Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE


D I N AS K E S E H ATAN
PUSKESMAS ONEKORE

KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

NOMOR : ........./TU/PKM ok/./2017

TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE,

Menimbang : a. Bahwa untuk mendukung pemberian pelayanan pasien di Puskesmas,


pimpinan puskesmas dan petugas harus mengetahui dan mengerti hak dan
kewajiban pasien;
b. Pasien pun perlu mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban pasien;

Mengingat : 1. UUD 1945 yang telah diamandemen, pasal 28;


2. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. UU No. 44 tahun 2009 tentang Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ONEKORE TENTANG HAK DAN


KEWAJIBAN PASIEN.

Kesatu : Hak pasien:


1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas.
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.


3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
4. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Puskesmas.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain (second opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Puskesmas.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
11. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Puskesmas.
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas
terhadap dirinya.
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

17. Menggugat dan atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas itu


diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana.
18. Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban pasien :
1. Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi.
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes.
4. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Kedua : Keputusan ini berlaku mulai Tahun 2017 dengan ketentuan bila ada
kekeliruan akan dilakukan perubahan semestinya.

Ditetapkan di : Ende
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

ARKADIUS DOMINGGGO
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE


D I N AS K E S E H ATAN
PUSKESMAS ONEKORE

KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

NOMOR : ........./............/........./2017

TENTANG

PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN PASIEN

I. Pengertian
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari sebagian kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keuarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perseorangan maupun kelompok dan
meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998).

Pendidikan dan penyuluhan pasien adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada pasien
yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
penyakit dan kebutuhan klinis pasien demi untuk tercapainya hasil klinis yang optimal.
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

II. Tujuan
Tujuan Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan kepada Pasien dan keluarga pasien adalah:

1. Tersampainya informasi tentang penyakit dan kebutuhan klinis pasien kepada


pasien dan keluarga pasien.
2. Tercapainya perubahan perilaku individu dan keluarga dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan hasil klinis yang optimal.
3. Terbentuknya perilaku sehat dari individu dan keluarga, yang sesuai dengan
konsep hidup sehat.

III. Sasaran
1. Individu adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan dan keperawatan yang
dapat dilakukan di Puskesmas.
2. Keluarga adalah keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan dan
keperawatan yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi, di antaranya adalah anggota
keluarga yang menderita penyakit menular, penyakit kronis, keluarga dengan masalah
sanitasi lingkungan yang buruk, keadaan gizi yang buruk.

IV. Hasil Yang Diharapkan


Terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam diri pasien dan keluarga sehingga
dapat menerapkan prinsip perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari hari untuk
mencapai derajad kesehatan yang optimal

V. Tempat Penyelenggaraan
Pendidikan dan Penyuluhan Pasien dilakukan di dalam Puskesmas yang meliputi bidang
Perawatan dan Pengobatan, Gizi dan Kesehatan Ibu Anak serta Kesehatan Lingkungan.

VI. Metode Pendidikan dan Penyuluhan Pasien


PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

Metode pendidikan dan penyuluhan pasien dilaksanakan dengan menggunakan metode


pendidikan individual dengan pendekatan bimbingan dan koseling serta wawancara.

VII. Alat Bantu Dan Media


Apabila diperlukan, dalam proses penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga pasien
dapat menggunakan alat bantu berupa alat peraga atau media komunikasi lainnnya (poster,
leaflet, dll).

Ditetapkan di :
pada tanggal : 1 April 2017
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

ARKADIUS DOMINGGGO
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE


D I N AS K E S E H ATAN
PUSKESMAS ONEKORE

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

NOMOR : ........./............/........./2017

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS ONEKORE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c.bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien,
maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas
Onekore;
Mengingat : 1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Puskesmas;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKEMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS ONEKORE
Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Onekore
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :
pada tanggal : 1 April 2017
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

ARKADIUS DOMINGGGO

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA


PUSKESMAS NOMOR.
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

TENTANG : KEBIJAKAN
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
ONEKORE

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:.....dst
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam
medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedir, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur ,
dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak pasien meliputi:.....
8. Kewajiban pasien meliputi:.......
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan ditindak
lanjuti

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang


memenuhi persyaratan
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan meperhatikan
efisiensi sumber daya
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN
1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, ondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:.............dst
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak
lanjut layanan
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE


D I N AS K E S E H ATAN
PUSKESMAS ONEKORE

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

NOMOR : ........./............/........./2017

TENTANG

PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS DAN RENCANA LAYANAN TERPADU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan publik yang berkualitas dan
mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat merupakan kewajiban
yang harus dilakukan oleh pemerintah;
b. bahwa Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus sebagai tolak
ukur pelayanan publik di bidang kesehatan, merupakan salah satu pilar
dalam memenuhi tuntutan reformasi birokrasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, perlu menetapkan penyusunan rencana layanan medis dan
rencana layanan terpadu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116 tambahan lembaran Negara
Nomor 4431);
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


( lembaran Negara tahun 2009 Nomor 112);
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara tahun 2009 Nomor 140 tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2012 nomor 193;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan Nasional.
7. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standart Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2015 tentang Komisi
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;

M E M U T U S K AN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ONEKORE TENTANG


PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS DAN RENCANA
LAYANAN TERPADU di PUSKESMAS ONEKORE TAHUN 2017
KESATU : Penyusunan rencana layanan medis dan rencana layanan terpadu
dilaksanakan sebagaimana tercantum dalam SOP penyusunan rencana
layanan medis dan SOP layanan terpadu;
KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :
pada tanggal : 1 April 2017
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

ARKADIUS DOMINGGGO
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE


D I N AS K E S E H ATAN
PUSKESMAS ONEKORE

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

NOMOR : ........./............/........./2017

TENTANG
PENGELOLAAN PERALATAN REUSE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang prima dan
professional khususnya dalam Pengelolaan Peralatan Reuse di Puskesmas
Onekore diperlukan suatu Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional;
b. Bahwa Kebijakan dan Standar Operasional Prosedur sebagaimana tersebut di
atas (a), perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Onekore;
c. Bahwa barang steril sekali pakai ( single use ) yang digunakan berulang dapat
menimbulkan risiko infeksi di Puskesmas ;
d. Bahwa mengingat risiko yang terkait penggunaan kembali barang sekali pakai
yaitu risiko infeksi meningkat dan risiko penurunan ketahanan alat setelah
penggunaan kembali maka perlu Puskesmas menetapkan ketentuan untuk
barang/alat kesehatan steril sekali pakai (single use ) dan pakai ulang (re-use )
e. Bahwa dipandang perlu Kebijakan yang konsisten dengan peraturan dan
standar profesi , memberlakukan Kebijakan yang ditetapkan dan diberlakukan
dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Onekore;

Mengingat : 1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2009, Nomor 144, Tambahan lembaran Negara
Republik indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Puskesmas;
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 875/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan upaya Pemantauan
Lingkungan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 876/Menkes/SK/VIII/2001 Tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
5. PMK 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien Puskesmas;
6. Surat KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor 382/Menkes/SK/III/2007
tanggal 27 Maret 2007 tentang Pedoman pencegahan dan pengendalian
Infeksi di Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya;
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

Memperhatikan : 1. SK Kepala Puskesmas, No . Tentang Kebijakan dan Pedoman


Pencegahan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Onekore
2. SK Kepala Puskesmas, No . , Tanggal Februari 2017 Tentang
Pembentukan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Puskesmas;
Menetapkan :

Pertama :
a. Keputusan Kepala Puskesmas Onekore tentang Kebijakan Barang Steril sekali
pakai (single-use) dan pakai ulang (re-use ) di Puskesmas Onekore

b. Memberlakukan Kebijakan Barang Steril sekali pakai (single-use ) dan pakai


ulang (re-use) di Puskesmas Onekore dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1.

Pengertian
1. Barang steril sekali pakai (single-use) adalah barang/alat kesehatan yang
disediakan dan diproduksi untuk sekali pakai atau habis digunakan sekali
pakai dalam satu kemasan .
2. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang ( re-use ) di Puskesmas
Onekore
adalah renatron dan endoskop.
3. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses: Pre
cleanning, pencucian, pembilasan, pengeringan ,pengemasan / labeling dan
disterilkan dengan mesin sterilisator yang sesuai (suhu tinggi atau suhu
rendah)
4. Sterilisasi adalah Suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk
mikroorganisme pada peralatan medis / objek termasuk endospora yang dapat
dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi dengan menggunakan alat
sterilisator spt : otoklaf,panas kering(oven),sterilan kimia,atau radiasi
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

Pasal 2

Tujuan
1. Memelihara efektifitas dan mutu barang / alat kesehatan steril
2. Mengurangi risiko infeksi
3. Meningkatkan masa pakai barang /alat kesehatan
4. Menjamin keamanan dan stabilitas barang/alat kesehatan
5. Menjamin mutu pelayanan sterilisasi
Pasal 3

Kriteria Barang steril sekali pakai (single use) yang dipakai ulang
1. Barang steril sekali pakai ( single-use) tidak boleh digunakan lagi setelah
dipakai
2.Barang steril sekali pakai yang belum dipakai tapi kemasannya sudah terbuka dan
terjatuh
3. Barang steril sekali pakai yang akan digunakan ulang ditentukan melalui
keputusan dari profesi yang bersangkutan dengan mempertimbangkan
sumber dan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 4

Proses re-use barang / instrument steril yang terkontaminasi


1. Proses re use barang / instrument steril yang terkontaminasi harus
dilakukan segera sesuai dengan :
SPO Pengiriman dan Penerimaan Barang kotor
SPO Dekontaminasi Barang Kotor
SPO Pengemasan
SPO Sterilisasi Instrument
SPO Penyimpanan barang steril
SPO Distribusi barang steril
SPO Monitoring Mutu
2. Untuk memastikan akurasi frekwensi penggunaan alat digunakan metode
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

telusur dengan kode angka


3. Kode angka menggunakan ketentuan sebagai berikut :
R X/Y
R : Re-use X : Frekwensi Pemakaian Y: Maksimum Batas Pemakaian

Pasal 5

Pengawasan
Pertama :Pengawasan dan penilaian kelayakan secara uji visual dan uji
mekanik oleh unit pemakai / Satelit CSSD dilakukan secara rutin
untuk setiap barang atau instrument yang akan di lakukan proses
pakai ulang ( re-use ) .
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ketiga : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini
akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : Onekore
PADA TANGGAL : 2017
Kepala Puskesmas Onekore,

Arkadius Dominggo
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE


D I N AS K E S E H ATAN
PUSKESMAS ONEKORE

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

NOMOR : ././..//2017

TENTANG
PEMELIHARAAN SARANA DAN PERALATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas,


penggunaan sarana dan prasarana puskesmas perlu dioptimalkan;
b. bahwa untuk menjamin kelayakan sarana dan prasarana, perlu
dilakukan pemantauan, pemeliharaaan dan perbaikan sarana dan
prasarana;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
point a dan point b, perlu ditetapkan dengan keputusan kepala
Puskesmas Onekore;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009
tentang pelayanan publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002
tentang Bangunan Gedung;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
Jl. Udayana No. Ende

128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat


Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ONEKORE TENTANG


PEMELIHARAAN SARANA DAN PERALATAN.
Kesatu : Sarana dan peralatan yang ada di Puskesmas Onekore dipantau secara
rutin, dipelihara dan diperbaiki bila terjadi kerusakan
Kedua : Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan puskesmas
dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan dilakukan oleh petugas yang
kompeten.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :
Pada tanggal : 2017
KEPALA PUSKESMAS ONEKORE

ARKADIUS DOMINGGO

Anda mungkin juga menyukai