Anda di halaman 1dari 21

Kata Pengantar

Segala puji hanya untuk Allah SWT, Tuhan seluruh umat


manusia, karena hanya atas Rahmat, Hidayah serta karunianya
lah penyusun dapat menyalesaikan tugas mata kuliah
farmakologi ini tepat pada waktunya.Didalam penyusunan
makalah ini, banyak sekali sumber-sumber informasi yang telah
penyusun gunakan, seperti internet, buku serta sumber-sumber
lain yang mendukung. Selain itu, banyak sekali pihak-pihak yang
telah terlibat didalam penyusunan makalah ini, untuk itu
penyusun mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya kepada
pihak-pihak yang telah terlibat, semoga Allah SWT membalas
kebaikannya dengan hal yang setimpal.
Penyusun menyadari bahwa tidak ada suatu hal yang
sempurna. Sama halnya dengan
hasil penyusunan makalah ini, oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari pembaca
sangat penyusun harapkan guna peningkatan kualitas dalam
penyusunan tugas selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Cianjur, 23 Maret
2016

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................i
Daftar Isi..............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................2
2.1 Pengertian Obat............................................................................ 2
2.2 Bahan Obat / Bahan Baku.............................................................2
2.3 Peran Obat.................................................................................... 3
2.4 Obat Saluran Pernapasan..............................................................3
BAB III PENUTUP............................................................................... 13
3.1 Kesimpulan................................................................................. 13
3.2 Saran.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 14

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistim saluran pernafasan memiliki fungsi utama dalam
menyuplai oksigen. Pada tubuh saluran pernafasan memiliki
peran penting, apabila dalam 1 menit saja kita tidak dapat
menyuplai oksigen dalam tubuh, maka akan berakibat fatal
yang dapat menimbulkan kerusakan irreversible pada otak,
pingsan, dan dapat menimbulkan kematian. Sistim
pernafasan pada manusia meliputi hidung, faring, laring,
tenggorokan, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.

Semakin memburuknya kualitas udara di bumi, dan


perubahan cuaca yang ekstrem menimbulkan penyakit pada
saluran pernafasan. Dalam kasusnya kita sering menjumpai
dari yang paling ringan seperti batuk, pilek, radang
tenggorokan, sampai yang berat seperti asma, radang paru-
paru, emfisema, bronchitis dan lain-lain.

Obat merupakan benda yang dapat digunakan untuk


merawat penyakit, membebaskan gejala, atau memodifikasi
proses kimia dalam tubuh.Obat merupakan senyawa kimia
selain makanan yang bisa mempengaruhi organisme
hidup,yang pemanfaatannya bisa untuk mendiagnosis,
menyembuhkan, mencegah suatu penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. terbuat dari apa bahan untuk pembuatan obat
2. bagaimana peran obat
3. jenis obat saluran pernafasan

1.3 Tujuan Penulisan


1. untuk mengetahui bahan pembuatan obat

1
2. bisa mengetahui peran-peran obat
3. agar mahasiswa mengetahui jenis obat saluran pernafasan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obat

Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi)


adalahsediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk
mempengaruhiatau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangkapenetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan,pemulihan,peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi.

Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan


untukdiagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau
mencegah penyakit pada manusia atau hewan.Obat dalam arti
luas ialah setiapzat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas
cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi
tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud
pencegahan, diagnosis,dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar
mengerti bahwa penggunaanobat dapat mengakibatkan
berbagai gejala penyakit.

(Bagian Farmakologi,Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia)


Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap
untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
kesehatan dan kontrasepsi(Kebijakan Obat Nasional, Departemen
Kesehatan RI, 2005).

3
Obat merupakan benda yang dapat digunakan untuk
merawat penyakit, membebaskan gejala, atau memodifikasi
proses kimia dalam tubuh.Obat merupakan senyawa kimia selain
makanan yang bisa mempengaruhi organisme hidup,yang
pemanfaatannya bisa untuk mendiagnosis, menyembuhkan,
mencegah suatu penyakit.
2.2 Bahan Obat / Bahan Baku

Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun yang tidak


berkhasiat, yang berubah maupun yang tidak berubah, yang
digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan
tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan. Produk ruahan
merupakan tiap bahan yang telah selesai diolah dantinggal
memerlukan pengemasan untuk menjadi oabt jadi.
2.3 Peran Obat

Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat


tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan
komoditas perdagangan, karena selain merupakan komoditas
perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan
sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan
dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari
tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang
telah dituliskan pada pengertian

obat diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai


berikut:

1)Penetapan diagnosa

2)Untuk pencegahan penyakit

3)Menyembuhkan penyakit

4)Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan

4
5)Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu

6)Peningkatan kesehatan

7)Mengurangi rasa sakit

2.4 Obat Saluran Pernapasan


A. Antitusif

Obat antitusif berfungsi menghambat atau menekan batuk


dengan menekan pusat batuk serta meningkatkan ambang
rangsang sehinggaakan mengurangi iritasi.Secara umum
berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif
yang bekerja di perifer dan antitusif yang bekerja di sentral.
Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik
dan non-narkotik.

1. Antitusif yang bekerja di terier


obat golongan ini menekan batuk dengan mengurangi
iritasi lokal di saluran nafas, yaitu pada reseptor iritan
perifer dengan cara anestesi langsung atau secara tidak
langsung mempengaruhi lendir saluran napas.

a. Obat-obat anestesi

Obat anestesi lokal seperti benzokain,


benzilalkohol, fenol, dan garam fenol digunakan dalam
pembuatan lozenges. Obat ini mengurangi batuk akibat
rangsang reseptor iritan di faring, tetapi hanya sedikit
manfaatnya untuk mengatasi batuk akibat kelainan
saluran napas bawah. Obat anestesi yang diberikan
secara topikal seperti tetrakain, kokain dan lidokain
sangat bermanfaat dalam menghambat batuk akibat
prosedur pemeriksaan bronkoskopi. Beberapa hal harus

5
diperhatikan dalam pemakaian obat anestesi topikal
yaitu :

1.Resiko aspirasi beberapa jam sesudah pemakaian


obat.

2.Diketahui kemungkinan reaksi alergi terhadap obat


anestesi.
3.Peningkatan tekanan jalan nafas sesudah inhalasi zat
anestesi.
4.Resiko terjadinya efek toksis sistemik termasuk
aritmia dan kejang terutama pada penderita penyakit
hati dan jantung.

b Lidokain

Obat anestesi yang diberikan secara topikal seperti


tetrakain, kokain dan lidokain sangat bermanfaat dalam
menghambat batuk akibat prosedur pemeriksaan
bronkoskopi.

c. Demulcent

Obat ini bekerja melapisi mukosa faring dan mencegah


kekeringan selaput lendir. Obat ini dipakai sebagai
pelarut antitusif lain atau sebagai lozenges yang
mengandung madu, akasia, gliserin dan anggur. Secara
obyektif tidak ada data yang menunjukkan obat ini
mempunyai efek antitusif yang bermakna, tetapi karena
aman dan memberikan perbaikan subyektif obat ini
banyak dipakai.

2. Antitusif yang Bekerja Sentral

Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan


ambang rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang

6
pusat batuk. Dibagi atas golongan narkotik dan non-
narkotik.

a. Golongan narkotik

Antitusif yang mempunyai potensi untuk


mendatangkan adiksi/ ketergantungan, dan mempunyai
potensi untuk disalahgunakan.Opiat dan derivatnya
mempunyai beberapa macam efek farmakologik,
sehingga digunakan sebagai analgesik, antitusif, sedatif,
menghilangkan sesak karena gagal jantung kiri dan
antidiare. Di antara alkaloid ini, morfin dan kodein sering
digunakan. Efek samping obat ini adalah penekanan
pusat napas, konstipasi, kadang-kadang mual dan
muntah, serta efek adiksi. Opiat dapat menyebabkan
terjadinya bronkospasme karena

penglepasan histamin, tetapi efek ini jarang terlihat


pada dosis terapeutik untuk antitusif. Di samping itu
narkotik juga dapat mengurangi efek pembersihan
mukosilier dengan menghambat

sekresi kelenjar mukosa bronkus dan aktivitas silia.


Terapi kodein kurang mempunyai efek tersebut

1) Kodein

Kodein atau Metilmorfin masih merupakan


antitusif dengan uji klinik terkontrol dalam batuk
eksperimen dan batuk patologik akut dan kronis.

Dalam dosis antitusif biasa, kodein memiliki


efek analgesic ringan dan sedative. Efek Analgetik
Kodein ini dapat dimanfaatkan untuk batuk yang
disertai dengan nyeri dan ansietas.dan untuk dapat

7
menimbulkan ketergantungan fisik, Kodein harus
diberikan dalam dosis tinggi dalam beberapa jam
dengan jangka waktu satu bulan/lebih (lama).

Kodein diserap baik pada pemberian oral dan


puncak efeknya ditemukan 1-2 jam, dan berlangsung
selama 4-6 jam. Metabolisme terutama di hepar, dan
diekskresi ke dalam urindalam bentuk tidak berubah,
diekskresi komplit setelah 24 jam. Dalam jumlah kecil
ditemukan dalam air susu Ibu.

Sediaan terdapat dalam bentuk tablet Kodein


Sulfat atau Kodein fosfat berisi 10, 15, dan 20 mg.
Dosis biasa dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam. Dosis
yang lebih besar tidak lagi menambah besar efek
secara proporsional. Dosis anak: 1-1,5 mg/kg BB/ hari
dalam dosis terbagi.

Kodein dalam dosis kecil (10-30mg) sering


digunakan sebagai obat batuk, jarang ditemukan
efek samping, dan kalau ada tidak lebih tinggi dari
placebo. Efek samping dapat berupa mual,pusing,
sedasi, anoreksia, dan sakit kepala. Dosis lebih tinggi
(60-80mg) dapat menimbulkankegelisahan, hipotensi
ortostatik, vertigo, dan midriasis. Dosis lebih besar
lagi (100-500mg)dapat menimbulkan nyeri abdomen
atau konstipasi. Jarang-jarang timbul reaksi alergi
seperti:dermatitis, hepatitis, trombopenia, dan
anafilaksis. Depresi pernafasan dapat terlihat pada
dosis 60 mg dan depresi yang nyata terdapat pada
dosis 120 mg setiap beberapa jam. Karena itu dosis
tinggi berbahaya pada penderita dengan kelemahan
pernafasan, khususnya padapenderita retensi CO2.

8
Dosis fatal kodein ialah 800-1000 mg.
Kelebihan dosis paling sering terjadi pada anak
-anak, dan terutama harus diperhatikan pada
neonatus dengan perkembangan hepar dan ginjal
yang belum sempurna atau dengan diuresis yang
berkurang sehingga dapat terjadi efek kumulatif yang
memperdalam koma atau mempercepat kematian.
Antagonis Opioid seperti nalokson dapat bermanfaat
untuk terapi kelebihan dosis.

-Morfin

-Dihidromorfinon,

-Dihidrokodeinon

-Morfolinil

-etilmorfin (Pholcodine)

-Puried Opium Alkaloid (Pantopon)

-Meperidin

-Levorfanol

Keefektifan antitusif narkotik ini sebagai obat batuk,


sedangkan secara klinis yang digunakan sebagai
antitusif yang hanyalah kodein. Narkotik lain diatas
tidak lebih baik dari Kodein dam efektifitas dan
keamanannya sebagai penekan batuk.

Kebanyakan obat-obat yang mendepresi SSP dapat


mempengaruhi pusat batuk di Medulla Oblongata.
Antitusif yang bekerja sentral juga dapat bekerja
melalui serabut saraf di Cortex

9
serebri dan subcortex, seperti Opioid-opioid dan
sedative pada umumnya

2) .Antitusif Narkotik Lain

Dihidrokodein ( paracodin ), cara kerja dan efek samping


hamper sama dengan kodein.Folkodin, penggunaan utama
ialah sebagai antitusif. Efek analgetik dan efek efori hampir
tidak ada ( kalau ada kecil sekali ), dan gejala putus obat
jauh lebih ringan dari kodein.

Hidrokodon

Merupakan derivat sintetik morfin dan kodein,


mempunyai efek antitusif yang serupa dengan
kodein.

Efek samping utama adalah sedasi,penglepasan


histamin, konstipasi dan kekeringan mukosa. Obat ini
tidak lebih unggul dari kodein.
3) .Golongan non-narkotik

Antitusif nonnarkotik ialah antitusif yang tidak


mendatangkan adiksi dan potensinya untuk di salah
gunakan kecil sekali. Termasuk dekstrometorfan, noskapin
dan lainlain antitusif yang bekerja perifer.

a.Dekstrometorfan

Dekstrometorfan adalah derifat morfinan sintetik


yang bekerja sentral dengan meningkatkan ambang
rangsang reflek bentuk sama seperti kodein. Potensi
antitusifnya lebih kurang sama dengan kodein. Berbeda
dengan kodein dan 1metorfan, dekstrometorfan tidak
memiliki efek analgesik, efek sedasi, efek pada saluran
cerna dan tidak mendatangkan adiksi atau

10
ketergantungan. Dekstrometorfan efektif untuk
mengontrol batuk eksperimen maupun batuk patologik
akut maupun kronis. Dekstrometorfan di laporkan juga
memiliki efek pengurangan sekret dan efek antiinflamasi
ringan. Kadangkadang dilaporkan adanya stimulasi
ringan pernafasan pada penggunaanya dalam batas
batas dosis antitusif biasa.

Efek samping dan toksisitas : efek penekanan


aktifitas silia bronkhus hanya terjadi pada dosis tinggi.
Toksisitas rendah sekali. Dosis berlebihan menimbulkan
pusing, diplopia, sakit kepala, mual, dan muntah. Dalam
dosis sangat besar di temukan depresi pernafasan yang
dapat menimbulkan kematian.

Dekstrometorfan tersedia dalam bentuk tablet, sirup


berisi 1020 mg / 5 ml. Dosis dewasa 1020 mg setiap 46
jam, maksimum 120 mg / hari, Meninggikan dosis tidak
akan menambah kuat efek, tapi dapat memperpanjang
kerjanya sampai 1012 jam, dan ini dapat bermanfaatkan
untuk mengontrol batuk malam hari. Dosis anakanak 1
mg/ kg BB/ haridalam dosis terbagi 34 kali sehari

b.Noskapin

Noskapin merupakan derivat benzilisokinolin yang di


peroleh dari alkaloid opium, tidak mempunyai efek
analgesik. Kecuali efek antitusif, noskapin dalam dosis
terapi tidak memilikiefek terhadap SSP, dan tidak memiliki
efek adiksi dan ketergantungan; potensi antitusif nya
lebih kurang sama dengan kodein ( dalam berat yang
sama ). Cara kerja sama dengan kodein.Efek samping
yang menonjol adalah gangguan saluran cerna ( terutama
konstipasi ringan ), terlihat sampai 30 % dari pasien yang

11
di teliti. Efek depresi pernafasan baru terjadi bila diberikan
dosis lebih dari 90 mg. Kelebihan dosis juga menimbulkan
depresi otot jantung danotot polos lain.

Noskapin tersedia dalam bentuk tablet etau


sirup.Dosis dewasa 3 kali sehari 1530 mg.

c.Levopropoksifen

Levopropoksifen adalah senyawa nonnarkotik


sintetik, isomer dari propoksifen yang tidak memiliki efek
analgesik. Beberapa uji klinik pada pasien dengan batuk
patologikmenunjukkan efikasinya dapat menyamai
dekstrometorfan. Dosis yang di gunakan untukmengontrol
batuk adalah 50100 mg.

d. Difenhidramin

Antihistamin H1 dengan efek sedasi dan efek


antikolinergik dapat menekan batuk, misalnya
difenhidramin. Sebagai antitusif harus di berikan dalam
dosis yang juga menyebabkan sedasi, dan obat ini sering
di berikan dalam bentuk kombinasi dangan obat lain.

B.Ekspektoransia

Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran


dahak dari saluran napas (ekspetorasi). Penggunaan
ekspektoran didasarkan pengalaman empiris. Mekanisme
kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan
selanjutnya secara reflex merangsang sekresi kelenjar saluran
napas lewat N.vagus, sehingga menurunkan viskositas dan
mempermudah pengeluaran dahak. Obat yangtermasuk
golongan ini, ialah :

1. .Ammonium klorida

12
Biasanya digunakan dalam bentuk campuran dengan
ekspektoran lain atau antitusif. Ammonium klorida dosis
besar dapat menimbulkan asidosis metabolik, dan harus
digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
insufisiensi hati, ginjal, dan paru. Dosis ammonium klorida
sebagai ekspektoran padaorang dewasa ialah 300 mg (5
mL) tiap 2-4 jam.

2. Gliseril guaiakolat

Penggunaan obat ini hanya didasarkan pada tradisi dan


kesan subyektif pasien dan dokter. Efek samping yang
mungkin timbul dengan dosis besar, berupa kantuk, mual,
dan muntah. Obat ini tersedia dalam bentuk sirop
100mg/5mL.Dosis dewasa yang dianjurkan 2-4 kali 200-400
mg sehari

Sifat obat

Amonium Klorida

-Berbentuk Kristal putih

-Tidak berbau

-Merupakan garam dari ammonia yang larut dalam air.


Bila dilarutkan dalam air,

sedikit asam, karena garam ini berasal dari asam kuat


(HCl) dan basa lemah. Rumus kimia NH4Cl.

-Berat molekul: 53.491

-Titik didih 338 C. Kelarutan dalam air 297 g/L (0 C), 372
g/L (20 C), dan 773 g/L (100 C); sedangkan dalam
alkohol 6 g/L (19 C).

13
-Tidak larut dalam diethyl ether, acetone serta hampir
tidak larut dalam etil asetat.

Asetil sistein (acetylsteinum)

Kelarutan mudah larut dalm air, dalam etanol: praktis


tidak larut dalam ester dan

klorofom.

Guaifenesin (gusifenesium, gliserin guaiakolat)

Kelarutan, larut dalam air, dalam etanol, klorofom dan


dalam propilen ; agak sukar

larut dalam gliserin.

Ekspektoransia yang bekerja sekretolitik merangsang


mukosa lambung, sehingga

sekresi bronkhus ditingkatkan, melalui stimulasi vagus.

Hal ini mengakibatkan pembentukan sekret yang encer.

a.Kalium iodida tergolong sekretolitik yang paling kuat,


penggunaan luas.

b.Asetilsistein, karbosistein dan bromheksin mengurangi


viskositas sekret bronkhus, asetilsistein bekerja
berdasarkan reaksi kimia langsung dengan glikoprotein
yang terdapat di dalam lendir.Asetilsistein berdasarkan
gugus merkapto nya yang bebas dapat memecahkan
jembatan disulfida glikoprotein. Reaksi yang terjadi
dapat dirumuskan sebagai berikut (RSH = asetilsistein)

14
C.Bronkodilator

Bronkodilator artinya obat yang dapat melebarkan saluran


napas dengan jalan melemaskan otot-otot saluran napas yang
sedang mengkerut (asma) .Jalan napas di saluran pernapasan
yang mentransfer udara ke paru-paru disebut bronchi
(bronki). Bronki kemudian terbagi lagi menjadi cabang kecil
yang disebut bronchioles (bronkiolus).Bronkodilator adalah
obat yang mempunyai efek antibronkokonstriksi.Bronkodilator
dapat digunakan untuk kesulitan bernafas yang disebabkan oleh
asma,bronchitis, bronchiolitis, pneumonia dan emfisema.

Penggolongan Bronkodilator :

1.Berdasarkan waktu kerja obat

Ada dua jenis bronkodilator berdasarkan waktu kerja


obatnya, yaitu short-acting dan long-acting. Short-acting
merupakan bronkodilator kerja cepat yang dapat meredakan
gejala asma. Bronkodilator jenis ini digunakan sebagai obat
penyelamat dalam kasus serangan asma. Sedangkan long-
acting merupakan bronkodilator kerja lama yang digunakan
setiap hari untuk mengontrol asma.

2.Berdasarkan tipe utama bronkodilator

Ada tiga jenis bronkodilator berdasarkan tipe utamanya yaitu


agonis -adrenergik, antikolinergik dan derivat xanthin
Agonis -adrenergik

Beberapa senyawa adrenergik yang mengaktifkan -


reseptor, mempunyai kekhasan tinggi terhadap 2-reseptor
dan dapat menyebabkan relaksasi otot polos bronki
sehingga digunakan sebagai bronkodilator. Oleh karena

15
dapat menyebabkan relaksasi otot polos bronkiola,
bronkodilator digunakan sebagai penunjang pada
pengobatan asma, bronkitis,emfisema dan lain-lain
gangguan pada paru. Obat ini menimbulkan bronkodilatasi.
Hal inidikarenakan - reseptor berhubungan erat dengan
adenil siklase, yaitu substansi penting yang menghasilkan
siklik AMP yang menyebabkan bronkodilatasi.

Antikolinergik

Di dalam sel-sel otot polos terdapat keseimbangan antara


sistem adrenergis dan sistem kolinergis. Bila karena
sesuatu sebab reseptor 2 dari sistem adrenergis
terhambat, maka sistem kolinergis akan berkuasa dengan
akibat bronkokonstriksi. Antikolinergik memblok reseptor
muskarin dari saraf-saraf kolinergis di otot polos bronki,
hingga aktivitas saraf adrenergis menjadi dominan dengan
efek bronkodilatasi.

Derivat xanthin

Senyawa-senyawa turunan xanthin diketahui memiliki


beberapa aktivitas farmakologis, diantaranya sebagai
bronkodilator. Meskipun penggunaannya sebagai obat anti
asma telah cukup dikenal, tetapi turunan xanthin diketahui
memiliki efek samping yang kurang menguntungkan yaitu
penekanan pada jantung dan sistem saraf pusat. Beberapa
penelitian mengenai modifikasi struktur xanthin telah
dilakukan guna mendapatkan turunan yang lebih poten
dan selektif. Berdasarkan penelitian terdahulu, diketahui
bahwa substitusi pada atom N xanthin dapat
meningkatkan aktivitas dan selektivitasnya sebagai
bronkodilator.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat antitusif berfungsi menghambat atau menekan batuk
dengan menekan pusat batuk serta meningkatkan ambang
rangsang sehinggaakan mengurangi iritasi.

Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang


pengeluaran dahak dari saluran napas (ekspetorasi).Untuk
obat-obat golongan ini, adapun penyimpanannya :

a)Ammonium Klorida harus disimpan didalam wadah tertutup


rapat.

b)Asetil sistein harus disimpan didalam wadah tertutup rapat.

c)Guaifenesin harus disimpan didalam wadah tertutup rapat.

Bronkodilator artinya obat yang dapat melebarkan saluran


napas dengan jalan melemaskan otot-otot saluran napas
yang sedang mengkerut (asma) obat bronkodilator harus
benar dan teknik pemberiannya, karena kegagalan seringkali
akibat teknik yang keliru.Obat harus disimpan sehingga
terhindar dari pencemaran dan peruraian, terhindar dari
pengaruh lingkungan seperti udara, kelembaban, panas dan
cahaya. Penyimpanan obat berkaitan dengan wadah dan
sumbat yang digunakan. Wadah dan sumbatnya dapat
mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya baik
secara kimia maupun fisika yang dapat mengakibat kan
perubahan khasiat, mutu maupun kemurniannya hingga tidak
memenuhi syarat baku.

3.2 Saran

Para penulis makalah selanjutanya, untuk lebih banyak


membaca dan mengumpulkan referensi agar dapat

17
menyempurnakan makalah dengan materi dan pembahasan
yang lebih baik

Dan para pembaca makalah ini, untuk lebih mempelajari


dan menelan pelajaran khususnya materi perkebangan fisik
dan dapat mengingatkan penulis untuk memperbaiki
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/obat.pdf
https://tintusfar.files.wordpress.com/2013/04/obat-saluran-
pernafasan-poltekes-kemenkes-ri.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai