Anda di halaman 1dari 6

Nama : Maya Elvisa

NPM : 061340411653
Kelas : 8 EG B
Mata Kuliah : Etika dan Profesi

TUGAS 6

Limbah di Musim Hujan


Ridwan, wartawan sebuah surat kabar, dalam suatu acara santai dan
informal menerima informasi dari seorang insinyur manajer pabrik kertas
BKN bahwa tiga bulan terakhir ini pabrik tersebut membuang air limbahnya
langsung ke saluran irigasi. Ia langsung turun meliput ke daerah sekitar pabrik.
Dari liputannya Ridwan menemukan bahwa penduduk di sekitar pabrik
menggunakan saluran irigasi sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus. Ia juga
berhasil mengumpulkan fakta yang meyakinkan bahwa tiga bulan terakhir ini
penduduk yang kena penyakit kulit dan diare meningkat.
Dengan bekal hasil liputannya, Ridwan menemui Direktur BKN untuk
wawancara tentang masalah tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
sekitarnya. Pada kesempatan itu Ridwan memaparkan hasil liputannya. Sang
Direktur kaget. Tapi cepat mengerti dan langsung menjanjikan untuk
menghentikan pembuangan air limbah langsung ke saluran irigasi.
Pabrik memang sudah tiga bulan membuang air limbahnya tanpa diolah
dengan pertimbangan bahwa bulan-bulan itu musim hujan hingga dampak
limbahnya minimal. Kebijakan ini ditempuh dalam rangka penghematan biaya.
Mereka sama sekali tidak memperkirakan bahwa akan ada akibat buruk dari
keputusan ini. Keputusan ini pernah dilaksanakan beberapa kali.
Ridwan memutuskan untuk menunda penulisan hasil liputannya
menunggu tindakan koreksi dari pimpinan Pabrik. Berita itu datang seminggu
kemudian.
Insinyur yang mula-mula memberi informasi kepada Ridwan menelpon
bahwa perusahaan telah mengolah kembali air limbahnya. Ridwan merasa lega
karena berhasil melepaskan penduduk di sekitar pabrik dari gangguan limbah.
Beberapa hari kemudian ia menerima surat terlampir dari Direktur pabrik
disertai cek sebesar lima puluh juta rupiah. Berikut ini merupakan lampiran
surat dari Direktur PT. BKN.

Jakarta, 5 januari 1997


Sdr. Ridwan yang terhormat,
Pertama-tama saya menyampaikan penghargaan atas hasil kerja Anda
yang amat teliti dan cermat dalam meliput hubungan perusahaan kami dengan
lingkungannya. Tapi lebih dari itu saya sangat menghargai keputusan Anda
untuk langsung menyampaikan informasi itu kepada kami, hingga kami dapat
cepat mengambil tindakan koreksi dan mencegah terjadinya akibat yang lebih
merugikan masyarakat.
Terimalah tanda terima kasih kami yang kami sampaikan dengan tulus
dan ikhlas.
Hormat kami,

PT. BKN
Drs. Anu
Direktur

Ridwan mula-mula ingin menolaknya. Tapi sesudah dipikirkannya masak-


masak ia sampai pada kesimpulan bahwa suratnyanya jelas mengatakan
pemberian itu tanda terima kasih dan bukan karena ancaman. Lagi pula ia
memang membutuhkan tambahan uang untuk membayar uang muka membeli
rumah yang menjadi idaman seluruh keluargannya.

Tugas :
Buatlah analisis masalah etika dari para pelaku dalam kasus ini dan
gambarkan konflik kepentingan yang ada dan bagaimana penilaian Anda.
Jawab:
Analisis masalah etika dari para pelaku dan gambaran konflik
kepentingan dalam kasus ini adalah sebagai berikut:
1) Wartawan (Ridwan)
Ridwan sebagai seorang wartawan sudah seharusnya memenuhi etika
profesi kewartawanan (kode etik jurnalistik) secara profesional. Dalam
kasus ini, ada beberapa hal yang dapat dianalisis mengenai masalah etika
dari Ridwan. Ketika dia mendapatkan informasi dari seorang insinyur di
PT. BKN tentang pembuangan limbah langsung ke saluran irigasi, dia
melaksanan tugas jurnalistik secara profesional dengan menguji informasi
yang didapat dengan cara langsung turun meliput ke daerah sekitar pabrik.
Dan dengan hasil yang didapatkannya, Ridwan melaksanakan kode etik
jurnalistik dalam hal melayani hak jawab dan hak koreksi dari Direktur PT.
BKN dengan menunda penulisan hasil liputannya dan menunggu tindakan
koreksi dari pimpinan Pabrik. Namun terdapat satu hal yang membuat
Ridwan menyalahi aturan sebagai wartawan, yaitu menerima sesuatu dari
narasumber yang berkaitan dengan tugas jurnalistiknya. Meskipun
pemberian dari Direktur PT. BKN disebutkan hanya bermaksud untuk
memberi tanda terima kasih, namun hal semacam itu tidak dibenarkan
dalam etika profesi kewartawanan. Dalam kode etik jurnalistik disebutkan
bahwa wartawan tidak diperbolehkan menyalahgunakan profesi dan
menerima suap, dan juga setiap wartawan yang dibekali dengan Kartu Pers
maupun Surat Tugas tidak dibenarkan meminta atau menerima sesuatu dari
narasumber yang berkaitan dengan tugas-tugas jurnalistiknya.

2) Perusahaan
Pada dasarnya, ada beberapa kode etik insinyur Indonesia yang mencakup
prinsip-prinsip dasar (catur karsa) dan tuntunan sikap (sapta dharma) yang
harus dilaksanakan oleh insinyur. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Catur Karsa, Prinsip-Prinsip Dasar :
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.

Sapta Dharma, Tujuh Tuntunan Sikap :


1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan Masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
3. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan
martabat profesi.
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan
profesionalnya.

Berdasarkan kode etik tersebut, dapat dianalisis masalah etika dari insinyur
dan direktur PT. BKN sebagai berikut:
a) Insinyur (Manajer pabrik kertas BKN)
Dalam kasus ini, menurut saya insinyur yang merupakan manajer pabrik
kertas BKN tidak menjalankan tuntunan sikap untuk senantiasa
menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab
tugasnya. Tidak seharusnya seorang insinyur memberi informasi yang
merupakan masalah internal perusahaan kepada warga eksternal
perusahaan. Selain hal itu dapat merusak nama baik perusahaan, juga
dapat menimbulkan pertentangan atau konflik kepentingan jika diketahui
oleh pimpinan. Hal tersebut dapat mengurangi kepercayaan pimpinan
terhadap insinyur. Seharusnya insinyur menyampaikan informasi itu
kepada warga internal perusahaan supaya masalah yang ada dapat
diselesaikan tanpa membuat kesan buruk di mata masyarakat.
b) Direktur PT. BKN (Drs. Anu)
Menurut saya, pada kasus ini Direktur PT. BKN sudah menjalankan kode
etik insinyur Indonesia dengan cukup baik dimana beliau telah bekerja
secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya. Hal tersebut dapat dilihat ketika wartawan
menemuinya untuk wawancara masalah tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan sekitarnya. Direktur langsung menjanjikan untuk
menghentikan pembuangan air limbah langsung ke saluran irigasi. Beliau
mengakui bahwa sudah tiga bulan membuang limbah langsung ke saluran
irigasi tanpa diolah karena bulan-bulan tersebut musim hujan hingga
dampak limbahnya minimal. Kebijakan tersebut dibuat dalam rangka
peghematan biaya namun tidak memperkirakan bahwa akan ada akibat
buruk dari keputusan tersebut. Direktur tersebut sebenarnya memiliki
prinsip dasar keluhuran budi dengan menyampaikan penghargaan atas
kerja wartawan yang amat teliti dan cermat dalam meliput hubungan
perusahaan dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi seharusnya tidak perlu
memberikan tanda terima kasih dalam bentuk nominal karena hal itu
akan dianggap sebagai uang tutup mulut agar wartawan tidak
menerbitkan hasil liputannya atau dapat membuat informasi yang ada
menjadi lebih indah di mata masyarakat.

3) Penduduk
Dalam kasus ini terlihat bahwa masyarakat yang menerima dampak buruk
dari pembuangan limbah ke saluran irigasi oleh perusaan kertas di
lingkungannya cenderung tidak berupaya untuk mencegah pencemaran
lingkungan. Hal ini dikarenakan pengetahuan masyarakat tentang
lingkungan hidup sangat kurang. Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup diatur dalam Pasal 70 ayat (2) Undang-Undang Tahun
2009 yang menyebutkan bahwa peran masyarakat berupa:
Pengawasan sosial.
Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau
penyampaian informasi dan/atau laporan.
Pada dasarnya, setiap orang yang mengetahui, menduga dan atau menderita
kerugian akibat terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan
hidup dapat menyampaikan pengaduannya secara tertulis atau lisan kepada
Pos Pengaduan Lingkungan Hidup. Berikut contoh alur penanganan
pengaduan dan hasil pengawasan Pos Pengaduan dan Pelayanan
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) Bapedal di kota Batam.

Dengan adanya peran masyarakat dalam Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup maka diharapkan perusahaan dapat meminimalisir
terjadinya akibat buruk yang merugikan masyarakat. Sehingga hubungan
perusahaan, masyarakat sekitar dan lingkungannya terjaga dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai