Anda di halaman 1dari 6

BIOGRAFI TOKOH

Biografi dan Perjalanan Karier :

Barli Sasmitawinata sendiri lahir di Bandung, pada tanggal 18 Maret


1921 dan meninggal dunia juga di Bandung pada tanggal 8 Februari 2007
tepatnya berusia 85 tahun. Awalnya ia menjadi pelukis atas permintaan
kakak iparnya pada tahun 1935 agar ia memulai belajar melukis di studio
milik Jos Pluimentz, pelukis asal Belgia yang tinggal di Bandung. Di sana ia
banyak belajar melukis alam benda dia adalah satu-satunya murid
pribumi di studio tersebut. Di studio itu Barli banyak belajar mengenal
persyaratan dalam membuat Karya Seni Lukis. Barli dilatih secara intensif
melihat objek karena realistik masih sangat populer ketika itu. Pluimentz
sang guru, pun selalu berkata, cara melihat seniman dan orang biasa
harus berbeda. Orang biasa tidak mampu melihat aspek artistik sesuatu
benda sebagaimana seniman.

Barli di kemudian hari belajar kepada Luigi Nobili, pelukis asal Italia.
Di studio ini pula Barli mulai berkenalan dengan Affandi Pelukis terkenal
Ekspressionis, yang waktu itu masih mencari uang dengan menjadi model
bagi Luigi.

Perjalanan karir lukis Barli dimulai sejak tahun 1930-an sebagai


ilustrator terkenal di Balai Pustaka, Jakarta. Dia juga dipakai sebagai
ilustrator untuk beberapa koran yang terbit di Bandung. Keterampilan
tersebut masih berlanjut di tahun 1950-an saat dia sudah melangglang
buana ke mancanegara.
Kesempatan Barli studi sekaligus berkiprah di benua Eropa berawal
di tahun 1950 tatklala dia mendapatkan beasiswa dari Pemerintah
Belanda untuk belajar di Academie Grande de la Chaumiere, Paris,
Perancis. Barli masih meneruskan studi di Rijksacademie voor Beeldende
Kunsten, Amsterdam, Belanda, sampai tahun 1956.
Di Eropa Barli memperoleh banyak prinsip-prinsip melukis anatomi
secara intensif. Pelajaran anatomi, untuk pelukis sangat melihat otot-otot
yang ada di luar bukan otot yang di dalam. Pernah, selama dua tahun di
Eropa Barli setiap dua jam dalam sehari hanya menggambar nude (orang
telanjang) saja, sesuatu yang tidak pernah dipersoalkan pantas atau tidak
di sana sebab jika untuk kepentingan akademis hal itu dianggap biasa.

Barli Sasmitawinata juga dikenal sebagai orang yang menekankan


pentingnya pendidikan seni rupa. Tahun 1948 ia mendirikan studio Jiwa
Mukti bersama Karnedi dan Sartono. Setelah menyelesaikan pendidikan di
luar negeri, ia mendirikan Sanggar Rangga Gempol di kawasan Dago,
Bandung pada tahun 1958. Ia pernah mengajar seni lukis di Institut
Teknologi Bandung (ITB) dan adalah salah seorang perintis jurusan seni
rupa di Institut Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung (kini bernama
Universitas Pendidikan Indonesia) pada tahun 1961. Barli lalu kemudian
lebih banyak mengajar murid secara informal di sanggar. Tahun 1992 ia
mendirikan Museum Barli Bandung.

Barli di tahun 1948 pernah mendirikan Sanggar Seni Rupa Jiwa


Mukti. Lalu, sepulang dari Eropa, di tahun 1958 Barli kembali mendirikan
studio Rangga Gempol. Sekarang Barli memiliki Bale Seni Barli di
Padalarang. Barli menyebutkan sebuah cita-cita yakni ingin punya murid
yang tidak saja pandai menggambar tetapi bisa hidup bersama dengan
yang lain.
Barli Sasmitawinata semasa hidupnya memiliki dua istri, Barli pertamakali
menikahi (almarhumah) Atikah Basari di Pager Ageung tahun 1946 pada
saat masih berada di dalam pengungsian karena perang. Pernikahan
pertama itu dikaruniai dua orang anak bernama Agung Wiwekakaputera
dan Nirwati Chandra Dewi. kemudian istri pertama Barli meninggal pada
tahun 1991. Satu tahun kemudian Barli lalu kembali menikah saat usia
sudah 71 tahun, kali itu dengan janda almarhum D Mawardi yang
bernama Nakisbandiah yang masih tetap setia mendampingi hidupnya.
Hasil pernikahan Nakisbandiah sebelumnya dengan (almarhum) D
Mawardi dikaruniai empat orang putri, yaitu Kartini, Sartika, Mia Meutia
(meninggal tahun 1977), dan Indira. Maka, secara keseluruhan keluarga
Barli memiliki 15 cucu dan enam orang buyut.

Penghargaan :

Gambar Lukisan Karya Seni Barli Sasmitawinata pernah dipamerkan


baik di dalam maupun luar negeri. Koleksinya juga dipamerkan di Museum
Barli Bandung. Pada tahun 2000, ia menerima penghargaan Satyalancana
Kebudayaan dari presiden.
Pemerintah RI tampak sangat peduli atas perjalanan karir maestro seni
lukis realistik Indonesia ini. Bertepatan dengan hari lahirnya pada 18
Maret 2004 beberapa karya lukisnya dipamerkan di Galeri Nasional,
Jakarta. Termasuk dipamerkan sebuah lukisan yang Barli selesaikan hanya
beberapa hari sebelum ulang tahunnya ke-83, berukuran lebih dari dua
meter kali dua meter. Pembukaan pameran dilakukan langsung oleh
Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika, berlangsung
sejak 18 hingga 31 Maret 2004. Bersamaan perayaan ulang tahun ke-83
itu diluncurkan pula sebuah buku karangan Nakisbandiah, istri kedua Barli
setelah istri pertama meninggal dunia 11 Juli 1991, berjudul "Kehidupanku
Bersama Barli".
Bahkan, PT Pos Indonesia turut menunjukkan penghargaan yang sangat
tinggi kepada seniman besar kelahiran Bandung itu. Pos Indonesia khusus
menerbitkan prangko yang bergambar reproduksi lukisan Potret Diri,
sebuah lukisan terkenal yang Barli buat di tahun 1974.

Meninggal Dunia :

Pelukis Barli Sasmitawinata meninggal pada Kamis 8 Februari 2007


sekitar pukul 16.25 di Rumah Sakit Advent, Bandung pada usia 86 tahun.
Jenazah disemayamkan di Museum Barli, Jl. Sutami, Kota Bandung. Ia
meninggalkan 2 anak kandung, 3 anak tiri, 15 cucu, dan 9 buyut. Setelah
istri pertamanya, Atikah Basari (menikah 1946) meninggal tahun 1991, ia
menikah lagi dengan Nakisbandiyah tahun 1992.
Barli juga sempat melukis. Sehari sebelum meninggal ia masih
meneruskan lukisannya di kamar. Lukisan yang belum selesai itu masih
belum diberi judul.

b.Metakognitif
latar belakang:
Saya memilih lukisan tersebut karena lukisan tersebut memiliki unsur
keindahan pada bentuknya. Lukisan tersebut menggambarkan seorang
Wanita berambut panjang yang sedang menari dan pelukis melukisnya
dari belakang.

Manfaat berapresiasi seni:


Dengan berapresiasi seni saya dapat menilai karya seseorang dan
menghargai karyta seni. Dari penilaian tersebut saya dapat belajar dari
sebuah karya orang lain bagaimana cara melukis yang baik dan
bagaimana cara memhami lukisan orang lain dengan baik dengan
penafsiran yang semakin baik.
Penilaian Diri
1. Apakah Anda telah dapat membedakan lukisan yang
indah dan kurang indah?
Jawab: iya
2. Apakan Anda dapat menemukan tema dan makna
lukisan yang Anda apresiasi?
Jawab: iya
3. Apakah penafsiran makna seni yang anda buat dapat
dipertanggungjawabkan?
Jawab: iya
Sekretaris
ARMYTA BACHTIAR
Nis: 14932

Anda mungkin juga menyukai