Anda di halaman 1dari 19

LAJU ENDAP DARAH (LED) TINGGI = DARAH

KENTAL ?
9 Desember 2011 oleh infosehat09hartonoprasetyo

Siang itu saya mengantar Mama ke dokter jantung karena hasil pemeriksaan laboratorium
seminggu sebelumnya menyatakan hasil Laju Endap Darah (LED) sangat tinggi. Dan ada salah
seorang teman yang mengatakan bahwa Laju Endap Darah (LED) yang tinggi berarti kekentalan
darah juga tinggi sehingga berbahaya bagi jantung. Namun ternyata menurut dokter jantung
kedua hal tersebut tidak sama. Laju Endap Darah (LED) yang tinggi dapat merupakan indikasi
adanya peradangan/infeksi.

Apa yang dimaksud dengan Laju Endap Darah / LED /Erythrocyte Sedimentation Rate /
ESR ?
Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa Inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan
dalam tubuh seseorang. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan
memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus LED dalam posisi tegak lurus selama satu jam.
Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan mengambang di
permukaan. Kecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang disebut LED. Atau dapat
dikatakan makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah
(LED)-nya.
Dasar teori
Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat
pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya
diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung
karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan
pengendapan darah merah di dalam plasma ( mm/jam ).
Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan
tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan
dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa
memiliki Laju Endap Darah tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah normalpun belum
tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah masih termasuk pemeriksaan
penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter.
Namun biasanya dokter langsung akan melakukan pemeriksaan tambahan lain, bila nilai Laju
Endap Darah di atas normal. Sehinggai mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai Laju Endap
Darahnya tinggi. Selain untuk pemeriksaan rutin, Laju Endap Darah pun bisa dipergunakan
untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila Laju Endap Darah makin
menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan
bekerja dengan baik.

Standar Laju Endap Darah / LED


Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux sel darah
merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium
cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan
cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 20 mm/jam dan untuk pria
0 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 15 mm/jam dan
untuk pria 0 10 mm/jam.
Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa
selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil
pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergren bisa
didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergren yang dua kali
panjang pipet Wintrobe. Kenyataan inilah yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai
metode Westergren daribada metode Wintrobe. Selain itu, International Commitee for
Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode
Westergreen.

Variasi hasil Laju endap Darah / LED/ CSR


Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi.
Dewasa (Metode Westergren):
Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam
Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam

Anak-anak (Metode Westergren):


Baru lahir = 0 2 mm/jam
Baru lahir sampai masa puber = 3 13 mm/jam

Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Endap Darah / LED


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah faktor eritrosit, faktor
plasma dan faktor teknik.
LED dapat meningkat karena :
Faktor Eritrosit
Jumlah eritrosit kurang dari normal
Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih mudah/cepat
membentuk rouleaux LED .
Faktor Plasma
Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat pembentukan rouleaux LED
.
Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) biasanya terjadi pada proses infeksi akut
maupun kronis
Faktor Teknik Pemeriksaan
Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat pengendapan LED .
Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20 C) akan mempercepat
pengendapan LED .

LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan kronis,
kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress
fisiologis (misalnya kehamilan).
Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit
seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat
menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan
sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang
menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.
Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat dijumpai pada
keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada
orang tua.

Catatan : Pengukuran Laju Endap Darah / LED /Erythrocyte Sedimentation Rate / ESR berguna
dalam mendeteksi dan memantau penyakit auto-immune seperti systemic lupus erythematosus/
SLE, dan rheumatoid arthritis,serta penyakit ginjal kronis. Pada penyakit-penyakit tersebut nilai
Laju Endap Darah / LED /Erythrocyte Sedimentation Rate / ESR dapat melampaui 100 mm/jam
Hasil Laju Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi juga dapat terjadi karena :
Anemia
Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
Kehamilan
Penyakit Thyroid
Diabetes
Penyakit jantung

Terapi untuk penderita Laju Endap Darah / LED / ESR tinggi :

1. Menjadi vegetarian hanya makan sayuran saja

2. Kurangi penggunaan minyak dan lemak.

Biasanya dalam 2 sampai 3 bulan LED sudah normal kembali.

3. Terapi akupuntur
Sumber :
Mayoclinic
Nlmnih
Wikipedia
Yahoo
Jakapantura
Labkesehatan

Ratihrochmat
MENGHITUNG ERITROSIT DAN LEUKOSIT
TUJUAN :
Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada mencit ( Mus musculus L)
LANDASAN TEORI :
DARAH
Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat terspesialisasi yang
dibentuk dari sel-sel bebas (Bryon and Doroth, 1973). Darah terdiri dari komponen
cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu sel-
sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel yang
mengangkut oksigen, leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang berperan dalam
kekebalan dan pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang berperan dalam
homeostasis (Frandson, 1986). Eritrosit mempunyai peran sebagai media transport.
Sedangkan leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh sehingga memiliki sifat
menembus jaringan tanpa merusak jaringan tersebut (Pearce, 1989). Transport
oksigen dalam darah tergantung pada komponen besi dalam pigmen respirasi
biasanya haemoglobin. Haemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang
mengikat oksigen. Darah terdiri atas sel-sel dan fragmen-fragmen sel yang terdapat
secara bebas dalam medium yang bersifat cair yang disebut plasma darah. Sel-sel
dari fragmen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur jadi. Sel ini berukuran
cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Plasma darah
merupakan bagian yang cair dari darah yang terdiri dari 99 % air dan 8-9 % protein
(Kimball, 1988). Darah sangat penting bagi organisme, jika kekurangan atau
kelebihan sel darah mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu
organisme sehingga menimbulkan suatu penyakit (Pearce, 1989).
ERITROSIT
Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak dalam darah.
Sebagian besar vertebrata mempunyai eritrosit berbentuk lonjong dan berinti
kecuali mamalia (Guyton, 1976). Eritrosit berbentuk elips, pipih dan bernukleus
yang berisi pigmen-pigmen pernafasan yang berwarna kuning hingga merah, yang
disebut haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen (Frandson, 1992).
Eritrosit normal 5 juta-6 juta sel/cc. Jumlah eritrosit sangat bervariasi antara individu
yang satu dengan yang lainnya. Jumlah eritrosit diperbanyak apabila terjadi
perubahan dan atau pada waktu berada di daerah tinggi dengan tujuan
menormalkan pengangkutan O2 ke jaringan (Sugiri, 1988). Jumlah eritrosit
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan
stress (Schmidt dan Nelson, 1990). Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh
ukuran sel darah itu sendiri (Schmidt dan Nelson, 1990). Dallman dan Brown (1992)
menyatakan bahwa, hewan yang memiliki sel darah kecil, jumlahnya banyak.
Sebaliknya yang ukurannya lebih besar akan mempunyai jumlah yang lebih sedikit.
Jumlah sel darah merah yang banyak, juga menunjukkan besarnya aktivitas hewan
tersebut. Hewan yang aktif bergerak/beraktivitas akan memiliki eritrosit dalam
jumlah yang banyak pula, karena hewan yang aktif akan mengkonsumsi banyak
oksigen, dimana eritrosit sendiri mempunyai fungsi sebagai transport oksigen
dalam darah.
Jumlah eritrosit sangat bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian,
dan keadaan stress. Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran sel
darah itu sendiri (Schmidt dan Nelson, 1990). Dallman dan Brown (1987)
menyatakan bahwa, hewan yang memiliki sel darah kecil, jumlahnya banyak.
Sebaliknya yang ukurannya lebih besar akan mempunyai jumlah yang lebih sedikit.
Jumlah sel darah merah yang banyak, juga menunjukkan besarnya aktivitas hewan
tersebut. Hewan yang aktif bergerak/beraktivitas akan memiliki eritrosit dalam
jumlah yang banyak pula, karena hewan yang aktif akan mengkonsumsi banyak
oksigen, dimana eritrosit sendiri mempunyai fungsi sebagai transport oksigen
dalam darah.
LEUKOSIT
Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700
(Frandson, 1992). Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti, disebut juga
sel darah putih. Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 4000-
11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut
leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia.
Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu
seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting dalam
pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah
leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam
sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya
(Pearce, 1989). Kimball (1988) menyatakan bahwa, sel darah putih berperan dalam
melawan infeksi.
Hewan yang terinfeksi akan mempunyai jumlah leukosit yang banyak, karena
leukosit berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Penurunan jumlah leukosit dapat
terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus.
Menurut Soetrisno (1987), jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress,
kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit yaitu tergantung


pada spesies dan kondisi pakannya, selain itu juga bahan organik yang terkandung
seperti glukosa, lemak, urea, asam urat, dan lainnya. Umur, kondisi lingkungan dan
musim juga sangat mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit (Pearce, 1989).
Menurut Ramesh (2008), turunnya jumlah protein mungkin dapat dijadikan media
tambahan untuk menghentikan senyawa agar meningkatkan pemenuhan senyawa
energi oleh ikan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang tidak terlindungi dari
racun.
Metode pengukuran eritrosit, leukosit, dan kadar Hb. Cara menghitung eritrosit, dan
leukosit sama kecuali larutan yang digunakan. Untuk pengukuran eritrosit
digunakan larutan Hayem, untuk pengenceran eritrosit. Sedangkan untuk
mengencerkan leukosit dengan menggunakan larutan Turk. Sebelum darah
digunakan untuk percobaan, darah ditambah dengan larutan EDTA agar darah tidak
mudah menggumpal. Pengukuran kadar Hb digunakan pengencer HCl atau akuades,
besarnya kadar Hb dapat diukur dengan membandingkan larutan darah yang
digunakan dengan larutan yang ada pada Haemometer.
Darah bagi organisme sangat penting, apabila terjadi kekurangan atau kelebihan sel
darah maka mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu organisme
sehingga menimbulkan suatu penyakit (Pearse, 1989). Fungsi dari sel-sel darah
menurut Yuwono (2001) antara lain :
1. Pengangkutan nutrien dari saluran pencernaan ke jaringan, ke dan dari organ-
organ penyimpan (misalnya asam laktat dari otot ke hati), memungkinkan
spesialisasi metabolik.
2. Pengangkutan produk ekskretori dari jaringan ke organ ekskretori, dari organ
tempat sintesis (misalnya urea dalam hati) ke ginjal.
3. Pengangkutan gas (oksigen dan karbondioksida) antara organ respiratori dan
jaringan; penyimpanan oksigen.
4. Pengangkutan hormon (misalnya adrenalin [respon cepat], hormon pertumbuhan
[respon lambat]).
5. Pengangkutan sel fungsi nonrespiratori (contohnya leukosit vertebrata); darah
serangga tidak memiliki fungsi respiratori, tetapi membawa sejumlah tipe sel-sel
darah.
6. Pengangkutan panas dari organ-organ yang dibagian dalam ke permukaan untuk
menghilangkan panas tersebut (esensil bagi hewan besar yang kecepatan
metaboliknya tinggi).
7. Transmisi gaya tekanan (contohnya untuk lokomosi pada cacing tanah; untuk
memecah cangkang pada waktu ganti kulit pada Crustaceae; untuk pergerakan
organ seperti penis; sifon pada Bivalvia; penjuluran kaki pada laba-laba; untuk
ultrafiltrasi dalam kapiler ginjal).
8. Kekebalan dan pertahanan tubuh dari serangan organisme penyebab penyakit
dilakukan oleh leukosit.
9. Koagulasi, karakteristik inherent pada berbagai darah dan cairan hemolymph;
berfungsi untuk proteksi terhadap kehilangan darah.
10. Pemeliharaan milieu interiur sesuai untuk sel-sel dalam kaitannya dengan pH,
ion-ion, nutrien.
D. HEMASITOMETER

Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan


perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah,
yang ditemukan oleh Louis-Charles Malassez. Bentuknya terdiri dari 2 counting
chamber dan tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan
kaca. Luas total dari chamber adalah 9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan
ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber
floor.Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung pada volume
dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan
kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga
satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml. Adapaun kotak yang
paling kecil berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel.

ALAT DAN BAHAN:


Alat :
Hemositometer
Mikroskop
Counter
Jarum franke

Bahan :
Darah mencit (Mus musculus L)
Alkohol 70%
Larutan Hayem
Larutan Turk

PROSEDUR KERJA :
Usaplah bagian yang akan diambil darahnya (yaitu bagian ekor) dengan kapas
beralkohol
Setelah darah keluar tempelkan ujung pipet eritrosit (dengan tanda merah di
dalamnya )isaplah darah sampai batas 101, ikatkan pipa karet pada pipetnya dan
kocok perlahan-lahan dengan membentuk goyangan angka delapan.
Sebelum darah diisikan pada bilik hitung, persiapkan terlebih dahulu bilik hitung di
bawah mikroskop
Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan kotak-kotak kecil ditengah. Eritrosit
dihitung dalam 80 kotak kecil
Jumlah eritrosit/cc = hasil yang diperoleh dikalikan dengan 10^6 atau
1.000.000
Untuk menghitung jumlah leukosit, tempelkan ujung pipet leukosit (yang bertanda
butiran putih pada pipetnya) isaplah darah sampai angka 0,5
Kemudian encerkan dengan larutan turk sampai angka 11. Ikatkan pipa plastik pada
pipetnya agar darah tidak keluar dan kocok perlahan-lahan dengan putaran
membentuk angka delapan sampai homogen
Kotak yang digunakan untuk menghitung leukosit adalah kotak besar yang ada
pada kiri/kanan atas dan ujung kiri/kanan bawah. Hitunglah leukosit sebanyak 4 x
16 kotak = 64 kotak
Jumlah leukosit /cc = jumlah leukosit dalam 64 kotak x 50

HASIL PENGAMATAN :

ERITROSIT

Jumlah sel yang diperoleh : 64 + 59 + 49 + 50 + 51 = 273


Jumlah eritrosit : 273 x 10000 = 2730000/cc

LEUKOSIT :
Hasil yang diperoleh : 224
Jumlah sel darah putih : 224x 50 = 11200/cc
PEMBAHASAN :

Perhitungan eritrosit :

Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm
kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x
16 bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuadrat.
Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit per l darah menjadi 5 x 10 x 200 =
10000.
Dari perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dari mencit adalah 2730000/cc. Hasil
yang diperoleh lebih kecil dari pada data literatur, yaitu pada keadaan normal
jumlah eritrosit pada mamalia sekitar 5 juta-6 juta sel/cc. hal ini bisa diakibatkan
oleh bebrapa faktor seperti Jumlah pengenceran tidak merata atau kesalahan
praktikan itu sendiri.
Perhitungan leukosit :
Pengenceran yang terjadi dengan pipet adalah 20X. jumlah sel yang dihitung dalam
keempat bidang dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalan 0.1L. Angka tersebut
dikalikan dengan 10 (untuk tinggi) dan 20(untuk pengenceran) untuk mendapatklan
jumlah leukosit dalam I L darah. Singkat : jumlah sel yang dihitung dikali 50 =
jumlah leukosit per L darah.
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa jumlah eritrosit setelah
dihitung adalah 11200/cc. Hal ini berbeda dengan literatur yang menyatakan bahwa
jumlah normal leukosit pada mamalia adalah rata-rata 4000- 11.000 sel/cc. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan ini yaitu kesalahan praktikan,
pengenceran yang tidak merata.
Pada praktikum digunakan larutan hayem dan turk. Larutan hayem tersebut
berfungsi sebagai pengencer dari eritrosit dan larutan turk sebagai pengencer
leukosit dan memberi warna pada inti dari granula leukosit dimana larutan ini
memecah eritrosit dan trombosit, tetapi tidak memecah leukosit maupun eritrosit
berinti.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulakan bahwa:


Jumlah eritrosit pada mencit adalah 2730000/cc, jumlah leukosit adalah 11200/cc.
sel darah merah mencit berinti dan bikonkav, sel darah putih mencit berinti dan
bersifat motil.
Terjadi perbedaan hasil antara hasil pengamatan terhadap jumlah sel darah pada
literatur. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesalahan praktikan ataupun
tidak meratanya proses pengenceran itu sendiri.
Pada praktikum digunakan larutan hayem dan turk. Larutan hayem tersebut
berfungsi sebagai pengencer dari eritrosit dan larutan turk sebagai pengencer
leukosit dan memberi warna pada inti dari granula leukosit dimana larutan ini
memecah eritrosit dan trombosit, tetapi tidak memecah leukosit maupun eritrosit
berinti.

DAFTAR PUSTAKA

http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/darah/

Diposkan oleh -hanguk jjang di 23:49

Label: fisiologi hewan


Apa akibat kelebihan darah putih? plz jelaskan..!!?
tolong jelaskan yach ..., soalnya aq punya kawan cewek yang mengalami itu
kelebihan darah putih tpi malah kekurangan darah merah ..., plz jelaskan

4 tahun lalu

Lapor Penyalahgunaan

Rincian tambahan

plz.. akibat yg timul itu apa...???

4 tahun lalu

Law

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak

Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga
kelompok sel darah. Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel
darah putih, dan keping-keping darah.

# Sel darah putih (Leukosit)

Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah,
kura dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-kuman penyakit.

Penyakit / Kelainan Darah

1. Anemia, yaitu penyakit karena kurangnya sel darah merah.


2. Leukimia, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi sel darah
putih. Penyakit ini biasa disebut kanker darah.
3. Hemofilia, yaitu penyakit yang mengakibatkan darah sukar membeku. Jika si
penderita mengalami luka ringan, dapat mengakibatkan pendarahan yang serius.

Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi
atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa
karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru. Keping-keping darah atau
trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah.

Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan
dalam jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut adalah
kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia akan sangat
berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti layaknya sel
darah normal.

Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang
dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan
juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam.
Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab leukemia misalnya tubuh sering
terpapar oleh bahan kimia tertentu, sinar radiasi, serta obat-obatan (seperti pada
pengobatan kanker), atau karena adanya kromosom yang abnormal (seperti pada
Down syndrome). Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya mutasi dan
akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan atau proses pembelahan sel darah
putih.

Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi akan
mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik,
rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering terjadi karena
darah sulit membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan leukemia akut
dan akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Pengobatan leukemia dapat berupa kemoterapi dengan obat anti kanker, terapi
radiasi, tranfusi darah dan plasma, serta transplantasi sumsum tulang.

materi referensi:
semoga dapat membantu anda
Apa akibat kelebihan darah putih? plz jelaskan..!!?
tolong jelaskan yach ..., soalnya aq punya kawan cewek yang mengalami itu
kelebihan darah putih tpi malah kekurangan darah merah ..., plz jelaskan

4 tahun lalu

Lapor Penyalahgunaan

Rincian tambahan

plz.. akibat yg timul itu apa...???

4 tahun lalu

Law

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak

Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga
kelompok sel darah. Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel
darah putih, dan keping-keping darah.

# Sel darah putih (Leukosit)

Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah,
kura dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-kuman penyakit.

Penyakit / Kelainan Darah

1. Anemia, yaitu penyakit karena kurangnya sel darah merah.


2. Leukimia, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi sel darah
putih. Penyakit ini biasa disebut kanker darah.
3. Hemofilia, yaitu penyakit yang mengakibatkan darah sukar membeku. Jika si
penderita mengalami luka ringan, dapat mengakibatkan pendarahan yang serius.
Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi
atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa
karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru. Keping-keping darah atau
trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah.

Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan
dalam jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut adalah
kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia akan sangat
berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti layaknya sel
darah normal.

Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang
dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan
juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam.
Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab leukemia misalnya tubuh sering
terpapar oleh bahan kimia tertentu, sinar radiasi, serta obat-obatan (seperti pada
pengobatan kanker), atau karena adanya kromosom yang abnormal (seperti pada
Down syndrome). Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya mutasi dan
akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan atau proses pembelahan sel darah
putih.

Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi akan
mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik,
rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering terjadi karena
darah sulit membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan leukemia akut
dan akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Pengobatan leukemia dapat berupa kemoterapi dengan obat anti kanker, terapi
radiasi, tranfusi darah dan plasma, serta transplantasi sumsum tulang.

materi referensi:
semoga dapat membantu anda
KURANG DARAH
Darah manusia tersusun atas dua komponen utama yaitu:

Plasma darah yaitu cairan tidak berwarna dalam darah yang berfungsi mengangkut air,
mineral, ion dan sari-sari makanan ke seluruh jaringan tubuh.
Sel darah yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping
darah (trombosit).

Dalam masyarakat dikenal penyakit kurang darah yang biasa disebut dengan anemia. Sebenarnya
anemia bukanlah penyakit kurang darah. Definisi yang lebih tepat adalah kurangnya (defisiensi)
sel darah merah karena kadar hemoglobin yang rendah dalam darah.

Jumlah rata rata sel darah merah/mm pada laki-laki normal adalah 5.200.000, sedangkan pada
wanita normal 4.700.000. Jika seseorang memiliki jumlah sel darah merah/mm kurang dari rata-
rata jumlah normal, bisa dikatakan ia menderita anemia. Sel darah merah dibentuk di sumsum
tulang. Dalam pembentukannya diperlukan vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat.

Salah satu bagian yang menyusun sel darah merah adalah hemoglobin. Hemoglobin merupakan
suatu struktur protein yang merupakan bagian dari sel darah merah dan yang menyebabkan
warna merah pada darah. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen dari paru-paru dan membawa
oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen semua jaringan tubuh.

Dalam pembentukan hemoglobin diperlukan zat besi. Zat besi merupakan salah satu komponen
penyusun hemoglobin. Jika tubuh kekurangan zat besi (defisiensi zat besi), maka akan
menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel
darah merah. Selanjutnya timbullah anemia akibat kekurangan zat besi yang disebut dengan
anemia defisiensi zat besi.

Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi:


kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah
sakit kepala dan mudah marah
tidak mampu berkonsentrasi dan rentan terhadap infeksi
pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah
pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan.

Secara umum, anemia adalah salah satu akibat dari:

kekurangan darah dalam jumlah banyak kerusakan sel-sel darah merah


kekurangan bahan dasar untuk membuat sel darah merah seperti hemoglobin yang
disebabkan oleh defisiensi zat besi
kegagalan sumsum tulang untuk membuat sel darah merah dalam jumlah yang cukup besar.

Faktor-faktor penyebab terjadinya anemia defisiensi zat besi adalah:

Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi


Malabsorbsi zat besi ( penyerapan zat besi yang tidak optimal) akibat diare kronis,
pembedahan tertentu pada saluran pencernaan seperti lambung. Zat besi diabsorpsi dari saluran
pencernaan. Sebagian besar, zat besi diabsorpsi dari usus halus bagian atas terutama duodenum.
Bila terjadi gangguan saluran pencernaan, maka absorpsi zat besi dari saluran pencernaan
menjadi tidak optimal. Hal itu menyebabkan kurangnya kadar zat besi dalam tubuh sehingga
pembentukan sel darah merah terhambat.
Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang berat, luka, kanker dan
perdarahan gastrointestinal akibat induksi obat. Kehilangan banyak darah tersebut menyebabkan
terkurasnya cadangan zat besi dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terganggu.
Kehamilan Suplai zat besi ibu dialihkan ke janin untuk pembentukan sel darah merah janin.
Hal itu menyebabkan ibu tersebut kekurangan zat besi.

Pemeriksaan terhadap anemia defisiensi zat besi dilakukan dengan tes darah dan studi sumsum
tulang. Bahan-bahan yang diperoleh dari alam dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kadar zat
besi dalam tubuh. Bagi penderita anemia defisiensi zat besi, sebaiknyai:

Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti bayam, dan lain-lain
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C ( asam askorbat) seperti jeruk, tomat,
mangga dan lain-lain, sebab asam askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

Pengobatan untuk penderita anemia defisiensi zat besi:

60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya ditambahkan satu
kuning telur ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.
100 gram kacang hijau + 10 butir angco direbus/ditim + 30 gram kismis, direbus hingga
menjadi bubur cair, kemudian dimakan.
30 gram daun kacang panjang + 30 gram daun bayam duri + 25 gram lempuyang wangi,
dicuci dan diblender dengan 100 cc air, disaring, airnya diminum.
30-50 buah buni yang matang + 20 buah murbei + 20 gram kunyit, diblender dengan
menambahkan 100 cc air, tambahkan 1 sendok makan madu lalu diminum.

Anda mungkin juga menyukai