DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
KEPUTUSAN
TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE,
MEMUTUSKAN
Kedua : Keputusan ini berlaku mulai Tahun 2017 dengan ketentuan bila ada
kekeliruan akan dilakukan perubahan semestinya.
Ditetapkan di : Ende
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
ARKADIUS DOMINGGGO
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
KEPUTUSAN
NOMOR : ........./............/........./2017
TENTANG
I. Pengertian
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari sebagian kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keuarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perseorangan maupun kelompok dan
meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998).
Pendidikan dan penyuluhan pasien adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada pasien
yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
penyakit dan kebutuhan klinis pasien demi untuk tercapainya hasil klinis yang optimal.
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
II. Tujuan
Tujuan Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan kepada Pasien dan keluarga pasien adalah:
III. Sasaran
1. Individu adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan dan keperawatan yang
dapat dilakukan di Puskesmas.
2. Keluarga adalah keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan dan
keperawatan yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi, di antaranya adalah anggota
keluarga yang menderita penyakit menular, penyakit kronis, keluarga dengan masalah
sanitasi lingkungan yang buruk, keadaan gizi yang buruk.
V. Tempat Penyelenggaraan
Pendidikan dan Penyuluhan Pasien dilakukan di dalam Puskesmas yang meliputi bidang
Perawatan dan Pengobatan, Gizi dan Kesehatan Ibu Anak serta Kesehatan Lingkungan.
Ditetapkan di :
pada tanggal : 1 April 2017
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
ARKADIUS DOMINGGGO
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
NOMOR : ........./............/........./2017
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS ONEKORE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :
pada tanggal : 1 April 2017
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
ARKADIUS DOMINGGGO
TENTANG : KEBIJAKAN
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
ONEKORE
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:.....dst
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam
medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedir, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur ,
dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak pasien meliputi:.....
8. Kewajiban pasien meliputi:.......
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan ditindak
lanjuti
C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN
1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, ondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:.............dst
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak
lanjut layanan
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
NOMOR : ........./............/........./2017
TENTANG
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan publik yang berkualitas dan
mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat merupakan kewajiban
yang harus dilakukan oleh pemerintah;
b. bahwa Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus sebagai tolak
ukur pelayanan publik di bidang kesehatan, merupakan salah satu pilar
dalam memenuhi tuntutan reformasi birokrasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, perlu menetapkan penyusunan rencana layanan medis dan
rencana layanan terpadu;
M E M U T U S K AN
Ditetapkan di :
pada tanggal : 1 April 2017
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
ARKADIUS DOMINGGGO
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
NOMOR : ........./............/........./2017
TENTANG
PENGELOLAAN PERALATAN REUSE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang prima dan
professional khususnya dalam Pengelolaan Peralatan Reuse di Puskesmas
Onekore diperlukan suatu Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional;
b. Bahwa Kebijakan dan Standar Operasional Prosedur sebagaimana tersebut di
atas (a), perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Onekore;
c. Bahwa barang steril sekali pakai ( single use ) yang digunakan berulang dapat
menimbulkan risiko infeksi di Puskesmas ;
d. Bahwa mengingat risiko yang terkait penggunaan kembali barang sekali pakai
yaitu risiko infeksi meningkat dan risiko penurunan ketahanan alat setelah
penggunaan kembali maka perlu Puskesmas menetapkan ketentuan untuk
barang/alat kesehatan steril sekali pakai (single use ) dan pakai ulang (re-use )
e. Bahwa dipandang perlu Kebijakan yang konsisten dengan peraturan dan
standar profesi , memberlakukan Kebijakan yang ditetapkan dan diberlakukan
dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Onekore;
Pertama :
a. Keputusan Kepala Puskesmas Onekore tentang Kebijakan Barang Steril sekali
pakai (single-use) dan pakai ulang (re-use ) di Puskesmas Onekore
Pasal 1.
Pengertian
1. Barang steril sekali pakai (single-use) adalah barang/alat kesehatan yang
disediakan dan diproduksi untuk sekali pakai atau habis digunakan sekali
pakai dalam satu kemasan .
2. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang ( re-use ) di Puskesmas
Onekore
adalah renatron dan endoskop.
3. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses: Pre
cleanning, pencucian, pembilasan, pengeringan ,pengemasan / labeling dan
disterilkan dengan mesin sterilisator yang sesuai (suhu tinggi atau suhu
rendah)
4. Sterilisasi adalah Suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk
mikroorganisme pada peralatan medis / objek termasuk endospora yang dapat
dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi dengan menggunakan alat
sterilisator spt : otoklaf,panas kering(oven),sterilan kimia,atau radiasi
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
Pasal 2
Tujuan
1. Memelihara efektifitas dan mutu barang / alat kesehatan steril
2. Mengurangi risiko infeksi
3. Meningkatkan masa pakai barang /alat kesehatan
4. Menjamin keamanan dan stabilitas barang/alat kesehatan
5. Menjamin mutu pelayanan sterilisasi
Pasal 3
Kriteria Barang steril sekali pakai (single use) yang dipakai ulang
1. Barang steril sekali pakai ( single-use) tidak boleh digunakan lagi setelah
dipakai
2.Barang steril sekali pakai yang belum dipakai tapi kemasannya sudah terbuka dan
terjatuh
3. Barang steril sekali pakai yang akan digunakan ulang ditentukan melalui
keputusan dari profesi yang bersangkutan dengan mempertimbangkan
sumber dan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 4
Pasal 5
Pengawasan
Pertama :Pengawasan dan penilaian kelayakan secara uji visual dan uji
mekanik oleh unit pemakai / Satelit CSSD dilakukan secara rutin
untuk setiap barang atau instrument yang akan di lakukan proses
pakai ulang ( re-use ) .
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ketiga : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini
akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : Onekore
PADA TANGGAL : 2017
Kepala Puskesmas Onekore,
Arkadius Dominggo
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
NOMOR : ././..//2017
TENTANG
PEMELIHARAAN SARANA DAN PERALATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE,
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :
Pada tanggal : 2017
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
ARKADIUS DOMINGGO