun demikian, pembelajaran dengan Copeland (1974) pendekatan pembelajaran
fokus pada pemahaman konsep dapat yang lebih baik bagi siswa (setingkat SD
diawali secara induktif melalui pengalaman atau SMP) adalah dengan pendekatan pola
peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif- pikir induktif. Misalnya dalam
deduktif dapat digunakan untuk mempelajari menyampaikan konsep segitiga, guru
konsep matematika. Kegiatan dapat dimulai seyogyanya memulai pembelajaran dengan
dengan beberapa contoh atau fakta yang menyajikan contoh-contoh segitiga, siswa
teramati, membuat daftar sifat-sifat yang mencoba mencari sifat-sifat sekutu apa yang
muncul (sebagai gejala), memperkirakan ditemukan, dan kemudian siswa mencoba
hasil baru yang diharapkan, yang kemudian menyusun definisi atau generalisasinya.
dibuktikan secara deduktif. Dengan Para siswa dalam belajar matematika
demikian, cara belajar induktif dan deduktif akan lebih bermakna jika mereka berdasar
dapat digunakan dan sama-sama berperan pengalamannya mengkonstruk sendiri
penting dalam mempelajari matematika konsep-konsep dan struktur-struktur
(Depdiknas, 2004). matematika yang sedang dipelajarinya.
Pola pikir deduktif secara sederhana Dalam kegiatan mempelajari matematika,
dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal siswa diharapkan tidak sekedar menghafal
dari hal yang bersifat umum diterapkan atau aturan-aturan matematika tetapi siswa
diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. berupaya memahaminya. Dalam kurikulum
Pola pikir deduktif merupakan salah satu 2004 mata pelajaran matematika, salah satu
tujuan yang bersifat formal dan memberi hal yang perlu diperhatikan dalam
tekanan pada penataan nalar. Meskipun pola melaksanakan pembelajaran matematika
pikir deduktif amat penting, namun dalam adalah mengkondisikan siswa untuk
pembelajaran matematika terutama di menemukan kembali rumus, konsep atau
sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat prinsip dalam matematika melalui
pertama masih diperlukan pola pikir bimbingan guru agar siswa terbiasa
induktif. Ini berarti pembelajaran melakukan penyelidikan dan menemukan
matematika pada kedua jenjang pendidikan sesuatu (Depdiknas, 2004). Visi matematika
tersebut perlu dimulai dengan contoh- sekolah dalam NCTM (2000) berbasis pada
contoh, yaitu hal-hal yang khusus, pembelajaran matematika dengan
selanjutnya secara bertahap menuju kepada pemahaman (understanding) dan pada abad-
suatu simpulan atau sifat yang umum. 21 semua siswa diharapkan memahami dan
Simpulan itu dapat saja berupa suatu definisi dapat menerapkan matematika.
atau teorema yang diangkat dari contoh- Karena pentingnya pola pikir
contoh tersebut (Soedjadi, 2000) deduktif dalam belajar matematika, maka
114
Rochmad Proses Berpikir Induktif
115
Rochmad Proses Berpikir Induktif
Kemudian siswa menyimpulkan: jadi proses kognitif yang dapat digunakan untuk
rumus umum suku ke-n barisan bilangan asli mendorong kecakapan penalaran induktif
ganjil adalah 2n-1. Dalam memecahkan siswa dalam belajar matematika adalah
masalah ini, proses berpikir yang digunakan kesamaan (similarity), ketidaksamaan
siswa adalah dengan pola pikir induktif. (disimilarity), dan integrasi (integration).
Selanjutnya, misalnya siswa diminta Ciri utama matematika adalah penalaran
menentukan suku ke-200 dari barisan deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
bilangan tersebut dan siswa mengerjakan pernyataan diperoleh sebagai akibat logis
dengan cara sebagai berikut: untuk suku ke- dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan
200, berarti n = 200. Jadi suku ke-200 adalah antar konsep atau pernyataan matematika
2n 1 = 2.200 1 = 399; maka dalam bersifat konsisten. Namun demikian,
memecahkan masalah ini proses berpikir pembelajaran dengan fokus pada
yang digunakan siswa adalah dengan pola pemahaman konsep dapat diawali secara
pikir deduktif. induktif melalui pengalaman peristiwa nyata
Atau sebaliknya, misalnya siswa atau intuisi.
diminta menentukan n jika diketahui suku
ke-n barisan bilangan tersebut adalah 2001. b. Saran
Misalnya siswa menyelesaikan masalah ini Guru matematika yang hanya
sebagai berikut: rumus barisan bilangan mengandalkan penalaran induktif atau
tersebut 2n-1, sehingga 2n 1 = 2001. Oleh menggunakan pendekatan induktif saja
karena itu 2n = 2002. Jadi n = 1001; maka menjadikan siswanya kurang memahami
dalam memecahkan masalah ini proses pendekatan deduktif dalam belajar
berpikir yang digunakan siswa adalah matematika. Dikhawatirkan guru yang
dengan pola pikir deduktif. mengajar dengan pendekatan induktif saja
tidak begitu mengenal pendekatan deduktif.
C. Penutup Oleh karen itu disarankan dalam
a. Simpulan pembelajaran matematika guru diharpkan
Penalaran induktif dalam belajar mendesain pembelajaran yang melibatkan
matematika sangat diperlukan. Kerangka penggunaan pola pikir induktif dan deduktif.
DAFTAR PUSTAKA
Copeland, R.W. 1974. How Children Learn Mathematics: Teaching Implications of Piagets
Theory. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.
Cristou, C dan Papageorgiou, E. 2007. A Frame Work of Mathematics Inductive Reasoning.
Learning and Instruction 17 (2007) 55-56. University of Cypurs, Cyprus. www.
Elsevier.com.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas.
116
Rochmad Proses Berpikir Induktif
117