Cianjur, 23 Maret
2016
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................i
Daftar Isi..............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................2
2.1 Pengertian Obat............................................................................ 2
2.2 Bahan Obat / Bahan Baku.............................................................2
2.3 Peran Obat.................................................................................... 3
2.4 Obat Saluran Pernapasan..............................................................3
BAB III PENUTUP............................................................................... 13
3.1 Kesimpulan................................................................................. 13
3.2 Saran.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistim saluran pernafasan memiliki fungsi utama dalam
menyuplai oksigen. Pada tubuh saluran pernafasan memiliki
peran penting, apabila dalam 1 menit saja kita tidak dapat
menyuplai oksigen dalam tubuh, maka akan berakibat fatal
yang dapat menimbulkan kerusakan irreversible pada otak,
pingsan, dan dapat menimbulkan kematian. Sistim
pernafasan pada manusia meliputi hidung, faring, laring,
tenggorokan, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.
1
2. bisa mengetahui peran-peran obat
3. agar mahasiswa mengetahui jenis obat saluran pernafasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Obat merupakan benda yang dapat digunakan untuk
merawat penyakit, membebaskan gejala, atau memodifikasi
proses kimia dalam tubuh.Obat merupakan senyawa kimia selain
makanan yang bisa mempengaruhi organisme hidup,yang
pemanfaatannya bisa untuk mendiagnosis, menyembuhkan,
mencegah suatu penyakit.
2.2 Bahan Obat / Bahan Baku
1)Penetapan diagnosa
3)Menyembuhkan penyakit
4
5)Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6)Peningkatan kesehatan
a. Obat-obat anestesi
5
diperhatikan dalam pemakaian obat anestesi topikal
yaitu :
b Lidokain
c. Demulcent
6
pusat batuk. Dibagi atas golongan narkotik dan non-
narkotik.
a. Golongan narkotik
1) Kodein
7
menimbulkan ketergantungan fisik, Kodein harus
diberikan dalam dosis tinggi dalam beberapa jam
dengan jangka waktu satu bulan/lebih (lama).
8
Dosis fatal kodein ialah 800-1000 mg.
Kelebihan dosis paling sering terjadi pada anak
-anak, dan terutama harus diperhatikan pada
neonatus dengan perkembangan hepar dan ginjal
yang belum sempurna atau dengan diuresis yang
berkurang sehingga dapat terjadi efek kumulatif yang
memperdalam koma atau mempercepat kematian.
Antagonis Opioid seperti nalokson dapat bermanfaat
untuk terapi kelebihan dosis.
-Morfin
-Dihidromorfinon,
-Dihidrokodeinon
-Morfolinil
-etilmorfin (Pholcodine)
-Meperidin
-Levorfanol
9
serebri dan subcortex, seperti Opioid-opioid dan
sedative pada umumnya
Hidrokodon
a.Dekstrometorfan
10
ketergantungan. Dekstrometorfan efektif untuk
mengontrol batuk eksperimen maupun batuk patologik
akut maupun kronis. Dekstrometorfan di laporkan juga
memiliki efek pengurangan sekret dan efek antiinflamasi
ringan. Kadangkadang dilaporkan adanya stimulasi
ringan pernafasan pada penggunaanya dalam batas
batas dosis antitusif biasa.
b.Noskapin
11
di teliti. Efek depresi pernafasan baru terjadi bila diberikan
dosis lebih dari 90 mg. Kelebihan dosis juga menimbulkan
depresi otot jantung danotot polos lain.
c.Levopropoksifen
d. Difenhidramin
B.Ekspektoransia
1. .Ammonium klorida
12
Biasanya digunakan dalam bentuk campuran dengan
ekspektoran lain atau antitusif. Ammonium klorida dosis
besar dapat menimbulkan asidosis metabolik, dan harus
digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
insufisiensi hati, ginjal, dan paru. Dosis ammonium klorida
sebagai ekspektoran padaorang dewasa ialah 300 mg (5
mL) tiap 2-4 jam.
2. Gliseril guaiakolat
Sifat obat
Amonium Klorida
-Tidak berbau
-Titik didih 338 C. Kelarutan dalam air 297 g/L (0 C), 372
g/L (20 C), dan 773 g/L (100 C); sedangkan dalam
alkohol 6 g/L (19 C).
13
-Tidak larut dalam diethyl ether, acetone serta hampir
tidak larut dalam etil asetat.
klorofom.
14
C.Bronkodilator
Penggolongan Bronkodilator :
15
dapat menyebabkan relaksasi otot polos bronkiola,
bronkodilator digunakan sebagai penunjang pada
pengobatan asma, bronkitis,emfisema dan lain-lain
gangguan pada paru. Obat ini menimbulkan bronkodilatasi.
Hal inidikarenakan - reseptor berhubungan erat dengan
adenil siklase, yaitu substansi penting yang menghasilkan
siklik AMP yang menyebabkan bronkodilatasi.
Antikolinergik
Derivat xanthin
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat antitusif berfungsi menghambat atau menekan batuk
dengan menekan pusat batuk serta meningkatkan ambang
rangsang sehinggaakan mengurangi iritasi.
3.2 Saran
17
menyempurnakan makalah dengan materi dan pembahasan
yang lebih baik
18
DAFTAR PUSTAKA
http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/obat.pdf
https://tintusfar.files.wordpress.com/2013/04/obat-saluran-
pernafasan-poltekes-kemenkes-ri.pdf
19